BAB I PENDAHULUAN. A. Dasar Hukum

dokumen-dokumen yang mirip
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2014

penduduk yang paling rendah adalah Kabupaten Gunung Kidul, yaitu sebanyak 454 jiwa per kilo meter persegi.

BAB III TINJAUAN KAWASAN

BAB I PENDAHULUAN. a. Letak Wilayah Kabupaten Sleman secara geografis terletak diantara dan

KEADAAN UMUM WILAYAH. Sleman merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Daerah Istimewa

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH. Kabupaten Sleman merupakan kabupaten yang memiliki luas areal sebesar

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Berbudaya dan Terintegrasikannya sistem e-government menuju smart. regency (kabupaten cerdas) pada tahun 2021.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Sleman Tahun 2010 BAB I PENDAHULUAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Bantul terletak pada Lintang Selatan dan 110

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB III DATA LOKASI. Perancangan Arsitektur Akhir Prambanan Hotel Heritage & Convention. 3.1 Data Makro

PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi pajak yang sangat

IV. KEDAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110 o sampai dengan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2010 BAB I PENDAHULUAN

BAB III TINJAUAN LOKASI DAN REDESAIN PENERBIT-PERCETAKAN KANISIUS

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.

KEADAAN UMUM WILAYAH. ke selatan dengan batas paling utara adalah Gunung Merapi.

I. KARAKTERISTIK WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) atau lebih populer dengan sebutan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menentukan nilai ekonomis aset dan potensi harta kekayaan. Di Indonesia,

BAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. IV.1.1 Kondisi Geografis dan Administratif

Tabel 7.3 CAPAIAN KINERJA PROGRAM INDIKATOR

BAB III TINJAUAN KAWASAN

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

BAB III PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. a. Letak Wilayah Kabupaten Sleman secara geografis terletak diantara dan

BAB IV. A. Pelaksanaan Pasal 24 huruf a, b, dan c Undang-undang Nomor 20 Tahun tentang Rumah Susun Oleh Pemerintah Kabupaten Sleman.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan. Youdastyo / Kompleks Wisata Perikanan Kalitirto I- 1

BAB II PROFIL DAERAH KABUPATEN SLEMAN & BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. dikenal sebagai kota pendidikan dan kota pariwisata dengan jumlah penduduk

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PENGEMBANGAN PERUMAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

BAB III TINJAUAN TENTANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DAN KAWASAN CA/TWA GUNUNG GAMPING

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

BAB III. TINJAUAN KHUSUS WISMA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA Kondisi Wilayah Kaliurang Sleman Yogyakarta Gambaran Umum Wilayah Sleman

STUDI LITERATUR UKDW DATA. Profil Kota Yogyakarta (DIY) Potensi Kota Yogyakarta Potensi Kota Yogyakarta dalam bidang olahraga Data - data sekunder

KEADAAN UMUM LOKASI DESA BANGUNKERTO

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. 1. Sejarah Berdirinya Kabupaten Sleman. Keberadaan Kabupaten Sleman dapat dilacak pada Rijksblad no.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGELOLAAN SEKTOR PERIKANAN. 1. Kondisi Geografis dan Batas Wilayah Administrasi

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

*terdiri dari kolam/empang/tebat, tanah kuburan, jalan, dan lapangan.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA BAB III TINJAUAN LOKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kebijakan Otonomi Daerah yang diterapkan oleh pemerintah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

Berdasarkan pernyataan Visi yang diinginkan sebagai tersebut diatas selanjutnya misi Polres Sleman adalah sebagai berikut:

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kelayakan

BAB III PUSAT SENI KERJANINAN BAMBU DI DESA WISATA BRAJAN Kondisi Administratif Kabupaten Sleman

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dunia bisnis kini berkembang sangat pesat di jaman yang maju dan

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. 1) Kondisi Geografis dan Wilayah Administratif

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

I. PENDAHULUAN. menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011,

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek

BAB I PENDAHULUAN. proses penyediaan lapangan kerja, standar hidup bagi sektor-sektor

