II. TINJAUAN PUSTAKA A.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pakcoy merupakan tanaman dari keluarga Cruciferae yang masih berada

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Caisim diduga berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Sawi

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman sawi dalam Sharma (2007) adalah sebagai berikut:

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani Tanaman Pakchoi dan Syarat Tumbuh. Pakchoy adalah jenis tanaman sayuran yang mirip dengan tanaman sawi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman okra adalah sebagai berikut: Tanaman okra merupakan tanaman terna tahunan dengan batang yang tegak.

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Vermikompos adalah pupuk organik yang diperoleh melalui proses yang

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. memperlancar pencernaan. Hampir setiap orang gemar akan sawi karena rasanya

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

BUDIDAYA BROKOLI ORGANIK DI DATARAN RENDAH. Oleh : Team PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

I. PENDAHULUAN. terus bermunculannya berbagai jenis industri yang mengolah bahan baku yang

BAB I PENDAHULUAN. Caisin (Brassica chinensis L.) merupakan salah satu jenis tanaman sayuran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Cara Menanam atau Budidaya Gambas Terbaru

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhtumbuhan,

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Limbah Pertanian. menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos.

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica Juncea L)

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika.

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai memiliki biji berbentuk polong, setiap polong berisi 1-4 biji.

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

II. TINJAUAN PUSTAKA. petsai (Brassica chinensis). Petsai adalah tanaman dataran tinggi sementara sawi juga

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI

PROPOSAL PENELITIAN. PENGGUNAAN BUNGA MATAHARI MEKSIKO (Tithonia diversifolia) SEBAGAI PUPUK HIJAU PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L.

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Pakchoy 1. Deskripsi Umum Pakchoy Sawi adalah sekelompok tanaman dari marga Brassica yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan pangan, baik dalam bentuk segar maupun dalam bentuk olahan. Penyebutan sawi di Indonesia mengacu pada sawi hijau atau caisim (Brassica rapa var. Parachinensis), jenis lain dari sawi adalah sawi sendok atau pakchoy (Brassica rapa var. chinensis) (Meriyanto 2016). Pakchoy diduga berasal dari daratan China kemudian menyebar ke seluruh Asia. Pakchoy banyak dibudidayakan di daerah tropis maupun sub-tropis, termasuk di Indonesia. Jenis sawi ini kurang peka terhadap suhu jika dibandingkan dengan sawi putih, oleh karena itu pakchoy memiliki daya adaptasi yang lebih luas (Tombe 2012). Meskipun memiliki beberapa kesamaan, caisim lebih dikenal di masyarakat daripada pakchoy. Hal ini dikarenakan caisim lebih banyak digunakan pada makanan Indonesia dibandingkan pakchoy. Perlu adanya upaya untuk lebih mengenalkan pakchoy kepada masyarakat luas mengingat manfaatnya yang cukup besar (Rakhmawati 2011). Pakchoy memiliki kekerabatan yang sangat dekat dengan caisim, oleh karena itu keduanya memiliki banyak kesamaan dalam teknis budidayanya. Baik pakchoy maupun caisim dapat dibudidayakan di dataran rendah hingga menengah dan cenderung menyukai suasana lembab. Walaupun demikian, tanaman pakchoy tidak menghendaki air yang menggenang, oleh karena itu pakchoy dan caisim lebih cocok bila ditanam pada akhir musim penghujan (Haryanto 2003). 2. Taksonomi Pakchoy Menurut United States Department of Agriculture atau USDA (2004), taksonomi sawi sendok atau pakchoy (Brassica rapa var. chinensis) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Superdivision : Spermatophyta Division : Magnoliophyta Class : Magnoliopsida Subclass : Dilleniidae Order : Capparales Family : Brassicaceae Genus : Brassica Species : B. rapa Subspecies : B. rapa var. chinensis 3. Morfologi Pakchoy Pakchoy merupakan salah satu tanaman dari jenis kubis (Brassica) yang tidak menghasilkan kepala atau krop. Tanaman ini memiliki tangkai daun yang mengandung banyak air (sukulen) yang tumbuh dari ujung batang. Tangkai daun tanaman pakchoy dapat berbentuk relatif panjang ataupun pendek dan tebal dengan warna hijau atau putih cerah. Daun pakchoy memiliki tekstur halus, tidak kaku, dan pada umumnya berwarna hijau muda hingga hijau gelap (Green 2004). Daun pakchoy berbentuk oval dengan tepian rata. Daun yang masih muda berbentuk sedikit cekung, sedangkan pada daun yang relatif tua, cekungan tersebut tidak terlalu nampak (Heenan 2005). Sistem perakaran tanaman sawi sendok berupa akar tunggang (radix primaria) dan cabang-cabang akar yang berbentuk bulat panjang menyebar ke semua arah pada kedalaman antara 30-50 cm. Akar-akar ini berfungsi antara lain untuk menyerap air dan unsur hara dari dalam tanah, serta memperkokoh berdirinya tanaman. Batang tanaman memiliki ruasruas dan berukuran sangat pendek sehingga tidak terlalu terlihat. Batang ini merupakan pangkal dimana batang daun terbentuk (Rukmana 1994). Bunga pada tanaman pakchoy dapat muncul jika tanaman telah memasuki stadia generatif dan kondisi lingkungan tempat tumbuhnya

