BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan negara Indonesia yang lebih identik dengan perkembangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk yang berlangsung dengan pesat telah. menimbulkan dampak terhadap berbagai aspek kehidupan bangsa terutama di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan adalah upaya memajukan, memperbaiki tatanan, meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. besar, dimana kondisi pusat kota yang demikian padat menyebabkan terjadinya

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Oleh karena itu,bukan suatu pandangan yang aneh bila kota kota besar di

BAB I PENDAHULUAN. Tinggi terletak pada LU dan BT. Kota Tebing Tinggi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masyarakat terdapat berbagai golongan yang menciptakan perbedaan tingkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jadi masih mengandung kemiskinan dimana-mana, baik di kota maupun di desa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kota menawarkan berbagai ragam potensi untuk mengakumulasi aset

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PEMBANGUNAN KAMPUNG PERKOTAAN TERHADAP KONDISI FISIK LINGKUNGAN PERMUKIMAN DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Nelayan Belawan merupakan perkampungan yang terletak di

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan permukiman merupakan bagian dari lingkungan binaan merupakan bagian

PEREMAJAAN PEMUKIMAN RW 05 KELURAHAN KARET TENGSIN JAKARTA PUSAT MENJADI RUMAH SUSUN

APA ITU URBANISASI???? Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Permukiman kumuh merupakan salah satu masalah yang dapat timbul

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk yang pesat sebagai akibat dari faktor-faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan ketenagakerjaan disadari bersifat kompleks karena

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan derap laju pembangunan. Berbagai permasalahan tersebut antara lain

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lahan untuk bermukim. Beberapa diantara mereka akhirnya memilih untuk

PRAKTIKUM TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT PENETASAN TELUR DI SMK NEGERI 1 CIKALONGKULON, CIANJUR TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern

EVALUASI STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PERUMAHAN MELALUI PENDEKATAN URBAN REDEVELOPMENT DI KAWASAN KEMAYORAN DKI JAKARTA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Perumahan dan pemukiman adalah salah satu masalah yang dihadapi oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas adalah pendidikan yang mampu memberi kondisi mendidik yang

BAB I PENDAHULUAN. Proses perkembangan dan pertumbuhan kota-kota besar di Indonesia

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Persoalan permukiman merupakan masalah yang serius karena

DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dorongan-dorongan alamiah yang dimiliki setiap manusia semenjak dilahirkan.

BAB I PENDAHULUAN. sektor lainnya. Tidak hanya mementingkan salah satu sektor saja. Indonesia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Respon risiko..., Juanto Sitorus, FT UI., Sumber data : BPS DKI Jakarta, September 2000

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. proses-proses perwujudan pilar-pilar penyangga masyarakat. Pendidikan. diperlukan dalam perkembangan kehidupannya.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan generasi penerus bangsa. Perkembangan kemajuan bangsa sedikit

IDENTIFIKASI PENGADAAN RUMAH SWADAYA OLEH MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agung Hadi Prasetyo, 2013

TESIS OLEH : SARIGUNA TANJUNG /PWD PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2002

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa erat hubungannya dengan

Pemerintah masih menjadi pemrakarsa, pemberi dana, kontributor keterampilan,pemelihara dan pengendali yang dominan saat ini. Namun minimnya peran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini, dihadapkan pada berbagai sumber masalah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dan membangun pertanian. Kedudukan Indonesia sebagai negara

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak dilahirkan dengan bakat dan minat yang berbeda-beda. Bakat dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam pemenuhannya masih sulit dijangkau terutama bagi penduduk berpendapatan

BAB I PENDAHULUAN. besar-besaran dari perusahaan-perusahaan swasta nasional. Hal ini berujung pada

IDENTIFIKASI PERAN DAN MOTIVASI STAKE HOLDER DALAM PENYEDIAAN PRASARANA PERMUKIMAN DI WILAYAH PERBATASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

VII KETERKAITAN EKONOMI SEKTORAL DAN SPASIAL DI DKI JAKARTA DAN BODETABEK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Pemahaman Judul dan Tema

PENATAAN PEMUKIMAN NELAYAN TAMBAK LOROK SEMARANG

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan menurut udang-undang No 20 tahun 2003 pasal 1 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. berpenghasilan rendah (MBR) dapat juga dikatakan sebagai masyarakat miskin atau

PLPBK RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS KELURAHAN BASIRIH BANJARMASIN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan. kepribadian manusia melalui pemberian pengetahuan, pengajaran

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Judul

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa mengalami perubahan membuat perusahaan-perusahaan. berusaha untuk mempertahankan eksistensinya, tak terkecuali dengan

Sabua Vol.7, No.2: Oktober 2015 ISSN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan juga merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi setiap warga negara.

PENGURANGAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK ERICK VICTORIANTO, SH, MM DIREKTORAT PENGEMBANGAN AIR MINUM

BAB 1 PENDAHULUAN. diperkirakan mencapai anak dan pada tahun 2012 meningkat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sebagai lembaga pendidikan

Identifikasi Karakteristik Lingkungan Permukiman Kumuh Berdasarkan Persepsi Masyarakat Di Kelurahan Tlogopojok

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk kalangan menengah ke-atas (high-middle income). lebih dari batas UMR termasuk golongan menengah ke atas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota-kota besar di negara-negara berkembang umumnya mengalami laju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Siswa Sekolah Menengah Pertama merupakan tahap anak berada pada masa

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat tinggal tetap, baik sendiri maupun berkeluarga. Jika dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. tinggal. Dimana tempat tinggal atau rumah merupakan kebutuhan dasar yang akan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sehari-harinya. Perlu diketahui bahwa pendidikan adalah proses interaksi

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peranan pendidikan telah dicantumkan oleh pemerintah secara

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat pertumbuhan jumlah penduduk di Kota Medan saling berkaitan

CONTOH KASUS PEREMAJAAN KOTA DI INDONESIA (GENTRIFIKASI)

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB I PENDAHULUAN. arti penting dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan(PLP2K-BK) 1 Buku Panduan Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan negara Indonesia yang lebih identik dengan perkembangan perkotaan, ternyata menimbulkan masalah permukiman yang lebih kompleks. Salah satu faktor penyebabnya adalah ketersediaan lapangan kerja lebih banyak berada di perkotaan, sehingga hal tersebut memacu arus urbanisasi. Tetapi pada kenyataannya ketersediaan lapangan pekerjaan di perkotaan tidak sebanding dengan jumlah pendatang yang mencari pekerjaan. Hal ini menyebabkan sebagian besar wilayah perkotaan dihuni oleh para pendatang yang tidak memiliki pekerjaan. Mereka akhirnya terperangkap dalam perekonomian informal dengan penghasilan yang rendah. Dengan demikian, kota-kota di Indonesia didominasi oleh kaum miskin. Para pendatang yang tidak mampu beradaptasi dan berpenghasilan rendah akhirnya terdesak kebutuhan akan tempat tinggal (housing). Kebutuhan akan tempat tinggal ini terpaksa dipenuhi dengan segala keterbatasan sarana dan prasarana di kantung-kantung permukiman kumuh (slums) yang tersebar di beberapa kota di Indonesia, khususnya di kota Bandung. Daerah kumuh pada umumnya dihuni oleh orang-orang yang memiliki penghasilan sangat rendah, terbelakang, pendidikan rendah, dan lain sebagainya. Mereka menempati tanah atau lahan secara legal atau illegal namun kebanyakan 1

2 dari mereka menempati lahan secara illegal. Illegalitas inilah yang menyebabkan tidak adanya rasa kepedulian terhadap lingkungan yang berimbas pada keadaan lingkungan yang kumuh. Daerah ini tentunya mencerminkan keterbatasan kualitas hidup mereka, dan sekaligus juga menunjukkan betapa fenomena lingkungan kumuh juga menjadi sesuatu yang sulit untuk diatasi. Tidak heran jika keberadaan permukiman kumuh sendiri sesungguhnya merupakan ancaman serius bagi kesehatan dan kesejahteraan kota. Serius bukan hanya dalam pengertian dampak lingkungan kumuh saja tetapi juga terhadap tingkat produktivitas dan kualitas hidup warga kota. Mengembangkan potensi diri merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang. Pengembangan diri tidak hanya dipengaruhi oleh bakat yang ada sejak lahir ataupun keahlian yang berikan secara turun temurun oleh keluarga, tetapi pengembangan potensi diri harus ditunjang dengan semangat atau motivasi untuk terus berubah ke arah yang lebih baik dan berkembang hingga mencapai individu yang diharapkan. Motivasi merupakan dorongan dasar yang menggerakan seseorang untuk bertingkah laku sesuai dengan keinginan yang dicapainya. Begitupula halnya dengan pemenuhan kebutuhan akan belajar. Pada dasarnya motivasi belajar akan timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, serta harapan akan cita-cita, sedangkan faktor ekstrinsik yang dapat menumbukan motivasi dalam belajar adalah penghargaan, kegiatan belajar yang menarik, dan lingkungan belajar yang kondusif.

