PERENCANAAN PATTERN FULL SCALE UNTUK SECONDARY RECOVERY DENGAN INJEKSI AIR PADA LAPANGAN JAN LAPISAN X1 DAN LAPISAN X2

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI WATERFLOOD ZONA 560 DAN ZONA 660 LAPANGAN X MENGGUNAKAN OFM PADA TAHUN

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2-5 Desember Makalah Profesional IATMI

Eoremila Ninetu Hartantyo, Lestari Said ABSTRAK

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. disimpulkan beberapa hal sebagai berikut, yaitu: dibandingkan lapisan lainnya, sebesar MSTB.

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

STUDI PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DI ZONA A LAPANGAN X DENGAN METODE INJEKSI AIR

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

KAJIAN METODE BUCKLEY LEVERETT UNTUK PREDIKSI PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DI SUMUR MT-02 LAPANGAN X

BAB IV SIMULASI RESERVOIR REKAH ALAM DENGAN APLIKASI MULTILATERAL WELL

BAB IV PEMBAHASAN. Pada lapangan XY menggunakan porositas tunggal atau single porosity.

IKATAN AHLI TEKNIK PERMINYAKAN INDONESIA. Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2 5 Desember 2009

Bab IV Model dan Optimalisasi Produksi Dengan Injeksi Surfaktan dan Polimer

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... HALAMAN PERSEMBAHAN... RINGKASAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR...

Oleh : Fikri Rahmansyah* Dr. Ir. Taufan Marhaendrajana**

PENINGKATAN PRODUKSI LAPANGAN M DENGAN PENDEKATAN SIMULASI UNTUK MENENTUKAN SKENARIO PENGEMBANGAN MENGGUNAKAN METODE WATERFLOODING

PERSAMAAN USULAN UNTUK PERAMALAN KINERJA LAJU ALIR MINYAK BERDASARKAN HUBUNGAN WATER OIL RATIO DAN DECLINE EXPONENT

Muhammad Afif Ikhsani

Metodologi Penelitian. Mulai. Pembuatan model fluida reservoir. Pembuatan model reservoir

TESIS. satu syarat. Oleh NIM

PERKIRAAN CADANGAN MINYAK SISA PADA LAPANGAN X LAPISAN F-TAF DENGAN MENGGUNAKAN METODE DECLINE CURVE ANALYSIS SKRIPSI

EVALUASI KINERJA RESERVOIR DENGAN INJEKSI AIR PADA PATTERN 8 LAPANGAN TQL

Tinjauan Pustaka. Enhanced oil recovery adalah perolehan minyak dengan cara menginjeksikan bahanbahan yang berasal dari luar reservoir (Lake, 1989).

Kata kunci: recovery factor, surfactant flooding, seven-spot, saturasi minyak residu, water flooding recovery factor.

Gambar Kedudukan Air Sepanjang Jalur Arus (a) sebelum dan (b) sesudah Tembus Air Pada Sumur Produksi 3)

PENENTUAN DISTRIBUSI AREAL SATURASI MINYAK TERSISA SETELAH INJEKSI AIR PADA RESERVOIR X DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP MATERIAL BALANCE

Penentuan Absolute Open Flow Pada Akhir Periode Laju Alir Plateau Sumur Gas Estimation Absolute Open Flow Of The End Of Plateau Rate Of Gas Well

LONTARA-FIELD DEVELOPMENT OPTIMIZATION USING RESERVOIR SIMULATION Optimasi Pengembangan Lapangan LONTARA dengan Simulasi Reservoir

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: ANALISA DATA LOG UNTUK PERHITUNGAN VOLUME AWAL GAS DI TEMPAT DENGAN METODA VOLUME TRIK

Digital Well Analyzer Sebagai Inovasi Pengukuran Fluid Level Untuk Mendukung Program Optimasi Produksi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH...

