Cybersquatting dan Typosquatting

dokumen-dokumen yang mirip
Cyber Crime : Sebuah Evolusi Kejahatan Jenis kejahatan konvensional : Kejahatan kerah biru (blue collar crime) Pencurian, penipuan, pembunuhan

Cyber Crime. Ade Sarah H., M.Kom

Definisi Cybercrime. Disusun untuk memenuhi tugas ke I, MK. Kejahatan Komputer (Dosen Pengampu : Yudi Prayudi, S.Si, M.Kom)

PENGERTIAN CYBER CRIME

Modus Kejahatan dalam Teknologi Informasi

MODUS-MODUS KEJAHATAN DALAM TEKNOLOGI INFORMASI

P10 Kejahatan Komputer. A. Sidiq P. Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Cybercrime merupakan bentuk-bentuk kejahatan yang timbul karena pemanfaatan teknologi internet. cybercrime dapat didefinisikan sebagai perbuatan

Pengertian Cybercrime

BAB II KEJAHATAN PEMBOBOLAN WEBSITE SEBAGAI BENTUK KEJAHATAN DI BIDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

N. Tri Suswanto Saptadi. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Atma Jaya Makassar. 3/19/2015 nts/epk/ti-uajm 2

Seminar Nasional IT Ethics, Regulation & Cyber Law III

Indonesia termasuk negara yang tertinggal dalam hal pengaturan undang-undang ite. UU yang mengatur ITE di Indonesia dikenal denga

[ Cybercrime ] Presentasi Kelompok VI Mata Kuliah Etika Profesi STMIK El-Rahma Yogyakarta

cybercrime Kriminalitas dunia maya ( cybercrime

Bab 5 ETIKA PROFESI PADA TEKNOLOGI INFORMASI

Kejahatan Mayantara (Cybercrime)

Pelanggaran Hak Cipta

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI TINDAK PIDANA CYBER CRIME (MAYANTARA)

Dampak Sosial e-commerce

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UniversitasMercuBuanaYogyakarta ProgramStudi: TeknikInformatika TUGAS KOMPUTER MASYARAKAT

Penyalahgunaaan TIK serta Dampaknya

CYBERCRIME & CYBERLAW

Perkembangan Cybercrime di Indonesia

MATERI MUATAN REGULASI INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

CONTOH KASUS CYBER CRIME (KEJAHATAN DI DUNIA MAYA)

ANALISIS KASUS CYBERCRIME YANG TERPUBLIKASI MEDIA KASUS PENANGKAPAN WNA YANG DIDUGA KELOMPOK CYBERCRIME INTERNASIONAL

Cybercrime. Jenis Cybercrime :

Teknik Informatika S1

Makalah Kejahatan E-Commerce "Kasus Penipuan Online" Nama : Indra Gunawan BAB I PENDAHULUAN

BAB III TINJAUAN UMUM CYBER CRIME. dalam kehidupan masyarakat itu berada. Kejahatan merupakan cap atau

There are no translations available.

Pertemuan 4 CYBERCRIME

Sejarah Etika Komputer. Pengertian Etika Komputer. Tokoh-tokoh Pelopor Etika Komputer. Sejarah & Tokoh-tokoh Pelopor Etikom.

PENANGGULANGAN KEJAHATAN DI DUNIA MAYA (CYBERCRIME)

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

Carding KELOMPOK 4: Pengertian Cyber crime

BAB I PENDAHULUAN. tinggi tingkat budaya dan semakin modern suatu bangsa, maka semakin

*12398 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 32 TAHUN 2000 (32/2000) TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pertemuan 5 HUKUM E-COMMERCE

Pembahasan : 1. Definisi Cybercrime 2. Karakteristik Cybercrime 3. Bentuk-Bentuk Cybercrime

10/10/2010 PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI. Materi 14 : Pengantar Etika Profesi ETIKA DALAM SISTEM INFORMASI. 1. Privasi

STUDI KASUS. Penipuan Identitas dan Pencenaran Nama Baik melalui Internet (Cyber Crime)

Makalah Etika Profesi TI Illegal Content dan Data Forgery

BAB II KAJIAN HUKUM TENTANG DELIK PENIPUAN

oleh perdagangan secara konvensional. 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