3 Sebagai generasi penerus bangsa, anak merupakan sosok yang menjadi tumpuan untuk harapan yang tidak hanya bagi keluarga tetapi juga bagi bangsa dan negara. Kondisi lingkungan tempat mereka tinggal tentunya akan berpengaruh pada perkembangan potensi diri. Untuk anak usia 11-15 tahun, pengaruh lingkungan akan berperan dalam pengembangan potensi diri karena pada usia ini segala aktivitas yang dilakukan sebagian besar terjadi di lingkungan tempat tinggalnya sendiri dalam artian mereka belum cukup berani untuk melaksanakan segala bentuk aktivitas di luar lingkungan tempat tinggalnya. Dari paparan di atas, penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian mengenai keadaan lingkungan di daerah kumuh dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar anak usia sekolah 11-15 tahun. Sehingga diangkat penelitian dengan judul Pengaruh Lingkungan Kumuh terhadap Motivasi Belajar Anak Usia Sekolah 11-15 Tahun (Studi Kasus Daerah Cipaku II, Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap). B. Identifikasi Masalah Menurut Riduwan (2006: 4), Identifikasi masalah pada umumnya mendeteksi, melacak, menjelaskan aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan dari judul penelitian atau dengan masalah atau variabel yang akan diteliti. Berdasarkan pengertian diatas dengan merujuk pada judul penelitian maka identifikasi masalah yang dapat diungkap adalah sebagai berikut:

4 1. Lingkungan kumuh pada umumnya dihuni oleh orang-orang dengan kondisi ekonomi dan pendidikan yang rendah, dan lingkungan permukiman yang kotor. 2. Kualitas hidup masyarakat di lingkungan kumuh tergolong rendah dikarenakan pada umumnya pendidikan masyarakat yang tinggal di daerah kumuh tergolong masih rendah. 3. Motivasi belajar dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Jika kondisi lingkungan belajar mendukung proses belajar maka akan menghasilkan prestasi belajar yang baik, begitu pula sebaliknya jika kondisi lingkungan belajar menghambat proses belajar maka akan menghasilkan prestasi belajar yang kurang baik. Prestasi belajar merupakan indikasi dari motivasi belajar. C. Batasan Masalah Jumlah kantung-kantung tempat tinggal kumuh di kota Bandung cukup banyak. Namun demikian, tidak semua tempat tersebut dapat dijadikan obyek penelitian. Hal ini mengingat berbagai keterbatasan penulis, terutama keterbatasan dalam hal waktu, tenaga dan biaya. Karena keterbatasan-keterbatasan itu pula, dan untuk menjaga agar penelitian ini lebih terarah dan fokus, maka permasalahanpermasalahan penelitian yang akan dikaji harus dibatasi. Dengan pertimbangan tersebut, maka batasan masalah penelitian ini meliputi: 1. Pengamatan lingkungan daerah kumuh yang terfokus pada pengamatan lingkungan fisiknya saja.

5 2. Pengamatan terhadap kondisi motivasi belajar anak di lingkungan kumuh, yang terdiri dari motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. 3. Objek penelitian dibatasi hanya untuk anak usia sekolah 11-15 tahun dengan jumlah responden sebanyak 30 orang. 4. Studi kasus penelitian berlokasi daerah Cipaku II, Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap. D. Rumusan Masalah Masalah dalam penelitian ini difokuskan hanya untuk mengkaji pengaruh lingkungan kumuh terhadap motivasi belajar anak usia sekolah 11-15 tahun di kawasan Cipaku II, Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap. Dengan adanya batasan ini, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah kondisi lingkungan fisik daerah kumuh Cipaku II, Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap? 2. Bagaimanakah kondisi motivasi belajar anak usia sekolah 11-15 tahun di daerah Cipaku II, Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap? 3. Apakah ada pengaruh yang ditimbulkan oleh kondisi lingkungan fisik kumuh terhadap kondisi motivasi belajar anak usia sekolah 11-15 tahun di daerah Cipaku II, Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap? 4. Berapa besarkah kontribusi yang diberikan oleh lingkungan fisik daerah kumuh terhadap motivasi belajar anak usia sekolah 11-15 tahun di daerah Cipaku II, Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap?