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Gambar 11. Perbandingan hasil produksi antara data lapangan dengan metode modifikasi Boberg- Lantz pada sumur ADA#22

Optimasi Produksi Lapangan X dengan Menggunakan Simulasi Reservoir

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2-5 Desember Makalah Profesional IATMI

UPAYA PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK MENGGUNAKAN METODE CHEMICAL FLOODING DI LAPANGAN LIMAU

Analisis Performance Sumur X Menggunakan Metode Standing Dari Data Pressure Build Up Testing

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

PENGEMBANGAN METODE USULAN PERAMALAN WATER CUT SUMURAN MENGGUNAKAN DATA PERMEABILITAS RELATIF DAN METODE X-PLOT

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

PERHITUNGAN ISI AWAL MINYAK DI TEMPAT DAN PERAMALAN PRODUKSI PADA LAPISAN E LAPANGAN JUY

PENGOLAHAN DATA ENGINERING PERSIAPAN SIMULASI RESERVOIR. Oleh: Joko Pamungkas

Analisa Injection Falloff Pada Sumur X dan Y di Lapangan CBM Sumatera Selatan dengan Menggunakan Software Ecrin

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

EVALUASI PENGGUNAAN INJEKSI AIR UNTUK PRESSURE MAINTENANCE PADA RESERVOIR LAPANGAN MINYAK

STUDI KELAYAKAN PENERAPAN INJEKSI SURFAKTAN DAN POLIMER DI LAPANGAN X MENGGUNAKAN SIMULATOR NUMERIK TESIS EMA FITRIANI NIM :

APLIKASI REGRESI LINIER DALAM METODA DECLINE CURVE UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI MINYAK LAPANGAN SRIWIJAYA LAPISAN X PT.PERTAMINA ASET 1 FIELD JAMBI

Optimasi Laju Injeksi Pada Sumur Kandidat Convert to Injection (CTI) di Area X Lapangan Y. Universitas Islam Riau

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

Prabumulih KM.32 Inderalaya, 30662, Indonesia PT.Pertamina EP Asset 2 Field Limau, Prabumulih, Indonesia

SISTEM GAS LIFT SIKLUS TERTUTUP SEBAGAI SOLUSI ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI MIGAS: STUDI KASUS LAPANGAN GNK

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang sangat penting di dalam dunia industri perminyakan, setelah

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: PERKIRAAN VOLUME GAS AWAL DI TEMPAT MENGGUNAKAN METODE VOLUMETRIK PADA LAPANGAN POR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. KATA PENGANTAR...

Simulasi Model Jaringan dan Fasilitas Permukaan Injeksi CO 2 Sistem Terpusat pada Lapisan F Lapangan J

METODE EVALUASI RENCANA PENGEMBANGAN LAPANGAN PADA BROWNFIELD DENGAN SIMULASI RESERVOIR: KASUS LAPANGAN X

ANALISA PENENTUAN KARAKTERISTIK RESERVOIR, KERUSAKAN FORMASI, DAN DELIVERABILITAS GAS PADA SUMUR AST-1

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut merupakan kebutuhan yang esensial bagi keberlangsungan hidup

OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN GAS UNTUK SUPPLY GAS INJEKSI SUMUR SUMUR GAS LIFT SECARA TERINTEGRASI

TUGAS AKHIR. Oleh: LUSY MARYANTI PASARIBU NIM :

Perencanaan Sumur Sisipan Dengan Simulasi Reservoir

Estimasi Faktor Perolehan Minyak dengan Menggunakan Teknik Surfactant Flooding pada Pola Injeksi Five Spot

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang dan Pembatasan Masalah

BAB III ANALISA TRANSIEN TEKANAN UJI SUMUR INJEKSI

EVALUASI KEBERHASILAN PEREKAHAN HIDROLIK PADA SUMUR R LAPANGAN X

PENGEMBANGAN KORELASI USULAN UNTUK PENENTUAN LAMA WAKTU LAJU ALIR PLATEAU PADA SUMUR GAS KONDENSAT DENGAN FAKTOR SKIN TUGAS AKHIR.

Kata kunci : Surfaktan, dipping Reservoir, Injeksi Berpola Lima Titik, oil wet, Tegangan Antar Muka

Renaldy Nurdwinanto, , Semester /2011 Page 1

Pengembangan Lapangan Y Menggunakan Simulasi Reservoir

PENENTUAN POLA INJEKSI OPTIMUM UNTUK PROSES WATERFLOODING DENGAN MENGINTEGRASIKAN MODEL STATIK DAN MODEL DINAMIS LAPANGAN BM CEKUNGAN JAWA BARAT UTARA

KEASLIAN KARYA ILMIAH...

KEASLIAN KARYA ILMIAH...

