MANUAL STRUCTURAL ANALYSIS PROGRAM SAP oleh: Fikri Alami, S.T., M.Sc. Siti Nurul Khotimah, S.T.,M.Sc

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MANUAL STRUCTURAL ANALYSIS PROGRAM SAP oleh: Fikri Alami, S.T., M.Sc. Siti Nurul Khotimah, S.T.,M.Sc"

Transkripsi

1 MANUAL STRUCTURAL ANALYSIS PROGRAM SAP 2000 oleh: Siti Nurul Khotimah, S.T.,M.Sc Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung Tahun 2017

2 i P age PENDAHULUAN Sap2000 menghadirkan software yang paling user friendly dari seri komputer program SAP. Ini adalah versi pertama secara lengkap tergabung dalam Microsoft windows. Versi ini tersedia saat ini sudah mencapai versi 12. Program ini disusun untuk mendukung variasi yang luas dari kode desain nasional dan internasional yang terakhir untuk desain yang diotomisasi dan pemeriksaan rangka beton dan baja. Program ini sekarang mendukung kode desain beton sbb: US. ACI (1995) dan AASHTO LRFD (1997) Cannadian CSA A (1994) British BS (1989) Eurocode 2 ENV (1992) dan New Zealand NZS (1995) Program ini sekarang mendukung kode desain baja sbb: U.S. AISC/ASD (1989), AISC/LRFD (1994), AASHTO LRFD (1997) Canadian CAN/CSA S (1994) British BS 5950 (1990) dan Eurocode 3 (ENV ) PESYARATAN INSTALASI SAP2000 SAP2000 bekerja pada semua sistem yang berplat form windows dengan minimal konfigurasi sbb: Intel Pentium, Pentium Pro atau Pentium III processor RAM minimum 256 MB

3 ii Page Paling sedikit 400 MB free hard disk space. Program memerlukan sekitar 120 MB. Microsoft Windows 2000 atau Windows XP system Windows Compatible graphics card dan monitor yang mendukung resolusi 800 x 600 dan 256 colors INTERFACE Interface Program SAP 2000 sudah berbasis windows dan memudahkan user/pemakai untuk memahami cara kerja program SAP 2000 ini. Adapun keterangan keterangan terkait dengan tampilan program ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Main Title Bar Menu Bar Display Title Bar Main Toolbar Window Separator Display Windows Pointer possition Coordinate Status Line Active Units

4 iii P age LANGKAH LANGKAH PEMODELAN Berikut secara singkat diterangkan langkah langkah yang harus dilakukan saat membuat model struktur. 1. Mendefinisikan Units Sebelum mulai membuat model terlebih dahulu Unit / satuan harus didefinisikan di awal, hal ini diperlukan agar mempermudah kita dalam menampilkan satuan secara seragagam pada hasil yang kita kerjakan. 2. Mendefinisikan Geometry/Membuat Model Struktur Geometri yang didefiniskan di sini adalah mencangkup panjang bentang dalam arah X dan Y serta tinggi bangunan yang kita modelkan. 3. Mendefinisikan Perletakan/Restraints Pendefinisian perletakan pada model struktur yang kita buat perlu dilakukan dengan menggunakan menu ini.

5 iv P age 4. Mendefinisikan Material Pendefinisan material dapat berupa material beton bertulang, baja, alumuniun, dll yang dapat kita definisikan sendiri. 5. Mendefinisikan Penampang Pendefinisan penampang mencangkup elemen elemen struktur yang kita buat seperti balok, kolom, pelat dll.

6 v P age 6. Mendefinisikan Type Beban Pendefinisan tipe beban disini mencangkup berat sendiri struktur, beban mati tambahan, beban hidup, angin, gempa dan pengaruh pengaruh alam lain yang bekerja pada model struktur yang kita buat. 7. Mendefinisikan Kombinasi Beban Kombinasi beban dari masing masing tipe beban yang telah kita definisikan sebelumnya dengan menggunakan load factor diperlukan untuk mengetahui pengaruh maksimum pada model struktur yang kita buat.

7 vi P age 8. Mengaplikasikan Penampang. Setelah membuat model struktur dan mendefiniskan material dan penampang, maka anda dapat mengaplikasikannya kedalam model yang baru anda buat dengan terlebih dahulu men select elemen. 9. Mengaplikasikan Beban Setelah kita selesai mendefiniskan jenis/tipe beban yang bekerja pada struktur, langkah selanjutnya adalah menerapkan pada elemen elemen struktur yang kita buat seperti pada balok, kolom, maupun pelat. 10. Menjalankan Program

8 vii P age Setelah 9 langkah di atas semua telah selesai, maka sampai pada tahap analisis yaitu menjalankan program untuk memperoleh hasil. 11. Melihat Hasil Sebagai langkah terakhir adalah menampilkan hasil analisis yaitu dalam bentuk gaya gaya dalam seperti reaksi perletakan, gaya geser, momen, torsi, defleksi dll.

9 1 TUTORIAL SAP 2000 V 10 BALOK MENERUS DESKRIPSI Suatu konstruksi balok menerus 2 bentang seperti pada gambar di bawah mempunyai data data sbb: Balok AB dan BC : 40 X 60 cm 2 Mutu tulangan, fy = 400 MPa (Ulir/deform untuk tulangan lentur) Fy = 240 MPa, (untuk tulangan polos yg dipakai sbg tulangan geser sengkang) Mutu beton, f c= 25 MPa Konstruksi tersebut dibebani dengan beban beban hidup seperti tergambar di bawah, dan beban mati berupa beratnya sendiri (Berat sendiri diperhitungkan). Kombinasi beban yang bekerja adalah sbb: U1 = 1,2 DL (Beban Mati) + 1,6 LL (Beban Hidup) U2 = 1,4 DL (Beban Mati) Faktor Reduksi Kekuatan untu kondisi diatas adalah: Untuk lentur, φ = 0,8 Untuk geser, φ = 0,6 TUGAS: 1. Hitung Gaya Gaya dalam yang bekerja 2. Hitung penulangan lentur dan geser A Q= 2 t./m L1 = 7 m B P=10 T P=15 T 2 m 2 m 2 m C L2 = 6 m Gambar 1. Konstruksi Balok Menerus Beton Bertulang.

10 2 LANGKAH LANGKAH: 1. Buka program SAP 2000 versi 10 dengan cara Klik Start > All Programs > Sap Demo > Sap2000. Lihat ilustrasi gambar di bawah ini. 2. Setelah itu akan nampak jendela program SAP2000 terbuka sbb: 3. Klik OK 4. Ubah unit satuan ke T m C dengan cara mengklik combobox yang ada di pojok kanan bawah seperti ilustrasi gbr berikut:

11 3 5. Selanjutnya untuk membuat model klik File > New Model seperti ilustrasi berikut: 6. Maka akan muncul template/library model sbb: Klik model ini 7. Pilih model Beam seperti ilustrasi gbr diatas 8. Maka akan muncul kotak dialog sbb:

12 4 9. Pada bagian Number of Spans ketik 2 untuk balok dengan dua bentang. Pada bagian Span Length ketik 7 untuk panjang salah satu bentang. Karena jarak 2 bentang berbeda, nanti bentang yang sebelah kanan akan diedit menyesuaikan jarak 6 m yang diinginkan. Biarkan bagian checkbox Restraints terpilih agar sewaktu ditekan tombol OK, sudah teraplikasi jenis perletakannya. Selanjutnya jenis perletakan tsb bisa diedit sesuai kebutuhan. 10. Tekan tombol OK 11. Maka pada jendela utama akan terbelah 2. Sebelah kiri adalah tampilan 3 dimensi dan sebelah kanan tampilan 2 dimensi dalam bidang XY sbb: 12. Selanjutnya simpan file ini dengan cara menekan tombol File > Save..seperti ilustrasi gbr dibawah ini:

13 5 13. Maka akan muncul kotak dialog sbb: 14. Pada bagian File Name isikan nama file balok dan tekan tombol OK untuk memulai penyimpanan file 15. Klik tanda X pada jendela 3 D view agar jendela yang aktif hanya ada 1 yaitu bidang XY sbb:

14 6 16. Selanjutnya kita akan merubah bentang sebelah kanan menjadi 6 m. Klik Define > Coordinate System. Lihat ilustrasi berikut: 17. Maka akan muncul kotak dialog sbb:

15 7 18. Klik Modify/Show System. 19. Maka akan muncul kotak dialog sbb: 1. Ganti ini menjadi 6 2. Tekan tombol OK - Setelah selesai melakukan perubahan tekan tombol OK 2X. 20. Langkah selanjutnya adalah merubah perletakan sebelah kiri menjadi jepit. Klik joint pada perletakan sendi paling kiri. Selanjutnya klik menu Assign > Joint > Restraints. Lihat ilustrasi dibawah ini:

16 8 2. Klik Restraints 1. Pilih titik ini 21. Maka akan muncul kotak dialog sbb: Klik tombol ini 22. Klik tombol perletakan jepit. Maka semua check box Translation 1 3 dan Rotation 1 3 akan terpilih. Lihat ilustrasi gbr di atas. 23. Tekan tombol OK utnuk keluar dari kotak dialog diatas. 24. Maka perletakan kiri sudah berubah menjadi jepit. Liat gbr di bawah ini:

17 9 Perletakan jepit 25. Langkah selanjutnya adalah mendefiniskan dimensi balok. Klik Define > Frame/Cable Section.Lihat ilustrasi gbr di bawah ini 26. Selanjutnya akan muncul kotak dialog sbb: Pilih Add Rectangular

18 Pilih Add Rectangular pada bagian combobox seperti gbr diatas. 28. Klik Add New Property Maka akan muncul kotak dialog sbb: - Pada section name ganti FSEC1 menjadi balok - Pada bagian material pilih CONC (Jenis material yg digunakan ini nanti akan diedit datanya. - Pada bagian Dimensions: Ganti depth (t3) menjadi 0.6 Ganti Width(t2) menjadi Klik Reinforcement untuk mendefinisikan cover beton, selanjutnya akan muncul kotak dialog sbb:

