BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam melaksanakan ketetapan Garis Besar Haluan Negara (GBHN)

dokumen-dokumen yang mirip
Matakuliah : O0042 Pengantar Sosiologi Tahun : Ganjil 2007/2008 PERUBAHAN SOSIAL DAN MODERNITAS PERTEMUAN 09

BAB I PENDAHULUAN. Setiap kehidupan manusia senantiasa mengalami perubahan-perubahan. Hal

Sosiologi. Kelompok & Organisasi Sosial MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 07

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah IMAM NAWAWI, 2014

BAB I PENDAHULUAN. kota ataupun kabupaten untuk berlomba-lomba mengembangkan daerahnya di

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan motor penggerak yang memberikan dasar bagi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan bagian dari rangkaian pelaksanaan. pembangunan dalam melaksanakan ketetapan Garis-Garis Besar Haluan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Masalah. Modernisasi telah membawa arus perubahan besar terhadap cara pandang

I. PENDAHULUAN. industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mempercepat peningkatan perkembangan desa (swadaya dan desa

BAB I PENDAHULUAN. dorongan-dorongan alamiah yang dimiliki setiap manusia semenjak dilahirkan.

MATERI 1 HAKEKAT PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia, pariwisata telah dianggaap sebagai salah satu sektor ekonomi

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dinantikan serta diinginkan oleh rakyat Indonesia. Harapan dan cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan masyarakat, masyarakat dengan individu, dan masyarakat

Komunikasi dan Proses Perubahan Sosial

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang terkenal akan kekayaannya, baik itu

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PENGUSAHA INDUSTRI KECIL MEBEL DI KOTA SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dipaparkan sumber atau literatur yang menunjang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masyarakat kita sering mendengar tentang sistem nilai yang

BAB I Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan terkonsentrasi dan ada tempat-tempat dimana penduduk atau kegiatannya

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. dan agamanya, semenjak dahulu menjadi perhatian khas dari para ilmuwan dan para

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan ekonomi di antaranya adalah untuk. meningkatkan pertumbuhan ekonomi, disamping dua tujuan lainnya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pada sebuah pembangunan dapat mendatangkan dampak berupa manfaat yang

BAB I PENDAHULUAN. Desa Laut Dendang merupakan salah satu daerah pinggiran Kota Medan. Hal

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan Negara agraris, artinya petani memegang peran

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan hal yang sangat penting dalam. meningkatkan kesempatan kerja serta memperbaiki kualitas pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga pembangunan industri tidak hanya mencapai kegiatan mandiri saja, tetapi

I PENDAHULUAN. Diakses 17 juli Guritno Kusumo Statistik Usaha Kecil dan Menengah.

DISFUNGSIONAL PERAN KARANG TARUNA DALAM PELESTARIAN KEARIFAN LOKAL DI KAMPUNG CIREUNDEU

BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VI PENUTUP. berkembang melalui getok tular pada masyarakat setempat. Dalam setiap

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan lapangan pekerjaan untuk meningkatkan perekonomian. bajak, pemilik anggrek membutuhkan pot-pot anggrek, pemilik hotel

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan beberapa daerah perkotaan mempunyai pola. baik di daerah pedesaan dan perkotaan. Dualisme kota dan desa yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. 1992:78). Dalam pengertian lain industrialisasi merupakan transformasi proses

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang terus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap masyarakat senantiasa mengalami perubahan dari masyarakat tradisional ke

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Latar Belakang Proyek. Angka pertambahan penduduk yang tinggi dan perkembangan pesat di

KELOMPOK SOSIAL GUMGUM GUMILAR, S.SOS., M.SI

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan cita-cita bangsa yaitu

BAB I PENDAHULUAN. cara untuk mencapai keadaan tersebut. Adanya pembangunan selain

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama masalah dalam kemiskinan yang dialami oleh setiap negara,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia telah mampu meningkatkan taraf hidup penduduknya. Peningkatan pendapatan di

MATERI 6 HUBUNGAN INTERAKSI DAN DINAMIKA SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. hidup, serta baiknya pengelolaan sumber daya alam yang ada. diri menjadi penting agar masyarakat dapat berperan dalam model

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. indikator perkembangan ekonominya. Perkembangan ekonomi yang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEREKONOMIAN INDONESIA DI ERA GLOBALISASI

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita pelajari sejarah perekonomian Indonesia sejak masa awal Orde

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi adalah sektor UKM (Usaha Kecil Menengah). saat ini para pelaku UKM masih kesulitan dalam mengakses modal.

