BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari

MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS

BAB IV PEMBAHASAN A. PENGKAJIAN DATA. Pada langkah pertama semua informasi yang akurat dan

AKPER HKBP BALIGE. Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns

PENGERTIAN MASA NIFAS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

Referat Fisiologi Nifas

1. ATONIA UTERI. A. Pengertian

PERSALINAN NORMAL ( KALA IV )

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. partum.dari data WHO menunjukan 25% kematian maternal disebabkan. oleh perdarahan post partum dan di perkirakan 100.

Plasenta belum terlepas dari dinding rahim karena tumbuh terlalu melekat lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas.

BAB I PENDAHULUAN. hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan, yaitu triwulan

BAB I PENDAHULUAN. dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harapan seseorang (Arifin dan Rahayu, 2011). diartikan sebagai rasa senang dan kelegaan seseorang dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki angka kematian

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di. kesehatan meluncurkan upaya terobosan berupa Jaminan Persalinan

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY C P 2002 DENGAN POST HPP KARENA RETENSIO PLASENTA DI RSUD dr.soegiri LAMONGAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mutu tidak pernah merupakan sesuatu yang datang tiba-tiba, mutu selalu

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan sederhana dan

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY M G III P 2002 PERSALINAN DENGAN RETENSIO PLASENTA DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. dari kehamilan dengan risiko usia tinggi (Manuaba, 2012: h.38).

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di

BAB I PENDAHULUAN. terjadi yaitu perdarahan, infeksi dan pre eklampsia ( Saifuddin, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2009). Proses pemulihan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rukiyah (2011) dalam Prawirohardjo (2002) masa nifas. pada kondisi tidak hamil (Varney, 2007).

MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH

BAB I PENDAHULUAN. melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu target yang ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. dan kembalinya organ reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil. Wanita

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY C P 2002 DENGAN POST HPP KARENA RETENSIO PLASENTA DI RSUD dr.soegiri LAMONGAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Hal ini merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG. Definisi kematian maternal menurut WHO adalah kematian seorang

BAB II TINJAUAN TEORITIS. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas adalah masa dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan

Asuhan Kebidanan Koprehensif..., Dhini Tri Purnama Sari, Kebidanan DIII UMP, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) sebagai salah satu indikator kesehatan ibu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang dapat. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. : Ruang VK RSUD dr. Soehadi Prijonegoro. I. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7

BAB I PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa

BAB 1 PENDAHULUAN. puerperium dimulai sejak dua jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan enam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesehatan dan merupakan suatu ukuran mutu pelayanan kepuasan pelanggan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Periode pascapartum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ

Deteksi Dini Kehamilan, Komplikasi Dan Penyakit Masa Kehamilan, Persalinan Dan Masa Nifas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan reproduksi, karena seluruh komponen yang lain sangat

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada dibagian bawah kavum

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN. dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. N di Puskesmas Kedungwuni I mulai dari

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Intensitas kontraksi uterus meningkat secara

BAB I KONSEP DASAR. persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama. masa nifas ini yaitu 6-8 minggu (Mochtar, 1998).

BAB I PENDAHULUAN. satu sel telur dibuahi oleh satu sperma. Sel telur atau ovum manusia

BAB I PENDAHULUAN. masa nifas dini (early postpartum) adalah periode kepulihan dimana ibu telah

LAMPIRAN Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diani Nurcahyaningsih, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

1.1 Konsep Dasar Nifas Masa nifas (puerperium) merupakan masa 2 jam setelah persalinan sampai 42 hari paska partum (6 minggu) (Manuaba, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya angka Kematian Ibu yang masih tinggi (AKI) di. berbagai pihak. Terdapat beberapa penyebab yang

BAB I PENDAHULUAN. menentukan jumlah Perdarahan yang terjadi karena tercampur dengan air

Dinamika Kebidanan vol. 1 no.2 Agustus 2011 EFEKTIFITAS MENYUSUI PADA PROSES INVOLUSIO UTERI IBU POST PARTUM 0-10 HARI DI BPS KOTA SEMARANG

Patologi persalinan (2)

BAB I PENDAHULUAN. maternal disebabkan oleh perdarahan post partum dan diperkirakan

GAMBARAN PERAWATAN IBU NIFAS OLEH TENAGA KESEHATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAN BALIMO KOTA SOLOK TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hamil adalah suatu proses fisiologis yang dialami oleh manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara negara tetangga.