19 11 1. Pilih ini 2. masukkan nilai cover beton 3. Tekan tombol OK 30. Selanjutnnya setelah semua data dimasukkan tekan tombol OK 2x. 31. Langkah berikutnya adalah mendefinisikan material beton dan tulangan. Klik Define > Material. Lihat ilustrasi gbr dibawah ini: 32. Maka akan muncul kotak dialog sbb:

20 Pilih CONC pada bagian material dan tekan tombol Modify/Show Material, maka akan muncul kotak dialog lagi sbb: Selanjutnya anda harus melakukan perubahan pada data data diatas sbb: - Pada bagian Type of Material pilih Isotropic - Pada bagian Analysis Property Data: Mass per unit Volume = 0 (untuk analisis dinamik tidak boleh 0, tetapi nilainya adalah berat volume dibagi dengan gravitasi) Weight per unit Volume = 2.4 (berat volume beton 2400 kg/m 3 ) Pada bagian Modulus of Elasticity, tekan tombol SHIFT pada keyboard dan tahan, kemudian klik mouse 2X dibagian nilainya. Maka akan muncul kotak dialog calculator sbb:

21 13 1. pilih unit 2. tulis rumus 4. Tekan tombol OK 3. Tekan tombol ini Setelah data data diisi seperti ilustrasu gbr diatas, selanjutnya tekan tombol OK 2x untuk kembali ke kotak dialog sebelumnya. Pada bagian Design Property data: Specified Concrete Comp Strength, fc=25mpa (diketik) Bending Reinforcement Yield stress, fy = 400Mpa Shear Reinforcement Yield stress, fys = 240Mpa 34. Setelah semua data selesai diisi, maka tekan tombol OK 2x untuk keluar dari menu material ini. 35. Pilih semua balok yang ada dengan cara mengklik elemen balok satu persatu. Selanjutnya klik menu Assign > Frame/Cable/Tendon > Frame Section. Lihat ilustrasi di bawah ini. 36. Maka selanjuntya akan muncul kotak dialog sbb:

22 14 Pilih B pada bagian Find this Property dan tekan tombol OK. Maka dimensi balok telah mnempel pada elemen yang kita buat. Lihat gbr di bawah ini: 37. Langkah selanjutnya adalah mendefinisikan tipe beban yang bekerja pada struktur balok yaitu beban mati (DL) yang termasuk berat sendiri dan beban mati luar, dan beban hidup (LL). Klik Define > Load Cases, maka akan muncul kotak dilaog sbb:

23 15 a. Pada bagian Load Case Ganti tulisan DEAD menjadi DL dan tekan tombol Modify Load b. Selanjutnya Pada bagian Load Name ketik kembali LL, pilih pada bagian type menjadi LIVE dan tekan tombol Add New Load. Jika telah selesai pada kotak dialog Define Load harus terlihat seperti gbr di bawah ini: c. Tekan tombol OK. 38. Selanjutnya adalah mendefinisikan kombinasi. Klik Define > Combination, maka akan muncul kotak dialog sbb:

24 16 a. Klik tombol Add New Combo, maka akan muncul kotak dialog sbb: - Ketik U1 pada bagian Response Combination Name - Pada bagian Scale Factor ganti 1 menjadi 1.2 dan tekan tombol Add - Ubah Case name dari DEAD menjadi LL dan ganti load factor 1.2 menjadi 1.6 dan tekan tombol Add. - Jika telah selesai maka akan tampak kombinasi U1 spt gambar di bawah ini:

25 17 - Tekan tombol Ok untuk selesai mendefinisikan kombinai U1 dan anda akan kembali ke kotak dialog Define Response Combinations. 39. Ulangi Langkah 38 untuk mendefinisikan kombinasi U2 40. Jika telah selesai mendefiniskan 2 kombinasi U1 dan U2, maka pada kotak dialog Define Response Combinations akan terlihat sbb: 41. Tekan tombol OK untuk keluar dari kotak dialog di atas. 42. Selanjutnya adalah menerapkan beban merata dan terpusat yang bekerja sebagai beban hidup pada balok. Klik balok sebelah kiri, dan klik menu Assign > Frame/Cable/Tendon Load > Distributed. Lihat ilustrasi gambar di bawah ini:

26 18 Maka akan muncul kotak dialog sbb: - Pada bagian Load Case Name ubah menjadi LL - Pada bagian Uniform Load ketik 2 - Tekan tombol OK untuk keluar. Maka pada balok sebelah kiri akan tergambar beban sbb:

27 Selanjutnya pilih balok sebelah kanan. Klik menu Assign > Frame/Cable/Tendon Load > Point. Lihat ilustrasi gambar di bawah ini. Maka akan muncul kotak dialog sbb:

28 20 a. Pilih Load Case Name menjadi LL b. Pada bagian Point Load Pilih radio button menjadi Absolute Distance From End I c. Pada point 1 ganti Distance menjadi 2, dan Load menjadi 10 d. Pada point 2 ganti distance menjadi 4 dan load menjadi 15 e. Tekan tombol OK untuk mengaplikasikan beban. 44. Maka pada balok senelah kanan telah teraplikasi beban terpusat sbb: 45. Selanjutnya anda akan menjalankan program. Klik menu Analyze > Set Analysis Options Liha tilustrasi gamba rdi bawah ini.

29 21 Maka akan muncul kotak dialog sbb: Pada gambar Uncheck UY, RX dan RZ. Selanjutnya tekan tombol OK. 46. Klik Analyze > Run Analysis, maka akan muncul kotak dialog sbb: Pada kotka dialog ini pilih Modal dan tekan tombol Run/Do Not Run Case, maksudnya bahwa kita tidak menjalankan analsisis dinamis pada model balok ini. Tekan tombol Run Now untuk proses analisis. Jika tidak ada kesalahan pada model maka akan terlihat pada gambar dibawah ini.

30 22 Tekan tombol OK. Selanjutnya anda akan melihat model defleksi balok seperti pada gambar dibawah ini: 47. untuk melihat gambar bidang momen, lintang dan normal, maupun torsi klik Display >Show Force/Stresses > Frame/Cable Liha tilustrasi gambar di bawah ini.

31 23 Maka akan muncul kotak dialog sbb: Sebagai contoh anda akan melihat gambar bidang momen untuk kombinasi U1. a. Pilih U1 pada bagian Case/Combo Name b. Pilih Momen 3 3 pada bagian Componen dan tekan tombol OK untuk melihat gambar dibawah ini:

32 24 c. Untuk melihat gambar bidang Lintang, normal dan torsi ulangi langkah diatas dan ubah pilihan pada bagian komponen. Lihat gambar bidang bidang tersebut di bawah ini: 48.Selesai. Gambar bidang Lintang/Shear 2 2.

33 25 TUTORIAL PORTAL 3 DIMENSI Struktur portal 3D beton bertulang seperti tergambar dibawah ini. Buatlah model dengan menggunakan SAP2000 dengan data data seperti yang terdapat di bawah ini dan Tentukan penulangan balok dan kolom. Pelat Lt-3 Lt kg 400 kg Lt kg Lt kg 200 kg Pelat Lt-2 4m 5m 5m 5m 450 kg 6m 6m 6m Data Data Dimensi Balok 40x60 Faktor Reduksi kekuatan Dimensi Kolom 50x50 Lentur, φ = 0,8 Mutu Beton untuk Kolom, f c 25 MPa Geser, Sengkang Spriral, φ = 0,7 Mutu Beton untuk balok, f c 25 MPa Geser, Sengkang persegi, φ = 0,65 Mutu Baja Deform, fy 400 MPa Aksial, φ = 0,6 Mutu Baja polos, fys 240 MPa Berat Volume beton 2400 kg/m 3 Tebal pelat lantai 2 dan 3 12 cm

34 Pembebanan Beban Mati (DL) Berat Sendiri Beban Mati Tambahan (SDL) pada W=150 Kg/m 2 pelat Lt 2 dan Lt 3 Beban Hidup (LL) Lt 3 W= 100 Kg/m 2 Beban Hidup (LL) Lt 2 W= 250 Kg/m 2 Beban Angin Lihat Gambar Kombinasi beban (1) 1,2 DL + 1,2 SDL + 1,6 LL (2) 0,75 (1,2 DL + 1,2 SDL + 1,6 LL+1,6 WL) 26 LANGKAH LANGKAH: 1) 1. Ubah unit satuan ke T m C dengan cara mengklik combobox yang ada di pojok kanan bawah seperti ilustrasi gbr berikut: 2) Selanjutnya untuk membuat model klik File > New Model seperti ilustrasi berikut: 3) Maka akan muncul template/library model sbb:

35 27 Klik model ini 4) Maka akan muncul kotak dialog sbb: Masukkan input input pada bagian Beam Slab Building Dimension seperti pada gambar di atas, dan check Use Custom Grid Spacing lalu klik tombol Edit Grid. 5) Maka akan muncul kotak dialog sbb:

36 28 Pilih Spacing pada bagian Display Grid As Ubah Grid Spacing Z2 dari 5 menjadi 4 Tekan tombol OK 2X untuk keluar. Maka pada jendela SAP2000 akan tampil Gambar 3D View sebelah kiiri dan 2D View bidang X Y sebelah kanan. 6) Klik File > Save, maka akan muncul kotak dialog sbb:

37 29 Berinama portak3d pada bagian File name dan tekan tombol Save. 7) Klik Define > Material, maka akan muncul kotak dialog sbb: 8) Pilih Material CONC dan tekan tombol Modify/Show Material, maka akan muncul kotak dialog sbb:

