Penampilan dan Stabilitas Hasil Galur-galur Harapan Kedelai pada Dosis Pupuk Fosfor (P) Rendah di Tiga Lokasi di Bengkulu

dokumen-dokumen yang mirip
PENGUJIAN GALUR-GALUR HARAPAN KEDELAI HASIL PERSILANGAN VARIETAS MALABAR DAN KIPAS PUTIH PADA DOSIS PUPUK FOSFOR (P) RENDAH

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk meningkatkan

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

ARSYAD DAN NUR: STABILITAS HASIL GALUR KEDELAI DI LAHAN MASAM. Analisis AMMI untuk Stabilitas Hasil Galur-galur Kedelai di Lahan Kering Masam

ANALISIS STABILITAS DAYA HASIL VARIETAS KEDELAI DI LAHAN SAWAH KABUPATEN MADIUN, JAWA TIMUR

LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2009

Agrivet (2015) 19: 30-35

Interaksi Genetik x Lingkungan dan Stabilitas Komponen Hasil Berbagai Genotipe Kedelai di Provinsi Riau

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

TANGGAP BEBERAPA VARIETAS KEDELAI TERHADAP PEMUPUKAN DI LAHAN KERING [THE RESPONSES OF SEVERAL SOYBEAN VARIETIES ON FERTILIZATION ON DRYLAND]

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS KEDELAI PADA LAHAN KERING PODZOLIK MERAH KUNING DI KABUPATEN KONAWE SELATAN

PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA

GALUR KEDELAI HITAM PROSPEKTIF UNTUK AGROEKOSISTEM INDONESIA. The yielded of black soybean lines, which prospective for Indonesian agroecosyste.

DAYA HASIL GALUR-GALUR KEDELAI TOLERAN LAHAN KERING MASAM DI LAMPUNG SELATAN

KERAGAAN GALUR KEDELAI HASIL PERSILANGAN VARIETAS TANGGAMUS x ANJASMORO DAN TANGGAMUS x BURANGRANG DI TANAH ENTISOL DAN INCEPTISOL TESIS

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

ISBN: PROSIDING SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR. MALANG, 9 10 Juli 2002

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

RESPON TIGA VARIETAS KEDELAI TERHADAP APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR DI TANAH ULTISOL

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat. Rancangan Penelitian

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. peningkatan luas pertanaman dan hasil biji kedelai. Salah satu faktor pembatas bagi

MODEL AMMI PERCOBAAN LOKASI GANDA PEMUPUKAN N, P, K

UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN

STABILITAS DAN ADAPTABILITAS SEPULUH GENOTIPE KEDELAI PADA DUA BELAS SERI PERCOBAAN DENGAN METODE PERKINS & JINKS

PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI PADA BUDIDAYA JENUH AIR DI LAHAN PASANG SURUT. Munif Ghulamahdi Maya Melati Danner Sagala

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro

Agros Vol. 15 No.1, Januari 2013: ISSN

Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3. Nomor persilangan : BP3448E-4-2. Anakan produktif : 17 anakan

POLA PEWARISAN SIFAT-SIFAT AGRONOMIS DAN MUTU BIJI PADA POPULASI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merril)

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

ADAPTASI TIGA VARIETAS UNGGUL KEDELAI DENGAN INOVASI PTT DI LAHAN KERING BUMI NABUNG, LAMPUNG TENGAH

THE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max L.)

SKRIPSI RESPON KACANG TANAH DAN JAGUNG TUMPANGSARI SECARA DERET PENGGANTIAN TERHADAP PUPUK ORGANIK PENGGANTI NPK. Oleh Yuni Restuningsih H

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN KOMPONEN HASIL BEBERAPA VARIETAS UNGGUL KEDELAI DI ACEH BESAR

SKRIPSI. KOMPONEN HASIL DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merrill) DENGAN PEMBERIAN NAUNGAN DI LAHAN GAMBUT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 Februari Penanaman

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27

Lampiran 1. Data Perhitungan Bintil Akar Efektif Tanaman Kedelai Pada Umur 35 hari

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

Uji Stabilitas Hasil Umbi 7 Genotip Kentang di Dataran Tinggi Pulau Jawa

Potensi Hasil Galur Galur Harapan Kedelai Hitam (Glycine max ( L.) Merr.) di Kabupaten Bogor

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

METODE PERCOBAAN. Tempat dan Waktu. Alat dan Bahan

TINJAUAN PUSTAKA. Jagung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

I. PENDAHULUAN. Dalam 5 tahun terakhir produksi nasional kedelai tergolong rendah berkisar 600-

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merril) merupakan tanaman yang banyak dimanfaatkan

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK DAN PUPUK PELENGKAP PLANT CATALYST TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.

