BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bab V merupakan bagian akhir dari penulisan penelitian yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tinggal. Dimana tempat tinggal atau rumah merupakan kebutuhan dasar yang akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perlunya perumahan dan pemukiman telah diarahkan pula oleh Undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. mengenai penyesuaian tarif sewa Rusunawa Tambak. Berdasarkan latar belakang

PERATURAN WALIKOTAYOGYAKARTA NOMOR 70 TAHUN 2014 TENTANG TARIF SEWA SATUAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA COKRODIRJAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan akan tempat tinggal semakin tinggi. Menurut Susanti

Bastary Pandji Indra Asdep Perumahan, Pertanahan dan Pembiayaan Infrastruktur

BAB I PENDAHULUAN. baik yang datang dari sesama manusia, makhluk hidup lainnya, maupun alam

KEBIJAKAN NASIONAL PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 18 /PERMEN/M/2007

ANALISIS PEMBANGUNAN SEKTOR PERUMAHAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. hak bagi setiap orang. Karena setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,

I. PENDAHULUAN. perumahan yang telah disediakan oleh pemerintah. Sehingga masyarakat dari

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

C. Kajian Optimalisasi Penghunian Rumah Susun Sewa

BAB 1 PENDAHULUAN. berpenghasilan rendah (MBR) dapat juga dikatakan sebagai masyarakat miskin atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN TEMUKAN PEMBOROSAN AIR BERSIH SENILAI Rp791 MILIAR

RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KABUPATEN PURWOREJO

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71 TAHUN 2016 PERHITUNGAN DAN PENETAPAN TARIF AIR MINUM

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

Penetepan Harga Sewa Ruang Rusunawa Sumur Welut Surabaya Dengan Metode Permenpera No.18 Tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem negara kesatuan, pemerintah daerah merupakan bagian yang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN TEKNIS DAN TATA CARA PENGATURAN TARIF AIR MINUM PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jumlah penduduk dan urbanisasi merupakan salah satu

Penetapan Harga Sewa Ruang Rusunawa Sumur Welut dengan Metode Permepera No.18 Tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti perangkat

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 02 /PERMEN/M/2009 TENTANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. proyek Rumah Susun Sewa Rempoa Jakarta. d. Membuat kesimpulan dan saran dari penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG

Persentase Jumlah Penduduk yang Tinggi, versus Lahan yang Terbatas

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BAB 1 PENDAHULUAN. mahal, dan hal ini tidak dibarengi dengan ketersediaan rumah landet house

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat dan sangat pesat. Masyarakat berbondong-bondong datang ke kota

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG TARIF SEWA RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA TAHUN 2012 DI KABUPATEN SIDOARJO

Kementerian PUPR Mendorong Peran Aktif Pemda Mencapai Target 100% Akses Aman Air Minum

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. mempengaruhi variabel terikat yaitu tingkat kemiskinan.

2 dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 3. Undang-undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

WALIKOTA PROBOLINGGO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RENTAL OFFICE DI DEPOK

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 11 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam tujuannya yaitu mengentaskan kemiskinan dan juga menjadi industry yang

KEBIJAKAN dan STRATEGI PENYEDIAAN PERUMAHAN TA

- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Sub Tema: KRISIS ATAU DARURAT PERUMAHAN DAN TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan berasal dari kata laksana yang berarti kegiatan 5. Pelaksanaan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

KEBIJAKAN DAN PROGRAM NASIONAL PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH Jakarta, 22 Desember 2014

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai kualitas kehidupan yang lebih baik (Juniarko dkk, 2012;

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan suatu kondisi bukan hanya hidup dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROFIL DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU TA.2017 BIDANG SEKRETARIAT

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II: STUDI PUSTAKA DAN STUDI BANDING

BAB I PENDAHULUAN. penetapan tarif sewa Rusunawa Tamanan Banguntapan. Berdasarkan latar belakang

PROFIL DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU TA.2017 BIDANG PERUMAHAN

TUGAS POKOK DAN FUNGSI DISPERAKIMTAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PASAR KOTA MADIUN

PROFIL DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU TA.2017 BIDANG PERUMAHAN

IV. PEMBAHASAN. Perumnas adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berbentuk. perumahan yang layak bagi masyarakat menengah ke bawah.