38 30 Masukan nilai 0 pada Mass per unit Volume Masukkan berat volume 2.4 t/m3 Masukkan Modulus of Elasticity Mpa F c = 25 Mpa Fy = 400 Mpa Fys = 240 Mpa a. Untuk memasukkan nilai nilai ini dapat menggunakan tombol SHIFT + Klik kiri mouse 2X dan akan muncul menu calculator. Dari menu ini anda dapat mengganti unit satuan untuk memasukkan data sesuai unit yang diinginkan. b. Setelah semua data selesai klik tombol OK 2x untuk keluar dari kotak dialog Material property. 9) Klik Define > Frame Sections, maka akan muncul kotak dialog sbb:

39 31 10) Pilih Add Rectangluar pada combo box 11) Klik Add New Property, maka akan muncul kotak dialog sbb: Pada section name ganti nama menjadi K Masukkan 0.5 pada Depth (t3) Masukkan 0.5 pada Width (t2) Klik tombol Concrete Reinforcement Maka akan muncul kotak dialog sbb:

40 32 Atur setting seperti gambar di atas dan tekan tombol OK 2X untuk keluar dari kotak dialog Rectangular Section dan kembali ke kotak dialog Frame Section. 12) Sekarang anda akan mendefinisnikan penampang balok. Klik kembali Add Rectangular dan tombol Add New Property, maka akan muncul kotak dialog sbb:

41 Masukkan 0.6 Pada Depth Masukkan 0.4 pada Width Klik tombol Concrete Reinforcement, maka akan muncul kotak dialog sbb: 33 Masukkan cover top dan bottom 0.04 dan tekan tombol OK 3X untuk keluar dari kotak dialog Frame Property. 13) Langkah selanjutnya adalah mendefinisikan tipe beban yang bekerja. Klik Define > Load Cases, maka akan muncul kotak dialog sbb: Ubah DEAD menjadi DL pada bagian Load Name dan tekan tombol Modify Load Kemudian ubah kembali DL menjadi SDL dan pilih Super Dead pada Type dan tekan tombol Add New Load

42 Ubah kembali SDL menjadi LL, pilih LIVE pada Type dan tekan tombol Add New Load. Ubah kembali LL menjadi WL, pilih WIND pada Type dan tekan tombol Add New Load. Jika semua sudah selesai maka anda akan melihat tampilan sbb: 34 Tekan tombol OK. 14) Klik Define > Analyzes Case, maka akan muncul kotak dialog sbb: Klik DEAD dan tekan tombol Modify/Show Cases, maka akan muncul kotak dialog sbb:

43 35 Ubah DEAD pada bagian Analyses Case Name menjadi DL dan tekan tombol OK 2X. 15) Klik Define > Combination, maka akan muncul kotak dialog sbb: Klik tombol Add New Combo, maka akan muncul kotak dialog sbb:

44 36 Ketik U1 pada bagian Response Combination Name Pada bagian Scale Factor ganti 1 menjadi 1.2 dan tekan tombol Add Ubah Case name dari DL menjadi SDL dan tekan tombol Add. Ubah Case name dari SDL menjadi LL dan ganti load factor 1.2 menjadi 1.6 dan tekan tombol Add. Jika telah selesai maka akan tampak kombinasi U1 spt gambar di bawah ini: Ulangi Langkah 13 untuk mendefinisikan kombinasi U2 Jika telah selesai mendefiniskan 2 kombinasi U1 dan U2, maka pada kotak dialog Define Response Combinations akan terlihat sbb:

45 Tekan tombol OK untuk keluar dari kotak dialog di atas. 16) Aktifkan jendela X Y dengan cara mengklik jendela sebelah kanan. 17) Pilih semua joint pada bagian tumpuan. 18) Klik Assign > Joint Restraints, maka akan muncul kotak dialog sbb: 37 Klik tombol ini Maka secara otomatis semua perletakan berubah menjadi Jepit. 19) Pilih semua elemen dengan cara mengklik Icon All yang ada disebalah kanan. 20) Klik Assign > Frame/Cable/Tendon > Frame Section, maka akan muncul kotak dialog sbb: Pilih K dan tekan tombol OK, maka semua dimensi balok dan kolom berubah menjadi section K (Kolom). Selanjutnya anda tinggal mengganti section untuk balok yang baru berubah menjadi kolom untuk diubah kembali ke balok.

46 21) Pilih bidang X Y dan pilih semua balok dengan cara windows ) Pindah ke dengan cara mengklik icon yang ada diatas dan pilih semua elemen balok dengan cara windows. 23) Klik Assign > Frame/Cable/Tendon > Frame Section, maka akan muncul kotak dialog sbb: Pilih B dan tekan tombol OK. Maka semua elemen balok berubah propertynya menjadi B. Lihat gambar di bawah ini.

47 24) Sekarang anda perlu mendefinisikan properti untuk pelat. Klik Define > Area Section, maka akan muncul kotak dialog sbb: 39 25) Klik Modify / Show Section, maka akan mucul kotak dialog sbb: Ganti nilai Membarane menjadi 0.12 Ganti nilai bending menjadi 0.12 Tekan tombol OK. 26) Langkah selanjutnya adalah mengaplikasikan beban mati tambahan pada lantai 2 dan 3. Klik jendela sebelah kiri atau tampilan X Y pilih semua pelat pada lantai 2,

48 40 dan pindah ke level Z=9 dengan menggunakan icon panah ke atas. Selanjutnya pilih semua pelat pada level lantai tsb dengan cara windows. 27) Klik Assign > Area Load > Uniform (Shell), maka akan muncul kotak dialog sbb: Pilih load cases SDL Pilih unit satuan ke Kg, m,c Masukkan beban 150. Tekan tombol OK, maka beban SDL sebear 150 kg/m 2 telah ada di pelat. 28) Pada X Y pilih semua pelat pada level ini dengan cara windows. 29) Klik Assign > Area Load > Uniform (Shell), maka akan muncul kotak dialog sbb: Pilih load cases LL Pilih unit satuan ke Kg, m,c Masukkan beban 100. Tekan tombol OK, maka beban LL sebear 100 kg/m 2 telah ada di pelat. 30) Pindah Pada X Y dengan menggunakan icon panah ke atas.pilih semua pelat pada level ini dengan cara windows.

49 31) Klik Assign > Area Load > Uniform (Shell), maka akan muncul kotak dialog sbb: 41 Pilih load cases LL Pilih unit satuan ke Kg, m,c Masukkan beban 250. Tekan tombol OK, maka beban LL sebear 250 kg/m 2 telah ada di pelat. 32) Langkah selanjutnya adalah memasukkan beban terpusat angin pada joint. Tapi terlebih dahulu tampilkan no joint dengan cara mengklik icon dialog sbb:, maka akan muncul kotak Pada bagian Joints check label Pada bagian Frame/Cables/Tendon, check label Tekan tombol OK. Maka pada layar 3D View akan muncul no joint dan no frame sbb:

50 42 33) Pilih Joint 2 dan 8 dengan cara mengkliknya. 34) Klik Assign > Joint Load > Force, maka akan muncul kotak dialog sbb: Pilih WL pada bagian Load Case Name Ubah unit satuan ke Kgf,m,C Masukkan nilai 450 pada Force Global X, maka pada jendela 3D View akan tampil Gaya yang baru anda masukkan. 35) Pilih Joint 5 dengan cara mengkliknya. 36) Klik Assign > Joint Load > Force, maka akan muncul kotak dialog sbb:

51 43 Pilih WL pada bagian Load Case Name Ubah unit satuan ke Kgf,m,C Masukkan nilai 900 pada Force Global X, maka pada jendela 3D View akan tampil Gaya yang baru anda masukkan. 37) Pilih Joint 3 dan 9 dengan cara mengkliknya. 38) Klik Assign > Joint Load > Force, maka akan muncul kotak dialog sbb: Pilih WL pada bagian Load Case Name Ubah unit satuan ke Kgf,m,C Masukkan nilai 200 pada Force Global X, maka pada jendela 3D View akan tampil Gaya yang baru anda masukkan. 39) Pilih Joint 6 dengan cara mengkliknya. 40) Klik Assign > Joint Load > Force, maka akan muncul kotak dialog sbb:

52 44 41) Langkah selanjutnya adalah menjalankan program. Klik Analyze > Set Analyze Options, maka akan muncul kotak dialog sbb: Pada kotak dialog ini pastikan Space Frame anda klik dan tekan tombol OK. 42) Klik Analyze > Run Anlyses, maka akan muncul kotak dialog sbb:

53 45 Klik MODAL pada case nama dan tekan tombol Run/Do Not Run Case. Ini maksudnya anda tidak akan menjalankan analisis dinamis. 43) Tekan tombol Run Now. 44) Maka dalam beberapa saat jendela window akan tampil tampilan sbb: Jika tidak ada kesalahan maka program akan tampak seperti pada gambar di atas. Tekan tombol OK 45) Pada jendela 3D View anda dapat melihat hasil defleksi struktur sbb:

54 46 46) Untuk melihat hasil momen, torsi atau gaya lintang dan normal anda dapat mengakses menu Display > Show Force/Stresses. 47) Selesai.

