HALAMAN PENGESAHAN. Artikel Ilmiah

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN

HUBUNGAN SISTEM KAPITASI DAN PENGHARGAAN DENGAN KEPUASAN KERJA DOKTER UMUM PRAKTIK PERORANGAN BPJS KESEHATAN BANJARMASIN

Hubungan Pengetahuan Pasien dan Praktik Petugas Pasien BPJS Dengan Waktu Pelayanan Rawat Jalan Diloket Di RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang Tahun 2016


HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN UDINUS DENGAN PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2014

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN ANTENATAL CARE BIDAN DENGAN KEPUASAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS SANGKRAH TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN DOKTER DENGAN KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI POLIKLINIK NEUROLOGI RSUP DR. KARIADI SEMARANG OKTOBER 2008.

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

Putri Zahrah Adelia, Harlina Nurtjahjanti. Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Kata Kunci :Jaminan Kesehatan Nasional, Puskesmas, Pengetahuan, sikap petugas, dan persepsi pasien Kepustakaan : 20 Buah,

ANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013

**) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Jl Nakula I N Semarang ABSTRACT

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 Kedokteran Umum

HUBUNGAN PERSEPSI KEADILAN KOMPENSASI DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. AGUS JAYA MOJOKERTO

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU TENTANG INISIASI MENYUSU DINI (IMD) KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG MUTU PELAYANAN TENAGA KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI IGD PAVILIUN ABIYASA RSUD PROF. DR

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI PADA IBU HAMIL DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERSEPSI MUTU PELAYANAN LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

: Dimensi Kualitas, Kepuasan Pasien, Askes Sosial, Pelayanan Rawat Jalan, Rumah Sakit

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RSJ. PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO

UNIVERSITAS UDAYANA GAMBARAN PEMANFAATAN PELAYANAN FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DAN JAMINAN

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS HALMAHERA DAN PUSKESMAS ROWOSARI SEMARANG DI ERA JKN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

HUBUNGAN ANTARA BESARNYA JASA PELAYANAN BPJS DENGAN TINGKAT KEPUASAN KERJA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOJOWARNO JOMBANG

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

ABSTRAK. Kata kunci : Resiliensi kerja, responden. vii. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PRAKTIK PALPASI LEOPOLD PADA MAHASISWA DIII KEBIDANAN KARYA TULIS ILMIAH

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN PETUGAS DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN PESERTA BPJS KESEHATAN PUSKESMAS BENGKOL KOTA MANADO

HUBUNGAN TINGKAT KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH

i Universitas Kristen Maranatha

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Kata Kunci : Tingkat Pendidikan, Pendapatan, Persepsi, Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Nopia Wahyuliani

DESKRIPSI MUTU PELAYANAN DAN KEPUASAN PASIEN HIPERTENSI PESERTA PROLANIS BPJS DI PUSKESMAS PATARUMAN III KOTA BANJAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Karateristik responden berdasarkan jenis kelamin

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU MEMERIKSAKAN DIRI KE PELAYANAN KESEHATAN : PENELITIAN PADA PASIEN GLAUKOMA DI RUMAH SAKIT DR.

TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS HALMAHERA DAN PUSKESMAS ROWOSARI SEMARANG DI ERA JKN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DENGAN MOTIVASI MENJADI BIDAN MAHASISWA KEBIDANAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

PENINGKATAN PERILAKU IBU DALAM PENGATURAN POLA MAKAN BALITA DI POSYANDU MELATI DESA BINTORO KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER Susi Wahyuning Asih*

PEMBAYARAN KAPITASI DOKTER PRIMER DALAM PROGRAM ASURANSI KESEHATAN. Yulita Hendrartini Universitas Gadjah Mada

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS PEGAWAI DAN MASA KERJA DENGAN KUNJUNGAN RAWAT JALAN DI MUHAMMADIYAH MEDICAL CENTER

ANALISIS PENGALAMAN KERJA TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS GAJAHAN SURAKARTA DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA PKMS (PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT SURAKARTA)

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

SKRIPSI HUBUNGAN PENERAPAN KOMUNIKASI EFEKTIF PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD DR. ADNAAN WD PAYAKUMBUH TAHUN 2016

