HUBUNGAN MINAT MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI ISI TEKS BAHASA JERMAN. Widya Astuti, Lucky Herliawan Y.A., Pepen Permana ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

oleh Cindhy Dwi Meidany

EFEKTIVITAS MEDIA PERMAINAN BUCHSTABENDIKTAT DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN. Milda Anika, Lucky Herliawan Y.A.

DIE BEZIEHUNG ZWISCHEN DEM LOGISCHEN DENKVERMÖGEN UND DEM HÖRVERSTEHEN IM DEUTSCHEN. Fitri Apriani Susliawati, Pepen Permana, Amir.

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN DI SMA NEGERI 1 PRAMBANAN SLEMAN SKRIPSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM QUIZ (TQ) PADA KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS X SMA N 1 KAMAL. Novita Putri Pratiwi

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAKEM SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. reseptif yang meliputi menyimak (Hörfertigkeit) dan membaca (Lesefertigkeit),

PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE KOSAKATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE PQ4R PADA PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XII SMAN 1 SEDAYU BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Bahasa adalah

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

Irma Indriani, Azis Mahfuddin, Irma Permatawati

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MATAKULIAH MEMBACA PEMAHAMAN (LESEVERSTEHEN IV) DENGAN MODEL CONCEPT MAPPING

Laterne. Volume VI Nomor 02 Tahun 2017 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY UNTUK KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA KELAS XI IPS SMAN 2 SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pengajaran bahasa mempunyai tujuan agar pembelajar dapat

PENERAPAN MEDIA WORTSCHATZLISTE

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa

Efektivitas Penggunaan Teknik Uji Rumpang Dalam Meningkatkan Pemahaman Membaca Siswa di SMK. Isma Rhahesmy Utami Putri, Setiawan, Irma Permatawati.

PENERAPAN MODEL WORD SQUARE DALAM MENULIS KALIMAT SEDERHANA BAHASA JERMAN SISWA KELAS X SMA ISTIQLAL SUMBER CENTENG KOTAANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa, khususnya bahasa Jerman terdapat empat

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN WARNA UNTUK MENGUASAI ARTIKEL KATA BENDA BAHASA JERMAN SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

PENGARUH ADVANCE ORGANIZER

SKRIPSI. oleh Dewi Uswatun Chasanah NIM

KEEFEKTIFAN METODE COOPERTIVE LEARNING TIPE TALKING STICK DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 19 Penipuan Terungkap

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Pengajaran bahasa pada umumnya bertujuan agar mahasiswa dapat

BAB I PENDAHULUAN. Demikian juga halnya dengan belajar bahasa Jerman. Dalam bahasa Jerman

E JURNAL UNESA ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) BAHASA JERMAN KELAS X MIA 6 SMA NEGERI 1 MAOSPATI TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN TATA BAHASA JERMAN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPTIF SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PALOPO

KONTRIBUSI PENGUASAAN STRUKTUR KALIMAT DAN KOSAKATA TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 3 PALANGKARAYA SKRIPSI

No. RPP/JER/21 Revisi : 00 Tgl : 1 Maret 2011 Hal dari

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menyimak dalam bahasa asing merupakan salah satu. keterampilan bahasa yang reseptif di samping keterampilan membaca.

Kata Kunci: Permainan, Scrabble, Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman

Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kontrolle im Tandem dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE TWO STAY TWO STRAY (TS-TS) PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN DI SMA N I SEDAYU SKRIPSI

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

oleh Ahmad Fiqqih Alfathoni

ARTIKEL ILMIAH OLEH AGUS FAIZI NIM

Sumber Bahan/ Referensi. Estimasi Waktu. Uraian Kegiatan. Lap top & LCD

Laterne. Volume V Nomor 02 Tahun 2016

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

GAMBAR DALAM PENGAJARAN BAHASA ASING Oleh Nining Warningsih Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN PENGUASAAN GRAMATIK TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI I TEMANGGUNG SKRIPSI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1. Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Keluarga

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi

Kata Kunci : Penguasaan Kosakata, Media Permainan Tic Tac Toe.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahasa asing termasuk bahasa Jerman saat ini telah menjadi

SUSUNAN DEWAN REDAKSI JURNAL LATERNE

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK MIND MAP PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 IMOGIRI BANTUL

Irfan Anshori, Lucky HYA, Pepen Permana

Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Jerman melalui Media Gambar Siswa Kelas XI IPA 6 SMA Negeri 1 Makassar

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE QUANTUM LEARNING TEKNIK CLUSTERING

Untuk Profesor juga sesuatu yang sulit. Profesor berkonsentrasi dengan akhiran Artikel maskulin dalam Akkusativ.

