BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbagai budaya masyarakat, adat istiadat dan kebiasaan yang dilakukan turun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. cerdas, sehat, disiplin, dan betanggung jawab, berketrampilan serta. menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi misi dan visi

KRITIK SOSIAL DAN PESAN MORAL LEWAT PEMENTASAN WAYANG KULIT LAKON BIMA SUCI DALANG NI PAKSI RUKMAWATI

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar yang terdapat di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari sekian banyaknya kesenian di Pulau Jawa adalah kesenian wayang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai

BAB I PENDAHULUAN. budaya, baik berupa seni tradisional ataupun seni budaya yang timbul karena

BAB I PENDAHULUAN. negara ikut serta dalam memajukan kebudayaan nasional Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan mekanisme untuk mensosialisasikan normanorma

BAB V PENUTUP. kesimpulan untuk mengingatkan kembali hal-hal yang penting dan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. masih tersebar diseluruh Nusantara. Menurut Kodirun (dalam Koentjaranigrat,

Hasil Wawancara Dengan Ki Kasim Kesdo Lamono dan Paguyuban Cinde

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan di negara manapun di dunia ini. Kebudayaan apapun dapat

BAB I PENDAHULUAN. penerangan, dakwah, pendidikan, pemahaman filsafat, serta hiburan.

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Kehidupan manusia di manapun

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN. mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda-beda. Secara

BAB II LANDASAN TEORI. tradisi slametan, yang merupakan sebuah upacara adat syukuran terhadap rahmat. dan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT.

Data kongkrit tentang lahir asal usul wayang sedikit jumlahnya. Perbedaan adanya disiplin ilmu untuk mendekati masalah dan konsep tentang maksud

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

Pagelaran Wayang Ringkas

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Bali secara umum memiliki peran di dalam keberlangsungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Namun, disisi lain nilai kesetiakawanan sosial semakin berkurang, sehubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

Pewayangan Pada Desain Undangan. Yulia Ardiani Staff UPT. Teknologi Informasi Dan Komunikasi Institut Seni Indonesia Denpasar.

BAB I PENGANTAR Latar Belakang Masalah. kekayaan budaya yang amat sangat melimpah. Budaya warisan leluhur merupakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Budaya lokal menjadi media komunikasi di suatu daerah yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian ronggeng gunung merupakan kesenian tradisional masyarakat

dari pengalaman tertentu dalam karya seninya melainkan formasi pengalaman emosional yang bukan dari pikiranya semata. 2.

beragam adat budaya dan hukum adatnya. Suku-suku tersebut memiliki corak tersendiri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008

BAB I PENDAHULUAN. adat istiadat, agama dan kesenian. Namun di era globalisasi ini banyak budayabudaya

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya tumbuh berbagai Suku, Agama, dan bahasa daerah berbeda sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kraton Surakarta merupakan bekas istana kerajaan Kasunanan Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era an banyak bermunculan novel-novel yang berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tentang kehidupan rakyat sehari-hari, cerita perjuangan dan lain sebagainya yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan di lapangan mengenai perkembangan seni

Falsafah hidup masyarakat jawa dalam pertunjukan musik gamelan. Falsafah hidup masyarakat jawa dalam pertunjukan musik gamelan.zip

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asti Purnamasari, 2013

BAB V PENUTUP. Penelitian ini menjawab dua persoalan yaitu bagaimana. Pertunjukan berlangsung selama dua jam sepuluh menit dan

BAB I PENDAHULUAN. Danandjaja (dalam Maryaeni 2005) mengatakan bahwa kebudayaan daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

ABSTRAK. Kata Kunci : Budaya, Feature, Nusantaraku, Produser, Rasulan. xii + 82 halaman; 17 gambar; 10 tabel Daftar acuan: 14 ( )

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Budaya tersebut terbagi dalam beberapa daerah di Indonesia dan salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. daerah di Indonesia mempunyai kebudayaan dan adat istiadatnya sendiri. Dari

BAB I PENDAHULUAN. cipta yang menggambarkan kejadian-kejadian yang berkembang di masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di

I PENDAHULUAN. Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada akhirnya dapat membangun karakter budaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang dibangun di atas keheterogenan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Destri Srimulyan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wayang orang atau wayang wong dalam bahasa Jawa-nya yang

BAB 1 PENDAHULUAN. itu wajib bagi generasi muda untuk melestarikan dan menjaganya agar tidak. hilang terkena arus globalisasi dan modernisasi.

