BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian sebelumnya, maka rumusan kesimpulan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Ditulis oleh Administrator Kamis, 07 Oktober :57 - Terakhir Diperbaharui Kamis, 28 Oktober :12

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PERMOHONAN IZIN POLIGAMI TERHADAP WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI PENGADILAN AGAMA MALANG

RINGKASAN PUTUSAN. 1. Pemohon : Suryani 2. Materi pasal yang diuji:

BAB IV. Setelah mempelajari putusan Pengadilan Agama Sidoarjo No. 2355/Pdt.G/2011/PA.Sda tentang izin poligami, penulis dapat

PENGARUH MODERNITAS TERHADAP HUKUM ISLAM DI INDONESIA

Oleh Administrator Kamis, 15 Januari :42 - Terakhir Diupdate Rabu, 22 Desember :51

BAB III KONSEP MAQASID ASY-SYARI AH DAN PENCEGAHAN TERHADAP NIKAH DI BAWAH TANGAN

BAB III ALASAN-ALASAN POLIGAMI DI PENGADILAN AGAMA PASURUAN TAHUN 2007

BAB IV. ANALISIS DASAR DAN PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM DALAM PENETAPAN PENGADILAN AGAMA BLITAR NO. 0187/Pdt.P/2014/PA.BL

TINJAUAN MATA KULIAH...

BAB I PENDAHULUAN. rohani. Dalam kehidupannya manusia itu di berikan akal serta pikiran oleh Allah

MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki

Pada prinsipnya asas pada Hukum Acara Perdata juga berlaku di PA Asas Wajib Mendamaikan Asas Persidangan Terbuka Untuk Umum, kec.

BAB III PENGERTIAN UMUM TENTANG PENGADILAN AGAMA. peradilan di lingkungan Peradilan Agama yang berkedudukan di ibu kota

BAB I PENDAHULUAN. (selanjutnya ditulis dengan UUP) menjelaskan, Perkawinan ialah ikatan lahir bathin

TINJAUAN HUKUM TERHADAP HAK DAN KEWAJIBAN ANAK DAN ORANG TUA DILIHAT DARI UNDANG UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN AGAMA BANJARMASIN TENTANG HARTA BERSAMA. A. Gambaran Sengketa Harta Bersama pada Tahun 2008 di PA Banjarmasin

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama

BAB III WAKAF HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM PASAL 16 UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia

BAB IV KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MANHAJ. sama, pengambilan hukum yang dilakukan oleh lembaga Dewan Hisbah yang

I. PENDAHULUAN. bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Salah satu hikmah

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Terhadap Prosedur Pengajuan Izin Poligami Di Pengadilan Agama

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. poligami yang diputus oleh Pengadilan Agama Yogyakarta selama tahun 2010

melakukan pernikahan tetap dikatakan anak. 1

P E N E T A P A N Nomor : 0015/Pdt.P/2010/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan penelitian penyusun sebagaimana pembahasan pada bab. sebelumnya, selanjutnya penyusun memaparkan beberapa kesimpulan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERKAWINAN DI INDONESIA. Perkawinan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Perkawinan

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENETAPAN HAKIM PENGADILAN AGAMA. MALANG NOMOR 0038/Pdt.P/2014/PA.Mlg

BAB I PENDAHULUAN. itu, harus lah berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, sebagai azas pertama

Oleh RIAN PRIMA AKHDIAWAN

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Allah menjadikan makhluk-nya berpasang-pasangan, menjadikan manusia

BAB IV ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA MALANG NOMOR: 786/PDT.G/2010/PA.MLG PERIHAL KUMULASI PERMOHONAN IZIN POLIGAMI DAN IS BAT NIKAH

BAB III AKIBAT HUKUM TERHADAP STATUS ANAK DAN HARTA BENDA PERKAWINAN DALAM PERKAWINAN YANG DIBATALKAN

Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA

Bayi tabung menurut pandangan agama, filsafat dan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. sahnya perkawinan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di

BAB I PENDAHULUAN. bahu-membahu untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. hartanya kepada para ahli warisnya. Hal ini tidak bisa dipungkiri atau diingkari oleh

