BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pandu Fauzi Fahmi, 2014 Profil Kualitas Interaksi Sosial Atlet Cabang Olahraga Beladiri

dokumen-dokumen yang mirip
sama maka diadakan babak tambahan untuk menentukan pemenang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER BULUTANGKIS DAN KARATE DALAM PEMBELAJARAN PENJAS

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan politik masih menjadi masalah yang sangat kompleks. Fenomena ini

BAB I PENDAHULUAN. sifat yang berbeda. Mereka yang ekstrim adalah yang sangat rendah emosinya.

BAB I PENDAHULUAN HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET BELADIRI KARATE

2014 PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA TANGAN DAN KARATE DALAM PELAJARAN PENJAS DI SMAN 24 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sportifitas dan jiwa yang tak pernah mudah menyerah dan mereka adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Permana, 2013

Bab 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia kegiatan psikologi olahraga belum berkembang secara meluas.

2016 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PANGGUL DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SABIT CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT

2015 PERBANDINGAN MOTIVASI BEROLAHRAGA BERDASARKAN OLAHRAGA KOMPETISI DAN OLAHRAGA REKREASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berlian Ferdiansyah, 2014

2015 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN DINAMIS DAN FLEKSIBILITAS PANGGUL TERHADAP PENAMPILAN POOMSAE (KORYO) PADA CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi olahraga dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain kesesuaian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 PROFIL BANTINGAN LENGAN, BANTINGAN KEPALA DAN TARIKAN LENGAN PADA GAYA ROMAWI- YUNANI CABANG OLAHRAGA GULAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan olahraga walaupun menguras energi namun disisi lain memiliki manfaat. berbagai aspek baik kesehatan mental maupun fisik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakaria Nur Firdaus, 2013

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. tetap dapat menempatkan diri pada kedudukannya yang mulia dan dapat

2014 PENGARUH METODE LATIHAN MENTAL IMAGERY TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN PASSING DAN STOPPING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah mendunia.

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan hasil kerja dengan kadar tertentu, dan untuk menampilkan hasil

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia menjadi sehat dan kuat secara jasmani maupun rohani atau dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. pembuktian bahwa pada jaman itu Taekwondo berafialiasi ke ITF (International

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahayu Nuryaningrum, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diah Rosmayanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Di dunia ini terdapat bermacam-macam beladiri, hampir disetiap negara

BAB I PENDAHULUAN (Nakayama, 1966). Karate berasal dari dua huruf Kanji; kara berarti kosong,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Gulat adalah olahraga beladiri yang memiliki ciri khas tersendiri, baik dari segi

I. PENDAHULUAN. Permainan adalah salah satu cabang olahraga yang paling kompleks, karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Shella Abdillah Sunjaya, 2013

I. PENDAHULUAN. banyak digemari orang, dari usia anak-anak sampai orang dewasa bahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga adalah sebuah aktivitas olah tubuh yang memiliki banyak sisi

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola basket di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Event kejuaraan olahraga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gilang Ginanjar H, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebelumnya. Data itu disampaikan pengelola liga, PT Deteksi Basket Lintas

2015 HUBUNGAN TINGKAT PEND IDIKAN PELATIH D ENGAN PERFORMA ATLET SEKOLAH SEPAK BOLA D I KOTA BAND UNG

2016 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEMAMPUAN REAKSI DENGAN HASIL SERANGAN LANGSUNG PADA OLAHRAGA ANGGAR JENIS SENJATA FIORET

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wushu di Indonesia yang sebelumnya dikenal dengan nama Kuntauw dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gulat merupakan salah satu jenis olahraga yang tertua. Perkembangannya

2014 PENGARUH KEGIATAN OUTBOUND TERHADAP PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI MAHASISWA ILMU KEOLAHRAGAAN FPOK UPI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dea Gardea, 2013

YADY SUPRIYATNA, 2014 KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi salah satu pertandingan olahraga prestasi di berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mempunyai rasa percaya diri yang memadai. Rasa percaya diri (Self

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kondisi psikis atau mental akan mempengaruhi performa atlet baik saat latihan