BAB 1 PENDAHULUAN Kampung Ngampilan RW I Kelurahan Ngampilan Kecamatan Ngampilan di

BAB I PENDAHULUAN. saat ini sudah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan. Jumlah penganggur

BAB I PENDAHULUAN. peran pertanian bukan hanya menghasilkan produk-produk domestik. Sebagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sosial (termasuk religi), ekonomi dan ekologi sehingga hubungan hutan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SMP kelas 9 - EKONOMI BAB 9. Perkembangan Masyarakat Indonesia Menuju Negara MajuLatihan Soal 9.1

BAB II KAJIAN PUSTAKA. samping terutama untuk tempat tinggal, juga untuk semacam itu yakni yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengembangan masyarakat (community development) Pengembangan masyarakat (community development) adalah salah satu

KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Sumawinata, Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, dan salah satu pemikir besar ekonomi kerakyatan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. upaya mencapai tingkat pertumbuhan pendapatan perkapita (income per capital) dibandingkan laju pertumbuhan penduduk (Todaro, 2000).

I. PENDAHULUAN. Amartya Sen, peraih Nobel Ekonomi tahun 1998, menyatakan bahwa. bersama akan maksimal, dengan demikian kemakmuran sebuah bangsa dapat

Perubahan Sosial dalam Perkembangan Pariwisata Desa Cibodas Kecamatan Lembang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. masalah klasik dan mendapat perhatian khusus dari negara-negara di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan-kegiatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Transmigrasi merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah dalam mengambil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ekonomi masyarakat senantiasa berawal dari adanya target pemenuhan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tipologi masyarakat dikategorikan menjadi dua,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wenni Febriani Setiawati, 2015

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

BAB I PENDAHULUAN. dan harus siap dalam menghadapi pasar bebas dimana setiap sekat. dan makmur material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang

Desa Mandiri Berbasis Ecovillage

Kelopok Sosial. Fitri dwi lestari

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi dunia usaha termasuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) saat

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan ialah menyediakan modal kerja yang diperlukan untuk menunjang

SISTEM EKONOMI INDONESIA

`BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan industri merupakan bagian dari rangkaian pelaksanaan pembangunan dalam melaksanakan ketetapan Garis Besar Haluan Negara (GBHN) untuk mempercepat tercapainya sasaran pembangunan jangka panjang, sehingga bangsa Indonesia mampu tumbuh dan berkembang atas kekuatannya sendiri menuju masyarakat adil makmur berdasarkan Pancasila. Sektor industri menjadi penggerak pertumbuhan sektor ekonomi lain dengan peranannya dalam perekonomian nasional yang semakin meningkat sehingga mewujudkan struktur ekonomi yang semakin berkembang. Revrisond Baswir (1997: 47) dalam bukunya yang berjudul Agenda Ekonomi Kerakyatan menyatakan bahwa, pertumbuhan sektor industri meningkat rata-rata 14 persen pertahun, yang berakibat pada peningkatan sumbangannya terhadap PDB dari 17 persen (1970) menjadi 31 persen (1991). Hal tersebut terjadi pada tahun 1970-1991 yang notabene negara Indonesia masih dibawah naungan masa orde baru dan nampaknya memang sudah jauh-jauh hari perkembangan perekonomian di sektor industri sudah kian berkembang. Apabila kita simak lebih jauh kini perkembangan sektor industri khususnya industri menengah dan kecil sudah semakin pesat. Berdasarkan data dari Tim peneliti Centre for

