PROSPEK AGRIBISNIS 2001 DAN EVALUASI PEMBANGUNAN PERTANIAN 2000

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

5Kebijakan Terpadu. Perkembangan perekonomian Indonesia secara sektoral menunjukkan. Pengembangan Agribisnis. Pengertian Agribisnis

PROSPEK AGRIBISNIS INDONESIA DAN PELUANG PERBANKAN 1 )

10Pilihan Stategi Industrialisasi

AGRIBISNIS SEBAGAI LANDASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA DALAM ERA MILLENIUM BARU 1

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN

SISTEM AGRIBISNIS SUMARDJO. Departemen SOSEK-Faperta IPB. 1. Agribisnis Sebagai Suatu-Sistem

BAGIAN KEEMPAT MEMBANGUN AGRIBISNIS MEMBANGUN EKONOMI RAKYAT

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KEDELAI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi

SEMINAR NASIONAL Dinamika Pembangunan Pertanian dan Pedesaan: Mencari Alternatif Arah Pengembangan Ekonomi Rakyat.

RINGKASAN EKSEKUTIF HENNY NURLIANI SETIADI DJOHAR IDQAN FAHMI

BAB 17 Agribisnis dan Masa Depan Pengairan

AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian. Pembangunan ekonomi diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI

REVITALISASI PERTANIAN

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan komponen yang terbuat dari karet seperti ban kendaraan, sabuk

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

Pembangunan Agribisnis di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran dari adanya suatu pembangunan adalah menciptakan

AGRIBISNIS. Sessi 3 MK PIP. Prof. Rudi Febriamansyah

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sehingga terjamin mutu teknisnya. Penetapan mutu pada karet remah (crumb

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Empiris Tentang Jeruk

I. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di

BAB I PENDAHULUAN. banyak kebutuhan lainnya yang menghabiskan biaya tidak sedikit. Guna. sendiri sesuai dengan keahlian masing-masing individu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Filipina, Malaysia dan lainnya yang mengalami distorsi ekonomi yang

PERTANIAN MASIH DITAKUTI PERBANKAN: BAGAIMANA DENGAN AGRIBISNIS?

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)

I. PENDAHULUAN. Pada tahun 1997 kondisi perekonomian Indonesia mengalami krisis yang

I. PENDAHULUAN. pelestarian keseimbangan lingkungan. Namun pada masa yang akan datang,

SEKTOR PERTANIAN : Dari Stagnasi Menuju Pertumbuhan Tinggi Berkelanjutan. Orasi Ilmiah di Universitas Medan Area Tanggal 8 Mei 2004

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Tahun (Milyar rupiah)

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KAKAO. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

I. PENDAHULUAN. keuangan setiap negara. Bank antara lain berperan sebagai tempat. penyimpanan dana, membantu pembiayaan dalam bentuk kredit, serta

BAB IV PEMBANGUNAN PERTANIAN DI ERA GLOBALISASI (Konsolidasi Agribisnis dalam Menghadapi Globalisasi)

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan rencana Pembangunan Jangka Menengah sampai tahun 2009 sebesar

I. PENDAHULUAN. Ketika krisis melanda Indonesia sejak tahun 1997 usaha kecil berperan

Peran dan fungsi pemerintah pada era otonomi daerah adalah. berupa pelayanan dan pengaturan (fasilitator, regulator dan dinamisator)

3 KERANGKA PEMIKIRAN

BAGIAN KETIGA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS BERBASIS KOMODITAS DAN SUMBERDAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENTINGNYA USAHA KECIL MENENGAH (UKM) UNTUK MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

There is nothing more important than agriculture in governing people and serving the Heaven. Lao Tze Taode Jing (Abad 6 BC)

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

Barat yang Integratif Melalui Pegembangan Agribisnis

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Pertanian memegang peran stretegis dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. tinggi secara langsung dalam pemasaran barang dan jasa, baik di pasar domestik

2. AGROINDUSTRI KOMODITAS UNGGULAN

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2009 MODEL PROYEKSI JANGKA PENDEK PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan merupakan

PENDAHULUAN Latar Belakang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.

BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. bakat, dan IPTEK beserta barang dan jasa yang dihasilkannya dapat dengan mudah

KONSEP, SISTEM DAN MATA RANTAI AGRIBISNIS ILLIA SELDON MAGFIROH KULIAH III WAWASAN AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI, UNIVERSITAS JEMBER 2017

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2009 PROSPEK KERJASAMA PERDAGANGAN PERTANIAN INDONESIA DENGAN AUSTRALIA DAN SELANDIA BARU

I. PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura yang terdiri dari tanaman buah-buahan dan sayuran,

Batam adalah kotamadya kedua di Propinsi Riau setelah Kotamadya Pekanbaru yang bersifat otonom. Tetapi, dengan Keppres

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Selama krisis, usaha di sektor pertanian menunjukkan kinerjanya sebagai

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Rangkuman Kebutuhan Investasi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

ACARA 3. KELEMBAGAAN !! Instruksi Kerja : A. Aspek Kelembagaan

SISTEM AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IX. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan

I. PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya. Pada

Potensi daerah yang berpeluang pengembangan tanaman hortikultura; tanaman perkebunan; usaha perikanan; usaha peternakan; usaha pertambangan; sektor in

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam mengembangkan

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

Transkripsi:

PROSPEK AGRIBISNIS 2001 DAN EVALUASI PEMBANGUNAN PERTANIAN 2000 BUNGARAN SARAGIH *) Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor ABSTRAK Perbaikan ekonomi tahun 2001 sudah mulai tampak ditandai oleh beberapa indikator ekonomi seperti sektor riil sudah mulai menggeliat, aktivitas perekonomina rakyat di pedesaan sudah mulai bangkit, ekspor beberapa produk agribisnis mengalami peningkatan., kredit Perbankan untuk mendorong bangkitnya sektor riil sudah dilonggarkan, pendapatan penduduk sudah mulai merangkak naik dibandingkan dengan ketika krisis tahun 1997/1998. Kata kunci: Prospek, Agribisnis, Pembangunan PENDAHULUAN Dalam mengakhiri tahun 2000 yang bersamaan dengan bulan Ramadhan dan menyongsong awal tahun abad Millenium 2001, maka ada baiknya kita melakukan introspeksi, evaluasi dan tinjauan terhadap apa-apa yang sudah kita kerjakan selama tahun 2000 dan bagaimana prospek perkembangan agribisnis 2001. Agribusiness as a new way to look agriculture. Dulu pertanian dilihat secara sektoral, sekarang harus dilihat secara intersektoral. Dulu pertanian dilihat secara subsistem, sekarang harus dilihat secara sistem. Dulu pertanian berorientasi produksi, maka sekarang pertanian harus berorientasi bisnis. Apabila agribisnis usahatani dianggap sebagai subsistem, maka ia tidak terlepas dari kegiatan atau subsistem agribisnis non usahatani seperti subsistem pengolahan (agroindustri hulu dan hilir), subsistem pemasaran input-output dan subsistem lembaga penujang. Inilah visi ke depan pembangunan pertanian Indonesia. *) Guru Besar pada Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian dan Pengajar pada Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, saat ini menjabat sebagai Menteri Pertanian, R.I. 1

