PERMODELAN DAN PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA PADA PIT 2 BLOK 31 PT. PQRS SUMBER SUPLAI BATUBARA PLTU ASAM-ASAM KALIMANTAN SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pertambangan merupakan suatu aktifitas untuk mengambil

Desain Pit untuk Penambangan Batubara di CV Putra Parahyangan Mandri, Kecamatan Satui Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

BAB IV PENGOLAHAN DATA

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Artikel Pendidikan 23

BAB I PENDAHULUAN. suatu kegiatan yang penting dilakukan oleh suatu perusahaan, karena untuk

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Statistik Univarian

BAB I PENDAHULUAN. PT. PACIFIC GLOBAL UTAMA (PT. PGU) bermaksud untuk. membuka tambang batubara baru di Desa Pulau Panggung dan Desa

DAFTAR ISI. IV. HASIL PENELITIAN Batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) vii

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Oleh : Diyah Ayu Purwaningsih 1 dan Surya Dharma 2 ABSTRAK

PERANCANGAN SEQUENCE PENAMBANGAN BATUBARA UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI BULANAN (Studi Kasus: Bara 14 Seam C PT. Fajar Bumi Sakti, Kalimantan Timur)

RANCANGAN TEKNIS PENAMBANGAN BATUBARA DI BLOK SELATAN PT. DIZAMATRA POWERINDO LAHAT SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Prodi Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung Jl. Tamansari No. 1 Bandung

BAB V PEMBAHASAN 5.1 ANALISIS STATISTIK UNIVARIAN

BAB III LANDASAN TEORI

PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB III LANDASAN TEORI

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Kartion 1, Juli Chandra Teruna 2 dan Program Studi Teknik Pertambangan, Politeknik Muara Teweh

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang

3.1 KLASIFIKASI SUMBERDAYA DAN CADANGAN BATUBARA

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di sektor pertambangan batubara dengan skala menengah - besar.

Oleh : Triono 1 dan Mitra Wardhana 2 SARI. Kata Kunci : Cadangan Batubara Metode Cross Section dan Blok Model

Oleh. Narendra Saputra 2) Dr.Ir.Eddy Winarno, S.Si., MT, Ir. R. Hariyanto, MT 1) Mahasiswa Teknik Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta 2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui dan memahami kondisi geologi daerah penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PENENTUAN CADANGAN BATUBARA DARI DATA BOR MENGGUNAKAN METODE AREA OF INFLUANCE

DESAIN PIT PENAMBANGAN BATUBARA BLOK C PADA PT. INTIBUANA INDAH SELARAS KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Oleh: Uyu Saismana 1 ABSTRAK. Kata Kunci : Cadangan Terbukti, Batugamping, Blok Model, Olistolit, Formasi.

BAB I PENDAHULUAN. Energi Nasional (KEN) melalui PP No.5 Tahun 2006 yang memiliki tujuan utama

BAB III LANDASAN TEORI

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, Desember 2016 Penulis. (Farah Diba) vii

Aplikasi Teknologi Informasi Untuk Perencanaan Tambang Kuari Batugamping Di Gunung Sudo Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab V Pembahasan V.1 Data Eksplorasi Batubara V.2 Pemetaan Topografi

Perencanaan Sequence Penambangan Batubara pada Seam 16 Phase 2 di PT. KTC Coal Mining & Energy, Kec. Palaran, Samarinda, Kalimantan Timur

Tambang Terbuka (013)

BAB V PEMBAHASAN. perencanaan yang lebih muda dikelola. Unit ini umumnya menghubungkan. dibuat mengenai rancangan tambang, diantaranya yaitu :

RANCANGAN BUKAAN TAMBANG BATUBARA PADA PIT JKG PT. BBE SITE KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, MENGGUNAKAN APLIKASI MINESCAPE 4.118

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang berhubungan dengan ilmu Geologi. terhadap infrastruktur, morfologi, kesampaian daerah, dan hal hal lainnya yang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

JGP (Jurnal Geologi Pertambangan 14 PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA TERBUKTI DENGAN METODE CROSS SECTION. Oleh Diyah Ayu Purwaningsih 1 dan Riyanto 2

BAB I PENDAHULUAN I.1.

