BAB III. ANALISIS dan PERANCANGAN MODEL JARINGAN ANTRIAN

dokumen-dokumen yang mirip
ESTIMASI PERFORMANSI SISTEM SMS KAMPUS DENGAN MODEL JARINGAN ANTRIAN (STUDI KASUS AMIK TRI DHARMA PEKANBARU)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PERFORMANSI SERVER SISTEM INFORMASI AKADEMIK UNIVERSITAS MERCU BUANA DENGAN OPEN QUEUEING NETWORK

Arsitektur Sistem Komputer. Operasi Sistem Komputer. Struktur Sistem Komputer. Review:

Struktur Sistem Komputer. Abdullah Sistem Informasi Universitas Binadarma

Struktur Sistem Komputer

MEDIA PENYIMPANAN. Alif Finandhita, S.Kom

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN DAN SIMULASI ANTRIAN PAKET DENGAN MODEL ANTRIAN M/M/N DI DALAM SUATU JARINGAN KOMUNIKASI DATA

Overview Penjadwalan (1)

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

Bab 4. Penjadwalan CPU POKOK BAHASAN: TUJUAN BELAJAR: 4.1 KONSEP DASAR. Konsep Dasar Kriteria Penjadwalan Algoritma Penjadwalan

Metode Kuantitatif. Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 23 April 2009

CPI i xc i = (2x1) + (1x2) + (2x3) = 10 siklus. CPI i xc i = (4x1) + (1x2) + (1x3) = 9 siklus

Algoritma Penjadwalan 2

SISTEM OPERASI PENJADWALAN PROSES

Pengalamatan Disk. Urutan penomoran alamat logika disk mengikuti aturan :

Operasi pada Sistem Operasi. Avida Endriani Reza Gusty Erlangga D3 TEKNIK INFORMATIKA A

Disusun oleh: Endro Ariyanto (END) Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom

BAB 2 LANDASAN TEORI

DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer. Input/Output

BAB 2 LANDASAN TEORI

Disk & Memory Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika.

BAB II LANDASAN TEORI

Sesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method)

BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI

REKAYASA TRAFIK ARRIVAL PROCESS.

Ukuran semakin kecil, fleksibilitas meningkat Daya listrik lebih hemat, panas menurun Sambungan sedikit berarti semakin handal / reliable

1. Jelaskan karakteristik memori lengkap beserta contohnya

METODOLOGI PENELITIAN

Organisasi & Arsitektur. Komputer. Org & Ars komp Klasifikasi Ars Komp Repr Data

MODUL 7 MANAJEMEN DISK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Memori Sekunder (Pertemuan ke-3) Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mendapat perbandingan unjuk kerja protokol TCP Vegas dan UDP dengan

Komponen Sistem Informasi. Hardware Software Data User Komunikasi Prosedur

1 Tinjau Ulang Sistem Komputer

PENDAHULUAN Apa Arti Istilah-istilah pada RAM?

Arus mengalir melalui koil menghasilkan medan magnet Pulsa dikirimkan ke head. Pola magnetik disimpan pada permukaan disk di bawahnya

Deskripsi Penjadwalan Proses

Penjadwalan Process. Konsep Dasar Penjadwalan Proses. Preemptive & Non-Preemtive Scheduling. Dispatcher.

adil efisiensi waktu tanggap (response time) turn arround time throughput

Penjadwalan CPU. Badrus Zaman

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population)

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Penjadwalan Proses. Penjadwalan: pemilihan proses selanjutnya yg akan dieksekusi Melakukan multiplexing CPU Kapan dilakukan penjadwalan?

BAB I PENDAHULUAN. siapa saja. Contoh kongkrit yang dapat dilihat dalam kegiatan sehari-hari seperti

Teori Antrian. Prihantoosa Pendahuluan. Teori Antrian : Intro p : 1

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

DESKRIPSI PENJADWALAN PROSES

Pengelolaan Keterbatasan dan Pencirian

Struktur Sistem Komputer

TUGAS ARSITEKTUR DAN ORGANISASI KOMPUTER PERKEMBANGAN MEMORY PADA PROSESOR INTEL

PENJADWALAN PROSES. Pendahuluan

BAB 3 PEMBAHASAN. Tabel 3.1 Data Jumlah dan Rata-Rata Waktu Pelayanan Pasien (menit) Waktu Pengamatan

Praktikum 9. Penjadwalan CPU 1

BAB 4 PENJADWALAN CPU 55

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Penerapan Algoritma Greedy Pada Pembacaan Blok di Hard Disk

Organisasi & Arsitektur Komputer

Tahun Akademik 2014/2015 Semester II. DIG1I3 - Instalasi dan Penggunaan Sistem Operasi Manajemen Disk dan Algoritma Penjadualan Disk

Bab 1 Pendahuluan Mengapa perlu mengetahui kinerja sistem?

TEORI ANTRIAN (QUEUING THEORY) Teknik Riset Operasi Fitri Yulianti Universitas Gunadarma

Tujuan Pembelajaran. Memahami proses swapping Memahami proses alokasi memori berurutan (Contiguous Memori Allocation)

7.1 Pendahuluan. 7.2 Central Processing Unit (CPU)

Penjadualan CPU. Konsep Dasar Kriteria Penjadualan Algoritma Penjadualan Penjadualan Multiple-Processor Penjadualan Real-Time Evaluasi Algorithm

Memori? menunjuk ke penyimpanan disket. Tempat informasi, dibaca dan ditulis

KAJIAN PERBAIKAN KECEPATAN WAKTU EKSEKUSI TERHADAP UNJUK KERJA PIRANTI INPUT/OUTPUT. Suhartono Jurusan Matematika UNDIP. Abstrak

Pertemuan V Penjadwalan Proses

Aditya Wikan Mahastama

Dosen pengampu : Mohamad Dani Sifat : Tutup buku dan peralatan elektronik

Teori Antrian. Riset Operasi TIP FTP UB Mas ud Effendi

Konsep Dasar Kriteria Penjadualan Algoritma Penjadualan Penjadualan Multiple-Processor Penjadualan Real-Time Evaluasi Algorithm

Mata Kuliah Arsitektur Komputer Program Studi Sistem Informasi 2013/2014 STMIK Dumai -- Materi 04 --

Sistem komputer. Tiga komponen utama :

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

MODEL ANTRIAN YULIATI, SE, MM

Bab 4. Mengkaji dan Memahami Kinerja (Performance)

SISTEM OPERASI. CSP 2702 Semester/SKS : 4/3 Program Studi : Sistem Komputer Kamis, Ruang : P-22

MANAJEMEN PROSES. Pointer State proses Keadaan proses: Keadaan mungkin, new, ready, running, waiting, halted, dan juga banyak lagi.