Metode SQ3R untuk Meningkatkan Kemampuan. Membaca Pemahaman Teks Bahasa Jerman

DEIKSIS DALAM ROMAN UND SAGTE KEIN EINZIGES WORT KARYA HEINRICH BÖLL: SUATU ANALISIS PRAGMATIK JURNAL. Oleh : Adriani Rasinta Mananohas

Kata Kunci: Teknik Permainan, Magic Box, Penguasaan Kata Benda.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting untuk dipelajari,

BINTAN THOYYIBAH ICHSAN NIM.

FEHLER ANALYSE IM PRIVATBRIEF DER SCHÜLERN KLASSE XI SMA NEGERI 1 TAMAN. Perpetua Helena Ngura. Drs. Ari Pujosusanto, M.Pd AUSZUG

Laterne. Volume VI Nomor 03 Tahun 2017

PERANAN STRATEGI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ASING. Lersianna Saragih*)

PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE GAMBAR SERI UNTUK KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XII SMA

ANALISIS KESALAHAN MENULIS KALIMAT BAHASA JERMAN ANALISIS KESALAHAN MENULIS KALIMAT BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI IBB SMA NEGERI 3 SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di

KEMAMPUAN MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG ANGKATAN 2009/2010 OFFERING AA DALAM ANALISIS KALIMAT BAHASA JERMAN BERDASARKAN

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan. sehari-hari. Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa, artinya

HASIL BELAJAR MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE DALAM KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA BAHASA JERMAN KELAS XI SMAN 1 MOJOSARI

BUKU DAS DEUTSCHMOBIL UNTUK KETERAMPILAN MENULIS. Drs. Benny Herawanto S, M.Psi

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU DOMINO DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 5 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dikuasai oleh siswa yaitu keterampilan menyimak (Hörfertigkeit),

Analisis Latihan pada Buku Planet sebagai Pelengkap Buku Ajar Bahasa jerman Deutsch ist Einfach di SMAN 4 Bojonegoro Kelas X Semester 2

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan tata bahasa mutlak diperlukan ketika pembelajar bahasa akan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antarmanusia. Dengan bahasa seseorang

L A T E R N E JURNAL PENDIDIKAN BAHASA JERMAN

L A T E R N E JURNAL PENDIDIKAN BAHASA JERMAN

SKRIPSI. oleh Dwi Yuni Lestari S. NIM

Laterne. Volume V Nomor 02 Tahun 2016 ANALISIS KESALAHAN GRAMATIK PADA KETRAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TAMAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis,

Tabel.1 Hubungan antar Skor Hasil Belajar Bahasa Inggris Correlations. Tabel.2 Descriptives Hasil Belajar

SKRIPSI. oleh Maryani NIM:

ANALISIS LATIHAN PADA SITUS YANG DAPAT MENUNJANG KOMPETENSI DASAR. Kornalia Florida Aleng. Drs. Abdul Karim, M.pd

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BILDERGESCHICHTE

BAB III METODE PENELITIAN. Bahasa dalam menyusun kalimat menjadi teks bahasa Jerman.

SILABUS. JR 420, Arbeit mit Lesetexten III: S1, 2 Sks, Semester VI. DESKRIPSI MATA KULIAH Arbeit mit Lesetexten III

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK THINK PAIR SHARE (TPS)

Surya Masniari Hutagalung Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN

Drs. Ari Pujosusanto, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. Seringkali terjadi kesalahpahaman dalam menggunakan bahasa, terutama

RANCANGAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Kesalahan Pembentukan Finalsatz Bahasa Jerman Oleh Mahasiswa Angkatan 2009 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang

Media Segitiga Domino untuk Melatih Keterampilan Menulis Karangan Sederhana Bahasa Jerman

Laterne. Volume VI Nomor 01 Tahun Yohana Magdalena Gamung. Dr. phil. Agus Ridwan, S.Pd., M.Hum.