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

ABSTRAK. Kata Kunci : Cadangan, Perancangan dan Geometri Penambangan.

KAJIAN PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA MENGGUNAKAN METODE BLOCK MODEL

BAB IV PEMODELAN DAN PENGHITUNGAN CADANGAN ENDAPAN BATUBARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Oleh : Sundek Hariyadi 1 dan Rahman 2 ABSTRACT SARI. Dosen Program Studi Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Kutai Kartanegara 2.

BAB III LANDASAN TEORI

ESTIMASI CADANGAN BATUBARA DENGAN SOFTWARE TAMBANG PADA PIT DE DISITE BEBATU PT. PIPIT MUTIARA JAYA KABUPATEN TANA TIDUNG, KALIMANTAN UTARA

BAB II STUDI LITERATUR

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016

BAB III LANDASAN TEORI

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

DISAIN TAMBANG BATUBARA BAWAH TANAH DENGAN CAD

PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA DENGAN METODE CIRCULAR USGS 1983 DI PT. PACIFIC PRIMA COAL SITE LAMIN KAB. BERAU PROVINSI KALIMATAN TIMUR

STUDI TEKNIS PENGEBORAN 3 STEEL DAN 4 STEEL UNTUK PENYEDIAAN LUBANG LEDAK DI PT SEMEN TONASA KABUPATEN PANGKEP PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batubara merupakan bahan galian yang strategis dan salah satu sumber energi nasional yang mempunyai peran besar

Laporan Bulanan Kegiatan Eksplorasi PT Toba Bara Sejahtra Tbk

PEMODELAN GEOLOGI BATUBARA DAERAH MARANGKAYU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA MENGGUNAKAN COAL RESOURCES AND RESERVES EVALUATION SYSTEM

Jurnal Cartenz, Vol.4, No. 6, Desember 2013 ISSN

Laporan Bulanan Kegiatan Eksplorasi PT Toba Bara Sejahtra Tbk

BAB I PENDAHULUAN. yang rinci dan pasti untuk mencapai tujuan atau sasaran kegiatan serta urutan

KONSEP PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PELAPORAN BAHAN GALIAN LAIN DAN MINERAL IKUTAN. Oleh : Tim Penyusun

TERHADAP RANCANGAN PUSH BACK

PERHITUNGAN MINEABLE COAL RESERVE PADA PIT JUPITER AREA SEAM 16 PT. ENERGI CAHAYA INDUSTRITAMA, BUKUAN SAMARINDA, KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Stability Radar (SSR) dan Peg Monitoring WITA, terjadi longsoran besar di low-wall

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

BAB III TEKNOLOGI LIDAR DALAM PEKERJAAN EKSPLORASI TAMBANG BATUBARA

DAFTAR ISI. Hal LEMBAR PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR FOTO...

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Rencana Rancangan Tahapan Penambangan untuk Menentukan Jadwal Produksi PT. Cipta Kridatama Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud Tujuan

KAJIAN ZONASI DAERAH POTENSI BATUBARA UNTUK TAMBANG DALAM PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BAGIAN TENGAH

METODA-METODA DALAM PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA

Oleh : Sujiman 1 dan Nuryanto 2 ABSTRAK

DAFTAR ISI. Halaman RINGKASAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN...

RANCANGAN GEOMETRI LERENG AREA IV PIT D_51_1 DI PT. SINGLURUS PRATAMA BLOK SUNGAI MERDEKA KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR

PENGARUH KESTABILAN LERENG TERHADAP CADANGAN ENDAPAN BAUKSIT

ESTIMASI SUMBERDAYA BIJIH BAUKSIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE POLIGON DAN METODE SAYATAN DI KECAMATAN TOBA, KABUPATEN SANGGAU KALIMANTAN BARAT SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. lereng, hidrologi dan hidrogeologi perlu dilakukan untuk mendapatkan desain