[Rekayasa Trafik] [Pertemuan 9] Overview [Little s Law Birth and Death Process Poisson Model Erlang-B Model]

In te rn al Me m ori

Mata Kuliah : Sistem Operasi Kelas : Teknik Informatika 4

Sistem Operasi. Struktur Sistem Komputer. Adhitya Nugraha. Fasilkom 10/6/2014

Penjadwalan Proses Sistem Operasi (TKE113117) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed

Karakteristik Proses Antrian. Pola kedatangan Pola layanan Disiplin antrian Kapasitas sistem Jumlah kanal layanan Jumlah tingkat/stages layanan

Sistem Operasi. Konsep Dasar. Histogram Waktu CPU-Burst. Penjadwal CPU PENJADWALAN CPU. Pertukaran Urutan Pada CPU Dan I/O Burts

Queuing Models. Deskripsi. Sumber. Deskripsi. Service Systems

P6 Memori Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Struktur Sistem Komputer

ORGANISASI KOMPUTER 1

Model Antrian. Tito Adi Dewanto S.TP LOGO. tito math s blog

Memori Utama. (Pertemuan ke-5) Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS SISTEM

Manajemen Disk Struktur dan Penjadualan Disk oleh Kelompok 57.4 M Hasrul M & Riyadi Akbar

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Arsitektur Komputer II AUB SURAKARTA

Memori Utama. (Pertemuan ke-4) Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom. Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto

Mikrokontroller Berbasiskan RISC 8 bits

Performance. Team Dosen Telkom University 2016

Transkripsi:

BAB III ANALISIS dan PERANCANGAN MODEL JARINGAN ANTRIAN Pada bagian ini akan dijelaskan tahap-tahap yang dilakukan untuk melakukan analisis dan perancangan model jaringan antrian sistem SMS Kampus, yaitu sebagai berikut. 1. Menentukan spesifikasi hardware yang akan digunakan pada implementasi sistem SMS Kampus. 2. Merancang model jaringan antrian sistem, dengan menganalisis kapasitas buffer yang dibutuhkan untuk sistem SMS Kampus, yang mempertimbangkan populasi dari mahasiswa AMIK Tri Dharma Pekanbaru untuk lima tahun yang akan datang. 3. Menganalisis performansi dari resource sistem seperti CPU dan harddisk, dimana yang akan dianalisis adalah service time, service demand, utilisasi, residence time, dan jumlah SMS yang ada dalam CPU dan harddisk. 4. Menganalisis performansi server, seperti utilisasi server, probabilitas ada sejumlah SMS dalam server, baik yang sedang mengantri atau yang sedang dilayani, probabilitas server idle, jumlah SMS dalam server, throughput server, response time server, dan probabilitas jumlah SMS yang hilang atau lost. 3.1 Spesifikasi Hardware Arsitektur dari sistem SMS Kampus yang akan dibangun, dapat dilihat pada Gambar 3.1, dimana sistem menggunakan server tunggal, dan spesifikasi hardware yang akan digunakan adalah sebagai berikut. 1. Processor Intel Pentium4 550 3.4Ghz/800MHz/1M/LGA775. 2. Harddisk Seagate Barracuda 80GB SATA2-300 7200RPM 8MB, dengan spesifikasi sebagai berikut. Data Transfer Rate : 300 MBps Kapasitas : 80 GB Spindle Speed (RPM) : 7200 rpm

Buffer Memori : 8 MB Average Seek : 11 ms 3. RAM 512 MB. Gambar 3.1 Arsitektur sistem SMS kampus AMIK Tri Dharma Pekanbaru. 3.2 Analisis Jumlah Mahasiswa Jumlah mahasiswa AMIK Tri Dharma pada tahun 2007/2008 adalah 150 orang. Jumlah mahasiswa merupakan salah satu parameter yang digunakan dalam menganalisis performansi sistem, yakni merupakan suatu populasi. Dimana populasi dari jumlah mahasiswa yang akan dipertimbangkan adalah jumlah mahasiswa untuk 5 tahun kedepan. Hal ini bertujuan, agar sistem yang akan dibangun, masih optimal sampai 5 tahun yang akan datang. Berdasarkan grafik peningkatan jumlah mahasiswa sejak tahun 2003/2004 sampai tahun 2007/2008, seperti yang terlihat pada Gambar 3.2, maka dapat diperkirakan jumlah mahasiswa lima tahun yang akan datang, berdasarkan rata-rata kenaikan untuk setiap tahunnya.

160 140 150 120 100 80 60 40 20 0 30 0 64 34 92 28 105 13 45 2003/2004 2004/2005 2005/2006 2006/2007 2007/2008 Jumlah Mahasiswa Kenaikan Setiap Tahun Gambar 3.2 Grafik peningkatan jumlah mahasiswa AMIK Tri Dharma Pekanbaru. Dari Gambar 3.2 diatas, dapat dilihat bahwa rata-rata peningkatan jumlah mahasiswa setiap tahunnya adalah 24 mahasiswa. Sehingga untuk 5 tahun yang akan datang jumlah mahasiswa AMIK Tri Dharma Pekanbaru diperkirakan adalah 270 mahasiswa. Data peningkatan jumlah mahasiswa ini juga disajikan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Peningkatan jumlah mahasiswa AMIK Tri Dharma Pekanbaru setiap tahun. Tahun Jumlah Mahasiswa Jumlah Kenaikan /Tahun 2003/2004 30 0 2004/2005 64 34 2005/2006 92 28 2006/2007 105 13 2007/2008 150 45 Total 120 Rata-rata 24

3.3 Perancangan Model Jaringan Antrian Dalam perancangan model jaringan antrian ini, terdapat beberapa asumsi yang akan digunakan, yaitu sebagai berikut. 1. Jumlah SMS adalah infinite, karena walaupun sudah diketahui jumlah mahasiswa pada AMIK Tri Dharma Pekanbaru untuk 5 tahun yang akan datang adalah 270 mahasiswa, tetapi tidak dapat diprediksi berapa kali setiap mahasiswa akan mengirimkan SMS ke server, sehingga jumlah SMS yang akan dikirim diasumsikan adalah infinite. 2. Jumlah server yang digunakan adalah 1 server. 3. Proses kedatangan atau arrival rate (λ ) SMS adalah random, dengan distribusi Poisson. Karena kedatangan SMS merupakan distribusi Poisson, maka service rate (μ ), merupakan distribusi eksponensial. Kedua nilai dari parameter ini merupakan suatu asumsi, yang diperoleh berdasarkan jumlah mahasiswa AMIK Tri Dharma Pekanbaru untuk 5 tahun yang akan datang. 4. Prioritas layanan yang digunakan adalah First Come First Serve (FCFS). 5. Kapasitas buffer antrian server adalah finite, sehingga ada SMS yang akan diblok atau hilang, apabila buffer penuh. Sedangkan kapasistas buffer pada CPU dan harddisk diasumsikan adalah infinite. 6. Kelas load yang digunakan adalah single class, karena hanya ada satu jenis load atau request yang akan masuk ke server yaitu SMS. 7. Model jaringan antrian adalah open queueing network model, karena SMS yang datang akan mendapatkan pelayanan oleh sistem, atau menunggu dalam buffer jika layanan belum tersedia, dan kemudian meninggalkan sistem jika sudah mendapatkan layanan. 3.3.1. Analisis Kapasitas Buffer Buffer merupakan salah satu faktor penting dalam sebuah model jaringan antrian, karena setiap SMS yang belum mendapatkan layanan dari server akan menunggu di dalam buffer, sampai server bisa memberikan layanan. Kapasitas buffer ini

