ANALISIS RUGI-RUGI SERAT OPTIK DI PT.ICON+ REGIONAL SUMBAGUT

dokumen-dokumen yang mirip
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam

ANALISIS KINERJA JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME) DI JALAN LOTUS PERUMAHAN CEMARA ASRI MEDAN

ANALISA RUGI-RUGI PELENGKUNGAN PADA SERAT OPTIK SINGLE MODE TERHADAP PELEMAHAN INTENSITAS CAHAYA

TUGAS AKHIR TERHADAP PELEMAHAN INTENSITAS CAHAYA YOVI HAMDANI

BAB IV PERHITUNGAN DAN PENGUKURAN MENGGUNAKAN OTDR SERTA ANALISA HASIL PERHITUNGAN DAN PENGGUKURAN TERHADAP RUGI-RUGI TRANSMISI

ANALISIS RUGI-RUGI PADA SISTEM TRANSMISI SERAT OPTIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengukuran dan pengecekan rugi-rugi fiber optic berdasarkan nilai data

4. Karakteristik Transmisi pd Fiber Optik

Overview Materi. Redaman/atenuasi Absorpsi Scattering. Dispersi Rugi-rugi penyambungan Tipikal karakteristik kabel serat optic

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN LINK BUDGET DALAM PENERAPAN METRO WDM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Serat optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan

BAB II DASAR TEORI. yang biasanya berbentuk sinyal listrik menjadi sinyal cahaya dan kemudian

BAB III PENGUKURAN DAYA DAN REDAMAN. adalah Link Medan-Tebing Tinggi dengan dengan dua daerah jalur ukur, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. informasi dengan kapasitas besar dengan keandalan yang tinggi. Pada awal

Jaringan Lokal Akses (Jarlok) Eka Setia Nugraha,S.T. M.T Uke Kurniawan Usman,MT

PENENTUAN RUGI-RUGI BENGKOKAN SERAT OPTIK JENIS SMF-28. Syahirul Alim Fisika FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK PENGUKURAN REDAMAN PADA KABEL SERAT OPTIK DENGAN OTDR

ANALISIS COVERAGE AREA WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) b DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE

11/9/2016. Jenis jenis Serat Optik. Secara umum blok diagram transmisi komunikasi fiber optik. 1. Single Mode Fiber Diameter core < Diameter cladding

BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN

ANALISIS LINK BUDGET PADA PEMBANGUNAN BTS ROOFTOP CEMARA IV SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER BERBASIS GSM

ANALISIS PERHITUNGAN RUGI-RUGI PADA SERAT OPTIK

TUGAS. : Fitrilina, M.T OLEH: NO. INDUK MAHASISWA :

LABORATORIUM SISTEM TRANSMISI

PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) BERBASIS TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON)

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PASSIVE SPLITTER PADA JARINGAN PASSIVE OPTICAL NETWORK (PON)

PERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM UNTUK PERUMAHAN PERMATA SARIWANGI ASRI GEGERKALONG BANDUNG

VOTEKNIKA Jurnal Vokasional Teknik Elektronika & Informatika

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II SERAT OPTIK. cepat, jaringan serat optik sebagai media transmisi banyak digunakan dan

BAB III IMPLEMENTASI TEKNIK PENYAMBUNGAN SERAT OPTIK

ANALISIS LINK BUDGET JARINGAN SERAT OPTIK (STUDI KASUS PTN TAPUS STO NATAL DI PT. TELKOM AKSES)

Analisa Rugi-Rugi Serat Optik Menggunakan Optical Time Domain Reflectometer Dengan Aplikasi AQ7932 Emulation

BAB IV ANALISA SISTEM PROTEKSI MS-SP RING PADA RING 2

Keywords: optical fiber, loss standarizationitu-t, minimum received power, OTDR

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK. informasi pada gelombang elektromagnetik yang bertindak sebagai pembawa

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO AHMAD YANI KE APARTEMEN GATEWAY

Abstrak. 30 DTE FT USU. sistem pembagian spektrum panjang gelombang pada pentransmisiannya.

