BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu perkembangan yang aktual dan memperoleh perhatian seksama dalam masa sepuluh tahun terakhir ini adalah semakin meluasnya globalisasi di bidang teknologi informasi, khususnya perkembangan penggunaan internet. Beberapa tahun yang lalu internet hanya dikenal oleh sebagian kecil orang yang mempunyai minat di bidang komputer. Dalam perkembangannya, seiring dengan semakin meluasnya pemakaian internet itu sendiri, terjadi juga perubahan social behaviour dari masyarakat penggunanya yang semula hanya untuk saling tukar menukar informasi saja kini telah meningkat kepercayaannya menjadi sarana komunikasi yang intensitasnya ditujukan untuk transaksi perdagangan secara interaktif. Hal ini tentu saja membuat kegiatan di sektor perdagangan meningkat pesat tidak hanya perdagangan yang dilakukan pada dunia nyata saja tetapi juga pada dunia maya, yaitu dengan terciptanya teknologi e-commerce. Dengan adanya teknologi e-commerce, baik produsen maupun konsumen sudah dapat melakukan transaksi tanpa harus bertemu satu dengan yang lain seperti pada perdagangan di dunia nyata. Transaksi perdagangan baik barang maupun jasa yang dilakukan melalui media elektronik (e-commerce) tersebut dalam operasionalnya dapat berbentuk perdagangan antar perusahaan atau Business to Business (B to B) dan antara perusahaan dengan konsumen (perorangan) atau yang lebih dikenal dengan istilah Business to Consumers (B to C). Harus diakui kehadiran internet tersebut telah memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi dunia perdagangan (e-commerce) terutama dalam hal kemudahan serta kepraktisan dalam melakukan transaksi jual beli. Dengan demikian maka bisnis melalui media elektronik (e-commerce) tersebut menjadi 1
sarana yang paling sederhana untuk berperantara dengan konsumen, distributor, supplier, dan partner yang lain. Maraknya penggunaan internet untuk berdagang ( e-commerce) menciptakan tren baru untuk mengiklankan ( webvertising) suatu produk melalui media internet, yaitu dengan menggunakan fasilitas website. Salah satu langkah yang harus dilakukan oleh perusahaan (produsen / penjual) dalam memanfaatkan internet untuk tujuan komersial adalah dengan membuat alamat situs webnya di internet. Alamat tersebut berfungsi sebagai media penghubung antara seseorang atau badan hukum (produsen / penjual) yang memasang informasi dalam situs web internet dengan para pemakai jasa internet (konsumen). Agar informasi yang ada pada website tersebut dapat diakses, maka website yang bersangkutan harus ditempatkan pada suatu penyimpanan data oleh suatu komputer yang berada di dalam jaringan internet. Setiap tempat kemudian diberikan nama yang unik seperti halnya alamat rumah tempat tinggal, dengan tujuan agar para pengguna internet dapat membedakan antara website yang satu dengan website yang lainnya. Pada e-commerce, nama domain selain mempunyai fungsi untuk membedakan situs yang satu dengan yang lain, juga berfungsi sebagai media pengenal dan alat promosi suatu produk perusahaan. Oleh karena itulah, penamaan suatu nama domain diupayakan unik dan mudah diingat sehingga memudahkan dan menarik pengguna internet untuk mengunjungi situs yang diinginkannya. Pemakaian nama domain telah menjadi bagian dari perlengkapan komunikasi standar yang digunakan oleh kalangan bisnis untuk mengidentifikasi dirinya, produknya, dan aktivitasnya yang dimuat dalam iklan-iklan yang muncul secara rutin di media massa saat ini. Nama domain yang digunakan sebagai identitas perusahaan dapat berupa nama perusahaan itu sendiri atau nama produk atau jasa yang dihasilkan / ditawarkan oleh perusahaan tersebut (misal nama domain perusahaan : www.cocacola-botling.co.id, nama domain produk perusahaan : www.fanta.com). Melalui penggunaan nama domain sebagai nama 2