direpresentasikan dengan kapasitas dari memori yang akan dialokasikan sebagai buffer. Seperti yang dijelaskan dibagian awal subbab 3.3 diatas, bahwa dalam analisis model jaringan antrian sistem SMS Kampus, diperlukan beberapa asumsi, diantaranya adalah kapasitas buffer antrian finite. Hal ini mengindikasikan bahwa buffer antrian dari sistem ini adalah terbatas, sehingga jika suatu SMS datang ke sistem dan menemukan buffer penuh, maka SMS tersebut akan diblok atau lost. Dan untuk mengatasi lost SMS, maka perlu dianalisis berapa kapasitas optimal dari buffer antrian, sehingga tidak ada SMS yang lost. Berikut adalah tahap-tahap yang dilakukan dalam menentukan kapasitas buffer antrian. 1. Memberikan asumsi terhadap nilai dari parameter arrival rate (λ ) SMS dan service rate ( μ ), dimana asumsi ini didasarkan kepada 2 hal yaitu: jumlah mahasiswa AMIK Tri Dharma Pekanbaru untuk 5 tahun yang akan datang, yaitu 270 mahasiswa, pada kondisi sibuk yaitu pada awal dan akhir semester, diasumsikan bahwa arrival rate dari SMS adalah 270 SMS dalam satu menit. Sehingga diperoleh nilai arrival rate (λ ) SMS dan service rate (μ ), untuk satu menit adalah sebagai berikut: untuk 270 SMS/menit, maka arrival rate ( λ ) 270/ 60 4,5 SMS/detik, service rate yang diinginkan adalah 6 SMS/detik. 2. Selanjutnya adalah menentukan utilisasi server. Utilisasi server ini diperoleh berdasarkan 2 parameter yaitu arrival rate (λ ) SMS dan service rate (μ ). Persamaan (2.5.1.2) dapat digunakan untuk memperoleh nilai utilisasi server ini, sehingga diperoleh: U λ μ 4,5 6 0.75 75%

3. Jumlah rata-rata SMS dalam server (N ) dalam perioda waktu 1 detik, dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan (2.7.1.11). U 0,75 0,75 N 3 SMS. U 0,75 0,25 4. Sedangkan jumlah rata-rata SMS dalam antrian ( N q ) dalam perioda waktu 1 detik, yang diperoleh dari pengurangan jumlah rata-rata SMS dalam server (N ) dengan jumlah rata-rata SMS yang sedang dilayani, atau utilisasi (U) server adalah: N q N U U U U 2 U U 2 0,75 0,75 0,5625 0,25 2,25 SMS. 5. Setelah memperoleh jumlah SMS dalam antrian ( N q ), maka dapat ditentukan kapasitas memori yang dialokasikan untuk buffer pada server adalah sebagai berikut. Jumlah rata-rata SMS dalam antrian pada server adalah 2,25 SMS. Ukuran maksimal untuk 1 SMS adalah 160 karakter [3], untuk pola GSM dengan 1 karakter 7 bit, sehingga untuk 1 SMS diperlukan memori sebesar 160 7 bit 1120 bit 140 Byte. Jumlah SMS yang datang dalam perioda waktu satu menit (kondisi sibuk), adalah 270 SMS, sehingga jumlah memori yang dibutuhkan, merupakan perkalian antara jumlah rata-rata SMS dalam antrian, dengan kapasitas memori untuk satu SMS, dan jumlah total SMS yang masuk pada perioda waktu 1 menit, sehingga: 2,25 140Byte 270 85.050 Byte 83,057 KByte Maka jumlah buffer adalah: 85.050/140 607, 5. Nilai ini dapat digenapkan menjadi 608 waiting line SMS, sehingga kapasitas memorinya adalah 85.120 Byte 83,125 KByte

Berdasarkan asumsi-asumsi yang diberikan pada awal subbab 3.3, dan hasil perhitungan yang dilakukan pada subbab 3.3.1 diatas, maka model jaringan antrian dari sistem SMS Kampus (studi kasus AMIK Tri Dharma Pekanbaru), dapat dimodelkan secara umum seperti pada Gambar 3.3. Gambar 3.3 Open queueing network model. Dalam melakukan analisis performasi model jaringan antrian sistem SMS Kampus (studi kasus AMIK Tri Dharma Pekanbaru), terdapat 2 metoda analisis yang akan digunakan yaitu sebagai berikut. 1. Analisis pertama adalah analisis performansi resource yang digunakan dalam server yaitu CPU dan harddisk. Dimana kedua resource ini terhubung dalam suatu jaringan antrian yang memiliki feedback, sehingga analisis dilakukan dengan menggunakan teorema Jackson. Dimana kapasitas buffer antrian pada setiap resource diasumsikan infinite. 2. Analisis yang kedua adalah analisis terhadap server tunggal dengan populasi infinite dan kapasitas buffer finite, yaitu dengan open queueing network model. Sehingga model jaringan antrian yang lebih detil dari Gambar 3.3 diatas, dapat dilihat pada Gambar 3.4. Dimana untuk masing-masing analisis akan dijelaskan pada subbab 3.4, dan subbab 3.5 berikut.

Analisis 2 Buffer 608 waiting line Analisis 1 Kedatangan SMS (λ) 4.5 SMS/detik Buffer CPU CPU Buffer Disk Keberangkatan SMS (µ) 6 SMS/detik Disk SERVER Gambar 3.4 Queueing network model dengan 2 analisis. 3.4 Analisis Performansi Resource Pada Gambar 3.4 pada kotak Analisis 1, terlihat bahwa terdapat 2 buah resource yang digunakan dalam server, yaitu CPU dan harddisk. Skenario yang terjadi dalam model jaringan antrian ini adalah sebagai berikut. 1. Terdapat eksternal SMS yang datang ke CPU dengan arrival rate adalah λ. 2. SMS yang sudah dilayani oleh CPU akan memiliki 2 percabangan, yaitu menuju ke harddisk untuk melaksanakan operasi I/O harddisk, dengan probabilitas p, atau keluar dari server karena telah menyelesaikan layanan, dengan probabilitas 1 p. 3. Setelah menyelesaikan operasi I/O pada harddisk, SMS akan kembali ke antrian CPU, untuk meminta layanan berikutnya, sehingga CPU memiliki 2 masukan SMS yaitu dari eksternal SMS, dan SMS dari harddisk. Arrival rate untuk CPU dinotasikan dengan λ 1. Arrival rate ke CPU merupakan gabungan dari kedua masukan tersebut yaitu, arrival rate SMS dari harddisk ( λ 1 p), dan eksternal arrival rate SMS ( λ ), sehingga untuk memperoleh nilai dari arrival rate pada CPU, dapat menggunakan persamaan (2.9.1). λ λ 1 λ1 p + λ p

