BAB VII USAHA BUTIK BUSANA INOVASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tri Romelah Dini Sutrisno,2013

D KONTRIBUSI HASIL BELAJAR MANAJEMEN USAHA BUSANA TERHADAP KESIAPAN PERINTISAN USAHA BISNIS BUTIK

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MANAJEMEN BISNIS BUSANA BUTIK SEBAGAI KESIAPAN PERINTISAN BISNIS BUTIK BUSANA MUSLIMAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bisnis merupakan kegiatan berupa menjual barang ataupun jasa untuk

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR INOVASI BUSANA ETNIK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional merupakan usaha pokok untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan manusia dan memiliki peran yang besar didalam kegiatan bisnis,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dwi Ambarwati, 2013

BAB IV KONSEP PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK

BAB I PENDAHULUAN. Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang

2015 MANFAAT HASIL PELATIHAN MANIPULATING FABRIC SEBAGAI KESIAPAN MEMBUKA USAHA AKSESORIS

KIAT CANTIK DI HARI RAYA

PENERAPAN HASIL BELAJAR DESAIN HIASAN BUSANA PADA PEMBUATAN HIASAN LEKAPAN ADIBUSANA

Menggambar Busana. Untuk SMK Program Keahlian Tata Busana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam mengantisipasi

Keindahan Desain Kalung Padu Padan Busana. Yulia Ardiani (Staff Teknologi Komunikasi dan Informasi Institut Seni Indonesia Denpasar) Abstrak

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MANFAAT HASIL BELAJAR SULAMAN BERWARNA PADA PEMBUATAN HIASAN BUSANA PESTA WANITA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain sebagai

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. rekomendasi yang disusun berdasarkan seluruh kegiatan penelitian mengenai

Bab I Pendahuluan 1. Bab 1 PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan di Indonesia, pemerintah berusaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hiasan pada suatu benda akan menambah nilai keindahan benda tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan termasuk dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya

BAB V TEKNIK PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki nilai jual. Karya kerajinan biasanya terbuat dari berbagai bahan dan hasil

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Tahun 1970-an batik Indonesia diunggulkan sebagai busana resmi di Indonesia oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Andri Haerudin, 2014 Analisis Kualitas Hasil Praktik Adibusana Pada Mata Kuliah Adibusana

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam tesis yang berjudul Busana Adat Perkawinan Suku Gorontalo bahwa:

BAB I PENDAHULUAN TESA APRILIANI, 2015 APLIKASI TEKNIK SABLON DENGAN OBJEK SIMBOL NAVAJO SEBAGAI ELEMENT ESTETIK RUANGAN

7 DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN

BAB I PENDAHULUAN. yang akan diciptakan. Desain busana erat hubungannya dengan mode (fashion).

BAB I PENDAHULUAN. Hilda Nur Fadilah,2013 MANFAAT HASIL BELAJAR BUSANA PENGANTIN SEBAGAI KESIAPAN MEMBUKA USAHA BUSANA PENGANTIN

BAB II KARAKTERISTIK BUSANA ETNIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. luar, misalnya panas, pengaruh yang bersifat mekanis, kimiawi, serta merupakan alat penghantar

Kreativitas Busana Pengantin Agung Ningrat Buleleng Modifikasi

BAB II HASIL SURVEY. penjualan busana muslim, yang menawarkan bermacam-macam desain pakaian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakekatnya bertujuan meningkatkan sumber daya

Kreasi Jilbab, Bisnisnya Mudah Omsetnya Jutaan Rupiah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga siswa dan siswi memiliki pengetahuan dan skill yang terarah. Bidang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan setiap

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi jalan dan bertahannya perusahaan. Persaingan yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan

BAB III BUTIK LATIFAH DAN PEMASARAN PRODUK. 1. Sejarah Berdirinya Butik Latifah Way Halim Bandar Lampung

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Kesimpulan, implikasi dan rekomendasi disusun berdasarkan seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diharapkan mampu memberikan sumbangan besar dalam. mengarahkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Aliyah (MA) merupakan lembaga pendidikan tingkat menengah. setara dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Tujuan pendidikan MA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia yang termuat dalam Undang-Undang Dasar salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

