BIAYA PRODUKSI IKAN PATIN (Pangasius pangasius) (Kasus :Desa Kuok, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Nelfita Rizka*), Salmiah**), Aspan Sofian**)

ANALISIS PERBANDINGAN KELAYAKAN USAHATANI CABAI MERAH

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN USAHATANI POLA DIVERSIFIKASI DENGAN MONOKULTUR PADA LAHAN SEMPIT

ANALISIS USAHATANI SAYURAN

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

Sartika Krisna Panggabean* ), Satia Negara Lubis** ) dan Thomson Sebayang** ) Staff Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Unversitas

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN

DAMPAK PENGGUNAAN PUPUK KOMPOS TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG

ANALISIS KOMPARASI DISTRIBUSI PENDAPATAN USAHATANI JERUK DAN USAHATANI KOPI DI KABUPATEN KARO

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN PETANI KOPI ATENG YANG MENJUAL DALAM BENTUK GELONDONG MERAH (Cherry red) DENGAN KOPI BIJI

ANALISIS USAHATANI UBI KAYU (Manihot esculenta) ABSTRAK

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

KELAYAKAN DAN ANALISIS USAHATANI JERUK SIAM (Citrus Nobilis Lour Var. Microcarpa Hassk) BARU MENGHASILKAN DAN SUDAH LAMA MENGHASILKAN ABSTRAK

ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TERHADAP BIAYA INPUT DAN OUTPUT USAHATANI AYAM BROILER DI KABUPATEN DELI SERDANG

ANALISIS KOMPARASI USAHATANI UDANG WINDU ORGANIK DAN NONORGANIK (STUDI KASUS: BATANG KILAT KOTA MEDAN PROPINSI SUMATERA UTARA)

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI KEPITING (Scilla serrata) ABSTRAK

ANALISIS KELAYAKAN USAHA GULA AREN STUDI KASUS: DESA MANCANG, KEC. SELESAI, KAB. LANGKAT ABSTRAK

Kata Kunci : biaya, pendapatan, karet rakyat, kelapa sawit rakyat

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN NELAYAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

FAKTOR YANG MENENTUKAN HARGA REFERENSI DAERAH (HRD) JAGUNG DI SUMATERA UTARA

ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI SAWI

ANALISIS USAHA BUDIDAYA PERIKANAN AIR TAWAR DI KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

ANALISIS NILAI TAMBAH USAHA PENGOLAHAN GULA AREN DI DESA SUKA MAJU KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG

PENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG

PENDAPATAN USAHATANI KACANG TANAH DI DESA TAGAWITI KECAMATAN ILE APE KABUPATEN LEMBATA

ANALISIS PERBEDAAN BIAYA, PENDAPATAN DAN RENTABILITAS PADA AGROINDUSTRI TEMPE ANTARA PENGGUNAAN MODAL SENDIRI DENGAN MODAL PINJAMAN

Oleh. Adi Syahputra 1), Lamun Bathara 2) dan Eni Yulinda 2) ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

Analisis Risiko Usahatani Kedelai Di Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas. Abstract

PENGARUH SKALA USAHA TERHADAP PENDAPATAN USAHA PENGOLAHAN IKAN ASIN (Kasus: Desa Hajoran, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah)

EFISIENSI USAHA PEMBIBITAN ITIK MODERN DAN TRADISIONAL PADA SKALA RUMAH TANGGA DI KABUPATEN LEBONG

PENERAPAN ISO 9001:2000 PADA TINGKAT PENJUALAN PRODUK CPO, HARGA PRODUK CPO DAN KEUNTUNGAN DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA V RIAU

ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA PRODUKSI AGROINDUSTRI TAHU DI DESA PANDANSARI KECAMATAN AJIBARANG KABUPATEN BANYUMAS

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

ANALISA KOMPARATIF PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH VARIETAS CIHERANG DAN VARIETAS IR

Jl. Prof. A. Sofyan No.3 Medan Hp , ABSTRAK ABSTRACT

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN PETANI SALAK (Salacca Edulis) YANG MENJUAL HASIL PANEN KE PABRIK DAN LUAR PABRIK DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN

22 ZIRAA AH, Volume 33 Nomor 1, Februari 2012 Halaman ISSN

ANALISIS USAHA TERNAK ITIK PETELUR Studi Kasus Kec. Bandar Khalifah Kab. Serdang Bedagai

ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI KERIPIK NENAS DAN KERIPIK NANGKA DI DESA KUALU NENAS KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR

DAMPAK TEKNOLOGI MULSA PLASTIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI TOMAT

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI SKALA KECIL (Studi Kasus : Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara)

KELAYAKAN USAHATANI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) DAN KEDELAI (Glycine max L.) Muh. Fajar Dwi Pranata 1) Program Studi Agribisnis Fakultas

ABSTRACT. Keywords: Marketing, Channel Marketing, Margin, Copra

ANALISIS PERBANDINGAN NILAI TAMBAH PENGOLAHAN UBI KAYU MENJADI TEPUNG MOCAF DAN TEPUNG TAPIOKA DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

Mhd Riswan Hanafi*), Thomson Sebayang**), Yusak Maryunianta**)

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK UDANG

ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TELUR AYAM RAS DI SUMATERA UTARA

Program Studi Agribisnis FP USU Jln. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan HP ,

PEMBUATAN ABON MANDAI SEBAGAI ALTERNATIF TAMBAHAN PENDAPATAN MASYARAKAT

e-j. Agrotekbis 2 (2) : , April 2014 ISSN :

JIIP Volume 2 Nomor 2, Desember 2016, h

Faidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang...

ANALISIS PENDAPATAN PETANI PENGGARAP PADA USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KALEKE KECAMATAN DOLO BARAT KABUPATEN SIGI

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL TINOMBO DI DESA LOMBOK KECAMATAN TINOMBO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHA GULA MERAH DENGAN USAHA GULA TAPO (STUDI KASUS DI DESA AMBESIA KACAMATAN TOMINI KABUPATEN PARIGI MOUTONG)

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN PETANI JAGUNG DI SEKITAR WADUK KEDUNG OMBO KECAMATAN SUMBERLAWANG KABUPATEN SRAGEN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI TAMBAK UDANG SISTEM EKSTENSIF DAN SISTEM INTENSIF

KAJIAN SISTEM PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR HILY SILVIA ED1B012004

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI DI KECAMATAN LUBUK PAKAM KABUPATEN DELI SERDANG

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN

Reza Raditya, Putri Suci Asriani, dan Sriyoto Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. Pakan ikan merupakan salah satu faktor terpenting dalam suatu usaha budidaya

IV METODE PENELITIAN

ANALISIS USAHATANI DAN PROSPEK PENGEMBANGAN KOPRA (Studi Kasus : Kecamatan Silau Laut, Kabupaten Asahan) ABSTRAK

BAGI HASIL KEMITRAAN AYAM PEDAGING PADA PT. X DI KABUPATEN MAROS, PROPINSI SULAWESI SELATAN

Analisa ekonomi usaha peternakan broiler yang menggunakan dua tipe kandang berbeda

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI BIAYA USAHATANI TEMBAKAU MAESAN 2 DI KABUPATEN BONDOWOSO

AGUS PRANOTO

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DENGAN POLA KEMITRAAN DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

RENTABILITAS USAHA PEMASARAN AYAM RAS PEDAGING PADA UD. MITRA SAHABAT

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO

USAHATANI PADI ORGANIK DI KECAMATAN MOJOGEDANG KABUPATEN KARANGANYAR

22 Siti Masithoh et al Pemanfaatan lahan pekarangan

Research Fair Unisri 2017 ISSN: Vol 1, Number 1, Maret 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AYAM KAMPUNG DI DISTRIK SEMANGGA KABUPATEN MERAUKE. Ineke Nursih Widyantari 1) ABSTRACT

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) PADA KARAMBA JARING APUNG DI KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI TEBU (Studi Kasus Petani Tebu Mitra PG.Pakis Baru di Kecamatan Tayu Kabupaten Pati)

ANALISIS SENSITIVITAS PENDAPATAN USAHATANI KAKAO DI DESA BURANGA KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS FINANSIAL PERKEBUNAN GAMBIR RAKYAT DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT. Vera Anastasia

IMPLEMENTASI MESIN PRODUKSI PAKAN LELE DUMBO PADA PETERNAK DI DESA ARJOWINANGUN KOTA MALANG

ANALISIS KOMPARASI USAHATANI TERNAK AYAM POTONG RAKYAT DENGAN TERNAK AYAM POTONG KEMITRAAN

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS EKONOMI USAHA BUDIDAYA TAMBAK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN PEDAGANG KELAPA MUDA DI KELURAHAN TATURA UTARA DENGAN KELURAHAN TALISE KOTA PALU

JURNAL. Oleh : YULISA NPM

ANALISIS KEUNTUNGAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK (Studi Kasus di Koperasi Agung Jaya Kec. Pandaan, Kab. Pasuruan)

HUBUNGAN SALURAN TATANIAGA DENGAN EFISIENSI TATANIAGA CABAI MERAH

Suheli, M. dkk., Analisis Kelayakan Usahatani...