mendukung untuk pembentukan bunga. Pembentukan bunga pada pakchoy dipengaruhi oleh suhu dan fotoperiodisitas. Bunga muncul dari cabang lateral, bunga ini memiliki empat petal berwarna kuning cerah dan tersusun menyilang. Terdapat enam stamen yang saling berhadapan dengan stylus, akan tetapi dua stamen terletak jauh dari stylus dan berukuran lebih pendek dari stylus, sedangkan empat stamen yang lain berukuran lebih panjang dan lebih dekat dengan stylus. Biji tumbuh pada bagian yang menyerupai polong, biji tersebut berukuran kecil, kurang lebih 1,5 mm. Saat pertama kali dipanen, biji berwarna coklat cerah dan cenderung menjadi lebih gelap seiring dengan bertambahnya waktu penyimpanan (McCormack 2005). 4. Manfaat Pakchoy Pakchoy merupakan salah satu sayuran yang banyak dikonsumsi di Indonesia. Sayuran berguna sebagai penyedia serat alami yang dibutuhkan oleh pencernaan manusia, selain itu sayuran juga menyumbang sejumlah vitamin, mineral, karbohidrat, protein, lemak, dan berbagai nutrisi dalam makanan sehari-hari (Dalimartha 2011). Pemanfaatan pakchoy sebagai pendamping makanan pokok dapat dengan mudah dijumpai pada berbagai masakan Indonesia, khususnya masakan-masakan yang mendapat pengaruh budaya Tionghoa. Pakchoy dapat dimanfaatkan baik dalam bentuk olahan maupun dalam bentuk segar. Sebagai bahan pangan, pakchoy mengandung beberapa nutrisi yang diperlukan oleh tubuh. Menurut Myers (1998), dalam 100 gram pakchoy mentah terdapat 3000 IU Vitamin A; 45 mg Vitamin C; 1,5 gram protein; dan 105 miligram kalsium. Bagian dari pakchoy yang biasa dikonsumsi adalah daun dan tangkai daunnya. Bagian lain dari tanaman spesies Brassica yang dapat dimanfaatkan adalah bijinya, biji tanaman Brassica dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak nabati (Meriyanto 2016).