BAB II TINJAUAN TEORI. berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Saleha, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Yunita Tri Setya, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. ke dunia luar. Beberapa kasus seperti plasenta previa, preeklamsia, gawat janin,

Perdarahan Post Partum. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta

BAB I PENDAHULUAN. setelah kelahiran (Cunningham, 2013). Periode nifas ini terjadi pemulihan

STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Masa nifas, perubahan fisiologis dan psikologis masa nifas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan pulih dalam waktu 3 bulan (Anggraini, Y, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk adalah terjadinya perubahan jumlah penduduk pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. keluarganya secara fisiologis, emosional dan sosial. Baik di negara maju

Asuhan Persalinan Normal. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi oleh organisme secara normal melaui berbagai tahapan yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil dan

BAB I PENDAHULUAN. 99 persen kasus kematian ibu terjadi di negara berkembang. Hal ini terungkap

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. I P 1 POST PARTUM HARI KE-14 DENGAN SUB INVOLUSI UTERI. Siti Aisyah* Al-Masruroh** ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. Section Caesarea

BAB IV PEMBAHASAN. pengkajian tujuh langkah Varney. Pembahasan iniakan diuraikan sebagai berikut:

Transkripsi:

9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TEORI MEDIS 1. Nifas a. Pengertian Nifas yaitu 1) Masa nifas yaitu masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil, lama nifas 6-8 minggu (Ambarwati dan Wulandari, 2010:1). 2) Masa nifas yaitu masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha,2009 :4). 3) Masa nifas yaitu dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama 6 minggu ( Sarwono,2009 :122). b. Tujuan masa nifas menurut Ambarwati dan Wulandari (2010:1-2) 1) Tujuan umum Membantu ibu dan pasanganya selama transisi awal mengasuh anak. 2) Tujuan khusus a) Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologinya. skrinning yang komprehensif, mendeteksi 9

10 masalah, menggobati/ merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayi. b) Memberikan pendidikan kesehatan, tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, menyusui, pemberian imunisasi dan perawatan bayi sehat. c) Memberikan pelayanan keluarga berencana. c. Tahapan masa nifas menurut (Soleha, 2009:5-6) ada 3 yaitu: 1) Periode immediate postpartum Masa segera setelah plasenta lahir sampai 24 jam.pada masa ini sering terjadi masalah, misalnya perdarahan karena atonia uteri. Oleh karena itu, bidan dengan teratur harus melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lockea,tekanan darah dan suhu. 2) Periode early postpartum (24 jam -1 minggu) Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada pendarahan, lockea tidak berbau busuk, tidak ada demam,ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik. 3) Periode late postpartum(1 minggu- 5 minngu) Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari serta konseling KB.

11 d. Perubahan fisiologis dan psikologi masa nifas 1) Perubahan fisiologis a) Perubahan sistem reproduksi (1) Uterus Pada akhir kala III persalinan, uterus berada di garis tengah kira-kira 2cm di bawah umbilicus dengan bagian fundus bersandar pada promotorium sakralis. Besar uterus kirakira sama dengan sewaktu hamil 16 minggu dengan berat 1000 gram (Ambarwati dan Wulandari, 2010:73). (2) Lochea adalah ekresi cairan selama masa nifas.lockea itu terbagi menjadi 4 (Soleha, 2009:56) yaitu: (a) lochea rubra Lochea ini muncul hari 1 sampai hari 4 masa post partum. Cairan yang keluar berwarna merah karena berisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo dan mekonium. (b) lockea sanguilaeta Cairan yang keluar berwarna merah kecoklatan dan berlendir. Berlansung dari hari ke 4 sampai hari ke 7 postpartum.

12 (c) Lockea serosa Lockea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum, leukosit dan laserasi plasenta. Muncul hari ke 7 sampai hari ke 14 postpartum. (d) lockea alba Mengandung leukosit, selaput lendirserviks dan serabut jaringan yang mati. Lockea ini bisa berlangsung 2 sampai 6 minggu post partum. (3) Serviks Serviks mengalami involusi bersama- sama dengan uterus. Warna serviks sendiri merah kehitam- hitaman karena penuh pembuluh darah. Konsistensinya lunak, kadang- kadang terdapat laserasi/ perlukaan kecil karena robekan kecil terjadi selama dilatasi, serviks tidak pernah kembali dalam keadaan sebelum hamil.muara serviks dilatasi 10 cm pada waktu persalinan, menutup secara bertahap/ setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dimasuki2-3 jari, pada 6 minggu postpartum serviks menutup (Ambarwati dan Wulandari, 2010:79). b) Perubahan endotrin Selama kehamilan dan persalinan adanya hormon yang berperan pada proses tersebut yaitu hormon oksitosin yang berperan pada perlepasan plasenta dan mempertahankan