ABSTRAK TINJAUAN TATA LAKSANA PELAYANAN KESEHATAN MELALUI SISTEM ASURANSI KESEHATAN DI RSUD PROF. DR. WZ. JOHANNES KUPANG TAHUN 2009

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

PERBANDINGAN KEPUASAN ANTARA PASIEN ASKES DAN PASIEN JAMKESMAS DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUP DR.KARIADI SEMARANG

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KOMPENSASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. INDYFERYTO GROUP YOGYAKARTA

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BP.GIGI PUSKESMAS KELAYAN DALAM KOTA BANJARMASIN

Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD

HUBUNGAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN YANG MENDUKUNG PROGRAM ASI EKSKLUSIF DI TEMPAT KERJA DENGAN PELAKSANAAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN SANGKRAH SURAKARTA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2012

vi Universitas Kristen Maranatha

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

: BAYU SETIAWAN J

HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANGTUA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG PELECEHAN SEKSUAL PADA ANAK REMAJA DI SURAKARTA SKRIPSI

PERILAKU TIDAK AMAN (UNSAFE BEHAVIOUR) PADA PEKERJA DI UNIT MATERIAL PT. SANGO CERAMICS INDONESIA SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA BAURAN PEMASARAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN RAWAT INAP DI UPTD RUMAH SAKIT MATA PROVINSI SULAWESI UATARA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Karakteristik responden berdasarkan usia. dikelompokkan seperti pada Gambar 3 :

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN TINDAKAN MENJAGA KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA MURID SD SHAFIYYATUL AMALIYYAH PADA TAHUN

ABSTRAK. Kata kunci : Logo, citra perusahaan, identitas merek, manajemen merek.

HUBUNGAN PERSEPSI KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN PADA LAYANAN RAWAT JALAN PUSKESMAS SIBELA KOTA SURAKARTA SKRIPSI

PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL DAN NON FINANSIAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Jember)

HUBUNGAN ANTARA MUTU JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS RANOTANA WERU

TINGKAT KEPUASAN ATAS PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT DI KOTA MEDAN Oleh: RAMAYANTI

The Influence of Communication Supervisor on Job Satisfaction and Affective Commitment Organization. Abstract

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU TENTANG MITOS IMUNISASI DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI KLINIK UTAMA PKU MUHAMMADIYAH SAMPANGAN SURAKARTA

ANALISIS GENDER MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP PEMAHAMAN MATA KULIAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI

PENGARUH FREKUENSI KONSUMSI MAKANAN JAJANAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA ANAK SEKOLAH DI SD MUHAMMADIYAH WONOREJO KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KEFARMASIAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS KABUPATEN KENDAL TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. lainnya baik pemerintah maupun swasta. Puskesmas merupakan upaya pelayanan

PENGARUH ANDROPAUSE TERHADAP KEJADIAN DEPRESI PADA PRIA DI KECAMATAN JEBRES, SURAKARTA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

GAMBARAN PELAKSANAAN RUJUKAN LANJUT BERJENJANG PADA PASIEN BPJS DI PUSKESMAS NGESREP KOTA SEMARANG TAHUN 2015 ABSTRAK

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha

PERBANDINGAN KELENGKAPAN PENGISIAN REKAM MEDIS ANTARA DOKTER UMUM DAN DOKTER SPESIALIS JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

Transkripsi:

HALAMAN PENGESAHAN Artikel Ilmiah HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KESESUAIAN TARIF KAPITASI DALAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DENGAN KEPUASAN KERJA DOKTER PRAKTIK PESERTA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN DI KOTA SEMARANG TAHUN 2014 Disusun oleh : Tegar Barry Karya D11.2010.01152 Telah diperiksa dan disetujui untuk diupload di Sistem Informasi Tugas Akhir (SIADIN)

