PANDUAN PRAKTIKUM PROBLEMATIKA HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN

dokumen-dokumen yang mirip
TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Agustus Analisa laboratorium dilakukan di Laboratorium Penelitian dan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Tanah, Laboratorium

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Green House, Lahan Percobaan, Laboratorium

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 di Laboratorium Produksi dan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan di Green House Fakultas Pertanian UMY dan

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

III.TATA CARA PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dan analisis proksimat kadar air, kadar protein, dan kadar lemak

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi Volatil Fatty Acids (VFA), NH 3 dan

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

A. Waktu dan tempat penelitian. B. Bahan dan Alat. C. Metode Penelitian

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan bulan Juli sampai Agustus 2015 di Green House dan

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai POM di Gorontalo, Jalan Tengah, Toto

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN. Siapkan semua limbah kotoran babi dalam keadaan segar

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta serta. B.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Selatan, Bone Bolango Gorontalo selama dua bulan, mulai bulan Maret sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari sampai Maret 2015 bertempat di Desa

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1.1 Hasil Pengamatan Analisa Analisa Protein dengan Metode Kjeldahl Tabel 6. Hasil Pengamatan Analisa Protein

Lampiran 1. Perhitungan Nisbah C/N dan Kadar Air

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. senyawa lain selain protein dalam bahan biasanya sangat sedikit, maka penentuan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan dan laboratorium Fakultas

Curah Hujan (mm) Intensitas Penyinaran (cal/cm 2 )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani FMIPA Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni Agustus 2013 di. PT. Great Giant Pineapple, Terbanggi Besar Lampung Tengah.

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

Tata Cara penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini meliputi penanaman kedelai di Green house

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah. B. Bahan dan Alat Penelitian

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

Lampiran 1 Prosedur Analisis ph H2O dengan ph Meter Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH + 4 dengan Metode Destilasi-Titrasi (ppm)=

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

Lampiran 1. Prosedur Analisis

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di green house milik UMY dan Laboratorium

Lampiran 1. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji et al ., 2007)

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian melalui eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

Bab III Bahan dan Metode

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diketahui kandungan airnya. Penetapan kadar air dapat dilakukan beberapa cara.

III. TATA CARA PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan termasuk kedalam jenis penelitian eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah marmot Cavia porcellus

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Pupuk super fosfat tunggal

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

BAB III METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November Februari 2014.

III. METODE PENELITIAN A.

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN

Metodologi Penelitian

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik, laboratorium

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

MATERI DAN METODE. Materi

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B.

LAMPIRAN C GAMBAR C.1 PEMBUATAN SELULOSA 1. PEMBERSIHAN, PENGERINGAN, DAN PREPARASI SERAT

Transkripsi:

PANDUAN PRAKTIKUM PROBLEMATIKA HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN Oleh : Ir. Hariyono, MP. PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016

MATERI PRAKTIKUM PROBLEMATIKA HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN 1. LENGAS TANAH 2. KETERSEDIAAN UNSUR HARA 3. SERAPAN UNSUR HARA 4. PENGELOLAAN AIR A. PENYIAPAN CONTOH TANAH Alat dan Perlengkapan : - Mortir stampher, - Saringan ukuran 0.5 mm dan 2 mm, - Nampan Cara Kerja : 1. Contoh tanah yang didapatkan dari lapangan diletakkan dengan rata di dalam nampan, kemudian diperanginkan sekitar satu minggu. Pengeringan ini diusahakan agar jauh dari sinar matahari dan sumber panas lainnya. Untuk mempercepat pengeringan tanah tersebut perlu dibolak-balik. Setelah pengeringan ini, maka selanjutnya tanah ini disebut dengan CONTOH TANAH GUMPAL KERING UDARA. 2. Contoh tanah NO. 1 kemudian ditumbuk dengan mortar dan disaring dengan saringan berdiameter 2 mm, Dengan cara ini didapatkan CONTOH TANAH KERING UDARA 2 mm. 3. Dengan cara yang sama seperti cara kerja NO. 2 tetapi dengan menggunakan saringan berdiameter 0.5 mm dan akan didapat CONTOH TANAH KERING UDARA 0,5 mm. 4. Kemudian contoh-contoh tanah tersebut disimpan di dalam kaleng plastic yang telah diberi tanda/etiket seperlunya.