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. Ragam budaya menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan

BAB I PENDAHULUAN. Pertunjukan drama merupakan sebuah kerja kolektif. Sebagai kerja seni

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SANGGAR SENI TARI DAN BUDAYA INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hal ini sudah mulai terlihat dari alunan musikalnya yang unik, dengan

1. Bagaimana radio Gema Surya FM berupaya melestarikan kesenian Jawa. 2. Apa tujuan dari program acara kesenian jawa di RGS?

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lilis Melani, 2014 Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia eksotisme penuh dengan berbagai macam seni budaya, dari pulau Sabang sampai Merauke berbeda budaya yang dimiliki oleh setiap daerahnya. Berbagai budaya masyarakat, adat istiadat dan kebiasaan yang dilakukan turun temurun dari setiap nenek moyang yang berbeda-beda menghasilkan seni budaya yang berbeda-beda pula. Berbedaya budaya dan adat-istiadat bangsa Indonesia disebabkan oleh faktor geografis dan historis. Dewasa ini dampak dari globalisasi dan kemajuan teknologi informasi telah banyak budaya yang masuk di Indonesia yang berasal dari luar. Banyak masyarakat yang telah terkontaminasi dengan budaya dari luar atau budaya asing yang masuk ke Indonesia. Banyak sekali budaya-budaya asli Indonesia tersingkirkan dengan kedatangan budaya asing atau budaya luar yang masuk ke Indonesia. Masyarakat lebih mencintai, menikmati, menyukai, bahkan menggunakan budaya luar dalam kehidupannya sehari-hari. Persaingan yang ketat antara budaya dalam negeri dengan luar negri atau asing membuat budaya Indonesia posisinya terancam tersingkir dan tergantikan sedikit demi sedikit dari hati masyarakat Indonesia sendiri. Fakta yang menghawatirkan ini mengundang banyak perhatian dan simpati dari banyak pihak atau masyarakat yang sangat mencintai budaya bangsanya. Banyak yang mendirikan lembaga cagar budaya bangsa demi mempertahankan dan kekhasan budaya daera agar tidak sirna di masa yang akan datang. Walaupun begitu banyak daerah yang sangat mempertahankan budaya atau adat istiadat yang 1