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KESESUAIAN TARIF KAPITASI DALAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DENGAN KEPUASAN KERJA DOKTER PRAKTIK PESERTA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN DI KOTA SEMARANG TAHUN 2014 Tegar Barry Karya*), Agus Perry Kusuma*) *) Mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Jalan Nakula 1 No. 5 11 Semarang Email : do.urself00@gmail.com ABSTRACT Background: One of the facilities level in the service of health primary stages in the National Health Insurance (JKN) is doctor practices. In accordance to ministry of health regulation No. 69 2013 was set the capitation expense to the practice doctor is Rp.10000. Based on the survey through interviews with five of practice doctor as participants of Health Social Insurance Agency (BPJS) which was held on May 14 up to 16 2014 obtained the results that 60 percent of respondents were still not satisfied yet with the capitation expense. The aim of this study was to know relationship between perceptions of conformity capitation expense in the National Health Insurance (JKN) with work satisfaction of doctor practices as participant of Health Social Insurance Agency (BPJS) in Semarang 2014. Methods: The study was explanatory research with the cross sectional approach. Sampling techniques used proportion random sampling method and the data collection was done by poll method with the questionnaire as an instrument. The statistical test was used rank spearman test. Results: The results showed that 24,4% of doctors still had perception that the capitation expense was not appropriate and 48,8% of doctors felt less satisfied with the capitation expense. There was any relationship between the perception of conformity capitation expense in the National Health Insurance (JKN) with

work satisfaction of doctor practices participant of BPJS in Semarang (p value = 0,000) Conclusion: Suggested to BPJS of Semarang City needed to evaluate the capitation expense because according to this study result there still doctor practices participant of BPJS who felt the capitation expense was not appropriate. Keywords :Perception, Capitation Expense, Work Satisfication ABSTRAK Salah satu fasilitas kesehatan tingkat primer dalam pelayanan berjenjang dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah praktek dokter. Sesuai dengan Permenkes No. 69 Tahun 2013 ditetapkan tarif kapitasi untuk Praktek Dokter adalah Rp. 10.000,-. Dari hasil survei awal didapatkan hasil 60 % dokter masih merasa belum puas dengan tarif kapitasi yang ditetapkan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan persepsi dokter tentang kesesuaian tarif kapitasi dalam program JKN dengan tingkat kepuasan kerja Dokter Praktik Peserta BPJS Kesehatan di Kota Semarang. Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research dengan pendekatan cross sectional, dan teknik sampling proporsi random sampling. Metode pengumpulan data dilakukan dengan angket menggunakan instrumen berupa kuesioner. Uji statistik yang digunakan adalah uji Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 24,4 % dokter masih mempersepsikan tarif kapitasi yang ditetapkan kurang sesuai dan 48,8 % dokter merasa kurang puas dengan tarif kapitasi yang ditetapkan. Ada hubungan antara persepsi kesesuaian tarif kapitasi dalam program JKN dengan kepuasan kerja dokter praktik BPJS Kesehatan di Kota Semarang (p value = 0,000). Saran dari peneliti adalah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kota Semarang perlu melakukan evaluasi terhadap tarif kapitasi yang ditetapkan karena sesuai dengan temuan dalam penelitian ini yang menunjukkan bahwa masih ada dokter praktik BPJS Kesehatan yang merasa bahwa tarif kapitasi belum sesuai. Kata Kunci : Persepsi, Tarif Kapitasi, Kepuasan Kerja

PENDAHULUAN Mulai tanggal 1 Januari 2014 di Indonesia telah diberlakukan kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Jaminan Kesehatan Nasional adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang selanjutnya disingkat BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan Kesehatan (1). Salah satu fasilitas kesehatan tingkat primer dalam pelayanan berjenjang dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah praktek dokter. Sesuai dengan Permenkes No. 69 Tahun 2013 ditetapkan tarif kapitasi untuk Praktek Dokter adalah Rp. 10.000,- (2). Dari hasil survei awal melalui wawancara dengan 5 orang dokter praktik peserta BPJS Kesehatan yang dilaksanakan pada tanggal 14 sampai dengan 16 Mei 2014 didapatkan hasil 60 % responden masih merasa belum puas dengan tarif kapitasi yang ditetapkan. Pande Putu dkk (2010) yang melakukan penelitian pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Jembrana menyatakan bahwa dari persepsi Penyedia Pelayanan Kesehatan (PPK) sistem kapitasi sebagai sistem yang merugikan dari sisi kebebasan konsumen dalam memilih pelayanan, di samping pandangan negatif akan adanya risiko finansial berupa kerugian pada pihak Penyedia Pelayanan Kesehatan. (3) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi dokter tentang kesesuaian tarif kapitasi dalam program JKN dengan tingkat kepuasan kerja Dokter Praktik Peserta BPJS Kesehatan di Kota Semarang. METODE Penelitian ini merupakan Explanatory Research dengan metode survey dengan pendekatan cross sectional. Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Sampel dalam penelitian ini adalah 41 responden yang ditentukan dengan menggunakan metode proporsi random sampling. Analisis data menggunakan Uji Korelasi Rank Spearman.