BAB I PENDAHULUAN. ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan olahraga bola voli yang telah

2016 HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN SEBELUM BERTANDING DENGAN PERFORMA ATLET PADA CABANG OLAHRAGA BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Organisasi dibangun atas dasar kesamaan visi dan misi para individu yang

2015 DAMPAK LATIHAN KELINCAHAN TERHADAP PENINGKATKAN SERANGAN TENDANGAN TEKNIK MAWASHI GERI PADA CABANG OLAHRAGA KARATE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

2015 KONSTRUKSI TES KELINCAHAN D ALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga semakin digemari semua lapisan masyarakat, bahkan olahraga

baik dan benar. Para pemain sebaiknya berlatih dengan rutin dan penuh

2016 PERBANDINGAN WHOLE BODY REACTION TIME DAN ANTICIPATION REACTION TIME ANTARA ATLET KATA DAN KUMITE CABANG OLAHRAGA KARATE

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kesehatan yang bersifat aktif. Olahraga merupakan bentuk-bentuk

I. PENDAHULUAN. usaha yang dapat mendorong membangkitkan, mengembangkan dan membina

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan sebuah aktivitas fisik yang memiliki aspek yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai prestasi dan hasil belajar dalam lingkup ekstrakulikuler yang optimal

BAB I PENDAHULUAN. populer juga permainan yang menyenangkan dan menggairahkan, Tidak adanya

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya menyediakan kegiatan pendidikan intrakurikuler. Sekolah juga

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Keterampilan Teknik Dasar Lapangan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. (DBL) Indonesia, setelah berakhirnya babak Championship Series di Jogjakarta.

2016 PENGARUH IMAGERY TRAINING TERHADAP HASIL PUKULAN PARKING DAN GATE-IN WOODBALL DI UKM WOODBALL UPI

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu kegiatan olahraga yang cukup populer, digemari dan paling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu fenomena yang tidak dapat dilepaskan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. olahraga melalui slogan Memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan

dimainkan oleh laki-laki, perempuan, anak-anak, dewasa, dan orang tua. Di yang cukup menggembirakan, namun dalam kancah sepak bola internasional

BAB I PENDAHULUAN. demikian itu berolahraga dapat dilakukan dimana saja. Salah satu olahraga yang

PENGARUH METODE KOOPERATIF DAN KOMANDO TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA

MODIFIKASI MODEL A,B, DAN CTES KETERAMPILAN PASSING DAN STOPING VERNON A. CREW PADA PERMAINAN FUTSAL PUTERI

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini perlu mendapatkan perhatian yang besar, baik untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogie Hary Kusumah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK FKIP UNP Kediri OLEH :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembinaan olahraga di Indonesia dewasa ini semakin maju, hal ini tidak lepas dari peran serta masyarakat yang semakin sadar dan mengerti akan arti pentingnya olahraga itu sendiri, di samping adanya dukungan dan perhatian dari pemerintah dalam menunjang perkembangan olahraga. Tujuan dari pembinaan olahraga yang utama adalah untuk meningkatkan prestasi atlet lebih jauh juga bertujuan untuk mengidentifikasikan calon atlet berpotensi, memilih jenis olahraga yang sesuai dengan potensi dan minatnya yang memperkirakan peluang untuk berhasil dalam program pembinaan sehingga dapat mencapai prestasi yang diharapkan. Pengelompokkan jenis olahraga dalam konteks prestasi dikenal dengan beberapa macam antara lain ada istilah olahraga individu, perorangan dan beregu. Terkait dengan pembagian cabang olahraga beberapa ahli mengelompokkan sebagai cabang olahraga beladiri, akuatik, permainan, dll. Dari sisi sistem penilaian ada olahraga terukur dan tidak terukur. Sedangkan dari dimensi tugas gerak dikenal olahraga siklis dan asiklis. Terkait dengan pengelompokan-pengelompokan tersebut maka diikuti pula dengan karakteristik dalam hal kondisi fisik yang disyaratkan. Dan untuk saat ini bukan hanya kondisi fisik saja yang berpengaruh terhadap raihan prestasi tetapi juga adalah faktor faktor psikologi sosial yang akan sangat mempengaruhi keberhasilan seorang atlet baik dalam proses latihan maupun pertandingan. Olahraga beladiri adalah olahraga yang menggunakan kontak fisik baik itu memukul, menendang, membanting. Olahraga ini sangat populer tidak saja di kalangan anak muda tapi juga orang tua. Olahraga ini banyak digemari, karena dapat menyalurkan luapan emosi yang bisa memuaskan peserta. Cabang olahraga beladiri identik dengan kekerasan. orang yang menggeluti cabang olahraga ini pada umumnya mempunyai keberanian yang