perusahaan ataupun sebagai nama produk / jasa, maka semakin bernilailah keberadaan nama domain di kalangan masyarakat. Sehubungan dengan hal itu, maka dalam prakteknya ternyata banyak pihak yang memperebutkan keberadaan nama domain, dan perebutan itu timbul ketika lebih dari satu pihak berusaha untuk memiliki nama domain yang sama. Bagi sebuah perusahaan yang melakukan kegiatan perdagangan di internet, fungsi sebuah nama domain tidak hanya sebagai alamat sebuah situs, melainkan juga sebagai alat pengenal dan promosi produk-produk perusahaan yang bersangkutan. Biasanya perusahaan menggunakan merek yang sudah dikenal oleh khalayak ramai sebagai nama domain untuk memudahkan para calon pembeli mengenali barang atau jasa yang diproduksinya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa nama domain bagi perusahaan mempunyai fungsi yang hampir sama dengan sebuah merek bagi perusahaan yang bersangkutan yang digunakan dalam dunia perdagangan konvensional. Dalam hal ini, nama domain dapat dikatakan sebagai salah satu aset yang berguna untuk menjaga reputasi perusahaan tersebut. Pada internet, untuk memperoleh informasi ataupun melakukan transaksi, diperlukan adanya sebuah situs (website) yang memuat hal atau organisasi tertentu beserta informasi yang dibutuhkan. Agar informasi yang ada pada website tersebut dapat diakses, maka website yang bersangkutan harus ditempatkan pada suatu penyimpanan data oleh suatu komputer yang berada di dalam jaringan internet. Setiap tempat kemudian diberikan nama yang unik seperti halnya alamat rumah tempat tinggal, dengan tujuan agar para pengguna internet dapat membedakan antara website yang satu dengan website yang lainnya. Sistem pengalamatan website dalam jaringan internet ini terdiri atas alamat Internet Protocol (IP Address) yang direpresentasikan dengan angka-angka ataupun penomoran dalam jaringan (misalnya: 200.98.102.23) dan alamat sistem mnemonic yang direpresentasikan dengan huruf atau angka ( alphanumeric). [1]. Untuk lebih mudah mengingat alamat sebuah website dalam internet, maka 3
digunakan sistem mnemonic yang berupa huruf atau angka. Huruf atau angka tersebut inilah yang kemudian dikenal dengan istilah nama domain. Sama halnya dengan nama domain, merek juga harus memiliki keunikan agar konsumen dapat membedakan dengan merek lainnya. Merek mempunyai peranan yang sangat penting bagi sebuah perusahaan, yaitu sebagai penunjuk asal usul suatu barang ( indication of origin). Merek digunakan oleh perusahaan sebagai tanda untuk mengidentifikasikan produk-produk perusahaannya dan sebagai alat pembeda untuk membedakannya dengan produk-produk milik perusahaan lain. Nama perusahaan ataupun produk dapat menunjukkan jati diri dari perusahaan atau produk. Dengan adanya merek sebagai pembeda, konsumen akan lebih mudah mengenali ciri-ciri sebuah produk yang akan dibelinya. Pentingnya merek bagi perusahaan senada dengan apa yang dikatakan oleh Sudargo Gautama [2], bahwa Suatu merek mempunyai hubungan yang erat dengan perusahaan yang menghasilkan atau mengedarkan barang-barang yang memakai merek tersebut. Oleh karena itu suatu merek tidak berlaku tanpa adanya perusahaan dan merek itu akan hapus dengan hapusnya perusahaan yang bersangkutan dan sebaliknya, apabila perusahaan yang berpindah tangan kepada orang lain, maka hak atas merek itu beralih bersama-sama dengan perusahaannya dengan pemilik baru. Dengan demikian kita saksikan juga apabila seseorang mengoperkan segala goodwill yang berkenaan dengan merek itu dari pemilik semula. Dari uraian di atas maka dapat dilihat adanya hubungan yang erat antara perusahaan dengan merek. Merek tidak akan ada jika tidak ada perusahaan yang melekatkan merek tersebut pada produk-produk yang dihasilkannya. Demikian juga suatu perusahaan dapat memperoleh keuntungan dan menjadi terkenal dengan adanya merek tersebut. Untuk mendapatkan perlindungan atas mereknya, maka suatu perusahaan diwajibkan terlebih dahulu untuk mendaftarkan mereknya di kantor merek. Dengan dimilikinya merek yang telah didaftarkan secara sah di kantor merek, maka perusahaan akan mendapatkan perlindungan hukum berupa 4
hak eksklusif atas merek, sebagaimana tercantum di dalam pasal 3 Undang- Undang Nomor 15 tahun 2001 tentang Merek. Penggunaan suatu merek yang dilekatkan pada produk barang maupun jasa dalam jangka waktu yang cukup lama serta didukung dengan adanya promosi dan pemasaran yang cukup luas oleh perusahaan yang bersangkutan telah membuat merek tersebut menjadi dikenal oleh kalangan masyarakat luas. Keterkenalan merek ini memberikan jaminan dan keyakinan bagi para konsumen bahwa produk-produk yang memakai merek-merek terkenal tersebut telah terjamin kualitasnya. Dalam hal ini, merek terkenal dapat diistilahkan sebagai salah satu aset kekayaan perusahaan yang paling penting