BAB III METODE PENELITIAN. merupakan alur dari serangkaian kegiatan metode penelitian.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bali, Unit Pelayanan Pemeliharaan Wilayah Timur (PT PJB UPHT) Gresik

PERANCANGAN TATA KELOLA SERVICE OPERATION TEKNOLOGI INFORMASI PADA INFORMATIONAL CAPITAL READINESS PT PJB UPHT GRESIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknologi Informasi (TI) yang ada di PT PJB UPHT Gresik. Hasil yang didapatkan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tenaga listrik Indonesia. Teknologi informasi memiliki fungsi sebagai alat bantu

ANALISIS PENGELOLAAN LAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN IT INFRASTRUCTURE LIBRARY

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Continuity Management (ITSCM) akan membahas semua aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. dari PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk yang bertugas melakukan infrastructure

BAB II LANDASAN TEORI

AUDIT MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN COBIT 4.1 PADA SISTEM TRANSAKSI KEUANGAN

Analisa Kesenjangan Tata Kelola Teknologi Informasi Untuk Proses Pengelolaan Data Menggunakan COBIT (Studi Kasus Badan Pemeriksa Keuangan RI)

BAB III METODOLOGI. proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu. diperhatikan. Komponen-komponen tersebut adalah :

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang


BAB II LANDASAN TEORI

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Framework Penyusunan Tata Kelola TI

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

PEMBUATAN PANDUAN AUDIT MANAJEMEN INSIDEN TI BERDASARKAN ITIL (STUDI KASUS DI BPK RI) Yaomi Awalishoum Istiqlal, SE Ir. Achmad Holil Noor Ali, M.Kom.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan layanan kepada stakeholder utama, yaitu mahasiswa, dosen, dan. bisnis Labkom (Sutomo dan Ayuningtyas, 2014).

BAB IV FRAMEWORK PENYUSUNAN TATA KELOLA TI

BAB II LANDASAN TEORI

Bab II Tinjauan Pustaka

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada Bab III dalam Perencanaan Information Technology Problem

BEST PRACTICES ITG di Perusahaan. Titien S. Sukamto

USULAN TATA KELOLA MANAJEMEN INSIDEN DAN MASALAH BERDASARKAN KOMBINASI COBIT 4.1 DAN ITIL V3

Bab III Proses Penyusunan Metodologi pelaksanaan Tata Kelola TI

BAB VIII Control Objective for Information and related Technology (COBIT)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya penerapan teknologi informasi tidak lepas dari

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )

SISTEM MANAJEMEN INTEGRASI/TERPADU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada Bab IV ini akan membahas hasil analisis dalam perencanaan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PENGGUNAAN FRAMEWORK COBIT UNTUK MENILAI TATA KELOLA TI DI DINAS PPKAD PROV.KEP.BANGKA BELITUNG Wishnu Aribowo 1), Lili Indah 2)

PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA APLIKASI CSBO DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.0

ABSTRAK. Keyword : ITIL V.3, Service Operation. iii Universitas Kristen Maranatha

JSIKA Vol. 5, No. 10, Tahun 2016 ISSN X

BAB III METODE PENELITIAN. pada tahap Perencanaan berdasarkan pada standar ISO/IEC 27001:2005. Metode

Plainning & Organization

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) A-175

COBIT 5: ENABLING PROCESSES

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology)

Manajemen Sumber Daya Teknologi Informasi TEAM DOSEN TATA KELOLA TI

MODEL TATA KELOLA PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK DI UNIVERSITAS X MENGGUNAKAN COBIT

Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang

ANALISIS TATA KELOLA TI PADA INNOVATION CENTER (IC) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MENGGUNAKAN MODEL 6 MATURITY ATTRIBUTE

INCIDENT MANAGEMENT. Patrisia Anggi A.W ( ) Maulidina Rahmawati S. ( ) Roisyatun Nadhifah ( )