JGP (Jurnal Geologi Pertambangan) 50

BAB III LANDASAN TEORI

PEMODELAN DAN PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA DENGAN PROGRAM MINESCAPE 4.115C, DI PIT-IV, PT. KALIMANTAN PRIMA PERSADA, TANJUNG ALAM, KALIMANTAN SELATAN

Kestabilan Geometri Lereng Bukaan Tambang Batubara di PT. Pasifik Global Utama Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan

Laporan Kegiatan Pengeboran Eksplorasi dan Geotech periode April 2018

LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PERIODE NOVEMBER TAHUN 2013 PT ADARO ENERGY, tbk

Transkripsi:

PERMODELAN DAN PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA PADA PIT 2 BLOK 31 PT. PQRS SUMBER SUPLAI BATUBARA PLTU ASAM-ASAM KALIMANTAN SELATAN RISWAN 1, UYU SAISMANA 2 1,2 Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat, Kampus Banjarbaru Kalimantan Selatan E-mail: riswan@unlam.ac.id INTISARI Energi adalah kebutuhan vital bagi semua negara untuk memenuhi kebutahan setiap warga negaranya, salah satu energi vital adalah energi Listrik yang dapat dihasilakan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang menggunakan bahan bahan bakar Batubara, Cadangan batubara setiap hari semakin berkurang, sementara kebutuhan batubara pada PLTU Asam-asam mencapai 42.000 ton/hari, berdasarkan hal tersebut menjadi permasalahan apabilah pasokan batubara tidak terpenuhi setiap hari. Untuk mengantisipasi permasalah tersebut diperlukan suatu inovasi menentukan sumber cadangan batubara yang baru. Salah satu inovasi yang dapat dilakukan adalah melakukan eksplorasi dan memodelkan endapan batubara untuk menghitung sumberdaya dan cadangan batubara. Permodelan dan perhitungan sumberdaya serta cadangan batubara dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak/software, berdasarkan data eksplorasi, batas IUP-OP, Stripping Ratio, data geoteknik. Hasil permodelan batubara yang didapat pada Blok 31 Pit 2, dimodelkan 2 seam yaitu seam A dengan ketebalan antara 1,2 m 1,4 m dan seam B dengan ketebalan antara 2,2 m 2,7 m. sehinga dapat disimpulkan bahwa sumberdaya batubara pada Blok 31 Pit 2 sebesar 4.554.302,35 ton, (sumberdaya terukur 1.241.905,52 ton, sumberdaya tertunjuk 1.339.624,98 ton dan sumberdaya tereka 1.972.771,85 ton) dan Cadangan batubara sebesar 291.963,31 ton berdasarkan SR sebesar 11,78. Kata Kunci : Batubara, Cadangan, Permodelan, Sumberdaya 1. PENDAHULUAN Energi Listrik merupakan salah satu kebutuhan vital bagi kehidupan modern. Energi listrik yang dihasilkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) menggunakan bahan bahan bakar Batubara, tetapi yang menjadi permasalahan adalah Cadangan batubara setiap hari semakin berkurang, sementara kebutuhan batubara pada PLTU semakin meningkat, berdasarkan hal tersebut menjadi permasalahan apabilah pasokan batubara tidak terpenuhi setiap hari. Untuk mengantisipasi permasalah tersebut diperlukan suatu inovasi menentukan sumber cadangan batubara yang baru. Salah satu inovasi yang dapat dilakukan adalah melakukan eksplorasi dan memodelkan endapan batubara untuk menghitung sumberdaya dan cadangan batubara secara detail untuk memenuhi kebutuhan PLTU. 2. METODOLOGI Metodologi yang digunakan pada kegiatan ini adalah metode kombinasi metode poligon dan circular sesuai ketentuan SNI dengan permodelan geologi cadangan batubara dibuat berdasarkan data toppografi, data singkapan batubara/outcroup data pengeboran eksplorasi, pengeboran pengembangan dan logging, Permodelan kualitas batubara dibuat berdasarkan analisis pengeboran inti. Cadangan batubara dihitung berdasarkan model geologi yang dibuat dengan tidak menghitung batubara 10 cm diatas lantai (floor) dan 10 cm dibawah atap (roof) dan memiliki calorific value (CV) lebih besar dari 5000 kcal/kg dengan ketebalan seam lebih besar dari 0.5 meter. Data yang diperlukan untuk menghitung sumberdaya dan cadangan tersebut yaitu : a) Data koordinat batas wilayah IUP-OP perusahaan. b) Data koordinat topografi daerah penelitian. c) Data bor yang berupa koordinat dan elevasi serta interpretasi antar seam dan tebal masingmasing seam batubara 28

