TATA CARA PEMBERIAN VAKSIN ANTI RABIES DAN SERUM ANTI RABIES

dokumen-dokumen yang mirip
PROFILAKSIS RABIES PROPHYLAXIS RABIES

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN RABIES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM,

PETUNJUK PERENCANAAN DAN PENATALAKSANAAN KASUS GIGITAN HEWAN TERSANGKA / RABIES DI INDONESIA

keyword Wanita 3o th Digigit anjing Rabies Antibiotik profillaksis EBM KLB Vaksinasi

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN RABIES DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA

PROGRAM PENGENDALIAN PENYAKIT RABIES. Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar

PENYAKIT RABIES DAN PENATALAKSANAANNYA

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Rabies bersifat zoonosis artinya penyakit tersebut dapat menular dari hewan

KERANGKA ACUAN PELAYANAN IMUNISASI PROGRAM IMUNISASI

SOP ( Standar Operasional Prosedur ) Imunisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya angka kejadian Rabies di Indonesia yang berstatus endemis

No. Dok UPT.PUSKESMAS RANGKASBITUNG. Revisi KERANGKA ACUAN IMUNISASI. Tanggal Halaman A. PENDAHULUAN

DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SOLOK,

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTERISTIK ORANG TERSANGKA RABIES DI KLINIK BESTARI MEDAN TAHUN 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan Kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan. Indonesia. Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan

ISSN situasi. diindonesia

LAPORAN KEGIATAN SURVEILANS PUSKESMAS KOTAPADANG TAHUN 2006

PROSEDUR TINDAKAN PEMBERIAN SUNTIKAN ( INJEKSI )

Tujuan 1. Melakukan diagnosis dan diagnosis banding Rabies beserta komplikasinya

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 ayat (1). Pembangunan bidang kesehatan

PELAYANAN IMUNISASI PANDUAN BAB I DEFINISI BAB II

Obat Penyakit Diabetes dan Berbagai Komplikasi Neuropati

BAB 1 : PENDAHULUAN. Rabies merupakan suatu penyakit zoonosis yaitu penyakit hewan berdarah panas yang

Modul Komunikasi Informasi dan Edukasi Zoonosis (Rabies) Kata Pengantar

Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1. Keterampilan Menyuntik Rini Rachmawarni Bachtiar Baedah Madjid

Imunisasi PPI: Program imunisasi nasional

SOP. KOTA dr. Lolita Riamawati NIP

VULNUS LACERATUM. 1. Pengertian

BAB III MEKANISME PEMBERIAN VAKSIN MENINGITIS BAGI CALON JEMAAH HAJI OLEH DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG

PENCABUTAN IMPLANT. No Sikap dan Prilaku. 1. Menyambut klien dan memperkenalkan diri dengan ramah

BAB I PENDAHULUAN. Rabies merupakan penyakit menular akut yang dapat menyerang susunan

WALIKOTA PAYAKUMBUH PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)

Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Sanitasi Tangan dan Penggunaan Sarung tangan

dr. H.R.Danang Sananto S NIP MENETAPKAN Pertama Keputusan Kepala Puskesmas WONOSOBO I tentang Sasaran- Sasaran Keselamatan Pasien.

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Analisis Kebutuhan dan Masalah Analisis Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. terkena virus rabies kepada manusia yang disebut dengan zoonosis. Penyakit rabies

PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN FLYING DOCTOR HEALTH CARE DI PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2012

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

WALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN RABIES

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PEMELIHARAAN DAN LALU LINTAS HEWAN PENULAR RABIES DI KABUPATEN BADUNG

Pertanyaan yang Sering Diajukan tentang Rabies

LAPORAN GAMBARAN DURATION OF IMMUNITY VAKSIN RABIVET 92. Pusat Veterinaria Farma ABSTRAK

DISTRIBUSI KASUS GIGITAN HEWAN PENULAR RABIES (HPR) DAN KASUS RABIES DI KABUPATEN NGADA, PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PENANGANAN DIARE No Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman :

DAFTAR TILIK AUDIT INTERNAL UPT PUSKESMAS FAJAR MULIA UNIT PENDAFTARAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

PERATURAN DESA MIAU MERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENERTIBAN HEWAN TERNAK DAN HEWAN PENULAR RABIES YAITU ANJING

