BAB I PENDAHULUAN. Diunduh pada tanggal 17/4/2014.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN

Integrated Marketing Communication

2.1 Strategi Komunikasi Pemasaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Media massa merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan dan

Copyright Rani Rumita

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATIONS - II

MODUL PERKULIAHAN. 1. Tujuan Promosi 2. Tipe Promosi. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia teknologi sekarang ini juga sangat berpengaruh terhadap

Tahun : Strategi komunikasi Pemasaran Pertemuan 12 Buku 1 jilid 2 Hal:

BAB V STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN LION STAR DALAM MENARIK MINAT KONSUMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. mengenai produk dan membujuk terhadap keputusan pembelian kepada para pembeli di

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. Marketing Communication 2. Pentingnya Marketing Communication 3. Periklanan Personal Selling

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kotler dan Keller (2007: 204) Komunikasi Pemasaran adalah sarana

BAB 2 LANDASAN TEORI

Integrated Marketing Communication (IMC) : Pengantar Umum

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari. Segala interaksi yang terjadi merupakan hasil dari

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat. Saat ini, tercatat ada sekitar 800. distro di sejumlah kota di Indonesia 1.

Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC)

PROMOTION MIX Mengelola Iklan, Personal Selling, Promosi Penjualan, Hubungan Masyarakat dan Pemasaran Langsung.

Mata Kuliah. - Markom Industry Analysis- Pemahaman Dan Kajian Tentang Strategi, Taktik & Aplikasi Perusahaan Markom 2. Ardhariksa Z, M.Med.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Strategi Promotion (Promosi)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

TANTANGAN PENGEMBANGAN INDUSTRI MAJALAH PADA ERA DIGITAL. Oleh: Tri Diah Cahyowati, MSi. Morissan, M.A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pemasaran

DASAR-DASAR MANAJEMEN PEMASARAN

BAB IV PENUTUP. 1.1 Kesimpulan

KOMUNIKASI PEMASARAN. Pertemuan 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan taraf hidup dan gaya hidup masyarakat yang sangat beragam

BAB V PENUTUP. konsumen sasaran, menentukan peranan periklanan dan bauran promosi, menunjukkan tujuan dan besarnya anggaran promosi, memilih strategi

BAB II LANDASAN TEORI. mengoptimalkan kinerja pemasran untuk mencapai tujuan utama perusahaan, dipengaruhi oleh kegiatan pemasaran yang dilakukan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. media untuk mendapatkan tanggapan yang diinginkan dari pasar sasaran mereka.

PERIKLANAN. (Chapter 1, Perkenalan Periklanan)

BAB 2 LANDASAN TEORI Integrated Marketing Communication (IMC)

besar mencari berbagai cara yang lebih tepat untuk berkomunikasi secara efektif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kotler, dalam bukunya Marketing Management (The Millenium

BAB 1 PENDAHULUAN. dirasakan semakin berkembang. Hal tersebut terjadi seiring dengan pengaruh

MARKETING PUBLIC RELATIONS

Mata Kuliah - Media Planning & Buying

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan)

BAB I PENDAHULUAN. maupun global dan kondisi ketidakpastian memaksa perusahaan untuk mencapai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi (TI) pada abad 21 dan reformasi sosial

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penggunaan kartu kredit telah bergeser menjadi alat pembayaran sehari-hari, melebihi

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

yang relatif dekat dengan lokasi toko oleh lebih dari satu orang kurir, atau bentuk lainnya yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan toko tesebut.

STRATEGI PROMOSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. (mobil, komputer, handycraft), sampai wedding pun tersedia. Event Organizer

BAB 2 LANDASAN TEORI. dalam Menarik Minat Pelanggan, maka penulis menggunakan teori dan konsepkonsep

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari iklan yang beredar

PROGRAM STUDI MANAGEMENT RESORT & LEISURE UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Website sangat membantu pekerjaan Public Relations menjadi lebih

BAB I PENDAHULUAN. bisnis bergerak sangat dinamis, serta mempunyai ketidakpastian yang besar. Oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi agar membawa dampak optimal untuk organisasi, publik, maupun kepentingan bisnis menuju ke arah yang lebih baik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Industri Telekomunikasi

Setelah mempelajari Bab ini

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran modern seperti saat sekarang ini membutuhkan lebih dari

Pertemuan 11 STRATEGI PROMOSI

BAB V PENUTUP. narasumber maupun pengamatan langsung selama penelitian, penulis dapat

F.SMP3.05 Versi : 3 (2012) Tanggal Revisi : 7 Juni 2012 Revisi : 3 Tanggal Berlaku: 3 September 2012 KONTRAK PERKULIAHAN. Deskripsi Mata Kuliah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut. Sekarang ini banyak perusahaan yang berlombalomba

Berikut ini pengertian dari bauran pemasaran (Marketing Mix) menuru para

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Strategi Komunikasi Pemasaran Player s Pool n Lounge

Promosi adalah suatu kegiatan bidang marketing yang merupakan komunikasi yang dilaksanakan perusahaan kepada pembeli atau konsumen yang memuat

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan dapat memenuhi keinginan konsumen dan juga keberadaan. produk tersebut harus dikomunikasikan pada konsumen serta

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Situasi pertumbuhan industri tercermin dari pasar otomotif yang

KONSEP INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION. INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION 09 KONSEP INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION / Hal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri perbukuan (book industry) saat ini menarik untuk diamati. Lebih dari 30.000 judul buku diterbitkan setiap tahun, 33.199.557 eksemplar buku yang terjual 1, 1.219 penerbit yang resmi terdaftar 2, dan total ada 700 toko buku di seluruh Indonesia 3. Angka-angka tersebut belum termasuk penerbit baru dengan sistem indie dan self-publishing 4, e-book gratis dan toko buku daring 5 yang saat ini sedang berkembang. Angka-angka yang telah dipaparkan tersebut menunjukkan bahwa pelaku di industri perbukuan semakin bertambah dan beragam. Hal ini tentu akan berdampak langsung pada persaingan pelaku bisnis industri perbukuan yang semakin kompetitif. Penerbit mayor sudah lama berkembang di Indonesia. Sesuai data yang telah disebutkan sebelumnya, jumlah penerbit mayor di Indonesia sangat banyak. Seiring dengan berkembangnya industri perbukuan, penerbit yang berkembang tidak hanya mayor tetapi juga penerbit indie. Penerbit indie membebaskan siapapun untuk diterbitkan karya bukunya. Sebagian besar adalah penulis yang memiliki ideologi sendiri atau penulis pemula yang naskahnya belum diterima oleh penerbit mayor. Selain itu, perkembangan penerbitan indie tidak terlepas dari perubahan gaya hidup masyarakat yang saling berlomba untuk mewujudkan eksistensinya melalui media sosial, media massa, hingga menerbitkan buku sendiri. Faktor-faktor tersebut membuat penerbitan indie mulai tumbuh pesat di 1 -, Informasi Industri perbukuan Indonesia, terarsip di web: http://ikapi.org/news/detail/industry-info/24/informasi-industri-buku-indonesia.html. Diunduh pada tanggal 17/4/2014. 2 Ibid. 3 Isson Khairul, Hari Buku Nasional, terarsip di web: http://media.kompasiana.com/buku/2011/05/21/hari-buku-nasional-700-toko-buku-3700- perpustakaan-tak-cukup-untuk-10-juta-pecinta-buku-366470.html. Diunduh pada tanggal 17/4/2014. 4 Self Publishing: penulis menjalankan secara lengkap semua proses penerbitan, percetakan, dan pemasaran karyanya sendiri. 5 Berdasar pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), daring (dalam jaringan) adalah terjemahan dari bahasa inggris online. 1