TINGKAT KONSUMSI DAN POLA KONSUMSI BERAS MASYARAKAT KOTA MEDAN

226 ZIRAA AH, Volume 32 Nomor 3, Oktober 2011 Halaman ISSN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN SERTA PERSEPSI NELAYAN TERHADAP PROGRAM PENINGKATAN PENDAPATAN NELAYAN OLEH PEMERINTAH

ANALISIS KELAYAKAN PENGOLAHAN SUSU KEDELAI DI KOTA MEDAN JURNAL

SIKAP NELAYAN TERHADAP PROGRAM UNGGULAN DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN DELI SERDANG

Transkripsi:

BIAYA PRODUKSI IKAN PATIN (Pangasius pangasius) (Kasus :Desa Kuok, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau) Boyon Stefanus Simbolon*), Salmiah**), Yusak Maryunianta **) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Jl. Prof. A. Sofyan No.3 Medan. Hp. 085206642513, E-mail: boyonstefanus@yahoo.com **) Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas PertanianUniversitas Sumatera Utara. ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis komparasi total biaya, pendapatan serta efisiensi perusahaan antara petani yang menggunakan pakan buatan dan pakan pabrik. Metode penelitian yang digunakan untuk perbedaan cara penggunaan pakan pabrik dan pakan buatan pada usahatani ikan patin dianalisis dengan cara metode deskriptif, untuk menganalisis perbedaan total biaya, pendapatan dan efisiensi adalah uji beda t atau compare means (Independent T Test) Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan cara penggunaan pakan pabrik dan pakan buatan yaitu petani yang menggunakan pakan pabrik lebih mudah dalam pengaplikasian atau pemberian pakan sehingga mempermudah petani. Ada perbedaan nyata antara Total Biaya usahatani ikan patin dengan pakan pabrik dan pakan buatan yaitu Total Biaya usahatani ikan patin dengan pakan buatan lebih rendah Rp 818.021,00 dari Total Biaya usahatani ikan patin dengan pakan pabrik. Tidak ada perbedaan nyata antara Pendapatan petani yang menggunakan pakan pabrik dan pakan buatan di dalam usahatani ikan patin yaitu pendapatan petani yang menggunakan pakan pabrik sebesar Rp 338.130,00 dan pendapatan petani yang menggunakan pakan buatan sebesar Rp 347.633,00. Ada perbedaan nyata antara Efisiensi usahatani ikan patin dengan pakan pabrik dan pakan buatan. Yaitu efisiensi usahatani ikan patin dengan pakan buatan lebih efisien yakni sebesar 1,274 daripada usahatani ikan patin dengan pakan pabrik yang memiliki efisiensi sebesar 1,162 Kata kunci :Ikan patin, pakan, biaya, pendapatan, efisiensi

ANALYSIS COMPARISON OF EFFICIENCY OF USE OF LOCAL FEED AND FACTORY MADE FEED ON PRODUCTION COSTS OF PATIN (Pangasius pangasius) (Case Study : Desa Kuok, Sub-district of Kuok, Regency of Kampar, Province of Riau) ABSTRACT The objective of this research is to analyze the comparasion of total cost, income and efficiency of local feed and factory made feed which used by farmer. Data analysis used descriptive method to know the difference of using local feed and factory made feed which used by farmer, and compare means test (Independent T Test) to know the difference of total cost, income and efficiency of local feed and factory made feed which used by farmer. The results of research show that the total cost of farming patin of local feed is higher than factory made feed. The income between farmers who use local feed is higher than farmers who use factory made feed. The establishment of efficiency showed that farming patin with local feed is more effiecient than factory made feed. Keywords : Patin, feed, cost, income, efficiency Latar Belakang PENDAHULUAN Kabupaten Kampar merupakan salah satu daerah yang memproduksi ikan patin. Provinsi Riau juga merupakan daerah yang terkenal akan ikan patin olahannya yaitu ikan patin asam pedas. Berikut adalah tabel produksi ikan patin di Kabupaten Kampar. Pakan ikan (pellet) sebagai komponen biaya produksi tertinggi dalam suatu usaha budidaya harganya terus meningkat, mengakibatkan keuntungan yang diperoleh pembudidaya ikan semakin sedikit, sehingga diperlukan adanya upaya untuk menekan biaya produksi antara lain dengan membuat pakan ikan sendiri, menggunakan bahan baku yang tersedia secara lokal, menggunakan mesin pakan ikan yang dirakit dengan teknologi tepat guna (Deptan,2011). Berdasarkan keterangan dari paragraf di atas maka apabila kita dapat menekan biaya komponen produksi ini (pellet), maka dengan kata lain biaya produksi akan dapat ditekan. Dengan menganalisis efisiensi penggunaan pakan pabrik dan pakan buatan pada ikan patin, diharapkan dapat menjadi masukan baik bagi pemerintah untuk dapat melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang melakukan budidaya ikan patin mengenai manfaat yang didapat dari penggunaan pakan buatan dan

