BAB II DESKRIPSI TEORITIS DAN HIPOTESIS. menggunakan raket sebagai alat pemukul dan shuttlecock sebagai objek yang di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. Indonesia menurut Depdikbud (1978/1979: 129) menyatakan bulutangkis

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. dengan menggunakan shutllecock (bola) dan raket sebagai alat untuk memukul

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

2015 HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN DAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN SMASH DALAM OLAHRAGA BULU TANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya yang bermain bulutangkis baik di ruangan tertutup (indoor)

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermatabat, dan merupakan salah satu tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan olahraga. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari setiap

2015 UJI VALIDITAS DAN REABILITAS INSTRUMEN TES FOREHAND SMASH DARI JAMES POOLE UNTUK CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga bulutangkis di Indonesia telah menempatkan diri sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rahmat Hidayatuloh, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. ruangan untuk rekreasi juga sebagai ajang persaingan. Shuttlecock bulutangkis

PENGARUH LATIHAN POSISI BERUBAH DAN TETAP TERHADAP HASIL DROPSHOT

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. teknik-teknik dasar dan teknik-teknik lanjutan untuk bermain bola voli secara

TEKNIK DASAR BULUTANGKIS

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang

Gambar 3.1 Desain Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

perkembangan olahraga itu bersifat dinamis, seiring dengan perkembangan yang digemari oleh masyarakat umum yaitu badminton.

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN KOORDINASI DENGAN KECEPATAN DAN KETEPATAN SMASH DALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. 2.1 Kajian Teori Hakikat Servis Panjang Servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun

PERBANDINGAN KONDISI FISIK DAN TEKNIK DASAR PEMAIN TUNGGAL DENGAN PEMAIN GANDA DALAM CABOR BULUTANGKIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bola voli merupakan media untuk mendorong. pertumbuhan fisik, perkembangan piksi, keterampilan motorik, pengetahuan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bulutangkis merupakan salah satu olahraga yang terkenal di Indonesia.

JURNAL. Oleh: AINU ROHMAT HAFIDI Dibimbing oleh : 1. Drs. Sugito, M.Pd. 2. Mokhammad Firdaus, M.Or.

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS. atau ke sisi (Depdikbud, 1995). Sedangkan Takraw berarti bola atau barang

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS. bola. Olahraga ini menjadi salah satu olahraga yang paling banyak digemari,

OLEH DILLA FARID W. T

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TERHADAP PUKULAN LOB ATLET BULUTANGKIS PB. MERAH PUTIH KOTA PADANG

JURNAL ILMIAH OLAHRAGA. Hikmah Nindya Putri/

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH LATIHAN BEBAN RAKET TERHADAP HASIL PUKULAN LONG FOREHAND

2015 LATIHAN SHADOW BADMINTON DAN LATIHAN LADDER DALAM MENINGKATKAN KELINCAHAN ATLET BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya masyarakat, mulai anak usia dini yang ikut serta dalam setiap

I. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan suatu usaha untuk menambah dan mengumpulkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH METODE LATIHAN DRILL DAN POLA PUKULAN TERHADAP KETEPATAN SMASH ATLET BULUTANGKIS PUTRA USIA TAHUN DI PB JAYA RAYA SATRIA YOGYAKARTA

2015 KONSTRUKSI TES KELINCAHAN D ALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

PENGARUH LATIHAN STRENGTH ENDURANCE TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND DALAM PERMAINAN TENIS LAPANGAN

SKRIPSI. Oleh : Agung Prasetyo NIM

KETERAMPILAN BERMAIN BULUTANGKIS DITINJAU DARI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS. luar lapangan, dengan lapangan yang dibatasi garis-garis dalam ukuran panjang

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai

PENGATURAN LATIHAN ACAK POLA TETAP DAN GABUNGAN POLA TETAP - ACAK TERHADAP HASIL PERTANDINGAN BULUTANGKIS

KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS LOB DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengukuran Keterampilan Dasar Bermain Bulu Tangkis Pada Mahasiswa Universitas Abulytama. Oleh: Amiruddin*) 1

TINJAUAN PUSTAKA. sekolah. Mata pelajaran ini berorientasi pada pelaksanaan misi pendidikan

I. PENDAHULUAN. UU RI NO 3 tahun 2005 BAB II pasal 4 sistem keolahragaan nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah )

Oleh: Ilham Arvan Junaidi (Dosen Universitas PGRI Palembang) Kata Kunci: Kekuatan Pegangan, Daya Tahan Kekuatan, Jumping Smash

Kata Pengantar. Semoga makalah ini bermamfaat untuk para pembaca.