2 Finance, Investment and Securities Law (CFISEL), (2009: 3) menyatakan bahwa kontribusi UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) bagi perekonomian negara cukup signifikan dimana UMKM pada tahun 2006 lalu memberikan kontribusi penciptaan nilai tambah nasional sebesar Rp. 1.778,75 triliun atau setara dengan 53,3% total Produk Domestik Bruto (PDB). Sektor industri yang didukung oleh sektor pertanian yang tangguh, industri rumahan, dan kerajinan, kini menjadi perhatian dari segala pihak dan terutama dalam era globalisasi. Walaupun di era globalisasi saat ini industri rumahan bukan penghasil output dan nilai tambah yang terbesar jika dibandingkan dengan industri besar dan sedang, namun nampaknya industri rumahan memberikan pengaruh yang besar terhadap kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Keberadaan Usaha kerajinan rakyat atau industri rumahan sangat berpengaruh besar terhadap perubahan sosial ekonomi masyarakat. Dalam sumbangannya terhadap perekonomian industri rumahan merupakan komponen yang tidak bisa dipisahkan dari unit-unit usaha berskala menengah atau besar. Hal ini dikarenakan bahwa unit bisnis pada umumnya memiliki fungsi yang sama yakni sebagai pihak yang memproduksi dan mendekatkan barang dan jasa kepada masyarakat. Berkembangnya industri dalam masyarakat yang belum mengenal industri membawa akibat terjadinya interaksi dua pola budaya, yaitu budaya lokal dan budaya industri. Yang dimaksud budaya lokal adalah pola tingkah laku masyarakat yang berpegang teguh pada tradisi setempat, sedangkan budaya industri adalah pola tingkah laku masyarakat yang berorientasi pada kegiatan industri yang kemudian

3 menghasilkan budaya yang cenderung populis dan pada dasarnya budaya ini lebih condong menekankan individualisme pada masyarakatnya (Amir Piliang, 2011: 73-74). Perubahan pada bidang ekonomi diakibatkan industrialisasi mengangkat sumber-sumber ekonomi, para pekerja, pengusaha, lembaga ekonomi, sistem ekonomi dan pemerintahnya. Proses perubahan ini berlangsung setahap demi setahap dalam jangka waktu yang lama, dimulai dari perubahan-perubahan nilai kehidupan masyarakat dan karakter fungsi lembaga masyarakat, kemudian berkembang melalui kehidupan keluarga, sistem pendidikan, organisasi-organisasi ekonomi dan politik. Akhirnya muncul perubahan yang tercermin dalam proses komersialisasi sektor pertanian, perubahan dalam ikatan-ikatan keluarga, serta muncul penghargaan yang tinggi dalam masyarakat terhadap keterampilan teknis sehingga tercipta berbagai spesialisasi pekerjaan. Perihal pola interaksi yang telah disinggung di atas senada dengan apa yang dipaparkan oleh Ferdinand Tonnies tentang pembagian dua pola interaksi dalam masyarakat, yakni Gemeinschaft (pedusunan) yang mengindikasikan pada pola interaksi budaya lokal dan Gesellschaft (patembayan, perjanjian atau kontrak) yang selarah dengan budaya industri dimana kerekatan masyarakat dilihat dari bentuk organisnya sedangkan gemeinschaft masih bersifat lokal dan cenderung mekanis (Veeger, 1985: 131). Selain menjadi usaha sampingan biasanya industri rumahan kini banyak dijadikan sebagai usaha pokok oleh masyarakat. Hal itu disebabkan oleh arus