Dari kondisi tersebut diatas, terlihat bahwa terdapat suatu feedback yang terjadi dalam model jaringan antrian ini. Sehingga model jaringan antrian seperti ini dapat dianalisis dengan menggunakan teorema Jackson. Deskripsi detil dari model jaringan antrian ini, dapat dilihat pada Gambar 3.5. Dalam analisis model jaringan antrian dengan teorema Jackson ini, terdapat beberapa asumsi yang digunakan yaitu sebagai berikut, 1. analisis dilakukan dalam perioda waktu 1 detik, 2. arrival rate SMS eksternal ( λ ) adalah 4,5 SMS/detik. Gambar 3.5 Queueing network model dengan teorema Jackson. 3.4.1 Analisis Arrival Rate ( λ ) Resource Dalam analisis arrival rate (λ ) dari setiap resource ini, selain 2 asumsi yang sudah disebutkan pada bagian awal subbab 3.4 ini, terdapat 1 asumsi lagi yang digunakan dalam analisis ini yaitu; asumsi terhadap probabilitas dari percabangan yang terjadi setelah SMS memperoleh layanan dari CPU. Dimana disini diasumsikan bahwa probabilitas SMS yang meminta layanan kembali untuk operasi I/O pada harddisk (p) adalah 30%, dan SMS yang telah selesai diproses dari server (1-p) adalah 70% [7]. Dari ketiga asumsi tersebut, maka dapat diperoleh arrival rate yang menuju CPU ( λ 1 ), adalah: λ 4,5 λ 1 6,42857 SMS/detik. p 0,3

Sedangkan untuk arrival rate menuju harddisk ( p λ1 ) adalah: pλ1 0,3 6,42857 1,92857 SMS/detik. SMS yang telah menyelesaikan layanan, dan keluar dari sistem atau merupakan throughput sistem adalah: ( p) λ1 (1 0,3) 6,42857 4.5 SMS/detik. 3.4.2 Analisis Service Time (S i ) Resource Dari Gambar 3.5 diatas, terlihat bahwa terdapat 2 resource yang digunakan yaitu CPU dan harddisk. Dimana untuk melakukan analisis lebih lanjut terhadap model jaringan antrian resource ini, diperlukan parameter service time (S i ) untuk setiap resource. Service time merupakan perioda waktu dimana sebuah request menerima layanan dari suatu resource. 3.4.2.1 Analisis Service Time Processor (S CPU ) Seperti yang telah disebutkan pada subbab 3.1, dimana spesifikasi dari processor yang digunakan pada server ini, adalah menggunakan processor Intel Pentium4 550 3.4Ghz/800MHz/1M/LGA775. Terlihat bahwa clock rate (f) dari processor ini adalah 3,4 Ghz. Performansi dari sebuah processor dapat dilihat dari waktu yang digunakan oleh processor untuk mengeksekusi sebuah program, (T detik/program), dimana waktu processor ini dapat diperoleh dengan persamaan (2.11.1), dan selanjutnya disebut dengan waktu CPU. Untuk memperoleh nilai dari waktu CPU ini, maka diperlukan beberapa parameter seperti yang sudah dijelaskan pada subbab 2.11, yaitu instruction count (I c ), cycles per instruction(cpi). Karena pada penelitian ini, tidak melakukan perancangan program aplikasi dari SMS Kampus, maka digunakan asumsi untuk nilai dari kedua parameter ini, yaitu sebagai berikut: 1. instruction count (I c ) diasumsikan 500.000 instruksi, 2. rata-rata cycles per instruction (CPI) adalah 15.

Selain kedua parameter diatas yaitu instruction count (I c ), cycles per instruction (CPI), untuk memperoleh waktu CPU, juga diperlukan parameter cycle time (τ ) CPU, yang merupakan inverse dari clock rate (f) CPU, yaitu: 1 9 τ 3,4 10 3,4 GHz detik. Sehingga diperoleh waktu CPU (T) (dalam detik/program) yang diperlukan untuk mengeksekusi program aplikasi SMS adalah: T I 500.000 15 3,4 10 9 c CPI τ 0,0255 detik. 3.4.2.2 Analisis Service Time Harddisk (S disk ) Magnetik disk merupakan komponen penting untuk setiap sistem komputer. Jumlah akses informasi yang disimpan pada magnetik disk, lebih banyak dibandingkan jumlah akses informasi pada Random Access Memory (RAM). Yang menjadi ukuran performansi pada harddisk adalah service time ( S d ) yaitu merupakan rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh controller ditambah disk, untuk mengakses satu blok data dari disk. Persamaan (2.10.1) dapat digunakan untuk memperoleh S d ini. S d ControllerTime + P ( SeekTime + RotationalLatency + TransferTime) miss Dari persamaan (2.10.1) di atas dapat dilihat bahwa parameter yang mempengaruhi service time dari harddisk adalah controller time, P miss, seek time, rotational latency dan transfer time. Controller time merupakan waktu yang diperlukan oleh sebuah controller untuk memproses sebuah I/O request (termasuk waktu untuk mencek cache, ditambah waktu untuk read/write sebuah blok dari/ke cache). Sedangkan P miss, merupakan probabilitas dimana blok yang dimaksud tidak ada pada disk cache. Seek time merupakan rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menempatkan arm pada cylinder yang tepat, dan transfer time adalah waktu transfer sebuah blok dari disk ke disk controller. Untuk P miss, seek time, dan rotational latency, tergantung kepada jenis workload yang diberikan ke subsistem disk, dan jenis workload ini ada 2 yaitu random dan sequential, seperti yang sudah dijelaskan pada subbab 2.10.