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Keterampilan Teknik Dasar Lapangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. No.20/2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi :

BAB II LANDASAN TEORI. pengamatan gerakan untuk bisa mengerti bentuk gerakannya, kemudian menirukan

SATUAN ACARA PERKULIAHAN PELATIHAN CABOR BULUTANGKIS Oleh

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang menggeluti olahraga tenis lapangan atau menjadi sumber mata

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

I. PENDAHULUAN. Sekolah pada hakikatnya merupakan lembaga pendidikan yang bertugas untuk

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan

KETERAMPILAN TEKNIK DASAR PUKULAN PADA PROSES PEMBELAJARAN BULU TANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang di Indonesia.Permainan bolavoli dikenal di Indonesia sejak

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. pengembalian smash yang baik bisa menjadi serangan balik.

II. TINJAUAN PUSTAKA. melakukan gerakan yang terorganisir dengan baik. Kemampuan gerak

EVALUASI UNSUR FISIK PADA ATLET BOLA VOLI

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN POWER OTOT

PENGARUH LATIHAN SMASH SASARAN TETAP DAN SASARAN BERUBAH TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SMASH PADA ATLET BULUTANGKIS DI PB AC QUALITY YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Softball merupakan salah satu cabang olahraga yang saat ini sedang

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki banyak penggemar di Indonesia. Perkembangan Bola Voli di

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas olahraga. Ada beberapa tujuan olahraga yang dibagi sesuai kebutuhannya,

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

BAB I PENDAHULUAN. sempatberhenti sampai sekitar dua tahun awal kemerdekaan. Dengan ditandai

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara terencana akan meningkatkan kebugaran jasmani seseorang.

S K R I P S I. Oleh : NUGROHO SETYO PRESTANTO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Darman Joni, S.Pd ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. smash, dimana hal yang mempengaruhi kemampuan smash adalah power otot

PENERAPAN IPTEKS HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN FLEXIBILITY OTOT PUNGGUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERVICE DALAM PERMAINAN BOLA VOLI.

MODEL PERMAINAN LATIHAN JASMANI UNTUK ANAK USIA TAHUN PERMAINAN NET (NET GAME)

SUMBANGAN TINGGI BADAN DAN FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN DENGAN KETERAMPILAN DROPSHOT FOREHAND PADA ATLET BULUTANGKIS DI PB PANDIGA YOGYAKARTA

MODUL PENJAS KELAS XI (BULUTANGKIS)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

HUBUNGAN EXPLOSIVE POWER OTOT LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS ATLET BOLAVOLI KUANSING KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kondisi psikis atau mental akan mempengaruhi performa atlet baik saat latihan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB II DESKRIPSI TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Permainan Bulutangkis Permainan bulutangkis merupakan permainan yang bersifat individual dan dapat dilakukan pada nomor tunggal, ganda dan ganda campuran. Permainan ini menggunakan raket sebagai alat pemukul dan shuttlecock sebagai objek yang di pukul. Beberapa alat dan peraturan yang juga mendukung adalah memiliki ukuran resmi lapangan, tiang, jaring (net), perwasitan dan penilaian. Menurut Herman Subarjah pola gerak dominan yang perlu dikembangkan untuk bulutangkis adalah pola gerak melangkah, melompat dan berlari, dengan arah depan, belakang, serong kiri dan kanan kemudian gerakan memukul dari atas kepala, dari samping dan dari bawah. Peraturan yang di pakai dalam permainan bulutangkis mengacu kepada IBF (International Badminton Federation) yang kini berubah menjadi BWF (Badminton World Federation) yang mengubah system tanpa perpindahan bola (rally point) dan angka penentu kemenangan 21 dimana satu partai pertandingan (match) terdiri dari best of three games (terbaik dari 3 game). Badmintin World Federation (BWF) sempat mengubah peraturan perolehan angka 7 sebagai penentu kemenangan. Peraturan ini digunakan oleh semua kategori permainan bulutangkis. Peraturan ini tidak bertahan lama, kurang lebih peraturan ini hanya di pakai selama satu tahun dan setelah itu BWF mengubah kembali dalam peraturan yang lama yaitu perolehan angka 15.

Pada akhirnya BWF kini telah menetapkan peraturan yang baru, yaitu mengubah system permainan dan perolehan angka menjadi 21. Selain unsur kondisi fisik dalam permainan bulutangkis harus di tunjang dengan teknik dan taktik untuk mencapai prestasi yang tinggi, sehingga dapat dikatakan bahwa unsur kondisi fisik inilah yang mendasari semua teknik-teknik gerakan dalam permainan bulutangkis. Masalah taktik lainnya dalam permainan bulutangkis adalah mempertahankan ruang. Untuk memecahkan masalah tersebut, pemain harus mampu membatasi ruang gerak lawan, menekan pemain lawan dengan cara menempatkan bola pada ruang yang kosong. Adapun usaha mencapai prestasi maksimum bermain bulutangkis persiapan bukan hanya ditekankan kepada penguasaan teknik dan taktik saja tetapi kondisi fisik yang sempurna. Adapun unsur fisik yang perlu di jaga dan ditingkatkan adalah: 1. Kekuatan, adalah komponen kondisi fisik seorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja. 2. Daya tahan, adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan otot ataupun sistem jantung. 3. Daya lentur, merupakan efektifitas seorang dalam penyesuaian diri untuk segala ativitas dengan penguluran tubuh yang luas. 4. Daya ledak, adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan kekuatan maksimum yang di kerahkan dalam waktu yang sependekpendeknya. 5. Kelincahan, adalah kemampuan seorang mengubah posisi di area tertentu.

