Pengaruh Aktivitas dan Latihan Fisik terhadap Fungsi Kognitif pada Penderita Demensia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. meningkat hingga dua kali lipat pada tahun 2025 (Depkes, 2013). Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, terdapat dua

tahun 2005 adalah orang, diprediksi pada tahun 2020 menjadi orang dan

ABSTRAK PENGARUH AKTIVITAS FISIK SEDANG TERHADAP PENINGKATAN MEMORI JANGKA PENDEK

BAB I PENDAHULUAN. remote control, komputer, lift, escalator dan peralatan canggih lainnya

BAB I PENDAHULUAN. usia lanjut di Indonesia diperkirakan antara tahun sebesar 414 %

BAB I PENDAHULUAN. Sekitar 10% orang tua yang berusia lebih dari 65 tahun dan 50% pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. mobilitas, perawatan diri sendiri, interaksi sosial atau aktivitas sehari-hari. (1)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. darah menuju otak, baik total maupun parsial (sebagian) (Čengić et al., 2011).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk diamati karena dari tahun ke tahun jumlahnya cenderung meningkat.

GAMBARAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KESEIMBANGAN PADA WANITA LANJUT USIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem saraf juga bertanggung jawab sebagai sietem persepsi, perilaku dan daya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan tikus putih Sprague Dawley yang belum

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketika seseorang mengunyah, melalui sensorik saraf trigeminus akan

AKTIVITAS FISIK DAN OLAHRAGA UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS DAN HIPERTENSI PUSKESMAS DTP CIKALONG KULON 9 APRIL 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan dan efisiensi. Dengan kata lain, harus memiliki kontrol yang

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. The United Nation telah memprediksikan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan tahap akhir dari suatu kehidupan. 14. dikemukakan oleh para ahli di dunia. Berikut ini adalah beberapa teori proses

BAB 1 PENDAHULUAN. yang terstruktur dengan berpedoman pada aturan-aturan atau kaidah-kaidah tertentu

Perkembangan Fisik Dewasa Akhir

BAB 1 PENDAHULUAN. berkala, enyahkan asap rokok, rajin senam osteoporosis, diet sehat dan seimbang,

BAB I PENDAHULUAN. System) pada vertebrata dan banyak invertebrata lainnya.otak mengatur dan

PERBEDAAN FUNGSI KOGNITIF SEBELUM DAN SESUDAH PELATIHAN SENAM LANSIA MENPORA PADA KELOMPOK LANSIA KEMUNING, BANYUMANIK, SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien, keluarga, maupun tenaga kesehatan yang merawat, karena tidak menonjol

Hubungan antara Olahraga Futsal dengan Konsentrasi

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

BAB I PENDAHULUAN. terakhir ini, telah membawa banyak perbaikan di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan di dalam 2008 Physical Activity Guidelines dan orang dewasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Jepang 129%, Jerman 66%, dan Swedia 33% (Depkes,2003). Indonesia termasuk salah satu negara Asia yang pertumbuhan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Faktor umur harapan hidup masyarakat Indonesia saat ini memerlukan

BAHAN KULIAH Orientasi Baru Dalam Psikologi Pendidikan

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Memori yang digunakan adalah memori jangka pendek. pada fungsi otak. Ketika seorang anak belajar memerlukan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Stroke juga merupakan penyebab utama kecacatan jangka panjang, dan

BAB I PENDAHULUAN. Demensia merupakan jenis penyakit tidak menular, tetapi mempunyai. membahayakan bagi fungsi kognitif lansia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fisiologis dan meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit dan

BAB I PENDAHULUAN. Memori merupakan salah satu fungsi kognitif yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan komplementer beberapa penyakit. 1 Selain itu, beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sistem fisiologis dan meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. hari yang dicirikan dengan penurunan voluntary body movement dan penurunan

PENGARUH LATIHAN KOMBINASI TERHADAP PENINGKATAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANJUT USIA. Oleh: ELVIA NURAFRIANI J

BAB I PENDAHULUAN. Menurut penelitian Pratiwi (2010) menopause adalah. keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause disebabkan oleh