B. KAJIAN TINGKAT LENGAS PADA BEBERAPA KOMPOSISI MEDIUM TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zeamayz) 1. Waktu dan Tempat Praktikum dilaksanakan pada bulan Oktober sampai.. 2015 di Green House Fak. Pertanian UMY. 2. Alat dan Bahan Alat : - Polybag - Cetok - Ayakan - Timbangan Bahan : - Tanah regosol - Bahan organic ( Pupuk kandang ) - Pupuk NPK - Benih kedelai 3. Metode Percobaan 4 x 6 Faktorial yang disusun dalam RAL (Rancangan Acak Lengkap. Faktor 1. Komposisi Media (M, terdiri atas 4 aras yaitu M1 = 100 % Tanah M2 = 97,5 % Tanah + 2,5 % PPK M3 = 95 % Tanah + 5 % PPK M4 = 92,5 % Tanah + 7,5 % PPK Faktor 2. Tingkat Lengas (L, Terdiri atas 6 aras yaitu L1 = Tingkat Lengas 100 % (Kapasitas Lapangan) L2 = Tingkat Lengas 90 % L3 = Tingkat Lengas 80 %

L4 = Tingkat Lengas 70 % L5 = Tingkat Lengas 60 % L6 = Tingkat Lengas 50 % Cara Kerja : 1. Siapkan bahan media tanam dengan mengeringkan tanah sampai kadar lengasnya mencapai kering mutlak. 2. Siapkan media tanam dengan cara mencampur tanah dengan pupuk kandang dengan perbandingan sbb : ( 100 % Tanah ), ( 97,5 % Tanah : 2,5 % PPK), ( 95 % Tanah : 5 % PPK ), ( 92,5 % Tanah : 7,5 % PPK ) 3. Isilah polybag dengan campuran media tanam sebanyak 5 Kg/polybag. Masing-masing kelompok menyiapkan 3 polybag. 4. Ambilah sample tanah pada masing-masing campuran media tanam untuk penetapan kadar lengas awal media tanam dan kadar lengas kapasitas lapangan. 5. Masing-masing polybag tanamlah 2 benih jagung kedelai 6. Penyiraman dilakukan dengan menambahkan air sampai pada kapasitas lapangan untuk masing-masing perlakuan media tanam pada minggu pertama. 7. Pada minggu ke dua dan seterusnya penyiraman dilakukan setiap 3 hari sekali dengan menambahkan air pada medium tanam sampai kadar lengasnya mencapai 100 % (kapasitas lapangan), kadar lengas 90 %, kadar lengan 80 %, kadar lengas 70 %, kadar lengas 60 %, kadar lengas 50 %. Jumlah air yang ditambahkan disesuaikan dengan berkurangnya kadar lengas media dengan metode penimbangan. 8. Pemupukan dilakukan pada umur 3 minggu setelah tanam dengan pupuk 1/2 N, P2O5, dan K2O. Setelah 6 minggu pemupukan susulan ½ N. Dosis Pupuk 10 g Urea/polybag, 10 g SP36/polybag, 5 g KCl/polybag. 9. Setelah umur.. minggu dilakukan pemanenan

Pengamatan 1. Tinggi tanaman Tinggi tanaman diukur setiap seminggu sekali dengan cara mengukur tinggi tanaman dari permukaan tanah sampai titik tumbuh tertinggi. 2. Jumlah cabang Jumlah cabang dihitung setiap seminggu sekali dengan cara menghitung cabang setiap tanaman. 3. Umur berbunga Umur berbunga dihitung ketika 50% dari populasi tanaman telah berbunga 4. Berat segar tanaman Berat segar tanaman diukur dengan menimbang brangkasan tanaman saat vegetative maksimum. 5. Berat kering tanaman Berat kering tanaman diukur dengan cara menimbang berat kering brangkasan tanaman setelah dikeringkan sampai beratnya konstan. 6. Jumlah polong per tanaman 7. Berat biji per tanaman 8. Berat 100 biji KADAR LENGAS TANAH A. PENETAPAN KADAR LENGAS TANAH ( MEDIA TANAM ) Alat dan Perlengkapan : - Botol Timbang - Timbangan Analitis - Oven - Desikator :