13 kontraksi agar tidak terjadi perdarahan. Hormon prolaktin untuk merangsang produksi asi. Sedangkan hormon estrogen dan progesteron dapat meningkatkan volume darah serta mengurangi perangsangan dan peningkatan pembuluh darah (Soleha, 2009:60). c) Perubahan tanda- tanda vital (Ambarwati dan Wulandari, 2010: 84) yaitu: 1) Suhu badan Pada 24 jam post partum suhu badan akan naik sedikit (37-38 C)sebagianakibat kerja kerassewaktu melahirkan, kehilangan cairan,dan kelelahan apabila keadaan normal suhu badanakan biasa lagi. 2) Nadi Denyut nadi normal dewasa 60-80 kali permenit. Sehabis melahirkan biasanya jenyut nadi itu akan lebih cepat. Setiap denyut nadi melebihi 100 adalah abnormal dan hal ini mungkin disebabkan oleh infeksi atau pendarahan postpartum yang tertunda. 3) Tekanan darah Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah melahirkan karena ada pendarahan. Tekanan darah tinggi pada postpartum dapat menandakan terjadinya preeklamsi post partum.

14 4) Pernafasan. Kedaaan penafasan selalu berhubungan dengan keadaaan suhu dan denyut nadi. Apabila suhu dan denyut nadi tidak normal pernapasan juga akan mengikutinya kecuali ada gangguan khusus pada saluran nafas. d) Perubahan kardiovaskuler Terdapat suatu penurunan besar kurang lebih 1.500 ml dalam jumlah darah keseluruhan selama kelahiran dan masa nifas. Dalam persalinan kira kira 200-500 ml darah yang hilang sedangkan selama postpartum 500 800 ml darah yang hilang dan terakhir 500 ml selama sisa masa nifas (Soleha, 2009:62). 2) Perubahan psikologi Periode diekspresikan oleh reva rubin yang terjadi ada 3 yaitu ( Soleha, 2009:64) yaitu: a) Taking in period Terjadi pada hari 1-2 persalianan, ibu masih pasif dan sangat bergantung pada orang lain, fokus perhatian terhadap tubuhnya ibu lebih mengigatkan pengalaman melahirkan dan persalinan yang dialami, serta kebutuhan tidur dan nafsu makan meningkat. b) Taking hold period Terjadi pada hari3-4 hari post partum, ibu lebih berkonsentrasi pada kemampuannya dalam menerima tanggung jawab sepenuhnya terhadap perawatan bayi. Pada masa ini menjadi

15 sangat sensitif, sehingga membutuhkan dorongan perawat untuk mengatasi kritikan yang dialami ibu. c) Letting go period Dialami setelah ibu dan bayi tiba dirumah. Ibu mulai secara penuh menerima tanggung jawab sebagai ibu dan menyadari atau merasa kebutuhan bayi sangat bergantung pada dirinya. e. Kunjungan masa nifas ada 4 kali (Soleha, 2009:6) yaitu: 1) 6 8 jam setelah persalinan 2) 6 hari setelah persalinan 3) 2 minggu atau 14 hari setelah persalinan 4) 6 minggu setelah persalinan f. Menurut Manuaba (2009:111) masalah kesehatan setelah melahirkan masa nifas: 1) Perdarahan pasca partum 2) Infeksi puerperium 3) Preeklamsi/ eklamsi 4) Penyakit tromboemboli 5) Infeksi mamae 6) Komplikasi perkemihan. 2. Retensio Plasenta a. Pengertian Retensio Plasenta 1) Retensio plasenta yaitu belum lepasnya plasenta dengan melebihi waktu setengah jam( Manuaba, 2009:178).