Analisis Stabilitas Hasil Tujuh Populasi Jagung Manis Menggunakan Metode Additive Main Effect Multiplicative Interaction (AMMI)

DAYA WARIS DAN HARAPAN KEMAJUAN SELEKSI KARAKTER AGRONOMI KEDELAI GENERASI F 2

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI PADA AGROEKOSISTEM LAHAN KERING DAN LAHAN SAWAH DI KABUPATEN LEBAK, BANTEN

POTENSI HASIL ENAM VARIETAS UNGGUL KEDELAI DI KABUPATEN SUMEDANG

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

PENGARUH MACAM PUPUK FOSFAT DOSIS RENDAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) VARIETAS SINGA, PELANDUK, DAN GAJAH

I. BAHAN DAN METODE. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru,

BAHAN METODE PENELITIAN

STABILITAS HASIL BEBERAPA VARIETAS PADI DI LAHAN SAWAH

AGROVIGOR VOLUME 3 NO. 2 SEPTEMBER 2010 ISSN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI POLONG SEGAR EDAMAME VARIETAS RIOKO PADA EMPAT JENIS PUPUK

PENGARUH KEMATANGAN BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L).Merrill)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai Mei. Baru Panam, Kecamatan Tampan, Kotamadya Pekanbaru.

Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang

KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Kedelai

III. METODE PENELITIAN. dan legum (kedelai, kacang tanah dan kacang hijau), kemudian lahan diberakan

INTRODUKSI KEDELAI VARIETAS GEMA DI DESA BUMI SETIA KECAMATAN SEPUTIH MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

STABILITAS KLON-KLON HARAPAN UBIKAYU BERDASARKAN HASIL PATI

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG BOGOR PADA BERBAGAI TINGKAT KERAPATAN TANAM DAN FREKUENSI PENYIANGAN*

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

KONSERVASI LAHAN MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA LORONG (Alley Cropping) DI DAERAH TRANSMIGRASI KURO TIDUR, BENGKULU

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI(Glycine max (L.)Merill) ARTIKEL ILMIAH RITA SARI

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Pada Dosis Pupuk Kalium dan Frekwensi Pembumbunan

AGROVIGOR VOLUME 2 NO. 1 MARET 2009 ISSN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

LAMPIRAN DATA. Lampiran 1. Contoh Lengkap Data Pengamatan Jumlah Daun (helai) Umur 1 MST Ulangan Perlakuan

PENAMPILAN HIBRIDA, PENDUGAAN NILAI HETEROSIS DAN DAYA GABUNG GALUR GALUR JAGUNG (Zea mays L.) FAHMI WENDRA SETIOSTONO

Stabilitas Hasil dan Daya Adaptasi Lima Padi Hibrida di Jawa Tengah

Sumber : Nurman S.P. (

PENGARUH RADIASI SINAR GAMMA TERHADAP KERAGAMAN POPULASI M3 GALUR-GALUR MUTAN KEDELAI UMUR GENJAH

Interaksi Genotipe x Lingkungan Hasil dan Komponen Hasil 14 Genotipe Tomat di Empat Lingkungan Dataran Rendah

PENGARUH PENGAPURAN DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merril

Varietas unggul merupakan komponen teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di lokasi : 1) Desa Banjarrejo, Kecamatan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

STUDI TINGGI PEMOTONGAN PANEN TANAMAN UTAMA TERHADAP PRODUKSI RATUN. The Study of Cutting Height on Main Crop to Rice Ratoon Production

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

KAJIAN PADI VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN CARA TANAM SISTEM JAJAR LEGOWO

Transkripsi:

