PENERAPAN MEDIA VIDEO DAN ANIMASI PADA MATERI MEMVAKUM DAN MENGISI REFRIGERAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA ANIMASI PADA PEMBELAJARAN KOMPETENSI DASAR MEMPERBAIKI SISTEM STARTER TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI PERBAIKAN DIFFERENTIAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING

PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN MODUL ELEKTRONIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI MEKANIK

PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR MENGGUNAKAN ALAT UKUR BERSKALA DI SMK

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA ANIMASI TERHADAP PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP MATERI PENGUATAN LOGAM PADA MATA KULIAH MATERIAL TEKNIK

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK PADA STANDAR KOMPETENSI MERAWAT BATERAI

Teguh Pratikno 1, Ewo Termedi 2, Wahid Munawar 3

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SELF DESIGN PROJECT LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA SMK PADA KOMPETENSI PEMESINAN FRAIS KOMPLEKS

PENGGUNAAN MULTIMEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN MATERI PENGUATAN LOGAM PADA MATA KULIAH MATERIAL TEKNIK

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEER TEACHING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK PADA KOMPETENSI DASAR MENGGUNAKAN ALAT UKUR

BAB III METODE PENELITIAN

Gilang Purnama 1, Dedi Rohendi 2, Purnawan 3

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR STABILITY FLIGHT AND DYNAMICS SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. mudah, baik informasi visual, audio, maupun audio visual dan dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi juga semakin mendorong usaha-usaha ke

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL UNTUK PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SDN Gegerkalong KPAD yang tepatnya terletak

PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MULTIMEDIA ANIMASI TERHADAP PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP MATERI GAYA PADA SISWA SMK

MODEL PEMBELAJARAN PENGELOMPOKAN KECIL DENGAN MEMBACA, MELIHAT, DAN MEMPRAKTEKKAN TERHADAP HASIL BELAJAR PADA SISWA SMK

URGENSI MEDIA PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat saat ini telah

MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi

PENGGUNAAN MULTIMEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN MATERI BIDANG GESER

PENGGUNAAN MULTIMEDIA BERBASIS VIDEO UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KOMPETENSI KEJURUAN TEKNIK MESIN

Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Suhu dan Kalor Pada Siswa Kelas X Man 1 Palu.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL DENGAN MEDIA HANDOUT PADA KOMPETENSI GAMBAR TEKNIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen. Pada penelitian ini peneliti melakukan satu macam perlakuan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok

BAB III METODE PENELITIAN

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test

Automotive Science and Education Journal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pembelajaran menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di SMPN 6 Banjarmasin. Pemilihan lokasi

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN ANIMASI SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH OTOMASI

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Iman Fushsilat, 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan kejuruan memiliki peran strategis dalam mendukung secara

Syaeful Ahmad 1, Kamin Sumardi 2, Purnawan 3

Penggunaan CD Interaktif Dan Digital Storytelling Berbasis Kontekstual Sebagai Media Pembelajaran Matematika

Tabel 3.1 Nonequivalent Control Group Design Group Pre-test Treatment Post-test Eksperimen O E1 X O E2 Kontrol O K1 Y O K2

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP AKTIVITAS, INTERAKSI, DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan internet sebagai alat bantu. Dalam penelitian ini software

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING STRATEGI (CLS) TIPE GROUP INVESTIGATION

PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN PELEM 2 KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

RELEVANSI MATERI PEMBELAJARAN TEKNIK REFRIGERASI DI PERGURUAN TINGGI DAN DI SMK DENGAN STANDAR UJI KOMPETENSI

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR ANTARA KELAS BINAAN ASTRA DENGAN KELAS REGULER PADA KOMPETENSI MEMELIHARA UNIT FINAL DRIVE POROS PENGGERAK RODA BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pilar kebijakan Departemen Pendidikan Nasional yang salah

BAB I PENDAHULUAN. tantangan dalam melakukan pengajaran di dalam kelas. Oleh sebab, itu guru harus

