BAB I PENDAHULUAN. merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kegiatan, sehingga membuat manusia menjadi kurang bergerak (hypokinetic),

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi, tetapi juga dari kegiatan olahraga atau aktivitas fisik yang kita lakukan.

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas sendi dapat menurunkan proprioseptif dan koordinasi yang dapat. mengakibatkan meningkatkan risiko cedera.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan menuju Indonesia sehat. fisik, mental dan social, semua aspek tersebut akan mempengaruhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada berbagai kalangan, terjadi pada wanita dan pria yang berumur. membuat metabolisme dalam tubuh menurun, sehingga proses

BAB I PENDAHULUAN. gastrocnemius merupakan otot tipe slow twitch (tipe 1). Otot gastrocnemius

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Data Demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi remaja

BAB I PENDAHULUAN. 10 tahun hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun.

PENGARUH SENAM AEROBIK INTENSITAS RINGAN DAN SEDANG TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK BADAN DI AEROBIC AND FITNESS CENTRE FORTUNA SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

BAB I PENDAHULUAN. kuratif saja, tetapi juga usaha promotif, preventif, dan rehabilitatif. Gerak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh kontraksi otot

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang ada, sangat kompleks sekali masalah demi masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia) dan Polri (Polisi Republik Indonesia) sebagai intinya (Sumarsono,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

PANDUAN KESEHATAN OLAHRAGA

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui olahraga. Budaya olahraga harus terus di kembangkan guna

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB 1 PENDAHULUAN. global. 1 Aktivitas fisik telah diidentifikasi sebagai faktor risiko keempat untuk

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan

BAB I PENDAHULUAN. tetapi kurang serat (Suyono dalam Andriyani, 2010). Ketidakseimbangan antara

BAB I PENDAHULUAN. setelah diketahui bahwa kegemukan merupakan salah satu faktor risiko. koroner, hipertensi dan hiperlipidemia (Anita, 1995).

BAB I PENDAHULUAN. seperti di Indonesia. Sebagai negara yang sedang berkembang maka. Gerak merupakan elemen essential bagi kesehatan individu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dianggap masalah oleh semua orang. Papalia dan Olds (1995) mengatakan bahwa obesitas dan overweight terjadi jika individu

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi (Paramurthi, 2014). Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar

BAB I PENDAHULUAN. 28,6% dari total jumlah penduduk Indonesia sebanyak 222 juta BPS, Proyeksi

BAB I PENDAHULUAN. menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu aktivitas yang dilakukan berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama

Problem kebugaran dan kesehatan. Suharjana FIK UNY

BAB I PENDAHULUAN. (Mahardikawati & Roosita 2008). Menurut Kartasapoetra 2002 (dalam. Riwu 2011), aktifitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan kesehatan terutama beban ganda masalah gizi (double burden

BAB I PENDAHULUAN. cendrung untuk sedenter atau tidak banyak melakukan kegiatan. Sekarang ini

sebagainya. Menurut Susan M Sawyer et al, 2012 masa remaja merupakan salah satu fase kehidupan saat fungsi fisik hampir mencapai puncaknya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dizaman yang orientasi manusianya lebih mengutamakan uang, bekerja lebih

PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu

Sehat &Bugar. Sehat. Sakit

BAB I PENDAHULUAN. masih mengalami pertumbuhan dan perkembangannya sehingga remaja berasal

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat berinteraksi atau beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini merupakan

KONSEP PENDIDIKAN KEB. JASMANI

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pula kebanyakan orang indonesia. Remaja pun juga begitu. mereka tidak segan- segan melakukan banyak kegiatan ekstra selain

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN LARI AEROBIK DAN LATIHAN RENANG TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

BAB I PENDAHULUAN. (ruangan),yang jika digabung artinya menjadi sepak bola dalam ruangan.

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan alat ukur berat badan dengan satuan kilogram. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. anak dan remaja saat ini sejajar dengan orang dewasa (WHO, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas dapat di definisikan sebagai kelebihan berat badan, yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Di era modern sekarang ini, aktivitas yang dilakukan manusia sangat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti diri dan. mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan tersebut ada beberapa hal yang dibutuhkan oleh. satu faktor yang penting lainnya adalah faktor fisik.

