PEMANCAR TELEVISI ROHDE & SCWHARZ NH KW PADA STASIUN RELAY TRANS7 SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
MAKALAH SISTEM KERJA PEMANCAR TV R&S NH KW DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH ELEKTRONIKA KOMUNIKASI OLEH : DICKY MULYANA ( )

Cara Kerja Exciter Pemancar Televisi Analog Channel 39 di LPP (Lembaga Penyiaran Publik) Stasiun Transmisi Joglo Jakarta Barat

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO

BAB IV PENGATURAN EXCITER PADA PROSES PEMANCAR DI SCTV

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

BAB III PENGGUNAAN SAW FILTER SEBAGAI FILTER SINYAL IF

BAB III PERANCANGAN SISTEM

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK SISTEM PENGOLAHAN SINYAL VIDEO PADA EXCITER NEC PCU-1120SSP/1 DI STASIUN TRANSMISI TRANS TV SEMARANG

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Modulasi Modulasi adalah proses pencampuran dua sinyal menjadi satu sinyal. Biasanya sinyal yang dicampur adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Makalah Seminar Kerja Praktek

BAB II DASAR TEORI. Dasar teori yang mendukung untuk tugas akhir ini adalah teori tentang device atau

DASAR TELEKOMUNIKASI ARJUNI BP JPTE-FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. Arjuni Budi P. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK-UPI

ANALISIS BANDWIDTH KANAL CATV MENGGUNAKAN MODULATOR TELEVES 5857 DAN ZINWEL C1000

Makalah Seminar Kerja Praktek

BAB II SISTEM KOMUNIKASI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Teknik Telekomunikasi

LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTEK TV DAN DISPLAY BLOK TUNER DONAL INDRA 05 / / 3E2

MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGATURAN MULTIMODE EXCITER ( MEX ) PADA SISTEM PEMANCAR DI PT. SURYA CITRA TELEVISI ( SCTV ) JAKARTA

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang

SINYAL & MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

BAB II LANDASAN TEORI

Rijal Fadilah. Transmisi & Modulasi

Perancangan dan Pembuatan Tahap RF Downlink 436,9 Mhz untuk Portable Transceiver Ground Station Satelit Iinusat-01

Dasar- dasar Penyiaran

TUGAS MATA KULIAH KAPITA SELEKTA Desain Sistem PLC 1 Arah Dosen: Bp. Binsar Wibawa

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER III TH 2015/2016

Modulasi adalah proses modifikasi sinyal carrier terhadap sinyal input Sinyal informasi (suara, gambar, data), agar dapat dikirim ke tempat lain, siny

BOBI KURNIAWAN, JANA UTAMA Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

TELEMETRI Abstrak I. Pendahuluan

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Receiver [1]

Sistem Pemancar Televisi

BAB 4 MODULASI DAN DEMODULASI. Mahasiswa mampu memahami, menjelaskan mengenai sistem modulasi-demodulasi

BAB III INTERFERENSI RADIO FM DAN SISTEM INTERMEDIATE DATA RATE (IDR)

BAB III PRINSIP KERJA COMBINER

MODULASI. Adri Priadana. ilkomadri.com

PENGENDALIAN ROBOT MENGGUNAKAN MODULASI DIGITAL FSK (Frequency Shift Keying )

Perancangan dan Pembuatan Tahap RF Downlink 2.4 GHz Untuk Pengiriman Citra Pada Sistem Komunikasi Satelit Nano

Quadrature Amplitudo Modulation-16 Sigit Kusmaryanto,

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Menyebutkan prinsip umum sinyal bicara dan musik Mengetahui Distorsi Mengetahui tentang tranmisi informasi Mengetahui tentang kapasitas kanal

TEE 843 Sistem Telekomunikasi. 7. Modulasi. Muhammad Daud Nurdin Jurusan Teknik Elektro FT-Unimal Lhokseumawe, 2016

BAB II LANDASAN TEORI

PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER

- S. Indriani Lestariningati, M.T- Week 3 TERMINAL-TERMINAL TELEKOMUNIKASI

Faculty of Electrical Engineering BANDUNG, 2015

I. ANALISA DATA II. A III. A IV. A V. A

PENGERTIAN GELOMBANG RADIO

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah pengaturan parameter dari sinyal pembawa (carrier) yang

BAB IV SATELLITE NEWS GATHERING

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT. modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM

STRUKTUR DIAGRAM PONSEL FUNGSI DAN GEJALA KERUSAKAN KOMPONEN

Telekomunikasi Radio. Syah Alam, M.T Teknik Elektro STTI Jakarta

Teknik Sistem Komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

Sistem Transmisi Telekomunikasi Kuliah 1 Pendahuluan

TEKNIK MODULASI. Kelompok II

Gambar 2.1 Perangkat UniTrain-I dan MCLS-modular yang digunakan dalam Digital Signal Processing (Lucas-Nulle, 2012)

Makalah Seminar Kerja Praktek FUNGSI PIM (Program Input Monitoring) DALAM TRANSMISI TELEVISI PADA STASIUN RELAY TRANS TV SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 500 KHz. Dalam realisasi modulator BPSK digunakan sinyal data voice dengan

Pemancar&Penerima Televisi

Makalah Seminar Kerja Praktek Modulasi IF Sinyal Gambar Pada Sistem Pemancar Televisi UHF Channel 23 BT-ESA Stasiun Pemancar TVRI Gombel

TEKNIK DIVERSITAS. Sistem Transmisi

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1.(a). Blok Diagram Kelas D dengan Dua Aras Keluaran. (b). Blok Diagram Kelas D dengan Tiga Aras Keluaran.

