PEMBUATAN MEDIA INTERAKTIF TENTANG SEKS BEBAS DI KALANGAN REMAJA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK FACT FINDING (Studi Kasus : Dinas Kesehatan Wonogiri) NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Wahyu Prabowo 11.12.5686 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2016 1
2
PEMBUATAN MEDIA INTERAKTIF TENTANG SEKS BEBAS DI KALANGAN REMAJA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK FACT FINDING (Studi Kasus : Dinas Kesehatan Wonogiri) Wahyu Prabowo 1), Dhani Ariatmanto 2), 1) Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta 2) Magister Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta Indonesia 55283 Email : wahyu.prabowo@students.amikom.ac.id 1), dhani@amikom.ac.id 2) Abstract - Technological developments are also followed by changes in people's behavior. Shown with phenomenon of sex are increasingly troubling. One of them in Wonogiri. The Health Department Wonogiri already doing outreach using media power point. But the media is still lacking effective and efficient in carrying out preventive functions. So here the author intends to create an interactive media visualization of free sex education among teenagers. In the making of this author interactive multimedia collaboration with the Department of Health Wonogiri. Method development using development life cycle consists of six stages, namely the concept, design, collection of materials, manufacture, testing, and distribution. In the design of interactive media creation, the author uses the navigation structure, flowchart and interface. In the process of collecting materials used technique to fact finding. In fact finding techniques, there are 4 stages, namely interviews, questionnaires, literature study and observation. Interactive media produced in the form of interactive CD "Free Sex Among Adolescents". Interactive media is intended for Wonogiri Health Department as a new media in conducting outreach on the dangers of promiscuity among teenagers. Keywords :Multimedia, development life cycle, fact finding, interactive CD and free sex. 1. Pendahuluan Perkembangan IT yang semakin maju sekarang ini tidak hanya dimanfaatkan untuk hiburan saja, tetapi juga dapat digunakan sebagai media penyuluhan atau pembelajaran dengan interaktif. Sebuah media dengan menggunakan pembuatan animasi multimedia. Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri merupakan sebuah lembaga pemerintah yang menjadi wadah informasi kesehatan yang ada dikota tersebut. Selain itu juga memberikan informasi kepada masyarakat, misalnya penyuluhan kepada remaja tentang bahaya seks bebas. Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri memberikan penyuluhan menggunakan power point. Oleh karena itu peneliti memberikan sebuah konsep atau metode baru yaitu dengan media interaktif. Karena sebelumnya belum ada penyuluhan dengan penggabungan multimedia maka Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri meminta kepada peneliti membuat aplikasi penyuluhan interaktif dan akan dijadikan sebagai penyuluhan rutin kepada remaja atau siswa SMP. Untuk itu peneliti akan membuat sebuah media interaktif tentang seks bebas dengan bentuk animasi gambar guna untuk menerangkan materi penyuluhan kepada siswa. Diharapkan dengan media yang mencakup audio visual dalam penyampaian materi ini akan membawa suasana yang baru yang bisa memberi motivasi lebih untuk memahami sebuah materi. 1.2 Rumusan Masalah Dari uraian di atas dapat disimpulkan beberapa permasalahan tentang media penyuluhan seks bebas pada remaja 1.Media apa yang di gunakan Dinas Kesehatan Wonogiri dalam memberikan penyuluhan seks bebas pada remaja? 2.Berapa ukuran CD untuk media interaktif tentang seks bebas di kalangan remaja? 3.Bagaimana proses pembuatan media interaktif tentang seks bebas di kalangan remaja? 4.Bagaimana cara pengujian media interaktif tentang seks bebas di kalangan remaja? 5.Mengapa teknik fact finding digunakan untuk mengembangkan media interaktif tentang seks bebas di kalangan remaja? 2. Pembahasan 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini menggunakan 3 naskah publikasi yang di jadikan sebagai referensi. Berikut tinjauan dari naskah tersebut. 2.1.1Inge Oktavia Nordiani (Universitas Negeri Malang) 3