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa di dunia. Kemiskinan pada umumya ditandai oleh rendahnya tingkat

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Istimewa Yogyakarta dengan jarak 20,2 km dari ibukota provinsi daerah istimewa

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM

BAB IV GAMBARAN UMUM. dan Bujur Timur, dengan luas 3.185,80. Luas Area ( ) 32,50 586, ,36

BAB I PENDAHULUAN. wisata utama di Indonesia. Yogyakarta sebagai kota wisata yang berbasis budaya

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. menjadi pusat pengembangan dan pelayanan pariwisata. Objek dan daya tarik

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEMBANGUNAN MENARA TELEKOMUNIKASI SELULER

DINAS PENGENDALIAN PERTANAHAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

Tabel 3.1. Anggaran, Realisasi, dan Pelaksanaan Urusan Wajib

TINGKAT KERUSAKAN LINGKUNGAN FISIK AKIBAT PENAMBANGAN PASIR DAN BATU DI KECAMATAN TURI DAN PAKEM KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka pembangunan nasional di Indonesia, pembangunan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum Dasar hukum pembentukan Kabupaten Sleman adalah Undang Undang mor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta Jo Peraturan Pemerintah mor 32 Tahun 1950 tentang berlakunya 1. Undang-undang. 12 tahun 1950 tentang Pembentukan Kabupaten-Kabupaten dalam lingkungan Provinsi Djawa Timur; 2. Undang-undang. 13 tahun 1950 tentang Pembentukan Kabupaten- Kabupaten dalam lingkungan Provinsi Djawa Tengah; 3. Undang-undang. 14 tahun 1950 tentang Pembentukan Kabupaten-Kabupaten dalam lingkungan Provinsi Djawa Barat; 4. Undang-undang. 15 tahun 1950 tentang Pembentukan Kabupaten-Kabupaten dalam lingkungan Daerah Istimewa Jogjakarta; B. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis a. Batas Administrasi Daerah Kabupaten Sleman secara geografis terletak diantara 110 o 12 57 dan 110 o 32 48 Bujur Timur, 7 o 32 28 dan 7 o 50 11 Lintang Selatan. Wilayah Kabupaten Sleman sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Magelang dan Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo, Provinsi DIY dan Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, dan sebelah selatan berbatasan dengan Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi DIY. b. Luas Wilayah Kabupaten Sleman memiliki wilayah seluas 57.482 Ha (574,82 Km 2) atau sekitar 18% dari luas Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (3.185,80 Km 2 ) dengan jarak terjauh utara selatan 32 Km, timur barat 1

35 Km. Secara administratif terdiri dari 17 wilayah kecamatan, 86 desa dan 1.212 padukuhan. Tabel 1.1. Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Sleman Kecamatan Banyaknya Desa Padukuhan Luas (Ha) 1. Kecamatan Gamping 5 59 2.925 2. Kecamatan Godean 7 77 2.684 3. Kecamatan Moyudan 4 65 2.762 4. Kecamatan Minggir 5 68 2.727 5. Kecamatan Seyegan 5 67 2.663 6. Kecamatan Mlati 5 74 2.852 7. Kecamatan Depok 3 58 3.555 8. Kecamatan Berbah 4 58 2.299 9. Kecamatan Prambanan 6 68 4.135 10 Kecamatan Kalasan 4 80 3.584 11. Kecamatan Ngemplak 5 82 3.571 12. Kecamatan Ngaglik 5 87 3.852 13. Kecamatan Sleman 6 83 3.132 14. Kecamatan Tempel 8 98 3.249 15. Kecamatan Turi 4 54 4.309 16. Kecamatan Pakem 5 61 4.384 17. Kecamatan Cangkringan 5 73 4.799 Jumlah 86 1.212 57.482 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman Dari seluruh luas wilayah tersebut, Luas Wilayah Kabupaten Sleman yang telah ber HGB adalah 1.103,3875 ha. Berdasarkan kondisinya terdapat kawasan kumuh dengan luas 4,88 ha. c. Jumlah bangunan Banyaknya rumah tinggal yang dihuni oleh masyarakat adalah sebagai berikut: Tabel 1.2 Jumlah Bangunan Rumah Tempat Tinggal Menurut Kecamatan Kecamatan Jumlah Bangunan Rumah 1 2 3 1. Kecamatan Gamping 22.893 2. Kecamatan Godean 14.697 3. Kecamatan Moyudan 8.025 4. Kecamatan Minggir 8.086 5. Kecamatan Seyegan 11.198 6. Kecamatan Mlati 22.905 7. Kecamatan Depok 33.417 8. Kecamatan Berbah 12.708 9. Kecamatan Prambanan 13.009 10. Kecamatan Kalasan 18.997 2