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. terdiri dari 30 item soal tes pilihan ganda. Uji coba instrumen ini diikuti oleh 33

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggun Gitaresmi, 2014

BAB 3 METODE PENELITIAN

STUDI TENTANG KETERCAPAIAN KOMPETENSI SISWA PADA MATERI PENGISIAN REFRIGERAN DI UNIT TATA UDARA DOMESTIK

BAB I PENDAHULUAN. adanya perubahan tingkah laku pada dirinya, menyangkut perubahan yang

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN (MACROMEDIA FLASH) DENGAN PENDEKATAN KONTRUKTIVIS DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN FISIKA PADA KONSEP GAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN. digunakan adalah eksperimen semu. Eksperimen semu dilakukan karena keadaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah diprogramkan dan tetap

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBANTU WONDERSHARE DENGAN PENDEKATAN RME PADA MATERI SMP

BAB III METODE PENELITIAN. Pembelajaran Advance Organizer terhadap hasil belajar siswa (Studi Kuasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Tamansari dan SD Negeri 2

NERIS PERI ARDIANSYAH,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEVELS OF INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam mengembangkan media pembelajaran dengan menggunakan model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pengembangan Multimedia Pembelajaran

Pemanfaatan Multimedia Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Materi Fisika Elektromagetik

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR CAD MAHASISWA TEKNIK OTOMOTIF NON-REGULER FT UNY MELALUI PEMBUATAN POHON KATA PERINTAH DALAM PROGRAM AUTOCAD

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang penulis lakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Metode yang

KATA PENGANTAR. Bandung, April Penulis

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan

Transkripsi:

8 PENERAPAN MEDIA VIDEO DAN ANIMASI PADA MATERI MEMVAKUM DAN MENGISI REFRIGERAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Andriana Johari 1, Syamsuri Hasan 2, Maman Rakhman 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin, FPTK UPI Jl. Dr. Setiabudhi No.207 Bandung 40154 andrianajohari@ymail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui hasil belajar siswa yang menggunakan media pembelajaran video dan animasi pada mata pelajaran sistem refrigerasi dengan materi memvakum dan mengisi refrigeran. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain non-equivalent control group design. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan sampel kelas X TP A dan X TP B. Kedua sampel diberi pre test kemudian diberi treatment berupa pembelajaran menggunakan media animasi pada kelas X TP A dan media video pada kelas X TP B. Setelah pemberian treatment, selanjutnya kedua sampel diberi post test menggunakan soal yang memiliki indikator serupa dengan pre test namun telah dimodifikasi. Hasil penelitian menunjukan tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan media pembelajaran video maupun animasi pada aspek kognitif. Sementara itu, pada aspek psikomotor dan afektif terdapat perbedaan hasil belajar siswa dimana siswa yang menggunakan media video lebih baik daripada siswa yang menggunakan media animasi. Berdasarkan hasil penelitian, media pembelajaran video lebih baik daripada animasi untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa pada pada materi memvakum dan mengisi refrigeran. Kata kunci: video pembelajaran, animasi materi, media belajar, hasil belajar. PENDAHULUAN Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga pendidikan tingkat menengah yang bertanggung jawab untuk menciptakan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dan keterampilan yang berkompeten. SMK berperan dalam menciptakan lulusan yang siap kerja sehingga kemampuan dan keterampilan merupakan modal utama bagi lulusan SMK dalam menjalani kehidupannya ketika berada di dunia kerja. Proses menciptakan lulusan SMK yang memiliki kemampuan dan keterampilan yang berkompeten, diperlukan seorang pendidik. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan (UU RI No. 20 Tahun 2003: Pasal 1 ayat 6). 1 Mahasiswa Departemen Pendidikan Teknik Mesin, FPTK UPI 2 Dosen Departemen Pendidikan Teknik Mesin, FPTK UPI 3 Dosen Departemen Pendidikan Teknik Mesin, FPTK UPI