d) Acuan yang digunakan dalam perhitungan sumberdaya (SNI BATUBARA 13-6011-1999). e) Perhitungan cadangan tertambang sampai batas stripping ratio 12 ditentukan oleh perusahaan. Permodelan batubara dilakukan dengan melakukan korelasi antara data pemboran yang terdiri dari ketebalan, elevasi, roof dan floor batubara serta data arah sebaran batubara Proses permodelan batubara dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : a) Penentuan lapisan dan korelasi batubara dari data pemboran dan sebaran arah batuan, yaitu dengan membuat data survey yang berisikan koordinat, elevasi dan kedalaman total titik pemboran. Selain itu juga digunakan data lithologi yang berisikan elevasi roof, elevasi floor, ketebalan dan penamaan lapisan batubara. b) Penentuan aturan aturan dalam permodelan yang akan dilakukan. Metode interpolasi yang digunakan ialah metode triangulasi dengan ekstrapolasi dengan radius pengaruh dari setiap data sejauh 250 m yang digunakan baik untuk ketebalan maupun arah sebaran batubara. c) Pemprosesan data survey dan lithology dengan bantuan komputer. Data topografi digunakan sebagai batas atas permodelan batubaranya. d) Pemeriksaan data hasil permodelan batubara yang telah dilakukan, apabila menghasilkan permodelan yang tidak sesuai maka dilakukan pemeriksaan terhadap data survey dan lithology maupun aturan aturan permodelan yang telah dilakukan dan selanjutnya mengulangi kembali tahapan permodelan yang telah dilakukan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Permodelan batubara Hasil permodelan berupa model lapisan batubara yang ditampilkan dalam bentuk Penampang Vertikal dari lapisan batubara. Gambar 1. Penampang Vertikal Seam A (atas) dan Seam B (bawah) Berdasarkan dari data hasil singkapan yang telah ditemukan dan data pemboran yang dilakukan terdapat dua seam batubara yang dapat dimodelkan yaitu seam A kedudukan batubara N 75 0-79 0 E / 31 0 35 0 dengan ketebalan antara 1,2 m 1,4 m dan seam B kedudukan batubara N 76 0-80 0 E / 31 0 35 0 dengan ketebalan antara 2,2 m 2,7 m. 3.2. Sumberdaya batubara Perhitungan sumberdaya batubara di lokasi penelitian menggunakan kombinasi metode poligon dan metode circular. Ketentuan yang digunakan yaitu SNI Nomor 5015 Tahun 2011, lokasi penelitian termasuk kedalam geologi moderat karena pada lokasi penelitian tebal lapisan batubara cukup bervariasi dan lapisan batubara tergolong dalam bentuk pinch, hal tersebut dibuktikan pada hasil penampang pemodelan batubara. Hasil penampang tersebut terlihat adanya penipisan beberapa lapisan batubara. Luas total daerah pengaruh sebaran batubara untuk perhitungan sumberdaya ialah 130,53 Ha. Berikut merupakan luasan daerah pengaruh yang digunakan: 1. Sumberdaya Tereka : radius 1000 meter 2. Sumberdaya Tertunjuk : radius 500 meter 29