TANDA-TANDA PERBAIKAN EKONOMI Walaupun sampai akhir tahun 2000, bahkan mungkin sampai tahun 2001 perekonomian Indonesia masih menyisakan krisis, namun melihat dari beberapa indikator ekonomi makro, tanda-tanda perbaikan ekonomi sudah mulai tampak. Sektor riil sudah mulai menggeliat, aktivitas perekonomina rakyat di pedesaan sudah mulai bangkit, ekspor beberapa produk agribisnis mengalami peningkatan., kredit Perbankan untuk mendorong bangkitnya sektor riil sudah dilonggarkan, pendapatan penduduk sudah mulai merangkak naik dibandingkan dengan ketika krisis yang sempat anjlok sampai mencapai $ 400 AS per kapita, demikian pula pertumbuhan ekonomi sudah mulai positif bahkan diperkirakan di atas 3 persen tahun 2001. Walaupun nilai tukar rupiah masih bertengger pada tingkat Rp 9500/$, namun inidikator yang terakhir ini merupakan berkah bagi pelaku-pelaku agribisnis, utamanya petani produsen komoditas ekspor dan para eksportir produk-produk agribisnis. PROSPEK AGRIBISNIS 2001 Semua indikator ekonomi yang disebutkan sebelumnya menambah optimisme kita bersama bahwa di tahun 2001 kebangkitan ekonomi Indonesia yang dimotori oleh sektor pertanian sudah mulai terjadi. Jika kita mengkaji lebih dalam bidang agribisnis dengan menggunakan indikator-indikator ekonomi di atas, tampak prospek agribisnis tahun 2001 cukup baik. Ada tiga faktor penting yang melandasi optimisme ini yaitu: Pertama, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (exchange rate). Dalam kondisi dollar mengalami apresiasi atau rupiah mengalami depresiasi, walaupun beberapa industri substitusi impor masih merasakan berat karena harus mengeluarkan rupiah lebih banyak untuk mengimpor bahan baku atau barang setengah jadi atau barang jadi, namun sebaliknya sektor agribisnis sangat berpeluang mengisi pasar ekspor dan mensubstitusi komoditas pertanian impor. Apresiasi dollar telah membuat eksportir agribisnis mendapatkan rupiah cukup banyak, sebaliknya importir memerlukan rupiah lebih banyak untuk mengimpor. Kondisi ini bukan mustahil mendorong terjadinya booming ekspor produk-produk agribisnis, baik dalam bentuk produk perkebunan setengah jadi, maupun produk pertanian hasil olahan, seperti berbagai makanan jadi. Kedua, pertumbuhan ekonomi (economic growth). Pertumbuhan ekonomi domestik mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Jika tahun 2001 ekonomi tumbuh dengan 4 persen saja, maka permintaan produk bernilai tinggi seperti hortikultura, daging, ikan dan produk olahan perkebunan akan meningkat. Peluang pasar domestik yang semakin membaik 2

akibat meningkatnya pendapatan perkapita, akan merangsang pertumbuhan kapasitas produksi agribisnis hilir (olahan). Ketiga, situasi pasar global (global market). Keterbukaan pasar global menciptakan peluang-peluang baru yang harus dapat diterjemahkan dalam mengembangkan agribisnis yang dihela oleh pasar (market driven). Namun, yang perlu diingat bahwa pasar berubah sangat cepat dan para pelaku-pelaku agribisnis harus mampu mengantisi secara cermat dan tepat, jika tidak ingin mengalami kegagalan dan kebangkrutan. Namun, pertumbuhan pasar global komoditas pertanian akan semakin didominasi oleh komoditas non-tradisional seperti buah-buahan dan sayuran, ikan olahan, tembakau dan makanan olahan. Sedangkan produk tradisional seperti karet, serealia, gula dan produk tropis lainnya tumbuh sangat rendah mengingat trend harga-harga komoditas primer lesu. Peluang pasar ini harus diantisipasi terus-menerus oleh pelaku-pelaku agribisnis atau pengusaha kita dengan melakukan perubahan pola produksi yang lebih fokus kepada produk-produk olahan. Produk olahan lebih berprospek, bernilai tambah serta persyaratan pasarnya tidak seketat produk primer atau produk segar. LANGKAH STRATEGIS DAN PERAN PEMERINTAH Salah satu langkah strategis yang harus dilakukan pengusaha untuk ekspansi pasar adalah dengan menggalang aliansi dengan pengusaha luar negeri (business partnership), sehingga dapat memanfaatkan keunggulan komparatif dalam memproduksi. Sedangkan dengan perusahaan luar yang sudah go global, kita meminjam merek mereka untuk keunggulan bersaing (competitiviness). Para pengusaha juga harus jeli melihat produk kompetitif. Dalam persaingan yang ketat hanya produk yang berdaya sainglah yang akhirnya memenangkan pasar. Jadi, produk harus unggul dalam mutu, biaya dan kontinuitas. Beberapa contoh komoditas yang mempunyai daya saing seperti, hortikultura tropis, domba. kambing, babi serta perkebunan. Namun demikian, harus dilakukan penetrasi pasar. Sebab memproduksi produk yang mampu bersaing tidak cukup, tetapi harus disertai oleh penetrasi pasar yang intensif. Agar para pengusaha swasta terangsang untuk investasi di bidang agribisnis ini, maka peran pemerintah adalah menciptakan iklim yang kondusif, terutama di daerah tingkat II agar swasta terangsang untuk investasi di bidang agribisnis. Sedangkan yang perlu difasilitasi 3