Indonesia. Melihat perkembangan kedua jalur penerbitan tersebut, peneliti akan membahas lebih lanjut mengenai perbedaan mendasar antara penerbit mayor dan indie. Penerbit mayor hanya menyeleksi naskah-naskah yang dianggap berkualitas dan sesuai dengan tren pasar. Terkadang, naskah yang sudah diterima masih banyak diubah sesuai dengan kebutuhan penerbit. Hal tersebut dilakukan untuk meminimalisir kerugian penerbit. Karena seluruh biaya produksi dan pemasaran buku ditanggung oleh penerbit. Prosedur inilah yang membuat proses naskah yang diterbitkan oleh penerbit mayor membutuhkan waktu yang lama. Buku yang diterbitkan oleh penerbit mayor mayoritas didistribusikan melalui toko buku besar. Sehingga buku minimal dicetak 1.000 sampai 3.000 eksemplar. Karena jumlah minimal untuk didistribusikan ke setiap toko buku besar adalah 500 eksemplar. Selain didistribusikan lewat toko buku, buku yang diterbitkan oleh penerbit mayor juga dipasarkan melalui toko buku daring dan media lainnya. Setelah buku terjual, hasil penjualan akan dibagi-bagi menurut kesepakatan yang sudah diatur oleh penerbit. Pada umumnya, royalti yang didapat penulis hanya 10%. 90% sisanya digunakan untuk biaya seluruh proses penerbitan, royalti untuk toko buku, dan royalti untuk penerbit. Berbeda dengan penerbit mayor, penerbit indie menerima semua naskah yang diajukan oleh penulis. Meskipun begitu, naskah harus melalui proses penyuntingan yang disesuaikan dengan standar penerbit. Setelah itu, naskah dicetak sesuai prosedur dan dipasarkan. Di penerbitan indie, seluruh biaya proses penerbitan ditanggung oleh penulis. Hal tersebut yang menjadi alasan mengapa penerbitan indie menerima semua naskah yang diajukan. Meskipun begitu, terkadang ada beberapa penerbitan indie yang membiayai seluruh proses penerbitan nakah tertentu. Naskah tersebut harus berkualitas dan memiliki peluang bagus di pasar. Setelah naskah melewati proses penyuntingan, jumlah naskah yang dicetak sesuai dengan keinginan penulis atau permintaan pasar (print on demand). Saluran distribusi utama penerbit indie adalah media daring. Dengan begitu, penulis akan menghemat biaya royalti untuk pendistribusian buku di toko besar. Setelah buku terjual, penulis dapat menerima royalti hingga 90% dari total 2

hasil penjualan. Sedangkan untuk buku yang seluruh biaya proses penerbitannya ditanggung oleh penerbit, penulis dapat menerima royalti hingga 30%. Sisanya digunakan untuk mengganti biaya penerbitan dan royalti untuk penerbit. Persaingan dalam industri perbukuan yang semakin kompetitif mengharuskan para penerbit untuk membuat perencanaan komunikasi pemasaran yang efektif. Untuk menciptakan komunikasi pemasaran yang efektif diperlukan perencanaan komunikasi pemasaran yang dapat menyampaikan pesan kepada audiens dengan baik. Semakin sering audiens melihat, mendengar, dan memikirkan sebuah pesan maka pesan tersebut akan semakin kuat tertanam dalam benak audiens. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat berwujud program komunikasi seperti periklanan, direct marketing, interactive / internet marketing, publisitas, dan program-program komunikasi lain yang seringkali dibaurkan dalam sebuah integrated marketing communication (IMC). IMC adalah suatu proses yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, koordinasi, pengawasan, dan evaluasi dari semua kegiatan komunikasi pemasaran. Hal ini menunjukkan bahwa IMC tidak hanya dilakukan oleh individu atau sebuah divisi dari perusahaan saja tetapi juga melibatkan banyak elemen. Dengan adanya beberapa elemen yang saling berkaitan dalam praktik IMC maka dibutuhkan kerja sama yang baik antar elemen. Kerja sama yang dibahas dalam penelitian ini adalah kerja sama yang dilakukan oleh penerbit dan penulis dalam praktik IMC. Dalam hal ini, perencanaan IMC dirancang oleh penerbit. Namun dalam pelaksanaan IMC, penerbit menarik penulis untuk melakukan kerja sama. Kerja sama yang dilakukan membuat praktik IMC menjadi lebih efektif karena penerbit dan penulis akan memberikan manfaat yang berbeda. Penerbit dapat menjalankan program komunikasi dengan pendekatan umum sedangkan penulis menjalankannya dengan pendekatan personal. Hal ini didukung oleh adanya teknologi internet yang memudahkan penulis untuk melakukan komunikasi secara personal dengan audiens. Selain itu, fenomena yang ada saat ini pembaca tidak hanya membeli buku berdasar pada isi buku namun juga disebabkan oleh kekaguman terhadap personal penulis. Hal tersebut membuat interaksi personal antara penulis dan 3

pembaca menjadi nilai lebih bagi penulis dalam melakukan komunikasi pemasaran. Personal penulis yang memiliki daya jual tinggi juga dimanfaatkan untuk diolah penerbit sebagai pesan. Sehingga pesan yang disampaikan dalam praktik IMC tidak hanya buku tetapi juga personal penulis. Melihat fenomena ini, peneliti memutuskan untuk membandingkan dua kerja sama antara penerbit dan penulis yaitu penerbit mayor Grup GagasMedia Bernard Batubara dan penerbit indie Indie Book Corner Irwan Bajang. Menurut pengamatan peneliti, keunikan dari kedua penerbit tersebut dikarenakan keduanya merupakan penerbit yang banyak menerbitkan penulis-penulis baru. Selain itu, mereka juga menggunakan komunikasi pemasaran yang memaksimalkan tren saat ini yaitu penggunaan internet. Salah satu penerbit dari Grup GagasMedia, Bukune, menerbitkan dua buku karya Bernard Batubara yang berjudul Cinta. dan Kata Hati. Kata Hati sudah mencapai cetakan kelima dan diadaptasi menjadi film sembilan bulan setelah diterbitkan. Angka penjualan yang tinggi tentu tidak luput dari perencanaan IMC oleh Grup GagasMedia. Grup GagasMedia menjalankan program-program IMC melalui banyak saluran seperti promosi melalui media sosial, bedah buku, pameran, talkshow, kuis, kerja sama dengan toko buku daring, dan lain-lain. Program-program IMC tersebut tidak dijalankan oleh Grup GagasMedia secara mandiri. Bernard Batubara sebagai penulis juga turut berperan aktif sebagai komunikator dan menjadi bagian dari perencanaan IMC. Ketenarannya sebagai selebtweet 6, menjadikan Twitter dan media sosial menjadi media utama dalam memasarkan bukunya. Selain melalui media sosial, Bernard Batubara sering menjadi pembicara di acara mengenai dunia kepenulisan atau apresiasi buku. Berbeda dengan Grup GagasMedia yang merupakan penerbit mayor, Indie Book Corner (IBC) merupakan penerbit indie. Salah satu buku yang diterbitkan oleh IBC adalah kumpulan puisi karya Irwan Bajang yang berjudul Kepulangan Kelima. Selain buku tersebut, IBC juga menerbitkan beberapa karya lain Irwan Bajang. IBC sebagian besar memanfaatkan media daring dalam perencanaan 6 Selebtweet adalah akun Twitter milik non-selebritis yang diikuti follower sangat banyak dan biasanya memiliki ciri khas dalam konten tweetnya. Bernard Batubara memiliki akun @RadioGalauFM (510.000 pengikut) dan @benzbara_ (75.511 pengikut). 4