Akta Agrosia Vol. 13 No.1 hlm 50-54 Jan - Jun 2010 ISSN 1410-3354 Penampilan dan Stabilitas Hasil Galur-galur Harapan Kedelai pada Dosis Pupuk Fosfor (P) Rendah di Tiga Lokasi di Bengkulu Yield Performance and Stability of Soybean Elite Lines on Three Locations in Bengkulu wth Phoshpor (P) Fertizer Applications Dotti Suryati, Dwinardi Apriyanto, Mohammad Chozin dan Hasanudin Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu Jln. W. R. Supratman, Bengkulu 38371 dotti1216@yahoo.com ABSTRACT Soybean requirement in Indonesia increases as population increases. Increasing production could be achieved by expanding growing area that required suitable land determination. Performances and yield stabilities of soybean elite lines better adapted to low soil phosphor (P) were evaluated at three locations in Bengkulu Province, i.e. Kuro Tidur, Medan Baru, and Bumi Sari. Field trials were conducted during dry season of 2009 involving five elite lines (11AB, 13ED, 14DD, 19BE, and 25 EC) and two check varieties (Tanggamus and Slamet). SP-36 as sources of P was applied at 55.6 kg ha -1. Observations were made on plant height, pod number, number of damaged pod, and seed yield. Combined analyses of variance were performed to determine the existence of genotype-environment (GE) interaction. Results indicated that GE interaction effect was not significant for all traits. On average, Bumi Sari produced higher plant performance than the other locations. Similarly, the seed yield of lines was stable across environment and the highest was obtained at Bumi Sari. In each locations, there was no difference in seed yield between the elite lines and the check varieties. Key words: soybean, elite lines, GE interaction. ABSTRAK Kebutuhan kedelai di Indonesia terus meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk. Peningkatan produksi dapat dicapai dengan memperluas areal pertanaman. Untuk perluasan areal diperlukan penentuan kesesuain lahan. Penampilan dan stabilitas hasil galur-galur harapan kedelai yang beradaptasi baik pada tanah rendah fosfor (P) dievaluasi pada tiga lokasi berbeda di Provinsi Bengkulu, yaitu Kuro Tidur, Medan Baru, dan Bumi Sari. Percobaan lapangan dilakukan pada musim kemarau 2009 menggunakan lima galur harapan; 11AB, 13ED, 14DD, 19BE, dan 25 EC, dan dua varietas pembanding (Tanggamus dan Slamet). Pupuk SP-36 sebagai sumber P diberikan dengan dosis 55,6 kg ha -1. Pengamatan dilakukan terhadap tinggi tanaman, jumlah polong, jumlah polong rusak, dan hasil biji kering. Analisis keragaman gabungan digunakan untuk menentukan besarnya pengaruh interaksi genotipe-lingkungan (GE). Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa pengaruh interaksi GE tidak nyata pada seluruh sifat yang diamati. Secara umum, tanaman di Bumi Sari berpenampilan lebih baik dibanding dua lokasi lainnya. Demikian juga, hasil biji kering dari galur-galur yang diuji menunjukkan stabilitas lintas lokasi dan hasil tertinggi diperoleh di Bumi Sari. Pada tiap lokasi, hasil biji kering galur-galur tersebut tidak menunjukkan perbedaan nyata dengan varietas pembanding. Kata kunci; kedelai, galur-galur harapan, interaksi GE.