9 Profesi guru dalam penyelenggaraan pendidikan akan berinteraksi langsung dengan siswa yang merupakan objek utama untuk lulusan yang memiliki kemampuan dan keterampilan yang berkompeten. Penyelenggaraan pendidikan yang dilakukan oleh guru salah satunya adalah proses belajar mengajar (PBM). Pelaksanaan PBM khususnya di SMK yang dilakukan oleh guru sulit terlepas dari alat bantu mengajar untuk memperjelas uraian yang disampaikan kepada siswa. Alat bantu mengajar atau media pembelajaran memiliki banyak varian, audio (suara), gambar diam (visual), gambar bergerak (video), animasi, alat peraga (trainer) atau benda tiruan (mockup) merupakan beberapa contohnya. Fungsi afektif adalah fungsi untuk menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Fungsi media pembelajaran, khususnya media visual (Arsyad, 2011). Media pembelajaran memiliki fungsi atensi, afektif, kognitif dan kompensatoris. Fungsi afektif merupakan fungsi untuk melihat tingkat kenikmatan siswa ketika belajar atau membaca teks yang bergambar karena gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa. Selanjutnya fungsi kognitif, yaitu fungsi untuk memperlancar pencapaian tujuan guna memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. Kemudian fungsi kompensatoris adalah fungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal. Pemilihan media pembelajaran yang tepat dan sesuai akan membuat siswa tidak jenuh dan termotivasi untuk belajar. Media pembelajaran sangat baik manfaatnya untuk siswa karena menambah pengetahuan serta dapat menumbuhkan semangat belajar untuk siswa (Mahmudah dan Yudha, 2013). Penggunaan media pembelajaran yang dirancang dengan baik dapat membangkitkan motivasi dan rangsangan belajar siswa serta meningkatkan pemahaman materi pembelajaran sehingga akan berdampak pada peningkatan kualitas pendidikan (Kusantati, Marlina dan Wiwin, 2013). PBM di SMK yang tidak menggunakan media pembelajaran membuat membuat siswa kurang termotivasi untuk belajar dan membuat siswa menjadi jenuh. Hal ini akan berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Materi memvakum dan mengisi refrigeran merupakan salah satu materi yang harus dipelajari oleh siswa SMK Jurusan Teknik pendingin dan Tata Udara. Materi tersebut merupakan keterampilan dasar dan sangat dibutuhkan oleh siswa untuk bekal ketika bekerja di dunia industri. Oleh karena itu, PBM pada materi memvakum dan mengisi refrigeran harus bisa membuat siswa

10 termotivasi untuk belajar agar tidak jenuh, salah satunya dengan penerapan media pembelajaran yang sesuai dengan materi tersebut sehingga hasil belajar yang didapatkan bisa maksimal. Beberapa media pembelajaran yang bisa digunakan adalah media video dan animasi. Kedua media tersebut harus di ujicobakan guna mengetahui media yang paling baik untuk memberikan hasil belajar maksimal pada semua aspek (kognitif, psikomotor dan afektif). Tabel 1. Kelebihan dan kekurangan media video Kelebihan Video pembelajaran dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas, dengan cara mengaksesnya di media sosial YouTube Video dapat dipakai dalam jangka waktu yang panjang dan kapan pun jika materi yang terdapat dalam video ini masih relevan dengan materi yang ada Media pembelajaran yang simpel dan menyenangkan Membantu siswa dalam memahami materi pelajaran dan membantu guru dalam proses pembelajaran Kekurangan Hanya dapat dipergunakan dengan bantuan media komputerdan memerlukan bantuan proyektor dan speaker saat digunakan pada proses pembelajaran di kelas. Memerlukan biaya yang cukup besar untuk keperluan pembuatan video pembelajaran Memerlukan waktu yang cukup panjang pada proses pembuatan sampai terciptanya video pembelajaran Media pembelajaran video adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran melalui tayangan gambar bergerak yang diproyeksikan membentuk karakter yang sama dengan obyek aslinya. Media video pembelajaran dapat digolongkan ke dalam jenis media audio visual aids (AVA) atau media yang dapat dilihat dan didengar. Penggunaan media pembelajaran video mampu memberikan respons positif dari siswa. Siswa termotivasi untuk belajar dan mampu meningkatkan pemahamannya terhadap materi pelajaran yang disampaikan (Fechera, Maman dan Dadang, 2012). Media animasi merupakan pergerakan sebuah objek atau gambar sehingga dapat berubah posisi. Selain pergerakan, objek dapat mengalami perubahan bentuk dan warna. Media animasi dalam pembelajaran berfungsi menarik perhatian siswa untuk belajar sehingga dapat memberi pemahaman yang lebih cepat. Seperti halnya media video, media animasi juga memiliki kelebihan dan kekurangan seperti yang disajikan pada Tabel 2.

