BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) yang berperan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hal ini dikarenakan dalam pasar modal, perusahaan emiten dapat memperoleh

BAB II TINJAUAN TEORITIS. untuk menjamin kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan sehingga kas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara. diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komite Terminologi AICPA (The Committee on Terminology of the

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kas diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. ukuran perusahaan, dan Return On Asset (ROA) terhadap return saham (studi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati. masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA Pengertian PBV (Price Book Value)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham merupakan suatu bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dedi Aji Hermawan (2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kas diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Return merupakan imbalan yang diperoleh dari investasi (Halim, 2005). Return

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) yang berperan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan jangka waktu yang relatif panjang yang diinvestasikan pada barang

BAB I PENDAHULUAN. muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Hal ini dapat terjadi karena pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi di era globalisasi saat ini tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Tinjauan Umum Laporan Keuangan. keputusan. Pengertian laporan keuangan menurut PSAK (2007: 1-2):

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1I TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar. Asimetri informasi dapat

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

II. TIN JAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi adalah salah satu aspek penting di dalam suatu negara dalam

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2007:3) adalah semua aktivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arus globalisasi sekarang ini, setiap individu ataupun keluarga pasti

II. LANDASAN TEORI. badan perseroan terhadap suatu perusahaan.wujud saham adalah selembar kertas

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. akhir dari proses akuntansi, yang disajikan sebagai bahan informasi bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengkomunikasikan informasi keuangan. Sebagaimana yang juga. dikemukakan oleh Fraser dan Ormiston (2007 : 3),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperhatikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan dan. meningkatkan profit, hal ini daya tarik bagi investor dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh dengan mengadakan analisis atau interprestasi terhadap data

BAB I PENDAHULUAN. (return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari

ANALISIS PENGARUH LABA BERSIH, ARUS KAS OPERASI, TOTAL ARUS KAS DAN NILAI BUKU EKUITAS TERHADAP ABNORMAL RETURN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan untuk mencari dana dalam jumlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja manajemen, laporan arus kas dan laporan perubahan posisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh

BAB II LANDASAN TEORI

1 BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA. debt to equity ratio, arus kas operasi, return on assets dan earnings terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Pesinyalan ( Signalling Theory ) Teori pesinyalan menunjukkan adanya asimetri informasi antara

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Para pemakai laporan keuangan dapat mengevaluasi kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian yang sedang recovery ini masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pasar Modal di Indonesia 1. Pengertian Pasar Modal Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) yang berperan penting dalam menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pasar modal dapat diartikan sebagai tempat untuk memperjualbelikan sekuritas yang memiliki umur lebih dari satu tahun. Tempat terjadinya transaksi jual beli sekuritas disebut bursa efek. Situmorang (2008:3) menyatakan bahwa secara teoritis pasar modal didefenisikan sebagai perdagangan instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam bentuk modal sendiri (stocks) maupun hutang (bonds), baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun oleh perusahaan swasta. Horne (2005:39) mendefinisikan pasar modal sebagai: Pasar yang berkaitan dengan utang dan instrumen ekuitas (seperti saham dan obligasi) yang relatif berjangka panjang (lebih dari satu tahun). Pasar modal sebagai tempat pertemuan antara penawaran dan permintaan surat berharga. Ditempat inilah para pelaku pasar, baik individu-individu maupun badan usaha yang memiliki kelebihan dana melakukan investasi dalam surat berharga yang ditawarkan oleh emiten. Sebaliknya, perusahaan yang membutuhkan dana menawarkan surat berharga dengan cara listing terlebih dulu pada badan otoritas di pasar modal sebagai emiten.

