BAB I PENDAHULUAN. Guru adalah tenaga pengajar yang harus mempunyai dasar-dasar ilmu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad Kamaludin, Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Imam Munandar,2013

BAB I PENDAHULUAN. SMK Negeri 8 Bandung merupakan salah satu lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gunawan Wibiksana, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu diantara upaya untuk meningkatkan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana dikemukakan Sanjaya (2009: 94) bahwa secara deskriptif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hadirnya sistim dan praktik pendidikan yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. Upaya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pada. prinsipnya yang memiliki tanggung jawab besar adalah penyelenggara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Muhamad Nurachim, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan perilaku siswa meliputi tiga ranah yaitu kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dalam dunia pendidikan, khususnya di negara kita agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum istilah sains memiliki arti kumpulan pengetahuan yang tersusun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. langsung terhadap perkembangan manusia, terutama perkembangan seluruh aspek

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum program keahlian teknik kendaraan ringan 1) menghasilkan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dirasakan oleh setiap warga negara. Dengan adanya pendidikan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. terdiri atas murid, guru, pegawai serta sarana dan prasarana sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan peserta didik secara optimal. Minat, bakat, kemampuan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. objek didik. Pendidikan formal dilalui objek didik secara bertahap, dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. diakui oleh masyarakat. Dalam lembaga pendidikan formal, aktifitas pendidikan. terlaksana melalui kegiatan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan fungsi pendidikan nasional peran guru menjadi kunci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. SMK Pelita Salatiga merupakan Sekolah Menengah. Kejuruan bisnis dan manajemen yang ada di Kota Salatiga.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu tolak ukur bagi kehidupan suatu bangsa. Bangsa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia, kebutuhan yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. budaya kehidupan. Perkembangan pendidikan yang seharusnya terjadi tidak lepas

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dalam masyarakat, karena dengan pendidikan, manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bagi kegiatan pendidikan. Tantangan tersebut menjadi salah satu dasar pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ujung tombak bagi keberhasilan proses pembelajaran. Seorang guru

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan manusia. Kita dapat mengembangkan kemampuan pribadi, daya

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. teknologi memiliki peranan penting dalam memberikan pemahaman mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sebagai lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan mengembangkan sumber daya manusia. Oleh karena

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. siswa kelas T-TEP OJT, Astra, dan T-TEP Non-OJT Program Keahlian Teknik

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan berpotensi. Melalui pendidikan akan terjadi proses

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya mutu lulusan dapat dilihat dari rendahnya daya saing sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN KTSP MATA PELAJARAN PAI SDN WATES 01 WONOTUNGGGAL. A. Pelaksanaan KTSP Mata Pelajaran PAI Kelas VI di SD Negeri Wates

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Majunya dunia pendidikan sebaiknya diikuti oleh kemampuan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai tempat penelitin sehingga perlu utuk diadakannya penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan alat utama untuk memberikan cara berpikir.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Hasim Bisri, 2016

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya dunia pendidikan adalah cermin dari maju mundurnya suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemampuan bertanya menjadi hal yang penting bagi siswa, karena

BAB I PENDAHULUAN. lulus tidaknya seorang siswa. Oleh sebab itu mutu pelajaran Bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dimana terjadi interaksi antara guru dengan siswa. Didalam

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan aktivitas dalam bidang-bidang pendidikan. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 ayat 1 UU sisdiknas No. 20 tahun 2003). pendidik dan sarana serta prasarana yang berkualitas. Peringkat pendidikan

1. PENDAHULUAN. Bab ini akan mengemukakan beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai peran yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan dalam menghasilkan warga Negara yang

I. PENDAHULUAN. di Kalianda, ditemukan ada sejumlah variabel yang berpengaruh secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan nasional di bidang pendidikan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. pun sudah didapat para siswa sejak duduk di sekolah dasar yang dikemas. bahwa Bahasa Indonesia adalah pelajaran yang mudah, namun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kejuruan dalam penjelasan atas Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. baik apabila ada faktor pendorongnya yaitu motivasi belajar. Peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara masalah pendidikan sudah barang tentu tidak bisa lepas dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh besar pada bidang pendidikan. Kemajuan tersebut semakin mendorong

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah tenaga pengajar yang harus mempunyai dasar-dasar ilmu kependidikan, tujuan dan karakteristik tertentu. Guru memiliki tugas untuk mengajar, sebagai mentor dan rekan siswa di dalam proses belajar mengajar. Kinerja guru berarti kinerja, yang berarti prestasi, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja. Jadi penampilan guru merupakan kemampuan kerja guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Guru sangatlah berperan aktif dalam melaksanakan pembelajaran, di samping itu siswa juga ikut berperan selama proses belajar mengajar. Guru memiliki tugas untuk menyampaikan materi kepada siswa, oleh karena itu guru harus bisa menyampaikan materi tersebut dengan jelas supaya siswa mengerti. Cara manyampaikan materi bisa dengan apa saja, seperti menggunakan metode ceramah, power point ditambah dengan ceramah, maupun animasi, sehingga dalam penyampaian materi guru dapat memotivasi siswa untuk belajar menjadi tinggi. Performansi diterjemahkan menjadi kinerja, yang berarti prestasi kerja atau pelaksanaan kerja, pencapaian kerja atau hasil kerja. Jadi performansi guru merupakan kemampuan atau penampilan kerja guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