IMC-nya seperti media sosial, blog maupun situs web pribadi. Hal tersebut dipilih untuk meminimalisir biaya dan dapat menjangkau target audiens. Selain melalui media daring, IBC juga membuat acara apresiasi buku, promo di radio dan sebagainya untuk berinteraksi dengan target audiens. Dalam kerja sama dengan penerbit untuk menjalankan komunikasi pemasaran, Irwan Bajang hanya sesekali mempromosikan bukunya secara langsung. Ia lebih sering berbagi wawasan mengenai dunia kepenulisan, baik lewat media sosial, blog maupun situs-situs komunitas seperti kompasiana.com dan jakartabeat.net. Irwan Bajang aktif dalam komunitas maupun acara-acara apresiasi buku. Berbagi melalui tulisan maupun acara apresiasi buku menjadi cara Irwan Bajang dalam memasarkan karyanya. Praktik IMC dalam industri perbukuan biasa dilakukan dengan melibatkan divisi-divisi internal. Namun, saat ini penerbit turut melibatkan penulis dalam praktik IMC. Melihat perkembangan ini, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih dalam dan membandingkan bagaimana proses praktik IMC dan kerja sama yang dijalankan oleh kedua penerbit dan penulis. Peneliti akan mencari tahu perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi dan upaya kerja sama Grup GagasMedia dengan Bernard Batubara dan IBC dengan Irwan Bajang dalam menjalankan praktik IMC. B. Rumusan Masalah Berdasar pada penjelasan latar belakang masalah diatas maka pokok permasalahan penelitian ini adalah: Bagaimana kerja sama yang dilakukan Grup GagasMedia Bernard Batubara dan Indie Book Corner Irwan Bajang dalam praktik integrated marketing communication (IMC)? C. Tujuan Penelitian Penelitian mengenai upaya kerja sama penerbit dan penulis dalam praktik integrated marketing communication (IMC) ini disusun dengan tujuan: 1. Untuk mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi IMC. 5

2. Untuk memahami alur kerja sama penerbit dan penulis dalam praktik IMC. D. Manfaat Penelitian Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap kajian ilmu komunikasi dan menjadi bahan pembelajaran oleh pembaca tentang komunikasi pemasaran, khususnya dalam industri perbukuan. Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan contoh mengenai pengembangan komunikasi pemasaran, khususnya dalam industri perbukuan. Sehingga dapat menjadi inspirasi bagi para praktisi dalam menghadapi kasuskasus komunikasi pemasaran lainnya. E. Objek Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti akan membandingkan kerja sama yang dilakukan oleh penerbit dan penulis dalam praktik integrated marketing communication (IMC). Objek penelitian adalah penerbit mayor Grup GagasMedia (Jakarta) dan penerbit indie Indie Book Corner (Yogyakarta) dengan Irwan Bajang (Yogyakarta) dan Bernard Batubara (Yogyakarta) sebagai penulis. F. Kerangka Pemikiran Penelitian ini akan membahas suatu fenomena kerja sama yang dilakukan oleh penerbit dan penulis dalam menjalankan praktik integrated marketing communication (IMC). Penerbit dan penulis memiliki peran dan fungsi yang berbeda dalam IMC. Apabila hal ini dimanfaatkan dengan tepat maka praktik IMC yang dilakukan akan membawa hasil yang optimal. Sebagai panduan dalam melakukan analisis dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan beberapa kerangka pemikiran dasar yang akan digunakan untuk memperdalam analisis terhadap data yang dihasilkan. Kerangka pemikiran yang digunakan adalah : 6

1. Integrated Marketing Comunication (IMC) IMC sudah berkembang sejak tahun 1980-an. Saat itu banyak perusahaan yang merasa membutuhkan perencanaan komunikasi pemasaran yang lebih efektif dan sesuai dengan perkembangan kondisi pasar. Mereka membuat perencanaan komunikasi pemasaran baru dengan menggabungkan beberapa program komunikasi pemasaran dan media untuk bersinergi menyampaikan pesan yang sama. Definisi IMC pertama kali dikemukakan oleh Schultz dalam Belch (2003: 9), untuk The American Association of Advertising Agencies (The 4As ) adalah sebagai berikut: A concept of marketing communications planning that recognizes the added value of a comprehensive plan that evaluates the strategic roles of a variety of communication disciplines for example, general advertising, direct response, sales promotion, and public relations and combines these disciplines to provide clarity, consistency, and maximum communications impact. Kotler dan Armstrong (2005: 88) berpendapat bahwa IMC merupakan pengintegrasian berbagai saluran komunikasi untuk mengirim pesan yang jelas, konsisten, dan meyakinkan berkenaan dengan perusahaan dan produknya. Di sisi lain, Shimp (2010: 5) mendefinisikan IMC sebagai sebuah proses komunikasi yang terdiri dari perencanaan, penciptaan, pengintegrasian dan pelaksanaan berbagai program komunikasi pemasaran (iklan, sales promotion, publikasi, event dan lain sebagainya). Kesimpulan dari beberapa definisi IMC yang dikemukakan oleh para ahli di atas, IMC merupakan sebuah perencanaan komunikasi pemasaran dengan mengintegrasikan berbagai program komunikasi pemasaran dan media untuk konsisten menyampaikan pesan yang sama untuk mencapai hasil yang maksimal. Konsistensi pesan yang disampaikan menjadi salah satu hal yang paling penting dalam IMC. Konsistensi dalam IMC disebut Centralized Messaging Function, yaitu fungsi IMC dalam mengkomunikasikan pesan yang konsisten dan sebagai satu kesatuan sehingga apapun pesan yang disampaikan berada dalam satu tema dan positioning yang sama (Belch, 2003: 10). Persepsi audiens terhadap produk merupakan kesatuan dari pesan-pesan yang mereka terima dari berbagai 7

program komunikasi pemasaran. Konsistensi pesan harus tetap terjaga meskipun pesan disampaikan melalui program dan media yang beragam. 1.1 Program IMC Inti utama dari IMC adalah pengintegrasian berbagai program komunikasi pemasaran. Tiap program komunikasi pemasaran memiliki karakteristik masingmasing termasuk keunggulan dan kekurangan. Dalam merencanakan IMC, komunikator harus paham tentang fungsi tiap program komunikasi pemasaran. Sehingga program komunikasi pemasaran yang akan dijalankan sesuai dengan karakteristik audiens. Ada enam program komunikasi pemasaran dasar untuk mencapai tujuan komunikasi pemasaran yang diinginkan perusahaan yang dapat dilihat pada Bagan 1.1. Bagan 1.1 The Promotional Mix The Promotional Mix Advertising Direct Marketing Interactive / Internet Marketing Sales promotion Publicity / Public Relations Personal Selling Sumber: Belch (2003: 16) Secara tradisional, bagan The Promotional Mix hanya mencakup empat program komunikasi pemasaran yaitu advertising, sales promotion, publicity / public relations, dan personal selling. Namun, pada bagan diatas interactive / internet marketing dan direct marketing telah ditambahkan karena sesuai dengan perkembangan dan perubahan yang terjadi pada teknologi dan karakteristik target audiens. Enam program komunikasi tersebut masing-masing memiliki keunggulan dan kekurangan. Dengan adanya pengintegrasian yang tepat, program-program komunikasi pemasaran dapat berfungsi secara optimal. 8