2 menjadi ciri khas daerah itu dan terkenal diseluruh Indonesia. Contohnya pada masyarakat di Jawa Tengah khususnya sangat terkenal dengan pertunjukan seni wayang kulitnya. Pertunjukan wayang kulit sangat terkenal populer dan disenangi oleh berbagai lapisan masyarakat, wayang kulit merupkan satu bentuk seni pertunjukan yang masih bertahan sampai sekarang. Sedikit ulasan mengenai sejarah tentang asal mula wayang kulit menurut Soetarno (1995: 4), antara lain: Mengenai asal kelahiran wayang kulit itu ada beberapa pendapat, kalau kita kelompokan ada 3 pendapat yang berbeda yaitu ada yang menyatakan bahwa wayang berasal dari India, dipihak lain mengemukakan bahwa wayang berasal dari Cina dan kelompok ketiga mengemukakan bahwa wayang kulit merupakan kebudayaan dari Jawa. Wayang berasal dari India dikemukakan oleh Krom dalam bukunya Gescheidenis van Nederlands Indie (Sutrisno1972:3). Alasan Krom adalah bahwa wayang kulit Jawa menggunakan bahan cerita yang berasal dari India yaitu Mahabaratadan Ramayana. Selain itu juga menjelaskan bahwa India juga mempunyai pertujukkan wayang dengan permainan bayanga ynag disebut Chayanataka. Selanjutnya wayang kulit tumbuh berkembang berkembang hanya di Jawa dan Bali sebab kedua daerah itu paling banyak menerima pengaruh dari kebudayaan Hindu. Wayang berasal dari Cina dikemukakan oleh Goslings dalam bukunya De Wayang op Java op Bali, in het Verleden en het Haden Beschouwingen in verband met het Vraagstuk van het onstaan der Javaanshe wayang, oleh percetakaan Y.M. Moulen hoff uint gever Ansterdam 1938. Beberapa kekhasan wayang kulit yang telah sejak lama berkembang disetiap daerah menciptakan kekhasan tersendiri. Setiap daerah yang memiliki wayang pasti berbeda jenisnya. Wayang kulit bukan berasal dari Jawa Tengah saja, akan tetapi di Jawa Timur juga terdapat wayang kulit. Murtiyasa dkk, (2004:1) mengatakan bahwa: Dilihat dari tempat pertumbuhan, komunitas pendukung, komunitas pendukung, gaya bahasa, dan tradisi pertunjukkan, wayang dapat digolongkan menjadi: wayang Palembang, wayang Tambun, wayang Jawa, wayang Banjar, wayang Bali, wayang Madura, dan wayang lombok (Sasak).

3 Jika dilihat dari bahan pembutannya Murtiyas dkk, (2004:1) yaitu wayang dapat dikelompokan menjadi wayang kayu, wayang kulit, wayang logam, wayang kertas,wayang rumput, dan wayang kain. Keberagaman wayang merupakan bukti bahwa Indonesia kaya akan seni budaya yang menarik untuk dipelajari. Setiap daerah memiliki ciri khusus tersendiri model-model wayang yang menjadi unggulan. Pertunjukan wayang kulit di Jawa Tengah lebih dikenal dengan pakeliran. Dalang adalah orang yang memaikan peran utama atau orang yang memaikan wayang. Seorang dalang memiliki peran utama dalam pementasan wayang kulit. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Soetarno (1995: 38) adalah: Ia harus bertanggung jawab seluruh pagelaran yang sedang berlangsung, harus memimpin musik, membuat hidupnya pertunjukan, bertindak sebagai sutradara, sebagai penyaji, sebagai juri penerang, juru pendidik, penghibur, dan pemimpin artistik. Seorang dalang jelas harus menguasai teknik pendalangan sampai unsurunsur dalam proses pementasan berlangsung harus memiliki nilai kehidupan baik dari segi agama, lahir dan batin. Nilai pendidikan yaitu nilai sejarah, pendalaman lakon dan karakter dan sebagainya. Pementasan wayang selalu dikaitkan dengan peristiwa penting seperti khitanan, ruwatan, perkawinan dan hari-hari besar lainnya. Pementasan wayang kulit Jawa Tengah memiliki unsur-unsur pementasan seperti lakon, sabet, catur, karawitan dan iringan. Gamelan yang sering digunakan dalam pementasan wayang kulit Jawa Tengah adalah gamelan laras slendro dan pelog.

