RELAY PROTEKSI LISTRIK GENERATOR. Management Trainee PT PJB Services

dokumen-dokumen yang mirip
MESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis.

KONSTRUKSI GENERATOR ARUS SEARAH

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. memanfaatkan energi kinetik berupa uap guna menghasilkan energi listrik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Politeknik Negeri Sriwijaya

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

TUGAS PERTANYAAN SOAL

GENERATOR DC HASBULLAH, MT, Mobile :

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONSTRUKSI GENERATOR DC

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi

BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

PRINSIP KERJA GENERATOR SINKRON. Abstrak :

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

Definisi. Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta

BAB II GENERATOR SINKRON TIGA PHASA. berupa putaran menjadi energi listrik bolak-balik (AC).

DA S S AR AR T T E E ORI ORI

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

BAB II DASAR TEORI. mesin listrik yang mengubah energi listrik pada arus searah (DC) menjadi energi

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II DASAR TEORI. Teknik Konversi Energi Politeknik Negeri Bandung

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Mesin arus searah Prinsip kerja

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

BAB III PENDAHULUAN 3.1. LATAR BELAKANG

MOTOR DC. Karakteristik Motor DC

GENERATOR SINKRON Gambar 1

Mesin AC. Dian Retno Sawitri

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Umum. Motor arus searah (motor DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah

BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

I. Maksud dan tujuan praktikum pengereman motor induksi

BAB II GENERATOR SINKRON

BAB III PLTU BANTEN 3 LONTAR

BAB II GENERATOR SINKRON. bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi

Universitas Medan Area

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Motor Sinkron Tiga Fasa. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

BAB II GENERATOR ARUS SEARAH. arus searah. Energi mekanik di pergunakan untuk memutar kumparan kawat

SYNCHRONOUS GENERATOR. Teknik Elektro Universitas Indonesia Depok 2010

BAB IV SISTEM PENGOPERASIAN GENERATOR SINKRONISASI

BAB II LANDASAN TEORI

Politeknik Negeri Sriwijaya

MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives. Oleh PUSPITA AYU ARMI

Standby Power System (GENSET- Generating Set)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

Created By Achmad Gunawan Adhitya Iskandar P Adi Wijayanto Arief Kurniawan

BAB II DASAR TEORI. Generator arus bolak-balik (AC) atau disebut dengan alternator adalah

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. biasanya adalah tipe tiga phasa. Motor induksi tiga phasa banyak digunakan di

MODUL III SCD U-Telkom. Generator DC & AC

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

Generator arus bolak-balik dibagi menjadi dua jenis, yaitu: a. Generator arus bolak-balik 1 fasa b. Generator arus bolak-balik 3 fasa

M O T O R D C. Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG)

BAB IV RELAY PROTEKSI GENERATOR BLOK 2 UNIT GT 2.1 PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB) MUARA KARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II GENERATOR SINKRON

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II GENERATOR SINKRON 3 FASA

BAB 2. MESIN DC. Model konstruksi berbagai mesin DC dapat dilihat pada gambar 2.0 di bawah. (i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii)

12/1/2012. Belitan medan. Sumber AC 1 Fasa. Sikat-sikat dihubungsingk atkan. Jangkar DC

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah

REWINDING MOTOR INDUKSI 3 FASA JENIS IMC (INDUCTION MOTOR CAGE) DI PT. HOLCIM INDONESIA Tbk CILACAP PLANT

BAB II GENERATOR SINKRON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pendahuluan Motor DC mengkonversikan energi listrik menjadi energi mekanik. Sebaliknya pada generator DC energi mekanik dikonversikan menjadi energi l

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

BAB II GENERATOR SINKRON TIGA FASA

PENGGERAK MULA PENJELASAN MENGENAI GENERATOR

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan Teknik Industri 1

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II GENERATOR ARUS SEARAH. energi mekanis menjadi energi listrik berupa arus searah (DC). Dimana energi listrik

TUGAS ELECTRICAL MACHINE SEMESTER 6

Pengenalan Sistem Catu Daya (Teknik Tenaga Listrik)

MODIFIKASI ALTERNATOR MOBIL MENJADI GENERATOR SINKRON 3 FASA PENGUAT LUAR 220V/380V, 50Hz. M. Rodhi Faiz, Hafit Afandi

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa

Transkripsi:

