BAB I PENDAHULUAN. Wikipedia, Statistika, https://id.wikipedia.org/wiki/statistika, diakses pata tanggal 25 januari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

ANALISIS TINGKAT LITERASI STATISTIK PADA SISWA KELAS IX MTS. AL-AZIZIYAH PUTRA GUNUNG SARI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

DAFTAR PUSATAKA. Arends, Richard I, Belajar untuk Mengajar, Learning to Teach, Jakarta: Salemba Humanika, 2013.

Literasi Statistik: Siswa SMA dalam Membaca, Menafsirkan, dan Menyimpulkan Data

Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dan bermoral. Untuk

BAB III METODE PENELITIAN

Hubungan antara Kemampuan Penalaran Matematis dan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA (MATERI STATISTIK) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ACTIVE LEARNING SISTEM 5 M UNTUK SISWA KELAS VII

BAB I PENDAHULUAN. Utama, 2008), hlm Bumi Aksara, 2008), hlm. 37

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Pertama Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metaphorical Thinking. (repository.upi.edu, 2013), 3.

KTSP Perangkat Pembelajaran SMP/MTs, KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Mapel Matematika kls VII s/d IX. 1-2

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, salah satunya adalah kemampuan dalam bidang matematika.

BAB I PENDAHULUAN. mempertimbangkan literasi kuantitatif dan kurikulum. Apakah merupakan hal

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan Sumber daya

DESKRIPSI TRAJEKTORI BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH LITERASI MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1, ayat (1) 31, ayat (1). 1 Undang-Undang No. 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional,

SILABUS KEGIATAN PEMBELAJARAN. Membaca sajian data dalam bentuk diagram garis, dan diagram batang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum digunakan sebagai acuan

EKSPLORASI KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN PECAHAN PADA ANAK-ANAK DI RUMAH PINTAR BUMI CIJAMBE CERDAS BERKARYA (RUMPIN BCCB)

(universal) sehingga dapat dipahami oleh orang lain.

Kesalahan Siswa Tipe Kepribadian Thinking dan Feeling dalam Menyelesaikan Masalah Program Linear

BAB 1 PENDAHULUAN. matematika yaitu problem sloving (pemecahan masalah), reasoning and

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Amira Yahya. Guru Matematika SMA N 1 Pamekasan. & Amira Yahya: Proses Berpikir Lateral 27

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penalaran merupakan salah satu kemampuan yang penting dalam

Nego Linuhung Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstract

Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMP dalam Belajar Garis dan Sudut dengan GeoGebra

BAB I PENDAHULUAN. mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia. Penyikapan atas

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi. Sebagaimana dikemukakan oleh Sukmadinata (2004: 29-30) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi salah satu fokus dalam penyelenggaraan negara. Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Statistika dalam KTSP. Farida Nurhasanah 2012

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menghadapi persaingan khususnya dalam bidang IPTEK. Kemajuan IPTEK yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013

Adinawan, C. & Sugijono Seribu Pena Matematika untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Erlangga.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. A. Simpulan

ANALISIS KESULITAN SISWA SMA KELAS XI DALAM MEMPELAJARI UKURAN TENDENSI SENTRAL

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan atau skill yang dapat mendorongnya untuk maju dan terus

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, karena pendidikan

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL MENGGUNAKAN MASALAH OPEN ENDED

2015 PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS ANTARA SISWA YANG MENDAPATKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

AlphaMath ABSTRACT: Keyword: Differentiated Instruction Approach, Mathematical Problem Solving Ability PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. SMP. Pengetahuan matematika di SMP akan menjadi dasar untuk mempelajari

KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Karakteristik Pembelajaran Matematika SD. Pembelajaran matematika pada tingkat SD berbeda dengan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat besar dalam sistem pendidikan. Oleh karena itu, disinilah

PENERAPAN STRATEGI JIGSAW BERBASIS PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA

ANALISIS MODEL PEMBELAJARAN PEER LESSON DAN TTW DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA BERBASIS MASALAH UNTUK KELAS VIII SMP PADA MATERI LINGKARAN

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

P 46 BERPIKIR KREATIF SISWA MEMBUAT KONEKSI MATEMATIS DALAM PEMECAHAN MASALAH

Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining terhadap pemahaman matematik peserta didik

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI AKTIVITAS MENULIS MATEMATIKA DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, bangsa Indonesia harus

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MTs. NEGERI BOJONG PADA MATERI STATISTIKA. Zuhrotunnisa ABSTRAK

ANALISIS TINGKAT MELEK STATISTIK SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.c.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. berimplikasi pada semua guru yang memiliki tanggung jawab untuk. atas diantaranya adalah siswa harus memiliki kemampuan dalam