Bahan : - Contoh tanah kering udara bongkah 2 mm dan 0,5 mm Cara Kerja : 1. Timbang botol timbang kosong dengan tutupnya ( missal a gram ) 2. Masukkan contoh tanah kering odara 0,5 mm paling tidak separuh volume botol timbang, kemudian timbang beratnya ( missal beratnya b gram ) 3. Dengan tutup terbuka, masukkan botol timbang timbang tersebut ke dalam oven pada suhu 105 110 C selama minimal 4 jam berturut-turut. 4. Setelah selesai mengerjakan langkah NO. 3, masukkan botil timbang dan isinya kedalam desikator. Setelah dingin ( + 10 menit ) botol timbang ditutup untuk menghindari penyerapan H2O disekitarnya, kemudian ditimbang ( missal C gram ). 5. Ulang langkah kerja NO. 1 4 untuk contoh tanah kering udara 2 mm. Perhitungan : b - c Kadar Lengas Tanah = --------- X 100 % c - a

B. PENETAPAN KADAR LENGAS KAPASITAS LAPANGAN Alat dan Perlengkapan : - Kain kasa - Botol timbang - Timbangan analitik - Gelas Pala - Oven - Desikator Bahan : - Contoh tanah kering udara 2 mm Cara Kerja : 1. Ambil contoh tanah secukupnya, bungkus menggunakan kain kasa 2. Celupkan bungkusan contoh tanah tersebut ke dalam gelas piala yang berisi air selama 30 menit 3. Tiriskan dengan cara digantung pada statis selama sehari semalam ( 24 jam) 4. Ambil contoh tanah yang sudah ditiriskan ( pada bagia tengahnya ) dan masukkan ke dalam botol timbang yang sebelumnya sudah ditimbang ( a gram ) kira-kira separuh botol timbang, kemudian ditimbang ( b gram ) 5. Oven botol timbang tersebut dengan tutup terbalik dan setengah terbuka, pada suhu 105 110 C selama minimal 4 jam berturut-turut 6. Setelah selsai mengerjakan langkah NO.3, tutup botol timbang tersebut dan masukkan ke dalam desikator ( 10 menit), kemudian ditimbang ( c gram) 7. Hitung kadar lengasnya dengan perhitungan seperti kadar lengas kering udara. b - c Kadar Lengas KL = --------------- X 100 % c - a

KETERSEDIAAN UNSUR HARA ( KADAR N TOTAL TANAH ) Alat dan Perlengkapan : - Timbangan analitis - Gelas arloji - Piranti destruksi - Piranti destilasi - Tabung kjeldahl 250 ml - Biuret 50 ml - Gelas piala 100 150 ml - Gelas ukur 100 ml Bahan : - Contoh tanah kering udara 0,5 mm Khemikalia : - H2SO4 pekat, - H2SO4 0,5 N, - Campuran katalisator K2SO4 dan CuSO4 dalam perbandingan 20 : 1 - Indikator methyl red

Cara Kerja : TAHAP DESTRUKSI 1. Timbanglah contoh tanah kering udara 0,5 mm (dengan gelas arloji) sekitar 1 gram, dan masukkanlah ke dalam tabung Kjeldahl serta tambahkan 6 ml H2SO4 pekat 2. Tambahkan 1 atau 2 sendok kecil campuran serbuk CuSO4 dan K2SO4 dan kocoklah dengan rata. Setelah itu panaskan dengan hati-hati sampai tidak berasap lagi dan larutan menjadi putih kehijau-hijauan, kemudian dinginkan. TAHAP DESTILASI 1. Setelah larutan dalam tabung Kjeldahl menjadi dingin, maka tambahkan 25 50 ml air suling. Kocoklah kemudian endapkan. Setelah itu masukkanlah larutannya ( Ingat : butir tanah jangan sampai terikut serta) ke dalam labu destilasi. 2. Ambilah sebuah gelas piala 100 ml atau 150 ml dan isilah dengan 10 ml H2SO4 0,1 N serta berilah 2 tetes indicator methyl red hingga berwarna merah. Kemudian gelas piala ini tempatkanlah di bawah alat pendingin destilasi sedemikian rupa hingga ujung alat pendingin tersebut tercelup di bawah permukaan asam sulfat. 3. Ke dalam labu destilasi di atas ( NO. 1 ) tambahkanlah dengan hati-hati 20 ml NaOH ( lewat dinding labu ). Pekerjaan ini hanya dilakukan jika proses destilasi segera akan dikerjakan. 4. Kemudian lakukanlah proses destilasi dan jagalah agar larutan di dalam gelas pial tetap berwarna merah. Kalau warna berubah/hilang, segeralah tambahkan lagi H2SO4 0,1 N dengan jumlah yang diketahui ( penambahan ini dalam jumlah sama, juga harus diberikan pada saat mengerjakan analisis blangko ).