4 Lakon adalah nama-nama tokoh atau seri cerita yang akan dibawakan dalam pementasan wayang kulit. Lakon juga berfungsi sebagai pembatas atara peristiwa satu ke peristiwa yang lainnya dalam pementasan wayang kulit. Seorang dalang dituntut mampu membawakan lakon-lakon yang jelas berbeda karakter dan ceritanya. Pembawaan lakon yang kuat dalam pementasan wayang kulit membuat para penonton terhanyut dalam suasana pementasan. Pementasan wayang kulit yang dilakukan bukan tidak memiliki tujuan atau tema pementasan. Cerita yang dibawakan dalang dalam lakon-lakon pasti terselip pesan dan kesan yang ingin disampaikan dalam pementasannya. Baik pesan moral maupun kritik sosial selalu diselipkan dalam inti cerita pementasan wayang kulit. Lakon yang ada pada pementasan wayang kulit Jawa sangatlah banyak, ada lakon Petruk, Garong, Cakil, Batara Guru, Bima Suci, Arjuna dan lain sebagainya. Pembagian lakon disesuaikan dengan judul lakon yang akan dimainkan. Kritik sosial dan pesan moral yang disampaikan dalam pementasan wayang kulit hendaklah kritik atau pesan yang membangun masyarakatnya baik dalam kehidupan sehari-hari, lingkungan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Unsurunsur pendidikan yang didapat atau diperoleh peneliti atau pengguna penelitian ini diharapkan dapat menjadi ilmu yang bermanfaat nantinya. Pemilihan cerita biasanya disesuaikan dengan tema acara pementasan wayang. Pementasan wayang di Jawa Tengah bisanya dilakukan pada malam hari sampai menjelang subuh. Pemilihan lakon yang akan dimainkan disesuaikan dengan tema pementasan. Hal itu dilakukan untuk mempermudah dalam

5 penyampaian pesan moral, kritik sosial, pendidikan,dan lainnya. Peyampaianya dilakukan melalui lakon atau peristiwa penting pada pementasan wayang. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk meneliti mengenai kritik sosial dan pesan moral lewat pementasan wayang kulit lakon Bima Suci dalang Ni Paksi Rukmawati ( pentas di Desa Ungaran Semarang Jawa Tengah acara Ruwatan keluarga). Penelitian ini dilakukan berkaitan dengan misi Menyelenggarakan pendidikan guru bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan Tatanegara dengan kompetensi tambahan Sosiologi dan Antropologi yang selaras dengan tuntutan jaman. B. Fokus Penelitian Pementasan wayang kulit atau pakeliran sangatlah beragam bentuk dan wujudnya. Setiap daerah dijawa bebeda jenis atau kekhasannya. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor dari luar atau dari dalam, gegografis, historis maupun suatu bangsa yang pernah mendiami suatu daerah sehinggan keanekaragaman jenis wayang dari daerah sangatlah beragam bentuk dan wujudnya. Berdasarkan fokus permasalahan yang telah dikemukakan diatas maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut: 1. Bagaimana kritik sosial dan pesan moral lewat pementasan wayang kulit lakon Bima Suci dalang Ni Paksi Rukmawati (pentas di Desa Kedung Wangan Ungaran Semarang Jawa Tengah acara Ruwatan keluarga).

6 2. Bagaimana proses pementasan wayang kulit lakon Bima Suci dalang Ni Paksi Rukmawati (pentas di Desa Kedung Wangan Ungaran Semarang Jawa Tengah acara Ruwatan keluarga). 3. Bagaimana implementasi atau tujuan proses pementasan wayang kulit lakon Bima Suci dalang Ni Paksi Rukmawati (pentas di Desa Kedung Wangan Ungaran Semarang Jawa Tengah acara Ruwatan keluarga). 4. Bagaimana Implementasi penanaman pendidikan karakter bagi anak remaja atau generasi muda setelah menyaksikan pementasan wayang kulit lakon Bima Suci dalang Ni Paksi Rukmawati (pentas di Desa Kedung Wangan Ungaran Semarang Jawa Tengah acara Ruwatan keluarga). C. Tujuan Penelitian Tujuan merupakan puncak untuk merealisasikan tindakan yang akan dilakukan sehingga dapat dirumuskan secara jelas. Penelitian ini perlu ada tujuan yang berfungsi sebagai pedoman terhadap masalah yang akan diteliti agar dapat bekerja secara fokus dalam mencari data sampai langkah pemecahan masalah. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut a. Untuk mendeskripsikan kritik sosial dan pesan moral lewat pementasan wayang kulit lakon Bima Suci dalang Ni Paksi Rukmawati (pentas di Desa Kedung Wangan Ungaran Semarang Jawa Tengah acara Ruwatan keluarga). b. Untuk mendeskripsikan proses jalanya pementasan wayang kulit lakon Bima Suci dalang Ni Paksi Rukmawati (pentas di Desa Kedung Wangan Ungaran Semarang Jawa Tengah acara Ruwatan keluarga).