1 2 3 11. Kecamatan Ngemplak 14.756 12. Kecamatan Ngaglik 8.684 13. Kecamatan Sleman 15.645 14. Kecamatan Tempel 12.626 15. Kecamatan Turi 8.424 16. Kecamatan Pakem 8.684 17. Kecamatan Cangkringan 7.450 Jumlah 257.589 Sumber : Dinas PUP Kabupaten Sleman d. Topografis Wilayah Kabupaten Sleman di bagian selatan datar, kecuali daerah perbukitan di bagian tenggara Kecamatan Prambanan dan sebagian di Kecamatan Gamping. Keadaan tanah semakin ke utara kondisinya makin miring bahkan terjal di sekitar Lereng Merapi. Erupsi Merapi pada akhir Oktober dan awal vember 2010, telah merubah bentuk dan fungsi lahan beberapa dusun di Kecamatan Cangkringan menjadi hamparan material. Ketinggian wilayah Kabupaten Sleman berkisar antara <100 sampai >1000 m di atas permukaan laut. Daerah tertinggi di atas 1000 m berada di Kecamatan Pakem, Turi dan Cangkringan, sedangkan daerah terendah (<100 m) berada di Kecamatan Minggir, Moyudan, Godean, Gamping, Berbah dan Prambanan. Tabel 1.3 Ketinggian Wilayah Kabupaten Sleman (ha) Kecamatan < 100 m 100-499 m 500-999 m > 1000 M Jumlah 1. Moyudan 2.407 355 - - 2.762 2. Minggir 357 2.370 - - 2.727 3. Godean 209 2.475 - - 2.684 4. Seyegan - 2.663 - - 2.633 5. Tempel - 3.172 77-3.249 6. Gamping 1.348 1.577 - - 2.925 7. Mlati - 2.852 - - 2.852 8. Sleman - 3.132 - - 3.132 9. Turi - 2.076 2.155 78 4.039 10. Pakem - 1.664 1.498 1.222 4.384 11. Ngaglik - 3.852 - - 3.852 12. Depok - 3.555 - - 3.555 13. Kalasan - 3.584 - - 3.584 14. Berbah 1.447 852 - - 2.299 15. Prambanan 435 3.700 - - 4.135 16. Ngemplak - 3.571 - - 3.571 17. Cangkringan - 1.796 2.808 195 4.799 Jumlah 6.203 43.246 6.538 1.495 57.482 Sumber : Dinas Pengendalian Pertanahan Daerah 3