HASIL 1. Persepsi Kesesuaian Tarif Kapitasi Hasil dari uji normalitas Shapiro-Wilk diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,076, sehingga data distribusi normal karena > 0,05. Oleh karena itu kategori persepsi kesesuaian tarif kapitasi petugas didasarkan pada nilai Mean ± 1SD. Sehingga didapatkan hasil sebagai berikut : Persepsi Kesesuaian Tarif Kapitasi Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Persepsi Kesesuaian Tarif Kapitasi Distribusi Frekuensi Jumlah Persentase (%) Kurang Sesuai 10 24,4 Cukup Sesuai 23 56,1 Sangat Sesuai 8 19,5 Total 41 100 % Berdasarkan tabel 1 menunjukkan 24,4 % dokter mempersepsikan tarif kapitasi yang ditetapkan kurang sesuai, 56,1 % dokter mempersepsikan tarif kapitasi yang ditetapkan cukup sesuai dan 19,5 % dokter mempersepsikan tarif kapitasi yang ditetapkan sangat sesuai. Tabel 2 Distribusi Frekuensi Persepsi Dokter Terhadap Kesesuaian Tarif Kapitasi No. Pernyataan 1. Saya melayani banyak pasien BPJS Kesehatan tiap harinya 2. Tingginya jumlah pasien yang saya layani tiap harinya membuat saya rugi* 3. Jumlah pasien BPJS Kesehatan yang terlalu banyak membuat saya kewalahan* Jawaban SS S RR TS STS F % F % F % F % F % 8 19,5 33 80,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 19,5 30 73,2 3 7,3 0 0 4 9,8 0 0 36 87,8 1 2,4

No. Pernyataan 4. Tarif kapitasi yang ditetapkan tidak sebanding dengan ratarata pasien yang saya layani tiap harinya* 5. Waktu pelayanan saya sudah efektif untuk memaksimalkan tarif kapitasi yang diterima 6. Waktu pelayanan yang saya buka untuk pasien BPJS Kesehatan terlalu lama 7. Waktu pelayanan yang terlalu lama dapat merugikan saya* 8. Pendapatan dari kapitasi dapat saya maksimalkan dengan memangkas waktu pelayanan bagi pasien BPJS Kesehatan* 9. Lama waktu pelayanan pasien BPJS Kesehatan yang saya lakukan tiap harinya tidak sebanding dengan tarif kapitasi yang ditetapkan* 10. Menjadi dokter praktik BPJS Kesehatan memberikan jaminan pendapatan tetap tiap bulannya 11. Pendapatan dari kapitasi mempengaruhi pendapatan pribadi saya secara signifikan 12. Standar pelayanan minimal untuk praktik dokter BPJS Kesehatan memberatkan saya* 13. Tarif kapitasi yang ditetapkan untuk pemeriksaan pasien tidak sesuai harapan saya* 14. Tarif kapitasi yang ditetapkan untuk pengobatan pasien tidak sesuai harapan saya* 15. Tarif kapitasi yang ditetapkan untuk konsultasi medis tidak sesuai harapan saya* 16. Tarif kapitasi yang ditetapkan untuk tindakan medis non spesialistik tidak sesuai harapan saya* Jawaban SS S RR TS STS F % F % F % F % F % 0 0 4 9,8 8 19,5 29 70,7 0 0 3 7,3 24 58,5 12 29,3 2 4,9 0 0 0 0 6 14,6 0 0 34 82,9 1 2,4 0 0 0 0 6 14,6 33 80,5 2 4,9 0 0 6 14,6 0 0 24 58,5 11 26,8 0 0 0 0 17 41,5 24 58,5 0 0 15 36,6 26 63,4 0 0 0 0 0 0 11 26,8 12 29,3 12 29,3 6 14,6 0 0 0 0 0 0 0 0 40 97,6 1 2,4 0 0 9 22,0 11 26,8 21 51,2 0 0 0 0 20 48,8 1 2,4 24 48,8 0 0 0 0 10 24,4 9 22,0 22 53,7 0 0 0 0 15 36,6 0 0 26 63,4 0 0