BAB I PENDAHULUAN. lebih sangat erat kaitannya dengan aspek kesehatan lain. Gizi lebih dan. nama Sindrom Dunia Baru New World Syndrome.

2015 PENGARUH LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENURUNAN LEMAK TUBUH DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK (VO2 MAX)

BAB I PENDAHULUAN. remote control, komputer, lift, escalator dan peralatan canggih lainnya

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sampai maksimal tetapi pada kenyataannya bukan gerak maksimal yang ada tetapi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kegemukan sebagai lambang kemakmuran. Meskipun demikian, pandangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi yang memudahkan semua kegiatan, seperti diciptakannya remote control,

BAB I PENDAHULUAN. bidang lainnya yang telah memberikan kemudahan dan perubahan pada pola

2015 PERBED AAN PENGARUH ZUMBA D ANCE D ENGAN AEROBIK HIGH IMPACT TERHAD AP PENURUNAN BERAT BAD AN D AN PROSENTASE LEMAK TUBUH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 MENINGKATKAN DAYA TAHAN CARDIOVASCULAR MELALUI ZUMBA DANCE

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur. diperkirakan akan meningkat pada tahun 2025 yaitu 73,7 tahun.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Menurut Irianto (2004: 2),

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jaringan intraseluler. Sedangkan yang dimaksud dengan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh manusia, manusia sebagai makhluk yang mempunyai aktifitas

BAB I PENDAHULUAN. dan anggota gerak bawah. Yang masing-masing anggota gerak terdiri atas

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kejayaan suatu bangsa dapat dilihat dari hasil hasil prestasi yang diraih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa mengalami kegemukan. Di Amerika orang meninggal. penduduk menderita kegemukan (Diana, 2004).

populasi yang rentan atau vulnerable sebagai akibat terpajan risiko atau akibat buruk dari masalah kesehatan dari keseluruhan populasi (Stanhope dan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data Demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi remaja merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar seperlima dari penduduk dunia dari remaja berumur 10-19 tahun. Sekitar Sembilan ratus juta berada dinegara sedang berkembang. Data Demografi di Amerika Serikat menunjukkan jumlah remaja berumur 10-19 tahun sekitar 15 % populasi. Di Asia Pasifik jumlah penduduknya merupakan 60 % dari penduduk dunia, seperlimanya adalah remaja umur 10-19 tahun. Di Indonesia menurut Biro Pusat Statistik kelompok umur 10-19 tahun adalah 22 %, yang terdiri dari 50,9 % remaja laki-laki dan 49,1 % remaja perempuan. Data pada tahun 2007 menunjukkan bahwa jumlah remaja usia 10-24 tahun mencapai 64 juta atau 28,6% dari total jumlah penduduk Indonesia sebanyak 222 juta, BPS, Proyeksi Penduduk Indonesia Tahun 2000-2025 (Bappenas, UNFPA, 2005). Pada tahun 2008 Badan Pusat Statistik mencatat, populasi anak remaja diindonesia mencapai tidak kurang dari 43,6 juta jiwa atau sekitar 19,64% dari total jumlah penduduk Indonesia. Angka ini sangat penting untuk kelangsungan bangsa. Remaja yang berkualitas akan menggambarkan bangsa yang berkualitas. Masa remaja adalah salah satu masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, yang biasanya dimulai dari usia 14 tahun pada putra dan usia 12 tahun pada putri (papalia dan olds,2001). Masa remaja memiliki dua periode yaitu periode masa pubertas merupakan proses yang dijalani tubuh dari anak-anak menuju awal dewasa dan periode 1