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi. Setelah dilakukannya

Transkripsi:

HUBUNGAN MINAT MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI ISI TEKS BAHASA JERMAN Widya Astuti, Lucky Herliawan Y.A., Pepen Permana Departemen Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK Dalam pembelajaran bahasa Jerman siswa diharuskan menguasai empat keterampilan berbahasa seperti Hörverstehen, Leseverstehen, Schreibfertigkeit dan Sprechfertigkeit. Akan tetapi kenyataannya masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam membaca pemahaman. Hal ini diduga disebabkan oleh faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal misalnya strategi yang diberikan pengajar kurang tepat atau tidak menarik, sedangkan faktor internal dapat berasal dari diri sendiri, yaitu rendahnya minat membaca. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, (1) hubungan minat membaca teks bahasa Jerman dengan keterampilan memahami isi teks bahasa Jerman, (2) Kontribusi minat membaca teks bahasa Jerman terhadap keterampilan memaham isi teks bahasa Jerman. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas XII MIA 4 SMA Negeri 1 Sumber pada tahun ajaran 2015/2016. Sebagai sampel dipilih sebanyak 27 siswa. Data penelitian ini diperoleh dari hasil angket minat membaca dan tes keterampilan memahami isi teks bahasa Jerman. Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif analitik dengan menggunakan teknik analisis regresi dan korelasi. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: (1) Tidak terdapat hubungan yang positif antara minat membaca dan keterampilan memahami isi teks pada siswa. Hal ini ditunjukkan melalui hasil penghitungan koefisien korelasi hanya sebesar r = 0,22. Hubungan antara minat membaca dan keterampilan memahami isi teks bahasa Jerman dapat dilihat melalui persamaan regresi Y= 42,89 + 0,44X. (2) Minat membaca tidak memberikan kontribusi yang positif terhadap keterampilan memahami isi teks bahasa Jerman. Hal ini dapat dilihat dari hasil penghitungan koefisien determinasi (kd) hanya sebesar 5%. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan: (1) siswa harus lebih sering membiasakan diri untuk membaca teks bahasa Jerman. Hal tersebut dapat memperbanyak pembendaharaan kosakata dan meningkatkan penguasaan tata bahasa dan (2) dapat dilakukan penelitian lanjutan sehingga dapat ditemukan faktor dominan yang mempengaruhi siswa dalam memahami isi teks bahasa Jerman. Kata kunci: minat, membaca pemahaman

DIE BEZIEHUNG ZWISCHEN DEM LESEINTERESSE UND DEM LESEVERSTEHEN DER DEUTSCHEN TEXTE Widya Astuti, Lucky Herliawan Y. A., Pepen Permana Deutschabteilung der Fakultät für Sprachen und Literatur der Indonesischen Pädagogischen Universität ABSTRAKT Im Deutschunterricht müssen die Schüler die vier Sprachfertigkeiten, nämlich Hörverstehen, Leseverstehen, Schreibfertigkeit und Sprechfertigkeit beherrschen. Aber in der Tat gibt es noch viele Schüler, die beim Leseverstehen noch Schwierigkeiten haben. Diese Tatsachen wird von den internen und externen Faktoren verursacht. Zu den externen Faktoren gehören zum Beispiel die Strategien von den Lehrern, die für die Schüler nicht interessant sind. Interne Faktoren können von den Schülern selbst kommen, zum Beispiel niedriges Leseinteresse. Diese Untersuchung hat folgende Ziele herauszufinden: (1) die Beziehung zwischen dem Leseinteresse und dem Leseverstehen der deutschen Texte. (2) den Beitrag des Leseinteresses zum Leseverstehen der deutschen Texte. Die Population dieser Untersuchung waren die Schüler der Klasse XII MIA 4 SMAN 1 Sumber Jahrgangs 2015/2016. Als Sample wurden 27 Schüler ausgewählt. Die Daten dieser Untersuchung wurden durch den Fragebogen zum Leseinteresse und durch den Test zum Leseverstehen genommen. In dieser Untersuchung wurde die deskriptivanalytische Methode mit der Technik der Korrelations-und Regressionsanalyse verwendet. Aufgrund des Untersuchungergebnisses kann die Verfasserin folgendes zusammenfassen: (1) Es gibt keine positive Beziehung zwischen dem Leseinteresse und dem Leseverstehen der deutschen Texte. Dies wurde durch den bewussten Korrelationkoeffizienten, nämlich nur r = 0,22. Die Beziehung zwischen dem Leseinteresse und dem Leseverstehen der deutschen Texte kann man durch die Regressiongleichung Y= 42,89 + 0,44X sehen. (2) Das Leseinteresse der deutschen Texte leistet keinen Beitrag zum Leseverstehen. Dies wurde durch die Berechnung des Determinationskoeffizienten (kd) mit dem Wert, nämlich nur 5%, bewiesen. Nach den Untersuchungsergebnissen wird folgendes vorgeschlagen: (1) Die Schüler müssen sich daran gewöhnen, deutsche Texte zu lesen. Diese Gewohnheit kann der Wortschatz der Schüler vervielfältigen und die Beherrschung der Grammatik steigern. (2) Weitere Forschungen können möglich ausgefùhrt werden, so dass andere Faktoren, die das Leseverstehen der deutschen Texte von dem Schülern beeinflussen, gefunden werden. Schlüsselwort: Interesse, Leseverstehen

Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di Sekolah Menengah Atas. Terdapat empat keterampilan bahasa dalam proses pembelajaran bahasa Jerman yang harus dipelajari, yaitu keterampilan menyimak (Hörfertigkeit), keterampilan berbicara (Sprechfertigkeit), keterampilan membaca (Leseverstehen) dan keterampilan menulis (Schreibfertigkeit). Keterampilan membaca (Lesefertigkeit) erat kaitannya dengan kemampuan memahami teks. Kegiatan membaca bertujuan agar pembaca memperoleh informasi dari teks. Proses membaca dapat dipandang sebagai interaksi antara penulis dengan pembaca. Pembaca menyusun kembali makna dari teks dengan menggunakan strategi-strategi pemahaman. Pemahaman sebuah teks merupakan keterampilan yang harus dikuasai dan ditingkatkan, karena akan sering dijumpai dalam pembelajaran berbahasa Jerman. Berdasarkan pengamatan masih ada siswa yang memiliki kemampuan pemahaman yang rendah. Mereka cenderung merasa kesulitan dalam memahami sebuah teks. Diduga siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami teks disebabkan oleh faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal misalnya strategi yang diberikan pengajar kurang tepat atau tidak menarik, sehingga siswa menganggap jika pembelajaran membaca merupakan kegiatan yang membosankan. Faktor internal bisa berasal dari diri sendiri, misalnya kurangnya daya konsentrasi, daya nalar dan penguasaan kosakata sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memahami teks. Faktor internal lain yang diduga tidak kalah penting mempengaruhi siswa merasa kesulitan dalam pemahaman teks adalah minat membaca teks pada siswa masih rendah. Kemungkinan penyebab rendahnya minat membaca siswa SMA antara lain: kurangnya dorongan dari para guru agar para siswa mau membaca secara rutin. Jika semua guru memberikan dorongan secara bersama dengan selalu mengaitkan kegiatan membaca dengan proses pembelajaran dan memberikan penilaian maka peserta didik dipastikan akan memaksakan dirinya untuk secara rutin membaca. Berdasarkan pengamatan penulis pada saat melakukan Program Latihan Profesi (PLP) siswa mengalami kesulitan dalam memahami teks bahasa Jerman. Hal ini diduga disebabkan oleh beberapa hal seperti sulitnya menguasai kosakata bahasa Jerman, mengidentifikasi struktur kalimat dan faktor yang tidak kalah penting mempengaruhi adalah minat. Atas dasar permasalahan di atas, penulis tertarik untuk meneliti apakah kesulitan siswa dalam memahami isi sebuah teks bahasa Jerman dipengaruhi oleh minat membaca siswa tersebut? Oleh karena itu, judul yang diajukan penulis untuk diteliti adalah Hubungan Minat Membaca dengan Keterampilan Memahami Isi Teks Bahasa Jerman. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat minat membaca dan keterampilan siswa dalam memahami isi teks bahasa Jerman. Selain itu, untuk mengetahui hubungan dan