A. Pengertian Cybercrime

Cybercrime. Edy. Abstrak. Pendahuluan. Pembahasan.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

CYBER LAW & CYBER CRIME

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

tulisan, gambaran atau benda yang telah diketahui isinya melanggar kesusilaan muatan yang melanggar kesusilaan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 T a h u n Tentang Desain Industri

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Rancangan Undang Undang Nomor Tahun Tentang Tindak Pidana Di Bidang Teknologi Informasi DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. melalui kebijakan hukum pidana tidak merupakan satu-satunya cara yang. sebagai salah satu dari sarana kontrol masyarakat (sosial).

MENGENAL CARDING. Taufan Aditya Pratama. Abstrak. Pendahuluan.

Oleh Prihatin Effendi ABSTRAK. a. PENDAHULUAN

Siapa Perlu Peduli Ancaman Cybercrime?

Pertemuan ke 2 Hendra Di Kesuma, S.Kom., M.Cs. Sistem Informasi STMIK BINA NUSANTARA JAYA

Etika, Kejahatan Komputer, dan Keamanan Sistem Informasi. Etika Sistem Informasi. Tujuan Bab 9. Information Systems Today

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KOMPUTER DAN MASYARAKAT. Mia Fitriawati S.Kom

CYBER ESPIONAGE. Etika Profesi TI. M. Alfiyan Syamsuddin Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

UNDANG-UNDANG TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK BAB I KETENTUAN UMUM

MAKALAH BENTUK-BENTUK DAN UPAYA PENANGGULANGAN KEJAHATAN SIBER

Netiquette. Apa itu netiquette? Netiquette = Network + Etiquette

CYBER CRIME DALAM SISTEM HUKUM INDONESIA CYBER CRIME IN INDONESIA LAW SYSTEM

Bab XXV : Perbuatan Curang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pertemuan 11. Pembahasan. 1. Pengertian Cyber law 2. Ruang Lingkup Cyber Law 3. Perangkat hukum Cyber law

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU

ASPEK HUKUM DALAM SISTEM MANAJEMEN MUTU KONSTRUKSI

Keamanan Sistem Informasi

Syarat dan Ketentuan Layanan Loketraja.com. (Terms and Conditions)

BAB II PENGATURAN KEJAHATAN INTERNET DALAM BEBERAPA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN. Teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis online dan perkembangan dunia online memang sudah sangat pesat

Oleh: R.Caesalino Wahyu Putra IGN.Parikesit Widiatedja Bagian Hukum Pidana, Fakultas Hukum, Universitas Udayana

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN. TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pembahasan : 1. Cyberlaw 2. Ruang Lingkup Cyberlaw 3. Pengaturan Cybercrimes dalam UU ITE

BAB III PERUSAKAN SITUS RESMI INSTANSI PEMERINTAH YANG DILAKUKAN MELALUI MEDIA INTERNET

INFORMATION SYSTEM AND SOCIAL ETHICS

PENUNJUK UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

BAB I PENDAHULUAN. sadar bahwa mereka selalu mengandalkan komputer disetiap pekerjaan serta tugastugas


KEAMANAN JARINGAN PERETAS, ETIKA DAN HUKUM

BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIAN KERJASAMA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK. A. Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 sehingga perlu diatur ketentuan mengenai Rahasia Dagang;

BAB I PENDAHULUAN. informasi baik dalam bentuk hardware dan software. Dengan adanya sarana

I. PENDAHULUAN. dan media elektronik yang berfungsi merancang, memproses, menganalisis,

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan norma serta

KOMPUTER DALAM HUKUM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

MAKALAH ETIKA PROFESI Cybersquatting dan Typosquatting Kelas : 4 D4TI-A Achmad Sayfudin (2110121006) M.Hernawan (2110121019) 1

KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas tepat pada waktunya. Adapun tugas ini berjudul CYBERSQUATTING DAN TYPOSQUATTING. Dalam menyelesaikan tugas Etika Profesi ini, kami mendapat banyak bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Desi selaku Dosen Etika Profesi Teknologi Informasi dan Komunikasi PENS 2. Ayah dan ibu yang selalu memberikan dukungan dan doa 3. Teman-teman Teknik Informatika 4D4TIA yang selalu memberikan motivasi dan dukungannya. 4. Semua pihak yang telah membantu terselesainya tugas Etika Profesi ini. Kami menyadari bahwa tugas Etika Profesi ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangan, maka dari itu kami mohon saran dan kritikan yang sifatnya membangun dari semua pihak sehingga kami bisa memperbaiki dan mengembangkannya di masa yang akan datang. Surabaya, 30 Desember 2015 Penulis 2

DAFTAR ISI Halman Kata Pengantar.i Daftar Isi..ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang.1 1.2 Rumusan Masalah.. 1 1.3 Tujuan.2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Cybercrime.. 3 2.1.1 Pengertian Cybercrime dan Cyberlaw... 3 2.1.2 Jenis-jenis Cybercrime....3 2.2 Cybersquatting dan Typosquatting..5 2.2.1 Pengertian Cybersquatting dan typosquatting....5 2.2.2 Contoh kasus Cybersquatting 5 2.2.3 Contoh kasus Typosquatting.9 2.2.4 Hukum Cyber squatting dan typosquatting..10 2.3 Solusi... 11 BAB III 3.1 Kesimpulan 12 3.2 Saran.12 Daftar Pustaka....13 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan teknologi jaringan komputer semakin meningkat. Selain sebagai media penyedia informasi, melalui intenet pula kegiatan komunitas komersial menjadi bagian terbesar dan pesat pertumbuhannya serta menembus berbagai batas Negara. Bahkan melalui jaringan ini kegiatan pasar di dunia bisa diketahui selama 24 jam melalui dunia internet atau disebut juga cyber space. Segi positif dari dunia maya ini tentu saja menambah trend perkembangan teknologi dunia dengan segala bentuk kreatifitas manusia. Namun dampak negaif pun tidak bisa dihindari. Tatkala pornografi marak dimedia internet, masyarakat pun tak bisa berbuat banyak. Seiring dengan perkembangan teknologi internet, menyebabkan munculnya kejahatan yang disebut dengan cybersquatting dan typosquating atau kejahatan melalui dunia maya dengan cara mendaftarkan domain nama perusahaan orang lain. Munculnya beberapa kasus cybersquatting dan typosquating di Indonesia, misalnya mendaftarkan situs dengan memakai nama dan merk orang lain tanpa hak sebelum pemilik yang sah mendaftarkan. Sehingga dalam kejahatan komputer dimungkinkan adanya delik formil dan delik materil. Delik formil adalah perbuatan seseorang yang memasuki komputer orang lain tanpa ijin, sedangkan delik materil adalah perbuatan yang menimbulkan akibat kerugian bagi orang lain. Adanya cybersquatting dan typosquating telah menjadi ancaman stabilitas, sehingga pemerintah sulit mengimbangi teknik kejahatan yang dilakukan dengan domain nama perusahaan, khususnya jaringan internet dan intranet. 1.2 Rumusan Masalah Pengertian cybersquatting dan typosquatting Jenis jenis cybersquatting dan typosquatting Contok kasus cybersquatting dan typosquatting Perundang- undang mengenai cybersquatting dan typosquatting 1.3 Maksud dan Tujuan Maksud dari penulisan makalah ini adalah : a. Memenuhi salah satu tugas matakuliah EPTIK b. Menambah wawasan tentang Cyber squating dan Typo squating c. Sebagai masukan kepada mahasiswa agar menggunakan ilmu yang didapatnya untuk kepentingan yang positif. Tujuan dari makalah ini adalah: 4

1. Untuk dapat dipresentasikan sehingga mendapatkan nilai UAS, dikarenakan mata kuliah EPTIK ( Etika Profesi Teknologi Informasi dan Komunikas ) adalah KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi ) 5