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: STUDI SIMULASI RESERVOIR UNTUK PENGEMBANGAN LAPANGAN DINAR REEF DAP

Jurnal Teknologi Minyak dan Gas Bumi

APLIKASI VSD DALAM MENGATASI MASALAH WATER CUT DAN GAS YANG BERLEBIH PADA SUMUR ESP

Kesalahan pembulatan Kesalahan ini dapat terjadi karena adanya pembulatan angka-angka di belakang koma. Adanya pembulatan ini menjadikan hasil

STRATEGI MENGATASI KEHETEROGENITASAN DENGAN INJEKSI SURFAKTAN PADA POLA FIVE SPOT UNTUK MENINGKATKAN FAKTOR PEROLEHAN MINYAK TUGAS AKHIR

PENGGUNAAN SIMULASI RESERVOIR UNTUK MENGOPTIMALKAN FAKTOR PEROLEHAN MINYAK PADA FORMASI LOWER SIHAPAS, LAPANGAN X

Optimasi Injeksi Gas untuk Peningkatan Produksi pada Lapangan Gas Lift dengan Sistem yang Terintegrasi

KAJIAN LABORATORIUM PENGUJIAN PENGARUH POLIMER DENGAN CROSSLINKER TERHADAP RESISTANCE FACTOR

Bab I Pendahuluan. I.1 Maksud dan Tujuan

FULL DEVELOPMENT OF PIPELINE NETWORKING AT X FIELD

Perencanaan Waterflood Perencanaan waterflood didasarkan pada pertimbangan teknik dan keekonomisannya. Analisa ekonomis tergantung pada

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: Perencanaan Ulang Sumur Gas Lift pada Sumur X

Setahun setelah kembali dari studinya di Perancis sebagai kader

BAB I PENDAHULUAN I-1

STUDI LABORATORIUM PENGARUH KONSENTRASI SURFAKTAN POLIMER TERHADAP RECOVERY FACTOR DENGAN BERBAGAI SALINITAS

BAB V PEMBAHASAN. yaitu sumur AN-2 dan HD-4, kedua sumur ini dilakukan treatment matrix acidizing

BAB V ANALISA SENSITIVITAS MODEL SIMULASI

Poso Nugraha Pulungan , Semester II 2010/2011 1

KARAKTERISASI SURFAKTAN POLIMER PADA SALINITAS PPM DAN SUHU 85 C

DISAIN WAKTU BUKA SUMUR UJI BACK PRESSURE PADA SUMUR MINYAK SEMBUR ALAMI UNTUK MEMBERIKAN HASIL PERMEABILITAS YANG LEBIH AKURAT

METODE EVALUASI DAN PERAMALAN KELAKUAN PRODUKSI UNTUK APLIKASI DI LAPANGAN-LAPANGAN TUA (BROWNFIELDS) TESIS

Studi Injeksi Kimia Melalui Simulasi Reservoir: Kasus Pada Reservoir DI, Lapangan Rantau

Berikut ini adalah log porositas yang dihasilkan menunjukkan pola yang sama dengan data nilai porositas pada inti bor (Gambar 3.18).

I.PENDAHULUAN 1 BAB II. TINJAUAN UMUM LAPANGAN

ANALISA BOND INDEX DALAM PENILAIAN HASIL PENYEMENAN (CEMENTING) PRODUCTION ZONE PADA SUMUR RNT-X LAPANGAN RANTAU PT PERTAMINA EP FIELD RANTAU, ACEH

Transkripsi:

