BAB I PENDAHULUAN. banyak orang sudah dianggap menjadi salah satu kebutuhan hidup, karena tidak hanya bagi

dokumen-dokumen yang mirip
SOSIALISASI PERMAINAN TONIS SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME BAGI GURU PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR KABUPATEN KULONPROGO YOGYAKARTA

USUL PROGRAM PPM PELATIHAN PERMAINAN TONIS BAGI GURU PENDIDIKAN JASMANI KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN KULONPROGO

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT KEJURNAS TONNIS ANTAR MAHASISWA PIALA REKTOR UNNES II TAHUN 2011

ABSTRAK SOSIALISAI DAN PELATIHAN PERMAINAN TONIS SEBAGAI UPAYA MENGURANGI TRAUMA PSIKOLOGIS BAGI ANAK-ANAK KORBAN BENCANA MERAPI

MODEL PERMAINAN LATIHAN JASMANI UNTUK ANAK USIA TAHUN PERMAINAN NET (NET GAME)

TINGKAT PENGETAHUAN PERMAINAN TONNIS SISWA KELAS ATAS SEKOLAH DASAR NEGERI MIJAHAN 2 GUNUNGKIDUL SKRIPSI

TINGKAT PENGETAHUAN PERMAINAN TONNIS SISWA KELAS ATAS SEKOLAH DASAR NEGERI MIJAHAN 2 GUNUNGKIDUL

PELATIHAN OUT BOUND BAGI GURU PENJASKES SEKOLAH MENENGAH ATAS SE YOGYAKARTA

NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PELATIHAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DENGAN KTSP DI SD SE-KABUPATEN KULONPROGO.

BAB I PENDAHULUAN. tingkat nasional dan dimainkan hampir di semua kota di Indonesia khususnya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sebuah upaya sadar yang dikerjakan oleh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran. dalam pembinaan dan peningkatan olahraga khususnya cabang bolavoli.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang menggeluti olahraga tenis lapangan atau menjadi sumber mata

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II SEJARAH TENIS MEJA DAN GAMBARAN UMUM UNIT KEGIATAN. Tenis meja merupakan olahraga yang sangat bagus dimainkan untuk kesehatan,

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra

Slamet Santoso, M.Pd ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. hobby dan kesenangan sehingga bisa menghilangkan stress.

PEMBELAJARAN PERMAINAN MINI TENIS BAGI SISWA SEKOLAH DASAR. Oleh: Abdul Alim,S.Pd.Kor

PELATIHAN OLAHRAGA BOLATANGAN BAGI ANAK-ANAK USIA SEKOLAH DASAR KECAMATAN KADUDAMPIT KABUPATEN SUKABUMI

I. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003, yang berbunyi Pendidikan. adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan,

I. PENDAHULUAN. lempar. Selain dari itu gerakan yang terdapat dalam. mengemukakan bahwa atletik ibu dari semua cabang olahraga.

Berbeda dengan bidang lain, misalnya pendidikan moral, yang penekanannya benar-benar pada

I. PENDAHULUAN. banyak digemari orang, dari usia anak-anak sampai orang dewasa bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan

BAB I PENDAHULUAN. dan memperluas pengetahuan yang berkaitan dengan kemampuan masingmasing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam salah satu cabang olahraga, ada permainan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya yang bermain bulutangkis baik di ruangan tertutup (indoor)

I. PENDAHULUAN. diharapkan siswa akan dapat mencapai standar kompetensi pada masingmasing

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI BANTUAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS VIII DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ASPEK KOGNISI DAN ASPEK AFEKSI SISWA SDN 1 KERTODESO KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN TERHADAP PERMAINAN TONIS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan olahraga bola voli yang telah

SMPIT AT TAQWA Beraqidah, Berakhlaq, Berprestasi

Gambar 3.1 Desain Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PESERTA UKM TENIS LAPANGAN UNY TERHADAP PERMAINAN TONNIS

BAB 1 PENDAHULUAN. luang untuk hiburan atau hanya sebagai rekreasi saja. Pada saat ini permainan

NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. sempatberhenti sampai sekitar dua tahun awal kemerdekaan. Dengan ditandai