Pertemuan 11 TEKNIK MODULASI. Dahlan Abdullah, ST, M.Kom Website :

KOMUNIKASI DATA PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER DOSEN : SUSMINI I. LESTARININGATI, M.T

DASAR TELEKOMUNIKASI. Kholistianingsih, S.T., M.Eng

BAB IV SINYAL DAN MODULASI

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB 3 PERANCANGAN DAN REALISASI

Dasar- dasar Penyiaran

BAB III PERANCANGAN. Pada perancangan perangkat keras (hardware) ini meliputi: Rangkaian

Bagan Kerja Handphone Beserta cara kerjanya

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

LABORATORIUM SISTEM TRANSMISI

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

DAFTAR ISI. Abstrak... Abstract... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Gambar... Daftar Tabel... BAB I Pendahuluan Latar Belakang...

PRINSIP KERJA TRANSCEIVER Oleh : Sunarto YBØUSJ

Rijal Fadilah. Transmisi Data

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM. menjadi tiga bit (tribit) serial yang diumpankan ke pembelah bit (bit splitter)

BOOSTER 300 WATT PADA PEMANCAR RADIO FM STEREO MHZ DENGAN MENGGUNAKAN MOS TRANSISTOR

Oleh : Dalmasius N A P.

Code Division multiple Access (CDMA)

Dasar-dasar Penyiaran

PRINSIP UMUM. Bagian dari komunikasi. Bentuk gelombang sinyal analog sebagai fungsi waktu

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 169 /DIRJEN/2002 T E N T A N G

BAB II DASAR TEORI. dengan cara modulasi dan gelombang elektromagnetik. Gelombang ini melintas dan

Latihan Soal dan Pembahasan SOAL A

UNIT VIDEO PROCESSOR PADA TRANSMITTER DRIVER PEMANCAR UHF CHANNEL 23 BT-ESA STASIUN PEMANCAR TVRI GOMBEL

LABORATORIUM SWITCHING DAN TRANSMISI Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Jl. D.I. Panjaitan 128 Purwokerto

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

Kata Pengantar. Bandung, Februari 2015 Penyusun. (Agung Rismawan)

Transkripsi:

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMNCR TELEVISI ROHE & SCWHRZ NH7200 20 KW P STSIUN RELY TRNS7 SEMRNG Herry Totalis (L2F 006 05) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas iponegoro BSTRK i dalam dunia pertelevisian, kualitas gambar dan suara yang baik sangat dibutuhkan oleh para pemirsa televisi agar informasi yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik dan jelas. Hal ini sangat bergantung bagaimana sinyal video dan audio itu diolah pada stasiun relay untuk dipancarkan kembali. Sistem pemancar televisi pada stasiun relay trans7 semarang menggunakan TV transmitter R &S NH7200 20 KW. Pemancar TV ini menempati channel 4 UHF dan bekerja dengan prinsip penguatan gambar dan suara secara terpisah (separate combination) yang dilengkapi dengan sistem pendingin liquid. Pemancar TV ini terdiri dari dua buah transmitter yang berkekuatan 0 KW yang digabung untuk mendapatkan daya sebesar 20 KW. Bagian penting dari pemancar TV ini adalah exciter, CCU dan Cooling system. Exciter mengolah sinyal video dan audio yang diterima dari satelit untuk dikuatkan pada amplifier. CCU digunakan untuk mengontrol dan memonitor unjuk kerja transmitter selama dioperasikan.sedangkan cooling system digunakan untuk mengontrol suhu agar tetap konstan sesuai kemampuan alat.untuk proses selanjutnya sinyal video dan audio akan dipancarkan melalui antena pemancar pada stasiun relay. Kata Kunci : TV transmitter R & S NH7200 20 KW, Exciter, CCU, amplifier, cooling system I. PENHULUN. Latar Belakang Televisi menjadi salah satu pemasok informasi yang cukup berdampak bagi masyarakat. Informasi yang disajikan yang selalu up-to-date disajikan dalam bentuk audio visual sehingga memiliki daya tarik tersendiri bagi pemirsa yang ada di rumah. Beragam acara yang ada mampu menghibur penontonnya. Karena hal itulah maka penyiaran televisi harus bisa mencakup seluruh wilayah yang membutuhkan. engan Topologi wilayah Indonesia yang luas, metode efektif untuk menyebarluaskan siaran televisi adalah menggunakan stasiun relay. Stasiun relay berfungsi untuk menyampaikan kembali siaran dari studio pusat sehingga dapat menjangkau daerah cakupan siaran yang luas, untuk itu stasiun relay harus dapat memancarkan kembali sinyal-sinyal yang dikirimkan dari stasiun pusat sebaik mungkin, sehingga gambar dan suara yang diterima oleh pelanggan tetap bagus. Penulisan laporan yang mengambil judul PEMNCR TELEVISI ROHE & SCWHRZ NH7200 20 KW P STSIUN RELY TRNS7 SEMRNG dilakukan karena pemancar televisi merupakan bagian yang sangat penting dalam stasiun relay. Pada pemancar televisi ini proses pengolahan sinyal audio dan video itu terjadi. isini sinyal yang diterima dari satelit diolah dalam pemancar televisi supaya sinyal ini bisa dipancarkan sama seperti sinyal yang diterima dari satelit. Untuk itulah perlu kiranya mengetahui lebih dalam bagaimana proses pengolahan sinyal audio dan video yang diterima dari satelit hingga sinyal itu dipancarkan kembali supaya kita bisa mencegah dan menangani terjadinya permasalahan dalam kerja pemancar televisi secara keseluruhan.