PERSEPSI MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI TENTANG LITERASI QUANTITATIF

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA ANTARA YANG MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN INSIDE-OUTSIDE- CIRCLE DENGAN KONVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB V PEMBAHASAN. kognitif peserta didik kelas VIII materi pokok fungsi di MTs Darul Falah

LAPORAN TUGAS AKHIR. Topik Tugas Akhir : Penelitian Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN SOAL NON RUTIN untuk MENGETAHUI BERPIKIR KRITIS SISWA SMP N 18 PALEMBANG. Eka Fitri Puspa Sari, M.Pd

SILABUS PEMBELAJARAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

TINGKAT PEMAHAMAN AKTIVITAS RENANG PADA SISWA KELASXI SMAN 1 JOGONALAN KABUPATEN KLATEN T.A 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan sepanjang hayat (Rustaman, 2006: 1). Sistem

Profil Kemampuan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Elastisitas Ditinjau dari Gaya Belajar (Learning Style)

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan suatu bangsa. Pendidikan itu sendiri adalah usaha sadar dan terencana

BAB V PEMBAHASAN. analisis deskriptif. Berikut pembahasan hasil tes tulis tentang Kemampuan. VII B MTs Sultan Agung Berdasarkan Kemampuan Matematika:

P-34 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK

BAB I PENDAHULUAN. rendahnya kualitas atau mutu pendidikan matematika. Laporan Badan Standar

BANYAK CARA, SATU JAWABAN: ANALISIS TERHADAP STRATEGI PEMECAHAN MASALAH GEOMETRI

DAFTAR ISI. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Fraenkel, J.R & Wallen, N. (1993). How to Design and Evaluate Research in Education. Singapore: Mc. Graw Hill.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Literasi Matematika merupakan aspek kemampuan matematika yang

Uji Keterbacaan pada Pengembangan Buku Ajar Kalkulus Berbantuan Geogebra untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Representasi Matematis

GAYA KOGNITIF FIELD DEPENDENT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP LIMIT MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

ANALISIS KESALAHAN PENGOLAHAN MATEMATIKA DALAM MENYELESAIAKAN MASALAH LINGKARAN

PROFIL KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH SISWA SMP PADA KONSEP GERAK

PROSIDING ISSN:

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Statistika merupakan ilmu yang berkaitan dengan data, sedangkan statistik adalah data, informasi, atau hasil penerapan algoritma statistika pada suatu data 1. Dari kumpulan data, statistika dapat digunakan untuk menyimpulkan atau mendeskripsikan data. Pengetahuan statistika diperlukan oleh siswa untuk menjadi peserta didik (siswa) yang cerdas dalam menyimpulkan atau membuat keputusan yang akurat dari suatu informasi atau data. Senada dengan Adinawan dan Sugijono yang menyatakan bahwa statistika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari cara pengumpulan, penyusunan, dan pengolahan data serta membuat kesimpulan yang logis sehingga mengambil keputusan yang akurat 2. Di Indonesia, statistika merupakan salah satu materi yang dipelajari dalam matematika baik pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Lulusan yang terkait dengan statistika di jenjang SMP antara lain: memahami konsep data, pengumpulan dan penyajian data (dengan tabel, gambar, diagram, grafik), rentangan data, rerata hitung, modus dan median, serta menerapkannya dalam pemecahan masalah 3. Pada jenjang SMA, siswa SMA harus mampu memahami dan mengaplikasikan penyajian data dalam bentuk tabel, diagram, gambar, grafik dan ogive. Kompetensi dasar tersebut merupakan penjabaran dari tujuan pembelajaran matematika tingkat sekolah sebagaimana yang tertuang dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disebutkan dasar yang harus dikuasai oleh siswa dalam materi statistika adalah membaca data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis, 1 Wikipedia, Statistika, https://id.wikipedia.org/wiki/statistika, diakses pata tanggal 25 januari 2017 2 Adinawan, C. M & Sugijono, Seribu Pena Matematika SMP untuk Kelas IX, Jakarta: Erlangga 3 Awan Winato, Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs), https://masawanwinanto.files.wordpress.com/2010/12/skl_mapel_smp_mts.pdf, diakses pada tanggal 23 Januari 2017 1