Seperti yang sudah disebutkan pada subbab 3.1 diatas, dimana spesifikasi harddisk yang digunakan adalah harddisk Seagate Barracuda 80GB SATA2-300 7200RPM 8MB, dengan spesifikasi sebagai berikut. Data transfer rate : 300 MBps Kapasitas : 80 GB Spindle speed (RPM) : 7200 rpm Buffer Memori : 8 MB Average Seek : 11 ms Dalam analisis service time harddisk ini, digunakan beberapa asumsi sebagai berikut: 1. jenis workload adalah random, 2. nilai parameter controller time adalah 0,1 milidetik, 3. rata-rata seek time, disk speed dan transfer rate diambil dari spesifikasi harddisk yang digunakan yaitu seek time 11 milidetik, disk speed 7200 RPM, dan transfer rate 360 MBps, 4. untuk blocksize yang akan diakses disajikan pada Tabel 3.2. Dari Tabel. 3.2, terlihat bahwa rata-rata ukuran blok yang akan diakses pada harddisk adalah 99,7 karakter, dimana untuk pola GSM, 1 karakter 7 bit, sehingga rata-rata blok yang diakses adalah 99,7 7 bit 697,9bit 87,2375 Byte. Transfer time pada harddisk ini dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan (2.10.2), yaitu: BlockSize TransferTime TransferRate 87,2375 6 3 TransferTime 0,242326 10 detik 0,242326 10 milidetik 6 360 10 Untuk P miss, seek time, rotational latency, diperoleh dengan menggunakan persamaan random workload yaitu persamaan (2.10.3) sampai dengan (2.10.6), sebagai berikut: P miss pada random workload bernilai 1. SeekTime Seek rand 11 milidetik

RotationalLatency 1 DiskRevolutionTime, dimana, 2 60 60 DiskRevolutionTime 0, 0083 detik 8,3 milidetik. DiskSpeed 7200 Sehingga diperoleh, 1 1 RotationalLatency DiskRevolutionTime 8,3milidetik4,17 milidetik. 2 2 Service time S d harddisk adalah; S S S d d d ControllerTime + P miss 0,1 + 1 (11 + 4,17 + (0,242326 10 15,2702 milidetik 15,2702 10 ( SeekTime + RotationalLatency + TransferTime) 3 3 ) ) detik 3.4.3 Analisis Utilisasi (U i ) Resource Setelah diperoleh service time (S) untuk setiap resource yaitu 0,0255 detik CPU, dan 15,2702 10 3 detik harddisk, maka utilisasi dari masing-masing resource dalam perioda waktu 1 detik, dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan (2.5.12), yaitu sebagai berikut. Utilisasi CPU. Arrival rate CPU λ 1 6,42857 SMS/detik dan service time CPU (S CPU) adalah 0,0255 detik, sehingga diperoleh, U CPU λ 1 SCPU 6,42857 0,0255 0,163929 16,4% Utilisasi harddisk Arrival rate harddisk p λ 1 1,92857 SMS/detik dan service time harddisk (S disk) adalah 15,2702 3 10 detik, sehingga diperoleh, U λ 1,92857 (15,2702 10 ) 0,0294496-3 disk p 1 SCPU 2,9%

Tabel 3.2 Ukuran blok yang diakses pada harddisk. Format SMS Jumlah Karakter Informasi Kartu Hasil Studi. 160 Informasi Nilai suatu Mata Kuliah. Nilai mata kuliah dengan kode (6 digit) untuk mahasiswa dengan NIM (8 digit) 84 adalah (4 digit) Informasi IPK (Indeks Prestasi Kumulatif). IPK untuk mahasiswa dengan NIM (8 digit) adalah (4 digit) 51 Informasi Nama Dosen Pembimbing Dosen Pembimbing mahasiswa dengan NIM (8 digit) adalah (max 25 digit) 79 Informasi Jadwal Kuliah 1 SEMESTER. 160 Informasi Jadwal Suatu Mata Kuliah. Jadwal Mata Kuliah dengan KODE (6digit) adalah hari (6digit), 14.30 WIB, 79 Ruang 2402 Informasi Jadwal Ujian SEMESTER. 160 Informasi Umum Kampus. 160 Informasi kelulusan Mahasiswa baru. 62 Calon Mahasiswa dengan No Test (8 digit) dinyatakan (11 digit) Informasi Kalender Akademik 160 Informasi Bantuan 1. KHS 2. NilaiMataKuliah 3. IPK 4. DosenPembimbing 5. JadwalKuliah 6. JadwalMataKuliah 7. JadwalUjian 8. KelulusanMahasiswabaru 9. KalenderAkademik 10. InformasiUmum Ketik ATP <spasi> KHS <spasi> NIM <spasi> SEM_X, contoh ATP <spasi> KHS <spasi> 23206006 <spasi> SEM_1 102 Ketik ATP <spasi> NIL <spasi> NIM <spasi> KODE_MK, contoh ATP <spasi> NIL <spasi> 23206006 <spasi> EC7002 105 Ketik ATP <spasi> IPK <spasi> NIM, contoh ATP <spasi> IPK <spasi> 23206006 74 Ketik ATP <spasi> DSN <spasi> PBB <spasi>nim, contoh ATP <spasi> DSN <spasi> PBB <spasi> 23206006 98 Ketik ATP <spasi> JDWL <spasi> PS_X <spasi> SEM_X, contoh ATP <spasi> JDWL <spasi> PS_TK <spasi> SEM_1 95 Ketik ATP <spasi> JDWL <spasi> KODE_MK, contoh ATP <spasi> JDWL <spasi> EC7002 78 Ketik ATP <spasi> JDWL_UJN <spasi> PS_X <spasi> SEM_X, contoh ATP <spasi> JDWL_UJN <spasi> PS_TK <spasi> SEM_1 110 Ketik ATP <spasi> PMB <spasi> No_Test, contoh ATP <spasi> PMB <spasi> 11112222 78 Ketik ATP <spasi> KLA 21 Ketik ATP <spasi> INFO 22 Jumlah Total 2094 Rata-rata 99,7 156

3.4.4 Analisis Rata-rata Jumlah Kunjungan (V i ) ke Resource Seperti yang diasumsikan pada subbab 3.4.1, dimana probabilitas dari percabangan yang terjadi setelah SMS memperoleh layanan dari CPU adalah, probabilitas SMS yang meminta layanan kembali untuk operasi I/O pada harddisk (p) 30% dan yang selesai dari server (1-p) 70%. Dalam analisis ini jumlah kunjungan untuk setiap resource diasumsikan adalah sama, sehingga persamaan (2.9.2) dapat digunakan untuk menperoleh rata-rata jumlah kunjungan SMS ke masing-masing resource, adalah sebagai berikut, 1 1 1 V 1,429 kali p 0,3 0,7 3.4.5 Analisis Service Demand Resource (D i ) Persamaan (2.5.3.1) yang merupakan hukum service demand, dapat digunakan untuk memperoleh service demand untuk setiap resource, yang merupakan hasil perkalian antara service time ( S ), dengan rata-rata jumlah kunjungan (V ), sehingga diperoleh service demand untuk setiap resource adalah; Service demand CPU ( D CPU ) adalah: D CPU VCPU SCPU 1,429 0,0255 0,0364286 detik. Service demand harddisk ( D disk ) adalah: D disk Vdisk S disk 1,429 15,2702 10-3 0,0218146 detik. Dari kedua service demand resource ini, dapat ditentukan maksimum arrival rate λ sat 1 D max ke server dalam perioda waktu 1 detik, dimana service demand max (D max ) adalah service demand CPU ( D CPU diperoleh nilai saturasi dari server adalah; 1 1 λ sat 27,451 SMS/detik. D 0,0364286 max ) yaitu 0,0364286 detik. Sehingga