55 Latihan Soal Universitas Lampung i BALOK MENERUS BETON BERTULANG 2 DIMENSI Struktur balok menerus beton bertulang seperti tergambar dibawah ini. Buatlah model dengan menggunakan SAP2000 dengan data data seperti yang terdapat di bawah ini. 20 KN/m 15 KN 20 KN 10 m 3 m 4 m 3 m Data Data Dimensi Balok Lebar, t3=15 cm Tinggi(t2)=30 cm Mod. Elastisitas, E 4700 f c = MPa Mutu Beton, f c 25 MPa Berat Volume beton 2400 kg/m 3 Pembebanan Beban Mati (DL) Berat Sendiri Balok Beban Hidup (LL) W=20 KN/m P=15 KN P=20 KN Kombinasi beban 1,2 DL + 1,6 LL Langkah Langkah: 1. Tentukan unit Satuan KN m 2. Menentukan model Menu File 3. Mendefinisikan Material 4. Mendefinisikan Dimensi Penampang 5. Mendefinisikan Jenis Pembebanan Menu Define 6. Mendefinisikan Kombinasi Pembebanan 7. Meng assign penampang 8. Meng assign pembebanan Menu Assign 9. Meng assign jenis perletakan (jika belum) 10. Meng analyze model 11. Me running model 12. Melihat Diagram Momen Lintang 13. Melihat reaksi perletakan, defleksi Menu Define Menu Display

56 Latihan Soal Universitas Lampung PORTAL FRAME BETON BERTULANG 2 DIMENSI ii Struktur portal frame beton bertulang seperti tergambar dibawah ini. Buatlah model dengan menggunakan SAP2000 dengan data data seperti yang terdapat di bawah ini. H=150kg P=200kg W=100 kg/m 3m 5m 4m 5m 7m Data Data Dimensi Balok Lebar, t3=15 cm Tinggi(t2)=30 cm Dimensi Kolom T3= 40 cm T2= 60 cm Mod. Elastisitas, E 4700 f c = MPa Mutu Beton, f c 25 MPa Berat Volume beton 2400 kg/m 3 Pembebanan Beban Mati (DL) Berat Sendiri Balok Beban Hidup (LL) W=100 Kg/m P=200 Kg Beban Angin (WL) H= 150 Kg Kombinasi beban (1) 1,2 DL + 1,6 LL (2) 1,2 DL + 1,6 LL + 1,6 WL

57 Latihan Soal Universitas Lampung iii TRUSS RANGKA BAJA 2 DIMENSI Struktur truss baja seperti tergambar dibawah ini. Buatlah model dengan menggunakan SAP2000 dengan data data seperti yang terdapat di bawah ini. 5m ½ W W W W W W ½ W 6x@5m Data Data Dimensi Batang atas 2L5x5x3/4 3/8 Dimensi Batang Bawah 2L4x4x1/2 3/8 Dimensi batang tegak & diagonal 2L5x5x3/4 3/8 Mod. Elastisitas, E MPa Mutu Baja, fy 248 MPa Berat Volume baja 7850 kg/m 3 Pembebanan Beban Mati (DL) Berat Sendiri rangka batang Beban Mati Tambahan (SDL) W=4,5 Ton Beban Hidup (LL) W=18 Ton Kombinasi beban DL + LL

58 Latihan Soal Universitas Lampung iv PORTAL FRAME BAJA 2 DIMENSI Struktur rangka baja seperti tergambar dibawah ini. Buatlah model dengan menggunakan SAP2000 dengan data data seperti yang terdapat di bawah ini. W4 3W 2W 1,5W W1 W2 W3 W6 W5 4m 5m 6m 4m 5m 6m Data Data Dimensi Balok W14x48 Dimensi Kolom W8x40 Mod. Elastisitas, E MPa Mutu Baja, fy 248 MPa Berat Volume baja 7850 kg/m 3 Pembebanan Beban Mati (DL) Berat Sendiri portal baja Beban Mati Tambahan (SDL) W1=200 kg W2=400 kg W3=400 kg Beban Hidup (LL) W1=500 kg W4=100 kg W2=750 kg W5=150 kg W3=750 kg W6=150 kg Beban Angin (WL) W= 4 ton Kombinasi beban (1) DL (2) DL + LL + WL

59 Latihan Soal Universitas Lampung v PORTAL FRAME BETON BERTULANG 3 DIMENSI Struktur portal 3D beton bertulang seperti tergambar dibawah ini. Buatlah model dengan menggunakan SAP2000 dengan data data seperti yang terdapat di bawah ini dan Tentukan penulangan balok dan kolom. Pelat Lt-3 Lt kg 400 kg Lt kg Lt kg 200 kg Pelat Lt-2 4m 5m 5m 5m 450 kg 6m 6m 6m Data Data Dimensi Balok 40x60 Faktor Reduksi kekuatan Dimensi Kolom 50x50 Lentur, φ = 0,8 Mutu Beton untuk Kolom, f c 30 MPa Geser, Sengkang Spriral, φ = 0,7 Mutu Beton untuk balok, f c 25 MPa Geser, Sengkang persegi, φ = 0,65 Mutu Baja, fy 248 MPa Aksial, φ = 0,6 Berat Volume beton 2400 kg/m 3 Tebal pelat lantai 2 dan 3 12 cm Pembebanan Beban Mati (DL) Berat Sendiri Beban Mati Tambahan (SDL) pada W=150 Kg/m 2 pelat Lt 2 dan Lt 3 Beban Hidup (LL) Lt 3 W= 100 Kg/m 2 Beban Hidup (LL) Lt 2 W= 250 Kg/m 2 Beban Angin Lihat Gambar Kombinasi beban (1) 1,2 DL + 1,2 SDL + 1,6 LL (2) 0,75 (1,2 DL + 1,2 SDL + 1,6 LL+1,6 WL)

60 Latihan Soal Universitas Lampung vi PORTAL FRAME BAJA 3 DIMENSI Struktur portal 3D dari baja seperti tergambar dibawah ini. Buatlah model dengan menggunakan SAP2000 dengan data data seperti yang terdapat di bawah ini dan Tentukan apakah penampang balok dan kolom mampu menahan beban yang ada dengan menggunakan metode Allowable Stress Design (ASD)/metode elastis. Pelat Lt-3 Lt kg 400 kg Lt kg Lt kg 200 kg Pelat Lt-2 4m 5m 5m 5m 450 kg 6m 6m 6m Data Data Dimensi Balok W14x48 Dimensi Kolom W8x40 Mutu Baja, fy 248 MPa Mod. Elastisitas Baja, E MPa Berat Volume baja 7850 kg/m 3 Tebal pelat beton lantai 2 dan 3 12 cm Pembebanan Beban Mati (DL) Berat Sendiri Beban Mati Tambahan (SDL) pada pelat Lt 2 dan Lt 3 W=150 Kg/m 2 Beban Hidup (LL) Lt 3 W= 100 Kg/m 2 Beban Hidup (LL) Lt 2 W= 250 Kg/m 2 Beban Angin Lihat Gambar Kombinasi beban (1) DL + SDL + LL (2) DL + SDL + LL + WL

61 Latihan Soal Universitas Lampung vii ANALISIS DINAMIS RESPONSE SPECTRUM Struktur portal 2D dari beton bertulang seperti tergambar dibawah ini. Portal direncanakan menderita beban gempa Response Spectrum peta gempa wilayah 3 Indonesia. Buatlah model struktur gedung tsb. QLL = 1000 Kg/m Shear Wall t=30 cm 30x50 5m 50x50 5m 5m Koef Gempa, c g 0,20 0,15 5m 5m 5m Wil. 3 0,10 0,07 0,05 0 0,5 1,0 2,0 3,0 Periode, s 0,035 0,025 Tanah Lunak Tanah Keras Respon spektrum untuk wilayah 3 Indonesia. Data Data Dimensi Balok 30x50 cm Dimensi Kolom 50x50 cm Mutu Baja, fy 248 MPa Massa Volume Beton 2400/9.81 Kg.s 2 /m 2 Berat Volume beton 2400 kg/m 3 Tebal Dinding Geser, Shear Wall, t 30 cm Pembebanan Beban Mati (DL) Berat Sendiri Beban Hidup (LL) W= 1000 Kg/m Beban Gempa (Response Spectrum) Kombinasi beban (1) 1,2 DL + 1,2 SDL + 1,6LL (2) 0,9 DL + 0,9 SDL + 0,9 EQ

TUTORIAL PORTAL 3 DIMENSI

TUTORIAL PORTAL 3 DIMENSI 1 TUTORIAL PORTAL 3 DIMENSI Struktur portal 3D beton bertulang seperti tergambar dibawah ini. Buatlah model dengan menggunakan SAP2000 dengan datadata seperti yang terdapat di bawah ini dan Tentukan penulangan

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR FRAME-SHEAR WALL

ANALISIS STRUKTUR FRAME-SHEAR WALL ANALISIS STRUKTUR FRAME-SHEAR WALL Suatu model struktur portal dengan dinding geser ( shear wall ) bangunan gedung 6 lantai dari beton bertulang dengan konfigurasi seperti pada gambar. Atap Lantai 5 3,5m

Lebih terperinci

KONSTRUKSI RANGKA BATANG

KONSTRUKSI RANGKA BATANG KONSTRUKSI RANGKA BATANG Tujuan Pembelajaran Umum Mahasiswa mampu menyelesaikan analisa struktur dengan cara Analisa Struktur Metode Matriks (ASMM) 3.6 Konstruksi Rangka Batang Tujuan Pembelajaran Khusus

Lebih terperinci

TRANSFORMASI SUMBU KOORDINAT

TRANSFORMASI SUMBU KOORDINAT TRANSFORMASI SUMBU KOORDINAT Tujuan Pembelajaran Umum Mahasiswa mampu menyelesaikan analisa struktur dengan cara Analisa Struktur Metode Matriks (ASMM) 3.5 Pendahuluan Transformasi Sumbu Koordinat Tujuan

Lebih terperinci

PENGANTAR SAP2000. Model Struktur. Menu. Toolbar. Window 2. Window 1. Satuan

PENGANTAR SAP2000. Model Struktur. Menu. Toolbar. Window 2. Window 1. Satuan MODUL SAP2000 V 11 PENGANTAR SAP2000 Program SAP2000 sebagai salah satu program rekayasa teknik sipil yang berbeda dengan program komputer pada umumnya. Hal ini disebabkan pengguna program ini dituntut

Lebih terperinci

Pertemuan 4 DEFINE, ASSIGN & ANALYZE

Pertemuan 4 DEFINE, ASSIGN & ANALYZE Halaman 1 dari Pertemuan 4 Pertemuan 4 DEFINE, ASSIGN & ANALYZE 4.1 Define Material & Section Define material bertujuan untuk menentukan karakteristik material yang digunakan dalam analisis struktur. Karakteristik

Lebih terperinci

By SUGITO Call :

