BAB I PENDAHULUAN. Yunani Kuna Paidos dan agoo. Paidos artinya budak dan agoo artiya. membimbing. Akhirnya Pedagogie diartikan sebagai budak yang

dokumen-dokumen yang mirip
PERSEPSI BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN PADA MAHASISWA PRODI PGSD FKIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sejak dini hingga akhir hayat. Pendidikan bertujuan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. faktor eksternal maupun faktor internal. Beberapa alasan yang diberikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses dan mobilitas sosial. dalam masyarakat baik secara horizontal maupun vertikal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, wawasan, keterampilan tertentu pada individu-individu.

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai warga negara perlu mengembangkan diri untuk dapat hidup

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan dan usaha untuk

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: NANDA HASRI PERMATASARI A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. menentukan arah kemajuan suatu bangsa. Dengan pendidikan yang berjalan

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SLTP DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) pada tahun 2011 jumlah perokok laki-laki di

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negara. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. potensi-potensi diri agar mampu bersaing dan bermanfaat bagi dirinya, keluarga,

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran pengetahuan..., Rowella Octaviani, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya ini mengakibatkan ilmu pengetahuan memiliki. dampak positif dan negatif. Agar dapat mengikuti dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini ternyata

dipandang oleh anggota masyarakat Indonesia (Wulandari, 2007). serius pada orang-orang yang bukan perokok.

Rivansyah Wirahadiutama (Studi pada perokok di kampus Universitas Gunadarma Depok Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Angkatan 2012)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ersa Herudi, 2015

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP SEHAT DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA KARYAWAN DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

Gambaran Perilaku Merokok pada masyarakat di Kabupaten Purwakarta: Suatu Kajian Literatur

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia. dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pendidikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial maupun ekonomis. Oleh. menurunkan kualitas hidup manusia (Aditama,1997).

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembentukan kepribadian manusia Indonesia seutuhnya, diperlukan proses

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

PENYULUHAN KESEHATAN BAHAYA DAMPAK ROKOK BAGI KESEHATAN ANAK-ANAK TANJUNG DALAM KECAMATAN LEMBAH MASURAI KABUPATEN MERANGIN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh tuhan dikarenakan telah dibekali akal dan pikiran. Melalui akal dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

I. PENDAHULUAN. sendiri yaitu mempunyai potensi yang luar biasa. Pendidikan yang baik akan

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Fawzani dan Triratnawati (2005), masalah rokok juga menjadi persoalan

KEBIASAAN MEROKOK PADA REMAJA DALAM PERSPEKTIF NORMA KESOPANAN. (Studi Kasus di Desa Klego, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali) NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan

LAYANAN BIMBINGAN KONSELING TERHADAP KENAKALAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang di akibatkan karena merokok berakhir dengan kematian. World

PENDAHULUAN. seperti dirumuskan dalam Undang Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang

BAB I PENDAHULUAN. yang sudah menyelesaikan pendidikannya adalah aktor-aktor penting yang

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003, telah di gariskan bahwa:

2016 PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU N o. 20 tahun 2003 pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional. bahwa :

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perilaku seseorang atau masyarakat, dari suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Seperti tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. didik memperoleh ilmu pengetahuan, keterampilan, budi pekerti, bekal hidup di masyarakat. Sekolah Menengah Atas merupakan lembaga

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah i

BAB I PENDAHULUAN. tinggi serta mau bersaing dalam tantangan hidup. Akan tetapi sistem

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh yang sangat berarti terhadap kesehatan masyarakat. Menurut perkiraan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang penting bagi setiap individu. Karena pada dasarnya sasaran pendidikan adalah pendidikan.pendidikan merupakan terjemahan dari istilah Pedagogi. Istilah ini barasal dari bahasa Yunani Kuna Paidos dan agoo. Paidos artinya budak dan agoo artiya membimbing. Akhirnya Pedagogie diartikan sebagai budak yang mengantarkan anak majikan untuk belajar. Dalam perkembangannya pedagogie dimaksudkan sebagai ilmu mendidik. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar agar peserta didik secara efektif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, sikap sosial, dan ketrampilan yang diperlukan dirinya sendiri, masyarakat, Bangsa dan Negara. Pendidikan juga dapat diartiakan sebgai kegiatan formal yang melibatkan guru, murid, kurikulum, evaluasi, administrasi yang memproses peserta didik menjadi bertambah pengetahuan, ketrampilan, dan nilai kepribadiannya dalam suatu keteraturan kalendeer akademik. Indonesia memiliki cita-cita tersendiri dalam pencapaian pendidikan sehingga sistem pendidikan diarahkan kepada terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya. Pendidikan Nasional sendiri bertujuan mengembangkan manusia Indonesia sesuai dengan falsafah Pancasila, 1