dan perlu mendapat perlindungan. Dilindungi karena pada prakteknya keterkenalan suatu merek menimbulkan banyak terjadi pemalsuan maupun peniruan terhadap merek terkenal yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu yang tidak berwenang atas merek terkenal tersebut. Inilah yang segera menimbulkan konflik dengan sistem yang ada dalam nama domain. Adanya prinsip first come first served dalam pendaftaran nama domain dibuat dengan tujuan supaya setiap pemohon nama domain diperlakukan dengan adil. Dalam perkembangannya, prinsip first come first served tersebut dimanfaatkan oleh beberapa pengguna internet untuk mendaftarkan nama domain yang sama atau hampir sama dengan merek-merek yang sudah terkenal, meskipun dirinya bukanlah pemilik yang sah atas merek-merek yang sudah terkenal tersebut. Nama domain-nama domain yang didaftarkan tersebut dapat berupa nama-nama yang sama persis dengan merek-merek terkenal, misalnya: www.stmoritz.com atau www.mustika-ratu.com, atau hampir sama/mirip dengan merek-merek yang sudah terkenal, misalnya: www.pepsixxx.com atau www.likck.bca.com. Nama domain yang telah didaftarkan tersebut tidak digunakan oleh pihak yang mendaftarkannya, melainkan dijual kembali kepada perusahaan/ pemilik yang sah atas merek tersebut dengan sejumlah harga. Selain itu, ada juga beberapa nama domain yang digunakan oleh pendaftarnya untuk mengiklankan produkproduk barang atau jasa miliknya, dimana keterangan yang terdapat pada situs 5
yang menggunakan nama domain tersebut sangatlah berbeda dengan nama domainnya sendiri., atau dengan kata lain, pihak yang mendaftarkan nama domain tersebut berusaha untuk membonceng ketenaran merek tersebut agar para pengguna internet berkunjung ke situs miliknya. Tindakan yang dilakukan oleh para pendaftar merek terkenal sebagai nama domain tersebut mengakibatkan kerugian bagi pemilik yang sah atas merek-merek tersebut, karena menghalangi pemilik merek untuk mendaftarkan merek miliknya sebagai nama domain. Sebagai akibatnya, pemilik merek tidak dapat bertransaksi atau melakukan mempromosikan terhadap produk-produk yang menggunakan merek tersebut melalui internet. Selain itu, adanya nama domain yang sama atau mirip dengan merek terkenal juga dapat membuat bingung para konsumen yang hendak membeli produk-produk atas merek yang sudah terkenal itu. Konsumen akan terkecoh karena situs dengan nama domain sebuah merek terkenal ternyata berisi hal-hal lain yang tidak ada kaitannya dengan merek tersebut. Tindakan pendaftaran merek sebagai nama domain ini pada akhirnya mengakibatkan timbulnya sengketa antara pemilik yang sah atas merek dengan pihak yang mendaftarkan merek tersebut sebagai nama domain. Sengketa yang timbul antara pemilik yang sah atas merek terkenal dengan pendaftar merek terkenal sebagai nama domain ini telah terjadi sejak lama dan setiap tahun jumlahnya mengalami peningkatan. Berdasarkan data yang terdapat pada WIPO Arbitration and Mediation Center, Sengketa mengenai merek dengan nama domain tersebut telah mencapai lebih dari 25.000 kasus pada tahun 2006. Permasalahan nama domain ini juga pernah dialami oleh berapa perusahaan yang berasal dari Indonesia. Kasus yang cukup menjadi sorotan adalah kasus nama domain channel5.com antara PT Pancawana Indonesia melawan Channel 5 Broadcasting Ltd, perusahaan penyiaran asal Inggris [3]. Yang menarik dari kasus ini adalah tindakan Sahar Sahid orang yang mengklaim bertindak atas nama PT Pancawana Indonesia, mengaku pihaknya adalah pemilik merek Channel5.com yang telah didaftarkan secara sah di Ditjen HKI. Adapun 6
maksud dari pendaftaran merek Channel 5 ke kantor merek yang dilakukan oleh Sahar Sahid semata-mata adalah sebagai persiapan pembelaan bila kasus ini diajukan ke ICANN. Meskipun merek channel5.com telah didaftarkan melalui prosedur yang sah seperti yang tertuang dalam UU Merek, namun pada akhirnya pihak PT Pancawana Indonesia dikalahkan oleh panel National Arbitration Forum. Panel berpendapat meskipun pendaftaran tersebut sah, pihak respondent tidaklah menunjukkan bukti yang cukup atas persiapannya untuk menggunakan nama domain demi kepentingan bisnis ataupun usahanya. Kasus lain yang juga menarik perhatian adalah kasus mustikaratu.com. Yang patut menjadi sorotan dari kasus ini adalah mekanisme penyelesaian yang dipakai