6. Koordinasi, adalah kemampuan seorang mengendalikan organ-organ syaraf otot. 7. Ketepatan, adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerakgerak bebas terhadap suatu sasaran. 8. Kecepatan, adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerak berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkatsingkatnya. 9. Reaksi, adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam bentuk menanggapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indra. Apabila menginginkan kondisi fisik, taktik, mental mengalami peningkatan maka dibutuhkan suatu latihan. Teknik Dasar Keterampilan Bulutangkis Untuk menjadi pemain bulutangkis yang baik, maka seorang atlet harus menguasai teknik dasar atau keterampilan dasar bermain bulutangkis dengan benar. Teknik dasar yang dimaksud bukan hanya pada penguasaan teknik memukul, tetapi juga melibatkan teknik-teknik yang berkaitan dengan permainan bulutangkis. Teknik dasar keterampilan bulutangkis yang harus dikuasai oleh seorang pemain bulutangkis antara lain : sikap berdiri (stance), teknik memegang raket, teknik memukul bola, dan teknik langkah kaki (foot work). A.Sikap berdiri (stance) Sikap berdiri dalam permainan bulutangkis harus dikuasai oleh setiap pemain, adapun sikap berdiri dapat dibagi dalam 3 bentuk, yaitu :

a) Sikap berdiri saat servis b) Sikap berdiri saat menerima servis c) Sikap saat in play B. Teknik memegang raket Ada beberapa macam tipe pegangan raket yaitu : a) Pegangan gebuk kasur (America grip) b) Pegangan forehand (forehand grip) c) Pegangan backhand (backhand grip) d) Pegangan kombinasi/campuran (combination grip) 1. Pegangan forehand Teknik pegangan forehand dilakukan ibu jari dan jari telunjuk menempel pada bagian permukaan pegangan yang sempit (sejajar dinding kepala raket). 2. Pegangan Backhand Dari posisi teknik pegangan forehand dapat dialihkan ke teknik pegangan backhand, yakni dengan memutar raket seperempat putaran kea rah kiri. Dari pegangan backhand dapat dialihkan ke teknik pegangan gebuk kasur dengan memutar setengah putaran kea rah kiri. C. Teknik memukul bola (strokes) Macam-macam teknik dasar pukulan dalam permainan bulutangkis adalah servis panjang, servis pendek, lob, smash, drop shot, chop, drive dan netting. Untuk dapat menguasai teknik dasar tersebut perlu kaidah-kaidah yang harus dilaksanakkan dalam latihan, sehingga menguasai tingkat keterampilan yang baik.

1. Servis Pukulan servis merupakan pukulan yang sangat menentukan dalam awal perolehan nilai, karena pemain yang melakukan servis dengan baik dapat mengendalikan jalannya permainan, misalnya sebagai strategi awal serangan. Dalam permainan bulutangkis ada dua macam servis, yaitu servis panjang dan servis pendek. a. Servis pendek b. Servis panjang Forehand Service a. Servis Forehand Pendek Tujuan servis pendek ini untuk memaksa lawan agar tidak bisa melakukan serangan. Selain itu lawan dipaksa berada dalam posisi bertahan b. Servis Forehand Tinggi Jenis servis ini terutama digunakan dalam permainan tunggal. Kok harus dipukul dengan menggunakan tenaga penuh agar kok melayang tinggi dan jatuh tegak lurus di bagian belakang garis lapangan lawan. Backhand Service Jenis servis ini pada umumnya, arah dan jatuhnya kok sedekat mungkin dengan garis serang pemain lawan. Dan kok sedapat mungkin melayang retatif dekat di atas jaring (net). 2. Lob (clear) Pukulan lob merupakan pukulan yang paling sering dilakukan oleh setiap pemain bulutangkis. Pukulan lob sangat penting dalam mengendalikan permainan

bulutangkis, sangat baik untuk mempersiapkan serangan atau untuk membenahi posisi sulit saat mendapat tekanan dari lawan. 3. Smash Pukulan smash merupakan pukulan overhead yang mengandalkan kekuatan dan kecepatan lengan serta lecutan pergelangan tangan agar bola meluncur tajam menukik. Baik smash lurus maupun smash silang, kedunyan dapat dipukul dengan ayunan yang sama. 4. Drop shot Drop shot adalah pukulan menyerang dengan menempatkan bola tipis dekat jaring pada lapanga lawan. Drop shot mengandalkan kemampuan feeling dalam memukul bola sehingga arah dan ketajaman bola tipis di atas net serta jatuh dekat net. 5. Drive Pukulan drive adalah jenis pukulan keras dan cepat yang arahnya mendatar. Pukulan drive biasanya digunakan untuk menyerang atau mengembalikan bola dengan cepat secara lurus maupun menyilang ke daerah lawan, baik dengan forehand maupun backhand. 6. Netting Netting adalah pukulan pendek yang dilakukan didepan net dengan tujuan untuk mengarahkan bola setipis mungkin jaraknyadengan net didaerah lawan. D. Sikap dan Posisi Berdiri di Lapangan