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS TAUKIL WALI NIKAH VIA TELEPON

BAB I PENDAHULUAN. Sejak datangnya agama Islam di Indonesia pada abad ke-7 Masehi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagaimana diketahui bahwa setiap perkawinan masing-masing pihak dari suami

b. Hutang-hutang yang timbul selama perkawinan berlangsung kecuali yang merupakan harta pribadi masing-masing suami isteri; dan

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri. Ikatan lahir ialah

BAB I PENDAHULUAN. dalam malakukan perekonomian. Ekonomi syariah sendiri merupakan. perbuatan atau kegiatan usaha yang dilakukan menurut prinsip

BAB IV WASIAT KEPADA NON MUSLIM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF. dan ditegakkan oleh atau melalui pemerintah atau pengadilan dalam negara

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan makhluk-nya di dunia ini berpasang-pasangan agar mereka bisa

HUKUM ISLAM DAN KONTRIBUSI UMAT ISLAM INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006,

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian dalam Islam menjadi hal yang harus dipatuhi, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak mampu. Walaupun telah jelas janji-janji Allah swt bagi mereka yang

BAB I PENDAHULUAN. Islam dilarang melangsungkan perkawinan dengan seorang laki-laki yang

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya salah satu kebutuhan manusia adalah perkawinan. Berdasarkan Pasal 28B ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang

BAB I PENDAHULUAN. Demikian menurut pasal 1 Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang. manusia dalam kehidupannya di dunia ini. 1

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG IMPLIKASI TEKNOLOGI USG TERHADAP IDDAH

BAB I PENDAHULUAN. mengenai anak sah diatur dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974

BABA V PENUTUP A. KESIMPULAN. Dari beberapa penjelasan yang diuraikan di muka terhadap

BAB VII PENUTUP. Penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pendapat ulama Banjar terhadap akad nikah tidak tercatat secara resmi di

BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS

Nomor : 03/Pdt.P/2012/PA.Dgl BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERNIKAHAN SIRRI SEORANG ISTRI YANG MASIH DALAM PROSES PERCERAIAN

TINJAUAN YURIDIS ANAK DILUAR NIKAH DALAM MENDAPATKAN WARISAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

ANAK SAH DALAM PERSPEKTIF FIKIH DAN KHI Oleh : Chaidir Nasution ABSTRAK

BAB IV ANALISIS TERHADAP STATUS NASAB DAN KEWAJIBAN NAFKAH ANAK YANG DI LI AN AYAHNNYA MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERDATA INDONESIA

BAB IV ANALISIS PUTUSAN HAKIM TENTANG IZIN POLIGAMI

Kepastian Hukum Itsbat Nikah Terhadap Status Perkawinan, Status Anak dan Status Harta Perkawinan Oleh: Prof. Dr. H. Suparman Usman, S.H.

BAB I PENDAHULUAN. anak. Selain itu status hukum anak menjadi jelas jika terlahir dalam suatu

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG ISBAT NIKAH. Mengisbatkan artinya menyungguhkan, menentukan, menetapkan

BAB IV USIA PERKAWINAN OLEH BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL JAWA TIMUR

BAB IV ANALISA TENTANG TINJAUN HUKUM ISLAM TERHADAP KAWIN DI BAWAH UMUR. A. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kawin di Bawah Umur

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN IMPLIKASI HUKUM PERKAWINAN AKIBAT PEMALSUAN STATUS CALON SUAMI DI KUA

BAB IV. dalam perkara nomor : 1517/Pdt.G/2007/PA.Sda mengenai penolakan gugatan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian kepustakaan seperti buku-buku, dokumen-dokumen, jurnal, dan lainlain

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

Seorang pria yang telah 18 tahun dan wanita yang telah 15 tahun boleh

BAB IV ANALISIS TERHADAP GUGATAN TIDAK DITERIMA DALAM PERKARA WARIS YANG TERJADI DI PENGADILAN AGAMA GRESIK. (Putusan Nomor : /Pdt.G/ /Pa.