Pasar modal terdiri dari pasar primer atau perdana (primary market) dan pasar sekunder (secondary market). Pasar primer adalah pasar untuk surat surat berharga yang baru diterbitkan. Dana pada pasar ini berasal dari arus penjualan surat berharga atau sekuritas (security) baru dari pembeli sekuritas (investor) kepada perusahaan yang menerbitkan sekuritas tersebut (emiten). Pasar sekunder adalah pasar perdagangan surat berharga yang sudah ada (sekuritas lama) di bursa efek. Uang yang mengalir dari transaksi ini tidak lagi mengalir ke perusahaan penerbit efek tetapi hanya mengalir dari pemegang sekuritas yang satu kepada pemegang sekuritas yang lain. 2. Instrumen Pasar Modal Objek yang menjadi instrumen dalam kegiatan jual beli di pasar modal adalah berupa surat-surat berharga yang disebut efek. Jenis sekuritas yang biasanya diperdagangkan di bursa efek adalah saham biasa, saham preferen, obligasi, obligasi konversi, right issue, waran, dan reksadana. Dalam penelitian ini, sekuritas yang akan dibahas adalah saham. Saham memberikan indikasi kepemilikan atas perusahaan, sehingga para pemegang saham berhak menentukan arah kebijaksanaan perusahaan lewat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Saham adalah tanda penyertaan modal pada suatu perusahaan perseroan terbatas dengan manfaat yang dapat diperoleh oleh para investor, antara lain berupa: a. dividen, yaitu bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemilik saham

b. capital gain, adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih jual dengan harga belinya c. manfaat non finansial antara lain berupa konsekuensi atas kepemilikan saham berupa kekuasaan, kebanggaan, dan khususnya hak suara dalam menentukan jalannya perusahaan Di dalam praktek ada beberapa jenis saham yang dikenal, antara lain: a saham atas unjuk (bearer stock) adalah saham yang tidak ditulis nama pemiliknyaagar mudah dipindahtangankan dari sau investor ke investor lainnya. Pemegang saham atas unjuk secara hukum dianggap sebagai pemilik dan berhak ikut hadir dan mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). b saham atas nama (registered stocks) adalah saham yang ditulis dengan jelas nama pemiliknya dan cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu yakni dengan dokumen peralihan dan nama pemiliknya dibuat dalam buku perusahaan yang khusus memuat daftar pemegang saham c saham biasa (common stock) adalah sekuritas yang menunjukkan bahwa pemegang saham biasa tersbut mempunyai hak kepemilikan atas aset-aset perusahaan. Pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan. Saham biasa menempatkan pemiliknya paling akhir terhadap pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan jika perusahaan dilikuidasi. Saham ini biasanya mempunyai harga nominal yang ditetapkan oleh emiten, yang disebut nilai pari, yang berbeda dengan harga perdana atau harga sebelum saham dicatatkan dibursa efek. Jika saham terjual dengan harga

perdana yang lebih tinggi dari harga nominalnya maka selisihnya disebut agio saham. d saham preferen (preferred stock) adalah saham yang memiliki karakteristik gabungan dari obligasi maupun saham biasa karena saham preferen memberikan pendapatan yang tetap seperti obligasi dan juga mendapat hak kepemilikan seperti pada saham biasa. Pemegang saham preferen akan mendapatkan hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan setelah dikurangi dengan pembayaran kewajiban pemegang obligasi dan utang (sebelum pemegang saham biasa mendapatkan haknya). 3. Harga Saham Dalam penilaian saham, dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu nilai buku, nilai pasar dan nilai intrinsik. Investor berkepentingan untuk mengetahui ketiga nilai tersebut sebagai informasi penting dalam pengambilan keputusan investasi yang tepat. Harga saham merupakan nilai pasar dari selembar saham sebuah perusahaan emiten pada waktu tertentu. Menurut Lubis (2006:60) Harga pasar adalah harga jual dari investor satu dengan investor lainnya. Harga pasar saham bisa berubah-ubah dengan cepat, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: a harapan dan perilaku investor, b kondisi keuangan perusahaan, c permintaan dan penawaran saham, d tingkat efisiensi pasar modal.