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Cybercrime 2.1.1 Pengertian Cybercrime dan Cyberlaw Cybercrime adalah sebuah bentuk kriminal yang mana menggunakan internet dan komputer sebagai alat atau cara untuk melakukan tindakan kriminal. Masalah yang berkaitan dengan kejahatan jenis ini misalnya hacking, pelanggaran hak cipta, pornografi anak, eksploitasi anak, carding dan masih banyak kejahatan melalui media internet. Juga termasuk pelanggaran terhadap privasi ketika informasi rahasia hilang atau dicuri, dan lainnya. Dalam definisi lain, kejahatan dunia maya adalah istilah yang mengacu kepada aktivitas kejahatan dengan komputer atau jaringan komputer menjadi alat, sasaran atau tempat terjadinya kejahatan. Termasuk ke dalam kejahatan dunia maya antara lain adalah penipuan lelang secara online, pemalsuan cek, penipuan kartu kredit, confidence fraud, penipuan identitas, pornografi anak, dan lain-lain. Cyberlaw adalah hukum yang digunakan didunia cryber (dunia maya), yang umunya diasosiasikan dengan internet. Cyber law dibutuhkan karen adasar atau fondasi dari hukum dibanyak negara adalah ruang dan waktu. Sementara itu, internet dan jaringan komputer mendobrak batas ruang dan waktu ini. 2.1.2 Jenis-jenis Cybercrime Berdasarkan jenis aktifitas yang dilakukannya, cybercrime dapat digolongkan menjadi beberapa jenis sebagai berikut: 1. Unauthorized Access kejahatan yang terjadi ketika seseorang memasuki atau menyusup ke dalam suatu sistem jaringan komputer secara tidak sah, tanpa izin, atau tanpa sepengetahuan dari pemilik sistem jaringan komputer yang dimasukinya. Probing dan port merupakan contoh kejahatan ini. Biasanya pelaku kejahatan (hacker) melakukannya dengan maksud sabotase ataupun pencurian informasi penting dan rahasia. Namun begitu, ada juga yang melakukannya hanya karena merasa tertantang untuk mencoba keahliannya menembus suatu sistem yang memiliki tingkat proteksi tinggi. Kejahatan ini semakin marak dengan berkembangnya teknologi Internet/intranet. Kita tentu belum lupa ketika masalah Timor Timur sedang hangat-hangatnya dibicarakan di tingkat internasional, beberapa website milik pemerintah RI dirusak oleh hacker (Kompas, 11/08/1999). Beberapa waktu lalu, hacker juga telah berhasil menembus masuk ke dalam data base berisi data para pengguna jasa America Online (AOL), sebuah perusahaan 6

Amerika Serikat yang bergerak dibidang ecommerce yang memiliki tingkat kerahasiaan tinggi (Indonesian Observer, 26/06/2000). Situs Federal Bureau of Investigation (FBI) juga tidak luput dari serangan para hacker, yang mengakibatkan tidak berfungsinya situs ini beberapa waktu lamanya untuk melakukan kegiatan mata-mata terhadap pihak lain, dengan memasuki sistem jaringan computer (computer network system) pihak asaran. Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap saingan bisnis yang dokumen ataupun data pentingnya (data base) tersimpan dalam suatu sistem yang computerized (tersambung dalam jaringan komputer) 2. Illegal Contents kejahatan yang dilakukan dengan memasukkan data atau informasi ke internet tentang suatu hal yang tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar hukum atau menggangu ketertiban umum. Contoh rilnya adalah pemuatan suatu berita bohong atau fitnah yang akan menghancurkan martabat atau harga diri pihak lain, hal-hal yang berhubungan dengan pornografi atau pemuatan suatu informasi yang merupakan rahasia negara, agitasi dan propaganda untuk melawan pemerintahan yang sah dan sebagainya, seperti penyebaran pornografi. 3. Penyebaran virus secara sengaja Penyebaran virus pada umumnya dilakukan dengan menggunakan email. Sering kali orang yang sistem emailnya terkena virus tidak menyadari hal ini. Virus ini kemudian dikirimkan ke tempat lain melalui emailnya. 4. Data Forgery Kejahatan yang dilakukan dengan tujuan memalsukan data pada dokumen-dokumen penting yang ada di internet. Dokumen-dokumen ini biasanya dimiliki oleh institusi atau lembaga yang memiliki situs berbasis web database. Kejahatan ini biasanyaditujukan pada dokumendokumen e-commerce dengan membuat seolah-olah terjadi salah ketik yang pada akhirnya akan menguntungkan pelaku karena korban akan memasukkan data pribadi dan nomor kartu kredit yang dapat saja disalah gunakan. 5. Cyber Espionage, Sabotage, and Extortion Cyber Espionage merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet untuk melakukan kegiatan mata-mata terhadap pihak lain, dengan memasuki sistem jaringan komputer pihak sasaran. 6. Cyberstalking Kejahatan jenis ini dilakukan untuk mengganggu atau melecehkan seseorang dengan memanfaatkan komputer. 7