By SUGITO Call : By SUGITO 075534007 Call : 085655141009 ANALISIS TANGGA 3D SAP2000 15.0 Data perencanaan tangga Tinggi antar lantai = 4 m Lebar tanga = 1 m Tebal pelat tanga = 12 cm Tebal pelat bordes = 12 cm Beban hidup

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan dari bulan Februari sampai bulan Juli 2012 di Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian

Lebih terperinci

MODEL PORTAL 3 DIMENSI

MODEL PORTAL 3 DIMENSI MODEL PORTAL 3 DIMENSI Portal direncanakan menggunakan code ACI 318-05/IBC 2003 dengan mutu baja dengan tegangan leleh Fy = 240000 KN/m, dan Mutu Beton f c = 25 Mpa. Kombinasi pembebanan sebagai berikut

Lebih terperinci

TUTORIAL PERHITUNGAN STRUKTUR DENGAN SAP 2000 V.14

TUTORIAL PERHITUNGAN STRUKTUR DENGAN SAP 2000 V.14 TUTORIAL PERHITUNGAN STRUKTUR DENGAN SAP 2000 V.14 ANALISA STRUKTUR FRAME 2D DENGAN SAP 2000 V.14 Secara garis besar, Tahapan analisis dan desain pada SAP 2000 v.14 terpisah dalam dua tahap yaitu : Tahap

Lebih terperinci

PEMODELAN DERMAGA DENGAN SAP 2000

PEMODELAN DERMAGA DENGAN SAP 2000 BAB 5 PEMODELAN DERMAGA DENGAN SAP 2000 Dalam mendesain struktur dermaga, analisis kekuatan struktur dan dilanjutkan dengan menentukan jumlah maupun jenis tulangan yang akan digunakan. Dalam melakukan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha 76 LAMPIRAN 77 Lampiran 1 Langkah-langkah pengerjaan analisis dengan menggunakan software etabs: 1. Membuka program dengan mengklik icon atau diambil dari start program Gambar L1. Tampilan awal program

Lebih terperinci

Modul SAP2000 Ver.7.42

Modul SAP2000 Ver.7.42 Modul SAP2000 Ver.7.42 Disusun oleh: Ir. Thamrin Nasution Staf Pengajar KOPERTIS WIL-I dpk. ITM Departemen Teknik Sipil FTSP. ITM thamrin_nst@hotmail.co.id thamrinnst.wordpress.com Praktikum Komputer SAP2000

Lebih terperinci

Pertemuan 5 INTERPRETASI REAKSI PELETAKAN DAN GAYA DALAM

Pertemuan 5 INTERPRETASI REAKSI PELETAKAN DAN GAYA DALAM Halaman 1 dari Pertemuan 5 Pertemuan 5 INTERPRETASI REAKSI PELETAKAN DAN GAYA DALAM Beberapa ketentuan yang dapat digunakan untuk interpretasi reaksi peletakan dan gaya dalam adalah sebagai berikut: Interpretasi

Lebih terperinci

Menghitung Jembatan Baja dengan SAP 2000 V.14

Menghitung Jembatan Baja dengan SAP 2000 V.14 Menghitung Jembatan Baja dengan SAP 2000 V.14 Diketahui seatu jembatan rangka baja dengan data sebagai berikut : Bentang 6 x 6,0 m, tinggi 5,0 m Profil yang digunakan IWF 14 x 90 Fy = 240 Mpa Beban yang

Lebih terperinci

Analisis Dinamik Struktur dengan Respon Spektrum berdasarkan SNI 1726:2012 menggunakan SAP2000

Analisis Dinamik Struktur dengan Respon Spektrum berdasarkan SNI 1726:2012 menggunakan SAP2000 Analisis Dinamik Struktur dengan Respon Spektrum berdasarkan SNI 1726:2012 menggunakan SAP2000 Baru-baru ini, Indonesia mengeluarkan regulasi baru tentang standar perencanaan ketahanan gempa untuk bangunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi penelitian Metode yang digunakan dalam menentukan nilai dan hasil perkiraan akhir struktur kolom,balok dan pelat lantai dari proyek office citra raya di kabupaten

Lebih terperinci

Modul SAP2000 Ver.7.42

Modul SAP2000 Ver.7.42 Modul SAP2000 Ver.7.42 Praktikum Komputer SAP2000 Sesi Ketiga BANGUNAN PORTAL Disusun oleh : Ir. Thamrin Nasution Disusun oleh : Ir. Thamrin Nasution Staf Pengajar KOPERTIS WIL-I dpk. ITM Departemen Teknik

Lebih terperinci

Oleh I Gusti Ngurah Putu Dharmayasa, ST, MT Jurusan Teknik Sipil - Undiknas

Oleh I Gusti Ngurah Putu Dharmayasa, ST, MT Jurusan Teknik Sipil - Undiknas Oleh I Gusti Ngurah Putu Dharmayasa, ST, MT Jurusan Teknik Sipil - Undiknas Dapatkah hasil perhitungan ETABS dapat diterima? Suatu program atau software untuk perhitungan struktur, hasilnya harus dapat

Lebih terperinci

Modul SAP2000 Ver.7.42

Modul SAP2000 Ver.7.42 Modul SAP2000 Ver.7.42 Praktikum Komputer SAP2000 Sesi Kedua BANGUNAN RANGKA Disusun oleh : Ir. Thamrin Nasution Staf Pengajar KOPERTIS WIL-I dpk. ITM Departemen Teknik Sipil FTSP. ITM thamrin_nst@hotmail.co.id

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS STRUKTUR

BAB V ANALISIS STRUKTUR 66 BAB V ANALISIS STRUKTUR A. Model Pengoprasian Etabs Untuk menganalisis sebuah bangunan diperlukan tahapan perhitungan beban struktur, setelah itu baru analisis struktur. Perhitungan beban struktur sudah

Lebih terperinci

MODEL STRUKTUR SLOPPED TRUSS

MODEL STRUKTUR SLOPPED TRUSS BAB 3 MODEL STRUKTUR SLOPPED TRUSS Setelah berlatih memodelkan struktur shell, berikut kita akan memodelkan struktur truss dan dilanjutkan dengan proses analisis dan desain struktur menggunakan SAP200

Lebih terperinci

Kita akan menyelesaikan permasalahan struktur kuda-kuda berikut, Panjang Bentang = 10 meter; Tinggi = 3m.

Kita akan menyelesaikan permasalahan struktur kuda-kuda berikut, Panjang Bentang = 10 meter; Tinggi = 3m. BELAJAR SAP 2000 (Ref : Struktur 2D & 3D dengan SAP 2000, Handi Pramono, disadur ulang dengan penambahan keterangan oleh penyusun dengan menggunakan SAP 2000 ver 9,03 untuk latihan) Penyusun : MUHAMMAD

Lebih terperinci

Langkah-langkah pengerjaan analisis dengan menggunakan software etabs: 1. Membuka program dengan mengklik icon atau diambil dari start program

Langkah-langkah pengerjaan analisis dengan menggunakan software etabs: 1. Membuka program dengan mengklik icon atau diambil dari start program Langkah-langkah pengerjaan analisis dengan menggunakan software etabs: 1. Membuka program dengan mengklik icon atau diambil dari start program Gambar Tampilan awal program 2. Kemudian membuat grid dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP Data Diri Nama : Yan Malegi Diardi Jenis Kelamin : Laki - laki Tempat Lahir : Bandung Tanggal Lahir : 03 Maret 1990 Telepon : 08562042300 Alamat Lengkap : Jl. Margajaya II No.12

Lebih terperinci

PERANCANGAN GEDUNG STRUKTUR BAJA GEDUNG 5 LANTAI MENGGUNAKAN PROGRAM SAP 2000

PERANCANGAN GEDUNG STRUKTUR BAJA GEDUNG 5 LANTAI MENGGUNAKAN PROGRAM SAP 2000 PERANCANGAN GEDUNG STRUKTUR BAJA GEDUNG 5 LANTAI MENGGUNAKAN PROGRAM SAP 2000 A. KETENTUAN BANGUNAN 1. Gedung direncanakan untuk bangunan sekolah di semarang, 2. Ukuran bangunan 10 x 20 m, 3. Struktur

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. L.1 Denah Tampak Depan Struktur Dermaga 59 L.2 Denah Tampak Samping Struktur Dermaga 60 L.3 Denah Pembalokan Struktur Dermaga 61

DAFTAR LAMPIRAN. L.1 Denah Tampak Depan Struktur Dermaga 59 L.2 Denah Tampak Samping Struktur Dermaga 60 L.3 Denah Pembalokan Struktur Dermaga 61 DAFTAR LAMPIRAN L.1 Denah Tampak Depan Struktur Dermaga 59 L.2 Denah Tampak Samping Struktur Dermaga 60 L.3 Denah Pembalokan Struktur Dermaga 61 L.4 Tabel Fungsi D untuk Pertambahan Nilai D L L 0 62 L.5

Lebih terperinci

BAB IV PERENCANAAN STRUKTUR. lantai, balok, kolom dan alat penyambung antara lain sebagai berikut :

BAB IV PERENCANAAN STRUKTUR. lantai, balok, kolom dan alat penyambung antara lain sebagai berikut : BAB IV PERENCANAAN STRUKTUR 4.1 Pendahuluan Pada bab ini menjelaskan tentang perencanaan struktur gedung untuk penempatan mesin pabrik pengolahan padi PT. Arsari Pratama menggunakan profil baja. Pada kajian

Lebih terperinci

Jl. Banyumas Wonosobo

Jl. Banyumas Wonosobo Perhitungan Struktur Plat dan Pondasi Gorong-Gorong Jl. Banyumas Wonosobo Oleh : Nasyiin Faqih, ST. MT. Engineering CIVIL Design Juli 2016 Juli 2016 Perhitungan Struktur Plat dan Pondasi Gorong-gorong

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Perhitungan Beban Gempa Statik Ekivalen