1.1.1 Advertising Kotler dan Armstrong (2005: 277) mendefinisikan advertising (iklan) sebagai segala bentuk penyajian non-personal dan promosi ide, barang, atau jasa oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. Sedangkan, Bovee dan Arens (1986:5) mengemukakan bahwa iklan merupakan komunikasi non-personal mengenai informasi yang biasanya mengenai pembayaran dan biasanya bersifat persuasif yang alami mengenai produk, jasa atau ide yang diidentifikasi oleh sponsor melalui berbagai macam media. Periklanan merupakan komunikasi non-personal yang disampaikan melalui media massa (televisi, radio, majalah, dan surat kabar) yang dapat menyampaikan pesan kepada khalayak luas pada waktu yang bersamaan. Tidak ada timbal balik secara langsung dari audiens, kecuali pada direct-response advertising. Hal ini dikarenakan komunikasi yang digunakan dalam periklanan bersifat non-personal. Sehingga komunikator harus sudah dapat mengetahui bagaimana audiens akan menerima dan merespon pesan. Pada dasarnya tujuan dari periklanan adalah untuk menjual produk yang berbentuk barang, jasa maupun ide. Meskipun begitu, iklan terdiri dari banyak jenis untuk disesuaikan dengan tujuan-tujuan khusus. Menurut Moriarty, Mitchell dan Wells (2012: 11), ada tujuh jenis iklan yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda-beda. a. Brand Advertising Brand advertising merupakan jenis iklan yang paling terlihat karena jangkauannya nasional. Iklan jenis ini bertujuan untuk pengembangan citra merek dalam jangka panjang. b. Retail/Local Advertising Iklan yang bersifat lokal berfokus pada penjual dan distributor yang menjual produknya di wilayah tertentu. Tujuan dari iklan jenis ini adalah mendorong penjualan dengan membuat toko penjual terlihat berbeda dengan menempelkan atribut-atribut produk. c. Direct-response Advertising 9

Direct-response advertising dilakukan untuk mendapatkan respon langsung dari audiens. Media yang digunakan berupa surat langsung atau berinteraksi melalui internet. Audiens dapat merespon langsung melalui telepon, surat maupun internet. d. Business-to-business (B2B) Advertising Iklan ini merupakan iklan perdagangan yang mengirimkan pesan ke bisnis-bisnis lainnya dengan tujuan kerja sama antar bisnis. e. Institutional Advertising Institutional advertising berfokus membangun identitas perusahaan atau organisasi dengan cara menunjukkan pesan-pesan positif tentang organisasi. f. Nonprofit Advertising Nonprofit advertising biasa dilakukan oleh organisasi non-profit untuk mengumpulkan dana, mencari relawan, atau partisipan untuk acara nonprofit. g. Public Service Advertising (PSA) Iklan-iklan berjenis PSA berisikan pesan-pesan positif kepada audiens, seperti ajakan untuk tidak menyetir saat mabuk. Menurut Kotler dan Armstrong (2005: 278), iklan mempunyai beberapa tujuan antara lain: menginformasikan adanya merk produk di pasaran, membujuk audiens untuk membeli produk, dan mengingatkan audiens terhadap produk. Sedangkan, manfaat iklan untuk target audiens yaitu: a. Memperluas alternatif, artinya dengan iklan audiens dapat mengetahui adanya berbagai produk yang pada gilirannya akan menimbulkan pilihan. b. Membantu menumbuhkan kepercayaan kepada audiens. Iklan yang tampil dengan ukuran besar dan logo yang menarik akan menimbulkan kepercayaan yang tinggi bahwa produk yang diiklankan bermutu. c. Membuat audiens tahu, ingat dan percaya pada produk yang ditawarkan. d. Memuaskan keinginan audiens dalam pembelian produk. 10

Iklan memiliki kelebihan dan kekurangan. Iklan dapat memiliki pengaruh yang besar bagi audiens, tetapi iklan dapat berlalu dengan sangat cepat karena banyak terpaan iklan lain yang mengalihkan perhatian audiens. Melalui iklan, komunikator dapat menyampaikan pesan kepada audiens melalui berbagai macam media konvensional maupun non-konvensional dengan kreativitas yang bermacam-macam. Hal tersebut dilakukan agar pesan dapat diterima sepenuhnya oleh audiens sesuai dengan keinginan komunikator. Iklan dapat menjangkau audiens secara luas karena pada umumnya media yang digunakan adalah media massa. Oleh karena itu, pengeluaran dana perusahaan untuk iklan cukup besar. Dikarenakan yang dana yang dikeluarkan cukup besar, maka komunikator harus dapat membuat strategi dan kreativitas yang tepat untuk meyakinkan audiens. Hal tersebut penting karena saat ini audiens sudah kritis dan memiliki pandangan negatif tentang iklan. 1.1.2 Direct Marketing Direct marketing adalah usaha komunikator untuk berkomunikasi secara langsung dengan target audiens agar dapat mendorong terbentuknya respon secara langsung atau bahkan mewujudkan pembelian secara langsung (Belch, 2003: 18). Umumnya aktivitas pemasaran ini langsung menyasar target audiens yang sudah didata sebagai pembeli potensial. Audiens yang berpotensi diketahui dari data yang telah dikumpulkan. Data tersebut mencakup tentang informasi geografis, demografis, psikografis, dan kebiasaan target audiens. Data tentang target audiens berfungsi untuk mengidentifikasi potensi yang ada, membantu memutuskan audiens yang layak mendapatkan penawaran, memperdalam hubungan dengan audiens, dan meningkatkan kemungkinan pembelian produk oleh target audiens. Direct marketing terdiri dari beberapa bentuk komunikasi, Kotler dan Armstrong (2005: 109) mengemukakan bahwa ada tujuh bentuk komunikasi dalam direct marketing. 11

a. Face-to-face Selling Komunikasi tatap muka merupakan bentuk komunikasi pertama dalam sejarah direct marketing. Komunikator mewakili perusahaan untuk menawarkan produk secara langsung. b. Telemarketing Komunikasi dilakukan melalui telepon untuk menawarkan produk. Komunikator tidak selalu berinisiasi untuk menghubungi terlebih dahulu, namun audiens juga dapat menghubungi perusahaan melalui layanan telepon perusahaan. c. Direct-mail Marketing Direct-mail marketing meliputi surat, iklan, contoh produk, dan lainnya yang dikirimkan ke target audiens potensial. Standar pemilihan target audiens lebih tinggi dan tingkat keberhasilannya lebih mudah diukur. d. Catalog Marketing Penawaran produk secara langsung melalui katalog yang dicetak maupun berbentuk video. Katalog dikirim ke target audiens melalui surat konvensional, surat elektronik atau ditampilkan daring. e. Direct-response Television Marketing Penjualan produk dilakukan melalui iklan pendek yang menawarkan informasi produk secara rinci dan program televisi yang berdurasi 30 menit. f. Kiosk Kiosk merupakan mesin informasi yang juga berfungsi untuk menjual produk seperti mobil informasi atau CD. Mesin-mesin diletakkan di tempat umum seperti toko, bandara, dan lain-lain. Berbeda dengan vending machine, kiosk tidak menyediakan produk. g. Online Marketing Online marketing atau pemasaran daring hanya dapat diakses melalui sistem komputer yang terhubung dengan koneksi internet. Melalui internet, penjual dan target audiens lebih mudah untuk berinteraksi. Respon audiens melalui online marketing berbeda dengan bentuk direct 12