masukan bagi masyarakat untuk beralih dari penggunaan pakan pabrik ke pakan buatan agar dapat meningkatkan pendapatan petani. Penelitian ini penting sebab banyak masyarakat di daerah penelitian yang melakukan budidaya ikan patin yakni 150 kk dari total 1745 kk atau sebesar 8.595%. Dengan mengoptimalkan biaya produksi, diharapkan pendapatan petani kita dapat meningkat. Identifikasi Masalah 1. Bagaimana komparasi cara penggunaan pakan pabrik dan pakan buatan pada usahatani ikan patin di daerah penelitian? 2. Bagaimana komparasi biaya produksi penggunaan pakan pabrik dan pakan buatan pada usahatani ikan patin di daerah penelitian? 3. Bagaimana komparasi pendapatan petani yang menggunakan pakan pabrik dan petani yang menggunakan pakan buatan di daerah penelitian? 4. Bagaimana komparasi efisiensi perusahaan antara penggunaan pakan pabrik dan pakan buatan di daerah penelitian? Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui komparasi cara penggunaan pakan pabrik dan pakan buatan pada usahatani ikan patin di daerah penelitian. 2. Untuk menganalisis komparasi biaya produksi penggunaan pakan pabrik dan pakan buatan pada usahatani ikan patin di daaerah penelitian. 3. Untuk menganalisis komparasi pendapatan petani yang menggunakan pakan pabrik dan petani yang menggunakan pakan buataan di daerah penelitian. 4. Untuk menganalisis komparasi efisiensi perusahaan antara penggunaan pakan pabrik dan pakan buatan di daerah penelitian. Landasan Teori Pelet TINJAUAN PUSTAKA

Pelet merupakan salah satu jenis pakan ikan. Setiap ikan membutuhkan nilai gizi berbeda, kebutuhan protein, lemak dan serat. Makanan yang memiliki keseimbangan protein, lemak dan serat untuk kebutuhan ikan tertentu akan membuat ikan cepat besar, tetapi apabila nutrisi kurang, pertumbuhan ikan akan sangat lambat sehingga berakibat biaya dan waktu panen yang cukup lama. Kandungan kimia pelet 7 ikan tergantung dari bahan dasar pembuatan pelet (Sriharti, 1992). Dalam penyusunan ramuan pakan ikan perlu diperhatikan pula kualitas dan keanekaragaman bahan baku. Komposisi dengan bahan baku yang beranekaragam lebih baik daripada komposisi yang sedikit ragam bahan baku. Contoh kandungan gizi bahan pembuat makanan ikan dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 1 Hasil analisa kimia bahan baku pakan ikan No. Bahan Baku Kandungan gizi ( %) Protein Lemak Karbohidrat Serat Abu Air 1 Tepung Ikan 62,67 4,19 5,71 0,11 17,55 9,77 2 Tepung Daging ayam 3 Bungkil kacang tanah 4 Dedak gandum 5 Tepung kedelai Sumber : (Sriharti, 1992) Usahatani 61,56 27,3 - - 2,34 8,8 47,9 10,9 25 3,6 4,8 7,8 11,99 1,48 64,75 3,79 0,64 17,35 39,6 14,3 29,5 2,8 5,4 8,4 Ilmu usahatani biasa diartikan sebaagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani dapat mengalokasikan sumber daya yang mereka miliki dengan sebaikbaiknya dan dikatakan efisien bila pemanfaatan sumber daya tersebut menghasilkan pengeluaran yang melebihi masukan (Soekartawi, 1995). Biaya