Harga saham selalu mengalami fluktuasi, tergantung naik atau turunnya dari satu waktu ke waktu yang lain. Fluktuasi harga tergantung dari kekuatan penawaran dan permintaan. Apabila suatu saham mengalami kelebihan permintaan maka harga saham tersebut akan cenderung naik, demikian pula sebaliknya apabila terjadi kelebihan penawaran maka harga saham cenderung turun. 4. Pendekatan Penilaian Harga Saham Seorang investor dalam membuat keputusan dalam berinvestasi atau untuk membeli saham tertentu, sebelumnya terlebih dahulu menganalisis saham tersebut. Pendekatan perhitungan harga saham yang seharusnya (nilai intrinsik), yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. a Analisis Fundamental Analisis fundamental merupakan tehnik analisis saham dengan menggunakan data historis, terutama data keuangan (misalnya laba, pembagian deviden, penjualan, dll) untuk menilai jenis saham tertentu. Analisis fundamental ini akan membantu investor untuk membuat keputusan dalam memilih saham perusahaan mana yang harus dibeli atau dijual. Pertimbangan investor dalam membeli atau menjual saham adalah membandingkan nilai intrinsik dengan nilai pasar saham yang bersangkutan. Apabila nilai pasar saham lebih tinggi dari nilai intrinsiknya maka saham tersebut tergolong mahal sehingga dalam situasi seperti ini investor sebaiknya menjual saham tersebut. Sebaliknya, apabila nilai pasar saham dibawah nilai intrinsiknya berarti tergolong murah sehingga investor sebaiknya membeli saham.

b Analisis Teknikal Pendekatan teknikal menyatakan bahwa pola-pola pergerakan harga saham di masa datang didasarkan pada observasi pergerakan harga saham di masa lalu. Keputusan investasi dalam analisis teknikal mendasarkan diri pada data-data pasar di masa lalu (seperti data harga saham dan volume penjualan saham) sebagai dasar untuk mengestimasi harga saham di masa datang. Informasi data di masa lalu tersebut akan mendasari prediksi atas pola perilaku harga di masa mendatang. 5. Teori Sinyal (Signalling Theory) Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi. Apabila pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, dimana pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik (good news) atau sinyal buruk (bad news). Jika pengumuman informasi tersebut sebagai sinyal baik bagi investor, maka terjadi perubahan dalam harga saham, dimana harga saham menjadi naik. Pengumuman informasi akuntansi memberikan sinyal bahwa

perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa mendatang (good news) sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan saham, dengan demikian pasar akan bereaksi yang tercermin melalui perubahan dalam harga saham. Hubungan antara publikasi informasi baik laporan keuangan, kondisi keuangan ataupun sosial politik terhadap fluktuasi harga saham dapat dilihat dalam efisiensi pasar. Efisiensi pasar merupakan konsep dasar yang bisa membantu kita memahami bagaimana sebenarnya mekanisme harga yang terjadi di pasar modal. Teori Sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi adalah karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (investor, kreditor). Teori sinyal juga mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik atau pun pihak yang berkepentingan lainnya (contoh: investor). Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan, laporan apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik, atau bahkan dapat berupa promosi serta informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari pada perusahaan lain. Laporan keuangan seharusnya memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor terutama sekali karena kelompok ini berada dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannya, yang akan digunakan untuk membuat

keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenis, termasuk laporan arus kas karena laporan arus kas merupakan bagian dari laporan keuangan sehingga laporan arus kas seharusnya juga berguna untuk pengambilan keputusan. Investor diharapkan melaksanakan analisis terhadap laporan arus kas, sehingga mereka akan dapat mengambil keputusan yang berkaitan dengan investasinya, dengan kata lain informasi tersebut akan menyebabkan harga saham berfluktuasi. B. Laporan Arus Kas 1. Pengertian Laporan Arus Kas Pada mulanya laporan arus kas belum merupakan bagian dari laporan keuangan, karena sebelum tahun 1971 pelaporan keuangan yang direkomendasikan oleh Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) hanya neraca dan laporan rugi/laba. Dalam perkembangan berikutnya yang dilatar belakangi oleh keinginan investor, kreditor dan pemakai lainnya muncul laporan dana sebagai bagian dari laporan keuangan. Akhirnya pada tahun 1961, American Institute and Certified Public Accountant (AICPA) mengakui pentingnya penggunaan laporan arus kas dan mensponsori riset mengenai hal ini. Laporan arus kas baru diwajibkan pada tahun 1987 dengan dikeluarkannya Statement of Financial Accounting Standar (SFAS) No. 95 oleh Financial Accounting Standard Board (FASB) tentang Statement of Cash Flow yang kemudian menjadi efektif sebagai bagian dari laporan keuangan tahunan setelah tanggal 15 Juli 1988. FASB merekomendasikan untuk memasukkan laporan arus kas untuk menaksir likuiditas perusahaan, fleksibilitas perusahaan dan keuangan perusahaan, profitabilitas dan risiko.

