BAB II URAIAN TEORITIS. Kerja Terhadap Profitabilitas pada perusahaan rokok GO-Public di Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KERANGKA TEORITIS. Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian oleh Simbolon (2006) Analisis Laporan Keuangan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada

BAB II URAIAN TEORITIS. aktiva dengan Return on Investment (ROI) pada PT. Sumbetri Megah. Hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II KERANGKA TEORI. menjaga kelangsungan hidup usaha tersebut dimasa yang akan datang dan

PENGOLAHAN MODAL KERJA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan. Modal kerja merupakan kekayaan atau aset yang diperlukan

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca,

BAB II TINJAUAN PUTAKA. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Optimalisasi Modal Kerja pada CV. Dharma Utama Batu. Metode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen keuangan dalam banyak hal berkaitan dengan pembuatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan makin

ANALISA LAPORAN KEUANGAN CV. DUNIA WARNA KARANGANYAR TAHUN ELLISA dan SUPRIHATI STIE AAS Surakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seperti misalnya untuk memberi uang muka pada pembelian bahan baku atau

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh bank, sedangkan perusahaan yang membutuhkan dana untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS. judul Analisis Pengaruh Efektivitas Modal Kerja dan Operating Assets Turnover

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. dalamnya kas, sekuritas, piutang, persedian, dan dan dalam beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV MODAL KERJA A. Pengertian Modal Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. finansial dan perkembangan perusahaan yang sehat dan mencerminkan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi kepada negara berupa pemasukan pajak dan dividen.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO

Bisma, Vol 1, No. 9, Januari 2017 RASIO PROFITABILITAS DAN AKTIVITAS PADA SUB SEKTOR SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan menjelaskan tinjauan teori baik itu definisi, konsep atau hasil

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. modal kerja di KPRI Kota Semarang. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau jangka waktu tertentu. Adapun tujuan dari laporan keuangan yaitu: perusahaan dalam menghasilkan laba.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II URAIAN TEORITIS

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Gitosudarmo (2002:81), piutang merupakan aktiva atau

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan. Menurut Kasmir (2011) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. Perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini telah menjadi negara yang mengarah ke basis industri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawir (2010:2) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Sedangkan Sartono. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan

Analisis rasio keuangan. perusahaan daerah aneka karya. Kabupaten Boyolali. tahun Yulaika Dyah Iswandari F BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi. keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan menggambarkan

Transkripsi:

25 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Kamel (2004) melakukan penelitian mengenai Pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada perusahaan rokok GO-Public di Indonesia mempergunakan jenis data kuantitatif yang bersumber dari data sekunder. Data yang dipergunakan bersifat time series yang merupakan data laporan keuangan per triwulan perusahaan rokok yang go publik di Indonesia dari tahun 2001 hingga 2002. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan rokok yang telah go public dan terdaftar di Bursa Efek jakarta dari tahun 2001 sampai 2002 antara lain PT. Gudang Garam Tbk, PT.H M Sampoerna Tbk, PT.Britist American Tobacco Indonesia Tbk, dan PT.Bentoel Internasional Investama Tbk. Adapun tehnik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode sensus yaitu dengan menjadikan semua anggota populasi sebagai objek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara perubahan rasio cara pembelanjaan modal kerja, perubahan rasio lancar, perubahan tingkat perputaran modal kerja dan rasio perubahan jumlah aktiva lancar terhadap jumlah aktiva secara bersama-sama terhadap perubahan profitabilitas. Melalui pengujian secara individual dengan sistem uji statistik t dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa perubahan tingkat perputaran modal kerja mempunyai pengaruh positif dan signifikan.

26 B. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan. Laporan keuangan disusun untuk menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil yang dicapai dalam kegiatan operasi perusahaan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi dan laporan posisi dalam keuangan atau biasa juga dinamakan laporan sumber dan penggunaan dana, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Djarwanto (2001 : 5) Laporan keuangan adalah hasil dari tindakan, perbuatan, ringkasan data keuangan perusahaan yang disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak-pihak lain yang menaruh perhatian atau memiliki kepentingan terhadap data keuangan perusahaan. Riyanto (2001 : 327) menyatakan bahwa laporan keuangan memberikan ikhtisar mengenai keadaan laporan keuangan suatu perusahaan, dimana Neraca (Balance Sheet) mencerminkan nilai aktiva, dan Laporan Laba Rugi (Income Statement) mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama waktu periode tertentu biasanya meliputi periode satu tahun. Syahyunan (2004 : 23) Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses pencatatan, penggabungan, dan pengikhtisaran semua transaksi yang dilakukan perusahaan dengan seluruh pihak terkait dengan kegiatan usahanya dan peristiwa penting yang terjadi di perusahaan. Menurut Bernstein dalam Harahap (2004 : 197) tujuan laporan keuangan adalah :