marketing lainnya. Audiens cenderung akan memberi respon negatif terhadap informasi yang hanya fokus menjual produk. Selain itu, audiens yang memegang kontrol interaksi dalam online marketing. Keunggulan direct marketing bagi target audiens adalah mudah, lebih pribadi, interaktif, dan banyak informasi yang didapat untuk membandingkan produk-produk yang sejenis. Selain menguntungkan target audiens, direct marketing juga menguntungkan komunikator. Komunikator dapat menyesuaikan cara penyampaian pesan secara langsung setelah menerima respon dari audiens. Hal tersebut dilakukan agar komunikator tidak membuang waktu untuk audiens yang tidak potensial. Melalui interaksi langsung dengan audiens, respon yang didapat lebih banyak daripada program komunikasi pemasaran lainnya. Pelaksanaan direct marketing semakin mudah dengan adanya internet. Kecepatan interaksi meningkat dan jangkauan menjadi lebih luas dengan biaya yang lebih sedikit. Kekurangan direct marketing adalah membutuhkan tenaga lebih banyak untuk menangani audiens secara personal dan besar kemungkinan diabaikannya direct marketing dalam bentuk surat. 1.1.3 Interactive / Internet Marketing Interactive / internet marketing adalah program komunikasi pemasaran yang memungkinkan adanya timbal balik dalam arus informasi dimana audiens dalam berpartisipasi untuk memodifikasi isi informasi yang mereka terima (Belch, 2003:20). Pelaksanaan interactive marketing menjadi semakin mudah setelah memasuki era internet. Audiens bebas untuk mengakses, mengubah, dan memberikan informasi mengenai produk di internet hingga melakukan pembelian baik secara langsung maupun melalui internet. Tantangan yang dihadapi komunikator adalah menarik audiens dan menciptakan pengalaman komunikasi dua arah. Sehingga komunikator harus menyimak dan merespon audiens untuk dapat mengetahui pandangan dari audiens. Program interactive marketing melalui internet menjadi lebih efektif dengan adanya fenomena media sosial yang banyak digandrungi oleh pengguna 13

internet di seluruh dunia. Weber (2009: 5) mengatakan bahwa media sosial merupakan tempat pengguna internet yang memiliki ketertarikan yang sama saling bertemu untuk mengekspresikan diri mereka dan saling berbagi pendapat. Keunggulan internet yang paling menonjol dan membedakannya dengan media lain adalah audiens di internet jauh lebih interaktif. Internet membawa perubahan terhadap cara perusahaan merancang dan melaksanakan bisnis dan strategi pemasaran. Perubahan dalam kedua aspek tersebut tentu membawa pengaruh bagi program komunikasi pemasaran. Perusahaan mulai mengembangkan situs web dan bergabung dalam media sosial untuk mempromosikan produk mereka dengan cara menyediakan informasi dan bertukar informasi dengan target audiens sebagai wujud interactive marketing. Internet dapat digunakan sebagai media untuk melaksanakan semua program komunikasi pemasaran dalam IMC. Iklan dapat ditempatkan di situssitus web yang menyediakan ruang iklan untuk umum. Selain itu, programprogram lain seperti direct marketing, sales promotion (pembagian kupon, kontes, dan undian), personal selling, dan public relations juga dapat dilakukan melalui internet. Dengan melaksanakan program melalui internet, jangkauan kepada audiens menjadi jauh lebih luas dibandingkan menggunakan media konvensional. Sifat internet yang interaktif membuat internet menjadi media bagi audiens untuk mengkritik produk. Jangkauan internet yang luas membuat pesan menyebar dengan cepat. Kebebasan mengutarakan pendapat dan penyebaran pesan yang luas dan cepat menjadikan interactive/internet marketing sulit untuk dikendalikan. Untuk mengatasi masalah tersebut agar tidak menjadi semakin merugikan, komunikator harus selalu memperbarui informasi dan berpartisipasi dalam dunia internet dan media sosial. 1.1.4 Sales Promotion Sales promotion adalah usaha untuk menaikkan penjualan melalui insentif jangka pendek untuk menaikkan penjualan dengan menawarkan keuntungan lebih bagi audiens, penjual, hingga distributor (Kotler dan Keller, 2012: 478). Tujuan sales promotion adalah memengaruhi audiens agar mencoba menggunakan 14

produk atau menganjurkan agar audiens menggunakan produk secara rutin. Sales promotion ditujukan untuk mempercepat dan memaksimalkan proses penjualan. Hal tersebut dilakukan dengan cara memotivasi audiens untuk membeli produk dengan kuantitas lebih banyak. Program komunikasi pemasaran ini tidak dapat menjangkau audiens dengan masif karena hanya dapat menyasar target audiens yang spesifik. Moriarty, Mitchell dan Wells (2012: 528) mengemukakan bahwa sales promotion terdiri dari dua kategori, yaitu: consumer-oriented dan trade-oriented activities. a. Consumer-oriented Sales Promotion Consumer-oriented sales promotion dilakukan dengan memberikan insentif berupa contoh produk, kupon, event, undian, potongan harga dan lain sebagainya. Program-program tersebut dilakukan untuk mendorong konsumen agar mencoba produk baru dan membeli dengan jumlah lebih. Hal ini bertujuan untuk membentuk pola pembelian yang berkelanjutan dan mempertahankan konsumen agar tidak beralih ke merek lain. b. Trade-oriented Sales Promotion Trade-oriented sales promotion ditujukan kepada distributor dan pedagang dalam bentuk kontes penjualan, pemberian harga khusus, penyediaan merchandise dan masih banyak lagi bentuk lainnya. Tujuannya adalah untuk memotivasi penjual agar berusaha lebih baik untuk memasarkan produk dengan cara lebih gencar memajang dan mempromosikan produk. 1.1.5 Publicity / Public relations Publicity (publisitas) adalah komunikasi non-personal yang berbentuk news release, konferensi pers, artikel, video dan lain-lain yang dimuat oleh dalam massa (TV, radio, majalah dan koran) mengenai perusahaan, produk, jasa atau sponsor acara yang didanai langsung atau tidak langsung (Belch, 2003: 22). Publisitas dibuat untuk masuk ke jaringan media massa. Dalam hal ini perusahaan tidak mengeluarkan dana khusus. Perusahaan hanya menyediakan berita seputar perusahaan atau produk berupa news release, mengadakan 15