kontribusi minat terhadap membaca pemahaman. LANDASAN TEORETIS Menurut Sardiman (2011:76) minat merupakan suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat sesuatu ciri atau arti yang memiliki hubungan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu, apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Individu dapat dikatakan menaruh minat terhadap suatu objek ditandai dengan: a. Kecenderungan untuk memikirkan objek yang diminati. b. Keinginan untuk memperhatikan objek yang diminati. c. Rasa senang terhadap objek yang diminati. d. Keinginan untuk mengetahui atau mengikuti objek yang diminati. Minat merupakan salah satu hal yang ikut menentukan keberhasilan seseorang dalam suatu bidang, baik dalam studi, kerja ataupun kegiatan lain, termasuk hasil belajar yang dipengaruhi oleh minat belajar. Seseorang yang berminat pada suatu aktivitas misalnya membaca, maka saat dihadapkan pada buku, individu yang memiliki minat lebih besar maka segala perhatian, pengenalan dan ingatan mereka diarahkan pada aktivitas membaca. Membaca secara umum menurut Tarigan (2008:7) diartikan sebagai metode yang digunakan untuk mengkomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada lambang-lambang tertulis. Membaca adalah salah satu kegiatan keterampilan berbahasa yang memiliki peranan penting dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Membaca dapat disimpulkan sebagai kegiatan keterampilan berbahasa untuk memahami pola-pola dari gambar tertulis yang didalamnya terkandung suatu makna yang dapat diperoleh informasi untuk menambah pengetahuan. Bagi siswa, membaca tidak hanya berperan dalam menguasai bidang studi yang dipelajarinya saja. Namun membaca juga berperan dalam mengetahui berbagai macam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang. Membaca pemahaman dapat diartikan sebagai proses untuk mengenali atau mengidentifikasi teks, kemudian mengingat kembali isi teks. Membaca pemahaman juga dapat berarti sebagai suatu kegiatan membuat urutan tentang uraian atau mengorganisasi isi teks, bisa mengevaluasi sekaligus dapat merespon apa yang tersurat atau tersirat dalam teks. Ehlers (2010:4) mengungkapkan pendapatnya tentang pemahaman membaca Lesen ist eine Verstehenstӓtigkeit, die darauf zielt, sinnvolle Zusammenhӓnge zu bilden. Sie wird auf der einen Seite gesteuert von dem Text und seiner Struktur, auf der anderen Seite von dem Leser, der sein Vorwissen, seine Erfahrung, seine Neigungen und sein Interesse an einen Text herantrӓgt. Maksud dari pernyataan di atas adalah membaca merupakan kegiatan

pemahaman yang bertujuan membentuk sebuah keterkaitan yang penuh dengan makna. Membaca dipengaruhi oleh beberapa unsur yang berkaitan satu sama lain. Unsur-unsur tersebut terdiri dari teks bacaan dan struktur teks tersebut, di sisi lain unsur tersebut adalah pengetahuan, pengalaman dan minat membacanya. Dalam membaca sebuah teks, seseorang berusaha memahami isi pesan penulis yang tertuang dalam teks. Pemahaman ini merupakan prasyarat bagi berlangsungnya tindakan membaca. Membaca dikatakan tidak berlangsung apabila tidak ada pemahaman pada diri pembaca. Pemahaman terhadap isi bacaan tersebut memiliki beberapa tingkatan. Kemampuan seseorang dalam membaca pemahaman memiliki tingkatan yang berbeda-beda, ada yang harus membaca secara keseluruhan isi dari sebuah teks untuk menangkap informasi yang tersurat di dalam teks, ada juga yang memahami makna antar kalimat untuk menangkap informasi yang tersirat di dalam teks dan menarik kesimpulan tentang gagasan utama dari suatu teks, selain dua tingkatan yang telah disebutkan ada jenis pemahaman yang pembacanya mampu membandingkan gagasan yang telah ditemukan untuk menilai atau mengevaluasi suatu teks. Mengukur pemahaman bacaan siswa tidak terlepas dari kecepatan atau waktu membacanya, dalam membaca sebuah teks, siswa dituntut untuk memahami apa yang terkandung dalam isi teks agar informasi dapat dipahami dengan jelas. Setiap pengukuran yang berkaitan dengan kemampuan membaca tentu mencakup kecepatan dan pemahaman isi bacaan. Menurut Tampubolon (1987), cara mengukur kemampuan membaca adalah jumlah kata yang dapat dibaca per menit dikalikan dengan persentase pemahaman isi bacaan. Pemahaman bacaan dapat diukur melalui pertanyaan yang menanyakan tentang apa yang dimaksud pengarang, apa yang akan dikatakan pengarang, dan hal-hal apa saja yang tersirat dalam bacaan tersebut. Berkaitan dengan penilaian pemahaman dalam membaca Gick (2000:9) menjelaskan Beim Detailverstehen geht es ums genaue Verstehen. Hier reicht es nicht, wenn Sie nur erkennen, wo ungefähr etwas im Text steht. Hier müssen Sie prüfen, was genau im Text steht. Maksud dari yang dijelaskan oleh Gick adalah untuk dapat memahami sebuah teks, tidak hanya dibutuhkan pengetahuan secara global mengenai teks atau mengira-ngira isi dari sebuah teks tersebut, tetapi harus diuji apa yang benar benar terkandung dalam teks. Duxa, Hu dan Schmenk (2005:255) mengemukakan tiga jenis pemahaman membaca yaitu: a. Global verstehen (erfassen, was insgesamt gemeint ist) Seseorang cukup memahami teks secara umum. b. Selektiv verstehen (eine ganz bestimmte Informationen erhalten) Seseorang memahami informasiinformasi tertentu yang terkandung di dalam teks. c. Detailiert verstehen (das Gesagte in seinen Einzelhelten verstehen) Seseorang memahami keseluruhan isi teks secara akurat, lengkap dan kritis terhadap fakta, konsep,