BAB I PENDAHULUAN. Rabies yang dikenal juga dengan nama Lyssahydrophobia, rage, tollwut,

BAB III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

PROSEDUR PEMBERIAN MEDIKASI (OBAT)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Infeksi Nosokomial Dan Kepatuhan Perawat

PAPARAN PESTISIDA DI LINGKUNGAN KITA

KELOMPOK A3: EVRIS HIKMAT. S OMAN SETIYANTO GEDE EKO DARMONO SITI NUR HIDAYATI VERONIKA JULIE RIZKA PUTRI IKA ERTI

PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG LARANGAN PEMASUKAN HEWAN PENULAR RABIES KE WILAYAH PROVINSI PAPUA GUBERNUR PROVINSI PAPUA,

Pengertian Persiapan:

Anjing Anda Demam, Malas Bergerak dan Cepat Haus? Waspadai Leptospirosis

PEMBERIAN OBAT SECARA PARENTERAL

BAB I PENDAHULUAN. tikus. Manusia dapat terinfeksi oleh patogen ini melalui kontak dengan urin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batasan anak balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran umur

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan kanker serviks atau yang disebut juga sebagai kanker leher rahim

SYOK ANAFILAKTIK. No.Revisi : 0. Halaman :1 dari 4

BAB I PENDAHULUAN. makanan dicerna untuk diserap sebagai zat gizi, oleh sebab itu kesehatan. penyakit dalam dan kehidupan sehari-hari (Hirlan, 2009).

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG PENANGGULANGAN RABIES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TEKNIK PEMBERIAN OBAT PARENTERAL

TEKNIK ASEPTIK. Sebelum melakukan preparasi sediaan steril hal-hal yang harus dilakukan adalah Cuci tangan Memakai APD Mengoperasikan LAF Mengusap LAF

CARA MENGATASI GIGITAN ULAR

INJEKSI SUB CUTAN (SC)

C. Indikasi Pada bayi atau anak sehat usia di bawah 5 tahun untuk imunisasi dasar atau sesuai pemberian imunisasi

Cakupan Vaksinasi Anti Rabies pada Anjing dan Profil Pemilik Anjing Di Daerah Kecamatan Baturiti, Tabanan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian. Scabies merupakan salah satu penyakit kulit yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan obat didefinisikan oleh World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh masih kurangnya pengetahuan/pengertian, kepercayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hepatitis karena infeksi virus merupakan penyakit. sistemik yang menyerang hepar. Penyebab paling banyak

DAFTAR TILIK PEMASANGAN IMPLAN JADENA. Beri nilai setiap langkah klinik dengan mengunakan kriteria sebadai berikut :

TINJAUAN PENATALAKSANAAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI SELURUH PUSKESMAS KEPERAWATAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2007

PENYAKIT RABIES DI KALIMANTAN TIMUR

PANDUAN CLINICAL SKILL LABORATORIUM INJEKSI INSULIN. Oleh. Tim Endokrin dan Metabolik

1. Dokter Umum 2. Perawat KETERKAITAN : PERALATAN PERLENGKAPAN : 1. SOP anamnesa pasien. Petugas Medis/ paramedis di BP

b. Petugas melakukan anamnesa pada pasien e. Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah f. Petugas mengukur suhu tubuh pasien

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif terhadap semua variabel yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan

PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN KLINIK DAN KONSELING IMPLAN-2

A. Pendahuluan. Sumber: Dokumen Pribadi Penulis (2015). Buku Pendidikan Skabies dan Upaya Pencegahannya

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR D I N A S K E S E H A T A N PUSKESMAS LENEK

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR FARMASI UPTD PUSKESMAS LADJA

MATRIKS DOMESTIK MASUK MEDIA PEMBAWA HPHK BKP KELAS II GORONTALO

Seksi Wabah dan Bencana Dinas Kesehatan Kota Surabaya

Lembar Persetujuan Menjadi Peserta Penelitian

Hubungan Pengetahuan Masyarakat Pemelihara Anjing Tentang Bahaya Rabies Terhadap Partisipasi Pencegahan

BAB I PENDAHULUAN. Balita. Pneumonia menyebabkan empat juta kematian pada anak balita di dunia,

ALUR PELAYANAN LABORATORIUM No.Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : KEPALA PUSKESMAS PRAGAAN

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan anak merupakan suatu hal yang penting karena. mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.