5. Setelah proses destilasi selesai, matikanlah alat pemanas dan bilaslah ujung alat destilasi dengan air suling ( air suling pembilas juga dimasukkan ke dalam gelas piala ) TAHAP TITRASI Larutan di dalam gelas piala dititrasi dengan NaOH 0,5 N sampai warna merah hilang, dan catatlah pemakaian NaOH 0,1 N. ANALISIS BLANGKO Lakukan sekali lagi pekerjaan-pekerjaan di atas tanpa menggunakan tanah. REAKSI REAKSI YANG TERJADI Tahap Destruksi C6H10O5 + n H2SO4 --------------> 6 C + 5 H2O + n H2SO4 C + 2 H2SO4 --------------- > CO2 + 2 H2O + 2 SO2 Unsur N dalam bahan organik diubah menjadi bentuk NH4HSO4 CO(NH2)2 + H2O + 2 H2SO4 -----------------> CO2 + 2 NH4HSO4 C6H3OHNH2COOH + 14 H2SO4 + 7 CO2 + 13 SO2 + 15 H2O Penambahan K2SO4 tidak akan mengubah arah reaksi, tetapi sesuai dengan sifatnya sebagai katalisator, maka dia akan mempercepat reaksi. K2SO4 + H2SO4 -------------> 2 KHSO4

2KHSO4 --------------> K2S2O7 + H2O K2S2O7 -------------------> K2SO4 + SO3 CuSO4 berfungsi sebagai katalisator di dalam proses oksidasi, dan juga berfungsi sebagai pembawa Oxygenum. CuSO4 -----------------> CuSO4 + SO3 + O (diambil bahan organic) Cu2SO4 + 2 H2SO4 --------------> 2 CuSO4 + SO2 + 2 H2O Bila proses destruksi telah selesai, maka semua bahan organic telah dihancurkan dan semua bentuk N akan diubah menjadi NH4HSO4 atau dalam bentuk ion NH4 Selanjutnya dalam proses destilasi, NH4 ini akan diubah menjadi NH3 dengan adanya penambahan NaOH. NH4HSO4 + 2 NaOH ------------------------> NH3 + Na2SO4 + H2O Selanjutnya hasilnya akan diikat oleh NH3 sebagai berikut : 2 NH3 + 2 H2SO4 ---------------------> (NH4)2SO4 Selanjutnya sisa asam (H2SO4) akan diikat oleh NaOH dalam proses titrasi H2SO4 + 2 NaOH -----------------------> Na2SO4 + H2O Methyl red

PERHITUNGAN 1 mg.ek NH3 = 1 mg.ek H2SO4 = ½ mg.mol H2SO4 2mg.mol NH3 = 1 mg.mol H2SO4 1mg.mol NH3 = ½ mg.mol H2SO4 = 17 mg NH3 = 14 mg N ( B - A ) X nnaoh X 14 Kadar N = -----------------------------------------------. 100 % 100 ----------------- berat tanah ( mg ) 100 + KL Dimana : A = Banyaknya NaOH 0,5 N yang digunakan dalam titrasi baku B = Banyaknya NaOH 0,5 N yang digunakan dalam titrasi blangko KL = Kadar lengas contoh tanah yang digunakan.