Sikap dan posisi berdiri di lapangan harus sedemikian rupa, sehingga dengan sikap yang baik dan sempurna itu, dapat secara cepat bergerak ke segala penjuru lapangan permainan. E. Sikap dan Tahap Kerja Langkah Kaki Sikap dan langkah kaki yang benar dalam permainan bulutangkis, sangat penting dikuasai secara benar oleh setiap pemain. Ini sebagai syarat untuk meningkatkan kualitas ketrampilan memukul. F. Hitting Position Posisi memukul bola atau kerap disebut preparation. Waktu sekian detik yang ada pada masa persiapan ini juga dipakai untuk menentukan pukulan apa yang akan dilakukan. Karena itu posisi persiapan ini sangat penting dilakukan dengan balk dalam upaya menghasilkan pukulan berkualitas. Adhegora. 2012. Hakikat Bulutangkis. Jurnal 2.1.2 Hakikat Ketepatan Ketepatan merupakan salah satu komponen fisik yang harus dikuasai oleh atlet untuk mencapai prestasi maksimum khususnya mendapatkan pukulan yang mempunyai akurasi tinggi dalam olahraga bulutangkis. Akurasi/Ketepatan adalah sebagai beda atau kedekatan antara nilai yang terbaca dari alat ukur dengan nilai sebenarnya. Priesly, Idal. 2013. Pengertian Akurasi. Arsip Ketepatan (akurasi) adalah kesamaan atau kedekatan suatu hasil pengukuran dengan angka atau data yang sebenarnya (true value / correct result). Wiryawan, Adam. 2011. Ketepatan dan Ketelitian. Artikel

2.1.3 Hakikat Pukulan Netting A. Teknik pukulan Teknik pukulan adalah cara-cara melakukan pukulan pada permainan bulu tangkis dengan tujuan menerbangkan shuttlecock ke bidang lapangan lawan. Gerakan pokok dalam melakukan pukulan mempunyai pedoman yang sama dalam setiap gerakan. Gerakan dasar melakukan pukulan mempunyai sikap badan yang sama, hanya gerakan tangan yang menghasilkan pukulan yang bermacam-macam, misalnya melakukan pukulan Underhand, netting, clear underhand dan flick underhand. Dalam permainan bulutangkis terdapat banyak macam pukulan, antara lain: 1. Pukulan dengan ayunan raket dari bawah (Underhand). 2. Pukulan dengan ayunan raket mendatar (Drive) 3. Pukulan dengan ayunan raket dari atas (Over Head) Untuk pukulan underhand terdiri dari (poole 2009:42): 1. Netting (back hand, fore hand) 2. Net Clear (back hand, fore hand) B. Pukulan Netting Pukulan netting adalah jenis pukulan menyerang yang jatuh bergulir sedekat mungkin dengan net. Selanjutnya, menurut (Purnama, 2010 : 24) Netting adalah pukulan pendek yang dilakukan depan net dengan tujuan untuk mengarahkan bola setipis mungkin jaraknya dengan net di daerah lawan. Netting sangat menentukan akhir dari pertandingan

bulutangkis, kualitas netting yang baik memungkinkan pemain mendapatkan umpan dari lawan untuk dismes atau diserang dengan pukulan mematikan yang lain. Karena mengembalikan net yang baik tidak banyak pilihan yang dilakukan oleh lawan, hanya ada dua pilihan naik kebelakang daerah lawan atau dinetting lagi. Untuk menghasilkan pukulan net yang tipis pemain harus dapat menempatkan posisi badanya dengan baik sehingga saat memukul bola dapat berkonsentrasi dengan penuh, saat eksekusi memukul sedapat mungkin posisi bola masih diatas atau jarak dengan bibir net masih tipis, konsentrasi harus tinggi namun relaks, tidak takut diserobot lawan, memukul dengan lembut, sedikit melibatkan otot besar atau mengurangi kontraksi otot yang berlebihan. Latihan untuk menguasai netting dengan cara forehand dan backhand, berpedoman pembiasaan. Karena kualitas netting yang baik ditentukan kualitas yang diharapkan adalah dengan latihan sesering mungkin oleh tipis dan ketepatan sasaran, maka untuk dapat menguasai dengan latihan sesering mungkin, karena netting tidak memerlukan tenaga besar maka, dosis latihan yang tepat adalah diulang-ulang dengan frekuensi yang banyak lebih dari 450 pukulan per sasaran persesi latihan. Selain itu perlu adanya variasi arah umpan. Pelatih harus menciptakan variasi drill agar suasana latihan sesuai dengan kondisi saat main, variasi tersebut dengan posisi pengumpan dari tempat berbeda (Purnama, 2010 : 25).

