PERTUMBUHAN TANAMAN GAHARU

dokumen-dokumen yang mirip
Aplikasi Pemupukan Berimbang untuk Peningkatan Laju Pertumbuhan Tanaman Gaharu (Gyrinops verstegii) di Kabupaten Tabanan

ANALISIS UNSUR HARA MIKRO TANAH GAMBUT SETELAH SETAHUN KEBAKARAN PADA HUTAN KONSERVASI DI KECAMATAN KERUMUTAN KABUPATEN PELALAWAN

PENGARUH FREKUENSI PENYEMPROTAN PUPUK DAUN DAN DOSIS PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT Aquilaria malaccensis Lamk.

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Tata Ruang Lahan Daerah Penelitian. Menurut penataan ruang Kaupaten Lebak lokasi penambangn ini

RIAP TANAMAN ULIN (Eusideroxylon zwageri Teijsm & Binn) DI KHDTK SAMBOJAKECAMATAN SAMBOJA KABUPATEN KUTAI KERTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

DALAM RANGKA MELESTARIKAN BAHAN BAKU KERAJINAN ANYAMAN DI KALIMANTAN TIMUR. Supply Continuity for Woven Craft at East Borneo

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

PEMUPUKAN NPK PADA TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) LOKAL UMUR 3 TAHUN

Survey dan Pemetaan Status Hara-P di Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo

DAMPAK TEKNOLOGI MULSA PLASTIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI TOMAT

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK... I. PENDAHULUAN 1.

D. 9. Ahad Fitriadi 1, Abubakar M. Lahjie 2 dan Rochadi Kristiningrum 3

Jurnal AGRIFOR Volume XV Nomor 2, Oktober 2016 ISSN P ISSN O

PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON MERAH. (Anthocephalus macrophyllus (Roxb)Havil)

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPON PERTUMBUHAN BEBERAPA VARIETAS TIMUN (Cucumis sativus L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK

281 ZIRAA AH, Volume 32 Nomor 3, Oktober 2011 Halaman ISSN

PENGARUH PUPUK ORGANIK GRANUL DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Hevea brasiliensis Muell.Arg.) OKULASI

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

*) Diterima : 17 April 2008; Disetujui : 10 Maret 2009

POLA AGROFORESTRY TANAMAN PENGHASIL GAHARU DAN KELAPA SAWIT (Agroforestry Pattern of Agarwood Species and Oil Palm)*)

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MACAM AUKSIN PADA PEMBIBITAN BEBERAPA VARIETAS TANAMAN JATI (Tectona grandis, L.)

APLIKASI CRYSTAL SOIL DI LAPANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT SUKUN (Artocarpus communis Forst)

EKONOMI GAHARU. Oleh : Firmansyah, Penyuluh Kehutanan. Budidaya pohon gaharu saat ini tak terlalu banyak dikenal masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. satu diantara tiga anggota Allium yang paling populer dan mempunyai nilai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang terletak di daerah tropis dengan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik dan Fisiografi Wilayah. lingkungan berhubungan dengan kondisi fisiografi wilayah.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

ABSTRACT SITI ROMELAH. Intensive farming practices system by continuously applied agrochemicals,

Jurnal Belantara [JBL] Vol. 1, No. 1, Maret 2018 (35-44) E-ISSN

I. PENDAHULUAN. Intervensi manusia dalam pemanfaatan sumberdaya alam yang makin

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) sampai saat ini masih merupakan

SKRIPSI DEKOMPOSISI BAHAN ORGANIK DI DALAM TANAH PADA BEBERAPA KETINGGIAN TEMPAT DI KOTA PADANG. Oleh: ANDITIAS RAMADHAN

ANALISIS SIFAT FISIKA, KIMIA, DAN BIOLOGI TANAH PADA DAERAH BUFFER ZONE DAN RESORT SEI BETUNG DI TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER KECAMATAN BESITANG

ANALISIS EKONOMI USAHA BUDIDAYA TAMBAK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI

Dewi Kartika Sari, Iskandar AM,Gusti Hardiansyah Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura. Jln Imam Bonjol Pontianak