No. Pernyataan 17. Tarif kapitasi yang ditetapkan untuk pelayanan promotif dan preventif tidak sesuai harapan saya* 18. Tarif kapitasi yang ditetapkan untuk pelayanan rujuk balik tidak sesuai harapan saya* 19. Tarif kapitasi yang ditetapkan belum dapat mencakup semua pelayanan dalam standar pelayanan minimal* 20. Kompensasi yang saya terima belum sebanding dengan pelayanan yang harus saya berikan* 21. Pendapatan dari kapitasi yang ditetapkan belum dapat memenuhi kebutuhan pokok minimum saya* 22. Tarif kapitasi yang ditetapkan belum adil bagi saya* 23. Tarif kapitasi yang ditetapkan tidak memperhitungkan kewajiban yang dibebankan pada saya* 24. Tarif kapitasi yang ditetapkan tidak memperhitungkan tanggung jawab yang dibebankan pada saya* *pernyataan negatif Jawaban SS S RR TS STS F % F % F % F % F % 0 0 1 2,4 11 26,8 29 70,7 0 0 0 0 7 17,1 7 17,1 27 65,9 0 0 0 0 24 58,5 6 14,6 11 26,8 0 0 0 0 13 31,7 11 26,8 17 41,5 0 0 0 0 0 0 10 24,4 31 75,6 0 0 0 0 4 9,8 6 14,6 31 75,6 0 0 0 0 10 24,4 11 26,8 20 48,8 0 0 0 0 13 31,7 8 19,5 20 48,8 0 0 2. Kepuasan Kerja Dokter Hasil dari uji normalitas Shapiro-Wilk diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,002, sehingga data distribusi tidak normal karena < 0,05. Oleh karena itu kategori kepuasan kerja didasarkan pada nilai range dibagi dengan jumlah kategori (3). Sehingga didapatkan hasil sebagai berikut :

Kepuasan Kerja Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kepuasan Kerja Distribusi Frekuensi Jumlah Persentase (%) Kurang Puas 20 48,8 Cukup Puas 12 29,3 Sangat Puas 9 22,0 Total 41 100 % Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa 48,8 % dokter merasa kurang puas dengan tarif kapitasi yang ditetapkan, 29,3 % dokter merasa cukup puas dan 22,0 % dokter merasa sangat puas dengan tarif kapitasi yang ditetapkan. Tabel 4 Distribusi Frekuensi Kepuasan Kerja Dokter Terhadap Tarif Kapitasi No. Pernyataan 1. Saudara puas dengan tarif kapitasi yang ditetapkan telah sesuai dengan harapan 2. Saudara puas bahwa kapitasi menjamin pendapatan saudara tiap bulannya 3. Saudara puas bahwa tarif kapitasi yang diterima sudah sesuai dengan beban kerja yang harus dikerjakan 4. Saudara puas bahwa tarif kapitasi yang diterima telah sesuai dengan kewajiban yang harus dilaksanakan 5. Saudara puas bahwa tarif kapitasi yang diterima telah sesuai dengan tanggung jawab yang dibebankan 6. Saudara puas dengan pendapatan dari kapitasi yang saudara dapatkan tiap bulannya Jawaban SP P RR TP STP F % F % F % F % F % 0 0 19 46,3 0 0 22 53,7 0 0 3 9,8 34 82,9 4 7,3 0 0 0 0 0 0 20 48,5 17 41,5 4 9,8 0 0 0 0 15 36,6 14 34,1 12 29,3 0 0 0 0 10 24,4 14 34,1 17 41,5 0 0 4 9,8 21 51,2 9 22,0 7 17,1 0 0