Pada penelitiannya yang berjudul Pembentengan Media Layanan Penguasaan Konten Pembentengan Siswa terhadap seks Bebas Berbasis Multimedia Interaktif Siswa MTs N 2 Malang.[1] 2.1.2Sisca Erlia Puspitarini (Universitas Negeri Malang) Pada penelitiannya yang berjudul Pengembangan Media Interaktif Pendidikan Seks untuk Siswa SMP.[2] 2.1.3Dwi Vidra Saputro (Universitas Negeri Malang) Pada penelitiannya yang berjudul Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif tentang Bahaya Seks BEbas untuk Siswa kelas VIII SMP.[3] Adapun persamaan penelitian ini dengan ketiga penelitian diatas adalah pemanfaatan multimedia menjadi sebuah media interaktif tentang seks bebas. Perbedaannya adalah penggunaan media interaktif tersebut. Ketiga media di atas digunakan dalam pembelajaran, sedangkan media ini digunakan dalam penyuluhan yang dilakukan Dinas Kesehatan Wonogiri. 2.3Definisi Media Media merupakan suatu alat atau sarana yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak atau segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan. [4] 2.4Metode Perancangan Suatu metode dengan melakukan penentuan tema, ide-ide serta membuat gambaran umum tentang media interaktif yang akan di buat. Tahapan metode ini seperti struktur navigasi dan flowchart. 2.5Pengembangan Multimedia Dalam pengembangan multimedia ini peneliti menggunakan teori multimedia Luther yaitu Development Life Cycle. Pengembangan metode ini di lakukan berdasarkan 6 tahapan yaitu konsep, desain, pengumpulan bahan, pembuatan, pengujian dan distribusi.[5] Pada tahap pengumpulan bahan peneliti menggunakan teknik fact finding yaitu sebuah proses pengumpulan data penelitian dengan cara wawancara, quisoner, studi pustaka dan observasi agar di peroleh data sesuai dengan fakta sehingga dapat diuji kebenarannya.[6] 2.6Metode testing Dalam media interaktif ini peneliti menggunakan pengujian dengan metode white box, black box dan uji coba pengguna. 3.Analisis Dan Perancangan 3.1Gambaran Umum Media interaktif tentang seks bebas di kalangan remaja merupakan sebuah media baru yang dapat digunakan oleh Dinas Kesehatan Wonogiri untuk melakukan penyuluhan tentang seks bebas di kalangan remaja. Media interaktif tentang seks bebas di kalangan remaja diharapkan dapat membantu pihak Dinas Kesehatan Wonogiri yang sebelumnya hanya menggunakan power point. 3.2Analisis Masalah Dalam penelitian ini analisis masalah yang di lakukan antara lain: 1. Wawancara langsung dengan Dinas Kesehatan Wonogiri. 2.Pengumpulan data power point Dinas Kesehatan Wonogiri 3.Solusi yang ditawarkan 4.Solusi yang di pilih. 3.3Analisis Perancangan Media Interaktif 3.3.1Analisis Kebutuhan Fungsional Analisis kebutuhan fungsional yaitu analisi kebutuhan yang berisi kemampuan dan proses-proses apa saja yang nantinya di lakukan oleh sistem. 3.3.2Analisis Kebutuhan non-fungsional Analisis ini di gunakan untuk mengetahui kebutuhan apa saja yang di perlukan dalam membuat sebuah media interaktif tentang seks bebas pada remaja meliputi: 1.Kebutuhan Perangkat Keras Tabel 3.1 Spesifikasi Hardware No Perangkat Keras Spesifikasi 1 Komputer Lenovo 2 Processor Intel Pentium CPU 2020m @ 2.40GHz (2CPUs), ~2.4GHz. 3 Harddisk 500Megabyte 4 Memory RAM 2GB 5 VGA Intel HD Graphics 2. Kebutuhan Perangkat Lunak Tabel 3.2 Spesifikasi Software Sistem Operasi Windows 7 Ultimate 32- bit Program Aplikasi Adobe Flash CS 6 CD Interaktif Nero Bahasa Pemrograman Action Script 2.0 3. Kebutuhan Sumber Daya Manusia Skill yang dibutuhkan dalam pembuatan media ini antara lain menguasai sistem operasi windows seperti Adobe flash CS 6, kreatif dan inovatif 3.4 Analisis Kelayakan Sistem Analisis kelayakan sistem adalah ukuran akan seberapa menguntungkan atau seberapa praktis pengembangan sistem informasi terhadap organisasi. Merumuskan informasi yang dibutuhkan oleh pemakai akhir, kebutuhan sumber daya, biaya, manfaat dan kelayakan proyek yang diusulkan. Dalam penelitian ini ada 3 analisis kelayakan sistem, yaitu : 1.Kelayakan Teknologi 2. Kelayakan Operasional 3. Kelayakan Hukum 3.5 Design Dalam pembuatan media interaktif peneliti menggunakan : 1.Struktur Navigasi 4