.2 Tujuan Sesuai dengan kurikulum yang ada di Universitas iponegoro, maka tujuan Kerja Praktek adalah :. Upaya memberikan bekal pengalaman praktek, sehingga teori yang didapatkan diharapkan dapat diterapkan di lapangan. 2. Untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan kerja di lapangan serta dapat mengembangkan ilmu yang diperoleh, khususnya dibidang telekomunikasi. 3. gar dapat memahami iklim kerja lingkungan industri dan lingkungan kerja lain yang senantiasa menuntut efisiensi dan kedisiplinan waktu..3 Pembatasan Masalah gar ruang lingkup permasalahan lebih jelas serta mempermudah dalam analisa, maka permasalahan lebih ditekankan pada penjelasan mengenai prinsip kerja pemancar televisi R & S NH7200 20 KW yang digunakan TRNS7 Semarang. II. TINJUN UMUM SISTEM PEMNCR TELEVISI 2. Sistem asar Siaran Televisi Sistem siaran televisi pada dasarnya merupakan proses pengiriman dan penerimaan sinyal gambar dan suara. Siaran TV diawali dengan pengambilan suara oleh mikrofon dan gambar oleh tabung kamera, pemrosesan sinyal dan dipancarkan oleh pemancar. Pada penerima, sinyal diterima oleh antena pesawat penerima sinyal ditangkap kemudian audio dan video di bentuk kembali. Proses yang lebih detailnya dapat diilustrasikan dengan diagram blok dibawah ini: Tabung Kamera Tabung Gambar alam jarak tertentu dari antena pemancar televisi, sesuai dengan kekuatan daya frekuensi yang diradiasikan, antena penerima televisi dapat menerima gelombang yang telah dimodulasi kombinasi suara dan gambar tersebut untuk diteruskan ke penerima televisi. Kemudian penerima televisi akan memperkuat sinyal yang diterima, dan memisahkan komponen gambar dan komponen suara setelah melalui proses demodulasi. Sinyal gambar yang telah dimodulasikan kemudian diteruskan ke tabung sinar katoda untuk diproduksi kembali sedapat mungkin sesuai dengan gambar bergerak yang asli. Sementara sinyal suara yang telah didemodulasikan diteruskan ke loudspeaker untuk menghasilkan kembali sinyal suara asli. Pada umumnya, stasiun televisi di Indonesia menggunakan satelit untuk komunikasi antara studio di pusat dengan daerah karena keadaan wilayah Indonesia yang cukup luas dan terpisah menjadi beberapa pulau sehingga sangat sulit jika dilakukan pentransmisian secara langsung menggunakan kabel atau gelombang mikro. Sistem transmisi satelit membutuhkan peralatan yang lebih rumit, mulai dari antena parabola, penerima (receiver) khusus yang dilengkapi dengan decoder, dan lainlain. Oleh karena itu dibuatlah stasiun relay yang mempunyai fungsi memancarkan ulang serta mendekode sinyal transmisi dari satelit sehingga pada tingkat pelanggan tidak diperlukan peralatan khusus untuk menerima siaran televisi. Selain itu, stasiun relay juga memperluas daerah cakupan transmisi. ntena Parabola & LNB ntena Pemancar Modulator M iplekser emodulator M Mikropon Loudspeker Modulator FM emodulator FM Receiver Tanberg Video udio R udio L PIE System Video udio R udio L Transmitter & mplifier RF Video & udio Pemancar Penerima Gambar iagram blok dasar sistem siaran TV Monitoring Sinyal Video & udio Gambar 2 Sistem transmisi siaran televisi menggunakan satelit