Usaha untuk meningkatkan pengungkapan laporan keuangan di Indonesia, ditandai dengan dikeluarkannya Standar Akuntansi Keuangan (SAK) pada tanggal 7 September 1994 oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang mulai berlaku tanggal 1 Januari 1995. Dalam pernyataan SAK No.2 dinyatakan bahwa perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan. Pengertian arus kas menurut PSAK No.2 (IAI, 2007 : paragfar 9 dan 10) menjelaskan sebagai berikut: Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktifvitas operasi, investasi, dan pendanaan. Perusahaan menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaaan tersebut. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas atau setara kas. 2. Tujuan dan Manfaat Laporan Arus Kas Informasi arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas, dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Para pemakai laporan keuangan perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kapasitas perolehannya. PSAK No.2 paragraf 1 dan 3 (IAI; 2007) menjelaskan tujuan dan manfaat dari laporan arus kas adalah: Informasi tentang arus kas perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan yang lain, laporan arus kas dapat memberikan informasi yang menmungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. Menurut Hongren (2007:149), laporan arus kas memiliki beberapa kegunaan, yaitu: a. prediksi arus kas masa depan, b. mengevaluasi keputusan manajemen, c. prediksi kemampuan untuk melakukan pembayaran kredit kepada pemberi pinjaman dan untuk membayar dividen kepada para pemegang saham. 3. Klasifikasi Laporan Arus Kas Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan tersebut. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas terhadap posisi keuangan perusahaan serta jumlah kas dan setara kas. a. Arus kas dari aktivitas operasi Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Munawir (2002:250), perusahaan harus melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan

menggunakan salah satu dari dua metode berikut ini, yaitu: metode langsung dan metode tidak langsung. Metode langsung melaporkan golongan penerimaan kas bruto dari aktivitas operasi dan pengeluaran kas bruto untuk kegiatan operasi. Perbedaan antara penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi akan dilaporkan sebagai arus kas bersih dari aktivitas operasi. Metode langsung mengurangkan pengeluaran kas operasi dari penerimaan kas operasi. Metode langsung menghasilkan penyajian laporan penerimaan dan pengeluaran kas secara ringkas. Keunggulan utama dari metode langsung adalah metode ini memperlihatkan laporan penerimaan dan pengeluaran kas lebih konsisten dengan tujuan suatu laporan arus kas. Disamping itu, metode langsung ini lebih mudah dimengerti dan memberikan informasi yang lebih banyak dalam mengambil keputusan. Metode tidak langsung dimulai dengan laba bersih kemudian dikonversi menjadi arus kas bersih dari kegiatan operasi. Metode ini menyesuaikan laba atau rugi bersih dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi dimasa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan. Metode ini menyesuaikan laba bersih dari pos-pos yang mempengaruhi pelaporan laba bersih tetapi tidak mempengaruhi kas. Keunggulan utama metode ini adalah bahwa hal ini memusatkan perbedaan antara laba bersih dan aliran kas bersih dari aktivitas operasi. antara lain: Contoh arus kas dari aktivitas operasi menurut PSAK No. 2 (IAI, 2007) 1. penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa, 2. penerimaan kas dari royalti, fees, komisi, dan pendapatan lain-lain,

3. pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa, 4. pembayaran kas kepada karyawan, 5. penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, 6. pembayaran kas atau penerimaan kembali pajak penghasilan kecuali bila dapat diidentifikasi secara khusus, 7. penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan. b. Arus kas dari aktivitas investasi Aktivitas investasi adalah aktivitas yang menyangkut perolehan atau pelepasan aktiva jangka panjang (aktiva tidak lancar) serta investasi lain yang tidak termasuk dalam setara kas. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi menurut PSAK No. 2 (IAI, 2007) adalah: 1. pembayaran kas untuk aktiva tetap, aktiva tidak berwujud dan aktiva jangka panjang lainnya termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri, 2. penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tetap tidak berwujud dan aktiva jangka panjang lainnya, 3. perolehan saham atau instrument keuangan perusahaan lain, 4. uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain dan pelunasannya, 5. pembiayaan kas sehubungan dengan future contracts, forward contracts, option contract, dan debt swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan. c. Arus kas dari aktivitas pendanaan Aktivitas pendanaan meliputi kegiatan untuk memperoleh kas dari investor dan kreditor yang diperlukan untuk menjalankan dan melanjutkan kegiatan perusahaan. Aktivitas pendanaan berkaitan dengan akun kewajiban dan ekuitas pemilik. Dalam PSAK No.2 paragraf 16 dijelaskan transaksi-transaksi yang termasuk dalam arus kas dari aktifitas pendanaan, yaitu sebagai berikut: 1. penerimaan kas dari emisi saham atau instrument modal lainnya, 2. pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan,

3. penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik dan pinjaman lainnya, 4. pelunasan pinjaman, 5. pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lease) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna pembiayaan (finance lease). C. Rasio Profitabilitas Analisis rasio keuangan, yang menghubungkan unsur-unsur neraca dan perhitungan laba rugi satu dengan yang lainnya, dapat memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan dan penilaian posisinya pada saat ini. Ukuran rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio profitabilitas yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam periode tertentu. Rasio ini memberikan ukuran tingkat efektifitas menejemen suatu perusahaan. Menurut Kasmir (2008:198) manfaat dari rasio profitabilitas ini adalah: a. mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode, b. mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang, c. mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu, d. mengetahui besarnya laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri, e. mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Jenis rasio profitabilitas adalah sebagai berikut: 1. margin laba bersih (net profit margin/npm) menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. NPM = Laba bersih Penjualan bersih 2. pengembalian atas total aktiva (return on assat/roa) menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva.

ROA Laba bersih = total aktiva 3. pengembalian atas total total ekuitas (return on equity/roe) menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik. ROE Laba bersih = rata - rata total ekuitas 4. earning per share (EPS) menunjukkan berapa besar kemampuan per lembar saham menghasilkan laba. pendapatan setelah pajak EPS = x100% jumlah saham beredar Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah erning per share (EPS), yang menunjukkan berapa besar kemampuan per lembar saham menghasilkan laba. Rasio yang rendah berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi, kesejahteraan pemegang saham meningkat. Apabila EPS mengalami kenaikan maka kemungkinan akan diikuti oleh kenaikan dari harga saham perusahaan tersebut. Hal ini terjadi karena pergerakan harga saham dipengaruhi pendapatan perlembar saham, sedangkan laba perlembar saham dipengaruhi oleh pendapatan dari perusahaan. Dengan mengetahui EPS, investor akan mengetahui seberapa besar kemampuan perusahaan dalam membayar deviden kepada pemegang saham. Deviden sering digunakan oleh para investor untuk menilai risiko dan keuntungan perusahaan. Deviden mempunyai informasi, dalam arti meningkatnya pembayaran deviden sering ditafsirkan sebagai tanda meningkatnya kinerja perusahaan dimasa mendatang dan menurunnya pembayaran deviden sering ditafsirkan sebagai tanda