No. Pernyataan 7. Saudara puas bahwa pendapatan dari kapitasi dapat memenuhi kebutuhan pokok minimum 8. Saudara puas bahwa tarif kapitasi yang diterima telah sesuai dengan lama waktu pelayanan 9. Saudara puas bahwa tarif kapitasi yang diterima telah sesuai dengan standar pelayanan minimal yang ditetapkan 10. Saudara puas bahwa tarif kapitasi yang diterima sudah sebanding dengan pelayanan yang harus diberikan Jawaban SP P RR TP STP F % F % F % F % F % 4 9,8 27 65,9 10 24,4 0 0 0 0 0 0 24 58,5 10 24,4 7 17,1 0 0 0 0 9 22,0 16 39,0 16 39,0 0 0 0 0 9 22,0 12 29,3 20 48,8 0 0 3. Hubungan Antara Persepsi dengan Kepuasan Kerja Persepsi Kesesuaian Tarif Kapitasi Tabel 5 Tabulasi Silang Antara Persepsi dan Kepuasan Kerja Kepuasan Kerja Dokter Kurang Puas Cukup Puas Sangat Puas Total F % F % F % Kurang Sesuai 9 90,0 1 10,0 0 0 10 100 Cukup Sesuai 11 47,8 11 47,8 1 4,3 23 100 Sangat Sesuai 0 0 0 0 8 100 8 100 Total 20 48,8 12 29,3 9 22,0 41 100 Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa persentase dokter yang merasa kurang puas lebih besar terdapat pada dokter yang berpersepsi tarif kapitasi kurang sesuai (90,0 %) dibandingkan persentase dokter yang berpersepsi tarif kapitasi cukup sesuai (47,8%). Dari hasil uji korelasi rank spearman didapatkan nilai signifikansi < dari 0,05 yaitu sebesar 0,000 dengan arah hubungan positif sehingga H 0 ditolak dan H a diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara persepsi kesesuaian tarif kapitasi dalam program JKN dengan kepuasan kerja dokter praktik BPJS Kesehatan di Kota Semarang. Arah hubungan yang positif menunjukkan semakin baik persepsi tentang kesesuaian tarif kapitasi maka semakin baik pula kepuasan kerja dokter.

PEMBAHASAN 1. Persepsi Kesesuaian Tarif Kapitasi Berdasarkan distribusi frekuensi dokter menurut persepsi kesesuaian tarif kapitasi pada tabel 1 menunjukkan 24,4 % dokter mempersepsikan tarif kapitasi yang ditetapkan kurang sesuai, 56,1 % dokter mempersepsikan tarif kapitasi yang ditetapkan cukup sesuai dan sebanyak 19,5 % dokter mempersepsikan tarif kapitasi yang ditetapkan sangat sesuai. Hasil ini menunjukkan bahwa persepsi dari tiap dokter terhadap tarif kapitasi berbeda-beda. Hasil ini sesuai dengan pendapat Robbins bahwa persepsi dari tiap individu berbeda-beda dipengaruhi oleh pelaku persepsi, target, dan situasi. (4). Dalam konteks penelitian ini yang dimaksud pelaku persepsi adalah dokter praktik BPJS Kesehatan itu sendiri, yang dimaksud target adalah tarif kapitasi yang ditetapkan dan yang dimaksud situasi adalah situasi yang dialami dokter selama menjadi dokter praktik BPJS Kesehatan yang meliputi beban kerja, lama waktu pelayanan, pendapatan, dan standar pelayanan minimal. Faktor-faktor itulah yang sesuai dengan pendapat Robbins diduga oleh peneliti mempengaruhi perbedaan persepsi terhadap tarif kapitasi diantara dokter praktik BPJS Kesehatan. Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa dari aspek beban kerja, 70,7 % dokter merasa bahwa tarif kapitasi sebanding dengan rata-rata pasien yang harus dilayani tiap harinya. Sedangkan dari aspek waktu pelayanan sebanyak 58,5 % dokter merasa bahwa tarif kapitasi sebanding dengan lama waktu pelayanan. Jika dilihat dari aspek pendapatan, 63,4 % dokter merasa bahwa menjadi dokter praktik BPJS Kesehatan memberikan jaminan pendapatan tetap tiap bulannya. Dari aspek standar pelayanan minimal, 97,6 % dokter merasa tidak keberatan dengan standar pelayanan minimal untuk praktik dokter BPJS Kesehatan Sedangkan jika dilihat dari aspek prinsip pemberian kompensasi, 75,6 % dokter merasa bahwa tarif kapitasi yang ditetapkan sudah adil dan 48,8 % dokter merasa bahwa tarif kapitasi yang ditetapkan sudah memperhitungkan kewajiban dan tanggung jawab yang dibebankan. Namun masih ada 58,5 % dokter merasa bahwa tarif kapitasi yang ditetapkan belum dapat mencakup semua pelayanan dalam standar pelayanan minimal dan 48,8 % dokter merasa tarif kapitasi yang ditetapkan untuk pengobatan pasien tidak sesuai harapan.. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