6 E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini antara lain: 1. Mengetahui kondisi lingkungan fisik daerah kumuh di Cipaku II, Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap. 2. Mengetahui kondisi motivasi belajar anak usia sekolah 11-15 tahun di daerah Cipaku II, Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap. 3. Mengetahui ada tidaknya pengaruh yang ditimbulkan oleh lingkungan fisik daerah kumuh terhadap motivasi belajar anak usia sekolah 11-15 tahun di daerah Cipaku II, Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap? 4. Mengetahui berapa besar kontribusi yang diberikan oleh lingkungan fisik daerah kumuh terhadap motivasi belajar anak usia sekolah 11-15 tahun di daerah Cipaku II, Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap? F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang berarti bagi semua pihak yang memang membutuhkan bahan pertimbangan, sumber data, serta informasi dari hasil penelitian ini. Bagi para peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan berupa informasi dan sumber data, terutama bagi mereka yang menaruh minat untuk menindaklanjuti hasil penelitian ini dengan mengambil kancah penelitian yang berbeda dan dengan sampel penelitian yang lebih luas. Bagi kalangan akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah kepustakaan kependidikan, khususnya mengenai korelasi lingkungan kumuh terhadap motivasi belajar.

7 Bagi pemerintah, diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan serta masukan yang berarti untuk menindaklanjuti masalah lingkungan yang sering terjadi, misalnya mengenai sengketa tanah, tata ruang kota yang belum teratur karena kurangnya informasi yang diterima oleh masyarakat, dan lain-lain. Dengan adanya informasi yang dihasilkan dari penelitian ini, diharapkan masalah-masalah yang berkaitan dengan lingkungan dapat diselesaikan dengan baik sehingga hasil dan manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat. Bukan hanya sekedar masalah lingkungan yang harus diatasi, tetapi juga masalah pendidikan harus mendapatkan respon yang baik dari pemerintah untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang berkualitas. Bagi semua pihak yang merasa peduli dan bertanggung jawab dengan lingkungan dan dunia pendidikan nasional, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan yang berarti untuk perbaikan lingkungan yang tentunya dapat memberikan pengaruh terhadap motivasi belajar, pemerataan pendidikan untuk semua kalangan khususnya untuk anak-anak Indonesia sebagai generasi penerus bangsa. G. Penjelasan Istilah Untuk memeperjelas tentang istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini, Pengaruh Lingkungan Kumuh Terhadap Motivasi Belajar Anak Usia Sekolah 11 15 Tahun (Studi Kasus Kawasan Cipaku II, Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap). Maka berikut ini akan dijelaskan mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam judul, sebagai berikut : 1. Lingkungan adalah tempat segala aktivitas makhluk hidup terjadi.

8 2. Menurut Usep Surahman (2006: 10), definisi kumuh (slum) adalah perkampungan miskin dan kotor, perkampungan yang melarat, dimana tanah yang mereka tempati sudah menjadi hak milik mereka dengan atau tanpa izin pemerintah atau pemilik tanah. Namun karena kondisi ekonomi dan pendidikan yang rendah, lingkungan permukiman pun tidak terawat sehingga menjadi kotor. 3. Motivasi menurut Hamzah B. Uno (2007: 1) adalah dorongan dasar yang menggerakan seseorang bertingkah laku. Dalam istilah lain motivasi merupakan dorongan individual yang memungkinkan seseorang dapat mengekspresikan potensi terbaiknya. Dorongan tersebut pada umumnya terkait dengan kebutuhan, keinginan, harapan dan cita-cita yang bersangkutan. Hal ini tidak terkecuali berlaku pula pada hasil belajar siswa. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan cenderung memperoleh hasil belajar yang baik, sebaliknya siswa yang memiliki motivasi rendah akan cenderung mendapatkan hasil belajar yang kurang baik. 4. Belajar menurut Slameto (1987: 2), adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Belajar menurut Abu Ahmadi (1991: 19) seorang pakar pendidikan modern, adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku berkat pengalaman dan latihan.

9 Tingkah laku itu misalnya: dari tidak tahu menjadi tahu, timbul pengertian baru dan berkembangnya sifat sosial, susila dan emosional. 5. Usia 11-15 tahun Menurut Abin Syamsudin (2003:103-104) termasuk dalam formal operational period dimana pada periode ini ditandai dengan kemampuan untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal yang tidak terikat lagi oleh objek-objek yang bersifat konkrit. H. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian yang akan menjadi patokan dalam penulisan skripsi ini adalah: BAB I PENDAHULUAN Berisi penjelasan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan istilah, dan sistematika penulisan. BAB II KAJIAN TEORI Berisi penjelasan tentang tinjauan teori, anggapan dasar, dan hipotesis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Berisi penjelasan tentang metodologi penelitian, variabel dan paradigma penelitian, data dan sumber penelitian, populasi dan sampel, analisis instrumen penelitian, dan teknik analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berisi penjelasan tentang deskripsi data, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian.

10 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berisi kesimpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian penelitian.