I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian di Indonesia merupakan sektor yang terus. dikembangkan dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Lampung Tengah memiliki luas wilayah sebesar 4.789,82 Km 2 yang

I. PENDAHULUAN. empiris, baik pada kondisi ekonomi normal maupun pada saat krisis. Peranan pokok

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang terkenal dengan sebutan negara agraris,

V HASIL DAN PEMBAHASAN

1. PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Upaya yang dilakukan antara lain dengan meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Permintaan dunia terhadap pangan hewani (daging, telur dan susu serta produk

DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG

JADWAL PEMBEKALAN MAHASISWA KKN UNILA, PERIODE I TAHUN 2017

JADWAL PEMBEKALAN MAHASISWA KKN UNILA, PERIODE I TAHUN waktu Tempat Kecamatan Lokasi KKN Pemateri Ke Materi Moderator/presensi

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

6 Capaian dan atau hambatan 1 hlm (spasi tunggal) 7 Lampiran Foto-foto Kegiatan KKN

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, beras tetap menjadi sumber utama gizi dan energi bagi lebih dari

I. PENDAHULUAN. memperbesar nilai ekspor, meningkatkan taraf hidup petani, peternak dan. lapangan kerja, serta mendukung pembangunan daerah.

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lampung Tengah tahun 2013 sebanyak rumah tangga

I. PENDAHULUAN. baik. Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2000 sebesar

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7

III. METODE PENELITIAN. Kampung Agung Timur merupakan salah satu kampung yang menjadi sentra

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam data ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data

UNIT LAYANAN PENGADAAN Jl. Raya Padang Ratu No. 1 - Gunung Sugih Telp. (0725) 26949

I. PENDAHULUAN. jumlah penyerapan tenaga kerja, mendorong pemerataan tenaga kerja serta dapat

IV.GAMBARAN UMUM. Uraian sejarah singkat Lampung Tengah terdiri dari beberapa waktu yakni:

6. Hasil RAKERNAS Mahkamah Agung R.I. di Batam tahun 1997 tentang penertiban dan pembenahan administrasi perkara ;

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Koperasi berasal dari kata ( co = bersama, operation = usaha) yang secara

I. PENDAHULUAN. Industri pengolahan obat-obatan tradisional mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LOKASI DAN ALOKASI DANA PNPM MANDIRI TAHUN ANGGARAN 2009 LAMPUNG

Coding Kota / Kabupaten Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan

I. METODE PENELITIAN. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2)

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Pemerintahan Kabupaten Lampung Tengah. Pemerintahan Kabupaten Lampung Tengah sesuai dengan Undang-Undang

Propinsi LAMPUNG. Total Kabupaten/Kota

Lampiran I.18 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 30 PERIODE APRIL 2017

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT 8 EDISI 26 PERIODE 7-22 FEBRUARI 2017

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging,

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 32 PERIODE MEI Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 35 PERIODE 1-16 JULI Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 38 PERIODE 18 AGUSTUS - 2 SEPTEMBER Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 39 PERIODE 3-18 SEPTEMBER Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 41 PERIODE 5-20 OKTOBER Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 42 PERIODE 21 OKTOBER -5 NOVEMBER Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 43 PERIODE 6-21 NOVEMBER Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 51 PERIODE MARET Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT 8 EDISI 29 PERIODE 27 MARET - 11 APRIL Luas Baku Sawah Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik produk unggas yang dapat diterima oleh masyarakat, harga yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan produktivitas ayam buras agar lebih baik. Perkembangan

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR

[Pengelolaan dan Evaluasi Kegiatan Agribisnis Ternak Unggas]

IV METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus

I PENDAHULUAN. 2,89 2,60 2,98 3,35 5,91 6,20 Makanan Tanaman Perkebunan 0,40 2,48 3,79 4,40 3,84 4,03. Peternakan 3,35 3,13 3,35 3,36 3,89 4,08

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science

METODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

I. PENDAHULUAN. industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGANTAR. Latar Belakang. Peternakan merupakan salah satu subsektor yang berperan penting dalam

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN. Pertanian sebagai salah satu sektor yang dapat diandalkan dan memiliki

I. PENDAHULUAN. pertanian. Tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pertanian memegang peranan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT 8 PERIODE 5-20 DESEMBER Tanam (1-3 HST) Vegetatif 1 (4-20 HST)

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT 8 EDISI I PERIODE 6-21 JANUARI Tanam (1-3 HST) Vegetatif 1 (4-20 HST)

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT 8 PERIODE 21 DESEMBER - 5 JANUARI 2016 Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha)

UNIT LAYANAN PENGADAAN Jl. Raya Padang Ratu No. 1 - Gunung Sugih Telp. (0725) 26949