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KINERJA TI BERDASARKAN METODE DMAIC DENGAN PENDEKATAN FRAME WORK ITIL V.3 TESIS. Alvian Guntur Perdana Kusuma

BAB I PENDAHULUAN. organisasi semakin menyadari manfaat potensial yang dihasilkan oleh Information

2015 IT PERFORMANCE MANAGEMENT

Penilaian Penerapan Tata Kelola Teknologi Informasi Di Universitas Telkom Menggunakan Framework Cobit 5

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Gambar I.1 Contribution of IT to the Business Sumber : (ITGI, 2011)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

Developing IT Governance Through Establishment of R,G,S for The Integrated MIS (Studi Kasus : Institut Teknologi Bandung)

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXV Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 30 Juli 2016

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rekomendasi audit pengembangan teknologi informasi. 4.1 Evaluasi Hasil Pengujian & Laporan Audit

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini ada 3 tahap yang dilewati yaitu: (1) tahap awal, (2)

Tata Kelola Evaluasi Sistem Informasi Berdasarkan Control Objective For Information And Related Technology (COBIT) Domain Deliver And Support (DS)

PERENCANAAN MASTER PLAN PENGEMBANGAN TI/SI MENGGUNAKAN STANDAR COBIT 4.0 (STUDI KASUS DI STIKOM)

SOP PENGELOLAAN INSIDEN KETERSEDIAAN LAYANAN IT

SISTEM PENGUKURAN TINGKAT KEMATANGAN KUALITAS LAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN FRAMEWORK INFORMATION TECHNOLOGY INFRASTRUCTURE LIBRARY (ITIL)

IT GOVERNANCE (TATA KELOLA IT)

AUDIT SISTEM INFORMASI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 ABSTRAK

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

BAB II LANDASAN TEORI. layanan yang memanfaatkan kegunaan dari software, hardware, dan fasilitas

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai pihak, baik dari sisi developer, manajemen perusahaan, operasional

PENGANTAR DATA CENTER

DSS.01 Manage Operations

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. di BUMIDA untuk mengatasi kelemahan financial control system yang selama ini

BAB III METODE PENELITIAN. data. Tahapan pada metode penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.

ABSTRAK. Kata kunci: Analisis, NOSS A, COBIT 5, DSS. vi Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Memadukan Balanced Scorecard (BSC) dan Enterprise Risk Management (ERM)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vii. KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... xv. DAFTAR GAMBAR... xx. DAFTAR LAMPIRAN... xxii

Usulan Incident management menggunakan IT Infrastructure Library version 3 (Studi Kasus Politeknik Telkom)

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

EVALUASI TATA KELOLA CALL CENTER DENGAN KERANGKA COBIT UNTUK MENINGKATKAN LAYANAN DAN KEPUASAN PELANGGAN (Studi Kasus Di PT Astra Graphia Tbk)

MODEL PENILAIAN KAPABILITAS PROSES OPTIMASI RESIKO TI BERDASARKAN COBIT 5

COBIT dalam Kaitannya dengan Trust Framework

STUDI PENERAPAN IT GOVERNANCE UNTUK MENUNJANG IMPLEMENTASI APLIKASI PENJUALAN DI PT MDP SALES

Tulis yang Anda lewati, Lewati yang Anda tulis..

Kebijakan Manajemen Risiko PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengumpulan Dokumen BSI UMY Penelitian memerlukan dokumen visi dan misi BSI UMY.

PENILAIAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK MENGGUNAKAN MODEL COBIT 4.1

ABSTRAKSI. Kata Kunci : Layanan Operasi, ITIL v3, proses bisnis, teknologi informasi.