GENERATOR PRINSIP GENERATOR Generator merupakan mesin konversi energi elektromekanik yang berfungsi untuk mengubah energi mekanik dalam bentuk putaran poros menjadi energi listrik. Konstruksi Generator. Komponen utama generator terdiri dari : a. Bagian yang tetap disebut Stator. b. Bagian yang bergerak disebut Rotor. a. Stator Stator pada umumnya merupakan tempat ggl dibangkitkan dan tempat arus beban mengalir bila generator berbeban. Stator generator untuk pusat-pusat pembangkit listrik umumnya terdiri dari 3 bagian yaitu : Rangka stator ( stator frame ). Inti stator ( stator core ). Kumparan stator (stator winding ). RANGKA STATOR ( Stator Frame ). Rangka stator dibuat menyerupai tabung silinder yang bagian dalamnya diperkuat dengan rusuk-rusuk berupa lempengan-lempengan cincin baja yang dilas. Disekeliling bagian dalam rangka silinder ini kemudian dipasang baja-baja bulat yang juga dilas sehingga menyerupai bentuk sangkar seperti terlihat pada gambar 23

Gambar. Rangka Stator 24

INTI STATOR Inti stator terbuat dari segmen-segmen dimana tiap segmen tersebut terdiri dari laminasi lembaran plat baja silikon yang memiliki sifat kemagnitan sangat baik (permeabilitasnya tinggi). Gambar 5.2. memperlihatkan inti stator yang sudah digabung dengan rangka stator.. Gambar 5.2. Inti Stator yang terpasang pada Rangka Stator KUMPARAN STATOR Kumparan stator terbuat dari lempeng-lempeng tembaga berpenampang segi empat (copper strips) dan mempunyai konduktifitas yang tinggi yang dililit dengan pita isolasi diseluruh permukaannya sehingga membentuk batang solid yang terisolasi. Batang tembaga berisolasi ini kemudian ditempatkan pada alur (slot) inti stator dan dikunci dengan pasak yang terbuat dari bahan isolasi. 25

Gambar. Stator Generator Komplit 26

b. Rotor Pada umumnya rotor merupakan tempat dimana medan magnit dibangkitkan. Rotor generator terdiri dari 2 bagian yaitu Bodi ( inti rotor ) dan Kumparan rotor. INTI ROTOR. Inti rotor terbuat dari baja tuang yang dibubut atau bahan ferromagnetik yang mempunyai permeabilitas tinggi disekeliling inti motor dibuat alur-alur dalam arah aksial untuk menempatkan konduktor kumparan dan sebagai saluran bagi media pendingin. KUMPARAN ROTOR Kumparan rotor terbentuk dari lempengan konduktor tembaga, yang mempunyai konduktifitas tinggi yang dimasukkan ke dalam alur-alur pada inti rotor setelah seluruh permukaan alur dilapisi bahan isolasi. Konduktor-konduktornya sendiri juga dilapisi bahan isolator. Kedua ujung kumparana masing-masing dihubungkan ke slipring yang terbuat dari baja tempa yang diisoolasi terhadap rotor bodi (untuk rotor generator dengan sistem eksitasi statis). Untuk generator dengan sistem eksitasi tanpa sikat arang (brushless), kedua ujung kumparan rotor disambungkan ke konduktor yang melintasi lubang dipusat rotor agar dapat disambung ke output rotating rectifier. Di kedua ujung rotor kemudian dipasang fan untuk mensirkulasikan media pendingin. Konstruksi rotor generator yang lengkap akan terlilhat pada gambar 27

Gambar Rotor Generator BANTALAN ( Bearing ) Rotor pada umumnya diitumpu dikedua ujungnya dengan bantalan (bearing). Perlu diketahui bahwa salah satu atau bahkan kedua bantalan ini diisolasi terhadap pondasi (ground) seperti terlihat pada gambar 5.6. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya sirkuit tertutup antara rotor, bantalan dan pondasi (ground) yang dapat menimbulkan aliran arus liar. Bila aliran arus liar ini terjadi, maka permukaan bantalan minyak pelumas akan rusak akibat efek elektrokimia (electro chemical). 28