11 Tabel 2. Kekurangan dan kelebihan media animasi Kelebihan Memperkecil ukuran objek yang secara fisik cukup besar dan sebaliknya. Memudahkan guru untuk menyajikan informasi mengenai proses yang cukup kompleks. Memiliki lebih dari satu media yang konvergen, misalnya menggabungkan unsur audio dan visual. Menarik perhatian siswa sehingga meningkatkan motivasi belajarnya. Bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk mengakomodasi respon pengguna. Bersifat mandiri, dalam pengertian memberi kemudahan dan kelengkapan isi sedemikian rupa sehingga pengguna bisa menggunakan tanpa bimbingan orang lain. Kekurangan Memerlukan biaya yang cukup mahal. Memerlukan software khusus untuk membukanya. Mememerlukan kreatifitas dan keterampilan yang cukup memadai untuk mendesain animasi yang dapat secara efektif digunakan sebagai media pembelajaran Tidak dapat menggambarkan realitas seperti video atau fotografi. Siswa yang belajar menggunakan media animasi memiliki pandangan positif sehingga minat siswa untuk belajar menjadi meningkat (Hasrul, 2011). Media animasi dapat membantu siswa dalam memahami materi yang sulit disampaikan oleh guru. Pandangan positif siswa terhadap media animasi terkait pemahaman materi dapat dilihat dari hasil belajarnya. Hasil belajar menggunakan media animasi lebih efektif daripada yang tidak menggunakan media animasi. Efektif dalam hal ini mengandung arti mampu meningkatkan hasil belajar dibandingkan pembelajaran tanpa menggunakan media animasi (Yudistira, Antonius dan Nurwachid, 2012). METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen jenis Quasi Experimental dengan desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Penggunaan desain ini karena dua kelompok yang digunakan sebagai sampel tidak dipilih secara random sehingga pengambilan sampel menggunakan nonprobablity sampling dengan teknik purposive sampling. Kelompok yang digunakan sebagai sampel adalah siswa-siswa SMK Negeri 1 Cimahi kelas X Teknik Pendingin A dan B. Kedua kelas diberi pre test dengan soal yang sama.