5. Teknis Budidaya Pakchoy Budidaya pakchoy terdiri dari beberapa tahap. Tahap-tahap tersebut harus dilakukan secara seksama agar diperoleh hasil budidaya yang baik. Tahap pertama dari budidaya pakchoy adalah pengolahan lahan. Lahan yang akan digunakan untuk budidaya pakchoy sebaiknya tidak menggunakan lahan yang sebelumnya telah ditanami tanaman dari famili yang sama, hal ini bertujuan untuk memutus siklus hama dan penyakit. Lahan diolah dengan alat bantu cangkul atau bajak dengan kedalaman 25-35 cm hingga menjadi gembur. Setelah itu dibuat bedengan sebagai tempat tumbuh pakchoy dengan lebar 1-1,5 m dan tinggi sekitar 20 cm. Antar bedengan dibuat parit sebagai drainase lahan dengan lebar 20-30 cm. Bersamaan dengan pembuatan bedengan dapat dilakukan pemupukan dasar menggunakan pupuk organik dengan dosis 10-20 ton/hektar (Rukmana 1994). Setelah lahan diolah, kegiatan selanjutnya adalah persemaian. Menurut Wahyudi (2010), lokasi persemaian harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain: a. Lokasi terbuka dan mendapat sinar matahari secara langsung b. Tekstur tanah gembur, pada tanah yang cukup liat dapat ditambahkan pasir c. Mudah dalam pengawasan d. Jauh dari gangguan hewan peliharaan Bedengan persemaian dibuat seperti bedengan penanaman, perbedaan yang terdapat antara bedengan penanaman dengan bedengan persemaian yaitu adanya pelindung bedengan berupa atap. Atap tersebut akan melindungi bibit muda dari air hujan jika terjadi hujan deras. Benih yang akan disemai disebar secara merata di permukaan bedengan, kemudian ditutup dengan lapisan tanah dengan ketebalan 0,5-1 cm. Setelah benih disebar, bedengan disiram secukupnya agar lembab sehingga memacu benih untuk berkecambah.

Penanaman bibit dapat dilakukan setelah bibit berusia sekitar satu bulan setelah semai. Dalam memindahkan bibit dari persemaian ke lahan penanaman, sebaiknya sebelum bibit dicabut, persemaian disiram terlebih dahulu hingga cukup basah. Penanaman dilakukan dengan menanam bibit satu persatu pada lubang tanam yang telah ditentukan. Waktu penanaman terbaik adalah pagi atau sore hari untuk menghindari suhu udara yang terlalu tinggi. Tanah di sekitar pangkal bibit dipadatkan agar perakaran mengalami kontak langsung dengan tanah (Rukmana 1994). Pemeliharaan tanaman berupa penyiraman diperlukan jika budidaya dilaksanakan pada saat musim kemarau. Pada budidaya yang dilakukan di musim penghujan, dimana ketersediaan air cenderung melimpah, perlu dilakukan adanya pembatasan air dengan membuat saluran drainase yang mampu membuang air dalam jumlah berlebih dari lahan budidaya (Zulkarnain 2013). Pemupukan susulan dapat diberikan sejak tanaman berusia 10 hari setelah tanam. Jenis dan dosis pemupukan dapat disesuaikan dengan kondisi lahan, akan tetapi secara umum jenis pupuk yang diberikan adalah pupuk yang mengandung nitrogen tinggi seperti pupuk Urea (Wahyudi 2010). Kegiatan pemeliharaan lain adalah pengendalian hama dan penyakit. Kerusakan yang sangat umum terjadi pada sayuran daun disebabkan oleh serangga pemakan daun. Hama tersebut tidak hanya menghambat pertumbuhan dan produksi, akan tetapi juga merusak daun yang hendak dipasarkan. Untuk budidaya sayuran secara komersial, penyemprotan insektisida adalah cara yang paling efisien dalam pengendalian hama, akan tetapi jika pemberiannya tidak dilakukan secara hati-hati dapat menimbulkan resiko keracunan pada konsumen (Oomen 1984). Menurut Zulkarnain (2013), jenis hama yang biasa menyerang pakchoy antara lain ulat daun (Plutella xylostella) dan ulat grayak (Spodoptera litura), kedua jenis ulat ini sama-sama menyerang daun muda sehingga menyebabkan daun menjadi berlubang. Jenis ulat lain yang juga sering menyerang pakchoy adalah ulat tanah (Agrotis ipsilon)