menurunnya kinerja perusahaan. Besarnya deviden yang dibayarkan kepada para investor tergantung dari kebijakan deviden yang diterapkan oleh masing-masing perusahaan. Kebijakan deviden hakikatnya adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham atau ditahan dalam bentuk laba ditahan (Retained Earnings) untuk investasi dimasa yang akan datang. D. Tinjauan Peneliti Terdahulu Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian terdahulu, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Silitonga, Samosir, Simanullang, dan Yurico. Silitonga (2009) meneliti tentang pengaruh informasi laporan arus kas terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Objek penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman dimana periode penelitian yaitu tahun 2005 sampai 2007. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa secara parsial hanya arus kas dari aktivitas operasi yang berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan arus kas dari aktivitas investasi dan pendanaan tidak berpengaruh. Pengujian secara simultan menunjukkan ketiga variabel berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Penelitian yang dilakukan Samosir (2010) menganalisis pengaruh informasi laba akuntansi dan komponen arus kas terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan 20 perusahaan yang menjadi sampel dengan periode penelitian 2005-2008. Pengujian secara parsial, laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, dan arus kas dari aktivitas investasi berpengaruh positif dan signifikan

terhadap harga saham. Pengujian secara simultan menunjukkan keempat variabel independen berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham. Simanullang (2010) meneliti pengaruh informasi laba akuntansi dan komponen arus kas terhadap harga saham pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Namun, secara parsial hanya laba akuntansi dan arus kas pendanaan yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Yurico (2010) menganalisis tentang pengaruh cash dividend coverage (CDC), operating cash flow per share (OCDS), ROE, ROA, TATO, dan EPS terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Periode penelitian ini adalah tahun 2007-2009 dengan populasi 194 perusahaan yang menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling dan berdasarkan kriteria yang ditetapkan ada 50 perusahaan yang dijadikan sebagai sampel. Pengujian secara parsial hanya variabel EPS yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara simultan CDC, OCDS, ROE,ROA, TATO, dan EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Ringkasan penelitian terdahulu yang telah diuraikan dapat dilihat pada tabel 2.1.

Nama Peneliti Lenny Sofiyanti Silitonga 2009 Corry Jubelina Samosir 2010 Lilis Ervina Simanullang (2010) Yurico 2010 Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu Variabel Penelitian Hasil Penelitian Independen: Arus kas aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan Dependen: harga saham Independen Laba akuntansi, arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan Dependen Harga saham Independen Laba akuntansi, arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan Dependen Harga saham Independen: cash dividend coverage, operating cashflow per share, return on equito, return on assets, total assets turnover, dan earning per share Dependen: harga saham Secara parsial hanya arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh terhadap harga saham Secara simultan ketiganya berpengaruh terhadap harga saham Secara simultan, keempat variabel independen berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham, tetapi secara parsial laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi dan arus kas dari aktivitas investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham Secara parsial hanya laba akuntansi dan arus kas pendanaan yang berpengaruh terhadap harga saham Secara parsial hanya variable EPS yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham Secara simultan CDC, OCDS, ROE, ROA, TATO, dan EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham E. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual Suatu kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antar variabel penelitian yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Berdasarkan tinjauan teoritis dan penelitian terdahulu yang telah dikemukakan sebelumnya, maka peneliti membuat kerangka konseptual sebagai berikut:

Arus kas dari aktivitas operasi (X 1 ) Arus kas dari aktivitas investasi (X 2 ) Arus kas dari aktivitas pendanaan (X 3 ) Harga saham (Y) Earning per Share (X 4 ) Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Memprediksi harga saham merupakan isu yang sangat penting dalam bidang keuangan teutama dalam membuat keputusan investasi. Analisa fundamental merupakan salah satu cara untuk memprediksi harga saham dengan menggunakan laporan keuangan sebagai sumber informasi terutama yang terkait dengan laporan arus kas dan rasio profitabilitas. Laporan arus kas diterbitkan oleh suatu perusahaan dan setiap perusahaan berbeda-beda laporan arus kasnya sesuai dengan bisnis perusahaan masingmasing. Laporan arus kas memberikan informasi mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas, kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, keberhasilan manajemen dalam mengelola kegiatan investasi, efektivitas dalam menjalankan strategi investasi dan pendanaan. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Arus kas operasi oleh perusahaan diharapkan bernilai positif atau surplus dari tahun ke tahun. Hal ini karena arus kas dari aktifitas operasi yang surplus dapat