4 urbanisasi yang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan sehingga menyebabkan ketidakseimbangan populasi suatu daerah. Disamping itu pun karena tidak produktif dan menyempitnya lahan pertanian yang banyak dialih fungsikan menjadi kawasan pemukiman sehingga industri rumahan menjadi salah satu sumber pendapatan pokok. Kecamatan Babakan Ciparay sebagai salah satu kawasan industri menjadikan daerah tersebut marak dengan pabrik industri, salah satunya industry tahu (home industri). Dampak pertumbuhan home industri yang sangat pesat itu mempunyai akibat yang besar dalam mobilitas penduduk. Sehingga kehidupan masyarakat di sekitar kawasan ini semakin kompleks dan menimbulkan suatu perubahan dari kondisi lama sebelum menjadi kawasan industri, menjadi kawasan industri. Kawasan industri di Kelurahan Babakan (Cibuntu) tersebut setiap tahunnya mengalami kepesatan dalam pembangunannya baik sarana maupun prasarana. Dan dalam perkembangannya keadaan fisik Kelurahan Babakan setelah menjadi industrialisasi banyak mengalami perubahan. Perubahan dari kondisi lama Kelurahan Babakan yang semula sebagai Kelurahan dengan penduduk aslinya menjadi daerah pabrik yang menerima banyak pendatang, ternyata membawa banyak perubahan tata nilai dan perilaku kehidupan masyarakatnya. Pola hidup yang dulu sangat bergantung pada keadaan sekitarnya menjadi lebih stabil karena telah berubah menjadi masyarakat industri (Schneider, 1993:430). Pembangunan home industri tahu ini, dapat berlangsung dengan baik apabila didukung oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut selain menyangkut teknologi industri, juga yang paling penting peranannya adalah masyarakat dimana industri itu

5 berada. Oleh karena itu masyarakat setempat harus dibina dan dipersiapakan untuk kehadiran dan kelanjutan adanya suatu industri. Perubahan-perubahan dalam pola kehidupan masyarakat akibat pertumbuhan industri, hampir mencakup berbagai segi kehidupan. Perubahan-perubahan tersebut terjadi karena adanya interaksi antara perangkat industri dengan masyarakat setempat, yaitu terjadinya pertemuan dua pola kebudayaan yang berbeda. Dalam hal ini peneliti ingin memaparkan tentang perubahan pola kehidupan masyarakat di Kelurahan Babakan Kecamatan Babakan Ciparay sebagai akibat pertumbuhan industri atau lebih dikenal dengan home Industri Tahu di Kelurahan tersebut sudah cukup lama, sehingga cukup lama pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat disekitar Kelurahan Babakan. Perubahan pada pola hidup terutama perilaku secara individual nampak di kalangan masyarakat yang beralih pekerjaan dari sektor pertanian ke sektor industri dengan adanya pabrik tahu tersebut. Hal ini dapat dimaklumi, bahwa dalam setiap mobilitas sosial baik vertikal maupun horizontal tentu akan membawa perubahan perilaku dari setiap individu maupun kelompok yang bersangkutan. Peralihan dari pola/tata nilai hidup yang lama yang berusaha ditinggalkan untuk memasuki tata nilai/pola kehidupan baru yang sedang dijalani ini merupakan suatu proses, yakni proses transisi dari tata lama ke tata baru. Perubahan-perubahan ini dengan sendirinya akan membawa pengaruh dan menimbulkan akibat pada pola hidup, tata nilai adat budaya yang dalam hal ini adalah perilaku manusia dalam masyarakat setempat (Loekman, 1995:177).

6 Terjadinya proses industrialisasi akan membawa perubahan-perubahan yang signifikan terhadap peningkatan kualitas hidup (quality of life) masyarakat. Pada satu sisi industrialisasi membawa kesejahteraan dan kemudahan dalam kehidupan masyarakat, namun pada sisi lain juga membawa kepada persoalan-persoalan. Proses industrialisasi ini perlu dilakukan agar terjadi peningkatan kulaitas hidup manusia dan agar dapat dibangun suatu peradaban yang maju (Loekman, 1995 :177). Industrialisai juga merupakan proses membangun budaya masyarakat ke arah masyarakat industri yang memiliki cirri-ciri suka kerja keras, hemat, cermat, tanggungjawab, disiplin menghargai waktu, dan tekad menghasil-kan yang terbaik. Industrialisasi pada hakikatnya adalah pembaharuan dalam segala bidang kehidupan, sehingga telah menimbulkan pula perubahan-perubahan dalam pola kehidupan. Segala perubahan yang terjadi dalam lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat akan mempengaruhi sistem sosialnya. Kehadiran Home Industri ditengah-tengah suatu masyarakat bisa menimbulkan berbagai masalah sosial apabila tidak pernah adanya komunikasi dan keterbukaan (Parker, Schneider, 1993 : 430). Maka berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul DAMPAK HOME INDUSTRI TAHU TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA (Penelitian di Kelurahan Babakan Kecamatan Babakan Ciparay Kota Bandung).