Misi. Tujuan. Visi. Memberikan pendidikan terjangkau di bidang fesyen untuk semua lapisan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Kelompok Data Berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan 1. Fungsi Sandal dan totebag

BAB I PENDAHULUAN. good governance SMK sebagai pusat pembudayaan kompetensi, meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis telah berkembang pesat saat ini baik dalam pasar domestik

Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan sumber daya

PEMBINAAN KELOMPOK UPPKS WANITA MANDIRI DALAM

BISNIS PLAN JILBAB SHOP

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BATIK KULIT DAN PRODUK BARANG-BARANG BATIK KULIT SEBAGAI PRODUK BERCIRI INDONESIA

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang. Misi pendidikan di Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

MINAT KONSUMEN TERHADAP BATIK MIROTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang kehidupan. Pembangunan nasional tersebut diharapkan dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. mendukung kegiatannya sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Seni terapan meliputi semua karya seni pada produk benda guna yang

BAB I PENDAHULUAN. Senin, 2 Maret 2015, WIB)

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan

BAB III GAMBARAN UMUM BUTIK ALAM BENING

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Bagan Pemecahan Masalah. Cetak Saring. Desain Motif Fauna

ULANGAN HARIAN MAN YOGYAKARTA III TAHUN PELAJARAN 2014/2015. : Prakarya dan Kewirausahaan Kerajinan Tekstil

15 KERAJINAN TEKSTIL DARI LIMBAH

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan Ilmu Pengetahuan; Teknologi; dan Seni (IPTEKS), sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II HASIL SURVEY. bermotif busana muslim. Butik Muslim Az-Zahro ini terletak di jalan Ki Mangun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lina, 2014 Analisis kualitas hasil praktek busana pesta wanita pada mata pelajaran menjahit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DESAIN BUSANA MUSLIMAH YANG TRENDI DAN MODIS

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat menciptakan keunikan dari sebuah produk, salah satu cara

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang

EKSPLORASI SIMPUL PADA TALI KATUN UNTUK PELENGKAP BUSANA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Judul Perancangan

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN HANTARAN

BAB IV ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) PADA PERUSAHAAN BATIK UD. AL- MUBAROK. A. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi UD.

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN DESAIN SOUVENIR DAN AKSESORISDARI KULIT SALAK DI INDUSTRI KERAJINAN Q-SAL CRAFT

KAJIAN KOMPARATIF DESAIN BUSANA NASIONAL WANITA INDONESIA KARYA BARON DAN BIYAN DENGAN KARYA ADJIE NOTONEGORO

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakekatnya adalah upaya meningkatkan kualitas hidup

Transkripsi:

BAB VII USAHA BUTIK BUSANA INOVASI A. Konsep Dasar Usaha Usaha menurut W.J.S. Poerwadarminita (1996:97) merupakan Suatu kegiatan dengan menggerakkan tenaga, pikiran, dan fisik untuk mencapai suatu maksud pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya upaya) untuk mencapai sesuatu. Astim Riyanto (2000:17) menyebutkan bahwa Usaha adalah kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran atau badan (institusi) untuk mencapai suatu maksud. Usaha ditinjau dari sudut ekonomi perusahaan menurut Rulanti Satyodirgo (1979:1) adalah suatu organisasi yang dengan modal dan tenaga berusaha memenuhi kebutuhan dengan tujuan memperoleh laba. Pengelolaan usaha butik bertujuan sebagai usaha untuk mengembangkan usaha dalam bidang busana. Sejalan dengan definisi-definisi yang dikemukakan di atas, maka perintisan pengelolaan usaha butik adalah awal atau permulaan dalam mengerjakan suatu kegiatan membuka usaha yang bertujuan sebagai benda pakai dari bahan tekstil dan berfungsi sebagai benda pakai atau benda hias dengan modal dan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud baik berupa perbuatan, prakarya, ikhtiar, atau daya upaya dengan tujuan mendapatkan laba/keuntungan. B. Konsep Usaha Butik Butik berasal dari bahasa Perancis yaitu Boutique yang berarti toko busana. Butik dapat diartikan sebagai toko busana yang menjual busana berkualitas tinggi. Pengertian butik menurut Rulanti Satyodirgo (1979:120) yaitu: Butik adalah toko busana yang menjual busana berkualitas tinggi dan menyediakan bahan-bahan yang halus bermutu tinggi dan mutakhir serta pelengkap busana. Sementara, menurut Arifah A. Riyanto (2003:120) mengemukakan bahwa Butik adalah suatu usaha pembuatan busana dengan jahitan kualitas tinggi dengan penjualan pelengkap busananya. Penjelasan di atas memberikan gambaran bahwa usaha butik adalah salah satu jenis usaha bidang busana yang memberikan pelayanan jasa dan produk