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN Pada Bab III dalam pelaksanaan tata kelola Teknologi Informasi (TI) akan membahas tentang perencanaan. Pembahasan mencakup semua aktivitas yang dilakukan dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan yang didapat. Gambar 3.1 merupakan alur dari serangkaian kegiatan metode penelitian. Gambar 3.1Road Map to IT Governance (ITGI 2007 : 10) Langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan secara garis besar telah dijelaskan pada Gambar 3.1 yang terdiri dari identify needs, envision solution, plan solution, implement solution, dan operationalise solution. Tetapi dalam penelitian tata kelola ini hanya sampai dengan plan solution karena pada langkah implement 24

25 solution dan operationalise solution membutuhkan beberapa proses dan waktu pengerjaanya yang panjang. Implement solution membutuhkan proses yaitu implement the improvements, monitor implementation performance, and review programme effectiveness. Pelaksanaan implement solution membutuhkan waktu 6 bulan dalam pelaksanaanya karena pada tahapan ini terdapat proses review setelah implementasi dan monitoring perbaikan. Selain itu pada tahapan berikutnya operationalise solution membutuhkan proses build sustainability and identify new governance requirements. Pelaksanaan operationalise solution baru bisa dilaksanakan setelah hasil dari implement solution berupa review programme effectiveness telah dihasilkan. Pada tahapan operationalise solution tahapan yang dilakukan yaitu peninjauan ulang untuk proses review programme effectiveness dan merencanakan perbaikan secara maksimal yang berguna untuk mempertahankan tata kelola TI bagi perusahaan. Langkah-langkah pada Gambar 3.2 merupakan suatu alur gambar yang akan digunakan untuk menyusun tata kelola TI. Pada Gambar 3.2 terdapat input, proses, dan output dalam menyusun pengerjaan penelitian.

26 Gambar 3.2 Langkah-Langkah Kegiatan Metode Penelitian 3.1 Identify Needs Pada tahapan ini, ada empat hal yang harus dilakukan untuk identifikasi sebuah kebutuhan.hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.3 yang menjelaskan tentang alur dari Alur Identify Needs. Pada alur Identify Needs dijelaskan langkah-langkah dalam pengerjaan antara lain mendapatkan komitmen dan kepedulian manajemen, mendefinisikan lingkup kegiatan berdasarkan buku pedoman PT PJB, mendefinisikan risiko, dan mendefinisi sumber daya. Identify Needs mempunyai peran sebagai kumpulan persyaratan dan sasaran dari semua pihak untuk mendapatkan persetujuan mengenai pendekatan dan ruang lingkup. Bagi manajemen teknologi informasi Identify Needs mempunyai peran mengumpulkan persyaratan dan sasaran dari

27 semua pihak. Selain itu Identify Needs menyediakan saran ahli dan pedoman mengenai teknologi informasi, memastikan bisnis dan eksekutif memahami dan mengapresiasi seluruh isu kunci permasalahan. Identify Needs akan menghasilkan rencana program yaitu tata kelola TI untuk information capital readiness (ICR). Cara yang digunakan untuk identifikasi kebutuhan adalah studi literatur dan wawancara dengan pihak perusahaan yaitu manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) dan SINFO. Teks Wawancara Wawancara Buku Pedoman PT PJB Lingkup Kegiatan ICR Rencana Program Kumpulan Dokumen Analisis Mendefinisikan resiko dan Sumber Daya Gambar 3.3 Alur Identify Needs 3.1.1 Mendapatkan Komitmen dan Kepedulian Manajemen Pada tahapan mendapatkan komitmen dan kepedulian manajemen langkah yang akan dikerjakan yaitu melakukan wawancara dengan pihak manajemen PT. PJB UPHT. Salah satu contoh pertanyaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1 dan detailnya dapat dilihat pada Lampiran 3. Selain melakukan wawancara apabila terdapat kebijakan, atau buku yang mengatur tentang komitmen dan kepedulian manajemen tentang tata kelola khususnya TI maka akan dilakukan analisis tentang dokumen tersebut. Hasil pada tahapan ini adalah memperoleh informasi tentang komitmen dan kepedulian yang dimiliki oleh PT PJB UPHT Gresik.