2. Gambaran Umum Demografis Jumlah penduduk pada tahun 2011 tercatat sebanyak 1.125.369 jiwa. Penduduk laki-laki berjumlah 559.302 jiwa (49,70%), perempuan 566.067 jiwa (50,30%) dengan pertumbuhan penduduk sebesar 0,73% dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 305.376 Penduduk Kabupaten Sleman sebagian besar berada pada rentang usia produktif 15-60 tahun. Struktur penduduk Kabupaten Sleman terlihat dalam tabel berikut: Tabel 1.4 Struktur Penduduk Kabupaten Sleman Tahun 2011 Struktur Usia (tahun) Jumlah Laki-laki Jumlah Perempuan Total 1. 0 4 32.088 30.285 62.373 2. 5 9 38.799 36.371 75.170 3. 10 14 40.252 37.453 77.705 4. 15 19 37.461 35.289 72.750 5. 20 24 37.095 36.334 73.429 6. 25 29 49.703 50.034 99.737 7. 30-34 55.938 54.872 110.810 8. 35 39 51.435 51.699 103.134 9. 40 44 48.386 48.432 96.818 10. 45 49 39.475 40.390 79.865 11. 50 54 32.822 34.389 67.211 12. 55 59 26.945 26.944 53.889 13. 60 64 17.862 19.636 37.498 14. 65 69 16.253 18.349 34.602 15. 70 74 13.219 16.037 29.256 16. 75 ke atas 21.569 29.553 51.122 Total 559.302 566.067 1.125.369 Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 2011 Tabel 1.5. Jumlah Penduduk Kabupaten Kab. Sleman Menurut Kecamatan Th. 2011 Kecamatan Laki laki Perempuan Jumlah 1 2 3 4 5 1 Kecamatan Gamping 47.343 47.530 94.873 2 Kecamatan Godean 37.362 37.890 75.252 3 Kecamatan Moyudan 18.394 19.396 37.790 4 Kecamatan Minggir 18.925 19.986 38.911 5 Kecamatan Seyegan 26.489 27.383 53.872 6 Kecamatan Mlati 48.732 49.136 97.868 7 Kecamatan Depok 65.787 64.872 130.659 8 Kecamatan Berbah 25.528 25.768 51.296 4

1 2 3 4 5 9 Kecamatan Prambanan 32.959 30.344 63.303 10 Kecamatan Kalasan 36.253 36.752 73.005 11 Kecamatan Ngemplak 30.449 31.476 61.925 12 Kecamatan Ngaglik 49.468 50.043 99.511 13 Kecamatan Sleman 34.182 35.072 69.254 14 Kecamatan Tempel 32.580 33.564 66.144 15 Kecamatan Turi 19.761 20.422 40.183 16 Kecamatan Pakem 18.857 19.504 38.361 17 Kecamatan Cangkringan 16.233 16.929 33.162 Jumlah 559.302 566.067 1.125.369 Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pada tahun 2011 sumber mata pencaharian penduduk Kabupaten Sleman terbesar bergerak di sektor pertanian yakni sebanyak 28,6% dan sektor jasa sebanyak 24,39%. Gambaran struktur mata pencaharian penduduk Kabupaten Sleman tergambar dalam tabel berikut: Tabel 1.6. Proporsi Penduduk Kab. Sleman yang Bekerja Per Lapangan Usaha (%) Tahun 2011 Sektor Tahun 2009(%) 2010(%) 2011 (%) 1 Pertanian 20,31 24,39 28,26 2 Pertambangan & Penggalian 0,67 3,33 2,47 3 Industri 12,83 8,05 11,24 4 Listrik, Gas & Air 0,30 2,20 2,06 5 Bangunan 7,77 8,01 11,47 6 Perdagangan 26,36 12,10 10,53 7 Angkutan dan Komunikasi 3,42 4,00 4,23 8 Keuangan 3,43 3,35 4,8 9 Jasa-jasa 24,90 34,57 24,95 Jumlah 100,00 100,00 100,00 Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Sedangkan jumlah penduduk yang bekerja sebanyak 92,38% dari angkatan kerja yang ada. Tabel 1.7. Jumlah Angkatan Kerja Uraian Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 1 Bekerja 422.490 415.295 484.405 2 Tidak Bekerja 45.534 58.295 39.921 3 Jumlah 468.024 473.590 524.326 Persentase tidak bekerja 9,73 12,31 7,61 Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Sosial 5