IV.B.7. Urusan Wajib Perumahan

BAB I PENDAHULUAN. Perumahan dan pemukiman adalah salah satu masalah yang dihadapi oleh

PERATURAN NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENGANUGERAHAN ADIUPAYA PURITAMA KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN DINAS PERUMAHAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 25

BAB 7 RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. 7.1 Ringkasan Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah

2018, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan

VISI MISI PASANGAN CALON BUPATI WAKIL BUPATI KABUPATEN PEKALONGAN PERIODE TAHUN H. RISWADI DAN HJ. NURBALISTIK

PENAJAMAN RENCANA PROGRAM TA Ditjen. Pembiayaan Perumahan

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk kalangan menengah ke-atas (high-middle income). lebih dari batas UMR termasuk golongan menengah ke atas.

Buletin Warta Desa. Tentang Program Kotaku. Manfaat & Target Program. Tujuan. Tujuan Antara

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

Rencana Strategis (RENSTRA)

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN TARIF SEWA RUMAH SUSUN SEDERHANA KOTA BEKASI

BAB VI PENUTUP. 1. Evaluasi Implementasi Pasal 10 Peraturan Walikota Yogyakarta. Nomor 86 Tahun 2013 berdasarkan variabel Grindle.

P A T I L U M A J N G PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab V merupakan bagian akhir dari penulisan penelitian yang memaparkan beberapa bahasan penutup. Pertama adalah simpulan penelitian yang merupakan jawaban atas pertanyaan penelitian mengenai tarif sewa Rusunawa Cokrodirjan berdasarkan fungsi ruang dan letak lantai. Kedua adalah implikasi penelitian. Oleh karena penelitian ini memberikan alternatif solusi kebijakan, maka terdapat berbagai implikasi khusus baik bagi penghuni, UPT maupun Indonesia. Namun penelitian yang dilakukan ini juga memiliki beberapa beberapa keterbatasan yang dijelaskan pada bagian ketiga. Oleh karena adanya keterbatasan dalam penelitian, maka penulis melengkapi bab akhir ini dengan memberikan sejumlah saran kepada yang berkepentingan agar penelitian selanjutnya memiliki kualitas yang lebih baik. 1.1 Simpulan Biaya pengelolaan rusunawa bersumber dari uang sewa yang diterima setiap bulan oleh UPT. Namun apabila pendapatan sewa tidak mencukupi biaya pengelolaan maka pemerintah daerah harus memutuskan untuk memberikan subsidi. Artinya meskipun proyek rusunawa ini tidak dituntut pulih biaya namun di sisi lain pemerintah perlu memikirkan keberlanjutan operasionalnya. Tujuan pemerintah daerah untuk tetap menjaga keberlanjutan operasional rusunawa menuntut pemerintah daerah melakukan perencanaan proyek yang efisien. Hal tersebut sejalan dengan target Ditjen Cipta Karya: Tepat waktu dan tepat mutu. 1

Variabel utama yang perlu diperhatikan dalam penentuan kelayakan proyek adalah tarif sewa rusunawa. Penelitian ini melakukan penyesuaian tarif sewa dengan tetap mempertimbangkan kelayakan investasi. Tabel 5.1 di bawah ini merupakan perbandingan tarif sewa antara ketetapan Walikota (tarif regulasi), UPT (tarif existing), dan rekomendasi penulis (tarif optimal). Tarif sewa rekomendasi penulis merupakan tarif sewa optimal yang diperhitungkan menggunakan pendekatan biaya dan analisis biaya manfaat. Letak Lantai Tabel 5.1 Tarif Sewa Optimal Rusunawa Cokrodirjan Fungsi Ruang Tarif Regulasi (Rp) Tarif Existing (Rp) Tarif Optimal (Rp) Lantai 1 Ruang usaha Min. 62.500 75.000 93.750 Lantai 2 Hunian 157.000 130.000 189.750 Lantai 3 Hunian 144.000 125.000 172.500 Lantai 4 Hunian 131.000 120.000 155.250 Tarif optimal yang direkomendasikan oleh penulis pada Tabel 5.1 sudah memenuhi asumsi kemampuan bayar penghuni yang tecantum pada Pasal 4 Peraturan Walikota No. 70 Tahun 2014. Pasal tersebut menyatakan bahwa penetapan tarif memperhitungkan daya beli kelompok sasaran dengan batas paling tinggi 1/3 dari Upah Minimum Kota. Masyarakat yang modern memiliki pemikiran yang dinamis, yaitu menuntut kelayakan hunian demi meningkatkan kepuasan tinggal terkait kualitas hidupnya. Dengan tarif sewa yang optimal diharapkan akan meningkatkan kepuasan penghuni dan tetap menjaga keberlanjutan opersional rusunawa. 2