NARASI KEGIATAN PENYULUHAN DEMENSIA PADA PERTEMUAN KELOMPOK LANSIA (LANJUT USIA) RUMAH SAKIT CONDONG CATUR YOGYAKARTA TAHUN 2009

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Sampel Penelitian. usia minimal 60 tahun yang telah memenuhi kriteria inklusi dan

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu gerakan olah tubuh yang memberikan efek

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas dapat di definisikan sebagai kelebihan berat badan, yang dapat

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN. Perkenalkan nama saya dr. Maulina Sri Rizky, saat ini saya sedang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Proporsi populasi usia lanjut di Indonesia semakin bertambah seiring

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke, yang juga dikenal dengan istilah cerebrovascular

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI PADA SISWI KELAS XI DI SMAN 1 SENTOLO

Olahraga Ringan Bagi Penderita Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. WHO menyatakan bahwa insufisiensi aktivitas fisik menempati peringkat

Unita Werdi Rahajeng

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi, tetapi juga dari kegiatan olahraga atau aktivitas fisik yang kita lakukan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk reasoning (berpikiran beralasan), problem solving (pemecahan masalah), dan

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan memori adalah keluhan yang sering dijumpai pada. masyarakat umum, dan prevalensinya cenderung meningkat dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 Tahun 1992 menyebutkan bahwa

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses penuaan mengakibatkan kerja otak melambat dan fungsi organ-organ

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penuaan adalah suatu proses yang mengubah seorang dewasa sehat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Indonesia menurut survey Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik

BAB 1 PENDAHULUAN. penunjangnya (Almatsier, 2003). Menurut WHO (2016), aktivitas fisik. sebagai komponen penting dari gaya hidup sehat (Pate, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan penyakit dan pelayanan kesehatan mengakibatkan. meningkatnya usia harapan hidup manusia (life expectancy).

BAB V PEMBAHASAN. A. Hasil Belajar Pretest Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok. Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai rerata pretest pada

ABSTRAK PERANAN KUNYIT SEBAGAI OBAT ALTERNATIF PADA PENDERITA DEMENSIA TIPE ALZHEIMER ( STUDI PUSTAKA )

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. mencapai di atas 7% dari keseluruhan penduduk Indonesia. 3

manusia mengalami banyak perubahan dari segi fisik dan mental. Penuaan adalah salah satu

TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

HUBUNGAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA WANITA POST MENOPAUSE

2015 PENGARUH LATIHAN BRAIN JOGGING TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 BANDUNG

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DI DESA TANJUNGAN KEC. KEMLAGI KAB. MOJOKERTO

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DAN KEJADIAN DEMENSIA PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA JEMBER

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari 400 gr di waktu lahir menjadi 3 kali lipatnya seteleh akhir tahun ketiga

Transkripsi:

Pengaruh Aktivitas dan Latihan Fisik terhadap Fungsi Kognitif pada Penderita Demensia Anisa Wahyuni 1, Khairun Nisa 2 1 Mahasiswa, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung 2 Bagian Fisiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung Abstrak Fungsi kognitif merupakanfungsi kompleks pada otak manusia yang melibatkan aspek memori, baik jangka pendek ataujangka panjang, perhatian, perencanaan, dan nalar serta strategi dalam berfikir dari seseorang. Fungsi kognitf juga melibatkan aspek kognitif pada seseorang,seperti bahasa dan perbendaharaan kata. Seiring berkurangnya usia akan diikuti dengan penurunan fisiologis, psikologis, dan biologis pada seseorang juga disertai dengan penururan fungsi kognitif. Kondisiinimemicugangguanfungsikognitif. Salah satu gangguan fungsi kognitif sepertidemensiamenyebabkan gangguan fungsi utama otak berupa gangguan orientasi, perhatian, kosentrasi, daya ingat, dan bahasa. Demensia merupakan suatu penyakit yang mengakibatkan gangguan pada otak, biasanya bersifat kronik sampai progresif, ditemukan gangguan fungsi pada bagian kortikal yang multipel (multiplehighercorticalfunction).demensia secara umum merupakan penyakit yang menghambat kerja fungsi otak seseorang yangmenggangu pekerjaan sehari haridimanaterjadi penurunan daya pikir dan ingat. Aktivitas dan latihan fisik merupakan salah satu cara untuk menekan terjadinya penurunan fungsi kognitif yang menjadi faktor penting sebagai penyebab terjadinya demensia pada seseorang, terutama pada usia lanjut. Aktivitas dan latihan fisik yang teratur dapat menigkatkanpembentukan sel-sel otak yang baru dan mencegah kerusakan sel-sel pada bagian serabut saraf. Kata kunci: fungsi kognitif, demensia, aktivitas fisik The EffectofPhysicalActivityandExercise on CognitiveFunction in PatientswithDementia Abstract Cognitive function is a complex function of the human brain that involve aspects of memory, either short term or long term, attention, planning and reasoning and strategies in thinking of someone. Cognitive function also involves the cognitive aspects in a person, such as language and vocabulary. As the loss of longevity will be followed by a decrease in the physiological, psychological, and biological someone also accompanied by penururan cognitive function. These conditions lead to malfunctioning of kogniif. One cognitive impairment such as dementia caused major disruption of brain function disorders such as orientation, attention, concentration, memory and language. Dementia is a disease that results in disturbances in the brain, usually chronic to progressive, found disruption of function in cortical multiple (multiple higher cortical function).demensia in general is a disease that inhibits the action of a person's brain function that interferes with daily jobs where a decline the power of thought and memory. Physical activity and exercise is one way to suppress the occurrence of cognitive impairment is an important factor as the cause of dementia in a person, especially in the elderly. Physical activity and regular exercise can boost the creation of new brain cells and prevent new cell damage in the nerve fibers. Keywords: cognitive function, dementia, physicalactivity. Korespondensi :Anisa Wahyuni, alamat: Jl. Prof. Soemantri Brojonegoro No. 1, No. HP: 9b.annisa.wahyuni@gmail.com 082186761234, e-mail: Pendahuluan Demensia merupakan sindrom neurodegeneratif yang timbul karena adanya kelainan yang bersifat kronis dan progesifitas disertai dengan gangguan fungsi luhur multipel seperti kalkulasi, kapasitas belajar, bahasa, dan mengambil keputusan. Kesadaran pada demensia tidak terganggu. Gangguan fungsi kognitif pada penyakit demensia biasanya disertai dengan perburukan kontrol emosi, perilaku, dan motivasi. 1 Diagnosa demensiadapat ditegakanjika dua atau lebih darifungsi kognitif mengalami gangguan. Fungsi kognitif yangterganggu dapat seperti daya ingat, kemampuan berbicara, kemampuan memahami informasi, kemampuan memahami ruang gerak,menilai dan memberi perhatian. Orang yang menderitademensia mungkin akan mengalami kesulitan dalam mengatasi persoalandan mengendalikan emosi mereka. Mereka juga dapat mengalami perubahan kepribadian. Gejalayang dialami oleh orang yang menderita MAJORITY I Volume 5 I Nomor 4 I Oktober 2016 I 12