3. Kondisi Ekonomi a. Potensi Unggulan Daerah 1) Potensi Komoditi Pertanian a) Salak Pondoh Sentra produksi tanaman ini berada di kecamtan Tempel, Turi dan Pakem. Kondisi salak pondoh saat ini tergambarkan sbb: Tabel. 1.8. Budidaya Salak Pondoh di Kab Sleman Th.2009-2011 Uraian 2009 2010 2011 1 Luas Areal (ha) 2.106,00 2.437,00 2.164,00 2 Produksi (ton) 5.443,59 5.003,01 3.760,59 3 Produktivitas (kg/rpn) 2,58 2,32 2,58 4 Jumlah rumpun 4.310.100 4.451.299 4.607.922 Sumber : Dinas pertanian, perikanan dan kehutanan b) Mendong Kondisi produk mendong dengan sentra di Kecamatan Minggir: Tabel. 1.9. Luas areal dan Produksi Komoditas mendong Uraian 2009 2010 2011 1 Luas Areal (ha) - 150,00 95,00 2 Jumlah Tanaman (ton) - 313,09 259,51 Sumber : Dinas pertanian, perikanan dan kehutanan c) Sapi potong Budidaya dan produksi sapi potong tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Sleman. Hasil budidaya tergambarkan sebagai berikut: Tabel.1.10. Budidaya Sapi Potong Di Kab. Sleman th.2009-2011 Uraian 2009 2010 2011 1 Populasi (ekor) 54.921,00 54.067,00 51.706,00 2 Produksi daging (ton) 1.175,69 1.299,21 1.579,73 3 Produksi kulit (lembar) 5.111,00 6.126,00 6.812,00 Sumber : Dinas Pertanian, Perikanan Dan Kehutanan d) Kambing/Domba Lokasi Budidaya tersebar di hampir semua wilayah Kabupaten Sleman. Khusus kambing PE sentra produksi di Kecamatan Turi, Pakem dan Berbah. 6

Tabel.1.11. Budidaya Kambing/Domba Di Kab. Sleman th.2009-2011 Uraian Data Kambing Domba 2009 2010 2011 2009 2010 2011 1 Populasi (ekor) 36,152 31,837 35,732 71,623 64,853 70,698 2 Prod. Daging (ton) 79,29 72,06 102,50 306,19 253,71 309,73 3 Prod. Kulit (lmb) 3,609 5,461 4,560 9,619 9,871 9,224 Sumber : Dinas Pertanian, Perikanan Dan Kehutanan e) Lele Budidaya lele sebagian besar di kecamatan Moyudan, Gamping, Godean, Seyegan, Minggir terutama untuk kegiatan pembesaran. Tingginya kebutuhan bibit lele, telah dikembangkan varitas baru indukan Lele Sangkuriang hasil kerjasama Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman dengan Balai Besar Budidaya Air Tawar Sukabumi. Produksi lele di Kabupaten Sleman tergambarkan sebagai berikut: Tabel.1.12 Produksi Budidaya lele Tahun 2009-2011 Produksi 2009 2010 2011 1 Benih (ekor) 380.733.450 394.590.890 380.733.450 2 BBI 382.650 2.738.500 382.650 3 UPR 380.350.800 391.852.390 380.350.800 4 Pembesaran Lele (ton) 5.443,59 5.655,42 5.199,45 Sumber : Dinas pertanian, perikanan dan kehutanan 2) Potensi industri Industri kecil mikro dan usaha kecil menengah memiliki peran yang cukup besar untuk menggerakan perekonomian masyarakat. Produk unggulan perindustrian yang menjadi unggulan pada tahun 2011 adalah sebagai berikut: Tabel.1.13. Produk Unggulan Perindustrian Th. 2009-2011 Jenis Unggulan Produk Produksi 2009 2010 2011 1 Sarung tangan kulit golf (pcs) 16.992.789 16.770.266 17.832.789 2 Mebel Kayu (pcs) 93.066 119.160 110.440 3 Kerajinan kayu (M 3 ) 11.365 24.240 11.353 Sumber: Dinas Perindagkop 7