LAMPIRAN A. Perhitungan Beban Gempa Statik Ekivalen LAMPIRAN A Perhitungan Beban Gempa Statik Ekivalen Beban gempa direncanakan dengan prosedur gaya lateral ekivalen berdasarkan pada RSNI3 03-1726-201x. A. Berat keseluruhan bangunan. 1. Berat atap a. Beban

Lebih terperinci

Pertemuan 10 DESAIN BETON BERTULANG 1

Pertemuan 10 DESAIN BETON BERTULANG 1 Halaman 1 dari Pertemuan 10 Pertemuan 10 DESAIN BETON BERTULANG 1 Proses DESAIN BETON BERTULANG dapat dilakukan dengan langkah-langkah penting sebagai berikut: a. Asumsi Pembebanan (di luar SAP2000) sesuai

Lebih terperinci

MAIN COURSE. Chapter 1 : Something Always In Your Mind About SAP Inside : 10 Step of SAP2000 Calculation and Analysis, Axes, Grid, etc

MAIN COURSE. Chapter 1 : Something Always In Your Mind About SAP Inside : 10 Step of SAP2000 Calculation and Analysis, Axes, Grid, etc MAIN COURSE Chapter 1 : Something Always In Your Mind About SAP Inside : 10 Step of SAP2000 Calculation and Analysis, Axes, Grid, etc Chapter 2 : Beam Analysis Inside : How To Created your First Structure,

Lebih terperinci

Pertemuan 8 KUBAH TRUSS BAJA

Pertemuan 8 KUBAH TRUSS BAJA Halaman 1 dari Pertemuan 8 Pertemuan 8 KUBAH TRUSS BAJA Gambar di bawah ini adalah DENAH ATAP dan TAMPAK TRUSS B yang simetri dari struktur atap konstruksi baja berbentuk kubah yang akan digunakan dalam

Lebih terperinci

Pertemuan 13 ANALISIS P- DELTA

Pertemuan 13 ANALISIS P- DELTA Halaman 1 dari Pertemuan 13 Pertemuan 13 ANALISIS P- DELTA 13.1 Pengertian Efek P-Delta (P-Δ) P X B P Y 1 2x A H A = P x V A = P y (a) (b) Gambar 13.1 Model Struktur yang mengalami Efek P-Delta M A2 =

Lebih terperinci

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan BAB III METEDOLOGI PENELITIAN 3.1 Prosedur Penelitian Pada penelitian ini, perencanaan struktur gedung bangunan bertingkat dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan perhitungan,

Lebih terperinci

Gambar 2.2. Notasi dimensi elemen struktur balok dan kolom

Gambar 2.2. Notasi dimensi elemen struktur balok dan kolom BAB 2. RANGKA PORTAL (FRAME) 2 DIMENSI ANALISIS STATIK 2.1 Info Model Dimensi elemen struktur: Balok (h/b) : 40/30 Kolom (hc/bc) : 40/40 Tebal pelat : 12 cm (lantai) 10 cm (atap) Mutu bahan: Beton : fc

Lebih terperinci

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR FLAT PLATE BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG EMPAT LANTAI TAHAN GEMPA

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR FLAT PLATE BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG EMPAT LANTAI TAHAN GEMPA ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR FLAT PLATE BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG EMPAT LANTAI TAHAN GEMPA Helmi Kusuma NRP : 0321021 Pembimbing : Daud Rachmat Wiyono, Ir., M.Sc FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS PERTEMUAN BALOK KOLOM BERBENTUK T STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG DENGAN PEMODELAN STRUT-AND- TIE ABSTRAK

STUDI ANALISIS PERTEMUAN BALOK KOLOM BERBENTUK T STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG DENGAN PEMODELAN STRUT-AND- TIE ABSTRAK STUDI ANALISIS PERTEMUAN BALOK KOLOM BERBENTUK T STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG DENGAN PEMODELAN STRUT-AND- TIE Tidaryo Kusumo NRP : 0821035 Pembimbing: Winarni Hadipratomo, Ir ABSTRAK Strut-and-tie model

Lebih terperinci

MENAMBAHKAN CANOPY. Gambar 5.1 Canopy dengan fungsi ganda

MENAMBAHKAN CANOPY. Gambar 5.1 Canopy dengan fungsi ganda MENAMBAHKAN CANOPY Salah satu masalah yang menurut kami sangat mengganggu adalah penambahan canopy pada ruko (dan juga rumah tinggal) setelah bangunan tersebut digunakan/ditempati. Alasan yang paling umum

Lebih terperinci

BAB III PETUNJUK PEMAKAIAN PROGRAM

BAB III PETUNJUK PEMAKAIAN PROGRAM III-1 BAB III PETUNJUK PEMAKAIAN PROGRAM 3.1. Mengenal POSTSAP 1.00 POSTSAP merupakan program desain yang berbasis windows yang diciptakan dan dikembangkan untuk menyelesaikan perhitungan desain beton

Lebih terperinci

PENGARUH PENINGKATAN KAPASITAS AIR TERHADAP KEKUATAN STRUKTUR BAK SEDIMENTASI PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR

PENGARUH PENINGKATAN KAPASITAS AIR TERHADAP KEKUATAN STRUKTUR BAK SEDIMENTASI PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR PENGARUH PENINGKATAN KAPASITAS AIR TERHADAP KEKUATAN STRUKTUR BAK SEDIMENTASI PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR I Komang Muliartha NRP : 0021080 Pembimbing : Olga Pattipawaej, Ph.D FAKULTAS TEKNIK JURUSAN

Lebih terperinci

Perancangan Balok Beton Bertulang dengan SAP2000 1

Perancangan Balok Beton Bertulang dengan SAP2000 1 Perancangan Balok Beton Bertulang dengan SAP2000 1 Wiryanto Dewobroto (http://sipil-uph.tripod.com) 2 Makalah ini membahas detail langkah-langkah perancangan balok beton bertulang dengan SAP2000, sekaligus

Lebih terperinci

Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III. oleh:

Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III. oleh: PERBANDINGAN ANTARA PERHITUNGAN GAYA DALAM MENGGUNAKAN METODE MATRIKS DENGAN PROGRAM ANALISA STRUKTUR DAN PERHITUNGAN PENULANGAN PADA BALOK PORTAL MELINTANG AS 1-1 PADA PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN DE

Lebih terperinci

B A B III M E T O D E P E R E N C A N A A N

B A B III M E T O D E P E R E N C A N A A N B A B III M E T O D E P E R E N C A N A A N 3.1 Asumsi-Asumsi Dalam Perencanaan Konstruksi 3.1.1 Asumsi Dalam Perencanaan Konstruksi Asumsi ini digunakan untuk mempermudah dalam perhitungan konstruksi

Lebih terperinci

BAB IV PEMODELAN STRUKTUR

BAB IV PEMODELAN STRUKTUR BAB IV PEMODELAN STRUKTUR Pada bagian ini akan dilakukan proses pemodelan struktur bangunan balok kolom dan flat slab dengan menggunakan acuan Peraturan SNI 03-2847-2002 dan dengan menggunakan bantuan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA STRUKTUR

BAB IV ANALISA STRUKTUR BAB IV ANALISA STRUKTUR 4.1 Data-data Struktur Pada bab ini akan membahas tentang analisa struktur dari struktur bangunan yang direncanakan serta spesifikasi dan material yang digunakan. 1. Bangunan direncanakan

Lebih terperinci

APLIKASI TEKLA STRUCTURES DAN SAP 2000 PADA PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BAJA TUGAS AKHIR A. A. NGURAH GITA MANTRA

APLIKASI TEKLA STRUCTURES DAN SAP 2000 PADA PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BAJA TUGAS AKHIR A. A. NGURAH GITA MANTRA APLIKASI TEKLA STRUCTURES DAN SAP 2000 PADA PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BAJA TUGAS AKHIR A. A. NGURAH GITA MANTRA 0904105029 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2015 ABSTRAK Aplikasi

Lebih terperinci

fc ' = 2, MPa 2. Baja Tulangan diameter < 12 mm menggunakan BJTP (polos) fy = 240 MPa diameter > 12 mm menggunakan BJTD (deform) fy = 400 Mpa

fc ' = 2, MPa 2. Baja Tulangan diameter < 12 mm menggunakan BJTP (polos) fy = 240 MPa diameter > 12 mm menggunakan BJTD (deform) fy = 400 Mpa Peraturan dan Standar Perencanaan 1. Peraturan Perencanaan Tahan Gempa untuk Gedung SNI - PPTGIUG 2000 2. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Gedung SKSNI 02-2847-2002 3. Tata Cara Perencanaan Struktur

Lebih terperinci

PERBANDINGAN DIMENSI KOLOM AKIBAT MENGGUNAKAN BATA KONVENSIONAL DAN BATA RINGAN

PERBANDINGAN DIMENSI KOLOM AKIBAT MENGGUNAKAN BATA KONVENSIONAL DAN BATA RINGAN PERBANDINGAN DIMENSI KOLOM AKIBAT MENGGUNAKAN BATA KONVENSIONAL DAN BATA RINGAN LAPORAN Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III oleh : CHICHILIA BRAHMANA

Lebih terperinci

PERHITUNGAN STRUKTUR STRUKTUR BANGUNAN 2 LANTAI

PERHITUNGAN STRUKTUR STRUKTUR BANGUNAN 2 LANTAI PERHITUNGAN STRUKTUR STRUKTUR BANGUNAN 2 LANTAI A. KRITERIA DESIGN 1. PENDAHULUAN 1.1. Gambaran konstruksi Gedung bangunan ruko yang terdiri dari 2 lantai. Bentuk struktur adalah persegi panjang dengan

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT RENDAH DENGAN SOFTWARE ETABS V.9.6.0

ANALISIS STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT RENDAH DENGAN SOFTWARE ETABS V.9.6.0 ANALISIS STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT RENDAH DENGAN SOFTWARE ETABS V.9.6.0 Muhammad Haykal, S.T. Akan Ahli Struktur Halaman 1 Table Of Contents 1.1 DATA STRUKTUR. 3 1.2 METODE ANALISIS.. 3 1.3 PERATURAN