12 Kemudian kelas X TP A diberi treatment berupa pembelajaran menggunakan metode ceramah yang dibantu dengan media animasi (X 1 ) sedangkan kelas X TP B diberi treatment berupa pembelajaran menggunakan metode ceramah yang dibantu dengan media video. Setelah diberi perlakuan, kedua kelas diberi post test dengan soal yang sama. Soal yang diberikan untuk pre test dan post test memiliki indikator yang sama tetapi telah modifikasi. HASIL PENELITIAN Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes yang dibuat menjadi pre test dan post test. Instrumen yang digunakan untuk penelitian terdiri atas 21 butir soal. Semua instrumen yang digunakan dinyatakan valid dengan reliabilitas tinggi. Tingkat kesukaran dari instrumen yang digunakan teridiri atas 7 butir soal mudah, 11 butir soal sedang dan 3 butir soal sukar sedangkan kriteria daya beda instrumen terdiri atas 8 butir soal jelek, 10 butir soal cukup dan 3 butir soal baik. Hasil belajar pada aspek kognitif menggunakan N-Gain yaitu selisih antara hasil post test dan pre test. Hasil belajar aspek kognitif disajikan pada Tabel 4. Hasil belajar aspek kognitif kemudian di analisis menggunakan statistik dengan uji hipotesis yang disajikan pada Tabel 6. Hasil belajar praktek yang meliputi aspek psikomotor dan afektif disajikan pada Tabel 5. menggunakan indeks prestasi kelompok dengan membagi rata-rata untuk seluruh aspek penilaian dengan skor maksimal yang mungkin dicapai dalam tes. Tabel 4. Peningkatan Hasil Belajar (N-Gain) Kelas Rata-rata Rata-rata Rata-rata Pre test Post test N-Gain Kriteria X TP A 49,47 78,31 0,5713 Sedang X TP B 47,88 78,06 0,5730 Sedang Tabel 5. Hasil Uji Hipotesis Aspek Kognitif Kelas N t hitung t Tabel Kesimpulan X TP A 33 0,5730 X TP B 32 0,5713 0,041 1,999 -t Tabel t hitung +t Tabel, maka Ho diterima

13 Tabel 6. Hasil Belajar Aspek Psikomotor dan Afektif Aspek Kelas IPK Interpretasi Psikomotor X TP A 72,9 Cukup Terampil X TP B 78,0 Terampil Afektif X TP A 74,9 Netral X TP B 78,1 Positif PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dilakukan pada kelas X TP A dan B dengan pemberian treatment masing-masing berupa pembelajaran menggunakan media video dan animasi menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada aspek kognitif seperti yang tersaji pada Tabel 4. Hasil belajar yang diteliti merupakan selisih antara hasil pre test dan post test yang di konversi ke N- Gain. Hal ini membuktikan pembelajaran dengan bantuan media video dan animasi mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan dan berdampak pada peningkatan hasil belajar. Terjadinya peningkatan hasil belajar karena saat pembelajaran siswa merasakan keadaan yang berbeda daripada pembelajaran tanpa menggunakan media video dan animasi. Penggunaan media tersebut pada proses pembelajaran membuat perhatian dan fokus siswa tertuju pada media yang digunakan sehingga motivasi belajar siswa lebih meningkat. Peningkatan motivasi belajar dan fokus pada pembelajaran khususnya media yang digunakan berdampak pada pemahaman materi yang diserap oleh siswa. Siswa menjadi lebih memahami tentang materi yang disampaikan. Peningkatan hasil belajar pada aspek kognitif antara siswa yang diberi pembelajaran menggunakan media video dan animasi memiliki kriteria yang sama yaitu sedang. Hal ini diperjelas oleh hasil uji hipotesis seperti disajikan pada Tabel 5 yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan media pembelajaran video dan animasi pada materi memvakum dan mengisi refrigeran. Tidak terdapatnya perbedaan hasil belajar aspek kognitif pada kelas yang diberi media pembelajaran video dan animasi menunjukan bahwa kedua media memiliki kualitas yang sama. Hal ini terjadi karena isi media pembelajaran video dan animasi menjelaskan proses atau langkah-langkah melakukan sesuatu, dalam hal ini langkah-langkah memvakum dan mengisi refrigeran ke dalam sistem refigerasi. Penjelasan mengenai langkah-langkah memvakum dan mengisi refrigeran baik menggunakan media video maupun animasi dapat disampaikan secara jelas. Berdasarkan hal tersebut maka salah satu dari