2.2 Sistem modulasi Sistem modulasi adalah proses penumpangan atau pencampuran sinyal informasi pada frekuensi carrier, dimana salah satu atau lebih parameter frekuensi carrier berubah-ubah sesuai dengan perubahan sinyal informasi. Fungsi dari modulasi itu sendiri adalah untuk mencegah pengaruh interferensi, sistem transmisi multipleks, efisiensi kontruksi antena dan membuat perubahan parametrik. alam sistem televisi analog modulasi yang digunakan adalah modulasi analog yaitu modulasi amplitudo untuk proses sinyal video dan modulasi frekuensi untuk proses sinyal audio. Bentuk gelombang M dan FM ditunjukkan pada gambar di bawah ini : negatif. Keuntungan dipakainya M negatif adalah bahwa pulsa-pulsa derau dalam sinyal RF yang dipancarkan memperbesar amplitudo pembawa menuju hitam dan bukan putih. Efek ini membuat gangguan derau dalam memotong gambar tidak begitu nyata. isamping itu pemancar menggunakan daya yang lebih kecil karena gambargambar kebanyakan adalah putih sehingga amplitudo pembawa pada kebanyakan waktu adalah rendah sewaktu informasi gambar dipancarkan. t (a) (a) (b) t (c) (d) Gambar 3 Pembentukan sinyal modulasi (a) Sinyal Carrier (b) Sinyal informasi (c) Sinyal M (d) sinyal FM Pada gambar 3.6 bagian (a) dan (b) menampilkan bentuk sinyal carrier dan sinyal informasi sedangkan (c) dan (d) menampilkan perbedaan antara sinyal termodulasi amplitudo (M) dan sinyal termodulasi frekuensi (FM) dimana sinyal termodulasi frekuensi merupakan bentuk dari modulasi sudut (angle modulated). 2.3 Modulasi mplitudo Negatif Sinyal gambar (video) dalam transmisi televisi menggunakan modulasi M (mplitude Modulation) (b) Gambar 4 Isyarat gambar termodulasi M Positif dan Negatif (a) M Positif (b) M Negatif 2.4 Transmisi Bidang Sisi Sisa / Vestigial Side Band (VSB) Skema modulasi dimana satu sideband dan sebagian dari sideband yang lain dilewatkan disebut dengan modulasi vestigial sideband (VSB). Sinyal gambar modulasi amplitudo (M) tidak dipancarkan sebagai suatu sinyal bidang frekuensi sisi ganda yang biasa. Melainkan sebagian dari bidang frekuensi sisi yang lebih rendah ditapis keluar sebelum transmisi dan suatu sisa bidang frekuensi sisi tetap tertinggal. Modulasi VSB diperoleh dengan melewatkan satu sideband dari sinyal SB atau M, dan melewatkan sebagian dari sideband lainnya. Tujuannya adalah menurunkan bidang frekuensi yang diperlukan untuk modulasi video dalam sinyal gambar (video). Jika isyarat gambar dengan

lebar bidang 5 MHz dimodulasi dengan M-SB maka pita (band) transmisinya akan menjadi 2 x 5 MHz = 0 MHz, sedangkan jika menggunakan modulasi M-VSB pita (band) transmisi yang digunakan adalah 5,75 MHz. -5 5 0 (a) f -0,75 0 5 Gambar 5 Spektrum SB dan VSB (a) Spektrum SB (ouble Side Band) (b) Spektrum VSB (Vestigial Side Band) 2.5 Modulasi igital Modulasi digital merupakan proses penumpangan sinyal digital (bit stream) ke dalam sinyal carrier. Modulasi digital sebetulnya adalah proses mengubah-ubah karakteristik dan sifat gelombang pembawa (carrier) sedemikian rupa sehingga bentuk hasilnya (modulated carrier) memiliki ciri-ciri dari bit-bit (0 atau ) yang dikandungnya. Berarti dengan mengamati modulated carrier-nya, kita bisa mengetahui urutan bitnya disertai clock (timing, sinkronisasi). Melalui proses modulasi digital sinyalsinyal digital setiap tingkatan dapat dikirim ke penerima dengan baik. Untuk pengiriman ini dapat digunakan media transmisi fisik (logam atau optik) atau non fisik (gelombang-gelombang radio).pada dasarnya dikenal 3 prinsip atau sistem modulasi digital yaitu: SK, FSK dan PSK. 2.6 mplifier mplifier (Penguat) adalah perangkat yang meningkatkan amplitude dari suatu sinyal. Hubungan input output dari penguat biasanya dinyatakan sebagai fungsi frekuensi input (fungsi transfer penguat) dan besarnya fungsi transfer disebut sebagai Gain. Kualitas mplifier dapat dicirikan spesifikasi oleh beberapa spesifikasi yaitu : (b). Gain Gain dari sebuah penguat adalah rasio daya atau amplitude output terhadap masukan dan biasanya diukur dalam decibel (db). 2. Lebar bidang Lebar bidang dari sebuah penguat adalah rentang frekuensi f dimana kinerja penguat maksimal (memuaskan). 3. Efisiensi Efisiensi merupakan ukuran seberapa banyak daya masukan yang berguna diterapkan untuk daya keluaran. 4. Linearitas Sebuah penguat ideal akan menjadi perangkat yang linier, tetapi penguat hanya linier dalam batasbatas tertentu. Ketika penguat ditingkatkan, output juga meningkat sampai tercapai titik dimana beberapa bagian dari penguat menjadi jenuh dan tidak dapat menghasilkan output lebih banyak lagi. Ini disebut clipping dan menghasilkan distorsi. 5. Kebisingan Kebisingan adalah produk yang tidak diinginkan tapi tak terhindarkan dari perangkat elektronik dan komponen. 6. Stabilitas Stabilitas merupakan masalah utama pada penguat RF dan Microwave. Tingkat stabilitas suatu penguat dapat diukur dengan faktor stabilitas. 2.7 Phase Locked Loop (PLL) PLL adalah suatu sistem kontrol yang menghasilkan sinyal yang memiliki hubungan tetap dengan fase dari referensi sinyal. Sebuah sirkuit Phase Locked Loop merespon kedua frekuensi dan fasa dari sinyal input, secara otomatis menaikkan dan menurunkan frekuensi dari osilator yang terkontrol sampai cocok untuk referensi di kedua frekuensi dan fasa. PLL adalah contoh dari suatu sistem kontrol dengan menggunakan umpan balik negatif.