7. Carding Carding merupakan kejahatan yang dilakukan untuk mencuri nomor kartu kredit milik orang lain dan digunakan dalam transaksi perdagangan di internet. 8. Hacking and Cracker Istilah hacker biasanya mengacu pada seseorang yang punya minat besar untuk mempelajari sistem komputer secara detail dan bagaimana meningkatkan kapabilitasnya. Adapun mereka yang sering melakukan aksi-aksi perusakan di internet lazimnya disebut cracker. Boleh dibilang cracker ini sebenarnya adalah hacker yang yang memanfaatkan kemampuannya untuk hal-hal yang negatif. 9. Cybersquatting and Typosquatting Cybersquatting merupakan kejahatan yang dilakukan dengan mendaftarkan domain nama perusahaan orang lain dan kemudian berusaha menjualnya kepada perusahaan tersebut dengan harga yang lebih mahal. 10. Hijacking Merupakan kejahatan melakukan pembajakan hasil karya orang lain. 11. Cyber Terorism Suatu tindakan cybercrime termasuk cyber terorism jika mengancam pemerintah atau warganegara, termasuk cracking ke situs pemerintah atau militer. 2.2 Cybersquatting dan Typosquatting 2.2.1 Pengertian Cybersquatting dan Typosquatting Cybersquatting (penyerobotan Domain Name) adalah kejahatan yang dilakukan dengan cara mendaftarkan domain nama perusahaan orang lain dan kemudian berusaha menjualnya kepada perusahaan tersebut dengan harga yang lebih mahal. Adapun penyerobotan nama domain yaitu dengan mendaftarkan situs dengan memakai nama atau merek orang lain secara tanpa hak sebelum pemilik yang sah mendaftarkan, kemudian berusaha untuk menawarkan situs tersebut kepada orang atau pemilik merek yang bersangkutan dengan harga yang sangat tinggi. (Brian Firtzgerald et.al, 1998) Makarim mendefinisikan penyerobotan nama domain adalah tindakan seseorang (yang tidak berhak atau bukan pemilik nama sebenarnya) mendahului mendaftarkan nama-nama yang populer yang diketahuinya dengan tujuan untuk menjual kembali kepada pihak yang berkepentingan atas nama tersebut diatas harga perolehannya.(edmon Makarim,2001.). Typosquatting adalah kejahatan dengan membuat domain plesetan yaitu domain yang mirip dengan nama domain orang lain. Nama tersebut merupakan nama domain saingan perusahaan. 8

2.2.2 Contoh Kasus Cybersquatting 1. Kasus Nissan Computer Corporation Kasus cybersquatting yang terjadi antara Nissan Motor Industries yang berbasis di Jepang dengan Nissan Computer Corporation yang berbasis di amerika Serikat yang memperebutkan nama domain yang digunakan oleh Nissan Computer Corporation Latar Belakang Perusahaan Nissan Motor Co., Ltd. adalah perusahaan otomotif terbesar kedua di Jepang dimana sebelumnya menggunakan nama Datsun di Amerika Serikat hingga tahun 1983 sehingga hingga saat itu produk Nissan menggunakan kedua nama Nissan Computer Corporation merupakan perusahaan penjual PC, Server, dan pengembang dan hosting halaman web. Perusahaan ini bermarkas di Raleigh, Amerika Serikat dan didirikan oleh Uzi Nissan yang berkebangsaan Yahudi. Nama Nissan diambil dari nama keluarga dan berarti kerinduan akan sebuah harapan dalam bahasa Ibrani Latar Belakang Masalah Kasus dimulai ketika Nissan Computer menggunakan domain nissan.com untuk website komersialnya Nissan Motor yang namanya dipatenkan sejak tahun 1959 merasa Nissan Computer menyabot hak patennya Nissan Motor menuntut Nissan Computer dengan dakwaan melanggar hukum Federal Trademark Dilution Act (FTDA), 15 U.S.C. 1125(c), serta dalam hukum negara bagian California Cal. Bus. & Prof. Code 14330, dan Lanham Act, 15 U.S.C. 1114 Perkembangan Kasus (1) Uzi Nissan menggunakan nama Nissan dalam berbagai usaha termasuk Nissan Foreign Car Mobile Service, Expor/Impor Barang Nissan International, Ltd. dan Nissan Computer Corp yang bergerak dibidang penjualan dan perbaikan komputer Nissan Computer menggunakan domain nissan.com sebagai alamat website sponsor yang berhubungan dengan perangkat komputer dan service 9