BAB V P E N U T U P. A. Kesimpulan. Sebagai akhir dari pembahasan, tulisan ini menyimpulkan beberapa kesimpulan penting sebagai berikut :

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

Penyuluhan Hukum Hukum Perkawinan: Mencegah Pernikahan Dini

BAB I PENDAHULUAN. dalammenjadikan dan menciptakan alam ini. Perkawinan bersifat umum,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. antara mereka dan anak-anaknya, antara phak-pihak yang mempunyai

PENETAPAN Nomor: X/Pdt.P/2012/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

HUKUM WARIS ISLAM DAN PERMASALAHANNYA

PENGADILAN AGAMA POLEWALI

BAB IV. A. Analisis Terhadap Putusan Hakim Tentang Pemberian Izin Poligami Dalam Putusan No. 913/Pdt.P/2003/PA. Mlg

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu bentuk pengalihan hak selain pewarisan adalah wasiat. Wasiat

BAB IV ANALISIS PERTIMBANGAN HAKIM TERHADAP SITA MARITAL ATAS MAS KAWIN PASCA PERCERAIAN. (Studi Penetapan Perkara Nomor 626/Pdt.G/2008/PA.

BAB I PENDAHULUAN. Agama harus dikukuhkan oleh Peradilan Umum. Ketentuan ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan yang ada di negara kita menganut asas monogami. Seorang pria

HIS 224 INSTITUSI KEKELUARGAAN ISLAM

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan orang lain untuk

P E N E T A P A N. Nomor XX/Pdt.P/2012/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia

BAB V PENUTUP. 0012/Pdt.G/2015/PTA.Pdg adalah sebagai berikut:

Transkripsi:

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian sebelumnya, maka rumusan kesimpulan yang dikemukakan dalam bab penutup ini, bukan merupakan ikhtisar dari keseluruhan tulisan, tetapi merupakan penegasan dari permasalahan yang diangkat. Berdasarkan telaah yang dilakukan melalui pendekatan kualitatif dengan analisis deskriptif, maka istih}sa>n sebagai metode pembaruan hukum dalam Kompilasi Hukum Islam dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Metode Istih}sa>n dalam menemukan hukum adalah berpindah dari satu hukum kepada hukum yang lain, karena ada dalil yang membolehkan perpindahan itu. Perpindahan tersebut itulah yang dianggap paling baik oleh Fuqaha yang memakai metode Istih}sa>n, artinya itulah yang dianggap paling banyak mendatangkan kemaslahatan bagi umat. Atau berpindah dari suatu ketentuan hukum kepada ketentuan hukum lain, meninggalkan suatu ketentuan hukum yang umum kepada ketentuan hukum yang lebih khusus. Cara perpindahan metode istih}sa>n dari satu hukum ke hukum yang lain, untuk menemukan hukum mana yang dianggap paling banyak mendatangkan kemaslahatan bagi umat, harus ditopang/bersandar/bersanad kepada suatu dalil syara, hal ini terdapat dua cara, yaitu dengan cara qiya>s dan cara istisna>iy. Cara qiya>s adalah ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.word-to-pdf-converter.net306