1.2 Implikasi Penelitian ini menggambarkan keberpihakan pemerintah akan MBR yang diwujudkan dengan investasi infrastruktur penyediaan hunian layak dan terjangkau. Program tersebut tentunya merupakan inovasi pemerintah yang diharapkan dapat terus berjalan dengan baik untuk dapat menyelesaikan permasalahan sosial, ekonomi dan lingkungan. Berdasarkan analisis dan pembahasan sebelumnya maka diketahui bahwa hasil penelitian ini memiliki beberapa implikasi. Berbagai implikasi tersebut antara lain sebagai berikut. 1. Implikasi terhadap kepuasan tinggal penghuni Rusunawa Cokrodirjan. Terdapat dua alasan kepuasan tinggal penghuni yaitu kondisi fisik dan kesesuaian harga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tarif optimal lebih tinggi dari tarif existing. Tarif yang lebih tinggi tersebut adalah upaya untuk memulihkan bangunan sehingga penghuni akan mendapatkan hunian dengan kondisi yang lebih baik namun tetap mempertimbangkan kesesuaian harga. Kesesuaian harga mengacu pada regulasi mengenai ketetapan tarif sewa maksimal. Tarif tertinggi Rusunawa Cokrodirjan sebesar Rp189.750 masih lebih rendah dari tarif maksimal regulasi yaitu Rp434.000. 2. Implikasi terhadap kualitas hidup penghuni Menurut Maslow (2006 dalam Pamungkas, 2010: 21), semakin terpenuhinya jenjang kebutuhan seseorang dalam sebuah hunian maka dapat dikatakan semakin baik pula kualitas hidup seseorang. Dengan tarif sewa yang optimal dan kondisi hunian yang lebih baik maka tiga kebutuhan utama yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan penghuni akan terpenuhi. 3

3. Implikasi terhadap kondisi keuangan UPT Metode analisis biaya manfaat menghasilkan tarif sewa optimal yang akan tetap menjaga keberlanjutan operasional rusunawa. Hal ini akan membawa dampak baik kepada kondisi keuangan UPT yang sebelumnya tidak mampu menutup belanja operasional. Subsidi pemerintah sebesar biaya pemulihan yaitu Rp2.384.826.294 akan menjadi investasi pemerintah untuk tetap mempertahankan misi kesejahteraan rakyat dalam program MDGs. 4. Implikasi terhadap citra Indonesia di mata dunia terkait konsistensi komitmen dalam MDGs Tarif sewa optimal dalam penelitian ini memberikan solusi untuk keberlanjutan Rusunawa Cokrodirjan tanpa membebani pemerintah. Dengan demikian hal tersebut akan membawa dampak baik pada citra Indonesia di mata dunia. Perlu diketahui bahwa Rusunawa Cokrodirjan merupakan rusunawa pertama pada program MDGs di DIY dalam mengentaskan permukiman kumuh. Konsistensi Indonesia dalam mempertahankan dan melanjutkan pembangunan rusunawa demi meningkatkan kehidupan sedikitnya 100 juta rakyat miskin tidak lagi diragukan. 1.3 Keterbatasan Penelitian mengenai penyesuaian tarif sewa Rusunawa Cokrodirjan ini memiliki beberapa keterbatasan, antara lain sebagai berikut. 1. Penelitian yang dilakukan hanya menyesuaikan tarif sewa Rusunawa Cokrodirjan, sedangkan di DIY terdapat banyak rumah susun yang terbagi ke 4