Produk industri di Kabupaten Sleman mampu menggerakan perekonomian daerah. Pada tahun 2011 walaupun masih dalam kondisi pemulihan paska erupsi Merapi namun aktivitas eksport masih tetap dapat dilaksanakan. Negara Tujuan Eksport terbesar pada tahun 2011 adalah Amerika, Jepang dan Korea. Produk andalan eksport adalah sebagai berikut: Tabel 1.14. Produk Andalan Eksport Perindustrian Th. 2009-2011 Jenis Produk Nilai Eksport (US$) 2009 2010 2011 1 Pakaian Jadi 23.691.655,54 24.130.665,17 25.810.180,97 2 Sarung Tangan 14.056.436,38 16.566.420,88 18.861.498,39 3 Mebel Kayu 3.520.789,80 3.390.978,07 3.442.776,38 Sumber: Dinas Perindagkop 3) Potensi Wisata Daya tarik wisata Sleman merupakan perpaduan antara karakter alam yang kuat, kebudayaan dan kepurbakalaan. Untuk menunjang kegiatan wisata telah tersedia fasilitas hotel, rumah makan, restoran, bandara dan sarana prasarana transportasi yang menjangkau seluruh wilayah Kabupaten Sleman serta berbagai tempat hiburan. Potensi wisata yang diandalkan meliputi: Tabel 1.15. Jumlah Potensi wisata Kabupaten Sleman 2009-2011 Jenis Wisata 2009 2010 2011 1 WisataDesa 38 35 35 2 Wisata Budaya 10 10 10 3 Wisata pendidikan 5 5 5 4 Wisata Sejarah 11 11 11 5 Wisata Candi 12 12 12 6 Wisata alam 5 4 4 7 Wisata Agro 4 4 4 8 Wisata Musium 5 9 10 9 Wisata Monumen 2 2 2 Sumber, Dinas Budaya dan Pariwisata 8

Aktivitas kegiatan pariwisata telah menggerakan berkembangnya usaha sarana wisata, baik berupa hotel berbintang, hotel Melati, Ponodk wisata dan Restoran. Potensi usaha sarana wisata di kabupaten Sleman tergambarkan sebagai berikut : Tabel 1.16. Usaha Sarana Wisata Th. 2009-2011 Jenis Usaha Juml Unit Usaha/Kamar 2009 2010 2011 1 Hotel Berbintang 14/1.592 15/1.667 20/2.114 2 Hotel Melati 120/2.007 125/2.337 138/2.223 3 Pondok Wisata 236/1.943 223/1.184 239/1.233 4 Restoran 49 51 56 5 Rumah Makan 179 204 208 6 Hiburan Umum 103 82 105 7 Biro Perjalanan Wisata 110 121 121 Sumber: Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Sleman Pengembangan potensi wisata di kabupaten Sleman telah mendorong kunjungan wisatawan baik domistik maupun nusantara ke Kabupaten Sleman. Pada tahun 2011 kondisi kunjungan wisatawan ke Kabupaten sleman tergambarkan sebagai berikut: Tabel 1.17. Jumlah wisatawan Tahun 2009-2011 Jenis Wisatawan 2009 2010 2011 1 Mancanegara 346,39 285.424 262.341 2 Nusantara 3.249.529 2.941.552 3.015.387 Sumber: Dinas Budaya dan Pariwisata Lama tinggal kunjungan wisatawan pada tahun 2011 memperlihatkan untuk wisatawan mancanegara hanya 2,76 hari (meningkat 0.01 point dibanding tahun 2010) dan wisatawan nusantara mencapai 2,55 hari (meningkat 0.02 point dibanding tahun 2010). 4) Potensi Investasi Secara garis besar potensi investasi kabupaten Sleman yang terdapat di Wilayah Kabupaten Sleman mencakup: 9