yang berwarna cokelat kehitaman. Ulat ini menyerang pangkal batang yang masih lunak sehingga tanaman kehilangan titik tumbuh dan akhirnya mati. Pakchoy dapat dipanen pada umur sekitar 30-40 HST, pada pertanaman yang baik dan tidak mendapat serangan hama atau penyakit, hasil panen dapat mencapai 20 ton per hektar (Rukmana 1994). Panen dilakukan dengan memotong batang tanaman yang berada di atas permukaan tanah menggunakan pisau tajam. Teknik lain pemanenan adalah dengan mengikutsertakan akar dengan cara mencabut tanaman, kemudian akar tersebut dipotong saat akan dipasarkan. Pakchoy yang telah dipanen dapat diperciki air untuk menjaga kesegarannya. Perlakuan pascapanen tambahan untuk tujuan pemasaran di supermarket adalah sortasi dan pengemasan. Pasar modern atau supermarket menghendaki produk dengan ukuran yang relatif lebih besar, selain itu pengemasan menggunakan plastik transparan perlu dilakukan untuk membuat produk menjadi lebih menarik (Zulkarnain 2013). B. Syarat Tumbuh Tanaman Pakcoy Tanaman pakchoy dapat tumbuh baik di tempat dengan udara panas maupun udara dingin sehingga dapat dibudidayakan di daerah dataran rendah maupun dataran tinggi. Daerah dengan ketinggian antara 5-1200 meter dpl dapat ditanami pakchoy, walaupun demikian budidaya pakchoy lebih banyak dilakukan di dataran menengah dengan ketinggian antara 100-500 meter dpl. Pakchoy menghendaki tanah yang gembur, banyak mengandung humus, serta memiliki drainase baik karena tidak menghendaki adanya genangan air (Haryanto 2003). Menurut McCormack (2005), pakchoy akan tumbuh baik pada tempat dengan kelembaban yang relatif tinggi. Suhu optimum untuk pertumbuhannya berkisar antara 10-25 C. Suhu udara yang melebihi 27 C akan menghambat, bahkan menghentikan, pertumbuhan tanaman. Menurut Firmansyah (2009), suhu yang tinggi pada budidaya tanaman introduksi, misalnya pakcoy, dapat

diatasi dengan pemberian naungan. Pemberian naungan akan mengurangi intensitas cahaya sebesar 32% dan menurunkan suhu antara 2-3 C. Suhu memiliki pengaruh penting pada pertumbuhan tanaman, terutama dalam proses respirasi, fotosintesis, dan penyerapan unsur hara. Menurut Hamdani (2009), suhu tanah yang terlalu tinggi akan menyebabkan terhambatnya penyerapan unsur hara. Upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan suhu tanah adalah dengan pemberian mulsa. Selain suhu tanah, suhu udara juga memiliki pengaruh yang cukup penting pada budidaya tanaman. Suhu udara yang terlalu tinggi akan menyebabkan respirasi dan transpirasi berjalan lebih cepat, jika jumlah air yang diserap tanaman lebih sedikit dari jumlah air yang menguap, maka tanaman akan menunjukkan gejala kelayuan. Derajat kemasaman (ph) tanah yang optimal untuk pertumbuhannya berkisar antara 6-7. Pengaturan ph tanah dapat dilakukan dengan pemberian kapur pertanian seperti dolomit. Pemberian dolomit selain untuk mengubah nilai ph juga dapat meningkatkan ketersediaan unsur Ca dan Mg pada tanah (Prasetyo 2006). C. Pupuk Daun Pupuk merupakan material yang digunakan untuk meningkatkan kandungan unsur hara pada lahan pertanian, terdapat berbagai macam jenis pupuk berdasarkan bahan dan kandungannya. Pemupukan bertujuan untuk menjaga unsur hara yang dibutuhkan tanaman agar tetap tersedia dalam jumlah yang cukup dengan imbangan yang baik sesuai dengan kebutuhan tanaman. Produktivitas yang tinggi dapat dijaga dengan memperhatikan keseimbangan pemupukan (Minardi 2002). Pemupukan yang biasa dilakukan oleh petani hanya melalui tanah. Pemupukan melalui tanah kadang kurang bermanfaat karena beberapa unsur hara telah larut dan hilang terlebih dahulu melalui air perkolasi atau mengalami fiksasi oleh air tanah. Upaya yang dapat ditempuh agar pemupukan lebih efektif dan efisien adalah dengan menyemprotkan larutan pupuk daun (Rahmi 2007). Pupuk daun adalah bahan-bahan atau unsur-unsur