28 Tabel 3.1 Contoh Pertanyaan Mendapatkan Komitmen dan Kepedulian Manajemen Komitmen Perusahaan 1 Apakah terdapat komitmen dari PT PJB dalam hal tata kelola khususnya dalam TI? 2 Dari mana komitmen tata kelola khususnya TI itu berasal? 3 Dalam Bentuk apakah Komitmen tata kelola khususnya TI? Pelaksanaan Komitmen 7 Apakah terdapat peninjauan ulang tentang komitmen yang telah disusun perusahaan? 8 Dalam Bentuk apa peninjauan tersebut dilakukan? 9 Peninjauan tersebut dilakukan apakah dilakukan secara rutin, kalau ya berapa bulan sekali? 3.1.2 Mendefinisikan Lingkup Kegiatan Berdasarkan Buku Pedoman PT PJB Pada tahapan mendefiniskan lingkup kegiatan berdasarkan buku pedoman PT PJB langkah yang akan dikerjakan yaitu melakukan wawancara dengan pihak manajemen SDM UPHT. Sebelum melakukan wawancara tahapan yang dilakukan adalah melakukan analisis isi dari buku pedoman yang menjelaskan bahwa untuk lingkup TI berada pada ICR dimana untuk ICR yang bertanggung jawab dalam penilaian adalah sub direktorat teknologi informasi. Selain itu ICR membahas tentang infrastruktur yang harus dikelola sedangkan untuk human capital readiness (HCR) membahas tentang manajemen karyawan, dan organizational capital readiness (OCR) tentang manajemen organisasi. Dilihat dari siapa yang

29 bertanggung jawab dan apa yang dibahas juga dilihat nilai realisasi yang dihasilkan ICR. Penilaian realisasi ICR di dalam indikator kinerja proses untuk semester ini juga paling rendah dibandingkan kegiatan lain di indikator sumber daya manusia misalnya HCR mempunyai nilai KPI 4,15, OCR mempunyai nilai KPI 3,86 dan ICR mempunyai nilai KPI 3,50 dari target yang diinginkan kantor pusat adalah 4,05. Penetapan target nilai KPI 4,05 didapatkan dari hasil kajian penilaian ICR yang dilakukan kantor pusat semester sebelumnya karena setiap semester terdapat peninjauan ulang untuk penetapan target nilai. Perhitungan nilai untuk key performance indicator (KPI) dan maturity level sendiri telah diatur di dalam buku pedoman yaitu untuk pencapaian mempunyai rumusan = (realisasi : rencana) x 100%, sedangkan untuk nilai mempunyai rumusan = persen nilai x bobot. Range nilai bobot dan target antara 1 sampai 5. Salah satu contoh pertanyaan tentang pemahaman tentang lingkup TI dapat dilihat pada Tabel 3.2 dan detailnya dapat dilihat pada Lampiran 4. Hasil pada tahapan ini adalah memperoleh informasi dan pemahaman tentang lingkup TI yang terdapat di dalam buku pedoman PT PJB UPHT. Tabel 3.2 Contoh Pertanyaan Pemahaman tentang Lingkup TI 1 Di dalam buku pedoman apakah terdapat komitmen tentang lingkup dalam bidang TI? 2 Untuk ICR dalam pelaksanaan pada PJB UPHT, siapa yang melaksanakanya? 3 Untuk ICR apa saja yang dibahas?