Dotti Suryati, Dwinardi Apriyanto, Mohammad Chozin dan Hasanudin : Penampilan dan stabilitas 51 PENDAHULUAN Kebutuhan kedelai di Indonesia akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk. Proyeksi konsumsi kedelai tahun 2020 mencapai > 2,6 juta ton, sedangkan produksi dalam negeri hanya mencapai > 2,2 juta ton, sehingga terdapat prediksi defisit sebesar 369.280 ton. Perkiraan produksi tahun 2010 adalah > 1.14 juta ton dan konsumsi sebesar > 2 juta ton, defisit > 948.000 ton. Prediksi peningkatan produksi tersebut dicapai dengan memperluas areal pertanaman dan memperbesar indeks panen (Sudaryanto dan Swastika, 2007). Untuk perluasan areal diperlukan penentuan kesesuaian lahan sehingga produktivitasnya dapat terjamin. Pertumbuhan tanaman kedelai tergantung pada faktor genetik dan lingkungan. Sumarno dan Manshuri (2007) menyebutkan dari berbagai faktor lingkugan yang berpengaruh pada pertumbuan kedelai, faktor fisika-kimia tanah merupakan salah satu yang terpenting. Keberadaan varietas kedelai yang hemat pupuk P diharapkan dapat meningkatkan produksi kedelai pada lahan-lahan yang memiliki ketersediaan P rendah secara efisien. Untuk keperluan tersebut, beberapa galur harapan kedelai yang efisien menyerap hara fosfor (P) pada kondisi masukan P rendah telah dirakit dan perlu dievaluasi sebelum dirilis (Suryati et al., 2006). Evaluasi perlu dilakukan pada berbagai kondisi lingkungan agar dapat ditentukan tingkat stabilitasnya (Djaelani et al., 2001). Evaluasi galur-galur harapan pada berbagai lingkungan sering dihadapkan pada komplikasi yang ditimbulkan adanya interaksi genotipelingkungan (GE), yaitu perbedaan respon antar galur terhadap berbagai kondisi lingkungan (Finlay dan Wilkinson, 1963; Eberhart dan Russel, 1966; Perkins dan Jinks, 1968). Penentuan galur ideal akan lebih sederhana jika tidak ada interaksi GE karena berarti bahwa ranking (urutan) daya hasil diantara galur-galur yang diuji tetap sama pada kondisi lingkungan yang berbeda. Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi penampilan dan stabilitas hasil galurgalur harapan kedelai pada tiga lokasi berbeda di Provinsi Bengkulu. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di tiga Kabupaten di Bengkulu, yaitu Bengkulu Utara (Kuro Tidur), Kota Bengkulu (Medan Baru), dan Kepahiang (Bumi Sari). Penelitian dilakukan pada bulan April Oktober 2009. Benih ditanam dengan jarak 20 cm x 40 cm pada petak berukuruan 2 m x 5 m disusun berdasarkan rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) dengan tiga ulangan di tiap lokasi. Tanah di masing-masing lokasi dikapur dan diolah sampai gembur. Galur/varietas yang dievaluasi adalah 11AB, 13ED, 14DD, 19BE, dan 25EC (galur harapan keturunan ke 17 (F17) dari persilangan varietas Malabar dan Kipas Putih) serta Tanggamus dan Slamet sebagai pembanding. Sebelum ditanam benih diinokulasi dengan Rhizobium japonicum yang berasal dari Balai Besar Biologi dan Genetik (B.B.Biogen) Pemupukan dilakukan dengan dosis 75 kg ha -1 Urea, 55,6 kg ha -1 SP-36, dan 100 kg ha -1 KCl. Urea diberikan dua kali, separuh dosis pada saat tanam dan separuh lagi pada saat tiga minggu setelah tanam (mst) atau 21 hari setelah tanam (hst), sedangkan SP-36 dan KCl diberikan seluruhnya pada saat tanam. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan satu minggu sekali dengan penyemprotan Matador 25 EC (Sihalotrin 25 g L - 1 ) dan Dithane M-45). Panen dilakukan pada saat 95% polong pada satu tanaman telah matang yang ditandai dengan perubahan warna kulit polong dari kuning menjadi coklat kering. Pengamatan dilakukan terhadap tinggi tanaman, jumlah polong, jumlah polong rusak, dan hasil yaitu bobot biji kering per petak (g) dilakukan setelah biji dijemur selama beberapa hari sampai kadar air lebih kurang 11%. Analisis varian gabungan digunakan untuk menguji keberadaan interaksi genotipe - lingkungan dengan model matematik sebagaimana ditunjukkan oleh Steel dan Torrie (1981). Tidak terdapat interaksi genotipe - lingkungan, sehingga tidak dilanjutkan analisis AMMI (Additive Main effect and Multiplicative Interaction) (Mattjik dan Sumertajaya, 2000).