27 1. Screening, analisa dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi perusahaan dari laporan keuangan tanpa pergi langsung ke lapangan. 2. Understanding, memahami perusahaan, kondisi keuangan dan hasil usahanya. 3. Forecasting, analisa digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang. 4. Diagnosis, analisa dimaksud untuk melihat kemungkinan adanya masalahmasalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasi, keuangan atau masalah lain dalam perusahaan. Harahap (2004 : 201) sifat dan keterbatasan laporan keuangan adalah : 1. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat. Laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satusatunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. 2. Laporan keuangan bersifat umum, disajikan untuk semua pemakai dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu saja. 3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan. 4. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material. Penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu mungkin tidak dilaksanakan jika hal ini dianggap tidak material atau tidak menimbulkan pengaruh yang material terhadap kelayakan laporan keuangan.

28 5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian, bila terdapat beberapa kemungkinan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil. 6. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa atau transaksi dari pada bentuk hukumnya (formalitas). 7. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis, dan pemakai laporan keuangan diasumsikan memahami teknis akuntansi dan sifat informasi yang dilaporkan. 8. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomi dan tingkat kesuksesan antar perusahaan. C. Modal Kerja 1. Pengertian Modal Kerja Modal kerja dibutuhkan setiap perusahaan untuk membiayai aktivitasnya sehari-hari. Perusahaan yang mempunyai aktiva tetap tetapi tidak memiliki modal kerja, maka perusahaan tersebut dikatakan perusahaan mati. Kehidupan perusahaan sangat tergantung pada modal kerjanya, dengan jumlah modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk melakukan kegiatan operasinya secara ekonomis sehingga perusahaan dapat mencapai batas laba yang diinginkan. Apabila jumlah modal kerja perusahaan lebih besar dari yang dibutuhkan untuk membiayai kegiatan operasinya, maka perusahaan akan mengorbankan

29 kemampulabaannya dan sebaliknya apabila modal kerja lebih kecil dari jumlah yang dibutuhkan, maka perusahaan dapat kehilangan pasar. Modal kerja yang digunakan diharapkan dapat masuk kembali ke perusahaan dalam jangka waktu yang pendek yaitu berupa pendapatan bagi perusahaan dan pendapatan tersebut kembali dipergunakan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan selanjutnya. Hasil perputaran modal kerja diharapkan dapat memberikan laba bagi perusahaan sehingga akan menambah jumlah modal kerja untuk periode berikutnya dan kemudian secara terus menerus modal kerja berputar setiap periode selama hidup perusahaan. Menurut Sundjaja dan Berlian (2002 : 155) memberikan pengertian modal kerja adalah aktiva lancar yang mewakili bagian dari investasi yang berputar dari satu bentuk ke bentuk lainnya dalam melaksanakan suatu usaha atau kas, suratsurat berharga yang mudah diuangkan (giro, cek, deposito), piutang dagang dan persediaan yang tingkat perputarannya tidak melebihi satu tahun atau jangka waktu operasi normal perusahaan. Menurut Riyanto (2001 : 151) menyatakan bahwa modal kerja dapat berarti : 1. Seluruh aktiva lancar atau modal kerja kotor (Gross Working Capital) atau disebut konsep kuantitatif. 2. Aktiva lancar dikurangi dengan hutang lancar (Net Working Capital) atau konsep kuantitatif. 3. Keseluruhan dana yang diperlukan untuk menghasilkan laba tahun berjalan (Functional Working Capital) atau konsep fungsional, termasuk dana yang berasal dari penyusutan.

30 2. Kebijakan Modal Kerja Kebijakan modal kerja merupakan strategi yang diterapkan oleh perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan modal kerja dengan berbagai alternatif sumber dana. Sumber dana yang bisa dipilih dalam memenuhi modal kerja berasal dari sumber dana jangka panjang ataupun jangka pendek. Masingmasing alternatif mempunyai konsekuensi dan keuntungan. Menurut Sutrisno (2000 : 53) menyatakan bahwa kebijakan modal kerja yang harus diambil oleh perusahaan tergantung dari keberanian manajer dalam mengambil resiko. Kebijakan modal kerja yang biasanya dapat diambil oleh perusahaan, antara lain : 1. Kebijakan Konservatif Rencana pemenuhan kebutuhan dana konservatif merupakan rencana pemenuhan dana modal kerja yang lebih banyak menggunakan sumber dana jangka panjang dibandingkan dengan sumber dana jangka pendek. Modal kerja permanen dan sebagian modal kerja variabel dipenuhi oleh sumber dana jangka panjang, sedangkan sebagian modal kerja variabel lainnya dipenuhi dengan sumber dana jangka pendek. 2. Kebijakan Moderat Perusahaan membiayai setiap aktiva dengan dana yang jangka waktunya kurang lebih sama dengan jangka waktu perputaran aktiva tersebut, artinya aktiva yang bersifat permanen yakni aktiva tetap dan modal kerja permanen akan didanai dengan sumber dana jangka panjang dan aktiva yang bersifat variabel atau modal kerja variabel akan didanai dengan sumber dana jangka pendek. Kebijakan ini