PLL banyak digunakan dalam radio, telekomunikasi, komputer dan aplikasi elektronik yang lainnya. PLL memungkinkan membangkitkan frekuensi yang stabil, pemulihan sinyal dari saluran komunikasi yang bising atau mendistribusikan pulsa pewaktuan clock dalam desain logika digital seperti mikroprosesor. Ketika sebuah IC dapat menyediakan blok PLL yang lengkap, teknik ini banyak digunakan dalam perangkat elektronik modern, dengan frekuensi output dari hertz sampai giga hertz. 2.8 Filter Filter adalah sebuah rangkaian yang dirancang agar melewatkan suatu pita frekuensi tertentu seraya memperlemah semua isyarat di luar pita ini. Pengertian lain dari Filter adalah rangkaian pemilih frekuensi agar dapat melewatkan frekuensi yang diinginkan dan menahan (couple)/membuang (by pass) frekuensi lainnya. Jenis-jenis filter :. Low Pass Filter adalah jenis Filter yang melewatkan frekuensi rendah serta meredam/menahan frekuensi tinggi. 2. High Pass Filter yang melewatkan frekuensi tinggi dan meredam frekuensi rendah. 3. Band Pass Filter yang melewatkan suatu range frekuensi. 4. Band Reject Filter yang menolah suatu range frekuensi. plikasi filter dalam pemancar televisi : Finite Impulse Response () Filter adalah struktur Filter yang dapat digunakan untuk implementasi hampir semua jenis respon frekuensi secara digital. Filter biasanya diimplementasikan dengan menggunakan penundaan, pengali dan penambah untuk membuat keluaran filter. Harmonic Filter Harmonic filter mengoreksi faktor daya yang kecil, ketika menghindari potensi resonansi yang berbahaya. terutama terkait dengan harmonisa ke 5 dan 7. Harmonic filter juga dapa mengurangi faktor daya yang dikenakan sebagai akibat dari utilitas local. 2.9 Splitter Splitter adalah perangkat pasif yang berfungsi untuk membagi sinyal. Penggunaan splitter disebabkan karena terbatasnya jumlah keluaran dan perangkat aktif (Fiber Node dan mplifier), sehingga dengan penggunaan splitter arah penggelaran kabel koaksial ke rumah-rumah pelanggan dapat diperbanyak. 2.0 Power ivider / Combiner Power divider/combiner merupakan komponen pasif mikrowave yang digunakan untuk membagi atau menggabung daya, karena baik port input maupun port outputnya match. engan kata lain, power divider berfungsi sebagai reciprocal passive device, yang dapat digunakan sebagai power combiner. alam membagi daya, sebuah input sinyal dibagi oleh power divider/combiner menjadi dua atau lebih sinyal dengan daya yang lebih kecil. 2. iplexer iplexer adalah perangkat pasif yang mengimplementasikan domain frekuensi multiplexing. ua port (misalnya L dan H) dimultiplexing ke port tiga (misalnya S). Sinyal pada port L dan H menempati band frekuensi yang berbeda. kibatnya, sinyal pada L dan H dapat berjalan berdampingan pada port S tanpa mengganggu satu sama lain. Gambar 6 iplexer televise