2 menjadi pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkhlak mulia, menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, memiliki kesehatan jasmani dan rohani, memiliki ketrampilan hidup yang berharkat dan bermartabat, memiliki jiwa yang mantap dan mandiri, serta memiliki tanggung jawab kemasyarakatan dan rasa kebangsaan agar mampu mewujudkan menghidupkan bangsa yang cerdas. Tujuan nasional tersebut diupayakan dicapai usaha semua pihak secara sinergis baik yang berkentingan atau mereka yang bertanggung jawab atau terselenggaranya pendidikan nasional. Pendidikan nasional memiliki tujuan yang berhubungan dengan kesehatan, yang harus diperhatikan dan dicapai adalah memiliki kesehatan jasmani dan rohani. Kesehatan rohani (jiwa) merupakan perasaan sehat, bahagia serta mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagai mana adanya serta mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan oaring lain. Sedangkan kesehatan jasmani adalah keadaan yang bugar dari tubuh atau fisik kita yang memberikan kemampuan untuk menjalani segala aktifitas sehari-hari, tanpa rasa lelah yang berate, sekalipun dalam kesibukan yang padat. Sehat jasmani dan rohani adalah impian setiap individu apalagi bagi individu yang sangat faham betul arti dari sebuah kesehatan. Disaat banyak orang yang berlomba-lomba menjaga kesehatan, tapi masih banyak juga yang acuh tak acuh terhadap kesehatan mereka sendiri. Salah satu contoh adalah seorang perokok aktif, seolah-olah perokok aktif justru mengundang

3 berbagai macam penayakit dan mempersilahkan penyakit tersebut untuk segera masuk kedalam tubuh mereka akibat dari merokok itu sendiri. Rokok adalah benda yang mengeluarkan polusi bagi kesehatan paru-paru dan jantung manusia, banyak orang beranggapan bahwa asap rokok yang dihisap akan memberikan kenikmatan tapi disisi lain satu hisapan pada rokok akan mengakibatkan ancaman yang berbahaya bagi kesehatan mereka. Tapi seakan-akan perokok aktif tidak menghiraukan bahaya atau ancaman apa yang akan ditimbulkan dari rokok yang mereka hisap terhadap kesehatan mereka. Kebiasaan merokok di Indonesia sangat memprihatinkan. Setiap saat kita dapat menjumpai masyarakat dari berbagai usia, termasuk pelajar. Padahal, berbagai penelitian dan kajian yang telah di lakukan menunjukan bahwa rokok sangat membahayakan kesehatan. Bukan hanya membahayakan para perokok, asap rokok juga sangat berbahaya apabila di hirup oleh orangorang yang berada di sekitarnya ( perokok pasif ). Bahkan sebagian penelitian menunjukkan bahwa para perokok pasif memiliki resiko kesehatan lebih tinggi dari pada para prokok itu sendiri. Penyakit-penyakit mulai dari menderita batuk hingga kanker paru-paru mengancam para perokok aktif maupun pasif. Mahasiswa banyak sekali yang mengkonsumsi rokok, yang seharusnya mereka sudah mempunyai pengetahuan akademik yang tinggi dan lebih paham apa arti kesehatan, lebih mengerti mengenai berbahayanya rokok, tapi merekapun masih tetap saja nekat untuk mengkonsumsi benda