14 media video dan animasi dapat dijadikan sebagai media pembelajaran pada materi memvakum dan mengisi refrigeran untuk memberikan hasil belajar yang baik pada aspek kognitif. Sementara itu, hasil belajar pada aspek psikomotor dan afektif seperti ditunjukan pada Tabel 6 menunjukan hal yang berbeda dengan aspek kognitif. Berdasarkan data hasil tes praktek pada aspek psikomotor, siswa yang belajar menggunakan media video lebih baik dengan interpretasi terampil daripada media animasi yang memiliki interpretasi cukup terampil. Hasil tes praktek pada aspek afektif menunjukan hal yang sama dimana siswa yang belajar menggunakan media video lebih baik dengan interpretasi positif daripada media animasi yang memiliki interpretasi netral. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa isi materi yang disampaikan pada pembelajaran yang menggunakan kedua media ini meliputi langkah-langkah dalam menyelesaikan sesuatu. Hal inilah yang menjadi penyebab adanya perbedaan pada aspek psikomotor dan afektif karena siswa yang belajar menggunakan media video lebih memahami langkah-langkah yang harus dilakukan. Media video mampu memvisualisasikan langkah-langkah yang sebenarnya terjadi oleh subjek (manusia) terhadap objek asli (benda dan alat kerja) yang di tampilkan melalui layar monitor, LCD atau proyeksi dari proyektor. Sedangkan media animasi hanya memvisualisasikan melalui gambar bergerak yang di desain sedemikian rupa dan diharapkan hal itu mampu menggambarkan langkah-langkah yang sebenarnya terjadi. Hal ini berhubungan dengan kekurangan pada media animasi yang tidak dapat menggambarkan realitas seperti video. Siswa mengalami kesulitan dalam hal mengimajinasikan apabila dilakukan terhadap benda aslinya. Selanjutnya pemilihan dan penggunaan media video maupun animasi untuk pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan, efektivitas serta efisiensi berdasarkan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing media pembelajaran tersebut. Contoh penggunaan media video untuk pembelajaran adalah penyampian materi yang bertujuan pada praktek sehingga langkah demi langkah akan teramati pada benda kerjanya yang asli. Sedangkan contoh penggunaan media animasi untuk pembelajaran adalah penyampaian materi yang berkaitan dengan prinsip kerja suatu alat atau komponen yang didalamnya terjadi suatu proses kerja mekanik, pergerakan fluida dan proses lainnya yang tidak dapat dilihat secara langsung sehingga dapat diamati dengan baik.

15 KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan guna mendapatkan hasil belajar siswa aspek kognitif yang baik pada materi memvakum dan mengisi refrigeran dapat menggunakan media pembelajaran video maupun animasi. Sedangkan untuk mendapatkan hasil belajar aspek psikomotor dan afektif yang lebih baik pada materi memvakum dan mengisi refrigeran dapat menggunakan media video. DAFTAR PUSTAKA Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo. Fechera, B., Maman S., Dadang L. H. (2012). Desain dan Implementasi Media Video Prinsip- Prinsip Alat Ukur Listrik dan Elektronika. INVOTEC. VIII, (2), 115-126. Kusantati, H., Marlina, Winwin W. (2013). Pengembangan Multimedia Interaktif Berbasis Animasi pada Pembelajaran Teknologi Desain Busana. Prosiding FPTK EXPO UPI. 238-244 Mahmudah, R E., dan Yudha A A. (2013). Pengembangan Media Pembelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Menggunakan Adobe Flash CS4 untuk SMK Negeri 1 Blitar. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. 02, (01), 381-390. Hasrul. (2011). Desain Media Pembelajaran Animasi Berbasis Adobe Flash CS3 pada Mata Kuliah Instalasi Listrik 2. Jurnal MEDTEK. 3, (2). Yudistira, T. H., Antonius T. W., dan Nurwachid B. S. (2012). Efektivitas Penerapan Pembelajaran Hiperteks Berbasis Animasi Terhadap Hasil Belajar Struktur Atom. Chemistry in Education. 1, (1), 57-60.