TUTORIAL PORTAL 3 DIMENSI

dokumen-dokumen yang mirip
MANUAL STRUCTURAL ANALYSIS PROGRAM SAP oleh: Fikri Alami, S.T., M.Sc. Siti Nurul Khotimah, S.T.,M.Sc

ANALISIS STRUKTUR FRAME-SHEAR WALL

KONSTRUKSI RANGKA BATANG

By SUGITO Call :

TRANSFORMASI SUMBU KOORDINAT

PENGANTAR SAP2000. Model Struktur. Menu. Toolbar. Window 2. Window 1. Satuan

Pertemuan 4 DEFINE, ASSIGN & ANALYZE

TUTORIAL PERHITUNGAN STRUKTUR DENGAN SAP 2000 V.14

MODEL PORTAL 3 DIMENSI

METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

Pertemuan 5 INTERPRETASI REAKSI PELETAKAN DAN GAYA DALAM

Langkah-langkah pengerjaan analisis dengan menggunakan software etabs: 1. Membuka program dengan mengklik icon atau diambil dari start program

Modul SAP2000 Ver.7.42

Menghitung Jembatan Baja dengan SAP 2000 V.14

PEMODELAN DERMAGA DENGAN SAP 2000

Oleh I Gusti Ngurah Putu Dharmayasa, ST, MT Jurusan Teknik Sipil - Undiknas

Modul SAP2000 Ver.7.42

DAFTAR LAMPIRAN. L.1 Denah Tampak Depan Struktur Dermaga 59 L.2 Denah Tampak Samping Struktur Dermaga 60 L.3 Denah Pembalokan Struktur Dermaga 61

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Modul SAP2000 Ver.7.42

BAB V ANALISIS STRUKTUR

Kita akan menyelesaikan permasalahan struktur kuda-kuda berikut, Panjang Bentang = 10 meter; Tinggi = 3m.

Analisis Dinamik Struktur dengan Respon Spektrum berdasarkan SNI 1726:2012 menggunakan SAP2000

Gambar 2.2. Notasi dimensi elemen struktur balok dan kolom

LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

MODEL STRUKTUR SLOPPED TRUSS

BAB IV PERENCANAAN STRUKTUR. lantai, balok, kolom dan alat penyambung antara lain sebagai berikut :

PERANCANGAN GEDUNG STRUKTUR BAJA GEDUNG 5 LANTAI MENGGUNAKAN PROGRAM SAP 2000

MENAMBAHKAN CANOPY. Gambar 5.1 Canopy dengan fungsi ganda

MAIN COURSE. Chapter 1 : Something Always In Your Mind About SAP Inside : 10 Step of SAP2000 Calculation and Analysis, Axes, Grid, etc

Jl. Banyumas Wonosobo

Pertemuan 13 ANALISIS P- DELTA

Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III. oleh:

LAMPIRAN A. Perhitungan Beban Gempa Statik Ekivalen

PERBANDINGAN DIMENSI KOLOM AKIBAT MENGGUNAKAN BATA KONVENSIONAL DAN BATA RINGAN

PENGANTAR PEMODELAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN SAP 2000

STUDI ANALISIS PERTEMUAN BALOK KOLOM BERBENTUK T STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG DENGAN PEMODELAN STRUT-AND- TIE ABSTRAK

BAB III PETUNJUK PEMAKAIAN PROGRAM

B A B III M E T O D E P E R E N C A N A A N

Perancangan Balok Beton Bertulang dengan SAP2000 1

PERBANDINGAN DIMENSI BALOK AKIBAT MENGGUNAKAN BATA KONVENSIONAL DAN BATA RINGAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Rangka atap digunakan pipa baja diameter 114,3 mm dengan tebal pipa 4,5

Pertemuan 10 DESAIN BETON BERTULANG 1

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR FLAT PLATE BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG EMPAT LANTAI TAHAN GEMPA

Pertemuan 3 MENGGAMBAR KONFIGURASI STRUKTUR 3 D T. ATAS. Gambar 3.1: Contoh Model Struktur Portal 3D

Pertemuan 8 KUBAH TRUSS BAJA

APLIKASI TEKLA STRUCTURES DAN SAP 2000 PADA PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BAJA TUGAS AKHIR A. A. NGURAH GITA MANTRA