Sepak Bola. 1. Lapangan dan Peralatan Sepak Bola

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

WOODBALL SEBAGAI WAHANA WISATA KAMPUS SERTA PENGEMBANGAN PRESTASI DI KAMPUS UNY WATES

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Hampir semua negara menaruh perhatiannya terhadap olahraga. Hal ini

Oleh : DR. Yunyun Yudiana. Hal-hal yang perlu diperhatikan

SOSIALISASI OLAHRAGA PANAHAN UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR DI SRANDAKAN KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan harus diarahkan pada pencapaian

Surat Penugasan Dekan FIK No:1730/UN 34.16/KP/2012

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia dewasa ini. Dalam era modernisasi tenis lapangan

PERBEDAAN PUKULAN TOP SPIN DAN FLAT TERHADAP AKURASI BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN JAWA TENGAH

PITOYO TEGUH SUBAGYA Sekolah Dasar Negeri 1 Pandanharum Uptd Pendidikan Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan

TINGKAT KETERAMPILAN PUKULAN FOREHAND DAN BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN SISWA SEKOLAH BANTUL TENIS CAMP DIY

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari

MODEL PERMAINAN UNTUK ANAK USIA 12 TAHUN ( 15 Model Permainan)

BAB I PENDAHULUAN. pada tuntutan jaman sekarang yang mengutamakan skill. Salah satu sasaran

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menyenangkan dan sangat menggairahkan, tidak ada batasan. menunjang permainan tenis menjadi lebih baik.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua kelompok yang akan saling bertanding, dimana setiap kelompok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara

NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar yang menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. internasional dan membangkitkan rasa kebangaan nasional. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bolavoli merupakan salah satu permainan yang kompleks yang

I. PENDAHULUAN. SMAN 4 Metro adalah lembaga pendidikan menengah atas yg membantu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang

TINGKAT KEAKTIFAN SISWA KELAS V DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN TONNIS DI SDN 01 REJOSARI KABUPATEN KUDUS TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI

Penyebarluasan Teknologi Pada Masyarakat PENATARAN PERMAINAN BEACH SOCCER BAGI GURU SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga bulutangkis di Indonesia telah menempatkan diri sebagai

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini perlu mendapatkan perhatian yang besar, baik untuk

I. PENDAHULUAN. banyak digemari orang, dari usia anak-anak sampai orang dewasa bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan

SPORTIFITAS TINGKATKAN INTEGRITAS!

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya masyarakat, mulai anak usia dini yang ikut serta dalam setiap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan kebutuhan jasmani setiap manusia. Setiap orang melakukan olahraga disamping menjaga

BAB I PENDAHULUAN. G. Morgan pada tanggal 9 Februari 1895 di Holyoke Massachusetts (Amerika

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman belajar melalui proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pedidikan jasmani pada dasarnya bagian integral dari pendidikan secara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat disimpulkan bahwa kemampuan pukulan forehand dan backhand siswa

LAPORAN PELAKSANAAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT SOSIALISASI KESEHATAN DAN GIZI SERTA PELATIHAN OUT BOUND BAGI GURU SMA

I. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Jasmani. Pendidikan Jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. olahraga bagi kesehatan dilihat dari banyaknya masyarakat yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI Bermain dalam kehidupan manusia sudah menjadi bagian hidup yang terkadang sulit atau tidak bisa dilupakan atau ditinggalkan oleh pelakunya. Bahkan, kegiatan bermain oleh banyak orang sudah dianggap menjadi salah satu kebutuhan hidup, karena tidak hanya bagi anak-anak, tetapi orang dewasa dan orang tuapun merasa membutuhkan situasi dan aktivitas bermain dalam kehidupannya. Mereka merasa mendapatkan kesenangan atau kepuasan setelah mlakukan kegiatan bermain, dapat menghilangkan kepenatan karena tugas-tugas dan pekerjaan, dan tidak sedikit yang merasakan mendapatkan kembali kesegaran jiwa dan raga. Lalu, kegiatan bermain apa yang kebanyakan dilakukan oleh manusia dalam kehidupanya? Ada berbagai jenis permainan yang biasa dilakukan oleh anak-anak, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat, baik menggunakan alat atau tanpa alat. Dalam perkembangan selanjutnya, karena pelaku menggunakan aktivitas fisik pada saat bermain seperti jalan, lari, lompat, lempar dan sebagainya, yang secara tidak langsung dapat memberi pngaruh pada kesehatan badan, maka pada akhirnya dikenal istilah olahraga permainan. Jenis permainan, dalam pelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah terdiri dari 1) permainan bola kecil, yaitu permainan menggunakan bola kecil, seperti kasti, rounders, tenis meja, tenis dan termasuk juga bulutangkis, 2) permainan besar, yaitu permainan menggunakan bola besar, seperti sepakbola, basket, bola tangan dan bolavoli, dan 3) permainan anak-anak, seperti kucing dan tikus, hijau hitam, menjaring ikan, gobak sodor, dan sebagainya. Sudah tentu, jenis-jenis permainan itu dilakukan oleh anak-anak disesuaikan dengan tingkatan usia dan tingkat perkembangannya. 1