Fiber Optics (serat optik) Oleh: Ichwan Yelfianhar (dirangkum dari berbagai sumber)

TUGAS AKHIR ANALISIS POWER LINK BUDGET JARINGAN SERAT OPTIK (STUDI KASUS STO PANYABUNGAN SITE PAGARAN TONGA DI PT. TELKOM AKSES)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengukuran Pengaruh Kelengkungan Serat Optik terhadap Rugi Daya Menggunakan Optical Time Domain Reflectometer (OTDR)

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN PERANCANGAN JARINGAN

ANALISIS PENGARUH DISPERSI TERHADAP RUGI-RUGI DAYA TRANSMISI PADA SERAT OPTIK SINGLE MODE REKOMENDASI ITU-T SERI G.655

PENENTUAN RUGI-RUGI KELENGKUNGAN FIBER OPTIK MODE TUNGGAL SECARA KOMPUTASI

SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK

TEKNOLOGI SERAT OPTIK

ROMARIA NIM :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SIMULASI PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DI PERUMAHAN LEGOK INDAH MENGGUNAKAN SIMULASI OPTISYSTEM

VOTEKNIKA Jurnal Vokasional Teknik Elektronika & Informatika

ANALISIS KINERJA METODE AKSES TOKEN RING PADA LOCAL AREA NETWORK

Optimalisasi Jaringan Komunikasi Serat Optik Melalui Analisa Power Budget (Studi Kasus PT. Telkom di STO Padang)

ANALISIS LINK BUDGET JARINGAN SERAT OPTIK GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK

TUGAS AKHIR. Disusun oleh : ALVEN DELANO PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA INDONESIA

Sistem Penyambungan dan Pengukuran Kabel Fiber Optik Menggunakan Optical Time Domain Reflectometer (OTDR) pada PT.Telkom Kandatel Ternate

BAB IV HASIL KELAYAKAN PERANCANGAN JARINGAN

Analisis Penyambungan Kabel Fiber Optik Akses Dengan Kabel Fiber Optik Backbone

PADA UNIT SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK (SKSO)

BAB II SERAT OPTIK. komunikasi cahaya yang disebut photo-phone dengan menggunakan cahaya matahari

PEMANFAATAN PENGUKURAN REDAMAN SERAT OPTIK MENGGUNAKAN OTDR UNTUK MENDETEKSI KADAR GLUKOSA DALAM AIR

Sistem Transmisi Telekomunikasi. Kuliah 8 Pengantar Serat Optik

ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN AKSES FIBER TO THE HOME (FTTH) LINK STO GEGERKALONG KE PERUMAHAN CIPAKU INDAH

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) ( X Print) B-50

Endi Dwi Kristianto

PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PERUMAHAN NATAENDAH KOPO Atika Fitriyani 1, Tri Nopiani Damayanti, ST.,MT.2, Mulya Setia Yudha 3

Pengukuran Pengaruh Kelengkungan Serat Optik terhadap Rugi Daya Jaringan Sistem Komunikasi Menggunakan Optical Time Domain Reflectometer (OTDR)

PEMBAGIAN SERAT OPTIK

Mengenal Fiber Optic Cable dan aksesorisnya

Analisis Perancangan Jaringan Fiber To The Home Area Jakarta Garden City (Jakarta Timur) dengan Metode Link Power Budget dan Rise Time Budget

JARINGAN KOMPUTER MODEL ANALISIS EL Oleh : Darmansyah Deva Sani of 6 ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH FREKUENSI TERHADAP REDAMAN PADA KABEL KOAKSIAL

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY

ANALISIS KINERJA JARINGAN SERAT OPTIK PADA RING 1 DI ARNET JATINEGARA

TEKNIK PENYAMBUNGAN SERAT OPTIK DENGAN METODE PENYAMBUNGAN FUSI

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK

ANALISA RUGI DAYA MAKROBENDING SERAT OPTIK MODA TUNGGAL TERHADAP PENGARUH PEMBEBANAN DENGAN VARIASI JUMLAH DAN DIAMETER LILITAN