Biaya usahatani biasanya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost) (Soekartawi, 1999). Biaya tetap (FC) adalah biaya yang relatif jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Biaya variabel (VC) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh, contohnya biaya tenaga kerja. Harga Harga pasar suatu komoditi dana jumlah yang diperjualbelikan ditentukan oleh permintaan dan penawaran dari komoditi tersebut. Dengan harga pasar dimaksudkan harga yang disepakati oleh penjual dan pembeli (Sugiarto, 2000). Pendapatan Pendapatan (Pd) adalah selisih antara penerimaan (TR) dan semua biaya (TC). Jadi, Pd = TR - TC. Penerimaan usahatani (TR) adalah perkalian antara produksi yang diperoleh (Y) dengan harga jual (Py) (Soekartawi, 1999). Penelitian Terdahulu Hasil penelitian Anita (2010) di dalam judul Analisis Komparasi Harga dan Rantai Pemasaran Sembako di Pasar Tradisional dan Pasar Modern menunjukkan bahwa ada perbedaan saluran pemasaran sembilan bahan pokok (sembako) di pasar tradisional dan pasar modern, yaitu saluran pemasaran sembako di pasar tradisional lebih panjang sehingga lebih banyak melibatkan lembaga-lembaga pemasaran dibandingkan saluran pemasaran sembako di pasar modern. Dan ada perbedaan nyata harga sembako di pasar tradisional dan pasar modern yaitu harga sembako di pasar tradisional lebih murah dibandingkan di pasar modern kecuali jenis sembako susu bendera dan minyak goreng(bimoli). METODE PENELITIAN Metode Penentuan Lokasi Penelitian Daerah penelitian ditentukan secara purposive di Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Riau.Dengan alasan bahwa Kecamatan Kuok memiliki jumlah budidaya

kolam, luas lahan yang cukup besar dan produksi patin di Kecamatan Kuok adalah yang terbesar ketiga. Metode Penentuan Sampel Dalam penelitian ini, metode penarikan sampel dilakukan secara random sampling (pengambilan sampel secara acak). Dari seluruh populasi sampel terdapat 38 petani menggunakan pakan pabrik dan 112 petani menggunakan pakan buatan. Berdasarkan teori penarikan contoh sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sampel karena bagaimanapun bentuk populasinya teori penarikan contoh menjamin akan diperolehnya hasil yang memuaskan dan untuk penelitian yang menggunakan analisa statistik, ukuran sampel paling minimum 30. Dan oleh karena itu setiap populasi penggunaan pakan yang berbeda akan diambil sampel sebanyak 30 sampel (Walpole, 1992). Metode Pengumpulan Data Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara dengan 30 petani yang menggunakan pakan pabrik dan 30 petani yang menggunakan pakan buatan menggunakan daftar pertanyaan. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari Dinas Perikanan Kabupaten Kampar, Penyuluh Perikanan Desa Kuok dan sumber lainnya. Metode Analisis Data Identifikasi masalah (1) dijawab secara deskriptif Identifikasi masalah (2) dianalisis dengan menggunakan uji rata-rata (Compare Means) karena berasal dari dua variabel yang berbeda maka uji beda rata-rata yang digunakan dalam penelitian ini adalah independent test (unpair) atau tidak berpasangan untuk mengetahui perbedaan antara Total Biaya usahatani ikan patin dengan menggunakan pakan pabrik dan pakan buatan. HASIL DAN PEMBAHASAN Perbedaan Cara Penggunaan Antara Pakan Pabrik Dan Pakan Buatan