gagasan, pendapat, pengalaman, pesan dan perasaan yang terdapat dalam teks tersebut. Membaca merupakan salah satu aktifitas yang membutuhkan unsur minat di dalamnya. Tanpa adanya minat, membaca akan sulit dilakukan oleh siapapun juga. Menumbuhkan minat membaca bukanlah hal yang mudah, perlu dilakukan sejak dini dan memerlukan waktu dan upaya-upaya tertentu. Anak yang sudah timbul minat bacanya dapat dilihat dari aspek kesenangan membaca, frekuensi membaca dan kesadaran akan manfaat membaca. Semakin dini menumbuhkan minat membaca pada anak, maka akan semakin mudah membentuk sikap untuk gemar membaca. Orang yang mempunyai minat membaca memiliki kesadaran sendiri untuk membaca tanpa adanya paksaan atau perintah dari orang lain. Motivasi untuk membaca sudah terbentuk di dalam dirinya. Minat menduduki peringkat teratas bila seseorang akan melakukan sesuatu hal. Seseorang akan menikmati berbagai upaya karena melakukan sesuatu hal atas kesadaran sendiri, tanpa adanya unsur paksaan dari pihak manapun. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan teknik analisis regresi dan analisis korelasi. Metode Deskriptif Analitis adalah suatu proses pengumpulan, penyusunan dan pendeskripsian data untuk memperoleh gambaran dari rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian. Metode ini digunakan untuk mengukur sejauh mana tingkat korelasi variabel yang diteliti, sehingga data yang diperoleh dapat disimpulkan kebenarannya dan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam penelitian. Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel-variabel tersebut. Penelitian dalam upaya mengetahui hubungan antara minat membaca siswa SMA Negeri 1 Sumber dan kemampuan memahami isi sebuah teks bahasa Jerman dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Sumber. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa SMA Negeri 1 Sumber yang belajar bahasa Jerman. Sampel yang akan diambil merupakan wakil atau sebagian dari populasi, sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII MIPA di SMA Negeri 1 Sumber sebanyak 27 orang tahun ajaran 2015/2016 yang mempelajari bahasa Jerman. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penghitungan hasil angket tentang minat membaca diketahui bahwa skor tertinggi yang diperoleh siswa kelas XII MIPA 4 SMA Negeri 1 Sumber adalah 88 dan skor terendah adalah 58 dengan skor rata-rata 69,70. Berdasarkan hasil yang diperoleh, minat membaca siswa tergolong rendah. Hasil tes keterampilan memahami isi teks bahasa Jerman menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 95 dan skor terendah 27,5 dengan nilai rata-rata 73,3. Dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh, maka dapat diasumsikan bahwa keterampilan siswa dalam memahami teks cukup rendah.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis di atas, telah diketahui bahwa minat membaca siswa dengan pemahaman isi teks bahasa Jerman tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan nilai kontribusi yang rendah, yaitu sebesar 5%. Nilai ratarata minat membaca dan keterampilan memahami isi teks bahasa Jerman yang diperoleh siswa kelas XII MIPA 4 SMA Negeri 1 Sumber tergolong rendah. Di samping itu berdasarkan hasil penghitungan persamaan regresi linear sederhana diperoleh nilai b sebesar 0,44, yang artinya adalah apabila nilai rata-rata minat membaca naik 1 poin maka nilai rata-rata kemampuan memahami teks hanya meningkat sebesar 0,44 poin. Berdasarkan hal tersebut diduga minat membaca bukan merupakan satusatunya faktor yang mempengaruhi siswa dalam memahami isi teks bahasa Jerman. Beberapa faktor yang diduga mempengaruhi rendahnya kontribusi minat membaca terhadap keterampilan memahami isi teks bahasa Jerman adalah keterbatasan kosakata, struktur kalimat, tata bahasa, performansi dan kompetensi. SIMPULAN DAN SARAN Dari data yang diolah, dianalisis, serta pengujian hipotesis penelitian, hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Berdasarkan penghitungan hasil angket tentang minat membaca siswa kelas XII MIPA 4 SMA Negeri 1 Sumber menunjukkan bahwa minat membaca di kelas tersebut tergolong rendah. 2. Hasil tes keterampilan memahami teks pada siswa kelas XII MIPA 4 SMA Negeri 1 Sumber termasuk dalam kategori cukup rendah. 3. Berdasarkan hasil penelitian tidak terdapat hubungan yang signifikan antara minat membaca dengan keterampilan memahami isi teks bahasa Jerman. 4. Besarnya kontribusi minat membaca terhadap keterampilan dalam memahami isi teks bahasa Jerman yaitu hanya sebesar 5%. Oleh karena itu, diduga minat membaca bukan menjadi faktor dominan yang mempengaruhi keterampilan memahami teks. Faktor lain yang diduga mempengaruhi keterampilan memahami isi teks bahasa Jerman adalah pembendaharaan kosakata, struktur kalimat, performansi dan kompetensi. Berdasarkan penelitian ini tidak terdapat hubungan yang signifikan, maka disarankan beberapa hal sebagai berikut: 1. Sebaiknya siswa harus lebih sering membiasakan diri untuk membaca teks bahasa Jerman. Hal tersebut dapat memperbanyak pembendaharaan kosakata dan meningkatkan penguasaan tata bahasa. Semakin sering siswa membaca, maka akan semakin banyak juga kosakata yang diketahui, sehingga dapat menunjang siswa untuk dapat memahami teks bahasa Jerman dengan baik. 2. Dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa minat membaca bukan faktor dominan dari keberhasilan memahami isi teks bahasa Jerman, maka dapat dilakukan penelitian lanjutan sehingga dapat ditemukan faktor