konferensi pers, event atau aktivitas lain yang menarik untuk dipublikasikan oleh media massa. News release adalah media yang paling sering digunakan untuk menyampaikan pesan dari perusahaan kepada media luar. Meskipun perusahaan yang merancang pesan tersebut, namun media yang menentukan apa saja yang dipublikasikan dan cara mempublikasikannya. Dengan begitu perusahaan tidak dapat mengontrol penerimaan pesan oleh audiens. News release harus mengandung nilai berita. Nilai berita berdasar pada pertimbangan apa yang sedang atau akan terjadi, sudut pandang berita, dan dampak berita terhadap audiens. Standar penulisan news release mencakup 5W (who, what, why, when, where, how). Penulisan yang sesuai dengan standar memiliki peluang lebih besar untuk dipublikasikan oleh media dan diterima oleh audiens secara utuh. Keuntungan publisitas adalah rendahnya biaya yang dikeluarkan perusahaan karena perusahaan tidak perlu membayar media untuk melakukan publikasi. Selain itu, audiens juga lebih percaya dengan berita yang disampaikan oleh media massa tentang perusahaan atau produk daripada pesan tersebut disampaikan melalui iklan. Namun, kepercayaan audiens terhadap media massa juga dapat menimbulkan dampak negatif jika berita yang dipublikasikan merupakan hal negatif karena berita yang disampaikan media tidak selalu dapat dikontrol oleh perusahaan. Public relations didefinisikan sebagai fungsi manajemen untuk berkomunikasi dengan berbagai macam publik untuk menjaga citra dan reputasi perusahaan (Moriarty, Mitchell dan Wells, 2012: 460). Fungsi public relations adalah menciptakan dan mengelola citra perusahaan di mata publik, mengatur hubungan internal, mengontrol isu perusahaan, menjaga hubungan baik dengan investor, membuat event dan lain sebagainya. Menurut Kotler dan Keller (2012: 527), ada lima fungsi dasar dari public relations, yaitu: a. Press relations, memberikan berita dan informasi positif tentang suatu perusahaan atau organisasi. b. Product publicity, kegiatan yang dilakukan untuk mempublikasikan produk tertentu. 16

c. Corporate communications, memberikan pemahaman tentang organisasi melalui komunikasi internal dan eksternal. d. Lobbying, bekerja sama dengan lembaga lain dan pemerintah dalam segala sesuatu yang berhubungan dengan peraturan dan kebijakan. e. Counseling, memberi saran mengenai isu-isu publik, posisi dan citra perusahaan atau organisasi. Selain fungsi public relations yang sudah disebutkan sebelumnya, public relations juga memiliki fungsi khusus dalam ranah komunikasi pemasaran. Public relations berfungsi untuk membantu divisi pemasaran dalam mempromosikan dan membangun citra produk yang ditujukan untuk memengaruhi kesadaran audiens terhadap produk. Tujuan tersebut dicapai melalui publikasi, event, pemberitaan, menjaga hubungan dengan komunitas, dan kegiatan-kegiatan sosial. 1.1.6 Personal Selling Personal selling merupakan bentuk komunikasi interpersonal antara penjual dan calon pembeli secara langsung, yang memungkinkan komunikator untuk berusaha mendampingi dan memengaruhi audiens untuk membeli produk yang ditawarkan (Belch, 2003: 23). Berbeda dengan program komunikasi pemasaran lainnya yang tidak memiliki dampak langsung terhadap pembelian, personal selling berdampak pembelian secara langsung. Personal selling juga dapat dilakukan dengan cara B2B (Business to Business). B2B adalah sebuah istilah kegiatan pemasaran yang dilakukan sebuah perusahaan kepada perusahaan lainnya. Personal selling hampir sama dengan direct marketing yang sama-sama menyasar target audiens berpotensi. Perbedaannya adalah dalam program ini komunikator dan target audiens berkomunikasi dengan cara tatap muka atau melalui telepon. Komunikator dapat langsung mengetahui reaksi audiens dan memungkinkan penjual untuk menyesuaikan pesan sesuai dengan respon yang diterima. 17

1.2 Pengembangan IMC Hal pertama yang dilakukan dalam pengembangan IMC adalah menganalisis situasi. Dalam program IMC, analisis situasi internal dan eksternal berfokus pada faktor-faktor yang berpengaruh dan relevan dengan pengembangan strategi. Selain analisis situasi, analisis strategi pemasaran dan penetapan target dilaksanakan. Tahap selanjutnya adalah menggabungkan program-program IMC. Tiap program memiliki keunggulan dan kekurangan. Sehingga dalam tahap ini keputusan harus dipertimbangkan sesuai dengan peran tiap program agar pengembangan IMC dapat terlaksana secara efektif dan maksimal. Alur proses perencanaan, pelaksanaan hingga pengawasan dan evaluasi program-program IMC dapat dilihat pada bagan 1.2. 18

Bagan 1.2 An Integrated Marketing Communications Planning Model Sumber: Belch (2003: 26) 19

1.2.1 Review of the Marketing Plan Langkah awal dalam perencanaan IMC adalah meninjau kembali perencanaan pemasaran dan tujuannya. Sebelum mengembangkan IMC, komunikator harus memahami kondisi produk secara komperehensif. Perencanaan pemasaran harus mencakup keseluruhan strategi pemasaran dan program-program yang telah dijalankan tentang perusahaan, produk, atau brand. Ada lima elemen dasar yang harus ada di dalam perencanaan pemasaran: 1. Analisis situasi secara rinci yang terdiri dari audit internal pemasaran dan analisis eksternal tentang kompetisi pemasaran dan faktor dari lingkungan sekitar. 2. Tujuan pemasaran yang spesifik untuk memberikan arah, jadwal untuk kegiatan pemasaran, dan cara untuk mengukur keberhasilan program. 3. Strategi pemasaran dan program yang mencakup penentuan target audiens. 4. Program dalam strategi pemasaran secara rinci dan tanggung jawab masing-masing pelaksana. 5. Proses mengawasi, mengevaluasi pelaksanaan, dan mengontrol. Perubahan dalam pelaksanaan program dilakukan apabila diperlukan. 1.2.2 Promotional Program Situation Analysis Setelah meninjau rencana pemasaran secara keseluruhan, tahap berikutnya adalah menganalisis situasi program promosi perusahaan dan kompetitor. Analisis berfokus pada faktor-faktor yang memengaruhi atau relevan dengan pengembangan strategi promosi. Analisis yang dilakukan terbagi menjadi analisis internal dan eksternal. a. Analisis Internal Analisis internal menilai produk atau jasa yang ditawarkan dan perusahaan. Kemampuan perusahaan untuk membangun dan melaksanakan program promosi yang sukses, divisi promosi, dan kesukesan atau kegagalan dari program sebelumnya harus ditinjau ulang. Analisis internal juga menilai keunggulan dan kekurangan produk atau 20

jasa yang melingkupi kemasan, harga, desain, dan lain-lain. Informasiinformasi tersebut berguna untuk merumuskan pesan. b. Analisis Eksternal Analisis eksternal berfokus pada karakteristik audiens, segmentasi pasar, strategi positioning, dan kompetitor. Bagian penting dalam analisis eksternal adalah penjelasan secara rinci mengenai karakteristik audiens dan pola pembeliannya dan faktor-faktor yang memengaruhi keputusan pembelian. Dibutuhkan perhatian lebih dalam menganalisis persepsi audiens, gaya hidup, dan kriteria audiens dalam mengambil keputusan pembelian. Analisis secara mendalam dibutuhkan dalam menganalisis kompetitor. Fokus yang dianalisis pada kompetitor primer adalah keunggulan dan kekurangannya secara spesifik, segmentasi, target audiens, strategi positioning dan promosi. Selain itu, besarnya promosi, alokasi dana, strategi media, dan pesan yang mereka sampaikan juga menjadi hal yang harus dipertimbangkan. 1.2.3 Analysis of the Communication Process Hal yang dilakukan dalam tahap ini adalah memeriksa bagaimana komunikator dapat berkomunikasi secara efektif dengan target audiens. Pesan, saluran komunikasi, segmentasi audiens, dan tujuan komunikasi perlu menjadi pertimbangan dalam melaksanakan proses komunikasi. Kotler dan Armstrong merumuskan proses komunikasi dalam bagan 1.3. 21