Setelah website tersebut berdiri, Nissan Motor mengirimkan surat yang menunjukan keprihatinan besar terhadap kata nissan pada domain yang dimiliki Nissan Computer dan tidak ditanggapi oleh Nissan Computer hingga Nissan Motor menghubungi langsung Uzi Nissan sendiri Sementara itu, Nissan Computer mendaftarkan domain nissan.net untuk situs layanan internet providernya Perkembangan Kasus (2) Nissan Computer kemudian mengubah nissan.com sebagai tempat layanan banner iklan, dimana Nissan Computer menerima bayaran dengan biaya per klik pada tempat iklan tersebut. Iklan yang menempati pertamakali adalah goto.com, Barnes & Noble, CNet.com, and Netradio.com Iklan yang berhubungan dengan otomotif seperti 1stopauto.com, cartrackers.com, carprices.com dan iklan lainnya bermunculan seperti priceline.com, tunes.com, askjeeves.com, directhit.com, safari.com, lycos.com, asimba.com, ameritech.com, and about.com, hotlinks.com, shabang.com, fastweb.com, remarq.com, dan stoneage.com Nissan Motor menyatakan ingin membeli domain nissan.com kepada Nissan Computer, tetapi negosiasi tersebut gagal sehingga membuat Nissan Motor menggugat Nissan Computer Perkembangan Kasus (3) Pengaduan gugatan dilakukan atas pelanggaran hukum federal dan negara bagian atas pembajakan nama domain, penunjukan kepada alamat palsu, dan persaingan tidak sehat yang kemudian dikabulkan Nissan Computer diperintahkan untuk mengubah judul halaman utama website nissan.com & nissan.net dan menyatakan bahwa Nissan Computer tidak berafiliasi dengan Nissan Motor dan tidak menampilkan informasi dan iklan otomotif lain Nissan Motor kemudian menampilkan link pesan Nissan Motor s Lawsuit Against Nissan Computer pada halaman nissan.com dan nissan.net. Jika link tersebut diklik maka pengunjung diarahkan pada ncchelp.org dimana pada halaman utama dari domain tersebut menampilkan pesan We Are Being Sued!!! Perkembangan Kasus Final Pada perkembangan kasus terakhir, pengadilan federal pada tanggal 5 Februari 2008 memutuskan: 1. Kedua belah pihak tidak ada yang memenangi kasus tersebut 10

2. Nissan Motor dibebaskan dari biaya pengadilan 3. Nissan Computer diharuskan membayar biaya persidangan 2. Kasus Motorola. Suatu perusahaan mobile phone yang terkemuka di Amerika Serikat, yaitu Motorola, telah dikalahkan gugatannya oleh World Intellectual Property Organisation (WIPO), suatu lembaga Arbitrase dan Mediasi. Kasusnya berkenaan dengan penggunaan domain name motorazr.com oleh R3 media. Motorola dikalahkan karena tidak dapat membuktikan bahwa R3 media telah menggunakan domain name tersebut dengan itikad buruk ketika mendaftarkan domain name tersebut pada tahun 2004 dan menggunakan situs tersebut untuk memperoleh pendapatan dari iklan yang terkait dengan domain name itu. Motorola mulai memasarkan Razr line untuk mobile phone pada Mei 2004 sementara domain name motorazr.com tekah didaftarkan oleh R3 Media pada Juli 2004. Motorola tidak mengajukkan Motorazr sebagai trademark-nya sampai Juli 2005, yaitu hampir satu tahun setelah domain name motorazr.com tersebut didaftarkan oleh R3 Media. 3. Kasus McDonald s Corporation. 11

