Disusun Oleh : Anugrah Adiastuti, S.H., M.H. Initial Public Offering (IPO) : Sebuah Upaya Pengembangan Perusahaan

dokumen-dokumen yang mirip
6. Kontrak pendahuluan 2. Perdagangan efek. 7. Penandatanganan perjanjian perjanjian 8. Public expose 1. Emiten menyampaikan 1.

Proses Go Publik Go Public (Penawaran Umum) adalah kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang dilakukan oleh emiten (perusahaan yang akan di-go

BAB II PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA. menjadikan perusahaannya sebagai salah satu perusahaan go public akan

PASAR MODAL BURSA EFEK MEKANISME PERDAGANGAN

AKIBAT HUKUM ADANYA MISLEADING INFORMATION PADA PROSPEKTUS DI TINJAU DARI HUKUM PASAR MODAL

PASAR MODAL INDONESIA

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO

PERAN KONSULTAN HUKUM DI DALAM RANGKA PERLINDUNGAN INVESTOR (INVESTOR PROTECTION) Said Sampara* ABSTRACT

1 Munir Fuady, Perseroan Terbatas Paradigma Baru, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1999, hlm Ibid.

Materi 2 Pengertian dan Instrumen Pasar Modal. Prof. Dr. DEDEN MULYANA, SE. M.Si.

PASAR MODAL DAN TRANSAKSI EFEK SAHAM ERDIKHA ELIT

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PASAR MODAL DI INDONESIA

PASAR MODAL DI INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan : pembelian efek yang ditawarkan oleh emiten di Pasar Modal

UU No. 8/1995 : Pasar Modal

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGA

UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL [LN 1995/64, TLN 3608]

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan pembangunan di masa mendatang akan semakin besar. Kebutuhan ini tidak akan dapat dibiayai oleh pemerintah saja melalui

Bursa Efek dapat menjalankan usaha setelah memperoleh izin usaha dari Bapepam.

BAB III MEKANISME KERJA ANTARA PARA PIHAK TERKAIT DALAM REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN. A. Pihak-pihak Terkait Dalam Reksa Dana Berbentuk Perseroan

BAB 1 PENDAHULUAN. Asril Sitompul, Pasar Modal Penawaran Umum Dan Permasalahannya, (Bandung: PT. Citra Adhitya Bakti,2000), hal. 1.

Pasar Modal EKO 3 A. PENDAHULUAN B. PRODUK PASAR MODAL PASAR MODAL. materi78.co.nr

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30 /POJK.04/2015 TENTANG LAPORAN REALISASI PENGGUNAAN DANA HASIL PENAWARAN UMUM

P A S A R M O D A L (Capital Market)

BAB V PENUTUP. 1. Informasi yang menyesatkan menurut peraturan perundangundangan. pasar modal adalah suatu informasi yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang dalam iklim persaingan yang dihadapi. Demi mencapai pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran

Handout Manajemen Keuangan Lanjutan

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di negara tersebut tidak diinvestasikan ke negara lain. Apabila dana

BULETIN AKUNTANSI STAF BAPEPAM dan LK. BAS No. 9 : KEWAJIBAN AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN OLEH AKUNTAN.

ATA 2014/2015 M1/IT /NICKY/ Pasar modal

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RURI LUKITANINGRUM PRINSIP KETERBUKAAN DAN TANGGUNG JAWAB INFORMASI PADA PASAR PERDANA DAN PASAR SEKUNDER

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. banyak perusahaan yang gulung tikar akibat persaingan tersebut. Situasi

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

ANALISIS HUKUM KEDUDUKAN DAN PERAN NOTARIS DALAM PASAR MODAL Oleh: M. IRFAN ISLAMI RAMBE, S.H., M.Kn.