Sebagai salah satu jenis olahraga permainan, bulutangkis atau badminton telah menjadi olahraga yang sangat popular di Indonesia, bahkan karena beberapa prestasi yang diraih para pebulutangkis di arena kejuaraan internasional, maka dari cabang ini selalu menjadi andalan kontingen Indonesia untuk meraih medali dalam kejuaraan tingkat dunia. Berbeda halnya dengan bulutangkis, olahraga tenis meskipun sekarang ini semakin berkembang dengan pesat di masyarakat tetapi dari prestasi yang dicapai masih jauh dari harapan. Banyak kendala yang sebenarnya dihadapi dalam pengembangan olahraga tenis. Satu hal yang mendasar adalah sangat terbatasnya jumlah lapangan yang ada, sehingga program pemasalan yang seharusnya merupakan langkah awal dalam upaya pembinaan menjadi terhambat, dan pada akhirnya bibit-bibit petenis yang handal jumlahnya sangat terbatas. Melihat kenyataan itu, kami tertarik untuk mengembangkan satu jenis permainan yang merupakan perpaduan dari permainan batminton dan tennis, yang selanjutnya diberi nama permainan TONNIS. Dengan olahraga tonnis diharapkan dapat menambah keragaman jenis olahraga permainan yang dapat menjadi pilihan semua lapisan masyarakat, dan selanjutnya dapat menjadi salah satu cabang olahraga sebagai tumpuan nasional dalam mencapai prestasi olahraga di tigkat Internasional. Maka melalui sosialisasi ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang permainan tonnis, yang meliputi apa dan bagaimana permainan tonnis? serta bagaimana cara berlatih tonnis? Setelah mengenal dan memahami permainan tonnis, diharapkan masyarakat luas, baik dalam lingkungan sekolah maupun luar sekolah menjadi lebih tertarik dan mulai berlatih tonnis secara benar dan teratur, sehingga dapat mencapai tigkat permainan yang optimal sesuai yang diharapkan. 2