KONSERVASI LAHAN MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA LORONG (Alley Cropping) DI DAERAH TRANSMIGRASI KURO TIDUR, BENGKULU

I. PENDAHULUAN. yang mendayagunakan sumberdaya alam dan diharapkan dapat. menjamin kehidupan di masa yang akan datang. Sumberdaya alam yang tidak

TINJAUAN PUSTAKA. Hutan secara konsepsional yuridis dirumuskan di dalam Pasal 1 Ayat (1)

J. Aquawarman. Vol. 2 (1) : April ISSN : Karakteristik Oksigen Terlarut Pada Tambak Bermangrove Dan Tambak Tidak Bermangrove

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

TINJAUAN PUSTAKA. Hutan secara konsepsional yuridis dirumuskan di dalam Pasal 1 Ayat (1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KAJIAN TINGKAT BAHAYA EROSI (TBE) PADA PENGGUNAAN LAHAN TANAMAN AGROFORESTRY DI SUB DAS LAU BIANG (KAWASAN HULU DAS WAMPU)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

PENGARUH DUA JENIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativa L.) YANG DI TANAM PADA MEDIA GAMBUT DAN TANAH MINERAL

UJI KORELASI KONSENTRASI HARA N, P DAN K DAUN DENGAN HASIL TANAMAN DUKU

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, April 2010, hlm ISSN

PELUANG USAHA ATAP DAUN NIPAH BAGI MASYARAKAT DI KELURAHAN TIMBAU TENGGARONG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 Maret 2017.

Relationship between WCa Ratios in the Soil Solution with the Dynamic of K in UZtisol and Vertisol of Upland Area ABSTRACT

REKAYASA LERENG STABIL DI KAWASAN TAMBANG TIMAH TERBUKA PEMALI, KABUPATEN BANGKA UTARA, KEPULAUAN BANGKA

KAJIAN TINGKAT BAHAYA EROSI (TBE) PADA PENGGUNAAN LAHAN TANAMAN PANGAN (UBI KAYU) DI KEBUN PERCOBAAN USU KWALA BEKALA

Budidaya Pohon Penghasil Gaharu (Aquilaria malaccensis) Di Kenagarian Pilubang, Kecamatan harau, Kabupaten 50 Kota, Provinsi Sumatra Barat

RESPON PERTUMBUHAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG TERHADAP FREKUENSI PEMUPUKAN PUPUK ORGANIK CAIR DAN APLIKASI PUPUK DASAR NPK SKRIPSI

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Penyemprotan Pupuk Organik Cair Super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis

SIFAT KIMIA ULTISOLS BANTEN AKIBAT PENGOLAHAN TANAH DAN PEMBERIAN PUPUK KOMPOS. Oleh: 1) Dewi Firnia

PENGELOLAAN HARA TANAMAN PADI SISTEM GOGORANCAH DI LAHAN SAWAH TADAH HUJAN NUTRIENTS MANAGEMENT OF THE GOGO RANCAH RICE SYSTEM IN RAINFED SKRIPSI

ANALISIS SIFAT KIMIA TANAH GAMBUT YANG DIKONVERSI MENJADI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI KABUPATAN KAMPAR

HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Lahan

RESPONS PERTUMBUHAN ANAKAN JELUTUNG MERAH

Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola

BAB I PENDAHULUAN. PT. Perhutani KPH Surakarta, dimulai dari pelaksanaan pada periode tahun

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK

HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI PAKHCOY (Brassica rapa. L) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KASCING SKRIPSI OLEH:

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

Made Deviani Duaja 1), Nelyati 1) and Hisar Tindaon 2) Fakultas Pertanian, Universitas Jamabi

I. PENDAHULUAN. Gambar 1. Kecenderungan Total Volume Ekspor Hasil hutan Kayu

TATACARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni Oktober 2015 dan dilakukan

PENDAHULUAN EVALUASI PERTUMBUHAN SENGON DAN JABON DALAM REHABILITASI LAHAN TERDEGRADASI DI TLOGOWUNGU PATI. Tujuan

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI MAIN NURSERY TERHADAP KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFAT

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH PADA BEBERAPA VARIETAS DAN PEMBERIAN PUPUK NPK. Oleh:

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERTANIAN UNTUK TANAMAN MANGGA GEDONG GINCU DI KECAMATAN PANYINGKIRAN KABUPATEN MAJALENGKA

PENGARUH PENAMBAHAN GAMBUT DAN SEKAM PADI PADA MEDIA TANAM ALLUVIAL TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT MAHONI

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya alam pertanian, sumberdaya alam hasil hutan, sumberdaya alam laut,

ABSTRAK. Oleh. Mitra Suri. Penanaman tomat memerlukan teknik budidaya yang tepat. Aplikasi pemberian

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB IV METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Bahan dan Alat 4.3 Metode Pengambilan Data Analisis Vegetasi

Erosi Kualitatif Pada Perkebunan Karet Umur 25 Tahun di Desa Lau Damak Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis quenensis Jacq) DI DESA TOLOLE KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN BEBERAPA SIFAT FISIK TANAH SAWAH PADA POLA TANAM PADI- PADI DAN PADI- SEMANGKA SKRIPSI. Oleh: ERWITA PARDOSI

IDENTIFIKASI KESESUAIAN LAHAN TEBU DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II KEBUN HELVETIA SKRIPSI DIAN NOVITA SARI SINAGA

Pemberian Pupuk Organik dan Pupuk ZA Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kayu Putih ( Melaleuca cajuputi

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik berarti melakukan budidaya tanaman tanpa media tanah. Dalam

ABSTRACT ABSTRAK. Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2016, Palembang Oktober 2016 ISBN...

SKRIPSI. Oleh: JOGI HENDRO SIAHAAN/ AGROEKOTEKNOLOGI-BPP

Gambar 1. Lahan pertanian intensif

I. PENDAHULUAN. jenis salak yang terdapat di Indonesia, yakni : salak Jawa Salacca zalacca

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

DAMPAK PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit

Transkripsi:

PERTUMBUHAN TANAMAN GAHARU (Aquilaria sp.) DI DESA GIRI AGUNG KECAMATAN SEBULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR (Crop Growth of Gaharu (Aquilaria malaccensis) in Giri Agung Village of Sebulu Sub District, Kutai Regency, East Kalimantan Province) Datu Bandar Pramana, Jumani*, dan Heni Emawati* *Dosen Prodi Manajemen Hutan, Fakultas Pertanian Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda ABSTRACT The experiment was conducted at the Community Forestry area in the Giri Agung Village of Sebulu Sub District, Kutai Regency. Planting implementation was in 2006. Research carried out for about 2 effective months (from May to June 2012). The object was Gaharu crop of 6 years old in the Giri Agung Village with the total samples 30 crops planted at the top of hill, and 30 crops planted at the slope. The data was analysed with SPSS 12 t-test to determine the differences in growth at the top and on the slopes at the significant level 95%. The results showed that the Gaharu crop growth at top and at slope hill were not significantly different on both crop diameter and height growth by the t test. The results of the statistical test using t-test showed that t-count is less than t- table which means there is no significant difference in the average of crop height at the top and slope. There were several limiting factors for optimum growth of Gaharu. They were soil factors, especially ph and limitation availability of some macro and micro nutrients, because almost all the nutrients required by the Gaharu is generally lacking. Therefore, it needed an improvement or increase in the availability of nutrients by fertilizing with both organic and inorganic fertilizers that are required by the Gaharu. Key Words: Growth, slope, peak, Gaharu, Pertumbuhan, Lereng, Puncak. PENDAHULUAN Gaharu merupakan salah satu komoditi hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang cukup dapat diandalkan, khususnya apabila ditinjau dari harganya yang sangat istimewa bila dibandingkan dengan HHBK lainnya. Nilai jual yang tinggi dari gaharu ini mendorong masyarakat untuk memanfaatkannya. Sebagai contoh, pada awal tahun 2001, di Kalimantan Timur tepatnya di Pujangan (Kayan) harga gaharu dapat mencapai Rp. 600.000,- per kilogram. Pada tingkat eceran di kotakota besar harga ini tentunya akan semakin tinggi pula. Kontribusi gaharu terhadap perolehan devisa juga menunjukkan grafik yang terus meningkat. Menurut Balai Pusat Statistik, rata-rata nilai ekspor gaharu dari Indonesia tahun 1990-1998 adalah sebesar US $ 2 juta, dan pada tahun 2000 meningkat menjadi US $ 2.2 juta (Anonim, 2009). Hasil Hutan bukan Kayu didefinisikan sebagai segala sesuatu yang bersifat material (bukan kayu) yang diambil dari hutan untuk dimanfatkan bagi kegiatan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam upaya mengubah haluan pengelolaan hutan dari 110

