BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyaringan nira kental pada proses pengkristalan berfungsi untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRINSIP DASAR KRISTALISASI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pemurnian nira yang ternyata masih mengandung zat zat bukan gula dari proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tebu (Saccarum officinarum L) termasuk famili rumput-rumputan. Tanaman

AUDIT KINERJA PROSES PENGOLAHAN PADA PABRIK GULA

Perencanaan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik di Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN UNIT SENTRIFUGASI, PENGEMASAN DAN PENGGUDANGAN PABRIK GULA TEBU SHS 1A DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 2000 KUINTAL PER HARI

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh subur di Indonesia. Semua bagian pohon kelapa dapat dimanfaatkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Proses Pemurnian Etanol dengan Menggunakan Alat Sistem

01 PABRIK GULA PG. KEBON AGUNG MALANG JAWA TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. Indonesia tidak dapat terus menerus mengandalkan diri dari pada tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. produksi garam dapur, gula, sodium sulphat, urea, dan lain-lain. pada batas kristalisasi dan batas kelarutan teoritis.

Untuk Daerah Tertinggal

- Menghantar/memindahkan zat dan ampas - Memisahkan/mengambil zatdengan dicampur untuk mendapatkan pemisahan (reaksi kimia)

Kristalisasi. Shinta Rosalia Dewi (SRD)

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Pabrik tersebut terletak di Jalan Binjai-Stabat. KM 32 dan beranjak ± 4000 m dari jalan utama.

Pemisahan Campuran 1.Filtrasi(Penyaringan) 2.Destilasi

1/14/2014 NERACA MASSA DALAM PENGOLAHAN PANGAN

TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN SUMBER KARBOHIDRAT

BAB IX TEKNIK KIMIAWI

Tebu dari kebun dikirim ke pabrik menggunakan beberapa model angkutan : trailer (tebu urai), truk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu, jika digiling akan menghasilkan air dan ampas dari tebu,

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset

4008 Sintesis 2-dimetilaminometil-sikloheksanon hidroklorida

Lampiran 1 Daftar Wawancara

PEMISAHAN CAMPURAN proses pemisahan

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

Pabrik Gula (PG) Kebon Agung merupakan salah satu perusahaan. keteknikan pertanian di Indonesia yang mengolah tebu menjadi gula. PG.

SMP kelas 7 - KIMIA BAB 2. UNSUR, SENYAWA, DAN CAMPURAN Latihan Soal 2.6

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II STUDI LITERATUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki gugus hemiasetal. Oleh karena itu sukrosa di dalam air tidak berada

BAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Amonium Sulfat dari Amonia dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/Tahun

INDUSTRI PENGOLAHAN GULA PT. PABRIK GULA CANDI BARU SIDOARJO LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN

KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan

Mulai. Identifikasi Masalah. Studi Literatur. Pengadaan Alat dan Bahan a. Pengadaan alat b. Pengadaan tetes tebu

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

4016 Sintesis (±)-2,2'-dihidroksi-1,1'-binaftil (1,1'-bi-2-naftol)

BAB III PENGOLAHAN DAN PENGUJIAN MINYAK BIJI JARAK

Peneliti : Budi Santoso Fakultas Teknik Industri Univesitas Gunadarma PROSES PEMBUATAN GULA DARI TEBU PADA PG X

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

BAB II LANDASAN TEORI. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid).

DIVERSIFIKASI PRODUK AREN UNTUK PANGAN DAN PROSPEK PASAR

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB2 TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 1 Open Kettle or Pan

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

STUDY PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA PADA EVAPORASI NIRA DI DALAM FALLING FILM EVAPORATOR DENGAN ADANYA ALIRAN UDARA

5012 Sintesis asetilsalisilat (aspirin) dari asam salisilat dan asetat anhidrida

BAB II LANDASAN TEORI

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

I PENDAHULUAN. tebu, bit, maple, siwalan, bunga dahlia dan memiliki rasa manis. Pohon aren adalah

Gambar 7 Desain peralatan penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

SIMULASI PROSES EVAPORASI NIRA DALAM FALLING FILM EVAPORATOR DENGAN ADANYA ALIRAN UDARA

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Deskripsi ALAT EVAPORASI-DESTILASI AIR TUA GARAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL SAMPING INDUSTRI GULA TEBU

PENENTUAN RENDEMEN GULA TEBU SECARA CEPAT 1

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PG CANDI BARU SIDOARJO. Diajukan oleh : Elizabeth Silvia Veronika NRP: Lovitna Novia Puspitasari NRP:

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Prosedur pelaksanaan dilakukan dalam 2 (dua) tahap yaitu tahap preparasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan ragi). Di Sulawesi Utara, pengolahan etanol dari nira aren dilakukan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Perbaikan Dan Uji Kebocoran Mesin Pendingin Absorpsi

4009 Sintesis asam adipat dari sikloheksena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

Proses Produksi Amonia

TEKNOLOGI BERSIH PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG

BAB III METODE PENELITIAN

Pabrik Gula dari Nira Siwalan dengan Proses Fosfatasi-Flotasi

ABSTRACT. Keywords:Fish bone diagrams, control charts, 5S, drops.