I. PENDAHULUAN. dikembangkan dan berperan sangat penting dalam penyediaan kebutuhan pangan

I. PENDAHULUAN. salah satu cara memperbaiki keadaan gizi masyarakat (Stanton, 1991).

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian adalah suatu proses perubahan sosial. Hal tersebut tidak

ANALISIS FINANSIAL AYAM RAS PEDAGING (Kasus Pembesaran Ayam Ras Pedaging di Kecamatana Bekasi Barat) Is Zunaini Nursinah, Ridwan Lutfiadi, Mustaiem

DAFTAR ISI... SAMPUL DALAM. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI.. ABSTRACT... RINGKASAN... HALAMAN PERSETUJUAN.. TIM PENGUJI.. RIWAYAT HIDUP.

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]

I PENDAHULUAN. tersebut antara lain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, menyumbang

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH. Lintang Selatan. Iklimnya tropis-humid dengan temperatur rata-rata 26 C-28 C.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia

ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DI KECAMATAN TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI OLEH

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : Nandana Duta Widagdho A

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN Kompleks Perkantoran : Jl. Hi. Muchtar Gunung Sigih Telp./Fax. : (0725)

I. PENDAHULUAN. pasokan sumber protein hewani terutama daging masih belum dapat mengimbangi

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN SENSITIVITAS USAHA TERNAK AYAM BROILER

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil di SMAN 1 Kota Gajah,

VII. ANALISIS FINANSIAL

III KERANGKA PEMIKIRAN

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH DINAS BINA MARGA Alamat : Jl. A. Yani No.70 Telp.(0725) Bandar Jaya 34162

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja dan terbukti paling tahan menghadapi krisis yang telah terjadi di Indonesia. Demikian juga subsektor peternakan merupakan subsektor yang sangat penting peranannya dalam menjaga ketahanan pangan yang tidak tergantikan oleh subsektor lainnya. Peranan tersebut menjadi begitu penting karena pangan asal hewan merupakan penyedia protein hewani sebagai kebutuhan pokok utama dalam pemenuhan gizi masyarakat (Hernanto, 2006). Peranan subsektor peternakan ini ditunjang oleh peningkatan jumlah penduduk, pendapatan perkapita, perubahan selera konsumen/gaya hidup, serta meningkatnya kesadaran masyarakat, maka akan menyebabkan meningkatnya tuntutan pada pemenuhan kebutuhan pangan baik kualitas dan kuantitasnya. Salah satu kebutuhan pangan tersebut adalah protein hewani yang sangat menunjang program pemerintah untuk mencerdaskan bangsa, sehingga diharapkan rakyat Indonesia tidak semakin tertinggal oleh bangsa lain (Prawirokusuma, 2002). Salah satu komoditi ternak yang menyediakan protein hewani adalah ayam pedaging, dimana ayam pedaging mampu menghasilkan produk protein hewani. Usaha ayam pedaging dapat menghasilkan perputaran modal yang cepat dan harga

2 telurnya yang relatif murah yang mudah terjangkau oleh lapisan masyarakat Indonesia, sehingga usaha peternakan ayam pedaging masih memberikan prospek pasar yang semakin tahun semakin meningkat seiring faktor-faktor penunjang di atas, yang sangat memungkinkan peluang tersebut untuk dimanfaatkan. Berdasarkan kondisi tersebut maka sudah selayaknya usaha peternakan ayam tersebut perlu dilindungi dan didukung oleh kebijakan pemerintah agar usaha ini lebih berkembang. Hal ini sejalan dengan pernyataan Anonimus (2003) bahwa pemerintah telah bertekad menjadikan sektor agribisnis sebagai sektor unggulan. Untuk jangka panjangnya, diharapkan sektor agribisnis dapat menjadi lokomotif bagi stimulasi pembangunan nasional. Indonesia mempunyai potensi besar di sektor agribisnis. Kekayaan sumber daya agribisnis sangat besar, agribisnis berperan sebagai mata pencaharian sebagian besar penduduk. Sementara itu menurut Inounu, dkk. (2006) bahwa subsektor peternakan berperan nyata dalam ketahanan pangan nasional melalui penyediaan protein hewani dan penyedia lapangan kerja baik di pedesaan maupun perkotaan. Secara nasional industri perunggasan merupakan pemicu utama pertumbuhan pembangunan di subsektor peternakan. Pada kenyataannya usaha peternakan ayam pedaging merupakan usaha yang secara cepat dapat menghasilkan protein hewani dan dengan harga yang relatif lebih murah bila dibandingkan usaha ternak lainnya, maka siklus perputaran usaha ini sangat besar dan cepat. Namun demikian usaha peternakan ayam pedaging tersebut masih sangat fluktuatif harganya karena komponen yang mendukung proses produksinya sangat bergantung pada keadaan