B. LANDASAN TEORI a. Hakikat Permainan Tonis Tonnis adalah jenis permainan mengunakan bola kecil dan paddle atau pemukul yang terbuat dari kayu, dilakukan oleh satu atau dua pemain yang saling berhadapan dalam lapangan berbentuk persegi empat yang dibatasi net pada bagian tengahnya dengan cara memukul bola untuk mengembalikan bola yang dipukul lawannya sampai salah satu pemain memenangkan reli dan game dengan memperoleh skor sesuai peraturan yang di berlakukan. Secara garis besar, permainan tonnis dimainkan dengan cara dan aturan yang hampir sama dengan tenis. Bahkan tonnis dapat dijadikan permainan dasar sebelum berlatih tenis. Hal ini sesuai pendapat Griffin, etc (1997:146) bahwa dalam mengajar tenis dapat melakukan modifiksi-modifikasi dengan menggunakan lapangan badminton, bola dari bahan busa, raket yang lebih pendek (peddle) dan peraturan alternatif. Dengan modifikasi-modifikasi seperti itu diharapkan permainan tonnis menjadi lebih mudah dan menarik untuk dimainkan. b. Fasilitas dan Alat Bermain 1. Lapangan Permainan tonnis dimainkan dalam lapangan berbentuk segi empat dengan ukuran yang sama dengan lapangan bulutangkis, yaitu panjang 13, 40 m dan lebar 6,10 m. Pada baian tengah lapangan dibatasi dengan net yang tinggiya 80 cm pada bagian tengah dan 85 cm pada bagian tiang net. Permukaan lapangan dapat berupa tanah liat, rumput atau lapangan keras yang terbuat dari bahan semen. Batas-batas lapangan ditandai dengan garis selebar 5 cm atau dari tali. Dengan demikian untuk membuat lapangan tonnis tidak perlu membutuhkan lahan atau ruangan yang cukup luas, seperti pada lapangan tenis, sehingga disetiap lingkungan masyarakat dimungkinkan dapat membuat lapangan tonnis. Karena permainan tonnis dapat dimainkan oleh semua kelompok umur, yaitu kelompok anak-anak usia 6-12 tahun dan diatas 12 thun maka lapangan yang digunakan juga ada sedikit perbedaan. Lapangan untuk kelompok usia 6-12 tahun, lapangan hanya dibagi 2 bagian yaitu kanan dan kiri, tanpa adanya garis batas servis. 3

Pada lapangan tonnis untuk usia di atas 12 tahun, selain lapangan terbagi dalam bagian kanan dan kiri, juga terdapat garis sejajar dengan net berjarak 1,5 m dari garis tengah yang berfungsi sebagai garis batas daerah servis bagian depan dan batas daerah untuk melakukan voli, dan garis berjarak 1,5 m dari garis belakang sebagai batas daerah servis bagian belakang Gambar 1. Lapangan Tonis 2. Raket (Paddle) Raket yang digunakan untuk memukul bola adalah raket yang berupa paddle. Paddle ini dibuat dari bahan kayu yang ringan tetapi kuat atau tidak mudah patah, seperti papan multiplex dengan ketebalan 8-12 mm. Model pemukul ini dapat dibuat dalam berbagai bentuk dengan panjang keseluruhan 32 cm (panjang pegangan 8 cm dan bagian atas 24 cm), dan lebar 20 cm. Untuk mengurangi berat pemukul dan hambatan angin pada pemukul dapat dibuat lubang-lubang kecil tanpa mengganggu permukaan pada saaat mengenai bola. Model paddle dapat dibuat seperti berikut. Gambar 2. Raket Tonis 4

3. Bola Bola untuk bermain tonnis menggunakan bola seukuran bola tenis pada umumnya tertapi memiliki tekanan udara yang sangat kurang atau gembos dan lebih ringan, dengan maksud agar pantulan bola tidak keras dan laju bola menjadi lambat atau tidak cepat seperti pada bola tenis biasa. 4. Peraturan Permainan Tonnis Permainan tonnis dimainkan dengan cara dan peraturan yang hampir sama dengan tennis ataupun mini tennis. 1). Servis Permainan dimulai dengan bagian kanan lapangan di belakang garis baseline dengan arah pukul menyilang kebagian seberang lapangan lawan dan melewati net. Bola servis yang menyentuh net dan jatuh didaerah servis yang sah maka servis diulangi. Jika servi pertama gagal diberi kesempatan servis kedua dan jika servis keduagagal poin untuk lawan. Perpindahan servis dilakukan setelah melakukan 2 kali servis, yaitu dari sebelah kanan dan kiri. 2). Perpindahan Servis dan Tempat Perpindahan servis dilakukan setiap dicapai du angka dan perpindahan tempat dilakukan setelah satu pemain menyelesaikan game atau memenangkan set. Apabila dalampermainan terjadi skor 1 sama dan dilanjutkan rubber set, perpindahan tempat dilakukan setelah salah satu pemain atau regu mencapai angka 8 untuk game 15 dan angka 11 untuk game 21. 3). Point dan Game Perhitungan angka dengan system rally point. Pemain yang memenangkan setiap rally maka memperoleh point atau angka 1. Untuk permainan kelompok usia 12 tahun ke bawah, satu set permaiann selesai atau game apabila salah satu pemain mencapai angka 15, tetapi apabila terjadi 14 sama maka permainan dilanjutkan samapai selisih 2 angka dengan batas maksimal 17, sedangkan untuk permaiann kelompok usia 12 tahun ke atas, satu set permainan selesai apabila salah satu pemain mencapai angka 21, apabila terjadi 20 sama maka permainan dilanjutkan sampai selisih 2 angka dengan batas maksimal 25. 5