menambah dana bagi perusahaan dan menunjukkan bahwa perusahaan berupaya meningkatkan operasi dalam usahanya. Surplus arus kas dari aktifitas operasi ini dapat menyebabkan kinerja perusahaan menjadi lebih baik karena adanya kemungkinan perusahaan akan membagikan deviden yang cukup besar bagi para pemegang saham sehingga akhirnya akan meningkatkan harga saham perusahaan. Aktivitas investasi berkaitan dengan pengeluaran modal. Pola normal dari arus kas investasi adalah negatif, yang mengindikasikan perusahaan sedang mengembangkan usahanya untuk meningkatkan kegiatan operasional perusahaan sehingga akan mengurangi kemampuan membayar dividen. Arus kas pendanaan pada suatu perusahaan dapat bernilai positif (surplus) ataupun negatif (defisit). Arus kas pendanaan yang defisit menggambarkan bahwa perusahaan cenderung mengembalikan hutang jangka panjangnya atau menarik kembali saham yang beredar. Kondisi ini sangat disenangi oleh investor karena perusahaan mampu membayarkan kewajibannya dan mengembalikan keuntungan atas investasi yang ditanamkan oleh investor, sehingga diharapkan harga saham perusahaan dapat meningkat. Arus kas pendanaan yang positif atau surplus menunjukkan bahwa perusahaan lebih banyak meminjamkan uang daripada melunasi kewajibannya. Semakin baru, wajar dan baik informasi laporan arus kas yang diterima para investor, diharapkan akan membawa pengaruh terhadap harga saham. Informasi yang baru dapat membentuk suatu kepercayaan baru dikalangan para investor. Selanjutnya, kepercayaan baru itu dapat mengubah demand dan supply surat-surat berharga seperti saham yaitu dengan cara investor bertransaksi saham di Bursa Efek Jakarta. Apabila laporan arus kas perusahaan yang dipublikasikan

memberikan informasi yang wajar dan menggambarkan kinerja perusahaan yang baik maka permintaan akan saham perusahaan itu akan meningkat yang kemudian akan menaikkan harga saham perusahaan tersebut. Sumber informasi lain yang digunakan investor untuk memprediksi harga saham di pasar modal adalah dengan menganalisis laporan keuangan untuk menilai kinerja perusahaan tersebut. Analisis rasio keuangan berguna untuk memprediksi keadaan keuangan perusahaan. Rasio keuangan memberikan informasi kepada investor untuk dapat menilai kondisi dari hasil operasi perusahaan pada saat ini dan dimasa lalu, serta sebagai pedoman bagi investor untuk menilai dan memprediksi keadaan perusahaan pada masa lalu dan masa yang akan datang. Analisis rasio yang digunakan adalah rasio profitabilitas, yaitu Earning per Share. Earning per share merupakan salah satu komponen rasio profitabilitas yang penting yang harus diperhatikan dalam analisa perusahaan. Informasi EPS perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaaan yang siap dibagikan untuk semua pemegang saham perusahaan. Rasio EPS menunjukkan berapa besar return (keuntungan) yang dipeoleh oleh para investor atau pemegang saham perlembar saham. Pemegang saham tertarik pada EPS yang besar karena hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan. Semakin besar EPS menunjukkan kinerja perusahaan yang baik dan memberikan return yang besar kepada para pemegang saham dan investor. Kinerja perusahaan yang baik dan pembagian return yang lebih besar akan menarik para investor untuk berinvestasi pada perusahaan dan akan memengaruhi harga saham perusahaan, yakni harga

saham akan lebih mahal karena semakin banyak permintaan maka harga akan semakin mahal. 2. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2007:51). Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah dikemukan, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan, dan earning per share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham baik secara parsial maupun simultan.