Gambar Konstruksi bantalan pada pondasi Prinsip dasar generator. Bekerja berdasarkan hukum Faraday, yakni : Apabila lilitan penghantar dengan jumlah N lilitan atau konduktor diputar memotong garis-garis gaya medan magnit yang diam, atau lilitan penghantar diam dipotong oleh garis-garis gaya medan-medan magnit yang berputar, maka pada penghantar tersebut timbul EMF atau GGL ( Gaya Gerak Listrik ) atau tegangan induksi. Besar tegangan yang diitimbulkan sebesar : 29 e = - N d Volt atau eg =. p. n. z. 10-8 Volt d t a x 60

dimana : eg = tegangan total yang dibangkitkan Volt). = fluks per kutub dalam maxwell p = banyaknya kutub n = kecepatan putaran jangkar per menit (rpm) z = jumlah total dari penghantar jangkar yang efektif a = banyaknya garis edar paralel dari arus pada penghantar jangkar. Besarnya tegangan yang diinduksikan pada kumparan tergantung pada : - Kuat medan magnit - Panjang penghantar dalam kumparan - Kecepatan putar ( gerakan ) Apabila rotor diputar ( kumparan medan magnit ), maka akan mengakibatkan timbulnya GGL bolak - balik pada kumparan stator, karena pada stator dipasang 3 ( tiga ) buah kumparan yang masing masing sumbu kumparan ditempatkan berjarak 120 0, maka akan timbul / dibangkitkan GGL bolak-balik 3 ( tiga ) phase. Medan magnit pada rotor imbul dengan mengalirkan arus searah ( dc ) pada kumparan rotor yang bertujuan untuk mendapatkan kutub - kutub magnit yang tetap dan besar medan magnitnya dapat diatur, dengan mengatur arus dan tegangan arus searahnya ( dc ). Prinsip dasar timbulnya gaya gerak listrik ( GGL ) seperti terlihat pada gambar dibawah ini : 30

3.1. Kecepatan Putar Generator sinkron dengan defenisi sinkron berarti bahwa frekuensi listrik yang dihasilkan dikunci ( locked-in ) atau sinkron pada rate mekanikal dari rotasi / putaran generator dan sama dengan kecepatan putar medan magnetik. Frekuensi yang dihasilkan generator sinkron adalah : Ns. P f = ---------- 120 dimana : f = frekuensi listrik dalam Hz Ns = Kecepatan sinkron ( kecepatan mekanikal medan putar ), putaran / menit. P = Jumlah kutub rotor. Umumnya daya listrik yang dibangkitkan oleh generator sinkron pada 50 Hz dan 60 Hz, sehingga kecepatan putar rotor ( kecepatan putarnya tetap ) tergantung kepada ( ditentukan oleh ) jumlah kutub pada rotor. Contoh : Untuk membangkitkan daya dengan frekuensi 50 Hz, pada generator 2 ( dua ) kutub, rotor harus berputar pada kecepatan 3000 Rpm. 31

Contoh : Generator dengan 4 (empat ) kutub seperti diperlihatkan pada gambar dibawah ini, apabila diputar dalam 1( satu ) putaran akan menghasilkan 2 ( dua ) gelombang atau dua periode dan frekuensi berobah setengahnya Hubungan antara frekuensi dengan perioda dapat dituliskan dengan berikut : formula 1 f = --------- ( Hz ) T dimana : Frekuensi ( F ) Banyaknya siklus ( gelombang ) dalam setiap detiknya, yang disimbulkan dengan huruf f dengan satuan Hertz ( Hz ) atau cyclus/second. Perioda ( T ) Merupakan waktu yang ditempuh dalam satu putaran, dalam satuan detik. 32

Sistem Eksitasi Penguatan medan atau disebut eksitasi adalah pemberian arus listrik untuk membuat kutub magnit pada generator. Dengan mengatur besar kecil arus listrik tersebut, kita dapat mengatur besar tegangan out put generator atau dapat juga mengatur besar daya reaktif yang diinginkan pada generator yang sedang paralel dengan sistem jaringan besar (infinite bus). Ada beberapa jenis sistem yaitu : 1. Sistem Eksitasi Statik 2. Sistem Eksitasi Dinamik Sistem Eksitasi Statik adalah sistem eksitasi generator tersebut disuplai dari eksiter yang bukan mesin bergerak, yaitu dari sistem penyearah yang sumbernya disuplai dari output generator itu sendiri atau sumber lain dengan melalui transformator. Secara prinsip dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar. Diagram Prinsip Sistem Eksitasi Statik Seperti pada gambar diatas dapat kita lihat bahwa suplai daya listrik untuk eksitasi mengambil dari output generator melalui excitation transformer, kemudian disearahkan melalui power rectifier dan disalurkan ke rotor generator untuk eksitasi atau penguat medan dengan melalui sikat arang. 33