30 3.1.3 Mendefinisikan Risiko Untuk tahapan setelah mendapatkan informasi tentang komitmen, kepedulian manajemen dan lingkup kegiatan bedasarkan buku pedoman PT PJB, tahap selanjutnya adalah mendefinisikan risiko berdarkan lingkup kegiatan ICR yang telah dijelaskan pada tahap sebelumnya. Pada tahapan mendefiniskan risiko langkah yang akan dikerjakan yaitu melakukan wawancara dengan pihak SINFO. Risiko sendiri adalah bahaya yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung. Salah satu contoh pertanyaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.3 dan detailnya dapat dilihat pada Lampiran 5. Hasil pada tahapan ini adalah memperoleh informasi tentang risiko yang akan timbul apabila setiap kegiatan di dalam ICR tidak terlaksana. Hasil wawancara ini juga diperkuat dari keterangan dokumen feedback reports bahasan OFI pada lampiran 2. Tabel 3.3 Contoh Pertanyaan Mendefinisikan Risiko 1 Di dalam ICR apa saja bahasan harus diperhatikan untuk menentukan risiko? 2 Dokumen apa yang menjadi dasar untuk mengetahui risiko yang terjadi di dalam bahasan ICR? 3 Apa resiko yang akan muncul apabila tidak terdapat pengelolaan dan kesiapan dalam infrastructure? 3.1.4 Mendefinisikan Sumber Daya Untuk tahapan setelah mendapatkan informasi tentang komitmen, kepedulian manajemen dan lingkup kegiatan bedasarkan buku pedoman PT PJB, mendefinisikan risiko dan tahap selanjutnya adalah mendefinisikan sumber daya.

31 Tahapan ini terdiri dari dua hal yang akan dibahas yaitu tentang menentukan standar yang dipakai dan mendefinisikan organisasi program. a. Menentukan Standar Yang Dipakai Menentukan standar yang dipakai digunakan untuk mendefinisikan kerangka kerja yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Menentukan standar yang dipakai untuk prosesnya bisa melihat dari hasil analisis wawancara pada proses mendapatkan komitmen, kepedulian manajemen dan lingkup kegiatan berdasarkan buku pedoman PT PJB. Setelah analisis didapat barulah bisa menentukan standar apa yang sesuai dengan tata kelola TI perusahaan untuk ICR. Analisis ini didapat dari buku pedoman kontrak kinerja unit dan dari proses bisnis perusahaan. Setelah analisis ini dilakukan barulah bisa menentukan standar apa yang sesuai untuk mendukung proses pengerjaan tata kelola TI. b. Mendefinisikan Organisasi Program Pada tahapan mendefiniskan organisasi program langkah yang akan dikerjakan yaitu melakukan wawancara dengan pihak SINFO. Salah satu contoh pertanyaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.4 dan detailnya dapat dilihat pada Lampiran 6. Hasil pada tahapan ini adalah memperoleh informasi tentang struktur organisasi dengan peran dan tanggung jawab yang jelas, dan sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan program tata kelola teknologi informasi. Tabel 3.4 Contoh Pertanyaan Mendefinisikan Organisasi Program 1 Apakah terdapat staff TI khusus untuk menerima semua informasi gangguan atau pertanyaan dari pengguna bisnis? 2 Menurut bapak apakah perlu adanya staff TI khusus untuk menerima semua

32 informasi gangguan atau pertanyaan dari pengguna bisnis? 3 Perlukah ada pembagian tugas untuk staff SINFO dalam pengerjaan ICR? 3.1.5 Rencana Program Rencana program merupakan hasil dari Identify Needs. Rencana program ini membutuhkan masukan dari kesimpulan hasil wawancara komitmen, kepedulian manajemen, lingkup kegiatan berdasarkan buku pedoman PT PJB, definisi risiko, definisi sumber daya dan hasilnya. Rencana program dalam prosesnya terdapat dua hal yang dibahas yaitu mendefiniskan timeline, pendekatan, dan metodologi serta mengkomunikasikan tujuan dan sasaran. a. Mendefinisikan timeline, pendekatan,dan metodologi Pada tahapan mendefinisikan timeline, pendekatan, dan metodologi yang dikerjakan yaitu melakukan analisis lingkup ICR yang terdapat pada buku pedoman penilaian kontrak kinerja unit dan wawancara dengan pihak SINFO. Sebelum melakukan wawancara akan dilakukan analisis lingkup ICR yang terdapat pada buku pedoman penilaian kontrak kinerja unit yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan timeline, pendekatan, dan metodologi yang dilakukan. Salah satu contoh pertanyaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.5 dan detailnya dapat dilihat pada Lampiran 9. Hasil pada tahapan ini adalah memperoleh informasi tentang timeline, pendekatan,dan metodologi yang dilakukan untuk mempersiapkan dan mengontrol kinerja dari ICR.