3. Sumberdaya Terukur : radius 250 meter Tabel 1. Sumberdaya Batubara SUMBERDAYA SEAM A (ATAS) SEAM B (BAWAH) TONASE (TON) Terukur Tertunjuk Tereka 364.601,1 296.644,1 47.977,3 877.304,4 1.042.980,9 1.924.794,6 1241905,5 1339625,0 1972771,9 Jumlah Sumberdaya 4.554.302,4 3.3. Cadangan batubara Cadangan batubara dihitung berdasarkan boundary blok yang dikontrol oleh nilai stripping ratio. Gambar 2. Geometri Lereng pada High Wall Nilai stripping ratio ekonomis yang direkomendasikan yaitu 12, maka boundary penambangan berada di blok-blok nilai stripping ratio (SR) 12. Dimensi blok yang dibuat sebesar 75 m x 75 m yang arahnya tegak lurus dengan arah strike (jurus) atau searah dip (kemiringan). Desain geometri lereng dengan ketinggian lereng 10 m, lebar jenjang penangkap 5 m, single slope untuk high wall 60 0 dan overall slope untuk high wall antara 40 0 45 0 sedangkan untuk low wall mengikuti kemiringan batubara berdasarkan dari rekomendasi kajian geoteknik. Setelah dibuat model bloknya maka setiap blok dapat diketahui volume overburden, tonase batubara dan stripping ratio perblok. Dari model stripping ratio ini kita dapat membuat daerah potensi untuk dilakukan rencana penambangan sesuai kebutuhan stripping ratio ekonomis yang telah dihitung. Batas blok dari elevasi 40 m sampai batas akhir blok pada elevasi - 30 m.. Gambar 3. Lereng Pada Side Wall 30

Cadangan tertambang dihitung dari luas poligon penambangan yaitu seluas 16,17 hektar (Peta Rencana Pit 2) kemudian dikurangi faktor dilution (batubara yang tidak terambil karena pengotor) ketebalan 10 cm untuk roof batubara dan 10 cm untuk floor batubara. didapat tanah penutup (overburden) dan interburden adalah 3.439.629,01 BCM dan cadangan batubara 291.963,3 ton dengan SR 12 Seam A (Atas) B (Bawah) Tabel 2. Cadangan Batubara Tonase (Ton) 86568.8 205394.5 Jumlah Cadangan (A + B) 291963.3 Kebutuhan batubara untuk PLTU diperkirakan 42000 ton/hari, PT. PQRS diminta menyuplai batubara sebesar 5 % dari total kebutuhan tersebut, dari PIT 2 Blok 31 diharapkan dapat menyuplai 2 % atau 840 ton/hari. Umur tambang pada PIT 2 Blok 31 adalah 345 hari atau 1 tahun. Gambar 4. Peta Design Pit 2 dengan Intersect Peta Topografi 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1) perhitungan Sumberdaya dengan kondisi geologi moderat dengan luas total daerah pengaruh sebaran batubara 130,53 Ha dengan elevasi -140 dpl didapatkan : a) Sumberdaya Tereka : 1972771,9 ton b) Sumberdaya Tertunjuk : 1339625,0 ton c) Sumberdaya Terukur : 1241905,5 ton 2) cadangan batubara tertambang sebesar 291.963,3 ton dan volume Overburden sebesar 3.439.629,01 BCM, luas area Ha, elevasi 40 dpl 31

3) target produksi PT. PQRS pada PIT 2 Blok 31 adalah 25.200 ton batubara/bulan, maka umur PIT 2 adalah 12 bulan atau 1 tahun. DAFTAR PUSTAKA Anonim., 1999, Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Batubara, SNI 13-6011-1999 Anonim., 2009. Laporan Eksplorasi Batubara di Wilayah KP PT XYZ di Wilayah Kalimantan Selatan Anonim., 2011, Pedoman pelaporan, sumberdaya, dan cadangan batubara, SNI 5015:2011 Sikumbang, N, Heryanto, R, 1994, Peta Geologi lembar Banjarmasin, Kalimantan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Syafrizal, Sudarto, Mohamad, Agus., 2005, Metode Perhitungan Cadangan, Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan, Institut Teknologi Bandung William Hustrulid and Mark Kuchta., 1995, Open Pit Mine Planning & Design, Vol I, A.A. Balkema, Rotterdam 32