2 lingkaran dan ogive; menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis, lingkaran dan ogive. Begitu pentingnya pengetahuan, tentang statistika, materi tersebut juga menjadi salah satu materi inti dalam Kurikulum 2013. Dalam kurikulum 2013, materi statistika sudah diberikan di tingkat SMP dengan kompetensi Dasar; memahami cara penyajian dari dua variabel menggunakan tabel, grafik batang, diagram lingkaran dan grafik garis; mengumpulkan, mengolah, menginterpretasi dan menyajikan data hasil pengamatan dalam bentuk tabel, diagram dan grafik 4. Kompetensi dasar pada jenjang SMA antara lain: mendeskripsikan berbagai penyajian data dalam bentuk tabel atau diagram yang sesuai untuk mengomunikasikan informasi dari suatu kumpulan data; mendeskripsikan data dalam bentuk tabel atau diagram tertentu yang sesuai dengan informasi yang ingin disampaikan. Berdasarkan tujuan pendidikan matematika dan standar kurikulum yang ditetapkan terkait pendidikan statistik di sekolah baik mengacu pada KTSP 2006 maupun Kurikulum 2013, maka salah satu tujuan penting dari pendidikan statitik di sekolah adalah literasi statistik. Informasi-informasi statistik atau data sering disajikan dalam bentuk grafik atau tabel dimana datanya dihasilkan dari hasil penelitian atau pengamatan. Oleh karena itu, siswa perlu mengetahui cara membaca dan menginterpretasikan grafik atau tabel. Namun berdasarkan hasil penelitian, Ainley, et.al dalam Dasari mengatakan menginterpretasikan data yang sajiannya dalam bentuk grafik masih merupakan sesuatu yang dianggap sulit oleh beberapa kalangan 5. Untuk menjadikan siswa yang memiliki kemampuan literasi statistik, maka perlu diajarkan interprestasi data statistik kepada siswa sedini mungkin. Literasi statistik merupakan pengetahuan penting yang harus dikembangankan mulai pada usia dini dan dibangun disepanjang jenjang sekolah 6. 4 Rian Maulana, Standar Kompetensi dan Kopentensi Dasar SMP, http://www.heruwono.web.id/katalog-137-standar-kompetensi--dan-kompetensi-dasarmatematika-smpmts.html, diakses pada tanggal 22 Januari 2017. 5 Dadan Dasari, Kemampuan Literasi Statistik dan Implikasinya dalam Pembelajaran, (Makalah disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika UNY, Yogyakarta, 26 Maret 2006), 3. 6 Ruth Carver. (2012). President`s Message. Statistical Literacy and the 2013 International Year of Statistics, ASA.

3 Membaca dan membuat grafik merupakan bagian dari literasi statistik. Banyak surat kabar menyajikan grafik atau data, dimana pembaca diharapkan memahami informasi yang disajikan 7. Siswa dituntut untuk bisa membaca data sekaligus memahami maksud yang terkandung di dalam data tersebut, baik tersirat maupun tersurat 8. Selain itu, siswa juga harus mampu menyajikan data, agar data yang dihasilkan mudah untuk dibaca dan dipahami oleh orang lain. Istilah literasi statistik mengacu secara luas untuk dua komponen yang saling terkait, yaitu (a) kemampuan seseorang untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi secara kritis informasi statistik yang mungkin mereka hadapi dalam berbagai konteks dan (b) kemampuan untuk mendiskusikan atau mengkomunikasikan informasi statistik, seperti pemahaman mereka tentang makna informasi, pendapat mereka tentang implikasi dari informasi atau pendapat mereka tentang kesimpulan yang diberikan 9. Literasi statistik merupakan kemampuan siswa untuk memahami, menginterpretasi, dan mengkomunikasikan suata data berupa tabel, grafik atau diagram yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari secara lisan atau tulisan. Francois & Van Bendegem, et.al dalam Yolcu berpendapat bahawa literasi statistik memberikan kesempatan kepada siswa tidak hanya untuk membaca data, tetapi mengomunikasikan pesan statistik 10. Menjadi seseorang yang berliterasi statistik sangat penting untuk setiap individu agar dapat menginterpretasikan pesan statistik dalam berbagai macam konteks. Siswa akan menghadapi informasi statistik dari berbagai macam konteks baik di dalam maupun di luar sekolah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, mereka perlu untuk berpikir kritis ketika dihadapkan pada informasi atau 7 Ainley, (2000), Transparency in Graph and Graphing Tasks An Iterative Design Process, Journal of Mathematical Behavior, Vol. 19, pp 365 384. 8 Wade, B. & Goodfellow, M., (2009), Confronting Statistical Literacy in The Undergraduate Social Science Curriculum, Sociological Viewpoints, Pennsylvania. 9 Iddo Gal, Adults' Statistical Literacy: Meanings, Components, Responsibilities, International Statictical Review, 70: 1, (2002), 2-3. 10 Ayse Yolcu, Master s Thessis: An Investigation of Eighth Grade Students Statistical Literacy, Attitudes Towards Statistics And Their Relationship, (Turkey: Middle East Technical University, 2012 ), 20.