33 Tabel 3.5 Contoh Pertanyaan Timeline, Pendekatan,dan Metodologi 1 Apakah terdapat timeline ditiap masing-masing proses di dalam ICR? 2 Siapa yang bertanggung jawab dalam menentukan timeline ditiap masingmasing proses di dalam ICR? 3 Apa manfaat adanya timeline ditiap masing-masing proses di dalam ICR? b. Mengkomunikasikan Tujuan dan Sasaran Pada tahapan mengkomunikasikan tujuan dan sasaran yaitu memastikan bahwa seluruh pihak yang terkena pengaruh telah dilibatkan dan berkomitmen mengenai sasaran dan pendekatan program perbaikan ICR. Tahapan ini dilakukan dengan cara wawancara dengan pihak SINFO. Salah satu contoh pertanyaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.6 dan detailnya dapat dilihat pada Lampiran 10. Hasil pada tahapan ini adalah mendapatkan alur komunikasi antara bagian bisnis dan TI. Tabel 3.6 Contoh Mengkomunikasikan Tujuan dan Sasaran 1 Mengapa komunikasi antara bisnis dan TI perlu untuk didefinisikan? 2 Apakah di PT PJB UPHT terdapat aturan yang menjelaskan tentang komunikasi antara bisnis danti? 3 Sebelum terjalin komunikasi hal apa yang harus didefinisikan?

34 3.2 Envision Solution Envision Solution mempunyai peran untuk memperoleh persetujuan atas suatu target kemampuan yang diperlukan dan memastikan bahwa solusi yang dipikirkan selaras dengan tujuan teknologi informasi. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.4 yang menjelaskan tentang alur Envision Solution. Pada alur Envision Solution dijelaskan langkah-langkah dalam pengerjaan antara lain membutuhkan masukan dokumen tentang rencana program yang akan dilaksanakan. Langkah selanjutnya adalah melakukan wawancara dengan pihak SINFO untuk mengetahui isi dan kegunaan dari dokumen Feedback Reports yang dihasilkan dari assessment kantor pusat. Terdapat dua langkah yang harus dilakukan pada Envision Solution yaitu menganalisis hasil dari Feedback Reports dan mendefinisikan target perbaikan yang diperoleh dari buku pedoman kontrak kinerja unit. Dari Envision Solution yang dilakukan ini akan mendapatkan hasil yaitu berupa analisis kesenjangan dan identifikasi perbaikan. Rencana Program Buku Pedoman PT PJB Wawancara Feedback Report Kesenjangan Dan Identifikasi Perbaikan Analisis Teks Wawancara Gambar 3.4 Alur Envision Solution

35 3.2.1 Menganalisis Hasil Feedback Reports Dari masukan rencana program yang telah disusun, langkah selanjutnya adalah melakukan analisisis dan wawancara dengan pihak SINFO tentang isi Feedback Reports yang telah dilakukan oleh tim assessor setiap semester. Pertanyaan yang akan ditanyakan berisikan tentang kegunaan dan isi pembahasan Feedback Reports. Salah satu contoh pertanyaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.7 dan detailnya dapat dilihat pada Lampiran 11. Hasil pada tahapan ini adalah pendefinisian tentang isi yang ada di dalam dokumen Feedback Reports. Tabel 3.7 Contoh Pertanyaan Hasil Feedback Reports 1 Siapa yang bertanggung jawab dalam mengeluarkan dokumen feedback report? 2 Kapan dokumen feedback report ini dikeluarkan? 3 Apakah Keguanaan dari dokumen feedback report? 3.2.2 Mendefinisikan Target Perbaikan Langkah berikutnya yang dilakukan untuk bisa mendapatkan Envision Solution adalah setelah hasil dokumen Feedback Reports dianalisis, setelah itu mendefinisikan target perbaikan yang akan dilakukan oleh perusahaan untuk semester depan. Untuk target perbaikan ini langkah yang akan dilakukan adalah menganalisis buku pedoman penilaian kontrak kinerja unit dan OFI dari dokumen Feedback Reports. Target perbaikan yang diinginkan oleh perusahaan untuk semester depan terdapat di dalam dokumen Feedback Reports berupa OFI. OFI