Adapun perbedaan cara penggunaan antara pakan pabrik dan pakan buatan yaitu, cara penggunaan pakan pabrik dapat dilakukan dengan instan atau siap tebar sedangkan untuk pakan buatan (yaitu pakan yang diolah sendiri oleh petani) memiliki tahap-tahap yaitu, pertama melakukan pencampuran bahan untuk gilingan yang berupa dedak dan ikan asin busuk, lalu melakukan penggilingan kemudian setelah digiling pakan harus dijemur terlebih dahulu baru dapat di tebar. Analisis Komparasi Total Biaya Usahatani Ikan Patin Dengan Menggunakan Pakan Pabrik Dan Pakan Buatan Tabel 2. Tabel biaya total biaya rata-rata per petani, per produksi 1000 kg dan per produksi 1000kg per bulan usahatani ikan patin dengan pakan pabrik dan pakan buatan Jenis Pakan Satuan Pakan Pabrik Pakan Buatan Total Biaya rata-rata per petani Rp 106.051.762 82.128.882 Total Biaya per Produksi 1000 kg Rp 12.581.216 11.424.631 Total Biaya per 1000 kg per bulan Rp 2.087.424 1.269.403 Sumber: Data Primer Diolah Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa total biaya usahatani per Produksi 1000 kg per bulan dengan pakan buatan lebih rendah daripada dengan menggunakan pakan pabrik yakni Rp 818.021,00 lebih rendah dibandingkan dengan pakan pabrik. Untuk mengetahui adanya perbedaan yang nyata atau tidak masing-masing total biaya usahatani ikan patin dengana menggunakan pakan pabrik dan pakan buatan, maka dilakukan uji beda rata-rata sebagai berikut. Tabel 3. Hasil uji beda rata-rata untuk total biaya total biaya per produksi 1000kg per bulan usahatani ikan patin dengan pakan pabrik dan pakan buatan Ikan Patin Mean N T Df Sig. (2-tailed) Total Biaya Produksi Pakan Pabrik Pakan Buatan 2.0874 1.2694 Sumber: Data Primer Diolah 30 16.528 58.000 30

Sig 2 tailed 0,00<0,05, ada perbedaan nyata total biaya usahatani ikan patin pakan dengan pabrik dan biaya total pakan buatan usaha tani ikan patin di daerah penelitian. Total Biaya usahatani ikan patin dengan pakan buatan lebih rendah dari total biaya usahatani ikan patin dengan pakan pabrik yaitu dengan selisih Rp 818.021,00. Analisis Komparasi Pendapatan Petani Ikan Patin yang Menggunakan Pakan Pabrik dan Pakan Buatan Tabel 4. Pendapatan petani yang menggunakan pakan pabrik dan pakan buatan per petani, per produksi 1000 kg dan per produksi 1000 kg per bulan Jenis Pakan Satuan Pakan Pabrik Pakan Buatan Pendapatan rata-rata per petani Rp 16.700.471 22.481.518 Pendapatan per Produksi 1000 kg Rp 2.028.784 3.128.701 Pendapatan per 1000 kg per bulan Rp 338.130 347.633 Sumber: Data Primer Diolah Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa pendapatan petani yang melakukan usahatani ikan patin dengan pakan buatan lebih besar daripada yang menggunakan pakan pabrik yakni lebih tinggi Rp. 9.503,00. Untuk mengetahui adanya perbedaan yang nyata atau tidak masing-masing pendapatan petani ikan patin yaaang menggunakan pakan pabrik dan pakan buatan, maka dilakukan uji beda rata-rata pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil uji beda rata-rata untuk pendapatan usahatani dengan menggunakaan pakan pabrik dan pakan buatan per produksi 1000 kg per bulan Ikan Patin Mean N T Df Sig. (2-tailed) Pendapatan Pakan Pabrik 3.3813 30-1.837 57.928.071 Pakan Buatan 3.4763 30 Sumber : Data Primer Diolah

Sig 2 tailed 0,071>0,05, berarti tidak ada perbedaan nyata pendapatan petani yang menggunakan pakan pabrik dan pakan buatan di daerah penelitian. Pendapatan petani ikan patin dengan pakan buatan lebih tinggi dari pendapatan usahatani ikan patin dengan pakan pabrik yaitu pendapatan petani ikan patin dengan pakan buatan lebih tinggi Rp. 9.503,00 dari petani ikan patin yang menggunakan pakan pabrik. Analisis Efisiensi Perusahaan Usahatani Ikan Patin Dengan Pakan Pabrik dan Buatan Tabel 6 Efisiensi usahatani ikan patin dengan pakan buatan dan pakan pabrik per produksi 1000 kg per bulan Jenis Pakan Satuan Pakan Pabrik Pakan Buatan Penerimaan(Rp) Rp 2425556 1617037 Total Biaya(Rp) Rp 2087425 1269403 Efisiensi Rp 1,16208 1,274113 Sumber:Data Primer Diolah Tabel 6 menunjukkan bahwa pakan buatan lebih efisien daripada pakan pabrik. Dikarenakan setiap 1 rupiah yang dikeluarkan di dalam produksi usahatani ikan patin dengan pakan buatan akan memberikan penerimaan sebesar 1,274 rupiah sedangkan untuk usahatani ikan patin dengan pakan pabrik, setiap 1 rupiah yang dikeluarkan di dalam produksi usahatani ikan patin dengan pakan pabrik hanya memberikan penerimaan sebesar 1,162 rupiah. Dari data di atas terlihat perbedaan yaitu penerimaan usahatani ikan patin dengan pakan pabrik lebih tinggi daripada penerimaan dengan pakan buatan, namun efisiensi pada usahatani ikan patin dengan pakan pabrik lebih rendah dikarenakan total biaya pada usahatani ikan patin dengan pakan pabrik juga lebih tinggi dari pakan buatan.