berpindah dari qiya>s ja>li> kepada qiya>s kha>fi>. Sedangkan cara istisna>iy adalah perpindah karena ada nas}, ijma, al-mas}lah}at urf, darurat, raf al-haraj wa al-masya>qqah (menolak kesukaran dan kesulitan) yang menjadi dasar perpindahan itu. 2. Penerapan Istih}sa>n sebagai metode pada pembaruan hukum dalam Kompilasi Hukum Islam banyak digunakan ulama terdapat pada bidang perkawinan, yaitu (1) Perceraian harus di lakukan di muka sidang pengadilan (2) Poligami perlu izin dari pengadilan agama (3) Pembatasan umur nikah bagi pria dan wanita (4) Harta bersama diatur secara baik (dibagi dua) jika terjadi perceraian (5) Ditetapkan ketentuan nikah wanita hamil (6) Perkawinan beda agama dilarang. Pada bidang kewarisan, yaitu di kenal adanya (1) Wasiat wajibah dalam pembagian waris (2) Ahli waris pengganti (3) Perjanjian harta bawaan yang tidak termasuk harta waris. Sedang pada bidang wakaf, yaitu (1) Harta wakaf dapat dialihfungsikan kepada yang lebih bermanfaat (2) Dikenal adanya wakaf produktif 3. Metode istih}sa>n sebagai salah satu metode ijtihad mempunyai prospek kedepan terutama penggunaannya pada pembaruan hukum dalam Kompilasi Hukum Islam, tetap mendapat tempat dalam masyarakat Islam, karena Hukum Islam, lebih khusus KHI merupakan suatu kebutuhan masyarakat Islam dalam melaksanakan ajaran agamanya. Maka diperlukan penyempurnaan-penyempurnaan, yang kurang perlu dilengkapi dengan baik, seperti yang menyangkut kekuatan hukum dan materinya. Ditambah lagi perkembangan masyarakat Islam dewasa ini, akibat kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, telah berpengaruh di berbagai bidang kehidupan manusia, termasuk di bidang hukum Islam, menyebabkan banyak hal-hal baru yang belum ada dalam KHI perlu mendapatkan pengaturan dalam KHI, yang menyangkut bidang perkawinan, perwakafan, zakat, ekonomi syariah, dan bidang lain perlu dimasukkan dalam kompilasi, seperti bayi tabung dan inseminasi buatan, bank asi, bank sperma dan lain-lain. Hal-hal yang baru yang merupakan prospek dalam Kompilasi Hukum Islam adalah sebagai berikut : 1. Bidang Perkawinan a. Kawin hamil bagi wanita yang hamil sebelum nikah, yaitu nikah laki-laki lain yang bukan dia menghamilinya; b. Nikah yang ijab qabulnya dilakukan melalui telepon c. Nikah dibawah tangan/nikah sirri 2. Bidang Perwakafan Di antara wakaf yang perlu mendapatkan pengaturan dalam KHI adalah wakaf benda bergerak yang dikenal dengan istilah cash waqf. Cash waqf diterjemahkan dengan wakaf tunai, namun kalau menilik obyek wakafnya, yaitu uang, lebih tegasnya adalah wakaf uang. Wakaf uang telah diatur dalam UU No. 41 Tahun 2004, namun dalam KHI belum diatur secara rinci wakaf uang tersebut. 3. Bidang Pengelolaan Zakat

Zakat merupakan dana potensial, yang dapat dimanfaatkan sebagai upaya untuk mewujudkan kesejahteraan umat. Pelaksanaan ibadah zakat melibatkan sejumlah kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan harta benda, sejak pengumpulan, pendistribusian, pengawasan, pengadministrasian dan pertanggungjawaban harta zakat. Ibadah zakat akan terlaksana dengan baik sesuai dengan petunjuk agama, demikian juga hikmah zakat akan dirasakan oleh umat manusia, apabila kegiatan ibadah zakat tersebut ditangani, dikelola oleh orang-orang yang profesional dan dapat dipercaya (amanah). Dengan demikian untuk terlaksananya ibadah zakat sesuai dengan ketentuan agama, agar tercapai nilai ibadah yang benar, maka mutlak diperlukan pengelolaan (manajemen) zakat yang baik, benar dan profesional. Sehubungan dengan pengelolaan zakat pemerintah telah mengeluarkan undang-undang RI. No. 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat. Untuk terlaksananya undang-undang tersebut telah dikeluarkan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No. 581 Tahun 1999, mulai berlaku pada tanggal 13 Oktober 1999. Sekalipun telah ada Undang-undang yang mengatur pengelolaan zakat, namun undang-undang tersebut masih terdapat kekurangan-kekurangan di antaranya : Harta yang wajib di zakati perlu diperluas yang meliputi logam mulia selain emas dan perak, umpama platina, batu permata (intan). Demikian juga sanksi bagi muzakki agar mempunyai daya paksa, maka perlu