PERENCANAAN PATTERN FULL SCALE UNTUK SECONDARY RECOVERY DENGAN INJEKSI AIR PADA LAPANGAN JAN LAPISAN X1 DAN LAPISAN X2 Jannisto Harrison Mongan Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi E-mail: jannistoo@gmail.com Abstrak Lapangan JAN pada tugas akhir yang berjudul Perencanaan Pattern Full Scale untuk Secondary Recovery dengan Injeksi Air Pada Lapangan JAN lapisan X1 dan lapisan X2 sudah berproduksi sejak tahun 1976.Seiring dengan berjalannya produksi, tekanan pada reservoir menurun, sampai sudah tidak dapat memenuhi nilai keekonomisannya.perencanaan pattern yang digunakan pada tugas akhir ini adalah perencanaan pattern secara kualitatif.perencanaan secara kualitatif adalah perencanaan yang dilakukan dengan menganalisis produksi dari suatu lapangan. Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk analisis produksi antara lain adalah analisis production performance, analisis scatter plot, analisis bubble map terhadap grid map. Berdasarkan kesimpulan dapat terlihat Pattern full scale pada lapangan JAN merupakan tipe peripheral. Kata kunci: Pattern, Injeksi, Produksi, Waterflooding Pendahuluan Salah satu upaya peningkatan produksi minyak adalah dengan injeksi air.untuk dapat meningkatkan produksi dengan injeksi air, diperlukan perencanaan pattern yang tepat dan sesuai keadaan sumur.oleh karena itu diperlukan metode-metode khusus untuk merencanakan pattern agar meningkatkan produksi secara optimal.studi pada lapangan JAN ini sendiri, oleh PT.PERTAMINA EP sudah mencapai tahap pilot pattern yang dilakukan pada tahun 2011 sampai tahun 2014. Dari hasil studi yang dilakukan oleh PT. PERTAMINA EP ini, diketahui bahwa injeksi air, dengan pattern five spot ini berhasil, dari awal produksi sebesar 27 bopd pada hari pada awal injeksi air yaitu pada 1 Desember 2011, menjadi sebesar 102 bopd pada 1 September 2014 sehingga diperlukan tindak lanjut yang berupa perencanaan Pattern untuk tahap Full Scale. Studi Pustaka Pada Tugas akhir ini perencanaan pattern dilakukan secara kualitatif.perencanaan secara kualitatif adalah perencanaan yang dilakukan dengan menganalisis produksi dari suatu lapangan. Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk analisis produksi antara lain adalah analisis production performance, analisis scatter plot, analisis bubble map terhadap grid map. Dengan ditemukannya jenis drive mechanism kita dapat menganalisis produksi dengan memperhatikan perilaku produksi sumur berdasarkan jenis drive mechanism nya. Dari analisis ini bisa didapatkan sumur apa saja yang dapat berperan di dalam pattern ini sebagai injeksi maupun produksi. Gambar 1 di bawah ini adalah plot produksi bulanan minyak, gas dan air (sumbu Y) dengan periode waktu produksi tahun 1965 sampai tahun 2013.Dari analisis production performance ini kita dapat melihat kinerja dari suatu lapangan tersebut. Dengan menampilkan plot produksi, water cut,water injection, dan rate liquid kita dapat melihat performa atau kinerja pada zona tersebut.bubble map adalah suatu gambaran mengenai tingkah laku produksi berdasarkan base map dari struktur lapangan yang berbentuk lingkaran, dimana kita dapat menganalisis antara lain : 184

1. Gambaran tren perubahan produksi tiap sumur. 2. Gambaran kumulatif produksi tiap sumur. 3. Dapat mengetahui besarnya nilai dari radius pengurasan (re) tiap sumur. 4. Dapat memberikan gambaran estimasi wilayah potensial pemboran baru (infilldrilling) apabila digabungkan (overlay) dengan gridmap. Berdasarkan base map, pada software komputer dapat membuat gambaran berupa tingkah laku produksi dari tiap tiap sumur dalam bentuk lingkaran (gelembung) berwarna, yang warnanya tergantung dari besarnya produksi sumur. Bentuk bentuk lingkaran berwarna ini disebut dengan Bubble map. Pada pengamatan bubble map ini digunakan beberapa data pendukung untuk melihat gambaran pola penyebaran fluida, dimana bubble map di tumpuk (overlay) dengan data pendukung tersebut seperti grid map untuk properties permeabilitas dan porositas. Untuk membuat Remaining Oil In Place Setiap Sumur, didapatkan dengan cara mengurangkan hasil Cadangan awal minyak setiap sumur yang didapatkan dari analisis Fetkovich Curve, terhadap kumulatif produksi minyak setiap sumur. ROIP=OOIPsumur- Npmax...(3.7) Metode Fetkovich type curve dalam software komputer pada dasarnya menganalisis ulang nilai Original Oil In Place (OOIP), mendapatkan nilai permeabilitas, nilai skin faktor dari tiap sumur pada suatu struktur. Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan keadaan setiap sumur, maka perlu dimasukan data Reservoir yang sesuai dengan keadaan tiap sumur tersebut.data-data tersebut adalah data PVT (pressure vs temperature) dan juga beberapa data reservoir lainnya seperti besar API dan viskositas dari reservoir tersebut. Analisis ScatterPlot ini dilakukan berdasarkan klasifikasi nilai Oil Production dan nilai Water Cut. Alasan dilakukan pengelompokan ini adalah untuk memudahkan dalam analisis tiap sumur, dimana dapat dilihat sumur mana yang mempunyai harga Oil Production dan Water Cut berdasarkan kategori high, medium, dan low. Pada analisis ini dikelompokan sumur sumur dengan oil production cummulative dengan sumur sumur dengan water cut cummulative. Berikut merupakan contoh analisis dari scatter plot. Metodologi Penelitian Agar penulisan tugas akhir ini tidak menyimpang dari tujuan yang diinginkan, penulis hanya akan membahas perencanaan pattern dengan cara kualitatif. Perencanaan secara kualitatif adalah perencanaan yang dilakukan dengan menganalisis produksi dari suatu lapangan. Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk analisis produksi antara lain adalah analisis production performance, analisis scatter plot, analisis bubble map terhadap grid map. Hasil dan Pembahasan Sebelumnya pada lapangan ini telah dilakukan pilot waterflooding yang berfungsi sebagai sampel untuk mencoba apakah lapangan ini cocok dan sesuai apabila dilakukan waterfloodingberikut merupakan gambar pilot pattern untuk penginjeksian lapangan gebang : 185