ada kesenjangan antara tarif kapitasi yang diharapkan dokter dengan standar pelayanan minimal yang ditetapkan. Hasil ini sesuai dengan pendapat Gibson (2000) bahwa pada dasarnya seseorang yang bekerja mengharapkan imbalan yang sesuai dengan jenis pekerjaannya. Karena adanya insentif yang sesuai dengan pekerjaannya, maka akan timbul pula rasa gairah kerja yang semakin baik (5). 2. Kepuasan Kerja Dari distribusi frekuensi responden menurut kepuasan kerja pada tabel 2 dapat dilihat bahwa 48,8 % dokter merasa kurang puas dengan tarif kapitasi yang ditetapkan, 29,3 % dokter merasa cukup puas dan 22,0 % dokter merasa sangat puas dengan tarif kapitasi yang ditetapkan. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan persentase dari tingkat kepuasan kerja dokter terhadap tarif kapitasi yang ditetapkan. Menurut Robbins terdapat sejumlah faktor yang membentuk persepsi seseorang yang berasal dari pelaku persepsi, objek atau target yang dipersepsikan ataupun konteks dari situasi dimana persepsi dilakukan. Jadi, persepsi individu terhadap kepuasan kerjanya bisa berbedabeda antara satu dengan yang lain (4). Berdasarkan tabel 4 sebanyak 41,5 % dokter merasa tidak puas karena tarif kapitasi yang diterima belum sesuai dengan tanggung jawab yang dibebankan, 39,0 % dokter merasa tidak puas dengan tarif kapitasi yang diterima karena belum sesuai dengan standar pelayanan minimal yang ditetapkan dan 48,8 % dokter merasa tidak puas karena tarif kapitasi yang diterima belum sebanding dengan pelayanan yang harus diberikan. Hasil ini sesuai dengan equity teory yang dikemukakan Adam (1963) dalam Gibson (1996) yang mengatakan bahwa karyawan atau individu akan merasa puas terhadap aspek khusus dari pekerjaan mereka. Individu atau karyawan akan merasa puas bila jumlah aspek yang sebenarnya atau sesungguhnya dia terima sesuai dengan yang seharusnya diterima (6)

3. Hubungan Antara Persepsi Kesesuaian Tarif Kapitasi dengan Kepuasan Kerja Dokter Dari tabulasi silang antara persepsi dan kepuasan kerja pada tabel 3 menunjukkan bahwa persentase dokter yang merasa kurang puas lebih besar terdapat pada dokter yang berpersepsi tarif kapitasi kurang sesuai (90,0 %) dibandingkan persentase dokter berpersepsi tarif kapitasi cukup sesuai (47,8%). Dari hasil uji korelasi rank spearman menunjukkan bahwa nilai signifikansi < dari 0,05 yaitu sebesar 0,000 dengan arah hubungan positif sehingga H 0 ditolak dan H a diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara persepsi kesesuaian tarif kapitasi dalam program JKN dengan kepuasan kerja dokter praktik BPJS Kesehatan di Kota Semarang. Arah hubungan yang positif menunjukkan semakin baik persepsi tentang kesesuaian tarif kapitasi maka semakin baik pula kepuasan kerja dokter praktik BPJS Kesehatan. Hasil dalam penelitian ini sejalan dengan penelitian Susi Herawati (2006) yang menyatakan ada hubungan antara kesesuaian jasa medis dengan kepuasan kerja. Menurut Susi Herawati (2006) semakin baik persepsi tentang kesesuaian jasa medis maka semakin baik kepuasan kerja dokter (7). Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Pradhnya Dahniar (2013) yang menyatakan apabila persepsi keadilan kompensasi tinggi maka kepuasan kerja pada karyawan juga tinggi, begitu juga sebaliknya apabila persepsi keadilan kompensasi rendah maka kepuasan kerja pada karyawan juga rendah (8). Seperti pendapat Smith dalam Gibson yang mengemukakan bahwa perilaku individu berpengaruh terhadap kepuasan kerja individu tersebut dan salah satu faktor yang ikut menentukan kepuasan kerja adalah imbalan (5). Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Robbins yang menyatakan bahwa kepuasan kerja menunjukkan adanya kesesuaian antara harapan seseorang yang timbul dengan imbalan yang disediakan (6). Namun hasil dalam penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian Yulia Hendrartini (2008) mengenai alasan dan motivasi dokter mau menerima pembayaran kapitasi. Sebagian besar dari dokter (58%) yang diwawancara menyatakan bahwa kontrak dengan lembaga asuransi dan menerima pembayaran kapitasi sebenarnya lebih untuk alasan non ekonomi seperti faktor sosial, loyalitas dan hubungan baik dengan rekan sejawat (9).