Vision udio udio 2 III. PEMNCR TELEVISI R&S NH7200 20 KW 3. Pemancar TV Secara Umum Input stage Encoder Equalizer Modulator synthesizer Encoder Equalizer Modulator synthesizer TV Transmitter Exciter Vision udio /2 Central Control Unit Remote Control Interface Vision udio Vision udio mplifier 0 KW KW 0 KW KW Harmonics Filter Harmonics Filter 3 db Coupler Power istribution C Power Input Gambar 7 Blok iagram Pemancar TV 20 KW Secara umum pemancar televisi terdiri dari beberapa bagian diantaranya adalah sebagai berikut :. Exciter Exciter terdiri dari : Video processor berfungsi untuk memproses sinyal input video. udio processor berfungsi untuk memproses sinyal input audio. Oscillator berfungsi untuk membangkitkan sinyal IF maupun sinyal RF. VSB Filter berguna untuk membatasi besarnya lebar bidang sinyal video pada tingkat IF. IF Pre Corrector berfungsi untuk memperbaiki cacat akibat modulasi dan VSB Filter pada sinyal IF video. Intermodulasi corrector berfungsi untuk memperbaiki cacat akibat modulasi pada sinyal IF audio dan untuk mempertahankan selisih frekuensi sinyal pada 5,5 MHz. 2. RF Power mplifier da beberapa tipe penguat penguat amplifier yaitu : Penguat tabung hampa udara (Klystron, Travelling Wave Tube, IOT dll) Penguat Solid State (Transistor, JFET, MOSFET, Hybrid-IC) Vision/ Sound RF Berdasarkan operasi dasar pemancar, ada dua buah tipe pemancar televisi yaitu :. IF Modulation Split Carrier Sistem modulasi terjadi pada tingkat IF. Sinyal IF video dan IF audio kemudian dimodulasi dan diperkuat secara terpisah pada frekuensi channel yang digunakan. Sinyal RF video dan RF audio yang telah diperkuat kemudian disatukan melalui suatu RF Combiner. 2. IF Modulation Combined Carrier Sistem modulasi terjadi pada tingkat IF. Sinyal IF video dan IF udio disatukan melalui IF mixer, kemudian dimodulasi pada frekuensi channel yang digunakan dan diperkuat secara bersamaan dalam satu RF mplifier. Metode ini digunakan pada pemancar yang berdaya rendah. 3. 3 db Coupler Merupakan suatu alat yang dapat digunakan sebagai RF ivider maupun RF Combiner. Prinsip Kerja 3 db : Output yang sejajar input akan sefasa dengan tegangan input-nya. Output yang tidak sejajar input akan berbeda fasa 90 0 dengan tegangan input-nya. Gambar 8 3 db Coupler Pada gambar 3 db coupler diatas terdapat 4 gerbang. Jika P adalah daya masukan pada gerbang dan P2, P3 serta P4 adalah daya yang tersedia pada masing-masing gerbang 2, 3 dan 4, maka koefisien gandeng, transmisi, isolasi dan rasio pembagian daya dapat dinyatakan : C = -0 log 0 ( P3 : P)... (4.)

T = -0 log 0 ( P2 : P)... (4.2) I = -0 log 0 ( P4 : P)... (4.3) P = -20 log 0 ( P3 : P2)... (4.4) 3.2 Pemancar Televisi R&S NH7200 20 KW Pemancar TV di stasiun Trans7 Semarang menggunakan merk ROHE & SCWHRZ tipe NH7200 dengan daya pancar 20 KW menempati channel 4 UHF dan bekerja dengan prinsip penguatan gambar dan suara secara terpisah (separate Combination) yang dilengkapi dengan sistem pendingin liquid. TV Pemancar NH7200 ini terdiri dari dua buah pemancar yang berkekuatan 0 KW yang digabung untuk mendapatkan daya sebesar 20 KW. CCU (Central Control Unit) UHF mplifier untuk sinyal video UHF mplifier untuk sinyal audio Power splitter dan coupler dengan resistor absorber Harmonic filter Power distribution RF Rectifier Vision dan Sound diplexer irectional Coupler Cooling system Heat exchanger Unit exciter terdiri dari modul-modul di bawah ini : Encoder Equalizer Modulator Synthesizer Power supply Motherboard CCU (Central Control Unit) Video Splitter Vision mp 0 KW Rack RF Output Phase Corrector Combiner Gambar 9 Pemancar TV R&S NH7200 20 KW esain dari pemancar ini pada setiap raknya terbuat dari alumunium yang disesuaikan untuk kebutuhan teknik dan mempunyai dua bagian panel belakang yang bisa untuk dilepas. ua buah exciter dan diplekser suara dan video ditempatkan di sebelah kiri dari rak pemancar. Modul exciter tunggal dan CCU (Central Control Unit) ditempatkan pada bingkai metal dengan lebar 9 inch. Modul ini terhubung dengan motherboard yang terletak pada bingkai. Motherboard ini berhubungan dengan komponen pemancar yang lain seperti : RF monitor, kontrol rak, power distribution dan unit switchover exciter. Berikut ini adalah bagian-bagian dari pemancar TV NH7200 : Unit exciter SH700 dengan power supply Standby exciter dengan power supply Input Video Input Sound CCU RF Monitor Exciter & RF Monitor Sound Splitter Phase Corrector Vision mp 0 KW Rack 2 Sound mp 500 W Rack Sound mp 500 W Rack 2 Combiner V/S Combiner (iplexer) Gambar 0 Blok iagram Pemancar TV R&S NH 7200 20 KW ari blok diagram diatas dapat dilihat bahwa sinyal video dan audio yang diterima stasiun relay masuk ke exciter dan RF monitor. i dalam exciter sinyal video dan audio diolah secara digital untuk dimodulasi digital. Keluaran exciter adalah sinyal video dan audio yang masing-masing masuk ke splitter untuk di bagi menjadi 2 bagian yang sama untuk kemudian masuk ke amplifier untuk dikuatkan. Untuk sinyal video keluaran dari splitter masingmasing dikuatkan melalui amplifier 0 KW sedangkan untuk sinyal suara masing-masing dikuatkan melalui amplifier 500 W. Setelah masing-masing sinyal dikuatkan melalui amplifier, RF Mon