Gambar 5 Pilot Project lapangan JAN Desain pilot project untuk penginjeksian waterflooding berfungsi untuk mengetahui keefektifan dan kereaktifan lapangan tersebut terhadap pengaruh injeksi air.desain pilot project untuk lapangan JAN ini merupakan desain yang sudah dibuat oleh PT.Pertamina EP.Dan pada pilot project terlihat bahwa sumur JAN 10, target percobaan produksi merupakan pilot pattern itu sendiri. Jenis Pattern yang digunakan dalam studi pilot project ini adalah dengan menggunakan five spot pattern. Hasil dari penginjeksian air terhadap lapangan JAN 10 dapat dilihat di dalam grafik produksi : Gambar 6 Production Performance Pilot Project sumur JN 10 Dari grafik diatas, dapat dilihat bagaimana performa sumur JN 10 setelah dilakukannya injeksi air.pada pilot project yang telah dilaksanakan oleh PT.Pertamina EP, diketahui laju produksi minyak sebelum injeksi pada 1 November 2011 adalah sebesar 29 bopd. Dengan dilakukannya injeksi air pada 1 Desember 2011 sampai pada akhir dari data lapangan yang ada, yaitu pada 1 September 2014 laju produksi minyak pada sumur JN 10 ini menjadi sebesar 102 bopd. Agar kita dapat mengetahui drive mechanism yang terdapat di lapangan JAN lapisan X1 dan X2 maka digunakan metoda Ganesh Thakur, yaitu dengan melakukan plot (P/Pi) terhadap Np/N dalam persen, Dari hasil analisis Ganesh Thakur diatas tersebut di dapat grafik sebagai berikut untuk lapisan X1: Gambar 7 P/Pi versus Np/N Lapisan X1 186

Dan juga dari hasil Analisis Ganesh Thakur didapatkan grafik sebagai berikut untuk lapisan X2: Gambar 8 P/Pi versus Np/N Lapisan X2 Dari overlay yang di dapat menunjukan bahwa lapangan JAN lapisan X1 dan lapisan X2 tersebut mempunyai drive mechanism yaitu solution gas drive. Gambar 9 di bawah ini adalah plot produksi bulanan minyak, gas, air, dan total fluida (sumbu Y) dengan periode waktu produksi tahun 1976 sampai tahun 2014 pada lapangan JAN. Gambar 9 Laju Produksi Minyak, Laju Alir Gas, Laju Alir Dari hasil analisis plot pada gambar 9 menunjukan bahwa produksi minyak tertinggi pada lapisan X1 dan X2 pada lapangan JAN terjadi pada tahun 1979, dengan laju alir minyak sebesar 2912 BOPD water cut sebesar 4.6%. Gambar 10 Plot Production Perfromance lapisan X1 dan lapisan X2 Gambar 10 menunjukan bahwa water cut pada tahun 2012 menurun, dan memasuki pertengahan tahun 2012water cut meningkat menjadi 90%, hal ini menandakan bahwa memasuki tahun 2012 ada injeksi air pada X1 dan lapisan X2 sehingga water cut pun naik cukup drastis dan produksi minyak terus meningkat sampai tahun 2014 menjadi sebesar 255BOPD. 187