2 masa remaja Adolessence (Inggris), berasal dari bahasa latin Adolescare yang berarti tumbuh kearah kematangan. Periode masa pubertas memiliki tiga masa, yaitu pertama masa pra-pubertas dimulai usia 12 13 tahun, kedua masa pubertas dimulai usia 14 16 tahun disebut juga remaja awal dan yang ketiga masa akhir pubertas dimulai usia 17 18 tahun merupakan peralihan masa pubertas ke masa adolescen. Periode masa remaja adolescen dimulai usia 19 21 tahun. Kematangan pada remaja banyak mengalami perubahan, perubahan yang terjadi pada remaja yaitu dari faktor internal maupun faktor eksternal. Factor internal meliputi umur, jenis kelamin, fisik, psikologis, sistem kardiovasculer dan sistem musculoskeletal. Pada faktor meliputi sikap, perilaku, aktifitas, hubungan sosial dan gaya hidup. Perubahan ini yang dapat mempengaruhi kehidupan pada remaja. Untuk mendapatkan remaja yang berkualitas diperlukan aktifitas fisik yang berkualitas. Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik yang tidak ada (kurangnya aktivitas fisik) merupakan faktor risiko independen untuk penyakit kronis, dan secara keseluruhan diperkirakan menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010). Manfaat aktifitas fisik dalam tubuh kita adalah Terhindar dari penyakit jantung, stroke, osteoporosis, kanker, tekanan darah tinggi, kencing manis. Selain itu juga berat badan terkendali, otot lebih lentur dan tulang lebih kuat, lebih bertenaga dan bugar dan secara keseluruhan keadaan kesehatan menjadi lebih baik ( Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI 2006 ). Berbagai aktifitas fisik remaja seperti berjalan kaki, berkebun, lari ringan, berenang, senam, naik turun tangga, angkat berat atau beban, dan lain sebagainya.

3 Aktifitas fisik tersebut berpengaruh terhadap gerak dan fungsi otot-otot yang bekerja seperti otot quadriceps yang merupakan suatu grup otot pada sendi lutut yang terletak pada sisi depan yang berfungsi untuk gerakan ekstensi lutut yang digunakan dalam beraktifitas. Hubungan life style terhadap otot quadriceps adalah sering mengandalkan teknologi yang canggih seperti lift, remaja pada umumnya lebih suka naik lift dibanding naik turun tangga karena lebih cepat dan tidak mengurang tenaga, karena itu jika terlalu sering mengandalkan seperti itu, dapat memberikan efek yang tidak baik bagi kerja otot, terutama otot quadriceps. Otot quadriceps akan mudah mengalami kelemahan otot dan ketahanan otot dalam berkontraksi maksimal pun menurun karena kekuatan dan daya tahan otot berpengaruh terhadap massa otot. Massa otot pria lebih bagus dibanding dengan massa otot wanita. Dengan meningkatnya aktifitas pada remaja jika mereka tidak mengimbangi dengan latihan fisik maka mungkin sekali akan terjadi cidera. Bukan hanya itu saja jika seseorang kurang dalam beraktifitas maka mungkin akan mengakibatkan berbagai penyakit yang tidak diinginkan seperti hipertensi, stroke, diabetes mellitus, kanker, osteoporosis, dan obesitas. Kesegaran jasmani adalah kondisi fisik seseorang dalam melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dalam waktu yang relative lama tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih memilih cadangan tenaga untuk melakukan aktifitas. Kesegaran jasmani ada dua kategori yaitu kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan (health related fitness) dan kesegaran jasmani dengan ketrampilan (skill related fitness) (Junaidi, 2009).

4 Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh untuk berkontraksi yang menyebabkan pergerakan suatu organism maupun dari organ dalam organisme tersebut. Otot berfungsi untuk menggerakkan bagian-bagian tubuh. Ada yang untuk menggerakkan tulang dan sendi, ada yang untuk menggerakkan organ tubuh, dan ada yang khusus untuk memompa darah jantung. Kemampuan kerja otot memiliki dua penilaian yaitu kemampuan maksimum otot dalam menghasilkan kontraksi otot (muscle strength) dan daya tahan otot dalam mempertahankan kontraksi (muscle endurance). Sumber energi kontraksi otot adalah hidrolisis Adenosin TriPosfat yang berasal dari metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. ATP dihasilkan melalui dua mekanisme utama yaitu metabolisme aerobic dan anaerobic. Metabolisme aerobic berarti yang memerlukan O 2, metabolisme aerobic merupakan system produksi utama yang diaktifkan oleh aktifitas fisik dengan intensitas rendah dan waktu yang lama. Metabolisme anaerobic yang tidak memerlukan O 2 terjadi pada keadaan yang memerlukan energi dalam waktu yang cepat. Daya tahan otot adalah kapasitas otot untuk melakukan kontraksi secara terusmenerus pada tingkatan submaksimal atau berkontraksi dalam waktu yang panjang. Pada otot quadriceps harus memiliki daya tahan otot yang maksimal agar dapat melakukan fungsinya dengan baik. Otot quadriceps sendiri merupakan suatu grup otot pada sendi lutut yang terletak pada sisi depan yang berfungsi untuk gerakan ekstensi lutut dan juga sebagai stabilisasi aktif. Kontraksi otot yang terus menerus dan otot quadriceps yang bekerja sesuai fungsinya dengan baik, berpengaruh terhadap aktifitas fisik bagi remaja agar mempertahankan kondisi fisiknya.