dominan yang mempengaruhi siswa dalam memahami isi teks bahasa Jerman. Berdasarkan penelitian ini tidak terdapat hubungan yang signifikan, maka disarankan beberapa hal sebagai berikut: 3. Sebaiknya siswa harus lebih sering membiasakan diri untuk membaca teks bahasa Jerman. Hal tersebut dapat memperbanyak pembendaharaan kosakata dan meningkatkan penguasaan tata bahasa. Semakin sering siswa membaca, maka akan semakin banyak juga kosakata yang diketahui, sehingga dapat menunjang siswa untuk dapat memahami teks bahasa Jerman dengan baik. 4. Dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa minat membaca bukan faktor dominan dari keberhasilan memahami isi teks bahasa Jerman, maka dapat dilakukan penelitian lanjutan sehingga dapat ditemukan faktor dominan yang mempengaruhi siswa dalam memahami isi teks bahasa Jerman. Gick, Cornelia. (2004). Zertifikat Deutsch Der schnelle Weg. Berlin: Langenscheidt. Tampubolon, DP. 1987. Kemampuan Membaca. Bandung: Angkasa Bandung Tarigan, Henry Guntur. (2008). Membaca. Bandung: Angkasa. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2006). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara. Duxa, S., Hu, A., Schmenk, B. (2005). Grenzen überschreiten: Menschen, Sprachen, Kulturen. Tübingen: Gunter Narr Verlag. Ehlers, Swantje. (2010). Lesen als Verstehen. Berlin: Langenscheidt.