Hal ini mengindikasikan bahwa server mampu memproses arrival rate SMS dalam perioda waktu 1 detik adalah maksimal 27,451 SMS. 3.4.6 Analisis Residence Time Resource ( R ) ' i Persamaan (2.8.3) dapat digunakan untuk memperoleh nilai residence time ( R ) untuk setiap resource dalam perioda waktu 1 detik. Dimana dalam menentukan residence time ( R ) dari setiap resource, diperlukan parameter utilisasi (U i ), dan ' i service demand (D i ) dari setiap resource, dimana kedua parameter ini sudah diperoleh pada subbab 3.4.3 dan 3.4.5, diatas. ' i Residence time CPU ( R ). ' CPU Utilisasi dari CPU (U CPU ) yang sudah diperoleh pada subbab 3.4.3 adalah 0,00273214, dan service demand (D CPU ) pada subbab 3.4.5 adalah 0,0364286 detik, sehingga diperoleh residence time CPU ( R ' CPU ) adalah: R ' CPU D U CPU CPU 0,0364286 0,163929 0,0435712 detik. Residence time ( R ' disk ) Harddisk Utilisasi harddisk (U disk ) yang sudah diperoleh pada subbab 3.4.3 adalah 0,000490828, dan service demand (D disk ) pada subbab 3.4.5 adalah 0,0218146 detik, sehingga diperoleh residence time CPU ( R ' disk ) adalah: R ' disk D U disk disk 0,0218146 0,0294496 0,0224765 detik. Dari penjumlahan kedua nilai residence time resource ini, dapat diperoleh rata-rata response time server dalam perioda 1 detik adalah; R R CPU R ' ' + disk 0,0435712 + 0,0224765 0,0660477 detik

3.4.7 Analisis Rata-rata SMS pada Resource (n i ) Dalam analisis rata-rata SMS pada setiap resource digunakan beberapa asumsi berikut: 1. model antrian pada setiap reource memiliki populasi infinite, 2. kapasitas buffer pada setiap resource adalah infinite. Dari kedua asumsi diatas, maka persamaan (2.7.1.11) dapat digunakan untuk menganalisis jumlah rata-rata SMS dalam setiap resource dalam perioda waktu 1 detik. Parameter yang dilibatkan dalam analisis ini adalah utilisasi (U i ) dari setiap resource, dimana nilai dari setiap utilisasi resource (U i ) ini, sudah diperoleh pada subbab 3.4.3, diatas. Rata-rata SMS pada CPU ( n CPU ). Utilisasi dari CPU (U CPU ) yang sudah diperoleh pada subbab 3.4.3 adalah 0,00273214, sehingga diperoleh jumlah rata-rata SMS pada CPU, baik yang sedang dilayani atau yang menunggu adalah: U CPU 0,163929 n CPU 0,196071 SMS. U 0,163929 CPU Rata-rata request pada disk ( n disk ). Utilisasi dari CPU (U disk ) yang sudah diperoleh pada subbab 3.4.3 adalah 0,000490828, sehingga diperoleh jumlah rata-rata SMS pada harddisk, baik yang sedang dilayani atau yang menunggu adalah: n disk U U disk dik 0,0294496 0,0294496 0,0303432 SMS. Rata-rata SMS pada server dalam perioda 1 detik adalah: N n CPU + ndisk 0,196071 + 0,0303432 0.226414 SMS Dari semua analisis diatas, maka model jaringan antrian pada Gambar 3.5 dapat digambarkan kembali dengan memberikan nilai dari setiap parameter, seperti yang terlihat pada Gambar 3.6 berikut. Dimana terlihat bahwa kondisi yang terjadi merupakan operasi equilibrium, dimana rata-rata arrival rate sama dengan rata-rata

departure rate atau merupakan throughput (X), dan kondisi seperti ini merupakan kondisi yang diinginkan karena tidak ada SMS yang akan hilang. ' R CPU 0,0435712 detik ' R disk 0,0224765detik Gambar 3.6 Nilai parameter dalam queueing network model Jackson theorem. Hasil dari analisis dari performansi resource (CPU dan harddisk) untuk nilai arrival rate yang bervariasi, yaitu dari 1 SMS/menit sampai dengan 270 SMS/menit, disajikan dalam bentuk grafik pada Gambar 3.7 dan dalam bentuk tabel pada lampiran A.1. Sedangkan hasil analisis untuk nilai arrival rate mulai dari 1 SMS/detik sampai dengan nilai arrival rate saturasi yang diperoleh pada subbab 3.5.5 yaitu 27,451 SMS/detik, disajikan dalam bentuk grafik pada Gambar 3.8 dan dalam bentuk tabel pada lampiran A.2.

Gambar 3.7 Grafik analisis performansi resource (CPU dan harddisk) untuk arrival rate 1 SMS sampai dengan 270 SMS/menit.

Gambar 3.7 Grafik analisis performansi resource (CPU dan harddisk) untuk arrival rate 1 SMS sampai dengan arrival rate saturasi, dalam perioda waktu 1 detik

3.5 Analisis Performansi Server Pada bagian ini, model jaringan antrian dari Gambar 3.4, akan dipandang seperti model jaringan antrian pada Gambar 3.3, yaitu sebagai sebuah server. Dalam analisis server ini terdapat beberapa asumsi yang digunakan, yaitu sebagai berikut. 1. Server dipandang sebagai open queueing network model, dengan populasi yang infinite dan kapasitas buffer yang terbatas yaitu 608 waiting line. Analisis akan dilakukan untuk kapasitas buffer yang berbeda yaitu 1, 10, 20, 30 40, 50 dan 608 waiting line. 2. Analisis dilakukan terhadap nilai arrival rate (λ ) yang bervariasi, yaitu dari 1 SMS/menit sampai dengan 270 SMS/menit. Kecuali pada analisis probabilitas server memiliki sejumlah SMS, dan probabilitas SMS yang lost, menggunakan arrival rate pada kondisi sibuk yaitu 270SMS/menit 3. Service rate ( μ ) yang digunakan adalah tetap yaitu 6 SMS/detik. 3.5.1.Analisis Probabilitas Server Idle ( p 0 ) Persamaan (2.7.2.3) dapat digunakan untuk memperoleh probabilitas server idle yang merupakan probabilitas server tidak melakukan layanan terhadap SMS. p 0 λ μ W + 1 λ μ Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian awal subbab 3.6 ini, bahwa analisis akan dilakukan terhadap: 1. arrival rate ( λ ) adalah dari 1 SMS/menit sampai dengan 270 SMS/menit, 2. service rate ( μ ) adalah konstan yaitu 6 SMS/detik, 3. kapasitas buffer (W) adalah 1, 10, 20, 30, 40, 50 dan 608 waiting line. Hasil dari analisis probabilitas server idle (p 0 ) disajikan dalam Lampiran B.1 dalam bentuk tabel, dan dalam bentuk grafik pada Gambar 3.9.