5 Tujuan utama pelayanan kesehatan khususnya di bidang fisioterapi adalah mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh secara maksimal. Seperti yang tercantum dalam Menurut KEPMENKES No.1363 tahun 2008 Bab I, pasal 1 ayat 2. Fisioterapi memberikan layanan kepada individu dan populasi untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak maksimum dan kemampuan fungsional selama daur kehidupan. Ini meliputi pemberian jasa dalam keadaan dimana gerakan dan fungsi terancam oleh penuaan, cedera, penyakit, gangguan, kondisi atau factor lingkungan Banyak cara untuk meningkatkan daya tahan otot quadriceps seperti latihan squat. Pada latihan squat ada beberapa macam latihan seperti half squat jump, half squat, wall squat, dan quarter squat. Wall squat adalah latihan penguatan quadriceps dimana pada gerakan tersebut terjadi gerakan bersamaan kedua tungkai. Perubahan gerakan yang terjadi adalah dari posisi berdiri tegak lalu menurukan badan sehingga membentuk 90 0 dan bersender di dinding. Squat resistance adalah latihan penguatan quadriceps dimana pada gerakan tersebut terjadi gerakan bersamaan kedua tungkai dan kedua tangan memegang beban. Perubahan gerakan yang terjadi adalah dari posisi berdiri tegak lalu menurukan badan sehingga membentuk 80 0 dan posisi tangan tegak lurus ke bawah dengan memakai beban. Manfaat latihan squat yaitu untuk melatih kekuatan otot dan meningkatkan daya tahan otot. Latihan squat ini sangat mudah untuk dilakukan dimana saja dan sangat praktis. Perubahan adaptasi dalam waktu jangka lama pada otot yaitu perubahan pada otot, dimana kepadatan pembuluh kapiler di otot menjadi meningkat maka terjadi adanya latihan intensitas rendah dalam waktu yang lama (sampai titik kelelahan) menyebabkan

6 terjadinya aktifitas aerobik dalam otot untuk memberikan energi selama kontraksi otot, tuntutan O 2 yang lebih besar menyebabkan pembuluh kapiler otot menjadi lebih padat dan meningkat. Perubahan adaptasi pada serabut otot tipe I berkaitan dengan meningkatnya daya tahan otot Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, penulis tertarik untuk mengangkat topik diatas ke dalam bentuk penelitian. Penulis membagi dua kelompok, kelompok pertama yaitu latihan wall squat diberikan sedangkan kelompok kedua diberikan latihan wall squat dengan beban, untuk mengetahui mana yang lebih efektif untuk meningkatkan daya tahan otot quadriceps dan memaparkannya didalam bentuk skripsi dengan judul Beda Efek Pada Latihan Wall Squat Dan Squat Resistance Terhadap Peningkatan Daya Tahan Otot Quadriceps. B. Identifikasi Masalah Kematangan pada remaja banyak mengalami perubahan, dari faktor internal maupun eksternal. Faktor-faktor ini yang mempengaruhi kesegaran dalam tubuh remaja. Jika kurangnya dalam beraktifitas fisik dapat membuat kekuatan otot melemah dan daya tahan otot pun juga menurun. Bila daya tahan otot seorang remaja tidak seimbang dengan aktifitasnya sehingga aktifitas yang akan dilakukan tidak dapat bertahan lama dan akan timbul lelah. Kesegaran jasmani adalah kondisi fisik seseorang dalam melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dalam waktu yang relative lama tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih memilih cadangan tenaga untuk melakukan aktifitas. Dengan kita melakukan kesegaran jasmani akan membuat tubuh menjadi lebih bugar, meningkatkan