demensia tergantung pada bagian otak yang terganggu. Menimbulkan gangguan pada fungsi kognitif.pada banyak jenis demensia, beberapa dari sel-sel saraf diotak berhenti berfungsi, kehilangan sambungan dengan selsellain, dan mati. Gejala demensia biasanya semakin lama semakinmemburuk. Ini berarti penyakit sudah menyebar diotak.ada beberapa jenis penyakit demensia, yaitu penyakitdemensia Alzheimer, demensia vaskular, demensiafrontotemporal, penyakit lewybody. Penyakit demensiaalzheimer merupakan dua pertiga dari kasus demensia yang terjadi. 2 Beberapa faktor yang dapat menurunkan angka kejadian demensia salah satunya merupakan aktivitas fisik secara rutin. Atau latihan fisik yang teratur. Dimana latihan fisik yang teratur dapat meningkatkan aliran darah ke otak. Dapat membantu pembentukan sel sel otak yang baru dapat mencegah putusnya sambungan pada sel-sel otak. 3 Aktivitas dan latihan fisik dapat mempertahankan aliran darah yang optimal dan juga meningkatkan penghantaran nutrisi ke otak. Selain itu, aktivitas fisik juga memfasilitasi metabolisme neurotransmiter, menghasilkan faktor tropik yang merangsang proses neurogenesis, meningkatkan stimulasi aktivitas molekuler, dan selular di otak yang nantinya mendukung dan menjaga plastisitas otak. Proses-proses ini penting untuk menghambat hipertrofi jaringaan otak yang dapat menyebabkan degenerasi neuronal yang berdampak terhadap fungsi kognitif. 4 Latihan dan aktivitas fisik tidak hanya bermanfaat bagi kebugaran tubuh, tapi juga bermanfaat terhadap kesehatan fungsi otak, dengan cara meningkatkan neurogenesis, plastisitas sinap, proses belajar, dan fungsi memori.5 Isi Demensia merupakan suatu sindrom akibat penyakit atau gangguan pada otak yang biasanya bersifat kronik progresif, dimana terdapat gangguan fungsi pada bagian kortikal yang multipel (multiplehighercorticalfunction), yaitu bagian daya ingat, daya pikir, orientasi, daya tangkap (comprehension), berhitung, kemampuan belajar, berbahasa, dan daya nilai (judgement). Umumnya diawali dengan penurunandalam pengendalian emosi, perilaku sosial, atau motivasi hidup. 6-8 Demensia berupa sekelompok penyakit yang mempengaruhi kerja otak. Penyakit demensia mempengaruhi fungsi otak sehingga dapat mengganggu fungsi kognitif seseorang seperti pergaulan dan pekerjaan sehari-hari penderita. Demensia mempengaruhi cara berpikir dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan sehari-hari. 2 Penyakit demensia berkaitan dengan perubahan kognitif pada saraf, termasuk perubahan struktural dan fungsional di korteks prefrontal, daerah lobusmediotemporaldan traktus saraf telah menemukan beberapa hal tentang proses penuaan pada anatomi otak. Perubahan saraf terkait usia dalam postmortemdan in vivo, otak dewasa yang lebih tua cenderung memiliki volume substansigriseayang lebih rendah daripada otak dewasa muda usia 21 hingga 22 tahun. Penurunan volume ini tampaknya bukan dari kematian sel, tetapi lebih karena kepadatan sinaptik yang lebih rendah pada dewasa usia lebih dari 23 tahun. Kepadatan sinapneokortikalterus menurun antara usia 20 sampai 100 tahun. 9-12 Semakin bertambahnya usia, maka akan disertai dengan penurunan fungsi fisiologis dan psikologis seseorang, biasanya reaksi terhadap kejadian di sekitarnya lambat, daya kreatif dan inisiatif perlahan menurun, penurunan memori, dan penurunan fungsi kognitif dapat mengganggu rutinitas sehari-hari. Bentuk paling ringan terkait usia adalah gangguan memori ditandai dengan pengakuan tentang dirinya sendiri telah kehilangan memori dan pada tes memori menunjukan penurunan objektif dibanding dengan dewasa muda. 9,10 Fungsi kognitif merupakan suatu fungsi kompleks yang melibatkan aspek memori, perhatian, fungsi eksekutif, persepsi, bahasa, dan fungsi psikomotor. Setiap aspek merupakan bagian kompleks, seperti pada aspek memori sendiri terdapat proses encoding, penyimpanan, dan pengambilan informasi serta dapat menjadi ingatan jangka pendek, jangka panjang, dan workingmemory. Pada aspek perhatian dapat secara selektif, terfokus, terbagi, atau terus-menerus. Persepsi meliputi beberapa tingkatan proses untuk mengenal objek yang didapatkan dari rangsangan indera yang berlainan (visual, MAJORITY I Volume 5 I Nomor 4 I Oktober 2016 I 13