Trik Seleksi SAP2000

TUTORIAL ANALISA STRUKTUR

PENGARUH PENINGKATAN KAPASITAS AIR TERHADAP KEKUATAN STRUKTUR BAK SEDIMENTASI PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR

DAFTAR ISI BAB 1. PENDAHULUAN

Susunan Beban Hidup untuk Penentuan Momen Rencana

Workshop SAP2000 Berbagi Pengetahuan Tentang Program Komputer Rekayasa

PERHITUNGAN STRUKTUR STRUKTUR BANGUNAN 2 LANTAI

PENGENALAN DASAR PROGRAM ETABS

STUDI PERBANDINGAN ANALISIS PELAT KONVENSIONAL DAN PELAT PRACETAK ABSTRAK

BAB V ANALISIS DAN PERHITUNGAN RIGID PAVEMENT DENGAN DAN TANPA SERAT POLYPROPYLENE BERDASARKAN UJI LABORATORIUM

fc ' = 2, MPa 2. Baja Tulangan diameter < 12 mm menggunakan BJTP (polos) fy = 240 MPa diameter > 12 mm menggunakan BJTD (deform) fy = 400 Mpa

BAB IV ANALISA STRUKTUR

APLIKASI METODE ELEMEN HINGGA PADA RANGKA RUANG (SPACE TRUSS) DENGAN MEMBANDINGKAN CARA PERHITUNGAN MANUAL DENGAN PROGRAM SAP2000

Gambar 5.83 Pemodelan beban hidup pada SAP 2000

Verifikasi Hasil Penulangan Lentur Balok Beton SAP2000

Anton Susanto NRP : Pembimbing : Ir. Djoni Simanta, MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK

BAB IV PEMODELAN STRUKTUR

Untuk kalangan sendiri tidak untuk diperjualbelikan. Seri 1. Modul. v11

Analisis Pertemuan Balok-Kolom Struktur Rangka Beton Bertulang Menggunakan Metode Strut And Tie. Nama: Budi Piyung Riyadi NRP :

ANALISIS STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT RENDAH DENGAN SOFTWARE ETABS V.9.6.0

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR BANGUNAN BETON BERTULANG 10 LANTAI TAHAN GEMPA PENAHAN MOMEN MENENGAH (SRPMM)

BAB 3 ANALISIS PERHITUNGAN

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. 3.1 Diagram Alir Perancangan Struktur Atas Bangunan. Skematik struktur

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR RANGKA GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK

STUDI ANALISIS PEMODELAN BENDA UJI BALOK BETON UNTUK MENENTUKAN KUAT LENTUR DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE KOMPUTER

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR PELAT SLAB BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG EMPAT LANTAI TAHAN GEMPA

BAB III METODOLOGI. Mulai. Pengumpulan Data. Preliminary Desain Struktur Model-1. Input Beban Yang Bekerja Pada Struktur

TUGAS AKHIR DESAIN ALTERNATIF PENGGUNAAN HONEYCOMB DAN SISTEM RANGKA BATANG PADA STRUKTUR BAJA BENTANG PANJANG PROYEK WAREHOUSE

LAMPIRAN I DIAGRAM ALIR PENELITIAN TUGAS AKHIR

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Tugas akhir ini berjudul PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG. PUBLIK WING RS. CIPTO MANGUNKUSUMO JAKRTA dirancang dengan

PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

tutorial APRIL 1999 SANS FOR WINDOWS TUTORIAL Retno santoro I. Method : Static Equivalent Load A. Menjalankan SANS for Windows

Gambar 4.1 Bentuk portal 5 tingkat

DESAIN STRUKTUR BETON BANGUNAN RUKO TIPIKAL UNTUK DAERAH SULAWESI SELATAN SESUAI SNI DAN SNI

APLIKASI KOMPUTER DALAM KONSTRUKSI

DASAR DASAR PENGGUNAAN SAP2000

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR

ANALISIS DAN DESAIN BALOK TRANSFER BETON PRATEGANG PADA BANGUNAN 9 LANTAI TAHAN GEMPA. Dani Firmansyah NRP :

BAB III ANALISA STRKTUR

ANALISA BIAYA PENGGUNAAN STRUKTUR BAJA DAN STRUKTUR BETON BERTULANG GEDUNG RSJ PROF. V.L RATUMBUYSANG

PERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB )

BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi

PERENCANAAN STRUKTUR PORTAL DENGAN BALOK PRATEGANG

BAB IV PEMODELAN STRUKTUR

DAFTAR LAMPIRAN. L.1 Pengumpulan Data Struktur Bangunan 63 L.2 Perhitungan Gaya Dalam Momen Balok 65 L.3 Stressing Anchorage VSL Type EC 71

TUGAS AKHIR RC OLEH : ADE SHOLEH H. ( )

BAB IV PERMODELAN STRUKTUR

Transkripsi:

1 TUTORIAL PORTAL 3 DIMENSI Struktur portal 3D beton bertulang seperti tergambar dibawah ini. Buatlah model dengan menggunakan SAP2000 dengan datadata seperti yang terdapat di bawah ini dan Tentukan penulangan balok dan kolom. Pelat Lt3 Lt3 200 kg Pelat Lt2 400 kg Lt2 450 kg Lt1 900 kg 200 kg 4m 5m 5m 450 kg 6m 5m 6m 6m DataData Dimensi Balok 40x60 Faktor Reduksi kekuatan Dimensi Kolom 50x50 Lentur, = 0,8 Mutu Beton untuk Kolom, f c 25 MPa Geser, Sengkang Spriral, = 0,7 Mutu Beton untuk balok, f c 25 MPa Geser, Sengkang persegi, = 0,65 Mutu Baja Deform, fy 400 MPa Aksial, = 0,6 Mutu Baja polos, fys 240 MPa Berat Volume beton 2400 kg/m 3 Tebal pelat lantai 2 dan 3 12 cm Pembebanan Beban Mati (DL) Berat Sendiri Beban Mati Tambahan (SDL) pada W=150 Kg/m 2 pelat Lt2 dan Lt3 Beban Hidup (LL) Lt3 W= 100 Kg/m 2 Beban Hidup (LL) Lt2 W= 250 Kg/m 2 Beban Angin Lihat Gambar Kombinasi beban (1) 1,2 DL + 1,2 SDL + 1,6 LL (2) 0,75 (1,2 DL + 1,2 SDL + 1,6 LL+1,6 WL)

2 LANGKAHLANGKAH: 1. 1. Ubah unit satuan ke TmC dengan cara mengklik combobox yang ada di pojok kanan bawah seperti ilustrasi gbr berikut: 2. Selanjutnya untuk membuat model klik File > New Model seperti ilustrasi berikut: 3. Maka akan muncul template/library model sbb: Klik model ini 4. Maka akan muncul kotak dialog sbb:

3 Masukkan inputinput pada bagian BeamSlab Building Dimension seperti pada gambar di atas, dan check Use Custom Grid Spacing lalu klik tombol Edit Grid. 5. Maka akan muncul kotak dialog sbb: Pilih Spacing pada bagian Display Grid As Ubah Grid Spacing Z2 dari 5 menjadi 4 Tekan tombol OK 2X untuk keluar. Maka pada jendela SAP2000 akan tampil Gambar 3D View sebelah kiiri dan 2D View bidang XY Plane @Z=0, sebelah kanan.

4 6. Klik File > Save, maka akan muncul kotak dialog sbb: Berinama portak3d pada bagian File name dan tekan tombol Save. 7. Klik Define > Material, maka akan muncul kotak dialog sbb:

5 8. Pilih Material CONC dan tekan tombol Modify/Show Material, maka akan muncul kotak dialog sbb: Masukan nilai 0 pada Mass per unit Volume Masukkan berat volume 2.4 t/m3 Masukkan Modulus of Elasticity 23500 Mpa F c = 25 Mpa Fy = 400 Mpa Fys = 240 Mpa Untuk memasukkan nilainilai ini dapat menggunakan tombol SHIFT + Klik kiri mouse 2X dan akan muncul menu calculator. Dari menu ini anda dapat mengganti unit satuan untuk memasukkan data sesuai unit yang diinginkan.