7 kekuatan dan daya tahan otot dalam aktifitas sehari-hari. Daya tahan otot sendiri merupakan kapasitas otot untuk melakukan kontraksi secara terus-menerus pada tingkatan submaksimal atau berkontraksi dalam waktu yang panjang tanpa rasa lelah. Kemampuan kerja otot memiliki dua penilaian yaitu kemampuan maksimum otot dalam menghasilkan kontraksi otot (muscle strength) dan daya tahan otot dalam mempertahankan kontraksi (muscle endurance). Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh untuk berkontraksi yang menyebabkan pergerakan suatu organism maupun dari organ dalam organisme tersebut. Group otot quadriceps terdiri dari rectus femoris, vastus medius, vastus intermedius, dan vastus lateralis. Daya tahan otot quadriceps adalah kemampuan otot quadriceps dalam kontraksi terus-menerus dalam waktu lama. Otot quadriceps yang merupakan suatu grup otot pada sendi lutut yang terletak pada sisi depan yang berfungsi untuk gerakan ekstensi lutut yang digunakan dalam beraktifitas, seperti berjalan, jogging, bersepeda, berenang. Kontraksi otot yang terus menerus dan otot quadriceps yang bekerja sesuai fungsinya dengan baik, berpengaruh terhadap aktifitas fisik bagi remaja agar mempertahankan kondisi fisiknya. Untuk mendapatkan performance otot yang bagus memerlukan latihan yang sesuai untuk otot quadriceps. Dimana otot dapat melakukan kontraksi secara terusmenerus dengan waktu yang lama tanpa rasa lelah. Dalam masalah peningkatan daya tahan otot quadriceps yang digunakan pada remaja usia 17-21 adalah latihan wall squat dengan intensitas yang rendah dan waktu yang lama dengan wall squat memakai beban. Wall squat adalah latihan penguatan quadriceps dimana pada gerakan tersebut terjadi gerakan bersamaan kedua tungkai. Perubahan gerakan yang terjadi adalah dari

8 posisi berdiri tegak menjadi posisi semifleksi hip dan knee sebesar 90 0 bersender di dinding. Dengan latihan ini dapat meningkatkan daya tahan otot quadriceps. Squat Resistance adalah latihan penguatan quadriceps dimana pada gerakan tersebut terjadi gerakan bersamaan kedua tungkai dan kedua tangan memegang dumbbell. Perubahan gerakan yang terjadi adalah dari posisi berdiri tegak menjadi posisi semifleksi hip dan knee 80 0 dan posisi tangan tegak lurus ke bawah. Manfaat latihan squat resitance yaitu untuk melatih kekuatan otot dan meningkatkan daya tahan otot. C. Pembatasan Masalah Dari identifikasi masalah dan keterbatasan waktu yang ada, maka pembatasan masalah penelitian ini dibatasi hanya pada beda efek pada latihan wall squat dan squat resistance terhadap peningkatan daya tahan otot quadriceps. D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah tersebut diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah ada efek pemberian latihan wall squat terhadap peningkatan daya tahan otot quadriceps pada remaja usia 17-21 tahun? 2. Apakah ada efek pemberian latihan squat resistance terhadap peningkatan daya tahan otot quadriceps pada remaja usia 17-21 tahun? 3. Apakah ada perbedaan efek antara latihan wall squat dengan squat resistance terhadap peningkatan daya tahan otot quadriceps pada remaja usia 17-21 tahun?

9 E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui perbedaan pengaruh peningkatan daya tahan otot quadriceps yang menggunakan latihan wall squat dan squat resistance. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui besarnya pengaruh latihan wall squat terhadap peningkatan daya tahan otot quadriceps. b. Untuk mengetahui besarnya pengaruh latihan squat resistance terhadap peningkatan daya tahan otot quadriceps. F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Rumah Sakit Sebagai bahan referensi tambahan dalam ilmu pengetahuan, serta metode yang telah diteliti dapat dikembangkan lagi dikemudian hari 2. Bagi Fisioterapi Universitas Esa Unggul Sebagai bahan masukan bagi khasanah ilmu Fisioterapi yaitu para peserta didik dalam metode peningkatan daya tahan otot quadriceps dan dapat ditindak lanjuti pada penelitian berikutnya. 3. Bagi Penulis a. Mengembangkan teori dan pengetahuan yang di miliki serta untuk dapat meningkatkan mutu yang sudah ada. b. Mengetahui manfaat perbedaan latihan wall squat dan squat resistance terhadap peningkatan daya tahan otot quadriceps.