timber extraction menuju sustainable forest management, hasil hutan bukan kayu (HHBK) atau Non Timber Forest Products (NTFP) memiliki nilai yang sangat strategis. Hasil hutan bukan kayu (HHBK) merupakan salah satu sumber daya hutan yang memiliki keunggulan komparatif dan bersinggungan langsung dengan masyarakat sekitar hutan seperti contohnya adalah gaharu. Berdasarkan atas hal tersebut, perlu dilakukan penelitian berkaitan dengan kesesuaian pertumbuhan tanaman gaharu di daerah puncak dan di lereng perbukitan. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 2 (dua) bulan, yaitu bulan Mei 2012 sampai dengan Juni 2012 di Desa Giri Agung Kecamatan Sebulu Kabupaten Kutai Karta Negara. Obyek Penelitian adalah tanaman Gaharu umur 6 tahun yang di tanam di Desa Giri Agung Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara. Penelitian ini ditentukan pengambilan parameter pertumbuhan tanaman Gaharu yaitu diameter dan tinggi tanaman yang di tanaman di puncak bukit dan di lereng dengan jumlah sample masing-masing 30 tanaman. Hasil pengukuran di lapangan kemudian dianalisis dengan Pengujian secara statistik dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang nyata atau tidak nyata antara dua perlakuan tempat tumbuh tanaman yaitu di puncak dan di lereng. Variabel yang dihitung adalah tinggi dan diameter tanaman gaharu dengan menggunakan SPSS 12.0. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Gaharu di Desa Giri Agung Kecamatan Tenggarong Seberang Pertumbuhan tanaman Gaharu di Desa Giri Agung Kecamatan Tenggarong Seberang, pada tanaman yang berada di puncak mempunyai rata-rata tinggi 6,93m dan diameter rata-rata 8,80cm, rata-rata LBD 0,0061m 2 dan volume 0,030m 3 pada umur 6 tahun. Pertumbuhan Tanaman Gaharu apabila dianalisa dari diameter rata-rata maka pada setiap tahunnya pada tanaman Gaharu yang di tanaman di puncak bukit sekitar 1,47cm/tahun. Pertumbuhan tanaman Gaharu yang ditanam pada tempat tumbuh lereng mempunyai rata-rata tinggi 7,2m dan diameter rata-rata 8,96cm, rata-rata LBD 0,0064m 2 dan volume 0,031m 3 pada umur 6 tahun. Pertumbuhan Tanaman Gaharu apabila dianalisa dari diameter rata-rata maka pada setiap tahunnya pada tanaman Gaharu yang ditanam di lereng bukit sekitar 1,49cm/tahun. Pertumbuhan tanaman gaharu di hutan alam tidak sebaik hasil penanaman yang dicobakan di beberapa areal penanaman. Rata-rata pertumbuhan diameter pohon gaharu pada hutan alam Berau adalah 0,4cm/tahun, dengan pertumbuhan maksimal sebesar 0,64cm/tahun pada kelas 40cm. Hal ini mengindikasikan bahwa jenis ini kalah bersaing dengan pohon disekelilingnya atau tertekan. Terlebih lagi pada pohon yang kecil atau berdiameter kurang dari 40cm. Sedangkan pertumbuhan tanaman pada penanaman di areal percobaan di Balai Besar Penelitian Dipterocarpa dimana pada saat penanaman areal sudah dibersihkan sehingga cahaya dapat masuk dengan baik langsung ke tanaman gaharu, pertumbuhan tanaman gaharu pada umur 9 tahun dengan jarak tanam 5 x 5m dapat mencapai diameter antara 14,7-20,1cm. Tanaman ini berarti memiliki rata-rata pertumbuhan antara 1,67-2,23cm/tahun (Suyana, 2009). Pertumbuhan secara umum pada lokasi penelitian sudah normal atau sesuai dengan pertumbuhan secara umum untuk jenis gaharu tetapi pertumbuhan lebih 111