Lebih terperinci

PERBANDINGAN DIMENSI BALOK AKIBAT MENGGUNAKAN BATA KONVENSIONAL DAN BATA RINGAN

PERBANDINGAN DIMENSI BALOK AKIBAT MENGGUNAKAN BATA KONVENSIONAL DAN BATA RINGAN PERBANDINGAN DIMENSI BALOK AKIBAT MENGGUNAKAN BATA KONVENSIONAL DAN BATA RINGAN LAPORAN Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III oleh : DIANA LUMBAN

Lebih terperinci

Susunan Beban Hidup untuk Penentuan Momen Rencana

Susunan Beban Hidup untuk Penentuan Momen Rencana Susunan Beban Hidup untuk Penentuan Momen Rencana Dalam peraturan perencanaan struktur gedung beton bertulang perlu beberapa peninjauan susunan beban hidup (Live Load Pattern)untuk menentukan momen rencana,

Lebih terperinci

Verifikasi Hasil Penulangan Lentur Balok Beton SAP2000

Verifikasi Hasil Penulangan Lentur Balok Beton SAP2000 Verifikasi Hasil Penulangan Lentur Balok Beton SAP2000 Balok adalah salah satu elemen struktur bangunan yang berfungsi utama untuk menerima beban lentur dan geser, namun tidak untuk gaya aksial. Perlu

Lebih terperinci

TUTORIAL ANALISA STRUKTUR

TUTORIAL ANALISA STRUKTUR ======================= PENGANTAR DINAMIKA STRUKTUR DAN REKAYASA KEGEMPAAN Gempa bumi adalah suatu gerakan tiba-tiba atau suatu rentetan gerakan tiba-tiba dari tanah dan bersifat transien yang berasal

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. L.1 Pengumpulan Data Struktur Bangunan 63 L.2 Perhitungan Gaya Dalam Momen Balok 65 L.3 Stressing Anchorage VSL Type EC 71

DAFTAR LAMPIRAN. L.1 Pengumpulan Data Struktur Bangunan 63 L.2 Perhitungan Gaya Dalam Momen Balok 65 L.3 Stressing Anchorage VSL Type EC 71 DAFTAR LAMPIRAN L.1 Pengumpulan Data Struktur Bangunan 63 L.2 Perhitungan Gaya Dalam Momen Balok 65 L.3 Stressing Anchorage VSL Type EC 71 62 LAMPIRAN I PENGUMPULAN DATA STRUKTUR BANGUNAN L1.1 Deskripsi

Lebih terperinci

APLIKASI METODE ELEMEN HINGGA PADA RANGKA RUANG (SPACE TRUSS) DENGAN MEMBANDINGKAN CARA PERHITUNGAN MANUAL DENGAN PROGRAM SAP2000

APLIKASI METODE ELEMEN HINGGA PADA RANGKA RUANG (SPACE TRUSS) DENGAN MEMBANDINGKAN CARA PERHITUNGAN MANUAL DENGAN PROGRAM SAP2000 APLIKASI METODE ELEMEN HINGGA PADA RANGKA RUANG (SPACE TRUSS) DENGAN MEMBANDINGKAN CARA PERHITUNGAN MANUAL DENGAN PROGRAM SAP2000 Sanci Barus 1, Syahrizal 2 dan Martinus 3 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi

BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN 4.1 Perencanaan Awal (Preliminary Design) Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi rencana struktur, yaitu pelat, balok dan kolom agar diperoleh

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 54 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Program 4.1.1 Spesifikasi Kebutuhan Program Spesifikasi Perangkat Keras Perangkat keras yang digunakan untuk merancang sistem ini adalah : Processor

Lebih terperinci

ANALISIS DAN DESAIN BALOK TRANSFER BETON PRATEGANG PADA BANGUNAN 9 LANTAI TAHAN GEMPA. Dani Firmansyah NRP :

ANALISIS DAN DESAIN BALOK TRANSFER BETON PRATEGANG PADA BANGUNAN 9 LANTAI TAHAN GEMPA. Dani Firmansyah NRP : ANALISIS DAN DESAIN BALOK TRANSFER BETON PRATEGANG PADA BANGUNAN 9 LANTAI TAHAN GEMPA Dani Firmansyah NRP : 0321034 Pembimbing : Ir. Winarni Hadipratomo. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR PELAT SLAB BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG EMPAT LANTAI TAHAN GEMPA

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR PELAT SLAB BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG EMPAT LANTAI TAHAN GEMPA ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR PELAT SLAB BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG EMPAT LANTAI TAHAN GEMPA Dedy Fredy Sihombing NRP : 0221063 Pembimbing : Daud Rachmat W., Ir., M.Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

Untuk kalangan sendiri tidak untuk diperjualbelikan. Seri 1. Modul. v11

Untuk kalangan sendiri tidak untuk diperjualbelikan. Seri 1. Modul. v11 Untuk kalangan sendiri tidak untuk diperjualbelikan Seri 1 Modul v11 Bahan Ajar Kursus SAP 2000 Modul v11 Bahan Ajar Kursus SAP 2000 Disusun oleh: Bidang Teknis PKTS Cetakan 1, Maret 2014 Modul SAP2000

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Rangka atap digunakan pipa baja diameter 114,3 mm dengan tebal pipa 4,5

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Rangka atap digunakan pipa baja diameter 114,3 mm dengan tebal pipa 4,5 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 1. Rangka atap digunakan pipa baja diameter 114,3 mm dengan tebal pipa 4,5 mm dan pipa baja diameter 76,3 dengan tebal pipa 4 mm dengan mutu baja fy = 290 Mpa,

Lebih terperinci

Oleh : MUHAMMAD AMITABH PATTISIA ( )

Oleh : MUHAMMAD AMITABH PATTISIA ( ) Oleh : MUHAMMAD AMITABH PATTISIA (3109 106 045) Dosen Pembimbing: BUDI SUSWANTO, ST.,MT.,PhD. Ir. R SOEWARDOJO, M.Sc PROGRAM SARJANA LINTAS JALUR JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ABSTRAK Pertimbangan stabilitas dari kolom langsing beton bertulang dengan sendi pada kedua ujung perletakkan (pin-ended column) dipengaruhi oleh beban kritis, lendutan di tengah kolom, daktilitas perpindahan,

Lebih terperinci

KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU

KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU Estika 1 dan Bernardinus Herbudiman 2 1 Jurusan Teknik Sipil,

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450 PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI 02-1726-2002 DAN FEMA 450 Eben Tulus NRP: 0221087 Pembimbing: Yosafat Aji Pranata, ST., MT JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR GEDUNG DENGAN SOFTWARE ETABS V9.2.0

ANALISIS STRUKTUR GEDUNG DENGAN SOFTWARE ETABS V9.2.0 ANALISIS STRUKTUR GEDUNG DENGAN SOFTWARE ETABS V9.2.0 A. MODEL STRUKTUR Analisis struktur bangunan Gedung BRI Kanwil dan Kanca, Banda Aceh dilakukan dengan komputer berbasis elemen hingga (finite element)

Lebih terperinci

BAB IV PEMODELAN STRUKTUR

BAB IV PEMODELAN STRUKTUR BAB IV PEMODELAN STRUKTUR Dalam tugas akhir ini akan dilakukan analisa statik non-linier bagi dua sistem struktur yang menggunakan sistem penahan gaya lateral yang berbeda, yaitu shearwall dan tube, dengan

Lebih terperinci

BAB III MODELISASI STRUKTUR

BAB III MODELISASI STRUKTUR BAB III MODELISASI STRUKTUR III.1 Prosedur Analisis dan Perancangan Start Investigasi Material Selection Preliminary Structural System Height,Story,spam, Loading Soil cond Alternative Design Criteria Economic

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS STRUKTUR GEDUNG. Analisa struktur bertujuan untuk menghitung gaya-gaya dalam, reaksi perletakan

BAB V ANALISIS STRUKTUR GEDUNG. Analisa struktur bertujuan untuk menghitung gaya-gaya dalam, reaksi perletakan BAB V ANALISIS STRUKTUR GEDUNG 5.1 Asumsi-asumsi Analisis Analisa struktur bertujuan untuk menghitung gaya-gaya dalam, reaksi perletakan dan deformasi untuk kepentigan perancangan tulangan elemen-elemen

Lebih terperinci

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR RANGKA GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR RANGKA GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR RANGKA GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA Yonatan Tua Pandapotan NRP 0521017 Pembimbing :Ir Daud Rachmat W.,M.Sc ABSTRAK Sistem struktur pada gedung bertingkat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN BAB III METODOLOGI PERENCANAAN 3.1. Diagram Alir Perencanaan Struktur Atas Baja PENGUMPULAN DATA AWAL PENENTUAN SPESIFIKASI MATERIAL PERHITUNGAN PEMBEBANAN DESAIN PROFIL RENCANA PERMODELAN STRUKTUR DAN

Lebih terperinci

DESAIN STRUKTUR BETON BANGUNAN RUKO TIPIKAL UNTUK DAERAH SULAWESI SELATAN SESUAI SNI DAN SNI

DESAIN STRUKTUR BETON BANGUNAN RUKO TIPIKAL UNTUK DAERAH SULAWESI SELATAN SESUAI SNI DAN SNI PRO S ID IN G 20 11 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK DESAIN STRUKTUR BETON BANGUNAN RUKO TIPIKAL UNTUK DAERAH SULAWESI SELATAN SESUAI SNI 03-2847-2002 DAN SNI 03-1726-2002 Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

Analisis Perilaku Struktur Pelat Datar ( Flat Plate ) Sebagai Struktur Rangka Tahan Gempa BAB III STUDI KASUS