McDonald s Corporation baru dapat memperoleh nama McDonald s setelah berusaha membeli nama tersebut dari pihak lain yang telah mendaftarkan nama tersebut mendahului McDonald s Corporation. Harapan pihak tersebut adalah memperoleh banyak keuntungan dari menjual nama tersebut kepada McDonald s Corporation. 4. Kasus Panavision. Contoh lain adalah kasus yang dialami oleh Panavision sebagaimana dalam perkara ynag diputuskan oleh pengadilan banding 9th Circuit di Amerika Serikat pada 1998, yaitu putusan perkara Panavision International, L.P.v. Toeppen. Dalam perkara gugatan tersebut, Panavision menuduh Toeppen sebagai cyber-pirate, atau perompak di dunia cyber. Cyberpirate adalah pihak yang membuat berbagai domain name di internet, dan kemudian menjual domain name tersebut kepada pihak yang seharusnya memiliki domain name tersebut. Gugatan yang diajukkan oleh Panavision ialah bahwa Toeppen telah mendaftarkan trademark (merk dagang dari Panavision) sebagai domain name dari Toeppen, yaitu Panavision.com. Ketika Panavision menemukan hal tersebut, Toeppen berusaha agar Panavision menyelesaikan masalah tersebut dengan membayar kepadanya uang sebesar USD 13.000 sebagai pengganti dari domain name tersebut. 5. Kasus Bloomberg. Dan Parisi telah memenangkan sengketa menyangkut domain name michaelbloombergsucks.com di hadapan suatu US Dispute Resolution Panel. Perusahaan Bloomberg, suatu perusahaan keuangan yang berkedudukan di Amerika Serikat dan dipimpin oleh Michael Bloomberg telah gagal untuk membuktikan bahwa Parisi telah menggunakan domain name tersebut dengan itikad buruk (in bad faith). Parisi adalah pemilik dari website whitehouse.com, yaitu sebuah website porno. 6. Kasus Inter IKEA. Kasus lain adalah yang terjadi di Republik Rakyat Cina dalam perkara Inter IKEA B.V.v. Cinet Information CO.Ltd. Hakim memberikan kemenangan kepada IKEA. Putusan tersebut dianggap sebagai suatu trademark decision, karena untuk pertama kalinya perusahaan asing dimenangkan oleh pengadilan setempat melawan suatu perusahaan Cina berkaitan dengan kasus domain name. Inter IKEA (penggugat) adalah suatu perusahaan yang memiliki lebih dari 150 toko di 29 negara dan memiliki registered trade marks di 90 negara. Pada 1983 perusahaan tersebut telah mendaftarkan IKEA dan merek-merek yang berkitan dengan itu pada kantor merek dagang (Trade Mark Office) di Republik Rakyat Cina. 12

2.2.3 Kasus Typosquatting Sony Corp Japan melalui kuasa hukumnya di Indonesia, mensomasi Sony Arianto Kurniawan karena menggunakan nama domain untuk websitenya bernama sony-ak.com. Tentu saja Sony AK bingung menghadapi ancaman gugatan yang, pasti menurut semua orang, keterlaluan dan semena-mena ini. Hanya karena punya nama yang kebetulan sama dengan merk Sony api, menurut berita Okezone.com dan Kompas.com yang terbaru, Rabu (17/3), pihak Sony Japan sudah mengklarifikasi persoalan ini dan seharusnya kasus ini tak terjadi. Simak saja komentar perwakilan dari Sony Jepang: Kami minta maaf telah membuat Sony AK menjadi bingung, terutama setelah diterimanya surat dari pengacara kami. Hal ini sebetulnya tidak perlu terjadi, papar Shiro Kambe,Vice President Sony Corporation. Kami memang mengalami banyak sekali kasus domain di berbagai negara, ungkapnya. Entah mengapa kasus Sony AK ini terjadi kesalahpahaman dengan pengacara. Terus terang kami sendiri kurang mengerti, ujarnya. Dari pernyataan perwakilan Sony itu, kayaknya kesalahpahaman ada di pihak pengacara kalau benar ini kasus hanya dicari-cari oleh pengacara asal Indonesia, jelas ini citra buruk bagi Indonesia dalam menyikapi kasus Lalu, bagaimana sebenarnya hukumnya untuk mendaftarkan nama domain yang mirip dengan brand tertentu? Prinsipnya, selagi domain yg mirip itu tak digunakan untuk phising atau menipu pengunjung atau mengecoh pengunjung seolah-olah kita bagian dari brand itu, maka sebenarnya tak ada persoalan. Situs web milik Sony AK benar-benar tak ada kaitannya dengan bisnis Sony dan tak digunakan dengan tendensi untuk bisnis yang mirip dengan bisnis Sony. Jadi, langkah Sony Jepang untuk segera meminta maaf dan mengklarifikasi persoalan ini adalah langkah terbaik dalam memulihkan citra tidak arogan Sony di mata publik Indonesia. Ke depannya, Sony dan perusahaan-perusahaan lain harus punya kesadaran untuk memproteksi brand miliknya agar tak diambil oleh orang lain. Caranya? Dengan mengorder 13