16 2) Retensio plasenta adalah Tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga atau lebih dari 30 menit setelah bayi lahir (Nugroho,2010:158). 3) Retensio plasenta adalah Tertahannya atau belum lahirnya plasenta selama setengah jam setelah persalinan bayi(yanti, 2009:205). b. Menurut Nugroho(2010:158) Klasifikasi retensio plasenta: 1) Plasenta adhesiva adalah implantasi yang kuat dari jonjot korion plasenta sehingga menyebabkan kegagalan mekanisme separasi fisiologis. 2) Plasenta akreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga mencapai lapisan miometrium. 3) Plasenta inkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga mencapai atau melewati lapisan miometrium. 4) Plasenta perkreta adalahimplantasi jonjot korion plasentayang menembus lapisan miometrium hingga mencapai lapisan serosa dinding uterus. 5) Plasenta inkarserata adalah tertahanya plasenta di dalam kavum uteri, disebabkan oleh kontraksi uteri. c. Pengertian plasenta restan 1) Perdarahan post partum karena tertinggalnya sisa plasenta atau tersisa sebagian kecil plasenta di dalam uterus mengakibatkan perdarahan lanjut (Cunningham, 2005:709).

17 2) Perdarahan pasca partum sebagian selaput plasenta masih tertinggal di dalam uterus (Manuaba, 2008:153). 3) Tertinggalnya sebagian plasenta atau sisa-sisa potongan plasenta merupakan perdarahan lanjut dalam masa nifas atau perdarahan pasca persalinan sekunder (Yanti, 2009:214). d. Tanda dan gejala plasenta restan (Nugroho, 2010:145) yaitu: 1) Uterus berkontraksi kurang adekuat 2) Perdarahan segera 3) Tali pusat putus 4) Plasenta atau sebagian tidak lengkap. 5) Inversio uteri akibat tarikan perdarahan lanjut. e. Komplikasi plasenta restan (Manuaba, 2008 :58) yaitu: 1) Perdarahan Perdarahan post partum adalah pendarahan lebih dari 500 ml pada persalinan pervaginam atau lebih dari 1000ml pada persalinan caesar (Norma dan Dwi, 2013:224). a) Menurut Nugroho(2010: 143) terjadinya pendarahan di bagi atas 2: (1) Perdarahan post partum dini/ perdarahan post partum primer (early postpartum hemorrhage) yaitu perdarahan post partum dini adalah perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama setelah kala III.

18 (2) perdarahan pada masa nifas/perdarahan post partum sekunder (late postpartum hemmorrhage) adalah perdarahan masa nifas puerperium yang terjadi pada masa nifas puerperinium tidak termasuk 24 jam pertama setelah Kala III. b) Etiologi peryebab perdarahan menurut Ambarwati dan Wulandari (2010:127) : (1) Atonia uteri (2) Retensio plasenta (3) Laserasi jalan lahir(ruptur uteri, Perlukaan vagina, Perinium). (4) Retensio sisa plasenta (5) Infeksi plasenta (6) Sub involusi. c) Etiologi penyebab perdarahan post partum menurut Nugroho (2010:144) yaitu: (1) Atonia uteri. (2) Luka jalan lahir (3) Retensio plasenta. (4) Gangguan pembekuan darah.

19 d) Pencegahan perdarahan post partum (Ambarwati dan Wulandari, 2010 :127) yaitu: (1) Mengenali resiko perdarahan post partum (uterus tidak berkontraksi, partus lama, partus dengan pacuan). (2) Memberikan oksitosin setelah bayi lahir. (3) Memastikan kontraksi uterus setelah bayi lahir. (4) Memastikan plasenta lahir lengkap. (5) Mengenali robekan jalan lahir. 2) Infeksi menurut Manuaba (2009:452) yaitu: Biasanya infeksi di karenakan bakteri masuk ke alat genetalia pada saat persalinan maupun setelah persalinan. Tanda dan gejala: a) Suhu meningkat. b) Lockea berbau c) Nyeri pada tempat infeksi. Terapy pemberian antibiotik dan kolaborasi dengan dokter. 3) Sub involusi menurut Manuaba (2009:454) yaitu: Uterus gagal berkontraksi secara efektif selama masa pascapartum tanda dan gejala: a) Peningkatan jumlah lockea b) Fundus uteri teraba lembek c) Uterus naik hingga melebihi lokasi yang di perkirakan.