6 Setelah semua data selesai klik tombol OK 2x untuk keluar dari kotak dialog Material property. 9. Klik Define > Frame Sections, maka akan muncul kotak dialog sbb: Pilih Add Rectangluar pada combo box Klik Add New Property, maka akan muncul kotak dialog sbb: Pada section name ganti nama menjadi K Masukkan 0.5 pada Depth (t3) Masukkan 0.5 pada Width (t2) Klik tombol Concrete Reinforcement Maka akan muncul kotak dialog sbb:

7 Atur setting seperti gambar di atas dan tekan tombol OK 2X untuk keluar dari kotak dialog Rectangular Section dan kembali ke kotak dialog Frame Section. 10.Sekarang anda akan mendefinisnikan penampang balok. Klik kembali Add Rectangular dan tombol Add New Property, maka akan muncul kotak dialog sbb:

8 Masukkan 0.6 Pada Depth Masukkan 0.4 pada Width Klik tombol Concrete Reinforcement, maka akan muncul kotak dialog sbb: Masukkan cover top dan bottom 0.04 dan tekan tombol OK 3X untuk keluar dari kotak dialog Frame Property.

9 11.Langkah selanjutnya adalah mendefinisikan tipe beban yang bekerja. Klik Define > Load Cases, maka akan muncul kotak dialog sbb: Ubah DEAD menjadi DL pada bagian Load Name dan tekan tombol Modify Load Kemudian ubah kembali DL menjadi SDL dan pilih Super Dead pada Type dan tekan tombol Add New Load Ubah kembali SDL menjadi LL, pilih LIVE pada Type dan tekan tombol Add New Load. Ubah kembali LL menjadi WL, pilih WIND pada Type dan tekan tombol Add New Load. Jika semua sudah selesai maka anda akan melihat tampilan sbb: Tekan tombol OK. 12.Klik Define > Analyzes Case, maka akan muncul kotak dialog sbb:

10 Klik DEAD dan tekan tombol Modify/Show Cases, maka akan muncul kotak dialog sbb: Ubah DEAD pada bagian Analyses Case Name menjadi DL dan tekan tombol OK 2X. 13.Klik Define > Combination, maka akan muncul kotak dialog sbb: a. Klik tombol Add New Combo, maka akan muncul kotak dialog sbb:

11 Ketik U1 pada bagian Response Combination Name Pada bagian Scale Factor ganti 1 menjadi 1.2 dan tekan tombol Add Ubah Case name dari DL menjadi SDL dan tekan tombol Add. Ubah Case name dari SDL menjadi LL dan ganti load factor 1.2 menjadi 1.6 dan tekan tombol Add. Jika telah selesai maka akan tampak kombinasi U1 spt gambar di bawah ini: Ulangi Langkah 13 untuk mendefinisikan kombinasi U2 Jika telah selesai mendefiniskan 2 kombinasi U1 dan U2, maka pada kotak dialog Define Response Combinations akan terlihat sbb: b. Tekan tombol OK untuk keluar dari kotak dialog di atas. 14.Aktifkan jendela XY Plane @Z=0 dengan cara mengklik jendela sebelah kanan. 15.Pilih semua joint pada bagian tumpuan. 16.Klik Assign > Joint Restraints, maka akan muncul kotak dialog sbb:

12 Klik tombol ini Maka secara otomatis semua perletakan berubah menjadi Jepit. 17. Pilih semua elemen dengan cara mengklik Icon All yang ada disebalah kanan. 18.Klik Assign > Frame/Cable/Tendon > Frame Section, maka akan muncul kotak dialog sbb: Pilih K dan tekan tombol OK, maka semua dimensi balok dan kolom berubah menjadi section K (Kolom). Selanjutnya anda tinggal mengganti section untuk balok yang baru berubah menjadi kolom untuk diubah kembali ke balok. 19.Pilih bidang XY Plane @Z=5 dan pilih semua balok dengan cara windows. 20.Pindah ke level @Z=9 dengan cara mengklik icon yang ada diatas dan pilih semua elemen balok dengan cara windows. 21.Klik Assign > Frame/Cable/Tendon > Frame Section, maka akan muncul kotak dialog sbb:

Pilih B dan tekan tombol OK. Maka semua elemen balok berubah propertynya menjadi B. Lihat gambar di bawah ini. 22.Sekarang anda perlu mendefinisikan properti untuk pelat. Klik Define > Area Section, maka akan muncul kotak dialog sbb: 13