BAB IV KOMUNIKASI RADIO DALAM SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN MENGGUNAKAN KABEL PILOT

IV : MEDIA TRANSMISI JARINGAN KOMPUTER

Analisis Redaman Pada Jaringan Ftth (Fiber To The Home) Dengan Teknologi GPON (Gigabit Passive Optical Network) Di PT MNC Kabel Mediacom

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK

PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PERUMAHAN NATAENDAH KOPO Atika Fitriyani 1, Tri Nopiani Damayanti, ST.,MT.2, Mulya Setia Yudha 3

BAB II DASAR TEORI. kaca lebih. serat optik. Kecepatan. transmisi. Gambar

Oleh : Akbar Sujiwa Pembimbing : Endarko, M.Si., Ph.D

PENGARUH PERUBAHAN KONSENTRASI CLADDING TERHADAP LOSS POWER SERAT OPTIK SINGLEMODE SMF-28

ANALISIS PENGARUH PEMBENGKOKAN PADA ALAT UKUR TINGKAT KEKERUHAN AIR MENGGUNAKAN SISTEM SENSOR SERAT OPTIK

Sistem Pengembangan Pendeteksian Indeks Bias Zat Cair Menggunakan Serat Optik Singlemode Berbasis Otdr (Optical Time Domain Reflectometer)

VOTEKNIKA Jurnal Vokasional Teknik Elektronika & Informatika

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK. banyak digunakan. Bukan hanya sebagai pengganti dari jenis sistem transmisi

Analisis Perhitungan dan Pengukuran Transmisi Jaringan Serat Optik Telkomsel Regional Jawa Tengah

ANALISA DAN PENENTUAN REDAMAN KABEL SERAT OPTIK YANG DIGUNAKAN DALAM SISTEM TELEKOMUNIKASI PADA PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

MAKALAH FIBER OPTIK. Oleh : Ardyan Guruh A.R A JTD / 04

BAB III METODE ANALISIS

KARAKTERISASI SISTEM SENSOR SERAT OPTIK BERDASARKAN EFEK GELOMBANG EVANESCENT

ANALISIS PENYAMBUNGAN FIBER OPTIK (FO) DENGAN METODE FUSI PADA JARINGAN TELEKOMUNIKASI DI KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA KETINTANG

ANALISIS PERANCANGAN JARINGAN SERAT OPTIK DWDM (DENSE WAVELENGTH DIVISION MULTIPLEXING) UNTUK LINK MEDAN LANGSA (Studi Kasus di PT.

BAB II JARINGAN AKSES TEMBAGA DAN SERAT OPTIK

PERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) UNTUK PERUMAHAN PESONA CIWASTRA VILLAGE BANDUNG MENGGUNAKAN SOFTWARE SIMULASI OPTISYSTEM

Transkripsi:

ANALISIS RUGI-RUGI SERAT OPTIK DI PT.ICON+ REGIONAL SUMBAGUT Winarni Agil (1), Ir. M. Zulfin, M.T (2) Kosentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA e-mail: agillee92@gmail.com Abstrak Serat optik merupakan media transmisi yang memiliki keunggulan signifikan yaitu memiliki bandwith yang besar, redaman transmisi kecil, ukuran kecil, performansi yang lebih baik, dan jaringan transport yang handal. Dalam penulisan ini dianalisis rugi-rugi serat optik yaitu rugi-rugi konektor, rugi-rugi prnyambungan (splicing), dan rugirugi pembengkokan (bending) serta untuk menentukan kelayakan sistem yang dianalisis dengan parameter power link budget. Dari hasil analisa diperoleh untuk rugi-rugi konektor, hasil perhitungan dengan pengukuran jauh berbeda hal ini dikarenakan pada saat perhitungan hanya memperhitungan daya yang masuk dan daya yang keluar setelah titik koneksi. Pada rugi-rugi penyambungan (splicing) didapatkan hasil perhitungan di lapangan yang berbeda-beda hal ini dipengaruhi oleh daya input, daya output dan alat yang yang digunakan yaitu fusion splicer. Pada rugi-rugi pembengkokan (bending) hasil perhitungan didapatkan tidak adanya pembengkokan (bending) pada serat optik. Sedangkan dalam perhitungan power link budget didapat nilai Margin diatas 0 yaitu 10,844 ini mengindikasikan bahwa link tersebut layak. Kata Kunci: Serat optik, rugi-rugi serat optik, power link budget 1. Pendahuluan Komunikasi serat optik memberikan dampak yang besar terhadap berbagai segi pengiriman data informasi mulai dari lingkup kecil sampai telekomunikasi antar benua yang pemakaiannya sedang berkembang pesat. Seiring dengan berjalannya waktu terdapat kendala dalam sistem komunikasi serat optik, diantaranya disebabkan redaman dan dispersi sehingga dapat mengganggu proses transmisi. Permasalahan redaman dan dispersi optik juga mempunyai hubungan dengan perencanaan dan pemasangan instalasi sistem komunikasi kabel serat optik, maka perlu dilakukan suatu perhitungan power link budget sebelum serat optik digunakan dalam sebuah jaringan telekomunikasi agar suatu sistem komunikasi optik dapat berjalan dengan baik dan lancar. 2. Rugi-rugi Serat Optik Rugi-rugi serat optik timbul berdasarkan dari mana rugi-rugi tersebut ditimbulkan yaitu rugi-rugi yang timbul dari bahan serat optik itu sendiri dan rugi-rugi yang timbul akibat penggunaan serat optik tersebut sebagai media transmisi. 2.1 Rugi-rugi yang timbul dari bahan serat optik itu sendiri Umumnya, hilangnya energi cahaya didalam serat optik disebabkan oleh dua hal yaitu inti dari bahan serat optik yang kotor (tidak cukup jernih) dan cahaya yang dibelokkan kearah yang salah [1]. Rugi-rugi yang timbulkan dari bahan serat optik itu sendiri yaitu: 1. Rugi-rugi Absorpsi (penyerapan) Rugi-rugi ini ditimbulkan oleh zat pengotor yang masih tersisa didalam bahan inti yang akan menyerap sebagian dari energi cahaya yang merambat didalam serat optik [2]. 2. Rugi-rugi Pancaran Rayleigh Pancaran Rayleigh (Rayleigh scatter) adalah efek terpencarnya cahaya akibat terjadinya perubahan kecil yang bersifat lokal pada indeks bias bahan inti dan bahan mantel, bersifat lokal karena perubahan hanya terjadi pada lokasi-lokasi tertentu saja didalam bahan dan ukuran daerah yang terkena pengaruh perubahan ini sangat kecil yaitu kurang dari satu panjang gelombang cahaya yang terhambur [1][3]. 19 copyright@ DTE FT USU