Tabel 1. Primary Peak Oil Jenis Kumulatif produksi Tanggal Minyak 2912 BOPD 6/1/1979 Laju Alir Air 6 BOPD 6/1/1979 Tabel 2 diatas menunjukkan data kuantitatif yang memperlihatkan besar primary peak oil. Setelah primary peak oil ini, laju produksi minyak semakin menurun sampai sebelum dilakukannya injeksi air pada 1 desember 2011.. Analisis Scatter Plot pada lapisan X1 dan X2 ini dilakukan berdasarkan klasifikasi nilai Oil Production dan nilai Water Cut Berikut ini adalah gambar serta klasifikasi analisis Scatter Plot Lapangan JAN lapisan X1 berdasarkan besar Oil Production. Gambar 11 Cummulative Production lapisan X1 Dari hasil scatter plot di atas kita dapat menentukan mana sumur yangproduksi minyak nya tergolong high, medium dan low.dari hasil scatter plot di dapat terdapat 1 sumur yang memiliki high oil production yaitu sumur JN24. Dengan scatter plot ini juga dapat diketahui sumur mana yang memiliki potensi untuk dilakukan injeksi, biasanya sumur injeksi masuk pada kategori low oil production dengan water cut yang tinggi Gambar 12 Cummulative Production lapisan X2 Pada hasil analisis scatter plot untuk lapisan X2 disimpulkan bahwa sumur JN 44, JN 35, JN 40, JN 29, JN 19, JN 32, JN 28, JN 38 dapat menjadi potensi sumur produksi disebabkan watercut yang masih kecil (<20%). Sedangkan untuk sumur JN 42 dapat menjadi sumur injeksi karena tingginya watercut (>80%). Gambar 13dibawah ini adalah bubble map dari nilai radius pengurasan (re) tiap sumur pada struktur X1. Dimana radius pengurasan adalah seberapa besar area dari radius pengurasan suatu sumur selama sumur tersebut terproduksikan dan seberapa besar radius pengurasan tiap sumur sampai batas nilai keekonomian atau nilai presentasi dari faktor perolehan maksimum. 188

Gambar 13 Radius Pengurasan Pada Sumur-Sumur lapisan X1 Apabila bubble map dari radius drainage (re) digabungkan (overlay) dengan peta grid dari nilai HCPV, porositas, tebal zone permeabel, dimana nilai tersebut didapatkan dari pembacaan hasil logging tiap sumur. Maka didapatkan gambaran yang jelas area yang mempunyai potensial untuk dijadikan sumur produksi maupun injeksi.radius pengurasan pada sumur-sumur pada lapangan JAN memiliki radius maksimal sebesar 576 ft. Gambar 14 Radius Pengurasan dan HCPV lapisan X1 Dari gambar 4.12 di atas dapat diketahui bahwa lapangan JAN lapisan X1 di titik titik yang sudah dilakukan pengeboran atau yang sudah terdapat sumur memiliki nilai HCPV yang cukup baik. Pada analisis ini, terlihat bahwa sumur JN 10, JN 22, JN 32, JN 31, JN 39, JN 24 tersebut memiliki nilai HCPV yang baik yaitu diantara 0.75-1.5 m 3. Gambar 15 Radius Pengurasan dan HCPV lapisan X2 Begitu juga dengan lapisan X2 terlihat beberapa potensi HCPV yang baik tetapi belum dilakukan pengeboran.pada lapisan X2 ini juga terlihat bahwa terdapat sumur JN 29, JN 44, JN 20, JN 22, JN 10 sudah berada pada titik HCPV yang tinggi yaitu diantara 0.27 m 3. 0.54 m 3.sehingga sumur ini memiliki potensi produksi. 189

Gambar 16 Radius Pengurasan dan Porositas X1 Dari gambar 16 yaitu Radius pengurasan vs porositas dapat terlihat bahwa zona X1 secara keseluruhan memiliki porositas atau pori - pori yang sangat baik yaitu berkisar di (10% - 28%). Dari gambar kita dapat melihat lingkaran berwarna ungu, Gambar 17 Radius Pengurasan dan Porositas X2 Untuk lapisan X2 dapat terlihat bahwa lapisan X2 secara keseluruhan memiliki porositas atau pori - pori yang cukup baik yaitu berkisar di (10% - 23%). Sama seperti dengan overlay pada lapisan X1 terdapat daerah yang menunjukkan porositas yang baik, tetapi belum dilakukan pengeboran. Gambar 18 Radius Pengurasan dan Netmap X1 Pada gambar 18 menunjukkan gabungan (overlay) antara bubblemap oil drainage dan netsand untuk lapisan X1, terlihat bahwa beberapa sumur memiliki kedalaman bersih yang cukup tebal seperti pada sumur JN 10,JN 31, JN 24 dengan kedalaman sebesar 4.21 m - 8.24 m. 190