2 tinggi sehingga mereka dalam kesehariannya menjadi orang yang cukup ditakuti. Terkait dengan wacana yang beredar di masyarakat dalam konteks olahraga prestasi olahraga beladiri umumnya banyak diminati oleh kalangan masyarakat menengah ke bawah. Cabang olahraga tersebut pada dasarnya mempunyai agresivitas yang tinggi. Selain mengajarkan kuat fisik dan pandai bertarung, beladiri juga mengajarkan sikap mental. Sikap mental tersebut antara lain pengendalian diri, berani, disiplin, dan cenderung memiliki sifat agresif yang tinggi. Karakteristik yang melekat pada cabang olahraga beladiri sebagaimana paparan diatas, antara lain sangat kuat unsur agresivitas. Dengan demikian diyakini bahwa seseorang yang menggeluti cabor ini umumnya memiliki tingkat keberanian di atas rata-rata. Salah satu cabang olahraga beladiri yang populer dan memiliki peminat yang cukup tinggi adalah karate. Cabang olahraga ini berasal dari jepang, dan di Indonesia dikenal sejak tahun 1963 dan didemonstrasikan oleh mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang baru pulang dari Jepang. Peminat cabang beladiri ini berasal dari semua kalangan, baik dari usia muda sampai usia tua. Bahkan ada dibeberapa sekolah yang menerapkan cabor karate pada ekstrakurikuler. Cabang olahraga beladiri lainnya juga yang populer adalah gulat. Gulat adalah kontak fisik antara dua orang, di mana salah seorang pegulat harus menjatuhkan atau dapat mengontrol musuh mereka. Teknik dalam gulat ini dapat menyebabkan luka yang serius. Cabang olahraga beladiri lain yang juga mempunyai peminat yang cukup tinggi adalah tinju. Tinju adalah olahraga dan seni beladiri dimana dua orang partisipan dengan berat yang serupa bertanding satu sama lain dengan menggunakan tinju mereka dalam rangkaian pertandingan berinterval satu atau tiga menit yang disebut ronde. Baik dalam olimpiade ataupun olahraga profesional, kedua petarung menghindari pukulan lawan mereka sambil berupaya mendaratkan pukulan mereka sendiri ke lawannya.

3 Dari tilikan analisis gerak cabang olahraga beladiri memiliki resiko yang cukup tinggi, baik itu cedera, kematian, dll. Disini atlet ditantang untuk menghadapi kemungkinan yang ada. Faktor lain yang turut mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam olahraga adalah dimensi interaksi sosial. Secara harfiah interaksi sosial adalah hubungan secara langsung seorang individu dengan individu yang lain, menurut Bonner dalam Ahmadi (2007: 49), interaksi sosial adalah suatu hubungan antara individu atau lebih, di mana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. Maka dari itu perlu diperhatikan dari segi interaksi atau interaksi sosial yang nantinya akan berpengaruh terhadap psikis seseorang. Hal ini merupakan keuntungan bagi manusia, sebab akan timbul kemajuan-kemajuan dalam hidup bermasyarakat. Interaksi sosial mempengaruhi prestasi atlet karena mereka harus bisa berinteraksi dengan yang lainnya baik itu berinteraksi dengan sesama tim, interaksi dengan pelatih dan pembina olahraga, maupun interaksi dengan lingkungannya. Dalam kegiatan olahraga interaksi antar atlet, atlet dengan pelatihnya, dan antara anggota tim yang satu dengan anggota tim yang lain akan menimbulkan dampak-dampak psikologis tertentu. Semua hal tersebut tidak boleh diabaikan dalam mempelajari gejala-gejala psikologis dalam olahraga. Lingkungan akan sangat mempengaruhi perkembangan pribadi manusia karena mereka terjun langsung ke dalam lingkungan. Dipaparkan oleh Stern dalam Ahmadi (2007: 51) Perkembangan pribadi manusia itu dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor pembawaan dan faktor lingkungan. Disini sangat berpengaruh kepada kegiatan-kegiatan individu dengan lingkungannya maupun sosial. Bagaimana bisa seorang individu dapat menyesuaikan diri tanpa adanya lingkungan dan sosial. Adanya faktor lingkungan disini seorang individu bisa dapat menyesuaikan apa saja yang diberikan oleh lingkungan, lingkungan yang buruk akan berdampak buruk terhadap individu tersebut dan lingkungan yang baik akan berdampak baik juga terhadap individu itu.