C. IDENTIFIKASI DAN RUMUSAN MASALAH Dengan melihat fenomena yang ada tentang banyaknya kendala yang sebenarnya dihadapi dalam perkembangan tenis maka hal tersebut harus mendapatkan perhatian dan suatu layanan, berbagai upaya pendekatan diantaranya adalah melalui program Pelatihan Permainan Tonnis Sebagai Upaya Peningkatan Profesionalisme Bagi Guru Penjas. Disamping nantinya guru-guru pendidikan jasmani akan mengenal dan memahami permainan tonnis, diharapkan nantinya juga bisa menularkan bagi masyarakat luas sehingga baik dalam lingkungan sekolah maupun luar sekolah menjadi lebih tertarik dan mulai berlatih tonnis secara benar. D. TUJUAN KEGIATAN PPM Setelah kegiatan pengabdian ini dapat terlaksana maka tujuan yang ingin dicapai adalah : 1. Guru Pendidikan Jasmani akan mengetahuai apa dan bagaimana permainan tonnis 2. Guru Pendidikan Jasmani di Kabupaten Kulonprogo Mahir bermain tonnis E. MANFAAT KEGIATAN PPM Jika kegiatan pengabdian ini berhasil mencapai tujuan kegiatan diatas, maka kegiatan pengabdian ini akan sangat bermanfaat bagi perngembangan olahraga Tenis di DIY, terutama di lingkungan sekolah. Terlebih bagi guru penjas, dengan adanya sosialisasi dengan pelatihan ini diharapkan bisa memberikan tambahan informasi yang berarti terutama bagaimana guru bisa mengkreasikan bentuk permainan ini kedalam aktivitas pembelajaran pendidikan jasmani atau bahkan kegiatan ekstrakurikuler. 6

BAB II METODE KEGIATAN PPM 1. KHALAYAK SASARAN KEGIATAN PPM Sebagai khalayak sasaran antara yang strategis yang dilibatkan dalam kegiatan penelitian pengabdian masyarakat ini adalah Guru-guru Pendidikan Jasmani yang ada di Kabupaten Kulonprogo yang selanjutnya bisa bermain tonnis dan bisa menyebarkan permainan tonnis ini kemasyarakat luas khususnya dikabupaten Kulonprogo. Karena Keterbatasan tim pelaksana pengabdian msyarakat, maka peserta kegiatan ini dibatasi 50 orang peserta laki-laki dan perempuan. 2. METODE KEGIATAN PPM Materi pelatihan berisi pemaparan makalah diskusi dan praktek di lapangan. Untuk materi diskusinya yaitu: 1. Olahraga Pendidikan oleh R. Sunardianta,M.Kes 2. Pembinaan Olahraga Usia Dini oleh Devi Tirtawirya, M.Or 3. Olahraga Rekreasi Oleh Cerika Rismayanthi, M.Or 4. Keterampilan Dasar Cabang Olahraga tenis lapangan oleh Abdul Alim, S.Pd.Kor 5. Permainan Tonis Oleh Trihadi Karyono, S.Pd Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah penyaji memaparkan materi dan kajiannnya dilanjutkan diskusi, dialog, tanya jawab dan praktek di lapangan. Pada saat praktek di lapangan setiap peserta diwajibkan mengikuti praktek secara langsung dan diadakan simulasi untuk mengetahui kemampuan peserta dalam mengikuti pelatihan, sehingga setiap peserta dapat mengetahui kemampuannya dan nilai yang di dapat sebagai hasil akhir dari proses pelatihan yang diikutinya. Pada kegiatan ini dibantu mahasiswa sebanyak 3 orang yang membantu dalam penyiapan alat praktek dan menyiapkan buku panduan buat peserta serta membantu dalam menyiapkan daftar hadir peserta. 7

3. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PPM Pelaksanaan kegiatan pelatihan ini membutuhkan alokasi waktu selama 2 (DUA) bulan, dimulai dari bulan Mei - Juni 2010. Waktu pelatihan secara intensif akan dilakukan selama 1 bulan dengan 4 kali tatap muka setiap Hari Minggu pukul 09.00-15.00 WIB. Tempat pelatihan akan dilaksanakan di Kampus Wates, sedangkan untuk Praktek di laksanakan di Lapangan Tenis Kampus Wates. Jadwal secara rinci sebagai berikut : Tabel 3. Rencana dan Jadwal Kerja Kegiatan Bulan I Bulan II 1 2 3 4 1 2 3 4 Persiapan Rekruitmen/ pendaftaran Peserta Pelaksanaan Evaluasi Penyusunan Laporan 4. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT 1). Faktor Pendukung: a. Adanya kerja sama dengan sekolah-sekolah di Kabupaten Kulonprogo khususnya guru Penjaskes Sekolah Dasar. b. Terdapat banyak SDM yang mendukung, yaitu tim tonis di lingkungan FIK dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan. 2). Adapun faktor penghambat antara lain: a. Belum pernah diadakan pelatihan tonis bagi guru Penjaskes SD di Kulonprogo b. Peralatan yang masih terbatas 8

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN PPM 1. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN PPM Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan selama 3 hari, yaitu pada hari sabtu dan minggu tanggal 12,13 dan 20 Juni 2010. Kegiatan berupa teori bertempat di ruangan tertutup dan untuk praktek di Hall Bulutangkis UNY Kampus Wates. Hasil dari pelaksanaan PPM adalah peserta yang mengikuti pelatihan berjumlah 38 orang, materi pelatihan yang sudah direncanakan dapat disajikan sesuai dengan rencana. Secara langsung peserta antusias untuk bertanya keterkaitan antara materi teori dan praktek yang dilakukan saat latihan. 2. PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN PPM Pelaksanaan pelatihan Tonis ini memiliki arti yang strategis bagi banyak pihak seperti pihak peserta, pihak tim pengabdi, dan perguruan tinggi. Dikatakan demikian karena guru penjaskes mempunyai tujuan pendidikan sebagai (1) perkembangan organ-organ tubuh untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani, 2) perkembangan neuro muskuler, 3) perkembangan mental emosional, 4) perkembangan sosial dan 5) perkembangan intelektual. Tujuan akhir olahraga dan pendidikan jasmani terletak dalam peranannya sebagai wadah unik penyempurnaan watak, dan sebagai wahana untuk memiliki dan membentuk kepribadian yang kuat, watak yang baik dan sifat yang mulia; hanya orang-orang yang memiliki kebajikan moral seperti inilah yang akan menjadi warga masyarakat yang berguna. Pada pelaksanaan PPM ternyata peserta cepat untuk menguasai teknk-teknik dalam permainan tonis ini. Hal ini disebabkan karena para peserta memilki kemampuan motorik yang bagus dan didukung dari kemampuan peserta yang menguasai permainan cabang lain seperti badminton dan tenis meja. Dengan modal kemampuan di dua cabang olahraga tersebut maka peserta cepat menguasai permainan tonis. Sehingga dari hasil kegiatan PPM ini terdapat beberapa masukan dari peserta diantaranya mengaharapkan kegiatan semacam ini lebih sering diselenggarakan, dikarenakan 1)masih banyak guru-guru didaerah yang 9

masih belum mengetahui dan memahami permainan tonis ini, 2) permainan tonis relatif mudah untuk dimainkan, 3) permainan tonis mengajarkan guru untuk kreatif dengan memodifikasi alat ketika menghadapi kendala alat dan fasilitas. 10