Netting Adalah pukulan yang dilakukan dekat net, diarahkan sedekat mungkin dinet, dipukul dengan sentuhan tenaga halus sekali. Pukulan netting yang baik yaitu apabila bolanya dipukul halus dan melintir tipis dekat sekali dengan net (Aryanto, 2007 : 47). Karakteristik teknik dasar ini adalah kok senantiasa jatuh bergulir sedekat mungkin dengan jaring/net di daerah lapangan lawan. Koordinasi gerak kaki, lengan, keseimbangan tubuh, posisi raket dan kok saat perkenaan, serta daya konsentrasi adalah faktor-faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan pukulan ini. Permainan net merupakan pukulan yang paling sulit dalam permainan bulu tangkis. Permainan net banyak memerlukan kecermatan dan penuh perasaan. Prinsip permainan sebagai berikut: 1. Bola harus diambil di atas atau setinggi mungkin. 2. Lambungan bola harus serendah mungkin dengan net. 3. Jatuhnya bola harus serapat mungkin dengan net. 4. Bola harus diambil sewaktu masih di atas, karena apabila diambil setelah bola di bawah akan memperlambat tempo permainan dan dapat memberikan kesempatan lawan lebih siap untuk maju. Hal yang Perlu Diperhatikan - Pegangan raket forehand untuk forehand net dan backhand untuk backhand samping net. - Siku agak bengkok dan pergelangan ditekuk sedikit ke belakang.

- Pada saat memukul, kaki kanan berada di depan dan bola dipukul pada posisi setinggi mungkin. - Sesaat sebelum perkenaan bola, buat tarikan kecil dari pergelangan tangan. Pukul bola pada bagian lengkung kanan dan kiri sampai pada bagian bawah bola. Akhir kepala raket menghadap atau sejajar dengan langitlangit. Cara Latihan (Aryanto, 2007 : 48 ) : - Berdiri kira-kira dua langkah dari jaring sambil memegang raket. - Penyaji melemparkan kok berturut-turut ke daerah jaring dan Anda - berusaha memukul kok itu. - Lakukan latihan ini di sisi kiri untuk pukulan backhand net. - Tingkatkan faktor intensitas dan kesulitan latihan dengan cara sambil bergerak. - Arah dan sasaran pukulan dapat berbentuk lurus, silang atau dengan cara mendorong kok itu ke berbagai arah. - Lakukan latihan teknik ini berulang-ulang. Berdasarkan pernyataan diatas maka teknik latihan yang tepat adalah diulang-ulang, dan berpedoman pada latihan teknik dasar bulutangkis yang disesuaikan dengan latihan teknik pukulan netting. 2.1.4 Hakikat Pelatihan A. Latihan Beberapa ahli kepelatihan memberikan batasan tentang latihan pada umumnya dalam konsep dasar yang hampir sama, seperti yang dinyatakan

oleh Bompa (dalam Subarjah, 2009:12) bahwa, Latihan adalah suatu proses yang sistematik dari aktivitas gerak jasmani yang dilakukan dalam waktu relatif lama, ditingkatkan secara progresif (bertahap) dan individual yang mengarah kepada ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis manusia untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Kemudian Fox (dalam Subarjah, 2009:12) menyatakan bahwa, latihan adalah suatu program aktivitas gerak jasmani yang didesain untuk memperbaiki beberapa keterampilan dan meningkatkan kapasitas energi seseorang dalam kegiatan khusus. Selanjutnya Pate, Rotella, dan Mc Clenaghan (dalam Subarjah, 2009:12) menyatakan bahwa, latihan adalah suatu aktivitas gerak jasmani yang dilaksanakan secara sistematis yang bertujuan untuk meningkatkan fungsional fisik. Sedangkan Harsono (dalam Subarjah, 2009:12) menyatakan bahwa, latihan adalah proses yang sistematis dari pada bekerja atau aktivitas gerak jasmani secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah pekerjaannya atau aktivitas kegiatannya. B. Tujuan Latihan Tujuan utama dari latihan atau training adalah untuk membantu atlit meningkatkan keterampilan dan prestasi olahraganya semaksimal mungkin. Selanjutnya, menurut Harsono (dalam Hadjarati, 2009 : 126) menjelaskan bahwa, Tujuan utama dari latihan atau training adalah untuk membantu atlit meningkatkan keterampilan dan prestasi olahraganya semaksimal mungkin Untuk mencapai tujuan itu ada 4 aspek yang perlu diperhatikan oleh pelatih :