GULANAS PT. GULA ENERGY NUSANTARA

Cara uji kadar sari (ekstrak alcohol - benzena) dalam kayu dan pulp

Pemurnian Garam Lokal Untuk Konsumsi Industri Syafruddin dan Munawar ABSTRAK

KRISTALISASI. Kristalisasi empat macam, yaitu :

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

PENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN GLUKOSA PADA PEMBUATAN PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING TERHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juni 2014 di Desa Lehan Kecamatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gula merah kelapa diperoleh dari nira kelapa yang telah diuapkan dan dicetak

METODE PENGUJIAN KADAR AIR DAN KADAR FRAKSI RINGAN DALAM CAMPURAN PERKERASAN BERASPAL

III. METODOLOGI PENELITIAN

Proses pengolahan dodol susu terbagi atas pengadaan bahan, persiapan bahan, pernasakan, pendinginan, pengirisan, pembungkusan, dan pengepakan.

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Penyaringan Nira Kental Penyaringan nira kental pada proses pengkristalan berfungsi untuk memisahkan kotoran yang masih ada pada nira kental hasil dari pemurnian dan evaporator (penguapan). Penyaringan ini dilakukan untuk membersihkan kotoran yang masih ada pada nira kental agar masuk ke pan vakum sudah bersih dari kotoran. Alat penyaring nira kental yang ada di PT. PG. Gorontalo Unit Tolangohula jumlahnya dua yang fungsinya sama. Setelah dilakukan penyaringan kemudian dikirim ke tangki penampung nira kental. Gambar 1. Penyaringan Nira Kental 12

4.1.2 Penampungan Nira pada Tangki Nira kental yang telah disaring kemudian disalurkan ke tangki penampung untuk ditampung sementara waktu, karena nira kental ini akan disalurkan lagi ke pan vakum untuk proses pengkristalan. Tangki penampung ini berfungsi untuk menampung nira kental yang telah disaring untuk ditinggalkan sementara waktu, karena nira kental yang sudah disalurkan terlebih dahulu masih sementara pemasakan hingga jadi kristal gula. 4.1.3 Kristalisasi Proses pengkristalan gula menggunakan alat pan vakum, yaitu tempat dimana nira pekat hasil penguapan dipanaskan terus-menerus sampai mencapai kondisi lewat jenuh. Pada kondisi seperti ini, akan terbentuk kristal. Pengkristalan terjadi dari sebagian sukrosa yang semula larut, kemudian memisahkan diri dan membentuk kristal. Proses kristalisasi (tingkat masak) yang dilakukan di PT. PG. Gorontalo Unit Tolangohula dilakukan dengan sistem A, B, dan C. Tujuannya, agar proses pengaliran tidak sulit. Di samping itu, untuk mencegah terjadinya karamelisasi dan terbentuknya kerak akibat pemanasan yang terus-menerus. PT. PG. Gorontalo Unit Tolangohula terdapat 7 pan vakum yaitu untuk masakan A, B, dan C masing-masing ada 2 pan vakumnya, sedangkan untuk pan vakum yang 1 untuk cadangan masakan A dan masakan B bila ada diantara 2 pan vakum yang sedang mengalami kerusakan pada saat proses masakan berjalan. Setiap pan vakum menghasilkan masakan yang disebut massecuit, yaitu suatu larutan yang 13

sangat pekat dan banyak mengandung kristal-kristal gula. Massecuit ini lalu didinginkan didalam palung pendingin yang terdapat dibawah setiap pan vakum. Tujuan pendinginan masakan adalah untuk mengusahakan agar proses kristalisasi terus berlanjut dengan semakin dinginnya masakan. Seperti kita ketahui, dalam suhu rendah tingkat kelarutan gula akan menurun. Dengan demikian, kristalisasi dapat terjadi. Agar molekul-molekul sakarosa yang larut dapat menempel pada bidang permukaan kristal yang telah ada, maka selama pendinginan harus dilakukan pengadukan. Gambar 2. Pan Masakan (Pan Vakum) 14