Namun jika dilihat dari teori kepuasan kerja hasil dalam penelitian ini yang menunjukkan bahwa semakin baik persepsi tentang kesesuaian tarif kapitasi maka semakin baik pula kepuasan kerja dokter praktik BPJS Kesehatan telah sesuai dengan disperancy theory yang dikembangkan oleh Porter (1961) yang menjelaskan bahwa kepuasan kerja merupakan selisih atau perbandingan antara harapan dengan kenyataan. Semakin sesuai antara harapan seseorang dengan kenyataan yang ia hadapi maka orang tersebut semakin puas (6). SIMPULAN 1. Sebagian besar dokter yaitu 56,1 % dokter mempersepsikan tarif kapitasi yang ditetapkan cukup sesuai dan 19,5 % dokter mempersepsikan tarif kapitasi yang ditetapkan sangat sesuai. Namun 24,4 % dokter masih mempersepsikan tarif kapitasi yang ditetapkan kurang sesuai. 2. Sebagian besar dokter yaitu 48,8 % dokter merasa kurang puas dengan tarif kapitasi yang ditetapkan, 29,3 % dokter merasa cukup puas dan 22,0 % dokter merasa sangat puas dengan tarif kapitasi yang ditetapkan. 3. Persentase dokter yang merasa kurang puas lebih besar terdapat pada dokter yang berpersepsi tarif kapitasi kurang sesuai (90,0 %) dibandingkan persentase dokter berpersepsi tarif kapitasi cukup sesuai (47,8%). 4. Ada hubungan antara persepsi kesesuaian tarif kapitasi dalam program JKN dengan kepuasan kerja dokter praktik BPJS Kesehatan di Kota Semarang. (p value = 0,000) SARAN Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kota Semarang disarankan untuk dapat melakukan evaluasi terhadap tarif kapitasi yang ditetapkan karena sesuai dengan temuan dalam penelitian ini yang menunjukkan bahwa masih ada dokter praktik BPJS Kesehatan yang merasa bahwa tarif kapitasi belum sesuai. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan melakukan kajian kuantitatif untuk mengukur kesesuaian antara tarif kapitasi yang ditetapkan dengan beban pelayanan dokter praktik BPJS Kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 Tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2013. 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan. Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2013. 3. Analisa Biaya Per Kapita sebagai Upaya Advokasi Pengendalian Biaya Program Jaminan Kesehatan Jembrana. Januraga, Pande Putu dkk. No. 01 Maret 2010, Semarang : Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, 2010, Vol. 13. 4. Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi Buku 1 Edisi 12. Jakarta : Salemba Empat, 2008. 5. Gibson, James L, Ivancevich, John M and Donnely Jr, James H. Organisasi: Perilaku-Struktur-Proses Jilid 1 Edisi 5. Jakarta : Erlangga, 2000. 6. Sopiah. Perilaku Organisasional. Yogyakarta : Andi Offset, 2008. 7. Herawati, Susi. Analisis Faktor-Faktor Manajemen yang Berpengaruh Terhadap Kepuasan Kerja Dokter di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Tahun 2006. Semarang : Universitas Diponegoro, 2006. 8. Ardini, Pradnya Dahniar. Hubungan Persepsi Keadilan Kompensasi dengan Kepuasan Kerja pada Karyawan PT. Agus Jaya Mojokerto. Journal Online Universitas Negeri Malang. [Online] [Cited: April 26, 2014.] http://jurnalonline.um.ac.id. 9. Determinan Kinerja Dokter Keluarga yang Dibayar Kapitasi. Hendrartini, Yulita. No. 2 Juni 2008, Yogyakarta : Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, 2008, Vol. 11.