4 Dari dimensi sosial individu akan sangat mudah menerima stimulus dari kehidupan sosial disekitarnya. Jika kehidupan sosial disekitarnya buruk akan berdampak buruk dan sebaliknya. Hal tersebut sangat penting untuk diperhatikan, karena stimulus yang diberikan oleh lingkungan akan berdampak terhadap kehidupan seseorang. Mengacu pada karakterisitik cabang olahraga beladiri sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya serta mengingat peranan interaksi sosial dalam mencapai keberhasilan, maka penulis tertarik untuk mengkaji profil kualitas interaksi sosial atlet yang menggeluti cabang olahraga beladiri yaitu karate, gulat dan tinju. B. Perumusan Masalah Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, yang menjelaskan bagaimana karakter atlet beladiri dan tentang interaksi sosial, maka yang menjadi pokok masalah yang akan diteliti adalah : 1. Bagaimana profil kualitas interaksi sosial atlet cabang olahraga karate? 2. Bagaimana profil kualitas interaksi sosial atlet cabang olahraga gulat? 3. Bagaimana profil kualitas interaksi sosial atlet cabang olahraga tinju? 4. Apakah terdapat perbedaan profil kualitas interaksi sosial diantara ketiga cabang olahraga beladiri tersebut? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah yang penulis tetapkan dan rumuskan, maka dalam penelitian ini tujuan yang akan dicapai adalah: 1. Untuk mengetahui lebih jelas profil kualitas interaksi sosial atlet cabang olahraga karate. 2. Untuk mengetahui lebih jelas profil kualitas interaksi sosial atlet cabang olahraga gulat. 3. Untuk mengetahui lebih jelas profil kualitas interaksi sosial atlet cabang olahraga tinju. 4. Untuk mengetahui lebih jelas perbedaan profil kualitas interkasi sosial diantara ketiga cabang olahraga beladiri tersebut.

5 D. Metode Penelitian Metode penelitian mempunyai peranan yang penting untuk mengumpulkan data yang sesuai dengan pertanyaan penelitian. Artinya ketika data termaksud diolah dan dianalisis hasilnya dapat memberi jawaban atau kesimpulan yang sesuai dengan pertanyaan penelitian yang diajukan. Metode penelitian berguna untuk mencari jawaban atau menggambarkan terhadap permasalahan yang akan dibahas. Pemilihan suatu metode penelitian harus sesuai dengan permasalan dan tujuan penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik survey. Peneliti mencoba untuk menggambarkan fenomena apa yang terjadi. Kemudian peneliti akan mengumpulkan data dari setiap cabang olahraga dan akan menentukan perlakuan atau tes apa yang akan diberikan. Menurut lutan (2007: 31) menjelaskan bahwa yang termasuk kedalam jenis penelitian deskriptif adalah survey. Karakteristik dari penelitian survey adalah: 1. Informasi yang dikumpulkan dari sekelompok orang-orang untuk menjelaskan beberapa aspek atau karakteristik populasi dari mana orangorang itu berasal. 2. Cara mengumpulkan informasi tersebut adalah dengan memberikan pertanyaan, jawaban pertanyaan ini dari anggota-anggota kelompok menyatakan data penelitian. 3. Informasi dikumpulkan dari sampel dan bukannya dari setiap anggota populasi. Berdasarkan karakteristik penelitian survey sebagaimana penjelasan diatas, maka penulis berasumsi bahwa metode ini tepat digunakan untuk mengungkap data dan informasi tentang profil kualitas interaksi sosial atlet cabang olahraga beladiri sebagaimana rumusan masalah diatas.