4 berbentuk silinder yang berukuran panjang antara 70-120 mm dengan diameter 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah di cacah yang tanpa disadari akan mencacah juga paru-paru mereka. Di usia yang masih muda seharusnya para perokok di kalangan mahasiswa lebih memperhatikan betapa pentingnya kesehatan bagi hidup mereka, mereka seharusnya juga memikirkan saat masa tuanya nanti, merekalah generasi penerus bangsa, calon-calon pemimpin baru dimasa yang akan datang maka dari itu kesehatan mereka sangatlah dibutuhkan agar mereka termasuk individu-individu yang bugar fisik, mental, maupun sosialnya. Faktor penyebab untuk merokok diatas biasanya kalah seandainya beradu argumen dengan pakar yang ahli tentang potensi berbahaya atas apa ditimbulkan dari kebiasaan merokok baik bagi dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan. Dari sekian banyak pamflet, selebaran, kampanye anti rokok, sampai ke bungkus rokoknya diberi peringatan akan bahaya kesehatan dari rokok, tetap tidak dihiraukan oleh para perokok. Bahkan mereka cenderung acuh tak acuh dengan semua peringatan tersebut. Informasi tentang bahaya rokok bagi kesehatan sangat penting untuk di ketahui oleh masyarakat umum, terutama para mahasiswa. Hal ini yang mendorong peneliti untuk mengetahui bagaimana persepsi Mahasiswa PGSD FKIP Universits Muhammadiyah Surakarta tentang Bahaya Merokok. Peneliti berharap, dengan mengetahui informasi ini para masyarakat umum dan para mahasiswa dapat mengurungkan niatnya untuk mengkonsumsi

5 rokok, atau bahkan berhenti merokok mengingat banyaknya timbul penyakitpenyakit yang berbahaya yang disebabkan mengkonsumsi rokok. Mahasiswa yang bermasalah dengan rokok biasanya memiliki cirriciri tersendiri, karena efek dari rokok itu sendiri akan mempengaruhi psikologis dan perilaku mereka. Mahasiswa perokok akan cenderung malasmalasan untuk mengikuti perkuliahan, tidak mematuhi peraturan walaupun di area kampus terdapat peringatan larangan merokok, berpenampilan tidak sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. B. Fokus Penelitian Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang tersebut, fokus dalam penelitan adalah tentang persepsi bahaya merokok bagi kesehatan pada Mahasiswa Prodi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Selanjutnya fokus penelitian tersebut dirinci menjadi 3 sub fokus penelitian, yaitu: 1. Bagaimana persepsi mahasiswa PGSD terhadap bahaya merokok bagi kesehatan? 2. Faktor-faktor apa yang menyebabkan sebagian mahasiswa merokok? 3. Mengapa sebagian mahasiswa PGSD tersebut masih tetap merokok, meskipun sudah mengetahui bahaya merokok bagi kesehatan? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan jawaban dari fokus penelitian agar suatu penelitian dapat lebih terarah dan ada batasan batasannya tentang

6 objek yang diteliti. Adapun tujuan penelitian ini adalah Untuk mendeskripsikan persepsi bahaya merokok bagi kesehatan pada Mahasiswa Prodi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015, tujuan tersebut secara rinci sebagai berikut: 1. Untuk mendeskrpsikan persepsi mahasiswa PGSD terhadap bahaya merokok bagi kesehatan. 2. Untuk mendeskripskan Faktor-faktor yang menyebabkan sebagian mahasiswa merokok. 3. Untuk mendeskripsikan sebab-sebab sebagian mahasiswa yang masih tetap merokok meskipun sudah mengetahui bahaya merokok bagi kesehatan. D. Manfaat Peneltian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan bagi penulis. Hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Mengembangkan ilmu kesehatan, khususnya mengenai bahaya merokok bagi kesehatan. b. Untuk memberikan informasi kepada para pembaca tentang bahaya merokok ditinjau dari kesehatan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi mahasiswa 1). Dapat menjadikan sebuah peringatan kepada Mahasiswa PGSD mengenai bahaya merokok bagi kesehatan.

7 2). Dapat menambah ilmu pengetauan mahasiswa mengenai bahaya yang ditimbulkan akibat merokok bagi kesehatan. b. Bagi masyarakat umum 1) Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan informasi yang luas menegenai bahaya merokok bagi kesehatan. 2) Agar masyarakat umum waspada terhadadap penyakit-penyakit yang disebabkan karena merokok. c. Bagi Peneliti 1) Pengaplikasian teori yang telah dperoleh selama perkuliahan kedalam karya nyata. 2) Menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman peneliti dalam menyusus karya ilmiah. d. Bagi Universitas Muhammadiyah Surakarta 1) Sebagai bahan pertimbangan yang digunakan oleh Universitas untuk membuta kebijakan mengenai larangan merokok di kampus. 2) Sebagai acuan bagi Universitas agar selalu mengadakan penyuluhan secara mendalam mengenai bahay merokok bagi kesehatan.