2 Pelaksanaannya guru dituntut untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswanya, sehingga siswa dapat dengan mudah mengerti dan memahami materi yang disampaikan. Para siswanya juga demikian, di mana posisi mereka sebagai objek langsung dari proses belajar mengajar, sehingga mereka dapat secara langsung mengamati guru atau pengajar. Guru merupakan kunci bagi peningkatan mutu pendidikan, di mana untuk meningkatkan mutu pendidikan harus disertai dengan peningkatan mutu guru juga, yang salah satu caranya guru terbuka dan menerima penilaian siswa terhadap performansinya dalam mengajar. Kondisi seperti ini membuat bervariasinya kinerja guru selama proses belajar mengajar berlangsung sesuai dengan keinginan dan kemampuan gurunya sendiri dengan tetap untuk mencapai tujuan dalam proses belajar mengajar. Berkenaan dengan proses tersebut dimana guru sebagai tenaga pengajar dengan siswa sebagai yang diajar harus terjadi kesinambungan diantara keduanya. Perhatian juga memiliki dan mengarahkan rangsangan-rangsangan yang sampai kepada kita, sehingga tidak kita terima secara kacau. Perhatian dipengaruhi oleh faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar adalah faktor-faktor yang terdapat pada objek yang diamati itu sendiri, yaitu intensitas atau ukuran, kontras, pengulangan dan gerakan, sedangkan faktor dalam adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam individu seperti motivasi, kesediaan dan harapan. Permasalahan yang penulis temukan setelah mengikuti PLP (Program Latihan Profesi) di SMK Negeri 8 Bandung Tahun Ajaran 2009/2010, adalah motivasi belajar siswa masih tergolong rendah. Hal ini dapat disebabkan dari

3 berbagai faktor, salah satunya adalah kinerja guru yang diterapkan guru selama proses belajar mengajar. Kinerja guru yang dilakukan oleh guru membuat suasana cenderung membosankan dan turunnya motivasi siswa untuk belajar, sehingga berdampak pada hasil belajar siswa itu sendiri. Faktor lainnya adalah lingkungan sekolah. Faktor sekolah juga berperan penting, karena apabila siswa itu nyaman berada di sekolah terutama di kelas maka siswa tersebut akan termotivasi karena rasa nyaman itu sendiri. Keadaan kelas di SMK Negeri 8 adalah standar dan mungkin harus lebih dijaga lagi kebersihan dan prasarananya. Survei pendahuluan yang penulis lakukan pada saat PLP di SMK Negeri 8 Bandung ketika guru sedang mengajar, kebanyakan murid kurang memperhatikan apa yang guru utarakan. Banyak diantaranya yang melamun dan membuat diskusi di dalam diskusi atau bisa dibilang mengobrol dengan teman sebelahnya, tidurtiduran dan hanya beberapa siswa saja yang serius memperhatikan materi yang diajarkan guru. Hal tersebut mengindikasikan bahwa siswa cenderung asik melakukan kegiatan mereka sendiri ketika mereka merasa bosan dan jenuh dalam kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut bisa diakibatkan oleh kinerja guru di mana dalam penyampaiannya kurang menarik, dan bervariasinya kinerja guru selama proses belajar-mengajar berlangsung sesuai dengan keinginan dan kamampuan gurunya sendiri, sehingga motivasi siswa juga kurang dan suasana belajar menjadi membosankan. Sehubungan dengan penjelasan di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai hubungan persepsi siswa tentang kinerja guru terhadap

4 motivasi belajar siswa pada salah satu mata pelajaran yang dipelajarinya, dengan judul: Hubungan Persepsi Siswa Tentang Kinerja Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan di SMK Negeri 8 Bandung. B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah perlu dibuat untuk memperjelas kemungkinankemungkinan permasalahan yang timbul dari penelitian ini. Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Adanya sebagian siswa yang diduga kurang menyukai kinerja guru dalam mengajar. 2. Adanya indikasi bahwa kinerja guru akan berpengaruh pada motivasi belajar siswa. 3. Adanya indikasi bahwa motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan masih kurang. C. Pembatasan Masalah Agar permasalahan yang ditinjau tidak terlalu luas dan supaya sesuai dengan maksud dan tujuan yang ingin dicapai, maka perlu adanya pembatasan masalah yang menjadi ruang lingkup penelitian. Adapun aspek-aspek yang menjadi fokus penelitian adalah sebagai berikut:

5 1. Persepsi siswa yang akan diteliti adalah persepsi tentang kinerja guru yang akan mendukung dalam proses belajar mengajar, seperti pendapat, ide-ide dan keyakinan. 2. Penelitian kinerja guru meliputi kompetensi guru yang terdiri dari kompetensi kepribadian, kompetensi paedagogik, kompetensi prosfesional, dan kompetensi sosial. 3. Objek Penelitian adalah siswa kelas X TSM 1 SMK Negeri 8 Bandung pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan. 4. Penelitian motivasi belajar siswa, dibatasi pada faktor-faktor instrinsik, yaitu yang datang dari dalam diri dan motivasi ekstrinsik, motivasi yang datang dari luar (lingkungan). D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, permasalahan penelitian perlu dirumuskan secara jelas dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut: Bagaimanakah Hubungan Persepsi Siswa Tentang Kinerja Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan di SMK Negeri 8 Bandung?.