auditori, perabaan, dan penciuman). Fungsi eksekutif melibatkan penalaran, perencanaan, evaluasi, strategi berpikir, dan lain-lain. Pada sisi lain, aspek kognitif bahasa adalah mengenai ekspresi verbal, perbendaharaan kata, kefasihan, dan pemahaman bahasa. Pada fungsi psikomotor yang berhubungan dengan pemrograman dan eksekusi motorik. Semua fungsi kognitif dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti suasana hati, tingkat kewaspadaan, kesejahteraan fisik, dan motivasi. 6 Penanganan pada penurunan fungsi kognitif seharusnya sudah dimulai sedini mungkin, berupa pencegahan atau upaya mempertahankan fungsi kognitif di kalangan usia lanjut. Pencegahan penyakit maupun dengan cara sosial yang melibatkan fungsi berpikir dapat memperlambat proses. Aktivitas fisik dapat mencegah kemunduran fungsi kognitif. Fungsi kognitif yang buruk juga merupakan suatu prediktor kematian dan juga dapat dilihat sebagai penanda status kesehatan secara umum pada penderita demensia. Aktivitas fisik mempunyai pengaruh yang bermanfaat pada fungsi kognitif pada penderita demensia. Aktivitas juga merupakan salah satu dari upaya pencegahan terhadap gangguan fungsi kognitif dan demensia. 3,13 Terdapt tiga mekanisme yang berperan, yaitu angiogenesis pada otak, perubahan synapticreverse, dan menghilangkan penumpukan amiloid. Mekanisme yang menjelaskan hubungan antara aktivitas fisik dengan fungsi kognitif seperti regulasi tekanan darah, meningkatkan kadar lipoprotein dan produksi endhotelialnitricoxide, dan menjamin perfusi jaringan otak yang kuat. Efek langsung terhadap otak yaitu memelihara sruktur saraf serta meningkatkan perluasan serabut saraf, sinap-sinap, dan kapilaris. 14 Aktifitas fisik juga diduga menstimulasi faktor tropik dan neuronalgrowthyang kemungkinan menghambat penurunan fungsi kognitif pada demensia. Aktivitas fisik dapat meningkatkan vaskularisasi di otak, peningkatan level dopamin, dan perubahan molekuler pada faktor neutropik yang bermanfaat sebagai fungsi neuroprotective. 15 Saat aktivitas fisik, beberapa sistem molekul yang dapat berperan dalam hal yang bermanfaat pada otak, salah satunya yaitu faktor neurotrophic. Faktor neurotrofik itu terutama brainderivedneurotrophicfactor(bdnf) dapat meningkatkan ketahanan dan pertumbuhan beberapa tipe dari neuron. BDNF berperan sebagai mediator utama dari efikasisinaptik, penghubungan sel saraf, dan plastisitas sel saraf. Diduga bahwa respon neurotrophinyang diperantarai exercisemungkin terbatas pada sistem motorik dan sensorik dari otak. Perubahan kadar mrna dijumpai di neuron, terutama di dentategyrus, hilus, dan regio CA3. Brain-derived neutrophic factormerupakan kandidat yang lebih baik dalam memediasi manfaat jangka panjang dari exerciseterhadap otak. 16 Latihan fisik teratur dapat membantu dalam pencegahan dan perbaikan dari fugsi fisiologis seseorang. Latihan fisik berkaitan langsung dengan perbaikan plastisitas sinap otak dan fungsi kognisi. Perbaikan plastisitas sinap berperan penting dalam proses belajar dan fungsi memori.latihan fisik teratur dan terukur merupakan pendekatan nonfarmakologi yang sangat efektif dan sangat bermanfaat bagi wanita yang sudah lanjut usia untuk menjaga dan memperbaiki plastisitas sinap pada otak, fungsi memori, dan kognisi secara optimal, melalui peningkatan ekspresi BDNF, IGF-1, dan estrogen ekstragonad. Latihan fisik yang direkomendasikan pada usia menopause adalah jenis aerobik berupa jalan kaki dengan intensitas sedang yang dapat dilakukan selama 20-60 menit dengan frekuensi 3kali/minggu. 5 Latihan fisik untuk meningkatkan daya ingat dapat dilakukan dengan olahraga ringan, seperti jalan santai, jogging, berenang, bersepeda, dan lain-lain secara teratur. Olahraga ternyata tidak hanya membuat tubuh bugar dan sehat, tetapi dapat meningkatkan kemampuan otak untuk membangun sel-sel baru yaitu sel dentate gyrus. Hal ini disebabkan karena olahraga bisa membantu sirkulasi darah ke seluruh tubuh, termasuk otak sehingga suplai nutrisi dan oksigen menuju otak akan terdistribusi dengan baik, hasilnya dapat meningkatkan daya ingat dan meminimalkan penurunan daya ingat. 5 Sesudah melakukan aktivitas fisik akan terjadi vasodilatasi pembuluh darah dan peningkatan denyut jantung, menyebabkan sirkulasi darah dapat mencapai seluruh tubuh, termasuk otak. Adanya peningkatan sirkulasi darah, menyebabkan suplai nutrisi dan oksigen MAJORITY I Volume 5 I Nomor 4 I Oktober 2016 I 14