Bagan 1.3 Communication Process Sender Encoding Message Decoding Receiver Media Noise Feedback Response Sumber: Kotler dan Armstrong (2005: 89) Merujuk pada bagan 1.3, peneliti menyimpulkan bahwa dalam proses komunikasi, komunikator merancang ide-ide yang akan dirumuskan dalam sebuah pesan. Pesan tersebut disampaikan dengan tujuan membentuk presepsi audiens. Setelah menerima pesan, audiens memberikan respon yang berupa pertanyaan, mencari informasi lebih lanjut, pendapat hingga pembelian. Respon dari audiens akan menjadi masukan bagi komunikator dalam memperbaiki dan merencanakan perencanaan IMC selanjutnya. Dalam proses komunikasi terdapat gangguan yang tidak direncanakan seperti banyaknya terpaan informasi dari kompetitor yang dapat mengganggu proses komunikasi secara keseluruhan. Komunikator harus memastikan audiens dapat menerima pesan sebaik-baiknya dengan meminimalisir kemungkinan timbulnya gangguan sehingga proses komunikasi berjalan dengan efektif. Dalam melakukan proses komunikasi, komunikator harus menganalisis proses respon audiens. Respon yang diberikan audiens tergantung dari latar belakang audiens, media yang diakses, dan tingkat ketertarikan terhadap produk. Dari respon tersebut, komunikator dapat melihat karakteristik audiens. Karakteristik audiens menjadi pertimbangan dalam menetapkan tujuan komunikasi. Tujuan komunikasi mencakup penciptaan citra produk, membangun 22

kesadaran terhadap produk, memberi wawasan tentang produk, dan membangun preferensi audiens. Tujuan komunikasi menjadi acuan dalam mengembangkan program-program komunikasi pemasaran dalam IMC. 1.2.4 Budget Determination Setelah tujuan komunikasi ditetapkan, tahap selanjutnya adalah menentukan dana yang dibutuhkan. Selama pelaksanaan IMC, dana yang dibutuhkan dapat berubah sewaktu-waktu sehingga tahap ini dilakukan kapanpun sesuai dengan kebutuhan. 1.2.5 Developing the Integrated Marketing Communications Program Tahap pengembangan program-program komunikasi pemasaran dalam IMC merupakan tahap yang paling rumit. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, tiap program komunikasi pemasaran memiliki karakteristik masing-masing termasuk kelebihan dan kekurangan. Tiap program memiliki tujuan komunikasi pemasaran, perencanaan alokasi dana, pengembangan pesan, dan perencanaan pemilihan media yang berbeda-beda. Setelah perencanaan tiap program dibuat dengan matang, masing-masing program mulai dilaksanakan sesuai dengan rencana. Dalam pelaksanaannya, terkadang program mengalami perubahanperubahan yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Selain dipengaruhi oleh kondisi eksternal, kondisi internal juga memengaruhi jalannya pelaksanaan program. 1.2.6 Monitoring, Evaluation,and Control Tahap terakhir adalah mengawasi, mengevaluasi dan mengontrol programprogram yang dilaksanakan. Keberhasilan program melingkupi terlaksananya tujuan komunikasi yang membantu tujuan pemasaran tercapai. Komunikator harus mengetahui bagaimana dan juga mengapa program berhasil atau gagal. Sebagai contoh, apabila media yang dipilih tidak dapat menjangkau target audiens secara efektif maka komunikator harus mencari sebabnya untuk melakukan perbaikan. 23

2. Pemilihan Media Media memegang peranan penting dalam peranan komunikasi sebagai penyampai pesan. Tanpa media yang tepat, pesan tidak akan sampai kepada audiens yang dituju. Diperlukan banyak pertimbangan dalam memilih media yang tepat. Pemilihan media dimulai dengan analisis mendalam dan rinci tentang pola penggunaan media target audiens. Data-data tersebut diperlukan untuk memudahkan komunikator dalam memilih media agar media yang dipilih tepat dan dapat menyampaikan pesan secara efektif. Seberapa luas jangkauan media juga menjadi pertimbangan dalam proses pemilihan media. Komunikator harus cermat dalam memperhitungkan jangkauan media yang akan digunakan. Tidak ada media yang dapat menjangkau 100% dari keseluruhan target audiens. Sehingga dibutuhkan beberapa media agar pesan dapat sampai secara maksimal. Media dikategorikan menjadi dua, yaitu media tradisional dan media baru. Secara umum, media tradisional adalah media-media yang digunakan sebelum teknologi internet berkembang pesat dan banyak digunakan. Setelah teknologi internet berkembang, internet menjadi sebuah media yang banyak digunakan dan disebut media baru. 2.1 Media Tradisional Moriarty, Mitchell dan Wells (2012: 352) membagi media tradisional menjadi tiga kategori, yaitu media cetak (surat kabar dan majalah), media luar ruang, media penyiaran (televisi dan radio), dan media video. 2.1.1 Media Cetak Media cetak lebih fleksibel dibandingkan melihat televisi atau mendengarkan radio karena audiens dapat berhenti dan membaca ulang. Sehingga audiens dapat menyerap pesan dengan lebih teliti. Banyak bentuk media cetak yang dikembangkan, namun bentuk media cetak yang paling banyak digunakan adalah surat kabar dan majalah. 24

a. Surat Kabar Surat kabar merupakan media efektif untuk pemberitaan. Jangkauan surat kabar meliputi wilayah lokal dan juga nasional. Sebagian besar isi surat kabar adalah berita sehingga media ini digunakan untuk menjangkau target audiens yang mempercayai surat kabar sebagai sumber berita terpercaya. Meskipun surat kabar merupakan media massa yang jangkauannya luas, surat kabar memiliki karakteristik dan bobot berita yang berbeda-beda sesuai dengan target audiensnya. Kekurangan surat kabar adalah usianya yang pendek karena diterbitkan setiap hari dan kualitas cetak yang kurang bagus. b. Majalah Majalah ditujukan kepada target audiens yang sangat spesifik. Majalah dibuat tersegmentasi berdasarkan tema yang dibahas seperti olahraga, hobi, kategori bisnis, profesi dan usia. Karakter utama audiens majalah adalah memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap tema tertentu. Usia majalah panjang karena diterbitkan setiap dua minggu atau sebulan sekali sehingga berpeluang dibaca berulang kali. Ini merupakan kesempatan bagi komunikator untuk memberikan pesan yang mendalam melalui majalah. Kekurangan majalah adalah berbiaya tinggi dan komunikator tidak fleksible untuk mengubah pesan apabila diperlukan. 2.1.2 Media Luar Ruang Media luar ruang terdiri dari banyak bentuk. Media luar ruang berupa billboard, balon udara, bangunan, alat transportasi, dan lain-lain. Perkembangan teknologi membawa perubahan besar pada media luar ruang seperti penggunaan LED untuk memutar video di billboard. Media luar ruang dibuat semenarik mungkin agar dapat menarik perhatian audiens di jalanan dengan pesan yang singkat, padat, dan dapat diterima dalam waktu singkat. Hal tersebut diperlukan karena saat di luar ruangan perhatian audiens banyak teralihkan, sehingga waktu yang digunakan audiens untuk melihat media luar ruang terbatas. 25