14 23.Klik Modify / Show Section, maka akan mucul kotak dialog sbb: Ganti nilai Membarane menjadi 0.12 Ganti nilai bending menjadi 0.12 Tekan tombol OK. 24.Langkah selanjutnya adalah mengaplikasikan beban mati tambahan pada lantai 2 dan 3. Klik jendela sebelah kiri atau tampilan XY Plane @Z=5, pilih semua pelat pada lantai 2, dan pindah ke level Z=9 dengan menggunakan icon panah ke atas. Selanjutnya pilih semua pelat pada level lantai tsb dengan cara windows. 25.Klik Assign > Area Load > Uniform (Shell), maka akan muncul kotak dialog sbb:

a. b. c. d. 15 Pilih load cases SDL Pilih unit satuan ke Kg, m,c Masukkan beban 150. Tekan tombol OK, maka beban SDL sebear 150 kg/m2 telah ada di pelat. 26.Pada XY Plane @Z=9, pilih semua pelat pada level ini dengan cara windows. 27.Klik Assign > Area Load > Uniform (Shell), maka akan muncul kotak dialog sbb: a. Pilih load cases LL b. Pilih unit satuan ke Kg, m,c c. Masukkan beban 100. d. Tekan tombol OK, maka beban LL sebear 100 kg/m2 telah ada di pelat. 28.Pindah Pada XY Plane @Z=5, dengan menggunakan icon panah ke atas.pilih semua pelat pada level ini dengan cara windows. 29.Klik Assign > Area Load > Uniform (Shell), maka akan muncul kotak dialog sbb:

16 a. Pilih load cases LL b. Pilih unit satuan ke Kg, m,c c. Masukkan beban 250. d. Tekan tombol OK, maka beban LL sebear 250 kg/m2 telah ada di pelat. 30.Langkah selanjutnya adalah memasukkan beban terpusat angin pada joint. Tapi terlebih dahulu tampilkan no joint dengan cara mengklik icon maka akan muncul kotak dialog sbb:, Pada bagian Joints check label Pada bagian Frame/Cables/Tendon, check label Tekan tombol OK. Maka pada layar 3D View akan muncul no joint dan no frame sbb:

31.Pilih Joint 2 dan 8 dengan cara mengkliknya. 32.Klik Assign > Joint Load > Force, maka akan muncul kotak dialog sbb: a. Pilih WL pada bagian Load Case Name b. Ubah unit satuan ke Kgf,m,C c. Masukkan nilai 450 pada Force Global X, maka pada jendela 3D View akan tampil Gaya yang baru anda masukkan. 33.Pilih Joint 5 dengan cara mengkliknya. 34.Klik Assign > Joint Load > Force, maka akan muncul kotak dialog sbb: 17

a. Pilih WL pada bagian Load Case Name b. Ubah unit satuan ke Kgf,m,C c. Masukkan nilai 900 pada Force Global X, maka pada jendela 3D View akan tampil Gaya yang baru anda masukkan. 35.Pilih Joint 3 dan 9 dengan cara mengkliknya. 36.Klik Assign > Joint Load > Force, maka akan muncul kotak dialog sbb: a. Pilih WL pada bagian Load Case Name b. Ubah unit satuan ke Kgf,m,C c. Masukkan nilai 200 pada Force Global X, maka pada jendela 3D View akan tampil Gaya yang baru anda masukkan. 37.Pilih Joint 6 dengan cara mengkliknya. 38.Klik Assign > Joint Load > Force, maka akan muncul kotak dialog sbb: 18

39.Langkah selanjutnya adalah menjalankan program. Klik Analyze > Set Analyze Options, maka akan muncul kotak dialog sbb: Pada kotak dialog ini pastikan Space Frame anda klik dan tekan tombol OK. 40.Klik Analyze > Run Anlyses, maka akan muncul kotak dialog sbb: 19

20 Klik MODAL pada case nama dan tekan tombol Run/Do Not Run Case. Ini maksudnya anda tidak akan menjalankan analisis dinamis. 41.Tekan tombol Run Now. 42.Maka dalam beberapa saat jendela window akan tampil tampilan sbb: Jika tidak ada kesalahan maka program akan tampak seperti pada gambar di atas. Tekan tombol OK 43.Pada jendela 3D View anda dapat melihat hasil defleksi struktur sbb:

44.Untuk melihat hasil momen, torsi atau gaya lintang dan normal anda dapat mengakses menu Display > Show Force/Stresses. 45.Selesai. 21