penyempurnaan dengan mencantumkan sanksi bagi muzakki, yang enggan membayar zakat. 4. Ekonomi syariah Ekonomi syariah adalah suatu sistem ekonomi yang berdasarkan dengan al-qur an, dan hadis serta ijtihad para ulama dalam melakukan aktivitas ekonomi, yang meliputi; (a) bank syariah (b) asuransi syariah (c) reasuransi syariah (d) reksa dana syariah (e) obligasi syariah dan surat berharga berjangka menengah syariah (f) sekuritas syariah (g) pembiayaan syariah (h) pegadaian syariah (i) dana pensiun lembaga keuangan syariah (j) lembaga keuangan mikro syariah dan (k) bisnis syariah. 5. Bayi tabung dan inseminasi buatan, bank sperma, bank Asi. Bayi tabung dan inseminasi buatan boleh dilakukan apabila sperma dan ovun istri dipertemukan, apabila hal tersebut diperlukan, sementara jika dilakukan berlainan antara sperma suami dan ovun istri, hukumnya haram. Demikian juga mengenai bank sperma juga diharamkan hukumnya karena dapat mengacaukan nasab anak-anak yang dilahirkan melalui pemanfaatan bank sperma. Sedang bank asi boleh dilakukan asal benar-benar diperlukan oleh orang yang bersangkutan dan status hukumnya dipersamakan dengan donor darah. B. Implikasi Penelitian 1. Untuk lebih eksisnya KHI, maka diharapkan kepada umat Islam melakukan langkah kongkrit dalam meningkatkan status hukumnya dari status Inpres menjadi Undang-Undang, khususnya pemerintah agar mengambil perhatian

yang serius sebagaimana ketika KHI akan disusun sebagai salah satu buku hukum yang dipedomani di pengadilan Agama oleh para hakim bagi kepentingan umat Islam di Indonesia. Status Inpres dilihat dari urutan-urutan hukum atau perundang-undangan di Indonesia kedudukannya sangat rendah. Karena itu bisa saja pada suatu waktu KHI tidak diberlakukan di Indonesia, hal itu suatu kerugian bagi umat Islam. Sekalipun sekarang sudah ada langkah-langkah dilakukan, tetapi belum nampak hasilnya. Karena itu, upaya hendaknya terus dilakukan jangan berhenti ditengah jalan tanpa hasil. 2. Umat Islam perlu mengambil langkah-langkah kongkrit agar masalah baru muncul sekarang yang ada kaitannya dengan hukum Islam, khususnya yang ada hubungannya dengan wewenang Peradilan Agama segera dimasukkan dalam KHI, untuk dipedomani bagi umat Islam di Indonesia agar umat Islam mempunyai pedoman dan kepastian hukum dalam menjalankan agamanya. Hukum Islam dapat merialisasi dan memelihara kemaslahatan-kemaslahatan manusia dalam kehidupan ini agar mereka memperoleh kebahagiaan di dunia dan sekaligus memperoleh kebahagiaan di akhirat kelak. Karena itu, dalam pembangunan hukum di Indonesia sebagai bagian dari pembangunan nasional yang sedang dipacu sekarang ini, kiranya pemerintah dan bangsa Indonesia dapat mengambil materi-materi hukum Islam dalam merumuskan ketentuan-ketentuan hukum, baik dalam menyusun ketentuan hukum baru yang belum pernah ada maupun dalam

menggantikan hukum lama yang tidak sesuai lagi dengan keadaan bangsa Indonesia, khususnya bagi umat Islam. 3. Metode istih}sa>n sebagai salah satu bagian dari metode ijtihad dapat digunakan dalam pembaruan hukum Islam pada umumnya dan pembaruan hukum Islam dalam Kompilasi Hukum Islam pada khususnya, demikian juga pada kasus-kasus hukum tertentu, apabila terjadi penerapan hukum yang dihasilkan oleh metode-metode ijtihad yang lainnya dianggap tidak mampu merealisasikan tujuan syari at. Pembaruan hukum Islam adalah gerakan ijtihad menetapkan ketentuan hukum yang mampu menjawab permasalahan dan perkembangan baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Hukum Islam harus dikembangkan seiring dengan perkembangan kemajuan yang dicapai masyarakat Islam, agar hukum Islam dapat dipedomani oleh umatnya sesuai dengan perkembangan peradaban manusia, sehingga hukum Islam selalu aktual tidak ketinggalan zaman. Oleh karena itu pembaruan hukum Islam merupakan suatu keharusan atau tuntutan dari hukum Islam itu sendiri dalam merealisasikan kemaslahatan umat untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan kebahagiaan yang hakiki di akhirat kelak.