4 data yang bertentangan dari sumber dan konteks yang beragam. Hal ini sesuai dengan pendapat Watson bahwa untuk mengambil keputusan dari berbagai macam konteks didasarkan pada kemampuan berpikir kritis, dimana berpikir kritis salah satunya diperoleh dari literasi statistik 11. Doyle mengatakan bahwa literasi statistik dipengaruhi oleh keterampilan berpikir kritis siswa 12. Perbedaan kemampuan siswa dalam literasi statistik mungkin saja dipengaruhi oleh gaya kognitif. Gaya kognitif lebih spesifik mengacu pada proses berpikir individu dalam memahami informasi, mamaknai suatu konsep, menyelesaikan masalah, dan saling menghubungkan konsep yang mereka punya. Menurut Slameto siswa yang memiliki gaya kognitif field independent lebih kritis dibandingkan dengan siswa bergaya kognitif field dependent 13. Terlihat dari perbedaan mendasar dari kedua gaya kognitif tersebut yaitu dalam hal bagaimana melihat suatu permasalahan. Berdasarkan beberapa penelitian di bidang psikologi, ditemukan bahwa siswa dengan gaya kognitif field independent cenderung lebih analitis dalam melihat suatu masalah dibandingkan dengan siswa dengan gaya kognitif field dependent. Perbedaan kemampuan yang ada pada setiap siswa perlu mendapatkan perhatian dari guru. Berdasarkan permasalahan yang telah dijabarkan tentang pentingnya literasi statistik serta perbedaan proses berpikir yang dimiliki siswa bergaya kognitif field dependent dan field independent. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Profil Literasi Statistik Siswa SMA Ditinjau dari Gaya Kognitif Field Dependent dan Field Independent. 11 Jane M. Watson, Is Statistical Literacy Relevant for Middle School Students?, Vinculum, 42: 1, (2005), 165. 12 Ayse Yolcu, Op. Cit., halaman 108. 13 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2003), 161.

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti menyusun rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana profil literasi statistik siswa SMA yang memiliki gaya kognitif field dependent? 2. Bagaimana profil literasi statistik siswa SMA yang memiliki gaya kognitif field independent? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan profil literasi statistik siswa SMA yang memiliki gaya kognitif field dependent. 2. Mendeskripsikan profil literasi statistik siswa SMA yang memiliki gaya kognitif field independent. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Guru, sebagai informasi mengenai profil literasi statistik siswa SMA sehingga dapat digunakan guru sebagai pertimbangan untuk merancang pembelajaran berdasarkan gaya kognitif yang dimiliki siswa dalam upaya perbaikan pengajaran di sekolah. 2. Bagi Siswa, melatih berliterasi statistik siswa SMA tentang materi statistika (penyajian data). 3. Bagi Peneliti Lain, sebagai masukkan dalam melakukan penelitian serupa mengenai literasi statistik siswa SMA ditinjau dari gaya kognitif field independent dan field dependent. E. Definisi Operasional a. Profil adalah gambaran alami/menyeluruh tentang sesuatu yang diungkap dengan deskripsi berupa kata-kata. b. Literasi Statistik adalah kemampuan siswa untuk memahami, menginterpretasi dan mengkomunikasikan suatu data berupa tabel, grafik, atau diagram yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari secara lisan atau tulisan.

6 c. Gaya kognitif adalah cara seseorang (siswa) dalam memproses, menyimpan, maupun menggunakan informasi untuk menanggapi suatu tugas atau menanggapi berbagai jenis situasi lingkungannya. d. Field Dependent adalah gaya kognitif yang dimiliki siswa dimana siswa cenderung menggantungkan pada lingkungan. e. Field Independent adalah gaya kognitif yang dimiliki siswa dimana siswa cenderung mandiri dan tidak terpengaruh oleh situasi lingkungan. F. Batasan Penelitian Untuk memfokuskan penelitian ini, maka dirasa perlu membatasi masalah penelitian. Batasan penelitian ini adalah: 1. Soal yang digunakan dalam tes literasi statistik hanya terbatas pada materi statistika (penyajian data). 2. Subjek dalam penelitian ini diambil dari siswa kelas XI MIIA-I di SMAN 10 Surabaya. 3. Penelitian ini terbatas pada elemen pengetahuan dari model literasi statistik Gal yaitu mengambil tiga aspek dan empat indikator dari literasi statistik serta belum mengaitkan dengan elemen disposisi/perilaku (afektif).