semua nama domain yang terkait dg brand itu, jadi orang lain tak mungkin menyalahgunakannya. Jangan kemudian baru menggugat pihak lain gara-gara pihak lain itu menggunakan nama domain yang mirip, itu tidak melek IT. 2.2.4 Hukum Cybersquatting dan Typosquatting 1. Pasal 72 UU no.14 tahun 1997 tentang merek untuk kasus typosquatting: Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat 1 atau pasal 49 ayat 1 dan ayat 2 dipidana dengan pidana masing-masing paling singkat 1 bulan dan atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) atau pidana penjara paling lama 7 tahun dan atau denda paling banyak Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah). Barang siapa menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau terkait sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun dan atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak emperbanyak penggunaan untuk kepentingan komersial suatu program komputer dipidana dengan pidana penjara paling alam 5 tahun dan atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). 2. Pasal 82 Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan merek yang sama pada pokoknya dengan merek terdaftar milik orang lain atau badan hukum lain, untuk barang dan atau sejenis yang diproduksi dan atau diperdagangkan, dipidana dengan pidana penjara paling alam 5 tahun dan denda paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). 3. Pasal 378 KUHP tentang Penipuan Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendairi atau orang lain secara melawan hukum dengan memakai nama palsu atau martabat palsu dengan tipu muslihat ataupun rangkaian kebohongan menggerakan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan piutang diancam karena penipuan dengan pidana penjara paling alam 4 tahun. 4. Pasal 326 KUHP tentang Pencurian Barang siapa mengambil barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum diancam karena pencurian dengan pidana penjara paling lama 5 tahun. 2.3 Solusi 14

Untuk menghadapi cybersquatting dan typosquatting tersebut, untuk sementara ini dan yang umumnya telah dilakukan oleh para pengguna Internet adalah melakukan tindakan prophylactic measures yakni dengan mendaftarkan keberadaan nama perusahaanya ataupun merek dagangnya kedalam semua jenis nama domain yang tersedia. Sayangnya hal ini jelas mengakibatkan pengeluaran yang cukup besar untuk biaya administrasi pendaftaran Nama Domain tersebut. 15

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Setelah mengkaji permasalahan yang timbul berkaitan dengan cybersquatting dan typosquatting maka kesimpulannya adalah : 1. Aturan perundangan-undangan yang berlaku saat ini di Indonesia (hukum positif) belum mampu menjerat pelaku cybersquatting. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan konsep dasar hukum yang berlaku didunia maya dan didunia nyata. 3.2 Saran Mengoptimalkan UU yang mengatur tentang cybersquatting dan typosquatting secara khusus di Indonesia dengan membentuk kerja sama antara pihak yang berwenang. 16

DAFTAR PUSTAKA http://www.erisatria.com/newbie-tips/336-apa-itu-cybersquatting-, diakses tanggal 30/12/2015 http://keamananinternet.tripod.com/pengertian-definisi-cybercrime.html, diakses tanggal 30/12/2015 http://www.officialwebhosting.net/news/article/sid=80.html, diakses tanggal 30/12/2015 17