6 E. Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, maka yang diharapkan penulis melalui penelitian ini adalah manfaat secara teoritis dan secara praktis, yang dipaparkan sebagai berikut: a. Secara Teoritis 1. Hasil penelitian ini dapat berguna untuk informasi ilmiah dalam bidang olahraga khususnya olahraga cabang beladiri mengenai interaksi sosial atlet. 2. penelitian ini juga dapat bermanfaat untuk pelatih tentang tingkah laku atlet khususnya kualitas interaksi sosial pada cabang beladiri. b. Secara Praktis 1. Hasil penelitian ini dapat direkomendasikan kepada pelatih terutama pada cabang olahraga beladiri terutama tentang kualitas interaksi sosial atlet. 2. Hasil penelitian ini dapat diketahui berbagai perbedaan kualitas interaksi sosial antara atlet karate, gulat, dan tinju. F. Batasan Masalah Agar penelitian ini tidak menyimpang dari permasalahan dan untuk mendapatkan data yang akurat, peneliti akan membatasi agar dapat diperoleh hasil yang diinginkan. Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup agar tidak terlalu meluas. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Aspek yang diteliti dalam penelitian ini adalah profil kualitas interaksi sosial atlet cabang olahraga beladiri karate, gulat, dan tinju. 2. Profil kualitas interaksi sosial secara spesifik diarahkan kepada hubungan interaksi sosial yang dimiliki oleh atlet cabang olahraga karate, gulat dan tinju. 3. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah UKM mahasiswa UPI yang menggeluti cabang olahraga karate, gulat, dan tinju. 4. Instrumen penelitian menggunakan angket yang disusun oleh peneliti dengan mengadaptasi teori interaksi sosial Abu Ahmadi.

7 G. Batasan Istilah Agar menghindari kesalahan atau perbedaan persepsi dalam hal ini definisi dan istilah-istilah yang dipakai dalam penelitian ini, maka penulis menganggap perlu menjelaskan makna istilah-istilah berikut: 1. Profil. Menurut Hennri (1994: 76) profil adalah orang yang menjalankan peranan tertentu dalam suatu peristiwa. Jadi pemeran juga bisa disebut tokoh yang menjalankan peranan tertentu. 2. Interaksi sosial. Menurut Gerungan (2004: 62) interaksi sosial merupakan hubungan sosial antara individu yang satu dengan yang lain, yang saling memengaruhi satu dengan yang lainnya. 3. Atlet. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) pengertian atlet (at.let) adalah olahragawan, terutama yang mengikuti perlombaan atau pertandingan (kekuatan, ketangkasan, dan kecepatan). 4. Beladiri. Menurut Wikipedia (2013) beladiri adalah satu kesenian yang timbul sebagai satu cara seseorang mempertahankan / membela diri. H. Struktur Organisasi Penelitian Struktur organisasi berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini sturktur organisasi penelitian dirinci sebagai berikut: BAB I memuat tentang pendahuluan yang berisi latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, batasan istilah, populasi dan sampel penelitian, dan struktur organisasi penelitian. BAB II menerangkan tentang konsep, teori dan pendapat para ahli terkait dengan masalah yang diteliti. BAB III berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian termasuk komponen yang lainnya seperti populasi dan sampel, variabel dan desain penelitian instrument penelitian, prosedur pelaksanaan tes, dan analisis data.

8 BAB IV membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi pengolahan data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan masalah penelitian. BAB V menjelaskan tentang kesimpulan dan saran yang memaparkan hasil analisis temuan penelitian.