a. Latihan fisik Latihan ini khusus ditujukan untuk mengembangkan dan meningkatkan kondisi fisik atlit, yang mencakup komponmen-komponen fisik. Antara lain : kekuatan otot, daya tahan, kelentukan, stamina, kecepatan, power, koordinasi dll. b. Latihan teknik Latihan untuk memahirkan teknik-teknik gerakan, misalnya teknik menendang bola, melempar bola, menggiring bola, lompat tinggi, smash, service dsb. Latihan teknik adalah latihan yang khusus dimaksudkan untuk membentuk dan mengembangkan kebiasaan-kebiasaan motorik. c. Latihan taktik Latihan untuk menumbuhkan perkembangan interpretif atau daya tafsir pada atlit, pola-pola permainan, strategi, taktik pertahanan dan penyerangan, sehinngga hamper tidak mungki regu lawan akan dapat mengacaukan regu kita dengan suatu bentuk serangan atau pertahanan yang tidak kita kenal. d. Latihan mental Perkembangan mental atlit tidak kurang pentingya dari perkembangan ketiga faktor tersebut diatas. Meski bagaimanpun sempurna perkembangan fisik, teknik, dan taktik seorang atlit, prestasi puncak tak mungkin tercapai jika mental tidak juga berkembang. Sebab setiap pertandingan bukan hanya merupakan a battle of the body, akan tetapi juga a battle of the

mind, bahkan 70% adalah masalah mental dan hanya 30% masalah lainnya. Untuk mencapai utama latihan, yaitu taraf keterampilan dan prestasi dari para atlit, maka tujuan umum dari latihan harus dicapai. Maksud dari tujuan umum latihan (Bompa, 1990 : 4) adalah : 1. Untuk mencapai dan meningkatkan perkembangan fisik secara multilateral. 2. Untuk meningkatkan dan mengamankan perkembangan fisik yang spesifik, sesuai dengan kebutuhan olahraga yang di tekuni. 3. Untuk menghaluskan dan menyempurnakan teknik maupun strategi yang di perlukan. 4. Untuk meningkatkan dan menyempurnakan teknik dari cabang olahraganya. 5. Untuk mengelola kualitas kemauan. 6. Untuk memperkuat tingkat kesehatan tiap atlit. 7. Untuk pencegahan cedera. 8. Untuk meningkatkan pengetahuan teori. 9. Untuk menjamin dan mengamankan persiapan individu maupun tim secara optimal. C. Prinsip Latihan Prinsip-prinsip latihan yang akan dikemukakan di sini adalah prinsipprinsip dasar yang perlu diketahui serta diterapkan dalam setiap latihan cabang olahraga. Selanjutnya, Subarjah (2009 : 12) menyatakan bahwa,

Sebelum membahas prinsip latihan lebih lanjut, perlu dikemukakan mengenai pengertian latihan dengan memperhatikan beberapa pendapat dari para ahli dapat disimpulkan bahwa latihan adalah suatu proses yang sistematis dari program aktivitas gerak jasmani yang dilakukan dalam waktu relatif lama dan berulang-ulang, ditingkatkan secara progresif (bertahap) dan individual yang mengarah kepada ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis manusia untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dengan demikian kata-kata kunci yang harus dipahami dari konsep latihan yaitu : (1) sistematis, (2) program aktivitas gerak jasmani, (3) waktu relatif lama, (4) berulang-ulang, (5) progresif, (6) individual, (7) fungsi fisiologis dan psikologis. Prinsip-prinsip latihan dalam kegiatan aktivitas olahraga menurut Marten (dalam Subarjah, 2009 : 13) dan Bompa (dalam Subarjah, 2009 : 13), secara terprogram dengan maksud untuk membuat kemajuan yang mantap dalam kegiatan latihan dan menghindari dari cedera sebaiknya dilaksanakan berdasarkan 10 prinsip latihan yang meliputi : 1. Prinsip kesiapan 2. Prinsip partisipasi aktif berlebih 3. Prinsip multilateral 4. Prinsip kekhususan 5. Prinsip individualisasi 6. Prinsip beban lebih 7. Prinsip peningkatan 8. Prinsip variasi