sinyal masuk ke combiner untuk digabungkan kembali sesuai dengan sinyal video dan audio. Kemudian sinyal video dan audio masuk ke diplexer untuk siap dipancarkan oleh antena dengan frekuensi yang berbeda. 3.3 Exciter Exciter/penggugah merupakan jantung dari perangkat pemancar, bila modul exciter ini rusak maka bisa dipastikan pemancar tidak berfungsi karena informasi video dan audio yang akan dikuatkan oleh amplifier tidak ada. Sinyal video dan audio diproses untuk kemudian menghasilkan sinyal RF yang sesuai dengan standar sinyal televisi (dalam hal ini PL) pada frekuensi saluran yang dapat diatur sesuai dengan frekuensi saluran yang dipakai, misal channel 4 UHF frekuensi pembawa 63,5 MHz. Exciter B TV Encoder isplay Unit Exciter I I Q udio TV/VB Precorrector (igital Signal) Power Supply Exciter RS 232 Remote RS 485 Central Control Unit (CCU) I I Q udio RS 485 TTL BUS to Remote Parallel Interface TV/VB Modulator TV/VB Synthesizer Power Supply CCU RF Video RF udio (nalog Signal) External Reference GPS ntena Control BUS to mplifier, Switches, Blower Gambar Blok iagram Exciter ari blok diagram exciter diatas dapat dilihat bahwa masukan exciter adalah sinyal analog yang kemudian di dalam encoder dikodekan menjadi sinyal digital yang dibagi dalam 2 sisi yaitu inphase dan quadrature. alam exciter sinyal yang masuk dimodulasi digital. Keluaran dari exciter adalah sinyal analog yang merupakan hasil dari modulasi digital dalam exciter yang kemudian masuk ke exciter untuk dikuatkan. Untuk fungsi bagian-bagian pada exciter akan dijelaskan pada pembahasan di bawah ini : 3.3. TV Encoder Fungsi encoder adalah untuk memproses sinyal televisi (video dan audio) yang masih analog menjadi sinyal digital (I & dan I & Q udio) dengan menggunakan transformasi hilbert. Untuk pemrosesan sinyal video dilakukan secara bebas menurut standar dari TV dan model encoder yang digunakan. Hanya yang berbeda adalah rata-rata field periode serta frekuensi dari pembawa variasi warna harus benar-benar diperhatikan. Sedangkan untuk pemrosesan sinyal audio tergantung pada model dan standar yang dipilih. udio 3 Subcarrier 2 nalog Input Video Video 2 Video Mon udio udio 2 llas LP udio SP for Preemphasis matrix Over Sampling NICM or Standard M Module Video data Video Processing Sync etection Sync Regeneration White Control S S Microcontroller FM PLL Control Processing Clock 26,25 MHz Gambar 2 Blok iagram Encoder M U X PLL I Video I udio Q udio 26,25 MHz RS 232 RS 485 3.3.2 TV/VB Equalizer Band limitting output pemancar menyebabkan phase yang distorsi pada sekitar filter dimana band limitting tersebut mempunyai peranan sangat penting dalam perubahan warna atau bayangan pada TV dan mengurangi ketebalan yang dihasilkan oleh sinyal echo pada VB-T. lasan tersebut yang menyebabkan adanya TV/VB equalizer. Sinyal phase yang ada pada channel limits diberi tekanan oleh group delay equalizer, jadi distorsi yang disebabkan oleh output filter atau video dan audio diplexer selama band limitting mengganti kerusakan akibat distorsi tersebut. Untuk selanjutnya dilakukan penekanan pada linearity equalizer.tv/vb equalizer dioperasikan dengan sinyal baseband pada pemancar dengan bentuk sinyal digital I/Q level pada satu daerah waktu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar blok diagram equalizer di bawah ini.