lancar, fungsi otak optimal, dan akhirnya kemampuan daya ingat atau memori jangka pendek meningkat, serta meningkatkan aktivitas nervegrowthfactor(ngf). Faktor pertumbuhan saraf ini merupakan protein kecil yang penting dalam pertumbuhan dan pemeliharaan sel saraf. Jadi, olahraga penting untuk membantu daya ingat agar tetap terjaga dengan baik. 17 Ringkasan Fungsi kognitif merupakan fungsi kompleks pada otak manusia yang melibatkan aspek memori, baik jangka pendek atau memori jangka panjang, perhatian, fungsi perencanaan dan nalar serta fungsi strategi dalam berfikir dari seseorang. Fungsi kognitf juga melibatkan aspek kognitif pada seseorang. Seperti bahasa dan pembendaharaan kata. Seiring berkurangnya usia maka akan diikuti dengan penurunan fisiologis, psikologis, dan biologi pada seseorang daan disertai dengan penurunan fungsi kognitif, dapat menyebabkan gangguan pada fungsi kognitif. Gangguan fungsi kognitif merupakan gangguan fungsi utama pada otak berupa gangguan pada orientasi, perhatian, kosentrasi, daya ingat (memori), dan bahasa, serta pada gangguan fungsi intelektual akan terlihat dengan adanya gangguan dalam berhitung, bahasa, daya ingat semantik (kata-kata), dan pemecahan masalah pada seorang. Penyakit demensia bukan merupakan penyakit yang spesifik, karena demensia masih dibagi menjadi beberapa jenis secara spesifik. Demensia secara umum merupakan penyakit yang menghambat kerja dari fungsi otak seseorang. Penyakit demensia dapat mengganggu pekerjaan sehari-hari dan daya ingat pada seseorang sehingga dapat menyebabkan gangguan pada fungsi kognitif pada penderita penyakitdemensia. Demensia merupakan suatu penyakit yang mengakibatkan gangguan pada otak, biasanya bersifat kronik sampai progresif, pada penyakit demensia akan ditemukan gangguan fungsi pada bagian kortikal yang multiple (multiplehighercorticalfunction), yaitu bagian daya ingat, daya pikir, orientasi, daya tangkap (comprehension), berhitung, kemampuan belajar, berbahasa, dan daya nilai (judgement). Penyakit demensia diawali dan disertai dengan adanya kemrosotan (deterioration) dalam pengendalian emosi, perilaku sosial, atau motivasi hidup pada penderita demensia. Aktivitas dan latihan fisik merupakan salah satu cara untuk menekan terjadinya penurunan fungsi kognitif yang menjadi faktor penting sebagai penyebab terjadinya demensia pada seseorang, terutama pada usia lanjut. Aktivitas dan latihan fisik yang teratur dapat meningkatkanpembentukan sel-sel otak yang baru dan mencegah kerusakan sel-sel pada bagian saraf. Aktivitas dan latihan fisik yang sesuai dengan usia lanjut seperti aerobik, jogging, dan aktivitas fisik ringan yang dilakukan secara teratur 3-5 kali dalam seminggu dapat membantu dalam meningkatkan alirah darah keotak, sehingga meningkatkan asupan nutrisi pada otak dimana hal tersebut dapat menjamin perfusi jaringan otak yang kuat. Efek langsung yang terjadi pada bagian otak seseorang berupa pemeliharaan struktur saraf dan dapat meningkatkan perluasan serabut-serabut saraf pada otak serta pada kapiler kapiler diotak. Simpulan Penurunan fungsi kognitif pada seseorang terutama pada usia lanjut berupa penurutan fungsi memori, fungsi psikomotor, dan fungsi perencanaan merupakan gejala dari penyakitdemensia. Aktivitas dan latihan fisik yang teratur dapat mengurangi risiko terjadinya penyakitdemensia dan meningkatkan fungsi kognitif pada usia lanjut. Daftar Pustaka 1. World HealthOrganization; 2012 [diakses tanggal 9 April 2016]. Tersedia dari: www.who.int/mediacentre/factsheets/fs3 62/en/ 2. Fight Dementia; 2013. [diakses pada 9 April 2016]. Tersediadari: www.dementia.org.au 3. Rizky SM. Hubungan tingkatpendidikan dan aktivitas fisikdengan fungsi kognitif pada lansiadi kelurahan darat tahun 2011 [tesis].medan: Fakultas Kedokteran. ProgramMagister Kedokteran Klinik- SpesialisIlmu Penyakit Syaraf Universitas Sumatera Utara; 2011. 4. Muzamil MS, Afriwardi M, Rose D. Hubungan antara tingkat ativitas fisik dengan fungsi kognitif pada usila di kecamatan jadi keluarahan padang timur. MAJORITY I Volume 5 I Nomor 4 I Oktober 2016 I 15

Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(2):202-5. 5. Zulkarnain. Peran latihan fisik teratur terhadap fungsi memori dan kognitif wanita pasca menopause. JFakultas kedokteranuniversitas syah-kuala Nangro Aceh Darusallam. 2014; 14(3):1-5. 6. Nelhig A.Is caffein a cognitiveenhancer. JournalofAlzhaimerDiseases. 2010; 1(1):85-94. 7. Lisnaini. Senam vitalitas otak dapat meningkatkan fungsi kognitif usia dewasa muda. Jakarta: fisioterapi Universitas Kristen Indonesia; 2012. 8. World HealthOrganization. The ICD 10 classification of mental and behavioural disorders. diagnostic criteria for research. Geneva: WHO; 2012. 9. Maramis WF, Maramis AA. Ilmu kedokteran jiwa. Surabaya: Airlangga University Press; 2009. 10. Small GW. What we need to know about age related memory loss. BMJ. 2002; 324(7352):1052. 11. Sambataro F, Safrin M, Lemaitre HS.Normal aging modulates prefrotoparietal networks underlying multiple memory processes. EuropeanJournalofNeuroscience. 2012; 36(11):3559-67. 12. Hedden T, Gabrieli JD. Insightsintotheageingmind: a viewfromcognitiveneuroscience. NatureReviewsNeuroscience. 2004; 5(2):87-96. 13. Crowe M, Andel R, Pedersen NL, Johansson B, Gatz M. Does participation in leisureactivitiesleadtoreducedriskofalzhei mer sdisease. A prospective study ofswedishtwins. J Gerontol.2003; 58(5):259-55. 14. Weuve J, Kang JH, Manson JA, Breteler MMB, Ware JH, Grodstein F. Physicalactivity, includingwalking, andcognitivefunction in olderwomen. JAMA. 2004;292:1454-61. 15. Singh MA, Hillsdon M, Brunne E, Marmot M.Effects ofphysicalactivityoncognitivefunctioning in middleage: evidencefromthewhitehall II prospectivecohort study. Am J PublicHealth. 2005; 95:2253-8. 16. Cotman CW, Berchtold NC. Exercise: abehaviorinterventiontoenhancebrainheal thandplasticity. Trends in Neurosciences. 2002; 25(6):295-300. 17. Gomez-Pinilla F, Vaynman S, andying Z. Brain-derivedneurotrophicfactorfunctions as a metabotrophintomediatetheeffectsofexer ciseoncognition. Eur J Neurosci. 2008; 28(11):2278-87. MAJORITY I Volume 5 I Nomor 4 I Oktober 2016 I 16