Transkripsi:

RABIES DAN SERUM RABIES Halaman 1 / 5 1. Pengertian o Tata cara pemberian vaksin anti rabies adalah cara pemberian vaksin anti rabies yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya Rabies atau Penyakit Anjing Gila. o Penyakit anjing gila adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies, dan ditularkan melalui gigitan hewan penular rabies terutama anjing, kucing dan kera. 2. Tujuan Meningkatkan pencapaian terhadap kemungkinan pencegahan, penularan dan terjadinya Rabies di. 3. Kebijakan Keputusan Kepala Nomor : 440/ /PKM/2016 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Cilawu. 4. Referensi 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang 5. Prosedur/Langkah Langkah Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun 2014, tentang Puskesmas; 3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2015, tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama; Uraian Umum Dalam pelaksanaan kegiatan pemberian vaksin anti rabies ini, dilakukan beberapa langkah, diantaranya : o Anamnesa : Adanya kontak,jilatan atau gigitan. Kejadian didaerah tertular/terancam/bebas, didahului tindakan provokatif/tidak. Hewan yang menggigit menunjukkan gejala rabies, hewan yang menggigit hilang, lari dan tidak dapat ditangkap atau dibunuh. Hewan yang menggigit mati, tapi masih diragukan menderita rabies. Penderita

RABIES DAN SERUM RABIES Halaman 2 / 5 luka gigitan pernah di VAR dan kapan?. Hewan yang menggigit pernah di VAR dan kapan?. o Pemeriksaan Fisik : Identifikasi luka gigitan (status lokalis) o Bila ada indikasi pemberian vaksin anti rabies, maka terhadap luka resiko rendah diberi VAR saja. Yang termasuk luka yang tidak berbahaya adalah jilatan pada kulit luka, garukan atau lecet, luka kecil disekitar tangan, badan dan kaki. o Terhadap luka resiko tinggi, selain VAR juga diberi SAR. Yang termasuk luka berbahaya adalah jilatan/luka pada mukosa, luka diatas daerah bahu (muka,kepala,leher), luka pada jari tangan/kaki, genitalia, luka yang lebar/dalam dan luka yang banyak (multiple). Prosedur 1) Penanganan luka gigitan hewan penular rabies : o Cuci luka gigitan hewan tersangka rabies dengan air (sebaiknya air yang mengalir), dengan sabun atau detergent selama 10 15 menit. o Beri antiseptik (alkohol 70 %, betadine, obat merah dan lain-lain). o Luka gigitan tidak dibenarkan untuk dijahit, kecuali jahitan situasi. 2) Dosis dan cara pemberian vaksin anti rabies : o Vaksin PVRV ( Purufied Vero Rabies Vaccine) terdiri dari vaksin kering dalam vial dan pelarut sebanyak 0,5 ml dalam syringe. Dosis dan cara pemberiannya sesudah digigit adalah ; Cara pemberiannya adalah disuntikkan secara intra muskular (im) didaerah deltoideus / lengan atas kanan dan kiri. Dosis untuk anak dan dewasa sama yaitu 0,5 ml

RABIES DAN SERUM RABIES Halaman 3 / 5 dengan 4 kali pemberian yaitu hari ke 0 (dua kali pemberian sekaligus), hari ke 7 satu kali pemberian dan hari ke 21 satu kali pemberian. Dosis dan cara pemberian VAR bersamaan dengan SAR sesudah digigit ; cara pemberiannya sama diatas. Dosis untuk anak dan dewasa sama yaitu Dasar 0,5 ml dengan 4 kali pemberian yaitu hari ke 0 (dua kali pemberian sekaligus), hari ke 7 satu kali pemberian dan hari ke 21 satu kali pemberian. Ulangan 0,5 ml sama pada anak dan dewasa pada hari ke 90. o Suckling Mice Brain Vaccine (SMBV) mempunyai kemasan yang terdiri dari dos berisi 7 vial @ 1 dosis dan 7 ampul pelarut @ 2 ml dan Dos berisi 5 ampul @ 1 dosis intra kutan dan 5 ampul pelarut @ 0,4 ml. Dosis dan cara pemberian susudah digigit adalah ; cara pemberian untuk vaksinasi dasar disuntikkan secara subcutan (sc) disekitar pusar. Sedangkan untuk vaksinasi ulang disuntikkan secara intracutan (ic) dibagian fleksor lengan bawah. Dosis untuk vaksinasi dasar pada anak adalah 1 ml, dewasa 2 ml diberikan 7 kali pemberian setiap hari, untuk ulangan dosis pada anak 0,1 ml dan dewasa 0,25 ml diberikan pada hari ke 11, 15, 30 dan hari ke 90. Dosis dan cara pemberian bersamaan dengan SAR sesudah digigit ; cara pemberian sama dengan diatas. Dosis dasar untuk anak 1 ml, dewasa 2 ml, diberikan 7 kali pemberian setiap hari, untuk ulangan dosis pada anak 0,1 ml dan dewasa 0,25 ml diberikan pada hari ke 11, 15, 25, 35 dan hari ke 90.