Tabel 7 Hasil uji beda rata-rata untuk efisiensi usahatani dengan menggunakan pakan pabrik dan pakan buatan Ikan Patin Mean N T Df Sig. (2-tailed) Pendapatan Pakan Pabrik Pakan Buatan 1.1620 1.2741 Sumber:Data Primer Diolah 30 218.951 46.721.000 30 Sig 2 tailed 0,000 < 0,05, berarti ada perbedaan nyata efisiensi usahatani ikan patin dengan pakan pabrik dan pakan buatan di daerah penelitian. Efisiensi usahatani ikan patin dengan pakan buatan berbeda nyata dari efisiensi usahatani ikan patin dengan pakan pabrik. Dikarenakan setiap 1 rupiah yang dikeluarkan di dalam produksi usahatani ikan patin dengan pakan buatan akan memberikan penerimaan sebesar 1,274 rupiah sedangkan untuk usahatani ikan patin dengan pakan pabrik, setiap 1 rupiah yang dikeluarkan di dalam produksi usahatani ikan patin dengan pakan pabrik hanya memberikan penerimaan sebesar 1,162 rupiah. Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap usahatani ikan patin dengan pakan pabrik dan pakan buataan di Desa Kuok dapat disimpulkan 1. Ada perbedaan cara penggunaan pakan pabrik dan pakan buatan yaitu petani yang menggunakan pakan pabrik lebih mudah dalam pengaplikasian atau pemberian pakan sehingga mempermudah petani. 2. Ada perbedaan nyata antara Total Biaya usahatani ikan patin dengan pakan pabrik dan pakan buatan yaitu Total Biaya usahatani ikan patin dengan pakan buatan lebih rendah Rp 818.021,00 dari Total Biaya usahatani ikan patin dengan pakan pabrik. 3. Tidak ada perbedaan nyata antara Pendapatan petani yang menggunakan pakan pabrik dan pakan buatan di dalam usahatani ikan patin yaitu pendapatan petani yang menggunakan pakan pabrik sebesar Rp 338.130,00 dan pendapatan petani yang menggunakan pakan buatan sebesar Rp 347.633,00

4. Ada perbedaan nyata antara Efisiensi usahatani ikan patin dengan pakan pabrik dan pakan buatan. Yaitu efisiensi usahatani ikan patin dengan pakan buatan lebih efisien yakni sebesar 1,274 daripada usahatani ikan patin dengan pakan pabrik yang memiliki efisiensi sebesar 1,162. Saran Kepada Petani 1. Petani dengan pakan pabrik sebaiknya beralih ke pakan buatan karena dapat mengoptimalkan biaya produksi, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani. Kepada Pemerintah. 1. Sebaiknya pemerintah mengutus penyuluh-penyuluh untuk memberikan masukan kepada petani sehingga dapat membantu di dalam usahatani ikan patin untuk pengoptimalan biaya. DAFTAR PUSTAKA Anita. 2010. Analisis Komparasi Harga Dan Rantai Pemasaran Sembako di Pasar Tradisional dan Pasar Modern. Universitas Sumatera Utara: Medan. Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. UI Press: Jakarta. Soekartawi. 1999. Agribisnis teori dan aplikasinya. PT Raja Grafindo: Jakarta. Sugiarto, dkk. 2000. Ekonomi Mikro Suatu Pendekatan Praktis. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Sriharti. 1992. Pakan Ikan dalam Laporan Pelaksanaan Pelatihan Kewiraswastaan bagi PNS yang memasuki MPP, Kerjasama LIPI dan Pemda Tingkat I Jawa Barat, Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna, Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan-LIPI: Subang..