BAB IV PENUTUP 1. KESIMPULAN Program PPM tonis ini di rasa sangat penting bagi perkembangan cabang olahraga tenis di Provinsi DIY dan juga lingkungan dinas Pendidikan DIY. Dalam rangka peningkatan kemampuan para guru, materi yang disajikan sangat bermanfaat sekali terutama hal-hal yang praktis dapat dilakukan oleh pengajar di lapangan. Sehingga pemahaman tentang konsep yang sama dalam pembinaan olahraga tenis khususnya pembinaan usia dini yang dilakukan secara berkala dan berjenjang untuk meningkatkan pengetahuan tentang pembinaan tenis sejak usia dini dapat tersampaikan dengan baik. 2. SARAN Berdasarkan kesimpulan dari pelaksanaan pelatihan ini, maka sangat perlu untuk diselenggarkan kegiatan pelatihan ini secara rutin. Supaya dapat menghasilkan sumber daya manusia yang terampil, perlu diselenggarakan kegiatan pelatihan lanjutan dari pelatihan yang telah ada. 11

DAFTAR PUSTAKA Aplewhaite, Carles (1988), Tennis Practice, Coaching Departement of The Lawn Tennis Associaton of Great Britain. Djoko Pekik (2002), Dasar Kepelatihan, Diktat, Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY. Ngatman Soewito, Mini Tenis, Makalah Pendidikan Pelatih Nasional ITF Level 1. Soediharso (2001), Bahan Pendidikan Pelatih Tenis Tingkat Instruktur, Yogyakarta. Sukadiyanto (2002), Teori dan Metodologi Melatih Fisik Petenis, Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY, Yogyakarta. -----------------------, Materi Pendidikan Pelatih Tenis Tingkat Pra Dasar (Instruktur), Yogyakarta. www. Pelti.com. Mini Tenis. 20 Januari 2008. 12

LAMPIRAN Pemateri Memberi materi Teori Pemateri Memberi Contoh Gambar 1. Pemberian Materi 13

Gambar 2. Praktek Tektik Forehand Groundstrokes Gambar 3. Praktek Teknik Backhand Grounstrokes 14

Gambar 4. Praktek Teknik Servis Gambar 5. Praktek Bermain 15

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEGIATAN DAN KEUANGAN NEGARA TAHUN ANGGARAN 2010 Unit Kerja : Fakultas Ilmu Keolahragaan PPM Program : Prioritas Fakultas Analisis a. Informasi tentang kegiatan: Sudah dilaksanakan Pencapaian Kinerja b. Faktor pendorong: 1.Memiliki SDM yang memadai 2.Permainan tonis belum pernah dikenalkan di Kulonprogo c. Hambatan: 1.Peserta belum mengenal permainan tonis. 2.Peralatan masih terbatas. d. Faktor-faktor keberhasilan: 1.Peserta cukup banyak dan sangat senang mengikuti pelatihan. 2.Peserta dapat bermain tonis dengan baik. Sumer daya (input) Sumber dana/ Rincian Dana 3.Peserta dapat menguasai aturan bermain. SDM Rencana Realisasi Panitia: 7 orang 50 orang 38 orang Peserta: 38 orang Biaya Rencana Realisasi Rp. 5.000.000,00 1. Honorarium: 2. Raket 3. Transport 4. Sumber Dana: Tempat dan Jadwal Pelaksanaan Keluaran (output) Hasil (Outcome) DIPA UNY Tempat penyelenggaraan : Hall Bulutangkis UNY Kampus Wates Persiapan : I bulan Pelaksanaan: 3 hari (12,13 dan 20 Juni 2010) Evaluasi : Kegiatan sangat positif dan masih perlu untuk disosialisasikan ke daerah yang lain. Uraian Pencapaian/Target Realisasi Peserta dapat mengenal permainan tonis dan bermain tonis dengan baik Mengenalkan Permainan tonis dari alat hingga cara bermain Peserta setelah mendapatkan materi dapat mengenalkan kemasyarakat luas Peserta dapat bermain tonis dengan baik Uraian Pencapaian/Target Realisasi Peserta dapat Baru sebatas mengenalkan mengenal permainan tonis minimal kepada siswanya 16

Sasaran (Goal) Indikator Keberhasilan 1. Guru SD Pendidikan Jasmani di Kab. Kulonprogo Uraian Rencana/Target Realisasi Pesertanya banyak 50 orang 38 orang Penanggungjawab Pelaksana Kegiatan Prof. Wawan S. Suherman, M.ED NIP. 19640707 1988 1 001 (R.Sunardiyanta,M.Kes) NIP 19581101 198603 1 002 17