rendah apabila kita banding dengan hasil penelitian dari Balai Besar Dipterocarpa yang mencapai rata-rata pertumbuhan 1,67-2,23cm/tahun dengan persiapan lahan penanaman dan pemeliharaan yang cukup intensif. Sedangkan pertumbuhan di hutan alam di Berau hanya mencapai rata-rata maksimum 0,64cm/tahun, pertumbuhan tanaman gaharu di Giri Agung tempat penelitian dengan perawatan yang tidak intensif sudah cukup besar dengan rata-rata pertumbuhan diamater mencapai 1,47cm/tahun pada puncak dan 1,49cm/tahun pada lereng gunung. Selain faktor yang secara alami mempengaruhi pertumbuhan diperkirakan pada tanaman gaharu di desa Giri Agung kurang intensif perawatannya sehingga pertumbuhannya kurang baik, sehingga masih perlu perawatan terutama pembersihan gulma dan tanaman pengganggu lainnya untuk mendapatkan intensitas sinar dan ruang tumbuh yang lebih bagus untuk pertumbuhan karena masih berumur 6 tahun dan masih dapat berkembang baik untuk pertumbuhan riap diameter dan tinggi. Selain perawatan tersebut di atas diperkirakan kesanggupan tanah untuk menyediakan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman gaharu dengan jumlah yang tepat sehingga dapat menghasilkan produktifitas yang optimum. Kekurangan unsur hara pada tanah dapat dilakukan berbagai perbaikan baik secara kimia maupun secara alami yaitu penggunaan pupuk organik yang disesuaikan dan dapat dilakukan dengan penambahan unsur hara sesuai dengan faktor lingkungan yang baik (Sutejo, 2002). Adapun KTK yang rendah dapat ditingkat dengan penggunaan pupuk organik yang berguna untuk meningkatkan tanah menjadi gembur dan daya jerap tanah dan untuk meningkatkan kapasitas tukar kation sehingga dapat menampung apabila dilakukan penambahan unsur hara baik secara alami maupun dengan penambahan pupuk. Sedangkan menurut Hanafiah (2005), suatu unsur hara penting diperlukan agar tanaman dapat melengkapi siklus hidupnya, sehingga tanaman yang mengalami defisiensi hanya dapat diperbaiki dengan unsur tersebut dan unsur tersebut harus terlibat langsung dalam penyediaan nutrisi yang dibutuhkan tanaman. B. Pertumbuhan Diameter Tanaman Gaharu di Puncak dan di Lereng Pertumbuhan tanaman gaharu yang berada di puncak bukit dan di lereng bukit tidak berbeda nyata baik pertumbuhan diameter dan tingginya berdasarkan uji t. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji-t untuk diameter rataan gaharu ditunjukkan pada Tabel 1 memperlihatkan bahwa t-hitung lebih kecil dari t-tabel yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan rataan diameter yang di puncak dan di lereng pada taraf 95%. Tabel 1. Uji-t Diameter Rataan Gaharu Terhadap Tempat Tumbuh di Puncak dan di Lereng Tempat Tumbuh (P) n _ X Sd (Std Deviation) Probabilitas (Sig) Df (Derajat bebas) t-hit t-tab (t 0,95 ) Diameter (Lahan di puncak) 30 8,7959 2,47760 0,508 58-0,240 1,67 112