Tabel 1.18 Potensi Investasi kabupaten Sleman Tahun 2011 SEKTOR Komoditi Lokasi 1 Pertanian Agro industri (pertanian, perikanan) Kalasan (Selomartani) Sleman (Caturharjo, Triharjo) Gamping (Trihanggo, nogotirto, Ngamplak (Wedomartani) Tempel (Margorejo,Sumberejo) 2 Industri Garment, Sarung tangan kulit, Industri Mebel kayu dan rotan, Penerbitan dan percetakan, Industri makan-an dan minuman, plastik dan kemasan dan industri lainnya Ngemplak (Wedomartani), De-pok (Maguwoharjo), Gamping (gotirto, Trihanggo), Mlati (Sendangadi, Tirtoadi) 3 Perdagangan & jasa Transportasi Darat, Swalayan, Dept store, eksport import,konsultan, Property Rasunawa Tempel (Lumbungrejo, Margorejo, Sumberejo), Ngemplak (Wedomartani), Mlati (Sinduharjo), gamping (gotirto), Depok (Maguwoharjo, gotir-to), Sleman (caturharjo, Triharjo), kalasan (Selomar-tani), Prambanan (Bokoharjo) 4 Pariwisata Hotel, Apartement, Tour, Travel, Cafe, Resort, Rumah makan Sumber: Kantor Penanaman, Penguatan dan Penyertaan Modal Godean (Sidoarum), Kalasan (Selomartani, Purwomartani), Prambanan (Bokoharjo), Berbah (Jogotirto), Sleman (Triharjo, Caturharjo), Ngemplak (Wedomartani),Mlati (Sendangadi, Tirtoadi), Ngaglik (Sinduharjo), Gamping (gotirto, Trihanggo), Depok ( Maguwoharjo), Tempel (Margorejo, Sumberejo), Pakem (Hargobinangun) Didalam pengembangan investasi, pemkab Sleman berupaya mengembangkan investasi terpadu, untuk lebih memudahkan investor dalam menciptakan peluang usaha. Proyek investasi yang ditawarkan adalah : a) Pengembangan Kawasan Stadion Maguwoharjo Sebagai stadion terbesar di prop Daerah istimewa Yogyakarta dengan luas wilayah 23,5 ha, secara terencana dan terpadu akan dikembangkan sebagai kawasan spot, commercial dan entertainment. 10

b) Kawasan Museum Gunung Merapi Kawasan Museum Gunung Merapi (MGM) di desa Hargobinangun kecamatan Pakem, Sleman, dikembangkan dengan konsep edu-tourism dari aktivitas Gunung Merapi. Kawasan ini diproyeksikan untuk mensinergikan edukasi, informatif, atraktif dan inovatif dalam konsep teknopark, seperti museum biologi, museum lilin, taman bunga, taman burung dan play ground. c) Pengembangan Obyek Wisata Lokasi di selatan Museum Gunung Merapi, paronama alam yang dapat dinikmat dari berbagai arah. Utara terlihat gunung Merapi, Bukit Turgo, Bukit Plawangan. Dari arah timur terlihat hutan bambu dan sungai. Selatan terlihat kota Yogyakarta dan barat terlihat sunset dan daya tarik wisata kawasan sekitarnya. d) Pengembangan resort Pengembangan resort Tourism diintegrasikan dengan keunikan desa (living culture) yang terpadu seperti budaya, kerajinan dan makanan khas. Pengembangan juga sekaligus untuk alternatif destinasi wisata. Lokasi yang ditawarkan Trumpon, Merdikorejo, Tempel dan Sleman e) Industri perakitan komputer Sebagai Wilayah yang menjadi lokasi 40 perguruan tinggi, sangat potensial untuk dikembangkan Computer Assembling Industry. b. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) persektor selama 3 tahun terakhir tergambarkan sebagai berikut: Tabel. 1.19 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Sleman Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009-2011 (Jutaan Rupiah) SEKTOR 2009 2010* 2011** 1 2 3 4 5 1 Pertanian 1.701.995 1.771.743 1.880.942 2 Pertambangan & Penggalian 62.28 73.25 73.67 3 Industri Pengolahan 1.773.101 1.927.170 2.072.358 11