Akta Agrosia Vol. 13 No.1 hlm 50-54 Jan - Jun 2010 52 Tabel 1. Analisis keragaman hasil biji kering lima galur harapan padi dan dua varietas pembanding di tiga Sumber Keragaman db JK KT F hitung Prob. Lokasi 2 149282659,4 74641329,7 2637,64 0,0001 Blok (Lokasi) 6 323463,0 53910,5 1,91 0,1067 Genotipe 6 152393,4 25398,9 0,90 0,5073 Genotipe x Lokasi 12 320427,4 26702,3 0,94 0,5168 Galat 36 1018748,3 28298,6 TotalKK (%) 629,91 Gambar 1. Rata-rata hasil biji kering lima galur harapan padi dan dua varietas pembanding di tiga lokasi pengujian. HASIL DAN PEMBAHASAN Secara visual, pertumbuhan tanaman berbeda sangat kontras antara lokasi Kepahiang (Bumi Sari) dengan dua lokasi lainnya; sangat subur di lokasi pertama dan sangat kurus di Kota Bengkulu (Medan Baru) dan Bengkulu Utara. Rerata tinggi tanaman di tiga lokasi adalah 71,70; 35,38; dan 31,27 cm; secara berurutan untuk Kepahiang, Kota Bengkulu dan Bengkulu Utara. Demikian juga, jumlah polong per tanaman, jauh lebih banyak di Kepahiang dibandingkan dengan dua lokasi lainnya. Rerata jumlah polong per tanaman untuk tiga lokasi adalah 81,4; 21,7; dan 13,2; secara berurutan untuk Kepahiang, Kota Bengkulu dan Bengkulu Utara. Perbedaan pertumbuhan tanaman berlanjut pada perbedaan hasil biji per petak. Hasil biji kering berbeda sangat nyata antar lokasi (P = 0,0001), dan berbeda tidak nyata antar genotipe (P = 0,5073) (Tabel 1); 5-8 kali lebih tinggi di lokasi Kepahiang dibandingkan dengan di lokasi Kota Bengkulu atau Bengkulu Utara (Gambar 1). Rerata hasil biji kering berkisar 3758,91 3988,56 g petak -1 di Kepahiang, 462,57 772,12 g petak -1 di Kota Bengkulu, dan 294,16 498,78 g petak -1 di Bengkulu Utara. Perbedaan fisika-kimia tanah sebagaimana disebutkan oleh Sumarno dan Manshuri (2007) mungkin menyebabkan besarnya perbedaan antara lokasi Kepahiang dengan dua lokasi lainnya, terutama kandungan N, P, dan K yang sangat kontras antara lokasi Kepahiang dengan dua lokasi lainnya. Pada penelitian sebelumnya di lokasi lain di Bengkulu Utara menunjukkan hasil yang lebih tinggi (Suryati et al., 2007) rataan bobot biji berkisar antara 27,40 37,53 g tanaman -1 sementara pada pengujian ini berkisar antara 12,86 20,80 g tanaman -1. Hal ini menunjukkan bahwa faktor fisika-kimia tanah memang sangat berpengaruh pada penampilan galur dan varietas.