20 Penanganan: Metilergonovin 0,2 mg setiap empat jam sebanyak 6 dosis pemberian antibiotik agar tidak terjadi infeksi. f. Penanganan plasenta restan (Nugroho, 2010 :164 ) yaitu : 1) Pemberian antibiotik Ampisilin dosis awal 1 g IV dilanjutkan 3x1 g oral dikombinasi dengan metronidazol 1 g suppositorial dilanjutkan 3x 500 mg oral. 2) Lakukan eksplorasi digital (bila serviks terbuka) dan mengeluarkan bekuan darah atau jaringan. Bila serviks hanya dapat dilalui oleh istrumen, lakukan evaluasi dengan dilatasi dan kuratase. 3) Bila kadar HB < 8 gr/ Di berikan tranfusi darah. Bila kadar HB>8 gr, berikan sulfas ferosus 600mg/ hari selama 10 hari.

Pathway 21

22 B. TEORIMANAJEMEN KEBIDANAN 1. Pengertian Manajemen Kebidanan a. Manajemen kebidanan adalahsuatu metode atau bentuk pendekatan yang digunakan bidan dalam memberikan asuhan.pendokumantasi Manajemen kebidanan merupakan langkah dalam menggambarkan alur pola pikir dan bertindak bidan dalam pengambilan keputusan klinis untuk mengatasi masalah(salmah,2006:171). b. Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Ambarwati dan Wulandari, 2010:130). 2. MenurutHelen ada 7 langkah varney pendokumentasikan kebidananyaitu: 1. Pengkajian Pada langkah pertama semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua yang berkaitan dengan kondisi klien telah dikumpulkan. Untuk memperoleh data, dilakukan melalui anamnesa. Anamnesa adalah pengkajian dalam rangka mendapatkan data tentang pasien melalui pengajuan pertayaan (Sulistyawati, 2009:110). 2. Interpetasi Data Interpetasi data dilakukan bila pengkajian telah selesai dilaksanakan dan data telah terkumpul dengan lengkap. Data dasar yang telah

23 dikumpulkan diinterpetasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhakan penagananya. Masalah biasanya sedang dialami wanita dan diidentifikasi bidan sesuai dengan hasil pengkajian dan masalah tersebut sering menyertai diagnosa (Maritalia, 2012:118). 3. Dignosa potensial Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin terjadi. Pada langkah ini diindentifikasikan masalah atau diagnosa, hal ini membutuhkan antisipasi, pencegahan, bila mungkin menunggu mengamati dan bersiap- siap apabila hal tersebut benarbenar terjadi. Melakukan asuhan yang aman penting sekali dalam hal ini (Ambarwati dan Wulandari, 2010:142). 4. Antisipasi Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dalam menangani masalah sesuai kondisi klien. Langkah keempat mencerminkan proses manajemen kebidanan. Data baru mungkin dikumpulkan dan dievaluasi. Dimana bidan atau dokter harus bertindak sefera sesuai kebutuhan keselamatan klien. Dari data terkumpul kita dapat menyimpulkan tindakan segera yang harus dilakukan tenaga kesehatan (Maritalia, 2012:121).

24 5. Perencanaan Langkah langkah ini ditentukan oleh langkah langkah sebelumnya yang merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa yang telah diindentifikasi atau di antisipasi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah dilihat dari kondisi pasien atau setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga berkaitan dengan kerangka pedoman antisipasi bagi wanita tersebut yaitu apa yang akan terjadi berikutnya (Ambarwati dan Wulandari, 2010:143). 6. Pelaksanaan Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh yang diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau tenaga kesehatan lainya. Dalam situasi dimana bidan kolaborasi dengan dokter untuk menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan pada klien adalah tanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan besama secara menyeluruh (Maritalia, 2009:123). 7. Evaluasi Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa yang telah dilakukan bidan. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan, ulangi kembali proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah dilakukan tapi belum efektif atau

25 merencanakan kembali yang belum terlaksana(ambarwati dan Wulandari, 2010:147). 3. Asuhan Kebidanan SOAP Untuk mengetahui apa yang dilakukan bidan melalui proses berpikir sistematis, didokumentasikan dalam bentuk SOAP yaitu(salmah, 2006:172) yaitu: S(Subjektif) : Menggambarkan pendokumentasikan hasilpenggumpulanmenggambarkan pendokumentasikan hasil penggumpulan. O(Objektif):Menggambarkan pendokumentasikan hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan uji diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah 1varney. A (Assesment) : Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi data subyektif dan obyektif dalam suatu indentifikasi: a. Diagonosis/masalah b. Antisipasi diagnosis/ masalah potensial c. Perlu adanya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi kolaborasi dan rujukan langkah 2,3,4 varney