Untuk pengaturan besaran tegangan output generator diatur melalui DC regulator dan AC regulator, sehingga besarnya arus eksitasi dapat diatur sesuai kebutuhan. Kemudian apabila generator tersebut pada waktu start awal belum mengeluarkan tegangan, maka untuk suplai arus eksitasi biasanya diambil dari baterai. Komponen-komponen yang perlu diperiksa pada Sistem Eksitasi Statik, meliputi : - Periksa sikat arang dan tekanannya. - Periksa baut-baut terminal dari sikat arang. - Periksa kekotoran pada dudukan sikat arang. - Periksa slipring, apakah ada permukaan yang cacat dan cek kebersihhan permukaannya. - Periksa sistem penyearah (Rectifier). - Ukur tahanan isolasi transformator dari rectifier. - Periksa baut-baut terminal apakah ada bekas pemanasan lebih. Adapun yang dimaksud dengan Sistem Eksitasi Dinamik adalah sistem eksitasi yang sumber suplai arus eksitasi diambil dari mesin yang bergerak, dan mesin yang bergerak tersebut disebut Eksiter. Biasanya eksiter tersebut sebagai tenaga penggeraknya dipasang satu poros dengan generator. Seperti kita ketahui bahwa untuk arus eksitasi adalah arus searah, maka sebagai eksiternya adalah mesin arus searah (generator DC) atau dapat juga dengan mesin arus bolak-balik (generator AC) kemudian disearahkan dengan rectifier. 34 Prinsip sistem eksitasi dengan menggunakan eksiter generator arus searah adalah digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3. Diagram Prinsip Sistem Eksitasi Dinamik dengan Eksiter Generator DC Seperti pada gambar diatas, bahwa sistem eksitasi dengan menggunakan eksiter generator DC untuk menyalurkan arus eksitasi generator utama dengan media sikat arang dan slip ring.serta output arus searah dari generator eksiter melalui sikat arang.ditinjau dari segi pemeliharaan sistem ini kurang efektif, sehingga mulai dikembangkan dengan sistem eksitensi tanpa sikat atau disebut Brushless Excitation Brushless Excitation. Brushless Excitation adalah sistem eksitasi tanpa sikat, yang maksudnya adalah pada sistem tersebut untuk menyalurkan arus eksitasi ke rotor generator utama, maupun untuk eksitasi 35

Gambar 4. Diagram Sistem Eksitasi Tanpa Sikat (Brushless Excitation) 36

Pada gambar diatas dapat kita lihat bahwa untuk eksitasi generator disuplai dari generator AC eksiter dengan melalui penyearah (rectifier wheel) yang terpasang pada poros, sehingga arus eksitasi langsung terhubung dengan rotor generator. Kemudian untuk eksitasi eksiter disuplai dari Pilot Exciter dengan kemagnitan tetap atau biasa disebut PMG (Permanent Magnet Generator). Output dari pilot eksiter tersebut adalah arus bolak balik 3 phasa, kemudian dengan melalui penyearah pada regulator arus eksitasi eksiter diatur besar kecilnya, sehingga dengan mengatur eksitasi eksiter, maka tegangan output generator utama akan mengalami perubahan secara langsung. Pemeliharaan Komponen Generator Pada umumnya pemeliharaan komponen generator di unit pembangkit termal dilakukan dalam 2 katagori, yaitu : - Pemeliharaan yang bersifat Rutin. - Pemeliharaan yang bersifat Periodik. Pemeriksaan yang bersifat rutin ialah pemeliharaan yang dilakukan secara berulang dengan periode waktu harian, mingguan dan bulanan dengan kondisi sedang beroperasi, yaitu meliputi : - Pemeriksaan temperatur belitan stator, bearing, air pendingin, dan sebagainya dilakukan setiap hari. - Pemeriksaan kebocoran pendingin minyak (khusus generator dengan pendingin hidrogen) dalam sekali sebulan. - Pemeriksaan vibrasi sekali sebulan. - Pemeriksaan tekanan hidrogen, seal oil pump. - Pemeriksaan fuse rotating rectifier (Brushless excitation) atau pemeriksaan sikat arang (Static Excitation / DC Dinamic Excitation). Pemeriksaan yang bersifat periodik ialah pemeriksaan yang dilakukan berdasarkan lama operasi dari generator, yang diklasifikasikan : 37