adalah modal kerja seperti kredit ekspor dan memperkuat kelembagaan agribisnis yang kokoh. EVALUASI PEMBANGUNAN PERTANIAN 2000 Evaluasi atas kinerja sektor pertanian pada tahun 2000, maka dapat dikemukakan halhal sebagai berikut: Produksi padi dan palawija menurun akibat penurunan luas areal tanam. Produksi dan luas tanaman kacang tanah dan kacang hijau meningkat. Produksi dan produktivitas komoditas hortikultura juga meningkat. Hal ini menunjukkan terjadinya penyesuaian alokasi lahan dari padi dan palawija ke komoditas lain yang dinilai tinggi. Produksi perkebunan meningkat sebesar 3,5 persen dan luas areal meningkat 1,8 persen per tahun pada periode 1998-2000. Sedangkan produksi daging, telur dan susu meningkat sebesar 14 persen, 8,7 persen dan 14,2 persen. Yang menggembirakan adalah terjadinya pengalihan ekspor dari ekspor primer ke produk olahan. Total ekspor meningkat 1,77 persen, di mana ekspor olahan meningkat 5 persen, sedangkan industri primer malah menurun 6,98 persen selama Januari-Juli 2000. CATATAN PENUTUP Perbaikan ekonomi tahun 2001 sudah mulai tampak ditandai oleh beberapa indikator ekonomi seperti sektor riil sudah mulai menggeliat, aktivitas perekonomina rakyat di pedesaan sudah mulai bangkit, ekspor beberapa produk agribisnis mengalami peningkatan., kredit Perbankan untuk mendorong bangkitnya sektor riil sudah dilonggarkan, pendapatan penduduk sudah mulai merangkak naik dibandingkan dengan ketika krisis tahun 1997/1998. Semua indikator ekonomi yang disebutkan sebelumnya menambah optimisme kita bersama bahwa di tahun 2001 kebangkitan ekonomi Indonesia yang dimotori oleh sektor pertanian sudah mulai terjadi. Jika kita mengkaji lebih dalam bidang agribisnis dengan menggunakan indikator-indikator ekonomi di atas, tampak prospek agribisnis tahun 2001 cukup baik. Ada tiga faktor penting yang melandasi optimisme ini yaitu: Salah satu langkah strategis yang harus dilakukan pengusaha untuk ekspansi pasar adalah dengan menggalang aliansi dengan pengusaha luar negeri (business partnership), sehingga dapat memanfaatkan keunggulan komparatif dalam memproduksi. Sedangkan 4

dengan perusahaan luar yang sudah go global, kita meminjam merek mereka untuk keunggulan bersaing (competitiviness). DAFTAR BACAAN Downey, W. David and Steven P. Erickson. 1992. Manajemen Agribisnis (terjemahan). Penerbit Erlangga, Jakarta. Kumpulan Pidato/ Pengarahan Menteri Muda Pertanian (Bahasjah Sjarifudin). 1992. Pengembangan Agribisnis dan Agroindustri di Indonesia. Departemen Pertanian, RI. Saragih, Bungaran. 1998. Agribisnis Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian. Editor Tungkot Sipayung, Jef R. Saragih dan Frans B.M. Dabukke. Yayasan Mulia Persada Indonesia dan PT. Surveyor Indonesia bekerjasama dengan Pusat Studi Pembangunan IPB. 5