9. Prinsip pemanasan dan pendinginan 10. Prinsip latihan jangka panjang Sebagaimana yang dijelaskan oleh Subarjah (2009 : 26) bahwa, Untuk memperoleh prestasi yang tinggi, tugas atlet adalah berlatih dengan keras dan tekun. Secara teoretik seorang atlet harus berlatih 3 5 kali dalam seminggu, dengan berlatih secara keras dan tekun, sistematis sesuai dengan program latihan, diharapkan prestasi atlet tidak turun bahkan akan meningkat dengan cepat. Karena dengan latihan 3 5 kali dalam seminggu konsekuensinya adalah akibat dari latihan akan dapat diatasi oleh atlet dalam waktu 12 sampai dengan 24 jam, dan setelah itu atlet sudah kembali bugar. Suatu latihan yang baik tidak harus dilakukan dalam waktu latihan yang sama, latihan yang dilakukan dengan waktu yang pendek tetapi intensitas latihannya mencapai 60% s.d.80% akan lebih bermanfaat. Dengan waktu latihan yang pendek, maka atlet dalam berlatih akan lebih dapat berkonsentrasi dan melakukan latihan secara serius. Lamanya efektifitas dan efisiensi waktu latihan yang dilakukan selama dalam waktu latihan sebaiknya dilaksanakan lebih 45 120 menit. Latihan yang dilakukan terlalu lama dapat mengakibatkan atlet merasa bosan, bahkan lebih dari itu atlet akan merasakan latihan yang dilakukan merupakan suatu siksaan. 2.1.5 Hakikat Latihan Teknik A. Pengertian Latihan teknik merupakan latihan keterampilan untuk meningkatkan kesempurnaan teknik atau skill. Keterampilan merupakan kemampuan untuk menerapkan beberapa teknik secara maksimal dengan sedikit mengeluarkan

tenaga atau waktu. Keterampilan bermain olahraga merupakan kemampuan melakukan gerakan-gerakan dan teknik yang dibutuhkan dalam cabang olahraga yang dimainkannya (Subarjah 2009 : 36). Keterampilan adalah kemampuan untuk menggunakan satu atau beberapa teknik secara tepat, baik dari segi waktu maupun situasi. Menurut Bompa (dalam Subarjah 2009 : 36) Teknik mencakup keseluruhan struktur teknis dan bagian-bagian yang tergabung dengan seksama dan gerakangerakan yang efisien dari seorang atlet dalam usahanya melakukan tugas keolahragaan. Keterampilan adalah kemampuan untuk melakukan gerakangerakan dasar yang dibutuhkan dalam olahraga tertentu. Menurut Lutan (dalam Subarjah 2009 : 36). Dari pendapat para ahli di atas, dapat dikemukakan bahwa keterampilan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan dengan satu atau beberapa teknik dalam olahraga permainan secara tepat, baik dari segi waktu maupun situasi. B. Tujuan Latihan Teknik Teknik ialah proses gerak yang efektif dan rasional untuk menyelesaikan suatu tugas sebaik-baiknya dalam pertandingan. Melatih teknik bertujuan agar gerak teknik menjadi otomatis secara benar. Metode untuk mencapai antara lain : a. Metode keseluruhan b. Metode bagian c. Metode gabungan d. Metode drill

e. Metode kompetitif/pertandingan f. Metode pemecahan masalah g. Metode pendekatan ketepatan h. Metode pendekatan kecepatan Dalam latihan urutan tujuan yang menjadi sasaran disarankan sesuai dengan urutan berikut. Latihan teknik dilaksanakan sebelum latihan fisik, urutan pada latihan fisik adalah fisik khusus sebelum fisik umum, kecepatan sebelum kekuatan, dan kekuatan sebelum daya tahan. Melatih teknik secara metodis adalah sebagai berikut : a. Memberi gambaran pengertian yang benar melalui penjelasan lisan. b. Memberi contoh yang benar. c. Atlet ditugasi untuk melaksanakan tugas tersebut. d. Pelatih mengoreksi dan memberi umpan balik pada atlet. e. Atlet mengulangi gerakan tersebut. Kiat dalam melatih teknik keterampilan bulutangkis adalah dengan drill, pelaksanaan latihan drill sebaiknya dilakukan saat pemain tidak dalam keadaan kelelahan, karena dalam kondisi fisik lelah maka penguasaan latihan teknik yang pada dasarnya adalah penguasaan gerakan-gerakan koordinasi yang komplek akan sulit dicapai. Tujuan umum dari latihan teknik adalah (Subarjah, 2009 : 36): a. Secara langsung mengarahkan atlet untuk mempelajari dan menyempurnakan teknik yang efisien dalam cabang olahraga yang

ditekuni. Pelatih harus menetapkan suatu irama dari keserasian teknis atau model secara biomekanik, sebagai landasan atlet dan olahraga, ke arah yang mana pelatih harus mengarahkan atlit. b. Untuk mengarahkan atlit kepada pembelajaran menampilkan teknik yang stabil. Ini berimplikasi terhadap peluang untuk meningkatkan atlet dalam menampilkan teknik yang diberikan. Satu kekuatan visual dari suatu langkah awal dalam proses di mana semua kondisi-kondisi untuk belajar yang sempurna dan secara total tanpa gangguan. Suatu langkah akhir mungkin dapat divisualisasikan, tanpa tergantung dari faktor yang dapat mengacaukan secara besar-besaran, dalam batas secara biologi, penampilan teknik ditentukan oleh suatu reproduksi yang seolaholah situasinya tanpa gangguan campur tangan. Gangguan campur tangan lingkungan datang dari angin dan cuaca, peralatan, ketinggian, penonton, atlet lain, dan seterusnya. c. Suatu tujuan yang lebih lanjut boleh juga dipertimbangkan untuk aktivitas olahraga apabila atlet terpaksa harus membuat suatu pilihan yang cepat tentang teknik yang benar dari suatu kapasitas yang dimilikinya. Pelatih harus mengarahkan pelajaran tentang kapasitas ini. Jadi, itu tidaklah hanya teknik dari mereka yang memisahkan ahli angkat besi dari pemain sepak bola, tetapi juga secara total alamiah dalam pertandingan penampilan teknik harus dilakukan dengan sempurna.