7 c. Untuk menggambarkan implementasi pementasan pementasan wayang kulit lakon Bima Suci dalang Ni Paksi Rukmawati (pentas di Desa Kedung Wangan Ungaran Semarang Jawa Tengah acara Ruwatan keluarga) kepada masyarakatnya. d. Untuk menggambarkan Implementasi penanaman pendidikan karakter bagi anak remaja atau generasi muda setelah menyaksikan pementasan wayang kulit lakon Bima Suci dalang Ni Paksi Rukmawati (pentas di Desa Kedung Wangan Ungaran Semarang Jawa Tengah acara Ruwatan keluarga) D. Manfaat atau Kegunaan Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Memperoleh wawasan baru tentang pementasan wayang kulit, pendalangan dan pendalam lakon para tokoh-tokoh wayang serta penyampaian kritik sosial dan pesan-pesan moral melalui pertunjukannya. b. Memberikan informasi yang akurat terhadap pengguna penelitian ini sebagai acuan penggunaannya dalam proses pementasan wayang kulit, pendalangan, pendalaman tokoh-tokoh pewayangan, penyampaian kritik sosial dan pesan-pesan moral serta implementgasi atau tujuan pementasan yang berkaitan dengan pendidikan. 2. Manfaat Praktis a. Melalui kegiatan penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan dan kerangka acuan yang sangatberharga bagi para pengambil keputusan, teritama bagi pelestari dan dalang pada pementasan wayang kulit.

8 b. Menyebar luaskan tentang informasi mengenai arti pentingnya budaya pementasan wayang kulit. c. Sebagai calon pendidik, dapat belajar dan memperoleh pendidikan dan ilmu yang baik dan yang berhubungan dengan pendidikan dari pementasan wayang kulit. Kritik sosial dan pesan-pesan moral yang baik dari pementasan wayang kulit dapat diterapkan pada peserta didik nantinya dan untuk masyrakat umum. Cara yang baik akan menghasilkan hal yang baik pula. E. DAFTAR ISTILAH Beberapa istilah-istilah yang dipakai dalam penelitian ini antara lain: 1. Kritik sosial. Salah satu diantaranya pengertian menurut Mas oed (1997: 47), kritik sosial berpengertian sebagai berikut. Kritik sosial adalah salah satu bentuk komunikasi dalam masyarakat yang bertujuan atau berfungsi sebagai kontrol terhadap jalannya sebuah sistem sosial atau proses kemasyarakatan. Dalam kontek inilah kritik sosial merupakan salah satu variabel penting dalam memelihara sistem sosial. Berbagai tindakkan sosial ataupun individual yang menyimpang dari orde sosial maupun orde nilai moral dalam masyrakat dapat dicegah dengan memfungsikan kritik sosial. 2. Pesan moral. Pesan moral dapat disimpulkan dari berbagai pendapat yang telah dikutip adalah komunikasi yang disampaikan seseorang kepada orang lain secara menarik dengan bahasa dan cara yang berbeda-beda mengenai tingkah laku manusia yang menyangkut norma yang berlaku dalam kehidupan suatu masyarakat 3. Dalang adalah orang yang memaikan peran utama dalam pementasan wayang kulit.

9 4. Wayang kulit adalah boneka wayang yang dibuat dari kulit binatang yang di ukir atau dibentuk dan diberi warna menjadi tokoh-tokoh pewayangan. 5. Lakon adalah tokoh yang dibawakan dan menjadi tema pementasan.