yang diberikan melalui daun dengan cara penyemprotan atau penyiraman kepada daun tanaman agar langsung dapat diserap guna mencukupi kebutuhan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pupuk daun beredar di pasaran dengan varian yang cukup banyak, pupuk-pupuk tersebut biasanya berupa pupuk majemuk dengan kandungan hara makro dan mikro (Tirta 2005). Pakchoy merupakan salah satu sayuran daun yang membutuhkan unsur nitrogen tinggi agar dapat berproduksi secara maksimal. Salah satu pupuk daun dengan kadar nitrogen tinggi adalah Gandasil D. Gandasil D merupakan pupuk daun majemuk yang mengandung unsur nitrogen tinggi, yaitu sebesar 20%. Kandungan unsur hara mikro pada Gandasil D juga cukup lengkap, antara lain unsur mangaan (Mn), boron (B), tembaga (Cu), kobal (Co), seng (Zn), serta vitamin-vitamin untuk pertumbuhan tanaman seperti aneurine, lactoflavine, dan amid (Palemba 2013). Tingginya kandungan nitrogen pada pupuk daun Gandasil D akan memacu pertumbuhan vegetatif tanaman. Hal ini akan menguntungkan pada budidaya tanaman sayuran daun yang mana bagian tanaman yang dimanfaatkan adalah organ vegetatifnya. Unsur nitrogen merupakan komponen protein, asam nukleat, dan beberapa substansi lainnya yang dibutuhkan untuk pembentukan protoplasma dan berperan dalam pertumbuhan vegetatif (Widiastoety 2007). Selain unsur nitrogen, fosfor, dan kalium, unsur hara mikro juga terkandung pada pupuk daun Gandasil D. Salah satu unsur hara mikro yang memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan peningkatan kualitas tanaman adalah magnesium. Walaupun dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, kekurangan unsur magnesium akan mengakibatkan daun mengalami klorosis pada daun tua. Adanya kandungan magnesium dan beberapa unsur hara mikro pada pupuk daun Gandasil D menjadikannya sebagai pupuk daun yang lebih lengkap daripada pupuk daun lainnya, misalnya Bayfolan (Soedomo 2006). D. Pekarangan Upaya untuk meningkatkan pendapatan petani dapat dilakukan dengan melakukan diversifikasi usaha tani. Upaya diversifikasi usaha tani dilakukan

dengan memanfaatkan lahan tidur yang tidak ditanami. Salah satu lahan tidur yang cukup potensial untuk dijadikan lahan budidaya adalah pekarangan rumah. Budidaya tanaman di lahan pekarangan dapat dilakukan sebagai alternatif untuk mengisi waktu produktif petani selama tidak berada di sawah (Latief 2013). Menurut Rukmana (2004), pekarangan adalah sebidang tanah di sekitar rumah dengan luas terbatas yang biasanya dikelilingi oleh pagar. Pemanfaatan pekarangan sebagai lahan budidaya tanaman memiliki beberapa keuntungan, antara lain kebutuhan modal yang relatif rendah, kemudahan dalam pengawasan, dan minimnya kebutuhan akan tenaga kerja. Walaupun memiliki beberapa keuntungan, masih sedikit masyarakat yang memanfaatkan pekarangan sebagai lahan budidaya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Wakhidah (2015), budidaya tanaman di lahan pekarangan dapat diintegrasikan dengan kegiatan composting sampah rumah tangga. Sampah rumah tangga yang berupa sampah organik dapat dijadikan pupuk untuk budidaya tanaman dalam rangka pemanfaatan pekarangan. Hal ini merupakan salah satu cara untuk menjaga lingkungan agar tetap asri dengan mengkomposkan sampah rumah tangga, selain itu dapat juga dilakukan sebagai upaya untuk menghemat pengeluaran sekaligus menambah pendapatan.