36 didapatkan dari hasil diskusi yang ditelah dilakukan oleh assessor kepada setiap unit. Untuk bisa menghasilkan suatu OFI, assessor harus mengacu kepada buku pedoman penilaian kontrak kinerja unit. Selain buku pedoman kontrak kinerja unit sebagai acuan, untuk menentukan target perbaikan diperoleh dari dokumen Feedback Reports berupa OFI pada Lampiran 2. Dari dokumen Feedback Reports berupa OFI maka akan dianalisis dan akan dijadikan satu dengan penerapan target di dalam buku pedoman kontrak kinerja unit pada Lampiran 12. 3.2.3 Analisis Kesenjangan dan Identifikasi Perbaikan Tahap analisis kesenjangan dan identifikasi perbaikan dilakukan untuk menentukan kesenjangan dari proses-proses teknologi informasi yang dipilih, dan mengubah kesenjangan ini menjadi peluang perbaikan. Analisis kesenjangan dan identifikasi perbaikan adalah tahap akhir dari proses envision solution. Analisis kesenjangan didapatkan dari hasil ketetapan di buku pedoman kontrak kinerja unit dan dari OFI yang terdapat di dalam dokumen Feedback Reports. Dari hasil kesenjangan tersebut maka akan diidentifikasi perbaikan apa yang nantinya akan dilakukan. Selain analisis yang dilakukan hasil ketetapan di buku pedoman kontrak kinerja unit dan dari OFI langkah yang dilakukan adalah melakukan wawancara dengan SINFO dari masing-masing proses di dalam ICR. Salah satu contoh pertanyaan tentang proses infrastructure dapat dilihat pada Tabel 3.8 dan detailnya dapat dilihat pada Lampiran 13. Salah satu contoh pertanyaan tentang proses business process management dapat dilihat pada Tabel 3.9 dan detailnya dapat dilihat pada Lampiran 14. Salah satu contoh pertanyaan tentang proses information management dapat dilihat pada Tabel 3.10 dan detailnya dapat dilihat pada

37 Lampiran 15. Hasil pada tahapan ini adalah mengetahui penyebab dari masingmasing kegiatan di dalam ICR sehingga menjadi suatu analisis identifikasi perbaikan yang akan dilakukan oleh perusahaan. Tabel 3.8 Contoh Pertanyaan Analisis Kesenjangan Proses Infrastructure 1 Apakah terdapat aturan tertulis mengenai standar dalalam penyediaan dan pengelolaan infrastructure TI dalam perusahaan? 2 Apa terdapat standar khusus yang dipakai untuk penyediaan dan pengelolaan infrastructure perusahaan? 3 Apa saja infrastructure perusahaan yang harus disiapkan dan dikelola untuk mendukung proses bisnis perusahaan? Tabel 3.9 Contoh Pertanyaan Analisis Kesenjangan Proses Business Process Management 1 Apakah terdapat aturan tertulis mengenai pemasukan data tiap aplikasi core business perusahaan? 2 Apa saja aplikasi core business perusahaan? 3 Dimana letak penyimpanan manual book tiap aplikasi core business?