3 ekonomi gobal dunia, sehingga usaha peternakan ayam pedaging sangat rentan dalam perkembangannya, karena itu peluang untuk mendapat keuntungan ataupun kerugian juga sangat besar kemungkinannya. Kondisi peternakan ayam pedaging di Kabupaten Lampung Tengah dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Jumlah Peternakan Ayam Pedaging per Kecamatan di Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2013 Kecamatan Jumlah Populasi Ras Rasio Populasi per Peternakan Pedaging (Ekor) Jumlah Peternakan Padang Ratu - - - Selagai Lingga - - - Pubian 9 29.243 Anak Tuha 6 12.000 Anak Ratu Aji - - 3.249 Kalirejo 25 125.125 5.005 Sendang Agung 7 15.000 2.143 Bangun Rejo 10 28.000 2.800 Gunung Sugih - - - Bekri 4 13.500 3.375 Bumi Ratu Nuban - - - Trimurjo 26 127.000 4.885 Punggur 5 15.000 3.000 Kota Gajah 8 28.000 3.500 Seputih Raman 2 8.000 4.000 Terbanggi Besar 12 60.000 5.000 Seputih Agung 15 60.000 4.000 Way Pangubuan - - - Terusan Nunyai 6 26.000 4.333 Seputih Mataram 22 95.700 4.350 Bandar Mataram 28 338.500 12.090 Seputih Banyak 23 115.000 5.000 Way Seputih 11 55.000 5.000 Rumbia 1 4.220 4.220 Bumi Nabung 6 20.000 3.333 Putra Rumbia 1 2.500 2.500 Seputih Surabaya 17 71.500 4.026 Bandar Surabaya 10 46.000 4.600 Total 254 1.295.288 5.100 Sumber : BPS Lampung Tengah, 2014.

4 Tabel di atas menunjukkan bahwa kondisi peternakan ayam pedaging di Kabupaten Lampung Tengah sudah mampu memproduksi jumlah ayam pedaging untuk satu peternakan sebesar 5.100 ekor. Jumlah produksi ayam pedaging tertinggi di Kecamatan Bandar Mataram yaitu 338.500 ekor dan untuk Kecamatan Kalirejo sebagai kecamatan dengan jumlah produksi ayam pedaging tertinggi kedua dengan jumlah peternakan 25 dan jumlah produksi sebesar 125.125 ekor, dengan rata-rata 5.005 ekor. Usaha ayam pedaging di Kampung Agung Timur yang berjumlah 6 peternakan sering dihadapkan pada kendala distribusi dari hasil produksi, harga, dan biaya produksi (modal). Jumlah peternakan ayam pedaging di Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Jumlah Peternakan Ayam Pedaging di Kecamatan Kalirejo Tahun 2013 Kampung Jumlah Peternakan Populasi Ras Pedaging (Ekor) Sriwaylangsep 3 15.750 Wayakrui - - Kalirejo 1 7.650 Balairejo 2 11.900 Kaliwungu 1 5.250 Kalidadi 2 9.500 Srimulyo - - Sukosari 1 7.500 Watuagung 2 9.125 Sinarsari 1 8.250 Poncowarno 3 12.500 Sri Purnomo 2 7.850 Agung Timur 6 22.350 Sinar Rejo 1 7.500 Total 25 125.125 Sumber : UPTD Peternakan dan Perikanan Kecamatan Kalirejo, 2014.

5 Tabel di atas memperlihatkan di Kecamatan Kalirejo terdapat 25 usaha peternakan ayam pedaging, dan kapasitas tertinggi berada di Kampung Agung Timur dengan produksi ayam pedagang sebesar 22.350 ekor per tahunnya. Alasan peneliti menjadikan Kampung Agung Timur sebagai obyek penelitian dikarenakan kondisi penjualan ayam pedaging biasanya dihitung per ekor dengan harga berkisar antara Rp 18.000 sampai dengan Rp 20.000, yang jauh berada di bawah harga pasar, hal ini disebabkan adanya permainan dari tengkulak yang mengambil langsung ke peternakan-peternakan, sehingga pendapatan peternak ayam pedaging masih belum optimal bila dibandingkan dengan biaya produksinya. Biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh para peternak ayam pedaging mengalami peningkatan seiring dengan kenaikan harga BBM belakangan ini, akan tetapi hal ini kurang didukung oleh harga jual ayam per potongnya. Biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk sekali masa panen adalah sebagai berikut : Tabel 3. Biaya Produksi Peternakan Ayam Pedaging untuk 1 kali Masa Panen per Usaha Peternakan Keterangan Biaya (Rp) Biaya pembuatan kandang 30.000.000 Bibit 36.000.000 Pakan 12.000.000 Vaksin 3.817.500 Tenaga Kerja 2.000.000 Biaya tak terduga 1.000.000 Total 84.817.500 Sumber : Pra Riset, 2014. Berdasarkan Tabel 3 terlihat bahwa biaya produksi peternakan ayam pedaging untuk 1 kali masa panen sebesar Rp. 84.817.500,- dengan biaya tertinggi yaitu