I Video I udio Q udio Group elay Equalizer Residual carrier Linearity/Precorrector Linearity Corrector Frequency Response ynamic Control SL Function Slope I Video + I udio Q udio osilator yang memberikan frekuensi pembawa video secara terus-menerus. pabila perangkat ini rusak maka reproduksi gambar tidak dapat ditampilkan. Control Memory Video Memory udio 60 20 MHz PLL Synthesizer PLL UHF PLL 20 MHz To Mc SP VCO 20 MHz PLL (n) 2n PLL (n3) Gambar 3 Blok iagram Equalizer 5 SYNCON 20 MHz 25...34 MHz 450...900 MHz 3.3.3 TV/VB Modulator Modulator berisi dua buah pemrosesan, satu untuk sinyal video pembawa dan satu lainnya untuk sinyal audio pembawa. Sinyal baseband I/Q pada phase dan quadrature Q disaring oleh low pass filter pada modulator sebelum disalurkan ke mixer yang berada pada I/Q modulator dimana sinyal I digabungkan dengan frekuensi video carrier (pada lokal frekuensi phase +45) dan sinyal Q dengan lokal frekuensi -45. Setelah itu dua komponen sinyal tersebut digabungkan dalam combiner dan diberikan pada RF menjadi sinyal RF. Gambar di bawah ini adalah menjelaskan tentang prinsip kerja modulator. x + LP x Level I Bias Q Bias Phase +45 0 + LP x x + LP x Level I Bias Q Bias Phase -45 0 + +45 0-45 0 + Level RF Level RF BP Bd III BP Bd III BP Bd III BP Bd III RF Video MON Video RF udio MON udio Ext Reference GPS ntenna RS 232 GPS 0 n Reference PLL Output GPS Module OCXO 4n Output Stage Gambar 5 Blok iagram Synthesizer LOCL LOCL MON 0 MHz MON 3.4 CCU (Central Control Unit) Pemancar TV Rohde & Schwarz NH7200 dilengkapi suatu alat yang dapat digunakan untuk mengontrol dan memonitor unjuk kerja pemancar selama dioperasikan. lat tersebut adalah Central Control Unit (CCU) tipe SX700. Posisi CCU terletak di bagian kiri atas pada panel depan pemancar untuk memudahkan user/teknisi dalam pengoperasiannya. Seluruh pengaturan dan parameter sistem seperti pengaturan daya yang dipancarkan, indikator-indikator peringatan dan kesalahan pada sistem, pengukuran sinyal video dan audio dapat dilakukan oleh perangkat ini, yang terletak di bagian atas panel depan pemancar. PPS Q udio + LP x RF Checker emod Gambar 4 Blok iagram I/Q Modulator 3.3.4 TV/VB Synthesizer Synthesizer menghasilkan frekuensi video pembawa yang disarankan untuk membangkitkan video dan audio pembawa pada modulasi quadrature. Frekuensi pembawa video dapat diset disesuaikan dengan channel frekuensi pemancar yang digunakan, berada pada band III, IV atau V. Synthesizer ini berupa rangkaian crystal Gambar 6 Central Control Unit (CCU) 3.5 Cooling system Pendingin cairan (liquid cooling) digunakan untuk bagian keluaran (output). Sistem pendingin cairan merupakan sirkuit tertutup. Pendingin (coolant) dimana terjadi pencampuran antara air yang sudah disaring dengan antifrogen N diambil dari unit pemompa

(pump unit) ke rak pemancar melalui hose dan dikirim ke dalam saluran distribusi cairan (liquid distributor). Pendingin kemudian mendistribusikan ke amplifier dimana pendingin menyerap panas dan kemudian menyalurkan balik ke unit collecting chamber. alam perjalanan balik ke unit pemompa (pump unit), pendingin langsung dilewati air dan udara. Transmitter Pump Pump Mixing Valve Heat Exchanger Gambar 7 Blok iagram Cooling system 4.2 Saran ari penyusunan laporan kerja praktek yang telah dilakukan, maka penulis ingin memberikan saran-saran sebagai berikut :. Sebaiknya perlu dibuat alat yang bisa menampilkan informasi mengenai parameter-parameter yang penting dalam pemancar televisi dengan tampilan digital yang terpasang pada ruang operator dan juga bisa menyimpan data pengukuran parameter tersebut setiap jam sekali sehingga kondisi pemancar bisa dimonitor dengan baik. 2. Sebaiknya perlu dibuat software yang bisa menunjukkan kerja dari exciter berdasarkan parameter yang ada dan bisa memilih exciter mana yang harus digunakan secara otomatis. IV. PENUTUP 4. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari laporan kerja praktek ini adalah sebagai berikut :. Stasiun pemancar Trans7 Semarang menggunakan TV pemancar ROHE & SCWHRZ tipe NH7200 yang mempunyai daya output sebesar 20 KW. 2. Pemancar televisi secara umum terdiri dari Exciter, RF mplifier dan 3 db Coupler. 3. TV pemancar ROHE & SCWHRZ tipe NH7200 menempati channel 4 UHF dan bekerja dengan prinsip penguatan gambar dan suara secara terpisah (separate Combination) yang dilengkapi dengan sistem pendingin liquid. 4. Exciter terdiri dari Encoder, Equalizer, Modulator dan Synthesizer yang berfungsi mengolah sinyal video dan audio yang diterima dari satelit untuk dikuatkan pada amplifier. 5. Central Control Unit (CCU) berguna mengontrol dan memonitor unjuk kerja pemancar selama dioperasikan. 6. cooling system digunakan untuk mengontrol suhu agar tetap konstan sesuai kemampuan alat.