2.2 Rugi-rugi yang timbul serat optic sebagai media transmisi Adapun rugi-rugi yang ditimbulkan serat optik sebagai media transmisi yaitu: 5. Rugi-rugi Pembengkokan (Bending Losses) Pada umumnya terdapat 2 tipe pembengkokkan yang mungkin ditemui yaitu: macrobending dan microbending. Macrobending adalah pembengkokan serat optik dengan radius yang panjang bila dibandingkan dengan radius serat optik, Sedangkan microbending adalah pembengkokan-pembengkokan kecil pada serat optik akibat ketidakseragaman dalam pembentukan serat [4][5]. Rumus rugi-rugi pembengkokan dapat dilihat pada Persamaan (1). Lp = Ltp Lp (1) dimana: Lp = loss pembengkokan Ltp = loss kabel yang tidak dibengkokan Lp = loss kabel yang dibengkokan 6. Rugi-rugi Penyambungan (Splicing Loss) Rugi-rugi yang timbul karena adanya gap antara dua serat optik yang disambung sehingga sinar dari bahan serat optik ke serat optik lainnya tidak dapat dirambatkan seluruhnya. Untuk menghitung besarnya rugi-rugi sambungan ini dapat dilihat dari Persamaan (2): L () = 10 Log (Pout/ Pin) (2) 7. Rugi-rugi Kopling Rugi-rugi kopling ini adalah rugi-rugi yang terjadi akibat adanya ruang kosong/udara (celah) antara serat optik dengan sumber optik dan antara serat optik dan detektor cahaya [6]. konektor serat optik didefinisikan sebagai berikut seperti Persamaan (3): A= -10 log [Pout/Pin] (3) 2.4 Link Power Budget Power budget merupakan hal yang paling penting untuk sistem transmisi optik. Dengan mengurangkan seluruh redaman optik pada sistem daya yang dikirimkan transmitter. Untuk perencanaan sistem serat optik harus dipastikan bahwa sistem tersebut harus mempunyai daya yang cukup untuk mengemudikan receiver pada level yang diinginkan [4]. Untuk menghitung power link budget dapat dihitung dengan Persamaan (4): P tx = P rx + L.α optic + N.α c+ N s. α s+ Sp+RI (4) 3. Metodelogi Penelitian Langka-langkah dalam melakukan perhitungan rugi-rugi serat optik dan power link budget sebagai berikut: 1. Penentuan lokasi pengamatan. 2. Pengumpulan data perhitungan. 3. Perhitungan rugi-rugi konektor. 4. Perhitungan rugi-rugi penyambungan. 5. Perhitungan power link budget. 6. Menganalisis hasil perhitungan. 7. Mengevaluasi hasil analisis. 3.1 Rute Pengamatan Pengamatan ini memiliki range 1,37 km yang dilakukan di sepanjang jalur Brigjen Katamso Medan, adapun rute wilayah pengamatan sebagai berikut. ODC (Optical Distribution Cabinet) (Medan Selatan) yang terletak di PT.PLN (persero) jalan Sisingamangaraja menuju kotak sambung (Join Box) 001, 002, 003 yang berada di pinggir jalan di jalan Sakti Lubis menuju ODF (Optical Distribution Frame) yang terletak di ruang server bank Mega di jalan Brigjen Katamso. Rute pengamatan dapat dilihat pada Gambar 1. ODF KANTOR BANK MEGA KATAMSO JARAK 1,37KM DARI POP 2.3 Konektor Konektor adalah peralatan mekanik yang ditempatkan di akhir kabel serat optik, sumber cahaya, receiver, atau kerangka mesin yang berfungsi sebagi penghubung serat. Komponen ini memungkinkan data dikirimkan ke tujuantujuan yang berbeda dan memungkinkan pula disambungkanya perangkat-perangkat baru kesistem yang telah ada. Redaman dari ODF Core dan POP PLN MEDAN SELATAN 001 002 003 KABEL FO KABEL FO VOKSEL /4T VOKSEL /4T JARAK 100M DARI POP JARAK 600M DARI POP JARAK 1KM DARI POP Gambar 1. Rute Pengamatan 20 copyright@ DTE FT USU