Probabilitas server idle (%) 120 100 80 60 40 20 0 1 15 29 43 57 71 85 99 113 127 141 155 169 183 197 211 225 239 253 267 Arrival rate/menit p0 (W1) p0 (W10) p0 (W20) p0 (W30) p0 (W40) p0 (W50) p0 (W608) Gambar 3.9 Grafik hubungan p 0 untuk setiap kedatangan SMS/jam. 3.5.2.Analisis Probabilitas Server Memiliki k SMS ( p k ) Untuk memperoleh probabilitas dimana server memiliki sejumlah k SMS, maka dapat dilakukan dengan persamaan (2.7.2.1). pk λ μ W + 1 λ μ λ μ k Pada analisis probabilitas server memiliki sejumlah k SMS, digunakan beberapa asumsi sebagai berikut: 1. arrival rate ( λ ) merupakan arrival rate pada kondisi sibuk yaitu 270 SMS/menit atau 4.5 SMS/detik, 2. service rate ( μ ) adalah tetap yaitu 6 SMS/detik, 3. variabel k adalah 1 sampai 270, 4. kapasitas buffer (W) adalah 1, 10, 20, 30, 40, 50 dan 608 waiting line. Hasil dari analisis ini, dapat dilihat pada Lampiran B.2 dalam bentuk tabel dan disajikan dalam bentuk grafik pada Gambar 3.10 berikut.

pk (%) 45 p 40 k Probabilitas ada sejumlah k SMS dalam server 35 30 25 20 15 10 5 0 1 15 29 43 57 71 85 99 113 127 141 155 169 183 197 211 225 239 253 267 Jumlah SMS dalam server (k ) pk W1 pk W10 pk W20 pk W30 pk W40 pk W50 pk W608 Gambar 3.10 Grafik hubungan p k dengan k. 3.5.3.Analisis Utilisasi Server (U) Pada analisis utilisasi ini, analisis dilakukan dengan menggunakan asumsi sebagai berikut: 1. arrival rate ( λ ) adalah dari 1 SMS/menit sampai dengan 270 SMS/menit, 2. service rate ( μ ) adalah konstan yaitu 6 SMS/detik, 3. kapasitas buffer (W) adalah 1, 10, 20, 30, 40, 50 dan 608 waiting line. Persamaan (2.7.2.5) dapat digunakan untuk memperoleh utilisasi server, dan hasil dari analisis ini disajikan dalam bentuk tabel pada Lampiran B.3, dan dalam bentuk grafik, seperti yang terlihat pada Gambar 3.11. U λ 1 λ μ μ λ μ W + 1 W

80 Utilisasi server (%) 70 60 50 40 30 20 10 0 1 15 29 43 57 71 85 99 113 127 141 155 169 183 197 211 225 239 253 267 Arrival rate/menit U (W1) U (W10) U (W20) U (W30) U (W40) U (W50) U (W608) Gambar 3.11 Grafik hubungan utilisasi untuk setiap kedatangan SMS/jam. 3.5.4.Analisis Jumlah Rata-rata SMS dalam Server ( N ) Untuk jumlah rata-rata SMS ( N ) pada server dapat menggunakan persamaan (2.7.2.7). N W [ + 1] [ ] ( ) W + 1 ( λ μ) W ( λ μ) ( W + 1)( λ μ) W 1 ( λ μ) ( λ μ ) + Hasil dari perhitungan ini disajikan dalam bentuk tabel pada Lampiran B.4, dan dalam bentuk grafik, seperti yang terlihat pada Gambar 3.12. Asumsi yang digunakan pada analisis ini, adalah sebagai berikut: 1. arrival rate ( λ ) adalah dari 1 SMS/menit sampai dengan 270 SMS/menit, 2. service rate ( μ ) adalah konstan yaitu 6 SMS/detik, 3. kapasitas buffer (W) adalah 1, 10, 20, 30, 40, 50 dan 608 waiting line.

Jumlah SMS dalam server (N) 3.0 2.5 2.0 1.5 1.0 0.5 0.0 1 15 29 43 57 71 85 99 113 127 141 155 169 183 197 211 225 239 253 267 Arrival rate/menit N (W1) N (W10) N (W20) N (W30) N (W40) N (W50) N (W608) Gambar 3.12 Grafik hubungan utilisasi server dengan jumlah SMS dalam server. 3.5.5.Analisis Rata-rata Throughput Server (X 0 ) Untuk memperoleh throughput (X 0 ) dari server, dapat menggunakan persamaan (2.7.2.8), yaitu sebagai berikut: X 0 λ 1 W [ ( λ μ) ] + 1 ( λ μ) W Hasil dari analisis throughput ini dapat dilihat dalam bentuk tabel pada Lampiran B.5, dan dalam bentuk grafik pada Gambar 3.13, dengan asumsi sebagai berikut: 1. arrival rate ( λ ) adalah dari 1 SMS/menit sampai dengan 270 SMS/menit, 2. service rate ( μ ) adalah konstan yaitu 6 SMS/detik, 3. kapasitas buffer (W) adalah 1, 10, 20, 30, 40, 50 dan 608 waiting line. Dari hasil analisis tersebut, terlihat bahwa nilai dari throughput X 0 adalah sama dengan jumlah arrival rate λ untuk perioda waktu 1 menit, hal ini mengindikasikan bahwa tidak ada SMS yang akan lost pada server.

Throughput (X) server/menit 300 250 200 150 100 50 0 1 15 29 43 57 71 85 99 113 127 141 155 169 183 197 211 225 239 253 267 Arrival rate/menit X (W1) X (W10) X (W20) X (W30) X (W40) X (W50) X (W608) Gambar 3.13 Grafik troughput server untuk setiap kedatangan SMS/jam. 3.5.6.Analisis Rata-rata Response Time Server (R) Untuk menghitung rata-rata response time (R) pada model ini, digunakan persamaan (2.7.2.9), adalah: R W + 1 W [ ( λ μ) ( W + 1)( λ μ) + 1] W ( λ μ) ( λ μ ) S W [ ] ( ) Hasil dari komputasi response time ini, dapat dilihat dalam bentuk tabel pada Lampiran B.6, atau dalam bentuk grafik pada Gambar 3.14, yang didasarkan pada asumsi sebagai berikut: 1. arrival rate ( λ ) adalah dari 1 SMS/menit sampai dengan 270 SMS/menit, 2. service rate ( μ ) adalah konstan yaitu 6 SMS/detik, 3. kapasitas buffer (W) adalah 1, 10, 20, 30, 40, 50 dan 608 waiting line.