dalam 3 jenis yaitu sederhana, menengah dan mewah. Untuk selanjutnya perlu dilakukan penelitian sejenis dengan cakupan yang lebih luas. 2. Terdapat dua jenis teknik dalam metode analisa biaya manfaat yaitu dari sisi keuangan dan sosial. Peneliti selanjutnya diharapkan menambah analisis dengan menggunakan teknik analisis biaya manfaat sosial. 3. Untuk memperoleh nilai pemulihan penelitian ini menggunakan engineering breakdown method. Metode ini mempertimbangkan umur ekonomis dan umur efektif yang dikalikan dengan bobot RCN. Peneliti selanjutnya diharapkan memberikan nilai penyusutan secara lebih terinci yaitu dengan metode kondisi terlihat agar biaya pemulihan menjadi lebih akurat. 1.4 Saran 1. Pemerintah perlu mengucurkan subsidi untuk pemulihan bangunan Rusunawa sebesar Rp2.384.826.294. Subsidi tersebut merupakan investasi pemerintah dalam bidang infrastruktur untuk mendukung program pengentasan permukiman kumuh dan meningkatkan kesejahteraan rakyat di Kota Yogyakarta. Keberhasilan program rusunawa ini bergantung pada sinergi sektoral antara Pemerintah Pusat, Daerah, wakil masyarakat, masyarakat umum dan pihak-pihak yang berkompeten. Seluruh pemangku kepentingan harus memiliki kepedulian untuk mencapai hasil yang lebih baik sehingga percepatan pencapaian target program dapat terpenuhi. 2. Penetapan tarif baru oleh UPT yang diusulkan terlebih dahulu kepada pemerintah kota untuk disahkan melalui Peraturan Walikota. Tarif 5

rekomendasi tersebut diklasifikasikan berdasarkan letak lantai dan fungsi ruang sebagai berikut. Tabel 5.2 Usulan Tarif Sewa Rusunawa Cokrodirjan Letak Lantai Fungsi Ruang Tarif Sewa/bulan Lantai 1 Ruang Usaha Rp93.750,00 Lantai 2 Hunian Rp189.750,00 Lantai 3 Hunian Rp172.500,00 Lantai 4 Hunian Rp155.250,00 Diperlukan koordinasi yang baik antara pengelola dan pemerintah dalam menetapkan tarif sewa Rusunawa Cokrodirjan demi stabilitas kondisi keuangan pemerintah dan efisiensi program rusunawa. 3. Kepuasan tinggal penghuni yang didasari dari kesesuaian harga dan manfaat menjadi sebuah tuntutan bagi pengelola untuk selalu memberikan pelayanan terbaik, hal tersebut juga sejalan dengan misi UPT Rusunawa Cokrodirjan. Menetapkan tarif sewa seperti yang tertera pada Tabel 5.2 akan memberikan kesesuaian antara harga dan mafaat yang diterima oleh penghuni Rusunawa Cokrodirjan. Dengan demikian pengelola telah memberikan kontribusi bagi negara untuk memenuhi komitmen bangsa dalam forum dunia yaitu menjadikan Indonesia bebas kawasan kumuh pada tahun 2020. Tidak hanya mengangkat citra dan wajah kota namun juga mengatasi permasalahan kemanusiaan, sosial dan lingkungan. 4. Peneliti selanjutnya sebaiknya melakukan penelitian mengenai rusunawa secara lebih mendalam terutama mengenai penetapan tarif sewa untuk kepentingan percepatan pencapaian misi pada program MDGs. Dengan demikian diharapkan penelitian yang dilakukan dapat memberikan kontribusi 6

bagi kebijakan publik. Upaya tersebut adalah salah satu wujud kepedulian mahasiswa akan kesejahteraan masyarakat berpenghasilan rendah. 7