Analisis Perilaku Struktur Pelat Datar ( Flat Plate ) Sebagai Struktur Rangka Tahan Gempa BAB III STUDI KASUS BAB III STUDI KASUS Pada bagian ini dilakukan 2 pemodelan yakni : pemodelan struktur dan juga pemodelan beban lateral sebagai beban gempa yang bekerja. Pada dasarnya struktur yang ditinjau adalah struktur

Lebih terperinci

BAB III STUDI KASUS 3.1 UMUM

BAB III STUDI KASUS 3.1 UMUM BAB III STUDI KASUS 3.1 UMUM Tahap awal adalah pemodelan struktur berupa desain awal model, yaitu menentukan denah struktur. Kemudian menentukan dimensi-dimensi elemen struktur yaitu balok, kolom dan dinding

Lebih terperinci

3.3. BATASAN MASALAH 3.4. TAHAPAN PELAKSANAAN Tahap Permodelan Komputer

3.3. BATASAN MASALAH 3.4. TAHAPAN PELAKSANAAN Tahap Permodelan Komputer 4) Layout Pier Jembatan Fly Over Rawabuaya Sisi Barat (Pier P5, P6, P7, P8), 5) Layout Pot Bearing (Perletakan) Pada Pier Box Girder Jembatan Fly Over Rawabuaya Sisi Barat, 6) Layout Kabel Tendon (Koordinat)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Prosedur Analisis Metodologi penilitian ini yaitu studi kasus terhadap struktur beraturan & gedung beraturan dengan pushover analysis, guna mencapai tujuan yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB 4 STUDI KASUS. Sandi Nurjaman ( ) 4-1 Delta R Putra ( )

BAB 4 STUDI KASUS. Sandi Nurjaman ( ) 4-1 Delta R Putra ( ) BAB 4 STUDI KASUS Struktur rangka baja ringan yang akan dianalisis berupa model standard yang biasa digunakan oleh perusahaan konstruksi rangka baja ringan. Model tersebut dianggap memiliki performa yang

Lebih terperinci

Pertemuan 2 MENGGAMBAR KONFIGURASI STRUKTUR 2 D

Pertemuan 2 MENGGAMBAR KONFIGURASI STRUKTUR 2 D Halaman 1 dari Pertemuan 2 Pertemuan 2 MENGGAMBAR KONFIGURASI STRUKTUR 2 D Gambar 2.1: Menu New Model. Penggambaran konfigurasi struktur merupakan langkah awal pada saat kita akan menganalisis struktur,

Lebih terperinci

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR Disusun oleh : Irawan Agustiar, ST DAFTAR ISI DATA PEMBEBANAN METODE PERHITUNGAN DAN SPESIFIKASI TEKNIS A. ANALISA STRUKTUR 1. Input : Bangunan 3 lantai 2 Output : Model Struktur

Lebih terperinci

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR BANGUNAN BETON BERTULANG 10 LANTAI TAHAN GEMPA PENAHAN MOMEN MENENGAH (SRPMM)

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR BANGUNAN BETON BERTULANG 10 LANTAI TAHAN GEMPA PENAHAN MOMEN MENENGAH (SRPMM) ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR BANGUNAN BETON BERTULANG 10 LANTAI TAHAN GEMPA PENAHAN MOMEN MENENGAH (SRPMM) Dian Ferani Rompas NRP : 0521013 Pembimbing : Ny. Winarni Hadipratomo, Ir. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. : PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : KEVIN IMMANUEL

Lebih terperinci

PENGANTAR PEMODELAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN SAP 2000

PENGANTAR PEMODELAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN SAP 2000 PENGANTAR PEMODELAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN SAP 2000 Sebuah gedung parkir sebagai bagian dari komplek perniagaan akan dibangun di kota Bandung. Komponen struktur direncanakan menggunakan material

Lebih terperinci

Anton Susanto NRP : Pembimbing : Ir. Djoni Simanta, MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK

Anton Susanto NRP : Pembimbing : Ir. Djoni Simanta, MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK ANALISIS STRUKTUR DENGAN MEMPERTIMBANGKAN TAHAPAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI, PENGARUH RANGKAK DAN PERPENDEKAN AKSIAL ELASTIK AKIBAT BEBAN GRAVITASI PADA STRUKTUR GEDUNG BETON BERTULANG Anton Susanto NRP :

Lebih terperinci

Pertemuan 3 MENGGAMBAR KONFIGURASI STRUKTUR 3 D T. ATAS. Gambar 3.1: Contoh Model Struktur Portal 3D

Pertemuan 3 MENGGAMBAR KONFIGURASI STRUKTUR 3 D T. ATAS. Gambar 3.1: Contoh Model Struktur Portal 3D Halaman 1 dari Pertemuan 3 Pertemuan 3 MENGGAMBAR KONFIGURASI STRUKTUR 3 D 3.1 Menggambar model struktur portal 3D. 3 3 T. MUKA 4 4 5 T. ATAS 5 5 Gambar 3.1: Contoh Model Struktur Portal 3D Langkah langkah:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Dasar-dasar Perancangan

BAB III METODOLOGI. 3.1 Dasar-dasar Perancangan BAB III METODOLOGI 3.1 Dasar-dasar Perancangan Struktur gedung beton komposit masih jarang digunakan pada gedunggedung bertingkat tinggi terutama di indonesia karena material ini masih tergolong baru bila

Lebih terperinci

PENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BAJA BERDASARKAN TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI ) MENGGUNAKAN MATLAB

PENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BAJA BERDASARKAN TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI ) MENGGUNAKAN MATLAB PENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BAJA BERDASARKAN TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI 03-1729-2002) MENGGUNAKAN MATLAB R. Dhinny Nuraeni NRP : 0321072 Pembimbing : Ir. Ginardy

Lebih terperinci

RESPON DINAMIS STRUKTUR PADA PORTAL TERBUKA, PORTAL DENGAN BRESING V DAN PORTAL DENGAN BRESING DIAGONAL

RESPON DINAMIS STRUKTUR PADA PORTAL TERBUKA, PORTAL DENGAN BRESING V DAN PORTAL DENGAN BRESING DIAGONAL RESPON DINAMIS STRUKTUR PADA PORTAL TERBUKA, PORTAL DENGAN BRESING V DAN PORTAL DENGAN BRESING DIAGONAL Oleh : Fajar Nugroho Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan,Institut Teknologi Padang fajar_nugroho17@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN STRUKTUR

BAB III PEMODELAN STRUKTUR BAB III Dalam tugas akhir ini, akan dilakukan analisis statik ekivalen terhadap struktur rangka bresing konsentrik yang berfungsi sebagai sistem penahan gaya lateral. Dimensi struktur adalah simetris segiempat

Lebih terperinci

BAB III ANALISA STRKTUR

BAB III ANALISA STRKTUR III- 1 BAB III ANALISA STRKTUR 3.1. DATA YANG DIPERLUKAN Data-data yang digunakan dalam pembuatan dan penyusunan Tugas Akhir secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu data primer

Lebih terperinci

BAB IV PERMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR

BAB IV PERMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR BAB IV PERMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR 4.1 Permodelan Elemen Struktur Di dalam tugas akhir ini permodelan struktur dilakukan dalam 2 model yaitu model untuk pengecekan kondisi eksisting di lapangan dan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS PERHITUNGAN

BAB 3 ANALISIS PERHITUNGAN BAB 3 ANALISIS PERHITUNGAN 3.1 PERHITUNGAN RESERVOIR (ALT.I) Reservoir alternatif ke-i adalah reservoir yang terbuat dari struktur beton bertulang. Pada program SAP2000 reservoir yang dimodelkan sebagai

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA. Oleh : LEONARDO TRI PUTRA SIRAIT NPM.

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA. Oleh : LEONARDO TRI PUTRA SIRAIT NPM. PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan sistem struktur penahan gempa ganda, sistem pemikul momen dan sistem

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan sistem struktur penahan gempa ganda, sistem pemikul momen dan sistem BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis sistem struktur penahan gempa yang menggunakan sistem struktur penahan gempa ganda, sistem pemikul momen dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Mulai. Pengumpulan Data. Preliminary Desain Struktur Model-1. Input Beban Yang Bekerja Pada Struktur

BAB III METODOLOGI. Mulai. Pengumpulan Data. Preliminary Desain Struktur Model-1. Input Beban Yang Bekerja Pada Struktur BAB III METODOLOGI 3.1 Pendekatan Untuk mengetahui pengaruh pemasangan partisi bata terhadap karakteristik struktur pada studi ini melalui beberapa tahapan. Adapun tahapan yang dilakukan untuk penyelesaian

Lebih terperinci

Perhitungan Struktur Bab IV

Perhitungan Struktur Bab IV Permodelan Struktur Bored pile Perhitungan bore pile dibuat dengan bantuan software SAP2000, dimensi yang diinput sesuai dengan rencana dimensi bore pile yaitu diameter 100 cm dan panjang 20 m. Beban yang

Lebih terperinci

DASAR DASAR PENGGUNAAN SAP2000

DASAR DASAR PENGGUNAAN SAP2000 Halaman 1 dari Bab 1 Bab 1 DASAR DASAR PENGGUNAAN SAP2000 1. KEMAMPUAN SAP2000 Program SAP merupakan salah satu software yang telah dikenal luas dalam dunia teknik sipil, terutama dalam bidang analisis

Lebih terperinci

Trik Seleksi SAP2000

Trik Seleksi SAP2000 2 Trik Seleksi SAP2000 Seleksi sangat diperlukan dalam aplikasi grafis. SAP2000 adalah komputer aplikasi dengan tampilan grafis yang sangat baik sehingga keterampilan kita dalam seleksi objek akan memberi

Lebih terperinci

ANALISIS DAN DESAIN DINDING GESER GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK

ANALISIS DAN DESAIN DINDING GESER GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK ANALISIS DAN DESAIN DINDING GESER GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA MICHAEL JERRY NRP. 0121094 Pembimbing : Ir. Daud R. Wiyono, M.Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Lebih terperinci