RABIES DAN SERUM RABIES Halaman 4 / 5 3) Dosis dan cara pemberian Serum Anti Rabies ( SAR ). o Serum heterolog ( Kuda ), mempunyai kemasan bentuk vial 20 ml ( 1ml=100 IU). Cara pemberian ; disuntikkan secara infiltrasi disekitar luka sebanyak mungkin, sisanya disuntikkan intra muscular. Dosis 40 Iu/KgBB diberikan bersamaan dengan pemberian VAR hari ke 0, dengan melakukan skin test terlebih dahulu. o Serum homolog, mempunyai kemasan bentuk vial 2 ml ( 1 ml= 150 IU). Cara pemberian ; disuntikkan secara infiltrasi disekitar luka sebanyak mungkin, sisanya disuntikkan intra muscular. Dosis 20 Iu/kgBB diberikan bersamaan dengan pemberian VAR hari ke 0, dengan sebelumnya dilakukan skin test. 4) Dosis dan cara pemberian VAR untuk pengebalan sebelum digigit (Pre Exposure Immunization). o Vaksin PVRV ( Purufied Vero Rabies Vaccine) terdiri dari vaksin kering dalam vial dan pelarut sebanyak 0,5 ml dalam syringe. Cara pemberian Pertama ; disuntikkan secara intra muskular (im) didaerah deltoideus. Dosisnya ; dasar digunakan dua dosis masing-masing 0,5 ml pemberian pada hari 0, kemudian hari ke 28 dengan dosis 0,5 ml. Diberikan ulangan pada 1 tahun seteleh pemberian I dengan dosis 0,5 ml dan ulangan selanjutnya 0,5 ml tiap tiga tahun. Cara pemberian Kedua ; disuntikkan secara intra kutan (dibagian fleksor lengan bawah) dengan dosis dasar, 0,1 ml pemberian hari ke 0, kemudian hari 7 dan hari ke 28 dengan dosis 0,1 ml. Ulangan diberikan tiap 6 bulan satu tahun dengan dosis 0,1 ml. Vaksin SMBV ( Suckling Mice Brain Vaccine ), terdiri dari dus yang berisi 7 vial @ 1 dosis dan 7 ampul pelarut @ 2 ml, dus berisi 5 ampul

RABIES DAN SERUM RABIES Halaman 5 / 5 6. Bagan Alur 7. Hal Yang Harus di Perhatkan medis. 8. Unit Terkait 1. UGD 2. BP Umum 3. Rawat Inap 4. Pustu 9. Dokumen Terkait Rekam Medis. 10. Rekaman Historis Perubahan @ 1 dosis intrakutan dan 5 ampula pelarut @ 0,4 ml. Cara pemberian ; disuntikkan secara intrakutan (ic) di bagian fleksor lengan bawah. Dosis dasar 0,1 ml untuk anak dan 0,25 nl untuk dewasa, pemberian hari 0, hari 21 dan hari 42. Untuk ulangan dosis 0,1 ml untuk anak dan 0,25 untuk dewasa setiap 1 tahun. 1. Jaga privasi pasien selama melakukan anamnesa. 2. Catat setiap informasi yang diberikan oleh pasien ke dalam rekam No Yang Di Ubah Isi Ubahan Tanggal Mulai Di Berlakukan