Gambar 19 Radius Pengurasan dan Netmap X2 Pada gambar 19 menunjukkan gabungan (overlay) antara bubblemap oil drainage dan netsand untuk lapisan X2, terlihat bahwa beberapa sumur memiliki kedalaman bersih yang cukup tebal. Dari sini kita dapat melihat sumur-sumur yang memiliki netmap yang besar (antara 5-6.8 m) yaitu sumur JN 19, JN 20, JN 44.Sedangkan sumur yang memiliki netmap yang cukup besar (antara 1-3.4 m) adalah JN 10, JN22, 40, dan JN46.Sisanya tergolong kecil. Bubble Map Kumulatif Produksi terhadap Grid Map ROIP Sebelum kita dapat melakukan perbandingan antara kumulatif produksi dengan ROIP, diperlukan perhitungan cadangan setiap sumur.untuk perhitungan cadangan setiap sumur dilakukan dengan metoda fetkovich curve. Metode Fetkovich type curve dalam software komputer pada dasarnya menganalisis ulang nilai Original Oil In Place (OOIP), mendapatkan nilai permeabilitas, nilai skin faktor dari tiap sumur pada suatu struktur..untuk mendapatkan cadangan minyak setiap sumur perlu dilakukan matching trendline dengan kurva Fetkovich. Berikut merupakan contoh gambar trend line yang sudah match dengan kurva fetkovich. Gambar 21 Penyebaran ROIP pada base map lapangan JAN Pada penyebaran ROIP diatas dapat terlihat jelas beberapa sumur yang masih memiliki potensi yang besar.seperti pada sumur JN 24, JN 19 dan JN 29. Gambar 22 Penyebaran ROIP dengan cumulative oil production 191

Gambar 22 Pattern full scale pada lapangan JAN Berdasarkan sumur injeksi dan sumur produksi yang didapatkan dari hasil analisis sebelumnya, kita dapat menarik garis dan menyimpulkan patternapa yang akan dibuat pada lapangan JAN. Diharapkan dari hasil pattern yang didapatkan dengan analisis produksi (metoda kualitatif) dapat menambah laju produksi dari lapangan JAN ini. Berikut merupakan gambar yang menunjukkan kesimpulan pattern yang akan dibuat pada lapangan JAN. Kesimpulan Kesimpulan tugas akhir ini adalah : Drive Mechanism pada lapangan JAN ini solution gas drive. Dengan dilakukannya analisis scatter plot ini diketahui bahwa kandidat sumur produksi adalah sumur JN 24, JN12, JN38, JN10. Sumur produksi JN10 setelah pilot project terjadi peningkatan produksi. Sehingga lapangan JAN merupakan lapangan yang reaktif dan cocok untuk dilakukan injeksi dengan air (waterflooding). Pattern untuk injeksi yang digunakan adalah peripheral Daftar Pustaka Ahmed, Tarek,Phd. PE., Reservoir Engineering HandBook, Publishing Company, Houston, Texas. Dake, L.P., Fundamental of Reservoir Engineering The Hague, The Netherlands. Rukmana, Dadang (BPMIGAS)., Dedy Kristanto Teknik Reservoir Teori dan Aplikasi.,Yogyakarta., Januari 2012 Fayers, F. John., Enhanced Oil Recovery Bournemouth, U.K., September 21-23,1981. Fedella Esrar, Rasti, Evaluasi Pelaksanaan Injeksi Air, Tugas Akhir Jurusan Teknik Perminyakan Universitas Trisakti, Jakarta 2009. http://iatmismmigas.wordpress.com/2012/06/07/pengantar-studi-water-flood/ John Lee, Dr. W, Waterflooding Industry School Class Note Volume 1 John Lee, Dr. W, Waterflooding Industry School Class Note Volume 2 Pradhitasari, Fitriyana Yuniastuti,. Evaluasi Kinerja Waterflooding Pada Lapisan M Sumur LS 135- LS 129 Blok VII Dengan Pola Direct Line Lapangan Sago Unit Bisnis PT PERTAMINA EP Lirik, Skripsi Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Mineral Universitas Pembangunan Veteran Nasional, Yogyakarta, 2011. 192