4.1.4 Parameter Oprasional Standar Masakan A, B dan C Parameter oprasional standar masakan untuk pan vakum A, pan vakum B, dan pan vakum C dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Parameter Oprasional Standar Masakan No Parameter Oprasional Masakan A B C 1 Tekanan Vakum (cm Hg) 64-68 64-68 64-68 2 Tekanan Uap Bekas (kg/cm 2 ) 0,5-0,8 0,5-0,8 0,5-0,8 3 Tekanan Uap Nira (kg/cm 2 ) 0,5-0,8 0,5-0,8 0,5-0,8 4 Brix Masakan 92-94 94-95 97-99 5 HK Masakan 82-87 71-73 58-60 6 Selisih HK (Massc Moll) 15-20 2025 25-30 7 Ukuran Kristal (mm) 1,0-1,2 0,6-0,7 0,4-0,5 Sumber : PT. PG. Gorontalo Unit Tolangohula. 2012 4.1.5 Pemisahan Kristal Gula dengan Molasses Dalam palung pendingin, massecuit masih berupa larutan dengan banyak kristal sukrosa didalamnya. Kristal-kristal ini harus dipisahkan dari larutan yang menyertainya. Pemisahan kristal dapat dilakukan dengan menggunakan alat sentrifugasi yang bekerja dengan gaya sentrifugal. Palung pendingin, larutan dialirkan ke saringan pemisah kristal (putaran). Disebut demikian, karena alat yang biasanya berupa tromol ini dapat bergerak berputar. Hasil dari proses pemisahan kristal adalah kristal gula dan molasses (tetes). 15

Gambar 3. Alat Sentrifugasi/Saringan Pemisah Kristal (Putaran) Kristal campur yang dihasilkan dan larutan induk diputar didalam alat sentrifugasi untuk memisahkan keduanya. Kristal-kristal tersebut kemudian dikeringkan dengan udara panas sebelum disimpan. Kristal gula yang menempel masih membawa sedikit kotoran. Untuk membersihkannya dapat dilakukan dengan cara membasahi kristal dengan larutan sukrosa jenuh. Kemudian diputar sekali lagi, sehingga diperoleh kristal gula yang bersih. Proses pengolahan masakan nira menjadi kristal gula dapat disajikan pada gambar 4. Gambar tersebut menunjukkan proses pemasakan nira mentah dari evaporator diproses sampai menjadi hasil akhir (gula produk dan final molases tetes ). 16

NIRA KENTAL (Pan Vakum A) MASSECUIT A GULA PRODUKSI (Pan Vakum B) (Hight Great) MOLASES A (Bibit untuk Gula B) MASSECUIT B (Low Great) GULA B MOLASES B (Bibit untuk Gula C) (+ Air Kondensat) (Pan Vakum C) MAGMA B MASSECUIT C (Pan Vakum A) GULA PRODUKSI (Low Great) (+ Air Kondensat) GULA C FINAL MOLASES (TETES) CLARE (Pan Vakum A) GULA PRODUKSI Gambar 4. Proses masakan nira mentah menjadi kristal gula 17

4.2 Pembahasan Nira kental atau sirup yang didapat pasca evaporasi dikirim kestasiun masakan untuk dilakukan proses pemasakan. Proses pemasakan bertujuan untuk mengubah gula terlarut didalam nira kental menjadi kristal-kristal gula yang mempuyai ukuran tertentu, teratur, dan murni. Pembentukan kristal ini dilakukn didalam bejana atau pan masakan vakum (vacum pan) yang akan menghasilkan masakan (massecuite). Masakan (massecuite) ialah larutan yang sangat kental yang terdiri dari campuran kristal gula dengan mollases (tetes). Untuk memisahkan kristal gula dari larutannya dilakukan pengolahan di unit sentrifugasi. Pengambilan gula dari nira kental hinga menjadi tetes (final mollases) dilakukan dengan bertahap yaitu tahap A, B, dan C. Tahap A menjadi yang utama karena pada tingkat ini nira kental masih mempuyai tingkat kemurnian yang tinggi. masakan A tersebut dipisahkan melalui unit sentrifugasi menjadi gula A dan mollases A. Nira kental hasil dari evaporator masuk kedalam pan vakum A untuk proses masakan, hasil dari pan vakum A dikirim ke haight great untuk proses sentrifugasi memisahkan gula A dan molases A. Mollases A yang masih mengandung kadar gula dan masih dapat membentuk kristal gula ini adalah untuk bibit gula B. Tahapan B adalah diambil dari molases A kemudian diolah lebih lanjut di pan vakum B, yang selanjutnya hasil dari pan vakum B di kirim kembali ke low great untuk proses disentrifugasi yang menghasilkan gula B dan mollases B. Gula 18

B diberi air panas yang dinamakan magma B kemudian dikirim ke pan vakum A untuk dijadikan gula produk, sedangkan mollases B diolah kembali untuk bahan baku masakan C. Tahapan C adalah diambil dari molases B untuk dijadikan bibit masakan C dikirim ke pan vakum C untuk proses masakannya. Kemudian hasil dari pan vakum C ini dikirim lagi ke low great untuk proses sentrifugasi yang menghasilkan gula C dan final molases. Gula C diberi air panas yang dinamakan clare dikirim ke pan vakum A untuk dijadikan gula produk. Sedangkan final molases ini sudah hasil akhir dari hasil nira kental yang sudah tidak bisa dijadikan gula produk. Final molases ini dinamakan tetes, merupakan hasil samping yang tidak bisa lagi diambil gulanya. Tetes sebagai hasil samping tersebut ditampung ditangki yang digunakan sebagai bahan baku proses industri lain (alkohol). 19