1 2 3 4 5 4 Listrik, Gas dan air Bersih 160.21 174.86 190.59 5 Bangunan 1.588.699 1.744.700 2.049.711 6 Perdagangan, hotel & Res-toran 2.853.437 3.097.398 3.471.605 7 Pengangkutan & Komunikasi 710.89 780.87 849.81 8 Keuangan, persewaan & jasa Perusahaan 1.339.863 1.482.757 1.620.083 9 Jasa-jasa 2.313.518 2.559.171 2.766.820 Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Sleman. Tabel. 1.20. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Sleman Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2009-2011 (Jutaan Rupiah) SEKTOR 2009 2010* 2011** 1 Pertanian 1.004.808 1.001.698 1.003.987 2 Pertambangan & Penggalian 28.9 33.3 34.81 3 Industri Pengolahan 921.89 950.03 982.67 4 Listrik, Gas dan air Bersih 56.07 58.77 62.44 5 Bangunan 684.37 729.46 776.23 6 Perdagangan, hotel & Res-toran 1.359.722 1.436.205 1.533.149 7 Pengangkutan & Komunikasi 361.36 384.89 408.92 8 Keuangan, persewaan & jasa Perusahaan 631.51 669.29 710.39 9 Jasa-jasa 1.050.928 1.109.658 1.169.321 Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Sleman. Tabel 1.21 Kontribusi Sektor terhadap PDRB harga berlaku Lapangan Usaha Tahun 2009 Tahun 2010* Tahun 2011** PRIMER 1 Pertanian 13,61 13,02 12,56 2 Pertambangan & Penggalian 0,50 0,54 0,49 SEKUNDER 3 Industri Pengolahan 14,18 14,16 13,84 4 Listrik, gas, & Air bersih 1,28 1,28 1,27 5 Bangunan 12,71 12,82 13,69 6 Perdagangan, Hotel & Restoran 22,82 22,76 23,16 TERSIER 7 Pengangkutan & Komunikasi 5,69 5,74 5,67 8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 10,71 10,89 10,82 9 Jasa-jasa 18,50 18.8 18,48 Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Sleman. Keterangan: *)= angka sementara. **) = angka sangat sementara 12

Secara makro tergambarkan capaian PDRB Kabupaten Sleman atas harga berlaku maupun harga konstan dapat tergambarkan sebagai berikut: Tabel 1.22. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sleman Tahun 2006-2011 (Jutaan Rupiah) PDRB Tahun 2009 Tahun 2010* Tahun 2011** 1. ADHB 12.503.760 13.611.725 14.975.573 2. ADHK 6.089.557 6.373.200 6.681.917 Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Sleman. Keterangan: *) = angka sementara. c. Pertumbuhan ekonomi Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sleman selama tahun 2011 sebesar 4,84 %, dan tahun 2010 sebesar 4,11%. Perkembangan pertumbuhan ekonomi pada grafik sebagai berikut: Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2009-2011 5 4,8 4,6 4,4 4,2 4 3,8 3,6 4,84 4,53 4,11 2009 2010 2011 Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Sleman. Data pertumbuhan ekonomi persektor secara rinci sebagaimana table berikut. Tabel 1.23. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sleman Tahun 2009-2011 Lapangan Usaha Pertumbuhan (%) 2009 2010 2011* 1. Pertanian 1,75 0,80 0,23 2. Pertambangan -4,84 6,40 4,51 3. Industri Pengolahan 1,93 2,08 3,44 4. Listrik, Gas, dan Air 6,21 5,29 6,24 5. Bangunan 6,51 7,34 6,41 6. Perdagangan, Hotel & Rest 5,99 5,14 6,75 7. Pengangkutan 5,40 6,33 6,24 8. Keuangan 5,47 4,33 6,14 9. Jasa 4,70 4,33 5,39 Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Sleman. :*) = angka sementara. 13