- Pemeriksaan sederhana, setiap 8.000 jam. - Pemeriksaan sedang, setiap 16.000 jam. - Pemeriksaan serius, setiap 32. 000 jam. Pemeriksaan periodik kegiatan yang dilakukan meliputi pembongkaran (disassembly), pemeriksaan (inspection) dan pengujian (testing). Kegiatan pemeriksaan tersebut tidak harus semua komponen dilakukan sama, melainkan tergantung dari klasifikasi pemeriksaan periodiknya. Pemeriksaan sederhana dan sedang, komponen yang diperiksa tidak seluruhnya melainkan sebagian saja. Tetapi pemeriksaan serius, kegiatan-kegiatan seperti tersebut diatas dilakukan secara menyeluruh terhadap generator dan alat bantunya. Sebagai contoh kegiatan pemeriksaan serius sebagai berikut : Pemeliharaan Rotor Pemeriksaan rotor dilaksanakan setelah rotor dikeluarkan dari statornya. Adapun konstruksi rotor adalah sebagai berikut : Gambar 1. Konstruksi Rotor Generator 38

Hal-hal yang perlu diperiksa bagian Rotor Generator, meliputi : - Periksa kebersihan dan perubahan bentuk kumparan serta kerusakan dan penggeseran dari blok isolasinya. - Periksa kekendoran beban penyeimbang (balance weight). - Cek ujung komponen dibawah cincin penahan. - Periksa kelonggaran rakitan penghantar radial. - Periksa komponen-komponen rotor, seperti cincin penahan, pasok blower, dan journal poros (komponen tersebut disarankan diperiksa dengan ultra sonic test atau dye penetrant test untuk mengetahui keretakkan material-material tersebut). - Teliti kelonggaran dari tiap-tiap baut dan plat alas. - Kerusakkan dan keausan dari journal rotor dan kopling, diteliti, pasak-pasak rotor dan beban penyeimbangan diperiksa kelonggarannya. - Perapat penekan dan cincin perapat harus diperiksa celahnya, kerusakan perubahan bentuk. Cincin perapat harus diperiksa kelancaran geraknya. - Tiap labyrinth harus diperiksa kerusakkannya dan keadaan celahnya. - Periksa keausan bahan bantalan. - Ukur tahanan isolasi kumparan. Pemeliharaan Stator Pemeriksaan Stator dilakukan setelah rotor dikeluarkan, yang meliputi : - Belitan stator diperiksa tentang kemungkinan terjadinya kontaminasi, kerusakan, retak, pemanasan lebih dan keausan. - Pasak stator diperiksa kemungkinan terjadinya pergeseran (kedudukan) dari ujung pasak dan pengganjal dibawah pasak, serta kelonggaran dari pasak-pasak kumparan stator. 39

- Penyangga ujung kumparan diperiksa, khususnya kelonggaran dari baut pengikatnya. - Penjarak isolasi (insulation spacer) diperiksa kemungkinan merapatnya jarak isolasi, kelonggaran dan keausan dari kain polyster, segmen penyangga kumparan, tali pengikat dan panahan ujung kumparan. - Cincin phasa, diperiksa kerusakan / perubahan bentuknya. - Gulungan di dalam alur (slot) diteliti kelonggarannya dari terminal. - Ujung penghantar utama (main lead), diperiksa kerusakan dari porselin bushing dan permukaan sambungan serta kondisi bagian dalam kotak saluran dan netralnya. - Pemeriksaan keadaan inti, yang meliputi kerapatan dan laminasi-laminasi, tandatanda kerusakan mekanis, tanda-tanda pemanasan setempat dan keadaan susunan pengikat inti. - Periksa permukaan kumparan, pemukaan inti besi, benda-benda asing serta kebocoran minyak dan air. - Cek pendeteksi temperatur inti stator (RTD), bila perlu ditest. - Periksa klem kawat pentanahan dan bagian-bagiannya. PEMELIHARAAN EXITER Komponen-komponen yang perlu diperiksa pada sistem Eksitasi dengan Generator DC, meliputi : - Periksa keadaan komutator, apakah ada yang cacat atau permukaan tidak rata. - Periksa keadaan sikat arang dan tekanannya. - Cek baut-baut pengikat. 40 - Ukur tahanan isolasi kumparan rotor dan stator generator DC.