Gambar 3.1 Struktur Navigasi Keterangan : a. Pengertian b. Faktor c. Dampak d. Penyakit e. Cara mencegah Gambar 4.1 Tampilan Menu Intro 2. Menu Utama 2.Flowchart Gambar 4.2 Tampilan Menu Utama 3. Tampilan Pada Tombol Menu Gambar 4.3 Tampilan Pada Tombol Menu 4. Tampilan Menu Keluar Gambar 3.2 Flowchart 3.Tampilan Desain Menu Sebuah tahapan desain awal yang sederhana sebelum melakukan pembuatan pada software Adobe Flash. 4.1Implementasi Dalam proses implementasi peneliti menyesuaikan tahapan dalam metode pengembangan development life cycle yang di pakai peneliti. 4.1.1Pembuatan Asset Pembuatan bahan materi ini peneliti mengambil beberapa dari internet seperti gambar dan video. Pengambilan gambar yang telah dilakukan peneliti mengubah ukuran agar terlihat propersional dengan media. 4.1.2Pembuatan User Interface Penerapan interface dalam media interaktif. 1. Menu Intro Gambar 4.4 Tampilan Menu Keluar 4.2Pembahasan Merupakan tahapan ketika penelitian di implementasikan kedalam software. Media interaktif ini menggunakan software Adobe Flash CS 6. 4.3Action Script yang di gunakan dalam Media Action script adalah sebuah bahasa pemrogrman yang digunakan oleh Adobe Flash CS 6 untuk mempermudah animasi. Action script yang digunakan dalam 5
pembuatan media interaktif ini menggunakan action script 2.0. 5.1Kesimpulan Berdasarkan beberapa tahapan analisis dan penelitian terhadap Dinas Kesehatan Wonogiri yang telah di lakukan maka kesimpulan yang di peroleh adalah. 1. Dari hasil analisis yang dilakukan kepada Dinas Kesehatan Wonogiri maka di dapat kesimpulan yaiutu media yang digunakan untuk penyuluhan pihak Dinas Kesehatan Wonogiri berupa power point 2. Dari hasil pembuatan media ini peneliti menggunakan CD yang berkapasitas 700 MB, dikarenakan hasil media ini hanya sekitar 12,7 MB. 3. Pembuatan media ini menggunakan Adobe Flash CS 6 dengan action script 2.0, sedangkan untuk penerapannya menjadi CD interaktif diserahkan kepada Dinas Kesehatan Wonogiri. 4. Testing ini telah diuji menggunakan 2 tahapan yaitu pengguna dan uji sistem. Testing pengguna di lakukan kepada pihak Dinas Kesehatan Wonogiri dan beberapa orang umum, sedangkan testing uji sistem dengan white box dan black box. 5. Teknik Fact Finding digunakan karena teknik ini terdiri dari beberapa tahapan pengumpulan data yang lengkap dan sistematis sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. 5.2Saran [2] Puspitarini, Sisca Erlia. Pengembangan Media interaktif Pendidikan seks untuk Siswa SMP. S1 thesis, Universitas Negeri Malang. 2013. [3] Saputro, Dwi Vidra. Pengembangan media pembelajaran interaktif Materi tentang Bahaya Seks Bebas untuk Siswa Kelas VIII SMP. S1 thesis, Universitas Negeri Malang. 2013. [4] http://www.pengertianahli.com/2014/07/pengertianmedia-dan-jenis-media.html, diakses pada tanggal 07 November 2014. [5] Binanto, Iwan. Multimedia Digital Dasar Teori + Penggembannya. Andi Offset. Yogyakarta. 2010. [6] Whitten, J. L., L. D. Bentley, dan K. C. Dittman. System Analysis And Design Methods,Edisi Ke-7, McGraw-Hill/Irwin, New York. 2007. Biodata Penulis Wahyu Prabowo, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2016. Dhani Ariatmanto, M.Kom, memperoleh gelar Magister Ilmu Komputer (M.Kom), Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta. Saat ini menjadi Dosen tetap di STMIK AMIKOM Yogyakarta. Media interaktif ini di buat merupakan penggembangan pertama untuk Dinas Kesehatan Wonogiri, oleh sebab itu perlu dilakukan penggembangan kearah yang semakin berkembang. Adapun saran saran terhadap pengembangan media ini kedepan adalah sebagai berikut. 1. Dalam pengembangan yang baru media ini bisa di buat dalam bentuk mobile atau web. 2. Untuk pengembangan media interaktif selanjutnya bisa ditambahkan print out dalam kuis sehingga memudahkan dalam proses evaluasi. 3. Aplikasi multimedia di rancang dengan konsep yang sederhana, tetapi jika kebutuhan hardware dan software yang disarankan tidak terpenuhi, maka aplikasi ini tidak akan berjalan dengan baik. Sebelum memutuskan untuk menggunakan program ini, sebaiknya diperiksa terlebih dahulu spesifikasi hardware dan software yang dimiliki. 4. Dalam pengembangan diharapkan kreatifitas dalam desain media interaktif. DAFTAR PUSTAKA [1] Nordiani, Inge Oktavia. Pembentengan Diri Siswa terhadap Seks Bebas Berbasis Multimedia Interaktif Siswa Madrasyah Tsanawiyah Negeri 2 Malang. S1 thesis, Universitas Negeri Malang. 2009. 6