2.1.6 Hakikat latihan Drill Latihan drill adalah latihan dengan praktek yang dilakukan berulang kali atau continue untuk mendapatkan teknik/keterampilan dan ketangkasan praktis tentang pengetahuan yang dipelajari. Samsudin (dalam Abdullah, 2011 : 21) yang dimaksud dengan berulang-ulang yaitu siswa melakukan latihan yang dilakukan berulang-ulang. Tohar,(dalam Abdullah, 2011 : 21) yang dimaksud dengan latihan drill adalah latihan yang dilakukan dengan cara terus menerus dalam hal ini melakukan pukulan backhand netting. Adapun langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam teknik latihan drill yang meliputi hal-hal sebagai berikut : 1. Gunakanlah latihan untuk tindakan yang dilakukan secara otomatis ialah yang dilakukan siswa tanpa menggunakan pemikiran atau pertimbangan yang mendalam. 2. Harus memilih latihan yang mempunyai arti yang luas serta dapat menanamkan pengertian akan makna dan tujuan latihan. 3. Harus memiliki latihan pendahuluan yang ditekankan oleh instruktur karena latihan permulaan belum bisa mengharapkan siswa dapat menghasilkan gerakan yang sempurna. 4. Perlu mengutamakan ketepatan, agar siswa dapat melakukan latihan secara tepat. 5. Memperhitungkan waktu / masa latihan yang singkat saja agar tidak meletihkan dan membosankan, tetapi sering dilakukan pada lain kesempatan.

6. Perlu memikirkan dan mengutamakan proses pokok atau inti. 7. Instruktur perlu memperhatikan perbedaan individual siswa sehingga kemampuan dan kebutuhan siswa dapat tersalurkan / serta dapat dikembangkan. Latihan drill adalah latihan dengan praktek yang dilakukan berulang kali. Selanjutnya, Menurut Djamarah dan Zain (dalam Hadad 2011 : 19) menyatakan bahwa metode latihan drill/metode training, merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu, juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik, selain itu dapat juga digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan. Berulang-ulang berarti gerakan yang dipelajari dilatih secara Berulang-ulang kali (mungkin berpuluh atau beratus kali) agar gerakan yang semula sukar dilaksanakan dan kombinasi gerakan yang masih kaku menjadi kian mudah pelaksanaanya. Selanjutnya, Menurut kharistya (dalam Hadad, 2011 : 19) mengemukakan bahwa latihan berulang-ulang adalah suatu proses berlatih yang sistematis yang dilakukan secara berulang-ulang dan yang kian hari jumlah bebanya latihannya kian bertambah. Sistematis berarti pelatihan dilaksanakan secara teratur, berencana, menurut jadwal, menurut pola dan system tertentu, bersinambung dari yang sederhana ke yang lebih kompleks. Yang dimaksud dalam latihan drill ini adalah latihan berulang-ulang backhand netting yang dilakukan dengan 450 pukulan yang dilakukan dengan variasi latihan untuk meningkatkan beban latihan atlet yaitu variasi dengan arah umpan dari penyaji/pelatih atau atlet melakukan pukulan sambil bergerak.

2.2 Kerangka Berfikir Berdasarkan uraian teori diatas memberikan penjelasan bahwa untuk meningkatkan ketepatan pukulan backhand netting pada cabang olahraga bulutangkis, maka salah satu latihan yang dilakukan adalah latihan drill atau berulang-ulang. Dengan demikian penulis berpendapat bahwa untuk meningkatkan ketepatan pukulan backhand netting yang baik adalah dengan mengutamakan pelatihan drill, karena dengan adanya pelatihan drill maka dapat meningkatkan ketepatan pukulan backhand netting pada siswa putra kelas X Sma Negeri 1 Tibawa. 2.3 Hipotesis Penelitian Dari uraian kajian teori dan kerangka berpikir diatas, maka Peneliti mengajukan hipotesis penelitian ini adalah Terdapat Pengaruh latihan drill terhadap peningkatan ketepatan pukulan backhand netting dalam olahraga Bulutangkis pada siswa putra kelas X Sma Negeri 1 Tibawa.