31 didasarkan atas prinsip matching principle yang menyatakan bahwa jangka waktu sumber dana sebaiknya disesuaikan dengan lamanya dana tersebut diperlukan. 3. Kebijakan Agresif Pada kebijakan konservatif perusahaan lebih mementingkan faktor keamanan mengakibatkan margin of safety menjadi sangat besar tetapi tentunya akan mengakibatkan tingkat profitabilitas menjadi rendah dan sebaliknya dengan kebijakan agresif sebagian kebutuhan dana jangka panjang akan dipenuhi dengan sumber dana jangka pendek. Pada pendekatan ini perusahaan berani menanggung resiko yang cukup besar, sedangkan trade off yang diharapkan adalah memperoleh profitabilitas yang lebih besar. 3. Manajemen Modal Kerja Modal kerja yang tersedia dalam perusahaan harus cukup jumlahnya agar mampu membiayai pengeluaran- pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari. Menurut Djarwanto (2001 : 87) menyatakan bahwa manfaat lain dari tersedianya modal kerja yang cukup adalah : a. Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aktiva lancar, misalnya adanya kerugian karena debitur membayar, turunnya nilai persediaan karena harganya yang merosot. b. Memungkinkan perusahaan untuk melunasi kewajiban- kewajiban jangka pendeknya tepat waktu. c. Memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli barang dengan tunai sehingga dapat memetik keuntungan berupa potongan harga.

32 d. Menjamin perusahaan memiliki credit standing dan dapat mengatasi peristiwa yang tidak dapat diduga sebelumnya seperti adanya kebakaran, pencurian dan sebagainya. e. Memungkinkan perusahaan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup guna melayani permintaan konsumennya. f. Memungkinkan perusahaan untuk dapat memberikan syarat kredit yang menguntungkan kepada para pelanggan. g. Memungkinkan perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan dalam memperoleh bahan baku yang dibutuhkan. h. Memungkinkan perusahaan untuk mampu bertahan dalam periode resesi atau depresi. 4. Rasio Kebijakan Modal Kerja Rasio kebijakan modal kerja merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan sejumlah modal kerja yang dimilikinya. Dengan modal kerja tersebut diharapkan perusahaan mampu menjalankan operasional perusahaan secara efisien untuk menciptakan profitabilitas yang diharapkan oleh perusahaan. Menggambarkan tingkat kemampuan perusahaan dalam penggunaan modal kerja yang dipergunakan rasio kebijakan modal kerja.rasio kebijakan modal kerja tersebut adalah : a. Rasio cara pembelanjaan modal kerja

33 Rasio ini menunjukkan likuiditas dari aktiva dengan menggunakan modal sendiri atau harta kekayaan perusahaan. Rasio ini dapat dihitung sebagai berikut Aktiva Lancar Hutang Lancar Rasio cara pembelanjaan modal kerja = Hutang Jangka Panjang+Modal Sendiri b. Rasio lancar Rasio lancar menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajibankewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar, maka akan semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya (Harahap, 2004 : 301). Rasio ini diukur dengan rumus sebagai berikut : Aktiva Lancar Rasio lancar = Hutang Lancar c. Rasio tingkat perputaran modal kerja Rasio tingkat perputaran modal kerja adalah kecepatan berputarnya modal kerja dalam suatu periode. Semakin tinggi tingkat perputarannya semakin efektif penggunaan dana yang tertanam pada aktiva lancar dalam mempengaruhi penjualan (Harahap, 2004 : 302). Rasio ini diukur dengan rumus sebagai berikut : Penjualan Bersih Tingkat perputaran modal kerja = Jumlah Aktiva Lancar d. Rasio jumlah aktiva lancar terhadap jumlah aktiva Rasio ini menunjukkan porsi aktiva lancar ats total aktiva (Harahap, 2004 : 302). Rasio ini diukur dengan rumus : Jumlah Aktiva Lancar Rasio investasi aktiva lancar = Jumlah Aktiva