4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Hasil Perhitungan Rugi-rugi Konektor Konektor jenis FC untuk serat optik jenis single-mode, dimana konektor FC digunakan pada semua perangkat dan untuk mencari rugirugi konektor berdasarkan teori, maka untuk menghitung redaman konektor pada serat optik dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan (3) dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil perbandingan antara hasil perhitungan dengan hasil pengukuran Panjang Gelombang Hasil Data Perhitungan Hasil Data Pengukuran Selisih antara Hasil Perhitungan dengan Hasil Pengukuran 9,004 0,38 8,6 5,491 0,16 5,331 Pada Tabel 1. dapat dilihat rugi-rugi konektor, menghasilkan nilai yang berbeda antara perhitungan berdasarkan hasil teori dengan pengukuran rugi-rugi menggunakan OTDR, dimana parameter yang digunakan adalah daya optik sebelum titik koneksi dengan daya optik sesudah titik koneksi dan rugi-rugi redaman konektor ini disebabkan oleh adanya kesalahan letak inti serta adanya batas atau celah berupa udara antara dua serat optik yang disambung menggunakan konektor. Untuk menghindari rugi-rugi konektor maka hal yang harus diperhatikan adalah kebersihan konektor tersebut dan keakuratan pada saat penyambungan konektor dengan serat optik. 4.2 Hasil Perhitungan Rugi-rugi Splicing Rugi-rugi ini timbul karena adanya gap antara dua serat optik yang disambung. Hal ini terjadi karena dimensi serat optik yang demikian kecil sehingga penyambungan menjadi tidak tepat sehingga sinar dari bahan serat optik ke serat optik lainnya tidak dapat dirambatkan seluruhnya. Untuk mengukur besarnya rugi-rugi karena sambungan digunakan rumus pada Persamaan (2), hasilnya dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Nilai rugi-rugi penyambungan Titik lokasi 001 002 003 Jarak (m) Daya input (m) Daya output (m) Redaman () 100m -16 m - m -1,76111 600m -19,8 -,1-0,85350 m m 1000m -20,8 -,9-0,41772 m m Pada Tabel 2. dapat dilihat rugi-rugi penyambungan (splicing) bahwa secara teoritis nilai redaman penyambungan (splicing) adalah 0,20, tetapi setelah melakukan perhitungan di lapangan redaman penyambungan (splicing) nilainya berbeda-beda, hal ini di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu daya input, daya output dan alat yang digunakan yaitu fusion splicer, dimana pada waktu proses penyambungan (splicing), ujung serat terlebih diukur dayanya setelah itu disambungkan kedua ujung serat tersebut, pada proses penyambungan (splicing) ini, terdapat beberapa ketidaksempurnaan dalam penyambungan diantaranya pada saat pemotongan serat yang tidak rata, ketidaksesuaian diameter inti (core) dan cladding pada saat penyambungan serta kesalahan penjajaran sudut pada saat disambungkan sehingga ada berkas cahaya yang tidak diterima seluruhnya pada serat berikutnya yang mengakibatkan terjadinya redaman pada proses penyambungan. Untuk menghindari rugi-rugi penyambungan ini maka pada saat melakukan pemotongan pada ujung serat optik ketika sebelum disambungkan, permukaan ujung serat optik harus dipotong rata serta penyambungan harus dilakukan seakurat mungkin dan serat harus dibersihkan terlebih dahulu hal ini mencegah agar berkas cahaya dapat diterima seluruhnya pada serat optik berikutnya. 4.3 Hasil Perhitungan Rugi-rugi Bending Nilai rugi-rugi pembengkokkan (bending) didapat dari hasil pengamatan dengan panjang gelombang 1310nm, dimana perhitungan rugirugi pembengkokan sesuai Persamaan (1), hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Nilai rugi-rugi pembengkokan dengan panjang gelombang 1310nm Panjang gelombang Rugirugi tanpa lekukan () 1,355 0,416 0,482 Rugi-rugi dengan lekukan () 1,355 0,416 0,482 Titik lokasi 001 002 003 Rugirugi () 0 0 0 Pada Tabel 3 dapat dilihat teknik pembengkokan nilai rugi-ruginya dari data copyright@ DTE FT USU