- Tes pendeteksi temperatur (RTD). - Cek sikat arang dan slipring pada sambungan ke eksitasi. Komponen-komponen yang perlu diperiksa pada sistem Eksitasi Tanpa Sikat (Brushless excitartion), meliputi : - Periksa dioda penyearah putar (rotating diode rectifier), dari kotoran atau bekas terjadi pemanasan lebih dan kerusakan. - Periksa zekering, diganti bila ada yang putus. - Cek baut-baut terminal. - Lakukan pengukuran tahanan isolasi. - Periksa penghantar fleksibel dioda dari kerusakan dan kelonggaran. - Bersihkan seluruh kumparan-kumparan dari kotoran. Sistem Pendingin Generator Fungsi Pendingin Terjadinya panas pada generator / alternator disebabkan karena adanya Rugi Tembaga dan Rugi Besi. Yang dimaksud dengan rugi tembaga adalah panas yang disebabkan karena adanya arus pembebanan yang mengalir melalui penghantar tembaga stator dan rotor yang besaran dayanya dapat dihitung I 2 R. Sedangkan rugi besi adalah kerugian yang diakibatkan dari panas yang ditimbulkan dengan adanya arus pusar (eddy current) yang terjadi pada inti stator maupun rotor. Selain panas yang diakibatkan seperti tersebut diatas, juga terjadi panas yang diakibatkan dari gesekan dan angin (windange). Panas yang berlebihan diakibatkan dari seperti yang diuraikan diatas pada generator perlu dicegah, hal ini dapat mengakibatkan kerusakan isolasi penghantar atau terbakar, oleh sebab itu perlu adanya pendinginan. 41

Kerugian-kerugian yang menyebabkan panas tersebut harus diusahakan kecil sehingga tidak lebih dari 2% dari output alternator. Media Pendingin Untuk menyerap dan membuang panas (disipasi) yang timbul didalam alternator yang sedang beroperasi dapat menggunakan beberapa media pendingin. Adapun jenis media pendingin yang biasa digunakan meliputi : Udara Gas Hidrogen Air Secara alami, semakin besar kapasitas alternator maka panas yang ditimbulkan semakin besar pula. Adapun media pendingin yang paling efektif adalah air, tetapi air banyak kendala yang harus ditangani, disamping instansinya mahal pemeliharaannya pun susah, maka altenator yang media pendinginnya pada bagian stator, sedangkan dibagian rotor menggunakan hidrogen. Kerapatannya cukup besar Daya hantaran panas rendah Koofisien perpindahan panas rendah Kebersihannya kurang Pendinginan dengan udara terbatas pada alternator yang berkapasitas kecil atau untuk mesin exciter. Kemudian untuk alternator yang cukup besar kapasitasnya, yang paling sederhana penanganannya tetapi bukan berarti paling mudah, dan efektif dalam penyerapan panasnya dibanding dengan udara adalah dengan gas hidrogen. 42

Pendinginan dengan Gas Hidrogen Pendingan alternator dengan gas hidrogen adalah yang paling efektif dibanding dengan udara. Tetapi Hidrogen sangat rentan terhadap bahaya ledakan bila bercampur dengan udara pada kondisi 4% s.d 75%, maka penanganannya harus berhati-hati. Adapun kelebihan gas hidrogen dibanding dengan udara dapat dilihat pada karakteristik berikut : Tekanan ATM Hidrogen 0.34 b 1.0 b 2.0 b 3.0 b 4.0 b Spesifik Panas Kerapatan Daya Hantar panas Koefisien Perpindahan Panas 1.0 1.0 1.0 1.0 14.35 14.35 14.35 14.35 14.35 0.07 0.14 0.22 0.30 0.30 6.69 6.69 6.69 6.69 6.69 1.55 1.65 2.65 4.4 4.85 Seperti pada tabel diatas dinyatakan bahwa kerapatan udara biasa dibanding hidrogen adalah 1:0.14, daya hantar panas 1:7, maka gas hidrogen dapat digunakan untuk pendi-nginan alternator dengan efektifitas cukup baik. Dari kelebihan tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Kerapatan rendah sehingga kerugian gesekan, kebisingan berkurang dan daya fan untuk mensirkulasikannya juga rendah 2. Koofisien perpindahan panas tinggi dibanding udara sehingga dapat menyerap panas lebih banyak. 3. Daya Hantar panas tinggi dibanding udara, sehingga dapat menghantarkan panas lebih banyak. 4. Tidak bersifat korosif. 43