6 biaya bibit sebesar Rp. 36.000.000,- dan biaya pembuatan kandang Rp. 30.000.000. Besarnya investasi yang ditanamkan oleh peternak ayam pedaging di Kampung Agung Timur dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Pertumbuhan kapasitas produksi dan utilisasi agribisnis dirasakan masih lambat. Akibatnya, keinginan untuk mengandalkan sektor agribisnis sebagai salah satu faktor pendukung stimulasi pemulihan ekonomi dirasakan masih akan menghadapi kendala. Kendala tersebut dapat dilihat dari upaya peternak ayam pedaging dalam memperoleh keuntungan usahanya. Upaya untuk memperoleh keuntungan yang besar dan berkelanjutan merupakan sasaran utama bagi semua kegiatan usaha termasuk di dalamnya usaha peternakan ayam pedaging, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan bagi pelaku usaha peternakan ayam pedaging. Untuk mencapai sasaran tersebut perlu adanya langkah upaya, salah satu diantaranya dengan mengetahui kelayakan suatu usaha peternakan ayam pedaging. Berpijak dari keadaan di atas maka diperlukan suatu analisis untuk mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan dari suatu usaha peternakan ayam pedaging, sehingga perlu dilakukan suatu penelitian tentang analisis finansial suatu usaha peternakan, maka penulis bermaksud untuk mencoba meneliti tentang Analisis Kelayakan Finansial Usaha Peternakan Ayam Pedaging di Sentra Produksi Ayam Kabupaten Lampung Tengah (Studi Kasus di Sentra Produksi Ayam Kecamatan Kalirejo).

7 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana kelayakan finansial suatu usaha peternakan ayam pedaging di sentra produksi ayam Kabupaten Lampung Tengah? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis kelayakan finansial suatu usaha peternakan ayam pedaging di sentra produksi ayam Kabupaten Lampung Tengah. D. Kegunaan Penelitian Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan kegunaan sebagai berikut: 1. Bagi Penulis yaitu sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. 2. Bagi peternak. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam memutuskan dan menerapkan manajemen usaha peternakan di masa yang akan datang, serta dapat dijadikan bahan informasi bagi peternak lainnya untuk diketahui dan dapat diterapkan pada usaha peternakan ayam pedaging. 3. Bagi peneliti selanjutnya. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan perbandingan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang

8 berkaitan dengan perencanaan kelayakan finansial suatu usaha di bidang peternakan maupun bidang yang lainnya. E. Kerangka Pemikiran Kampung Agung Timur merupakan salah satu sentra produksi ayam pedaging di Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah. Besarnya investasi atau modal awal yang ditanamkan oleh para peternak ayam pedaging dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Keuntungan tersebut akan didapat oleh para peternak ayam pedaging apabila hasil produksi ayam pedaging mengalami peningkatan, sehingga volume penjualan juga meningkat secara signifikan dan pada akhirnya usaha peternakan ayam pedaging akan layak tumbuh di masa yang akan datang. Kampung Agung Timur sebagai salah satu sentra peternakan ayam di Kecamatan Kalirejo, mempunyai 6 (enam) peternak dengan kapasitas produksi sebesar 23.350 ekor. Dalam menjalankan usahanya, para peternak dihadapkan pada permasalahan penjualan hasil produksi, karena adanya permainan para tengkulak dan pada akhirnya harga jual berada di bawah harga pasar. Guna memahami dan mengetahui kelayakan usaha peternakan ayam di Kampung Agung Timur dilakukan analisis kelayakan finansial yang meliputi: Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR) dan Payback Period. Atas dasar hal ini maka dapat digambarkan dalam bagan kerangka pikir sebagai berikut :

9 Sentra Peternakan Ayam Pedaging Kampung Agung Timur 1. Net Present Value (NPV) 2. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 3. Internal Rate of Return (IRR) 4. Payback Period Layak secara Finansial Gambar 1. Kerangka Pikir Sumber : Ibrahim (2003)