kepada konsumen berupa pesanan pembuatan busana dan penjualan busana yang sudah jadi dengan model khusus dan istimewa, dikatakan khusus dan istimewa karena model busana yang dijual di usaha butik, didesain khusus oleh desainer, tidak diproduksi secara masal dan model yang dibuat tidak ada dipasaran dengan kualitas jahitan yang bermutu tinggi. Pengerjaan busana lebih banyak menggunakan tangan karena menuntut kehalusan dan kerapihan. Jenis kain yang digunakan pada usaha butik biasanya didesain khusus oleh desainer atau khusus disediakan oleh usaha butik mulai dari pernilihan warna, motif dan tekstur. Pada usaha butik selain memproduksi dan menjual busana yang sudah jadi juga menyediakan bahan pelengkap busana yang terdiri dari Aksesoris dan Milineris yang disesuaikan dengan model busana. Sistem kerja pada usaha butik biasanya menggunakan sistem kerja satuan, yaitu setiap pengerjaan pembuatan busana dilakukan oleh satu orang, karena harus dikerjakan seteliti mungkin sesuai dengan tuntutan kualitas, sehingga pengerjaan pernbuatan busana dapat memakan waktu lama. C. Karakteristik Usaha Butik Usaha butik merupakan bidang busana yang menjual busana. Berkualitas tinggi, seperti yang diungkapkan Rulanti Satyodirgo (1979:121), bahwa. ciri-ciri usaha butik adalah: 1) Busana. yang dihasilkan butik adalah busana yang mempunyai kualitas tinggi baik dari segi bahan, teknik jahit dan hasil akhir yang dilakukan dengan sesempurna mungkin. 2) Model busana yang dihasilkan tidak ada dipasaran bebas, kecuali ditoko yang khusus menjual busana kualitas tinggi dan busana tersebut tidak diproduksi secara masal. 3) Butik juga menyediakan pelengkap busana. Berupa macam-macarn perhiasan, sepatu, sandal, ikat pinggang, selendang atau scraf, bermacarn-macam tas dengan hiasannya, kerudung dan bermacam-macam hiasan rambut. Usaha butik berdasarkan jenisnya terdiri dari Butik Busana Anak dan Butik Busana Dewasa. Jenis busana anak yang diproduksi pada usaha butik meliputi busana untuk kesempatan pesta, dan busana bepergian, sedangkan jenis busana

dewasa yang diproduksi pada usaha butik meliputi busana untuk kesempatan kerja, busana pengantin dan busana daerah. D. Managemen Usaha Butik 1 Pengertian Managemen Usaha butik akan berjalan dengan lancar sesuai dengan yang diharapkan apabila dikelola dengan baik dan benar M. Manullang (1980:117) mengungkapkan bahwa managemen adalah: Suatu proses yang khusus terdiri atas kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian yang dilakuakan untuk menentukan serta mencapai sasaran melalui pernanfaatan sumber daya manusia yang diatur dengan rapi agar mendapatkan hasil yang memuaskan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Arifah A. Riyanto, (2003:20) mengemukakan managemen adalah Suatu tindakan yang dimulai dari penyusunan data, merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan sampai pada pengawasan. Pengertian managemen usaha butik mengacu kepada pengertian di atas yaitu suatu proses atau kegiatan-kegiatan usaha dalam bidang busana khususnya usaha butik yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengorganisasian dan penilaian hasil usaha. Berdasarkan pendapat di atas pengertian manajemen usaha butik dapat diartikan sebagai suatu proses mengelola usaha busana khususnya usaha butik yang dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pergerakan, pengawasan dengan menggunakan ilmu dan seni untuk mencapai suatu tujuan tertentu, pelaksanaan usaha, dan penilaian hasil usaha. 2 Perencanaan Usaha Butik Perencanaan usaha adalah keterangan tertulis yang berisikan tentang misi usaha, operasional usaha, rincian finiancial, strategi usaha, peluang pasar yang mungkin diperoleh, dan kemampuan serta keterampilan pengelolanya. Perencanaan usaha perlu disusun karena merupakan legalitas dari usaha yang akan dikelola. Perencanaan usaha menurut M. Tohar (2000:101) adalah: Kegiatan yang dapat merumuskan usaha-usaha yang akan dilakukan dalam kegiatan usahanya agar