Diameter (Lahan di lereng) 30 8,9551 2,64702 0,508 58-0,240 1,67 C. Pertumbuhan Tinggi Tanaman Gaharu di Puncak dan di Lereng Pertumbuhan tanaman gaharu yang berada di puncak bukit dan di lereng bukit tidak berbeda nyata baik pertumbuhan diameter dan tingginya berdasarkan uji t. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji-t untuk tinggi rataan gaharu ditunjukkan pada Tabel 2 memperlihatkan bahwa t-hitung lebih kecil dari t-tabel yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan rataan tinggi yang di puncak dan di lereng pada taraf 95%. Tabel 2. Uji-t Tinggi Rataan Gaharu Terhadap Tempat Tumbuh di Puncak dan di Lereng Tempat Tumbuh (P) n _ X Sd (Std Deviation) Probabilitas (Sig) Df (Derajat bebas) t-hit t-tab (t 0,95 ) Tinggi (Lahan di puncak) Tinggi (Lahan di lereng) 30 6,9333 1,11211 0,328 58-0,835 1,67 30 7,2000 1,34933 0,328 58-0,835 1,67 Pertumbuhan gaharu pada lokasi puncak bukit dan di lereng bukit secara visual hampir sama baik pertumbuhan diameter dan pertumbuhan tinggi walaupun hanya ada perbedaan yang tidak nyata tetapi pertumbuhan di lereng lebih baik. Aquilaria malacensis sesuai ditanam di antara kawasan dataran rendah hingga pegunungan pada ketinggian 0-750 m dpl dengan curah hujan kurang dari 2000 mm/thn. Suhu yang sesuai adalah antara 27 o C hingga 32 o C dengan kadar cahaya matahari sebanyak 70%. Kesesuaian tanah adalah jenis lembut dan liat berpasir dengan ph 4-6 (Sumarna, 2002) dan (Abdurachman, 2009). Dari uraian di atas, iklim tempat penelitian sudah cocok sebagai tempat tumbuh secara lingkungan, tetapi apabila dibandingkan dengan kebutuhan unsur hara tanaman secara umum masih diperlukan perbaikan, baik untuk unsur makro dan unsur hara mikronya. Sesuai dengan Siran (2005) dan Sumadiwangsa (1997), sebagai komoditi Hasil Hutan Bukan Kayu sesuai dengan site di Kalimantan maka gaharu adalah andalan Kalimantan Timur setelah hasil hutan kayu mulai menipis. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dapat disimkpulkan bahwa pertumbuhan tanaman gaharu baik diameter dan tinggi tanaman yang berada dilokasi puncak dan lereng berdasarkan uji-t tidak signifikan pada taraf 95%. Kesesuaian tempat tumbuh tanaman gaharu dilihat dari iklim sudah sesuai tetapi untuk pertumbuhan secara optimal berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan perlu adanya perawatan berupa pembebasan dari 113

gulma dan pemberian pupuk organik untuk perbaikan fisik tanah dan biologi tanah. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ketua Kelompok Tani Sederhana Bapak Sariman yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian sebagai pemandu lapangan dan hal-hal teknis di lapangan. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2009. Standarisasi & Lingkungan Kehutanan. Tersedia pon line di: http://www.dephut.go.id/halaman/standarisasi & Lingkungan Kehutanan/Info V02 V02.htm. Diakses 1 April 2012 Abdurachman, A. Saridan dan I. Lanniari, 2009. Potensi dan Riap Diameter Jenis Aquilaria malacensis Lamk di Hutan Hutan Alam Labanan, Kabupaten Berau, Kalimanatan Timur. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam (P3HKA) Vol.VI. No.1 tahun 2009. Bogor. Hanafiah, KA. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Sulistyo A Siran, Ngatiman dan Yusliansyah. 2005. Gaharu Komoditi HHBK Andalan Kalimantan Timur. Balai Litbang Kehutanan Kalimantan Timur. Sumadiwangsa, S. 1997. Kayu Gaharu Komodite Elite. Kalimantan Timur. Sumarna, Y. 2002. Budidaya Gaharu. Penebar Swadaya. Bogor. Sutejo,MM. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta Jakarta. Suyana, A. Dan Abdurachman, 2009. Prospek Tanaman Gaharu pada Lahan Bekas Tambang Batubara. Prosiding Workshop IPTEK Penyelamatan Hutan Melalui Rehabilitasi Lahan Bekas Tambang Batu Bara. 114