Dotti Suryati, Dwinardi Apriyanto, Mohammad Chozin dan Hasanudin : Penampilan dan stabilitas 53 Tanah yang digunakan untuk percobaan pada tahun 2009 ini termasuk sangat kurus. Dari pengamatan visual di lapangan, tanah di Kota Bengkulu dan Bengkulu Utara berstruktur ringan, dan butiran tanah tampak lepas-lepas. Selain itu, faktor kerusakan oleh hama (pengisap dan penggerek polong) juga memberikan kontribusi pada besarnya perbedaan tersebut. Rerata jumlah polong rusak oleh hama adalah 3,26; 3,90, dan 6,58; secara berurutan untuk Kepahiang, Kota Bengkulu dan Bengkulu Utara. Pada penelitian sebelumnya di empat lokasi menunjukkan interaksi genotipe - lingkungan nyata (Suryati et al., 2008). Pada pengujian ini tidak terlihat interaksi antara genotipe dengan lingkungan (P= 0,5168), yang memberi indikasi bahwa, dari aspek hasil biji, posisi genotipe satu terhadap yang lain cenderung sama antar ketiga lokasi. Galurgalur harapan yang diuji tidak menunjukkan perbedaan hasil di tiga lokasi pengujian. Hal ini mengindikasikan bahwa galur-galur harapan tersebut sudah menunjukkan stabilitas hasil lintas lingkungan seperti halnya varietas Tanggamus dan Slamet yang merupakan varietas unggul nasional. Dengan dosis pupuk P setengah atau sepertiga dari yang banyak digunakan peneliti lain dan petani, penampilan pertumbuhan dan hasil di Kepahiang termasuk luar biasa dan mungkin tidak ada hasil penelitian lain di Indonesia yang menyamainya. Misalnya, Taufik et al. (2007), menggunakan dosis P 100-150 kg SP-36 ha -1 menghasilkan 2,14-2,39 ton ha -1 biji kering. Laporan lainnya, dengan dosis N-P-K 50-75-75 ha -1 menggunakan Urea, TSP dan KCL, memberikan hasil biji kering sebanyak 1,85 ton ha -1 (tinjauan; Adisarwanto et al., 2007). Bila dikonversi ke satuan hektar, maka hasil biji kering di lokasi Kepahiang berkisar antara 3,198 3,988 ton ha -1. Hasil di Kepahiang memberikan informasi penting untuk pengembangan tanaman kedelai di Indonesia. Lokasi seperti Kepahiang dan sekitarnya (Rejang Lebong) yang kondisinya mirip dengan lokasi penelitian ini sangat sesuai untuk pengembangan kedelai. KESIMPULAN Lingkungan sangat berpengaruh terhadap produktivitas galur-galur yang diuji. Tidak terdapat perbedaan hasil biji antara galur-galur harapan dan varietas pembanding di tiga lokasi pengujian. Galur-galur harapan sudah menunjukkan stabilitas hasil lintas lingkungan seperti halnya Tanggamus dan Slamet yang merupakan varietas unggul nasional. Kabupaten Kepahiang, juga Rejang Lebong yang mempunyai jenis tanah sama (Andisol) merupakan daerah yang sangat cocok untuk pengembangan kedelai. SANWACANA Artikel ini ditulis berdasarkan hasil penelitian Hibah Strategis Nasional 2009 dengan Kontrak Nomor :1780/H30.10.06.01/HK/2009. Tanggal 12 Februari 2009. Terima kasih kepada Sdr Darman Hari SP (Balai Pengkajian dan Penerapan Teknik Produksi Ketransmigrasian Kuro Tidur, Bengkulu Utara, Sdr Amin Nugroho, Agrestinia, Wahyu Diyatno (UNIB), dan Bpk Ramli (Bumi Sari-Kepahiang) atas bantuannya dalam pelaksanaan penelitian dan pengumpulan data. DAFTAR PUSTAKA Adisarwanto, T., Subandi, dan Sudaryono. 2007. Teknologi Produksi Kedelai. Hlm 229 252. Dalam Sumarno, Suyamto, A. Widjono, Hermanto, dan H. Kasim (peny.). Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Djaelani, A. K., Nasrullah, dan Sumartono. 2001. Interaksi G x E, adaptabilitas, dan stabilitas galur-galur kedelai dalam uji multilokasi. Zuriat. 12(1): 27 33. Eberhart, S. A. and W. A. Russell. 1966. Stability parameters for comparing varieties. Crop Sci. 6: 36-40. Finlay, K. W. and G. N. Wilkinson. 1963. The

Akta Agrosia Vol. 13 No.1 hlm 50-54 Jan - Jun 2010 54 analysis of adaptation in a plant breeding programme. Austral. J. Agric. Res. 14: 742-754. Mattjik, A.A. dan M. Sumertajaya. 2000. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab, Jilid I. IPB Press. Perkins, J.M. and J.L. Jinks. 1968. Environmental and genetic-environmental component of variability III. Multiple lines and crosses. Heredity. 23: 339-356. Steel, R.G.D. and J.H. Torrie. 1981. Principle and Procedure of Statistics. McGraw. Hill Inc. Singapore. Sudaryanto, T. dan D.K.S. Swastika. 2007. Ekonomi Kedelai di Indonesia. Hlm: 1-27. Dalam Sumarno, Suyamto, A. Widjono, Hermanto, dan H. Kasim (peny.). Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Sumarno dan A.G. Manshuri. 2007. Persyaratan tumbuh dan wilayah produksi kedelai di Indonesia. Hlm: 1-27. Dalam Sumarno, Suyamto, A. Widjono, Hermanto, dan H. Kasim (peny.). Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Suryati, D., D. Hartini, Sugianto, dan D. Minarti. 2006. Penampilan lima galur harapan kedelai dan kedua tetuanya di tiga lokasi dengan jenis tanah berbeda. Akta Agrosia. 9 (1): 7-11. Suryati, D. dan M. Chozin. 2007. Analisis stabilitas galur-galur harapan kedelai keturunan dari persilangan Malabar dan Kipas Putih. Akta Agrosia. Edisi Khusus Desember. 2007: 176-180 Suryati, D., M. Chozin, Hasanudin, dan D. Apriyanto. 2008. Uji multi lokasi galurgalur harapan kedelai pada lahan rendah fosfor. Akta Agrosia. 11 (2): 197-201. Taufik, A., Marwoto, Heriyanto, D.M. Arsyad, dan S. Hardaningsih. 2007. Perbaikan budidaya kedelai di lahan kering masam Lampung. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan 26(1): 38-45.