34 D. Profitabilitas Keuntungan (profit) dalam kegiatan operasional perusahaan merupakan elemen terpenting agar kelanjutan dari perusahaan dapat terjamin. Setiap perusahaan selalu mengutamakan keuntungan dalam tujuan pendiriannya, setelah itu tujuan perusahaan yang lain adalah kemampuan perusahaan untuk tumbuh (growth) di tengah persaingan dan kemampuan perusahaan mengadakan ekspansi usaha (developt). Semua tujuan perusahaan tersebut tidak akan tercapai tanpa adanya kemampuan dalam memperoleh laba dengan menggunakan semua sumber daya yang ada dalam perusahaan dan untuk mewujudkan itu diperlukan pelaksanaan proses manajemen yang efektif dan efisien dalam pengeloalaan sebuah perusahaan. Tingkat keefisien sebuah perusahaan tidak dapat hanya dilihat dari laba yang diperoleh saja, tetapi juga harus memperbandingkan bagaimana usaha untuk memperbesar keuntungan. Hal yang lebih penting adalah usaha untuk mempertinggi profitabilitasnya, karena profitabilitas yang tinggi merupakan pencerminan efisiensi yang tinggi pula. Harahap (2004 : 304) menyatakan bahwa alat yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba disebut profitabilitas. Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber daya yang ada, seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabangnya dan sebagainya.

35 Van Horne (2005 : 222) menyatakan bahwa profitabilitas adalah kemampuan menghasilkan laba selama periode tertentu dengan menggunakan aktiva atau modal, baik modal secara keseluruhan maupun modal sendiri. Sawir (2005 : 17) menyatakan bahwa kemampulabaan (profitabilitas) merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen. Profitabilitas akan memberikan jawaban akhir tentang efektifitas manajemen perusahaan dan memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas pengelolaan perusahaan. Profitabilitas terdiri dari : Gross Profit 1. Gross Profit Margin = Sales Gross profit margin digunakan untuk mengukur efisiensi pengendalian harga pokok (biaya produksi), mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien. EBIT 2. Operating Profit Margin = Sales Operating profit margin digunakan untuk mengukur tingkat laba operasi dibandingkan dengan volume penjualan. Net Profit 3. Net Profit Margin = Sales Net profit margin digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan volume penjualan. Net Profit 4. Return on Investment = Total Asset

36 Return on Investment digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Net Profit 5. Return on Equity = Net Worth Return on Equity digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Salah satu ukuran rasio profitabilitas yang digunakan penulis untuk mengukur tingkat kinerja profitabilitas sehubungan dengan masalah dalam penelitian adalah Return on Investment (ROI). E. Return On Investment (ROI) Return on Investment merupakan salah satu bentuk rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemempuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasional perusahaan untuk menghasilkan keuntungan/laba. Munawir (2002:89) menyatakan bahwa besarnya Return on Investment (ROI) dipengaruhi oleh dua faktor : 1. Tornover dan operating asset(tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk operasi). 2. Profit margin, yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam presentasi dan jumlah penjualan bersih. Profit margin mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan penjualannya. Return on Investment (ROI) dapat diukur dengan rasio yang di rumuskan sebagai berikut (Abdullah,2005 :57)

37 Net Profit Return on Investment (ROI) = Total Asset Kelebihan Return on Investment (ROI) menurut Abdullah (2005:58-59) yaitu sebagai berikut : 1. Selain ROI sebagai alat kontrol juga berguna untuk keperluan perencanaan. Misalnya ROI dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan apabila keputusan perusahaan akan melakukan ekpansi. Perusahaan dapat mengestimasikan ROI yang harus melalui investasi pada aktiva tetap. 2. ROI dipergunakan sebagai alat mengukur profitabilitas dari masingmasing produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Dengan menerapkan sistem biaya produk yang baik maka modal dan biaya dapat dialokasikan kedalam berbagai produk yang dihasilkan oleh perusahaan, sehingga dapat dihitung profitabilitas masing-masing produk. 3. Kegunaan ROI yang paling prinsip berkaitan dengan efisiensi penggunaan modal, efisiensi produk dan efisiensi penjualan. Hal ini terjadi dapat dicapai apabila perusahaan telah melaksanakan praktek akuntansi secara benar dalam artian mematuhi sistem dan prinsip-prinsip akuntansi yang ada. Sedangkan kelemahan ROI menurut Abdullah (2005:59) yaitu sebagai berikut : 1. Sulit membandingkan rate on return suatu perusahaan dengan perusahaan lain karena perbedaan praktek akuntansi antar perusahaan. 2. Dengan menggunakan analisa ROI saja tidak dapat dipakai untuk membandingkan antara dua perusahaan atau lebih dengan memperoleh hasil yang memuaskan.