38 Tabel 3.10 Contoh Pertanyaan Analisis Kesenjangan Proses Information Management 1 Apakah terdapat aturan dan langkahlangkah tertulis mengenai menganalisa data hingga pemberian comment pada aplikasi PBViews yang digunakan manajemen? 2 Dimana letak penyimpanan manual book PBViews? 3 Data apa saja yang dianalisis oleh pihak manajemen? 3.3 Plan Solution Setelah dilakukan kedua tahapan yang telah terpenuhi diatas, tahap yang berikutnya adalah tahapan plan solution. Plan solution ini mempunyai peran untuk memastikan bahwa rencana program dapat direncanakan, masuk akal dan dapat dicapai. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.5 yang menjelaskan tentang alur dari alur Envision Solution. Analisis Rencana Perbaikan Dokumen POB dan IK Hasil Analisa Kesenjangan dan Identifikasi Perbaikan Standart ITIL V3 Analisis Gambar 3.5 Alur Plan Solution Pada alur Plan Solution dijelaskan langkah-langkah dalam pengerjaan antara lain membutuhkan masukan dari dokumen sebelumnya yaitu dokumen

39 analisis kesenjangan dan target perbaikan. Setelah memperoleh dokumen analisis kesenjangan dan target perbaikan maka identifikasi perbaikan akan di padukan dengan standar ITIL V3 Service Operation untuk dianalisis sehingga memperoleh rencana perbaikan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Tahapan selanjutnya adalah hasil dari rencana perbaikan tersebut setelah dipadukan oleh ITIL V3 Service Operation dianalisis dan menghasilkan dokumen berupa Prosedur Operasi Baku (POB) dan Instruksi Kerja (IK). 3.3.1 Menganalisis Keadaan Proyek Tahap menganalisis keadaan proyek ini dilakukan untuk memprioritaskan dan fokus pada proyek yang berdampak tinggi. Masukkan rencana program yang telah disusun, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis masukkan yang didapat dari hasil proses sebelumnya. Hasil masukkan berupa identifikasi perbaikan dianalisis kembali untuk diklasifikasikan dan dipadukan kedalam proses yang terdapat pada standar ITIL pada V3 service operation. Hasil pada tahapan ini adalah perpaduan antara hasil identifikasi perbaikan dengan lima proses yang terdapat pada standar ITIL pada V3 service operation. Pada ITIL V3 service operation terdapat lima proses service operation yaitu : 1. Event Management adalah memonitor semua peristiwa yang terjadi di seluruh infrastruktur TI. 2. Incident Management adalah berfokus kepada pemulihan kegagalan pelayanan secepat mungkin bagi pelanggan, sehingga memiliki dampak minimal terhadap bisnis. 3. Request fulfilment adalah proses penanganan permintaan layanan, dimana proses yang terpisah digunakan untuk memenuhi kebutuhan permintaan.

40 4. Problem management adalah terlibat dalam menganalisis dan menyelesaikan penyebab insiden. Selain itu mengembangkan kegiatan proaktif untuk mencegah insiden saat ini dan masa depan. 5. Access management adalah proses yang memungkinkan pengguna layanan untuk berwenang dalam akses. Sementara akses untuk pengguna yang sah bersifat terbatas. Manajemen akses membantu memastikan bahwa akses ini selalu tersedia pada waktu yang disepakati. 3.3.2 Pengembangan Rencana Perbaikan Tahap pengembangan rencana perbaikan ini dilakukan untuk mengintegrasikan proyek-proyek perbaikan dalam rencana program keseluruhan. Untuk tahapan yang terakhir pada plan solution akan dilakukan pengembangan rencana perbaikan. Dalam pengembangan rencana perbaikan yang dibutuhkan adalah masukkan yang diperoleh dari hasil keadaan proyek. Dari hasil masukkan tersebut akan menjabarkan secara detail hal yang mendukung rencana perbaikan sesuai dengan standar ITIL V3 service operation. Hasil pada tahapan ini adalah mengintegrasikan hasil analisis proyek-proyek perbaikan sehingga menghasilkan suatu penyelesaian masalah yang bisa membantu perusahaan dalam menyelesaikan masalah.