5. Resiko kebakaran rendah, hidrogen murni tidak membantu terjadinya kebakaran. 6. Biaya pemeliharaan rendah, hal ini karena siklus gas tertutup sehingga kebisingannya terjaga. Untuk menjaga agar temperatur media pendingin tidak meningkat terus, maka setelah menyerap panas, media pendingin ini harus didinginkan untuk membuang panas yang di kandungnnya. Oleh karena itu media pendingin harus didinginkan dan disirkulasikan. Sebagai media pendingin hidrogen biasanya dengan menggunakan air dengan melalui box cooler atau pipa-pipa air yang diletakkan didalam kerangka stator. Sebagaimana untuk melewatkan gas hidrogen ke cooler box dan celah-celah kumparan stator dan rotor maka perlu adanya sirkulasi dengan tekanan cukup. Untuk mensirkulasi hidrogen dengan menggunakan blower atau rotor maka perlu adanya sirkulasi dengan tekanan cukup. Untuk mensirkulasi hidrogen dengan menggunakan blower atau rotor blade yang terpasang pada poros alternator. Sistem sirkulasi hidrogen didalam alternator secara konvensional (conventional hydrogen cooled) dengan menggunakan dua unit blower yang masing-masing dipasang pada bagian ujung-ujung seperti pada gambar berikut : 44 Gambar 5. Sistem Sirkulasi Hidrogen Pendingin Alternator Secara Konvensional

1. Cara Pengisian & Pengosongan Hidrogen Seperti kita ketahui bahwa gas Hidrogen sangat berbahaya sekali bila bercampur dengan udara, dapat menimbulkan ledakan (explosif), oleh sebab itu perlu hati-hati dalam penanganannya terutama bila kita akan melakukan pengosongan (flashing) gas hidrogen dari ruang generator dan sebaliknya juga harus kita pahami cara pengisian kembali. Karena hal tersebut, maka untuk pengisian dan pengosongan (pengeluaran) dengan menggunakan gas perantara, yaitu gas CO 2 atau N 2 karena gas tersebut bila tercampur hidrogen tidak eksplosif. Dalam pengisisan dan pengosongan perlu adanya alat deteksi untuk mengetahui prosentase keberadaan gas diruang alternator. Alat detektor (gas alternator) ini biasanya dipasang hanya bersifat sementara. Dengan mengetahui prosentase keberadaan gas tersebut, maka proses selanjutnya dapat dilakukan. Adapun proses pelaksanaan pengisian dan pengosongan adalah dengan prosedur sebagai berikut : Prosedur Pengisian Pada kondisi ini berarti alternator berisi udara biasa (atmosfir). Cara pengisian gas hidrogen kedalam alternator dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara langsung dan tak langsung. Cara Langsung : yaitu dengan cara menghisap udara didalam alternator atau membuat vacum ruangan tersebut kemudian gas hidrogen diisikan langsung. Cara Tidak Langsung :. cara tidak langsung pengisian dengan media perantara gas CO 2 Mula-mula gas CO 2 dimasukkan dengan melalui manifold bagian bawah ruangan alternator agar udara bisa didorong keluar dengan melalui manifold bagian atas. Kemudian setelah gas CO 2 mencapai + 75% maka pengisiannya dapat dihentikan. Selanjutnya langkah pengisian gas H 2, dengan proses pengisian melalui manifold bagian atas, karena berat jenis gas CO 2 lebih besar dari gas H 2. Dengan memasukkan gas H 2 tersebut maka gas CO 2 terdorong keluar melalui manifold bagian bawah dan 45

langsung keluar ke atmosfir. Setelah mencapai + 95% gas H 2 didalam ruangan alternator, maka venting gas CO 2 rnuiai ditutup dan dilanjutkan pengisian gas H 2 sarnpai batas tekanan yang ditetapkan Prosedur Pengosongan Prosedur pengosongan gas H 2 didalam alternator adalah kebalikan dari proses pengisian, yaitu mula- mula gas H 2 di venying keluar dan bersama sama dengan memasukkan gas CO 2 melalui manifold bagian bawah. Kemudian setelah tercapai prosentase gas CO 2 + 90 % maka venting dihentikan. Apabila alternator akan dihentikan lama untuk pemeliharaan, maka CO 2 didalam harus dikeluarkan, caranya dengan mengalirkan udara kering melaluui manifold atas dan membuang gas CO 2 ke atmosfir melalui manifold bawah. 46 Gambar 6. Diagram sistem Gas Pendingin Alternator