7 B. Identifikasi Masalah Industrialisasi pada hakikatnya adalah pembaharuan dalam segala bidang kehidupan. Kehadiran industri di tengah-tengah suatu masyarakat bisa menimbulkan berbagai masalah sosial apabila tidak pernah ada komunikasi dan keterbukaan dari semua pihak. Contoh kasusnya adalah adanya pembuangan limbah yang semenamena, kurangnya pemberian upah. Oleh karena itu harus ada kontrol sosial dalam menjaga stabilitas kehidupan masyarakatnya. Terlebih ditekankan pada aspek tata nilai atau norma yang berlaku dan sudah ada sejak lama, sehingga tidak terganggu dalam membangun suatu peradaban yang lebih maju. C. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kondisi masyarakat Kelurahan Babakan sebelum adanya home Industri Tahu? 2. Bagaimana proses perkembangan home industri tahu di Kelurahan Babakan? 3. Bagaimana dampak adanya home Industri Tahu terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Babakan? D. Tujuan Penelitian Adapaun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui masyarakat Kelurahan Babakan sebelum adanya home Industri Tahu.

8 2. Untuk mengetahui proses perkembangan home industri tahu di Kelurahan Babakan. 3. Untuk mengetahui dampak adanya home Industri Tahu terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Babakan. E. Kegunaan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang menjadi fokus kajian penelitian ini dan tujuan yang ingin dicapai, maka diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapakan dapat menambah wawasan kajian ilmiah bagi mahasiswa khususnya bagi mahasiswa Sosiologi serta dapat memberikan sumbangsih dan kontribusi bagi ilmu sosial. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapakan dapat menambah referensi dari pada hasil penelitian dan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagai peneliti berikutnya yang ingin mengetahui lebih dalam lagi terkait dengan penelitian sebelumnya. Kemudian juga untuk dijadikan sebagai bahan informasi bagai khalayak luas terutama bagi masyarakat Kelurahan Babakan (Cibuntu) itu sendiri tentang dampak industrialisasi terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat.

9 F. Kerangka Pemikiran Ferdinant Tonnies, seorang sosiolog Inggris memaparkan bahwa ada dua tipe masyarakat, yaitu Gemeinschaft dan Gesselschaf (Kinloch, 2005). Gemeinschaft atau komunitas intim untuk menggambarkan kehidupan pedesaan, tipe masyarakat di mana tiap anggota masyarakat mengenal satu sama lain. Masyarakat komunal dan tradisional yang didasarkan pada hubungan yang dekat, norma-norma cinta, pengertian dan perlindungan, serta pertalian keluarga dalam masyarakat dan lokalitas dan bahasa. Sisi lain, Gesselschaft atau asosiasi tidak pribadi dibentuk dalam masyarakat industri modern yang didasarkan pada hubungan-hubungan ekonomi, impersonal, dan artifisial, norma-norma dan nilai-nilai ekonomi, tenaga kerja dan konsumsi, serta pertalian kelas sosial dan pertukaran kontrak ekonomi. Dalam masyarakat sedang berkembang, ikatan pribadi, hubungan kekerabatan, dan persahabatan seumur hidup yang ada di Kelurahan sedang tergusur oleh hubungan berjangka pendek, pencapaian individu, dan kepentingan diri sendiri. Tonnies berusaha menjelaskan bahwa industri menciptakan individu-individu yang kurang peduli dengan orang-orang di sekitarnya bahkan dengan lingkungannya. Tetapi, manusia tidak dapat hidup tanpa manusia lainnya, bumi yang dipijakpun tidak akan bertahan menampung manusia-manusia di dalamnya jika tidak dipelihara. Bumi, jika mengalami perubahan kondisi lingkungan akibat ulah manusia akan mengakibatkan degradasi dan menipisnya sumber daya alam (Susilo, 2008). Adanya