0.7 Response time (detik) 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 R (W1) R (W10) R (W20) R (W30) R (W40) R (W50) R (W608) 0.0 1 15 29 43 57 71 85 99 113 127 141 155 169 183 197 211 225 239 253 267 Arrival rate/menit Gambar 3.14 Grafik response time untuk setiap kedatangan SMS/jam. 3.5.7.Analisis Probabilitas Lost SMS (p loss ) Pada sistem dengan model finite queue, metrik performansi yang penting adalah probabilitas SMS yang hilang (lost), yang disebabkan karena buffer antrian penuh. Dimana probabilitas SMS lost ini dinyatakan dengan p w, karena SMS hanya akan hilang ketika sistem berada pada state W, sehingga p loss p w. Persamaan (2.7.2.10) dapat digunakan untuk memperoleh probabilitas SMS yang hilang, yaitu: p W W λ p0 U 1 μ Hasil dari perhitungan ini dapat dilihat pada tabel dalam Lampiran B.7, dan grafik hasil disajikan pada Gambar 3.15, dengan asumsis sebagai berikut: 1. arrival rate ( λ ) adalah konstan yaitu jumlah kedatangan pada jam sibuk yaitu 270 SMS/menit atau 4.5 SMS/detik, 2. service rate ( μ ) adalah konstan yaitu 6 SMS/detik, 3. kapasitas buffer (W) adalah 1, 10, 20, 30, 40, 50 dan 608 waiting line.

Persentase Lost (%) 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 42.86% 3.22% 0.18% 0.01% 0.0006% 0.0000324% 0% 1 10 20 30 40 50 608 Jumlah Buffer Gambar 3.15 Grafik Probabilitas SMS yang lost. Dari analisis yang telah dilakukan diatas, maka dapat disimpulakan bahwa buffer yang optimal untuk sistem ini adalah 30 buffer, karena untuk jumlah buffer 30 waiting line ini, nilainya sudah mewakili 99,9 % dari nilai yang diperoleh untuk buffer 608 waiting line. Sehingga kapasitas memori yang dialokasikan untuk buffer ini adalah : 30 140 Byte 4200 Byte 4,102 Kbyte. Dan tabel perbandingan nilai dari buffer untuk 270 SMS/menit disajikan pada Tabel 3.3 berikut. Tabel 3.3 Perbandingan Nilai analisis dengan kapasitas buffer yang bervariasi 1 buffer 10 buffer 11 buffer 12 buffer 13 buffer 14 buffer 15 buffer N 0.7500000000 2.5524452592 2.6361947641 2.7055868987 2.7627297847 2.8095175393 2.8476248036 % 25 85,1 87,9 90,2 92,1 93,7 94,9 Pk 0.4285714286 0.1957683008 0.1936336063 0.1920628888 0.1909014725 0.1900395866 0.1893982622 % 43,8 95,8 96,8 97,6 98,2 98,7 98,9 R 0.1666666667 0.5672100576 0.5858210587 0.6012415331 0.6139399521 0.6243372310 0.6328055119 % 25 85,1 87,9 90,2 92,1 93,7 94,9 X 2.5714285714 4.4338535935 4.4509311498 4.4634968899 4.4727882199 4.4796833072 4.4848139022 % 57,1 98,5 98,9 99,2 99,4 99,5 99,7 U 0.4285714286 0.7389755989 0.7418218583 0.7439161483 0.7454647033 0.7466138845 0.7474689837 % 57,1 98,5 98,9 99,2 99,4 99,5 99,7 P0 0.5714285714 0.2610244011 0.2581781417 0.2560838517 0.2545352967 0.2533861155 0.2525310163 % 43,8 95,8 96,8 97,6 98,2 98,7 98,9 16 buffer 17 buffer 18 buffer 19 buffer 20 buffer 21 buffer 22 buffer

N 2.8785112180 2.9034330394 2.9234593997 2.9394911245 2.9522804922 2.9624507515 2.9705145929 % 95,9 96,8 97,4 97,9 98,4 98,7 99 Pk 0.1889201024 0.1885630639 0.1882961694 0.1880964938 0.1879470149 0.1878350614 0.1877511839 % 99,2 99,4 99,6 99,7 99,8 99,8 99,9 R 0.6396691595 0.6452073421 0.6496576444 0.6532202499 0.6560623316 0.6583223892 0.6601143540 % 95,9 96,8 97,4 97,9 98,4 98,7 99 X 4.4886391811 4.4914954889 4.4936306447 4.4952280492 4.4964238811 4.4973195084 4.4979905291 % 99,7 99,8 99,9 99,9 99,9 99,9 99,9 U 0.7481065302 0.7485825815 0.7489384408 0.7492046749 0.7494039802 0.7495532514 0.7496650882 % 99,7 99,8 99,9 99,9 99,9 99,9 99,9 P0 0.2518934698 0.2514174185 0.2510615592 0.2507953251 0.2505960198 0.2504467486 0.2503349118 % 99,2 99,4 99,6 99,7 99,8 99,8 99,9 23 buffer 24 buffer 25 buffer 26 buffer 27 buffer 28 buffer 29 buffer N 2.9768910842 2.9819208165 2.9858791836 2.9889878366 2.9914244296 2.9933308180 2.9948198860 % 99,2 99,4 99,5 99,6 99,7 99,8 99,8 Pk 0.1876883248 0.1876412082 0.1876058862 0.1875794034 0.1875595463 0.1875446562 0.1875334901 % 99,9 99,9 99,9 99,9 99,9 99,9 99,9 R 0.6615313521 0.6626490703 0.6635287075 0.6642195192 0.6647609844 0.6651846262 0.6655155302 % 99,2 99,4 99,5 99,6 99,7 99,8 99,8 X 4.4984934014 4.4988703347 4.4991529105 4.4993647726 4.4995236299 4.4996427508 4.4997320790 % 99,9 99,9 99,9 99,9 99,9 99,9 99,9 U 0.7497489002 0.7498117224 0.7498588184 0.7498941288 0.7499206050 0.7499404585 0.7499553465 % 99,9 99,9 99,9 99,9 99,9 99,9 99,9 P0 0.2502510998 0.2501882776 0.2501411816 0.2501058712 0.2500793950 0.2500595415 0.2500446535 % 99,9 99,9 99,9 99,9 99,9 99,9 99,9 30 buffer 40 buffer 50 buffer 608 buffer N 2.9959811853 2.9996982994 2.9999787629 3 % 99,9 99,9 99,9 100 Pk 0.187525116 0.187501414 0.18750008 0.1875 % 99,9 99,9 99,9 100 R 0.6657735967 0.6665996221 0.6666619473 0.6666666667 % 99,9 99,9 99,9 100 X 4.4997990682 4.4999886863 4.4999993629 4.5 % 99,9 99,9 99,9 100 U 0.7499665114 0.7499981144 0.7499998938 0.75 % 99,9 99,9 99,9 100 P0 0.2500334886 0.2500018856 0.2500001062 0.25 % 99,9 99,9 99,9 100