perbandingan pada saat penyambungan kabel sebelum dan sesudah ada lekukan. Sebagai contoh dari tabel diatas dapat dilihat pada titik lokasi di 001 dengan panjang gelombang didapatkan nilai rugi-rugi di titik penyambungan tanpa lekukan sebesar 1,355 sedangkan rugi-rugi di titik penyambungan dengan lekukan sebesar 1,355, maka hasil penyambungan tanpa lekukan dikurangi hasil penyambungan dengan lekukan di peroleh rugi-rugi sebesar 0. Hal ini disebabkan karena tidak adanya tekanan yang keras yang dapat menyebabkan ukuran diameter serat optik menjadi berubah, sehingga mempengaruhi sifat transmisi cahaya di dalamnya. 4.3 Hasil Perhitungan Power Link Budget Perhitungan power link budget bertujuan untuk menghitung anggaran daya yang diperlukan sehingga level daya terima tidak kurang dari sensitivitas minimum. Untuk menghitung power link budget digunakan Persamaan (4), dengan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil analisis perhitungan power link budget Layak / NO. Parameter Gelombang Hasil Standar Tidak Layak 1 2 Power Link Budget Power Link Budget (uplink) (downlink) 14,744 10,844 > 0 Layak > 0 Layak Pada Tabel 4. dapat dilihat power link budget nilai Margin yang diperoleh dari hasil perhitungan uplink menghasilkan nilai 10,844 (masih diatas nol ) bahkan jauh dari nol. Maka hal ini mengindikasikan bahwa link di atas memenuhi kelayakan link power budget. tekanan yang keras yang dapat menyebabkan ukuran diameter serat optik menjadi berubah, sehingga mempengaruhi sifat transmisi cahaya di dalamnya. 2. Pada perhitungan rugi-rugi konektor terdapat hasil yang berbeda pada saat pengukuran dengan hasil perhitungan, dimana parameter yang digunakan untuk perhitungan secara teori adalah daya optik sebelum titik koneksi sebesar 1,4118x10 watt dengan daya optik sesuda titik koneksi 3,9867x10 watt dengan panjang gelombang didapatkan hasil perhitungan sebesar 5,491 sedangkan hasil pengukuran didapatkan sebesar 0,03. Perbedaan perhitungan yang begitu jauh antara perhitungan secara teori dengan pengukuran dilapangan disebabkan pada saat perhitungan secara teori tidak memperhatikan kesalahan letak inti dan adanya batas atau celah berupa udara antara dua serat optik yang disambung menggunakan konektor. 3. Pada perhitungan rugi-rugi penyambungan nilai yang didapat adalah -1,76111 untuk jarak 100m, -0,85350 untuk jarak 600m, dan -0,41772 untuk jarak 1km. Rugi-rugi penyambungan ini terjadi karena terdapat beberapa ketidaksempurnaan dalam penyambungan diantaranya pada saat pemotongan serat yang tidak rata, ketidak sesuaian diameter inti dan cladding pada saat penyambungan dan kesalahan penjajaran sudut pada saat disambungkan sehingga ada berkas cahaya yang tidak diterima seluruhnya pada serat berikutnya yang mengakibatkan terjadinya redaman pada proses penyambungan. 4. Pada perhitungan power link budget dan power margin berada dikategori layak atau bagus karena mayoritas memiliki level daya terima yang berada pada range -18 m sampai - m serta margin daya yang dihasilkan tidak bernilai negatif (M >0). 5. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis perhitungan yang dilakukan, dapat disimpulkan : 1. Pada perhitungan rugi-rugi pembengkokan, didapat nilai rugi-rugi pembengkokan untuk panjang gelombang dititik 001, 002, dan 003, nilai rugi-rugi pembengkokannya sebesar 0. Hal ini disebabkan karena tidak adanya copyright@ DTE FT USU

6. Daftar Pustaka [1] Elliot, barry dan jhon crips. Serat Optik Sebuah Penghantar, edisi ke 3. Jakarta: Penerbit erlangga Jakarta [2] Nugraha, Andi Rahman, ST. 2006. Serat Optik. Bandar lampung : Penerbit Andi Yogyakarta [3] http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/1268 12-R0308165-analisispower (diakses tgl 15-April-2014) [4] Khare, Rp. 2004. Fibers Optics Optoelectronic. Oxford (university press 2004) [5] Fauzi, Nurman. 2009. Rugi-rugi pada Serat Optik, http://zethcorner.wordpress.com/2009/ 06/26/rugi-rugi-pada-serat-optik/ (diakses tgl 16-April-2014) [6] http://eprints.uns.ac.id/7558/ (diakses tgl 19-April-2014). [7] Keisser, Gerd, 2000. Optical Fiber Communication Third Edition, MacGraw-Hill copyright@ DTE FT USU