10 home Industri Tahu, diharapkan mampu meminimalisasi dampak dari eksplorasi SDA dan bisa menyerap tenaga kerja yang lebih banyak. Sehingga mengurangi pengangguran yang ada dikota. Terlebih bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitarnya. Masyarakat dalam arti sempit biasanya disebut komunitas atau community. Istilah masyarakat ini menunjuk pada sekelompok orang yang tinggal dan berinteraksi yang dibatasi oleh wilayah geografis tertentu seperti Kelurahan, Kelurahan, kampung atau rukun tetangga. Pendefinisian masyarakat akan membedakan pendekatan dalam pengembangan masyarakat. Dalam definisi masyarakat sebagai community, maka pengembangan masyarakat biasanya difokuskan pada kegiatan-kegiatan pembangunan lokal (locality development) pada permukiman atau wilayah yang relatif kecil (Suharto, 2006). Program-program pengembangan masyarakat biasanya berbentuk usaha ekonomi produktif atau pelayanan kesehatan, pendidikan dasar yang bersifat langsung dirasakan oleh penduduk setempat, sehingga terjadi perubahan sosial yang yang baik dan berkembang. Astrid S. Susanto (1985: 157) dalam bukunya Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial menyatakan bahwa, penyebab terjadinya perubahan pada masyarakat diantaranya disebabkan oleh berkembangnya ilmu pengetahuan yang lebih mengarah kepada mental manusia, kemajuan teknologi (technical change) serta penggunaannya oleh masyarakat, komunikasi dan transportasi, dan urbanisasi. Hal ini

11 memberikan dampak pada perubahan masyarakat melalui kejutan (rapid social change). Perubahan sosial yang disebabkan oleh kemajuan teknologi mengakibatkan perubahan terjadi di segala sektor masyarakat, yakni mengubah pendapat dan penilaian orang terhadap apa yang hingga saat penggunaan penemuan tadi dianggap mutlak dan tidak berubah. Perubahan penilaian tersebut terjadi karena (inner construction) dan falsafah hidup manusia disangsikan karena dengan adanya kemajuan teknik serta penggunaannya meminta falsafah hidup yang baru dari manusia itu sendiri. Gillin dan Gillin (1982: 263) menjelaskan lebih lanjut mengenai perubah-an sosial yang dikutip oleh Soerjono Soekanto dalam bukunya Sosiologi Suatu Pengantar yakni, segenap perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, dan ideologi karena adanya difusi atau penemuan baru dalam masyarakat. Dalam suatu perubahan yang terjadi pada masyarakat, tentunya tidak melulu ke arah perubahan yang bersifat positif (progress). Namun terkadang suatu perubahan sosial itu berefek negatif (regress). Dan hal ini merupakan suatu proses perubahan sosial yang dicirikan dengan perputaran, sebagaimana Midgley (2005: 58) menjelaskan tentang hal ini, bahwa perubahan sosial merupakan suatu proses yang

12 berputar (cyclical process) yang terdiri dari proses yang berubah-ubah antara kemajuan dan kemunduran. Kemunduran biasanya terjadi ketika manusia tenggelam dalam persoalan-persoalan yang diahadapinya dan tidak dapat mengambil sikap terhadap keadaan baru. Sedangkan kemajuan yakni manusia dapat menemukan sistem nilai dan falsafah hidup yang baru dari adanya keterkejutan akan perubahan.