tujuannya tercapai. Rencana yang dibuat harus mencakup keseluruhan dan terperinci sehingga dalam pelaksanaannya benar-benar efektif, efisien dan mencapai tujuan. Di dalam menyusun perencanaan usaha butik perlu diperhatikan fakor-faktor sebagai berikut: a. Perencanaan Tujuan Usaha Perencanaan tujuan dibuat untuk menentukan tujuan usaha butik yang akan dicapai. Selain untuk mencari keuntungan atau profit, usaha butik juga bertujuan untuk mencukupi kebutuhan masyarakat di bidang busana, serta ikut memajukan lingkungan usaha. Dengan adanya perencanaan tujuan, maka dapat menentukan perencanaan selanjutnya. b. Penentuan Nama Usaha Nama usaha butik hendaknya dipilih nama yang komersil atau memiliki nilai jual dan nama tersebut harus mudah diingat oleh banyak orang serta memiliki ciri khas atau berbeda dengan nama usaha milik orang lain seperti menggunakan nama pemilik atau nama lain yang memiliki keistimewaan dari usaha butik yang didirikan. c. Pemilihan Lokasi Usaha Butik Perencanaan pemilihan lokasi usaha butik didasarkan pada konsumen dan golongan tingkat masyarakat. Usaha butik biasanya melayani golongan tingkat menengah dan golongan tingkat atas. Pemilihan lokasi untuk usaha butik sebaiknya dipilih lokasi yang strategis dan dipusat-pusat daerah elite serta dekat dengan tempat keramaian, pertokoan dan perumahan. Usaha butik juga sebaiknya berdekatan dengan penghasil bahan baku, mudah sarana transportasi, listrik dan air harus mencukupi. d. Bangunan Usaha Butik Pendirian sebuah bangunan pada usaha butik dibuat menurut kebutuhan yang disyaratkan bagi usaha kegiatan. Semua bagian harus berguna dan terpakai sesuai dengan fungsinya yaitu mengenai kegiatan-kegiatan yang terjadi dalam

bangunan tersebut, ruang-ruang yang diperlukan, persyaratan masing-masing ruang dan hubungan antara satu ruang dengan ruang lainnya. Untuk mendirikan suatu bangunan yang fungsional pertama-tama harus menyusun daftar kegiatan yang akan terjadi. Setiap kegiatan harus diperhatiakn persyaratan fisik dan psikisnya. Seperti yang diungkapkan oleh Rulanty Satyodirgo (1979:124) yaitu: a. Syarat fisik 1. Syarat ukuran luas dan tinggi ruang untuk memenuhi suatu kegiatan tertentu. 2. Syarat luas untuk perorangan atau kelompok. 3. Syarat luas untuk perlengkapan kelompok kebutuhan lain. 4. Syarat hubungan pemisahan antara bagian dalam ruang itu sendiri atau dengan luasnya. 5. Syarat kemudahan pemeliharaan dan perlengkapan mekanis. b. Syarat fsikis yaitu syarat suasana atau kesan linigkungan ruang yang harus diciptakan menurut kebutuhan fungsiniya, meliputi: masalah penerangan, ventilasi, akustik, pemandangan keluar, bentuk ruang, bentuk bagian-bagiannya, bentuk garis-garis dalam ruang dan warna.