dalam menyelesaikan sengketa ini. Meskipun kasus ini dapat disebut sebagai kasus pelanggaran HKI, namun peyelesaian kasus ini tidak berdasarkan hukum lex specialis yaitu rezim hukum merek melainkan diproses berdasarkan hukum lex generalis yaitu Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP). Secara tegas pengaturan tentang nama domain di Indonesia belum diatur. Hal inilah yang kemudian menjadi kendala dalam upaya penegakan hukumnya apabila terjadi sengketa terhadap nama domain yang digunakan sebagai merek. Oleh karena itu, penelitian ini berusaha untuk meneliti sejauh mana suatu merek dikatakan identik dengan nama domain, apakah dengan adanya nama domain yang digunakan sebagai merek serta merta membuat nama domain tersebut mengikuti sistem yang ada pada merek. 1.2 Perumusan Masalah Dengan melihat kenyataan yang diuraikan di atas timbul permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Sehubungan dengan penggunaan nama domain yang identik dengan merek, apakah tindakan pendaftaran nama domain menyerupai / sama 7
dengan merek milik orang lain yang dilakukan oleh pihak ketiga yang tidak ada kaitannya dengan merek dapat dikatakan melanggar hukum? 2. Dapatkah nama domain didaftarkan sebagai merek? 3. Bagaimanakah mekanisme penyelesaian sengketa terhadap penggunaan nama domain yang identik dengan suatu merek di Indonesia? 1.3 Keaslian Penelitian Sudah banyak penelitian yang membahas mengenai nama domain dan merek Beberapa penelitian tersebut hanya membahas nama domain dikaitkan dengan UU No.15 Tahun 2001 tentang Merek saja, namun belum ada yang lebih mendalam membahas mengenai mekanisme penyelesaian atas kasus-kasus penyalahgunaan nama domain terhadap merek terkenal yang terjadi di Internet dan penerapannya untuk penyelesaian sengketa yang terjadi di Indonesia. Prihananto [4] dalam Perlindungan Hukum Terhadap Merek Yang Digunakan Sebagai Nama Domain (Domain Name) Di Dalam Internet Ditinjau Dari UU No.15 Tahun 2001 Tentang Merek memaparkan mengenai perlindungan hukum terhadap nama domain yang digunakan sebagai merek dari sisi UU No. 15 tahun 2001 tentang merek. Agustin [5] dalam Tinjauan Hukum Mengenai Penggunaan Merek Dagang Terdaftar Sebagai Nama Domain dalam Transaksi Elektronik Dihubungkan dengan undang-undang no 15 tahun 2001 tentang merek meneliti mengenai faktor-faktor penyebab penggunaan merek dagang terdaftar sebagai nama domain serta analisa yuridisnya dikaitkan dengan UU No. 15 Tahun 2001 tentang Merek. Mulyono [6] dalam Tinjauan Hukum Mengenai Penyalahgunaan Nama Domain Dihubungkan dengan Undang-Undang nomor 15 tahun 2001 tentang Merek membahas mengenai mengenai penyalahgunaan nama domain dari sudut pandang penyalahgunaan atau pelanggaran merek, penerapan Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 Tentang Merek terhadap masalah penyalahgunaan nama domain 8
dan tindakan hukum yang dapat diterapkan terhadap penyalahgunaan nama domain. 1.4 Tujuan Hasil Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yakni : 1. Memperoleh pengetahuan mengenai nama domain pada internet dalam hal persamaan dan perbedaannya dengan merek serta mengenai kriteria apa saja yang membuat tindakan pendaftaran nama domain yang identik dengan merek dapat dikategorikan sebagai tindakan melanggar hukum. 2. Menjelaskan mengenai hal apa yang membuat nama domain dapat didaftarkan sebagai merek serta akibat hukum setelah nama domain didaftarkan sebagai merek. 3. Menjelaskan mengenai mekanisme penyelesaian yang digunakan di Indonesia dalam hal penerapan aturan hukum yang dapat dipakai / diterapkan untuk menyelesaikan sengketa terhadap merek yang didaftarkan sebagai nama domain oleh pihak ketiga. 1.5 Manfaat Hasil Penelitian Apabila tujuan penelitian tersebut terpenuhi, maka berikut manfaat yang diharapkan dari penelitian ini: 1. Manfaat Teoritis Untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang aspek hukum teknologi infromasi khususnya mengenai Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yakni mengenai pelaksanaan perlindungan hukum terhadap nama domain dan merek serta menambah wawasan mengenai perbandingan antara nama domain dengan merek. 9
2. Manfaat Praktis Untuk memberikan tambahan ilmu bagi pihak-pihak yang terlibat dalam aktifitas e-commerce terutama dalam hal penggunaan nama domain sebagai merek usaha. 10