6 E. Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang kinerja guru, mengenai hubungannya dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan. Secara khusus tujuan penelitian adalah: 1. Mengetahui gambaran bagaimana kinerja guru dalam mengajar mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan. 2. Mengetahui gambaran tentang motivasi belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan. 3. Mengetahui seberapa besar hubungan antara kinerja guru dengan motivasi belajar siswa Dasar Kompetensi Kejuruan. F. Manfaat Penelitian Adapun kegunaan yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi pihak guru pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan dapat memacu untuk lebih meningkatkan kinerjanya dalam menciptakan iklim belajar yang kondusif. 2. Bagi pihak SMK Negeri 8 Bandung sebagai masukan dalam memperbaiki dan meningkatkan motivasi belajar siswa, khususnya kinerja guru dalam mengajar. 3. Bagi siswa SMK, sebagai pemacu dan motivasi akan manfaat belajar untuk mencapai ilmu yang tak terbatas.

7 4. Bagi penulis, mendapatkan pengalaman baru untuk lebih meningkatkan semangat penelitian yang lainnya dan sebagai bahan untuk mempelajari ilmu yang lainnya. G. Penjelasan Istilah Agar tidak terjadi salah pengertian dan memudahkan pemahaman terhadap ungkapan yang dimaksud perlu dijelaskan istilah-istilahnya. Berikut ini dikemukakan penjelasan istilah dari masing-masing istilah tersebut, yaitu: 1. Hubungan secara bahasa artinya sangkutan, terdapat sangkut paut, terdapat keterkaitan. Hubungan dalam penelitian ini diartikan sebagai keterkaitan antara variabel, yaitu persepsi siswa tentang kinerja guru dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan di SMK Negeri 8 Bandung menggunakan metode deskriptif analitik. 2. Persepsi merupakan pemaknaan hasil pengamatan (Yusuf dalam Sobur A, 2003: 446). Persepsi dalam penelitian ini diartikan sebagai proses pemaknaan informasi yang diterima siswa lewat panca indera dan akan lebih bermakna jika siswa memiliki ide, harapan, kreativitas dan lain sebagainya dalam proses belajar mengajar di sekolah. 3. Kinerja atau performance adalah penampilan kerja yang diperlihatkan pegawai dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya. Penulis mengukur kinerja guru melalui kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

8 4. Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang baik sadar atau tidak sadar, untuk melakukan tindakan dengan tujuan tertentu. Jadi, motivasi timbul dengan sendirinya dan tidak bisa dipaksakan begitu saja. Motivasi belajar ini dapat dilihat dari motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik merupakan motivasi yang datang dari individu itu sendiri, sedangkan motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang timbul dari luar individu (lingkungan). Melalui pengukuran motivasi, dapat dilihat seberapa besar motivasi siswa dalam belajar agar tujuan belajarnya dapat tercapai. H. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian dilakukan oleh penulis, yaitu di SMK Negeri 8 Bandung yang beralamat di Jalan Kliningan No.31 Bandung 40264, Tlp. (022)7304438. Kurikulum yang dipakai di SMK Negeri 8 adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan dan silabus. SMK Negeri 8 Bandung terdiri dari beberapa kelas yaitu, Teknik Sepeda Motor yang terdiri dari empat kelas, Teknik Kendaraan Ringan yang terdiri dari tujuh kelas dan Teknik Bodi Otomotif yang hanya satu kelas.

9 Gambar 1.1 Foto SMK Negeri 8 Bandung (7-5-2012, diambil melalui handphone di SMK Negeri 8 Bandung) Gambar 1.2 Foto SMK Negeri 8 Bandung (7-5-2012, diambil melalui handphone di SMK Negeri 8 Bandung) I. Sistematika Penulisan Agar penulisan nantinya akan sampai pada tercapainya hasil yang diharapkan, maka perlu adanya sistematis yang kan mengarahkan kepada tercapainya tujuan penulisan penelitian ini. Dalam penelitian ini menggunakan sistematika sebagai berikut:

10 BAB I PENDAHULUAN Bab ini mengemukakan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, definisi operasional, tujuan penelitian, manfaat penelitian, lokasi penelitian serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada Bab II, akan membahas teori tentang persepsi, teori tentang kinerja, faktor yang mempengaruhi kinerja, teori motivasi, hubungan dasar kinerja dan motivasi belajar, anggapan dasar dan hipotesis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada Bab III, akan membahas tentang metode penelitian, variabel dan paradigma penelitian, data dan sumber data penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, pengujian, dan teknik analisis data. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada Bab IV ini merupakan bab hasil penelitian berisi tentang deskripsi data, hasil analisis data, uji hipotesis dan pembahasan hasil penelitian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab V ini berisikan tentang kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan beserta saran-saran.