2.1.3 Media Penyiaran Media penyiaran terdiri dari radio dan televisi. Perbedaan media penyiaran dengan media cetak dan media luar ruang adalah durasi yang hanya dalam hitungan detik atau menit dan mampu memengaruhi audiens dalam waktu yang singkat. a. Televisi Dalam beberapa kurun waktu terakhir, televisi memegang reputasi media yang paling prestise. Di dalam televisi terdapat perpaduan visual dan audio yang berguna untuk menarik perhatian audiens. Media televisi terdiri dari banyak program dengan segmentasi yang beragam. Komunikator harus dapat memilih program televisi yang segmennya sesuai dengan target audiens dan diperkirakan akan banyak dilihat oleh target audiens. Meskipun terdapat segmentasi, jangkauan target audiens media televisi lebih luas dan umum dibandingkan dengan media tradisional lainnya. Kekurangan utama dari media televisi adalah banyak saluran lain sehingga audiens bebas untuk berpindah saluran. b. Radio Radio digunakan oleh perusahaan lokal atau perusahaan yang memiliki dana sedikit. Menyampaikan pesan melalui radio lebih sulit karena hanya mengandalkan audio. Apabila proses penyampaian berhasil, pesan akan lebih lama tertanam di benak audiens karena audiens menciptakan bayangan sendiri dari pesan yang didengar. Kelebihan radio lainya adalah target audiens spesifik, bersifat lokal, mengandalkan imajinasi audiens dan audiens jarang mengganti saluran saat jeda iklan berlangsung. Sedangkan, kekurangan radio adalah audiens jarang menyimak dan pesan terlalu panjang. 2.2 Media Baru Menurut McQuail (2011: 43), ciri utama media baru adalah adanya saling keterhubungan, interaktif, kegunaan yang beragam sebagai media yang terbuka, dan bisa diakses dimanapun. Adapun perbedaan media baru dari media lama, 26

yakni media baru mengabaikan batasan percetakan dan model penyiaran dengan memungkinakan terjadinya percakapan antar banyak pihak, memungkinkan penerimaan secara simultan, dan menyediakan kontak global secara instan (Poster, dalam McQuail, 2011: 151). Media baru merupakan istilah untuk penggunaan teknologi digital dan komputer secara bersamaan sebagai media komunikasi. Teknologi yang memegang peranan utama dalam new media adalah internet. Internet menggabungkan beberapa karakter dari media lain seperti surat kabar, majalah, katalog, televisi, radio, film dan sebagainya. Keunggulan utama internet dibandingkan media lainnya adalah sifatnya yang interaktif. Pengguna internet memegang kontrol dalam mengakses internet berdasar pada kebutuhannya. Berikut ini beberapa alasan mengapa internet menjadi penting digunakan sebagai media komunikasi: a. Informasi Sangat mudah mencari informasi di internet. Pengguna internet memiliki akses untuk mendapatkan informasi apapun yang dibutuhkan seperti berita, gaya hidup, informasi kesehatan, hiburan, dan sebagainya. b. Pilihan Internet menawarkan banyak pilihan informasi dan pengguna internet dapat membandingkan informasi yang dibutuhkan di berbagai situs dengan sudut pandang yang beragam. c. Kemudahan akses Saat ini internet dapat diakses dimanapun dan kapanpun, baik melalui perangkat komputer maupun telepon seluler. Selain itu, sudah banyak ruang publik yang menyediakan akses internet untuk umum. d. Kecepatan Internet berkembang menjadi media yang unggul dalam kecepatan dan jangkauan yang luas. Dengan kecepatan yang tinggi, informasi tersebar secara instan di seluruh dunia. 27

2.2.1 Media Baru dalam Komunikasi Pemasaran Internet memegang peranan penting sebagai media komunikasi pemasaran. Semua program komunikasi pemasaran dapat dilakukan di internet seperti iklan, direct marketing, interactive marketing, sales promotion, public relations, dan personal selling. Selain itu, internet juga dapat berperan dalam penyediaan informasi, hiburan, sosial, dan word-of-mouth. a. Informasi Internet memberikan informasi bagi audiens untuk membuat keputusan pembelian. Selain sebagai tempat berbelanja daring, internet merupakan pusat segala informasi bagi audiens dari berbagai kategori. b. Hiburan Banyak pengguna internet menggunakan internet untuk mencari hiburan dengan bermain game, melihat video, mendengarkan lagu, membaca e- book, dan lain-lain. Pengguna internet yang mengandalkan internet sebagai hiburan mayoritas berasal dari kalangan muda. c. Sosial Terdapat banyak sekali komunitas virtual sebagai wadah perkumpulan yang dibuat sendiri oleh pengguna internet untuk berdiskusi permasalah produk, solusi, dan kegunaan bagi mereka. Mereka bebas berpendapat di dalam komunitas virtual. Perusahaan dapat mengumpulkan pandangan mereka tentang produk berdasar pada interaksi yang ada di dalam komunitas virtual. Selain komunitas virtual, situs yang menarik banyak perhatian dunia adalah situs jaringan sosial yang biasa disebut media sosial. Situs-situs tersebut adalah Facebook, Twitter, Path dan lain-lain. Di dalam media sosial, pengguna lebih banyak berbagi informasi pribadi dengan temantemannya. Media sosial merupakan situs untuk saling berinteraksi secara personal maupun non-personal dan berbagi informasi personal, informasi dan pendapat pribadi. Karakteristik media sosial yang membedakannya dengan media massa adalah konten personal, ikatan antara pengguna, hubungan sosial, dan dinamika grup. Pengalaman berbagi dengan sesama 28

pengguna dalam media sosial berkaitan dengan membangun hubungan saling terikat atau terhubung di dalam lingkup media sosial. Media sosial menarik untuk dilibatkan dalam komunikasi pemasaran karena ada kekuatan saling memengaruhi yang besar dari sesama pengguna media sosial. Hal itu yang membuat pengguna internet lebih banyak merespon pesan-pesan, termasuk iklan, yang terdapat di media sosial. d. Word-of-Mouth Word-of-mouth merupakan bentuk komunikasi pemasaran yang paling berpengaruh dalam pengambilan keputusan audiens. Komunikator menggunakan media internet dalam memberikan informasi dan menghubungkannya dengan hiburan dan media sosial. Hal ini dilakukan karena internet merupakan media komunikasi dua arah yang terdapat interaksi antara komunikator dan audiens dan merangsang timbulnya interaksi antara audiens dengan audiens lain yang potensial. Komunikasi dua arah merupakan komunikasi paling efektif dalam ranah komunikasi pemasaran. Media interaktif memungkinkan audiens dan komunikator berinteraksi secara personal. Semakin dekat hubungan antara komunikator dan audiens maka peluang untuk memengaruhinya juga semakin besar. Media baru banyak digunakan sebagai media dalam komunikasi pemasaran karena media baru menggabungkan kelebihan dari media-media tradisional dengan internet dan berbiaya rendah. Banyaknya keuntungan yang dapat didapat dari media baru membuat pihak-pihak lain juga menggunakan internet sebagai media komunikasi pemasaran. Dengan demikian, persaingan dalam merebut perhatian target audiens semakin kompetitif. 2.3 Faktor Pemilihan Media Media merupakan bagian yang sangat penting dalam komunikasi pemasaran. Media yang tepat akan berdampak pada pencapaian tujuan komunikasi yang optimal. Sebaliknya, apabila media yang dipilih tidak tepat 29