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan informasi, baik yang bersifat kualiatatif maupun kuantitatif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perdana yang dilakukan perusahaan yang hendak go-public. Saham adalah satuan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak alasan perusahaan melakukan penawaran umum baik dengan

PASAR MODAL PERTEMUAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

Notulen Seminar Pengetahuan Praktis Dan Seluk Beluk Pasar Modal Kadin Indonesia di Kantor Sekretariat Kadin Indonesia Tanggal 12 Maret 2008.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 13/PM/2002 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

-1- OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN

PASAR MODAL INDONESIA

Cara mencatatkan perusahaan di BEI (go public)

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

PASAR MODAL Tinjauandari Aspek Yuridis KATIJO. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

No Pembiayaan OJK selain bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara juga berasal dari Pungutan dari Pihak. Sebagai pelaksanaan dari

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.04/2014 TENTANG AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I. memenuhi kebutuhan dana yang cukup besar tersebut, seringkali dana yang

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-10/PM/1997 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

M E M U T U S K A N:

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin ketat. Salah satu kendala yang kerap kali dihadapi

BAGAIMANA MENJADI INVESTOR SAHAM

PASAR MODAL INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. beberapa proses terlebih dahulu. Transaksi pertama yang dilakukan perusahaan

STIE DEWANTARA Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan pemerintah untuk membiayai pembangunan nasional. memperoleh dana untuk berinvestasi melalui perbankan, lembaga

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG DOKUMEN PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

-2- dengan tetap mengedepankan kualitas keterbukaan informasi, beberapa penyederhanaan terutama informasi yang sifatnya historis diperlukan dengan tuj

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 1990 TENTANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERAN PROFESI HUKUM DALAM LANGKAH GO PUBLIC BAGI PERUSAHAAN. Oleh : Eddhie Praptono, SH.MH. Abstrak

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PELATIHAN MANAJEMEN OBLIGASI PERUSAHAAN TAHAP MIDDLE/2

PELANGGARAN PASAR MODAL

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negar

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Bagaimana Menjadi Investor Saham

PERATURAN NOMOR II.A.1: DOKUMEN YANG TERBUKA UNTUK UMUM

Industri Pasar Modal di Indonesia

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat meningkatkan posisi keuangan perusahan disamping untuk. Perusahaan melakukan penjualan saham ataupun mengeluarkan

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Investasi. Filosofi Investasi. Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan uraian yang telah penulis jabarkan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Dokumen Yang Terbuka Untuk Umum. Kep-40/PM/1997 II.A.2 Prosedur Penyediaan Dokumen Bagi Masyarakat Di Pusat Referensi Pasar Modal

Transkripsi:

Disusun Oleh : Anugrah Adiastuti, S.H., M.H Initial Public Offering (IPO) : Sebuah Upaya Pengembangan Perusahaan A. PENDAHULUAN Kebutuhan dana bagi seseorang memang merupakan pemandangan sehari-hari yang terjadi di masyarakat, baik dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumsi seharihari apalagi dalam hal melakukan usaha didunia bisnis 1. Perkembangan sektor bisnis yang begitu cepat membawa konsekuensi terhadap perlunya sektor hukum dibidang ini ditelaah ulang agar tetap up todate seirama dengan perkembangan masa. Aturan yang mengatur bantuan financial lewat lembaga pembiayaan dikenal didalam cabang hukum bisnis dengan nama Hukum Pembiayaan 2. Didalam hukum pembiayaan ini, terdapat salah satu jenis pembiayaan yang seringkali dilakukan oleh perusahaan-perusahaan. Pembiayaan tersebut adalah penawaran umum/initial Public Offering (IPO). IPO suatu perusahaan selain dibungkus dalam kerangka hukum perusahaan (Perseroan terbatas), juga dibungkus dalam kerangka hukum pasar modal. 1 Munir Fuady. Hukum tentang Pembiayaan, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006, hlm. 1 2 Ibid, hlm. 2

Hal ini pula yang turut dilakukan salah satu perusahaan yang ada di Indonesia yaitu PT. Adaro Energy Tbk untuk melakukan pengembangan perusahaan. PT Adaro sempat mengalami penundaan IPO dikarenakan terjegal kasus transfer pricing 3. Akan tetapi kemudian setelah menunggu beberapa waktu, pada tanggal 08 Juli 2008 realisasi IPO PT. Adaro dapat dilaksanakan 4. Namun demikian, lampu hijau yang diberikan oleh BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal)-LK terhadap PT. Adaro berupa izin tersebut tidak serta merta berjalan mulus. Hal ini disebabkan adanya permohonan pembatalan IPO atau setidaknya pencegahan (penundaan) IPO PT.Adaro yang dimintakan oleh Beckett Pte Ltd, perusahaan asal Malaysia. Beckett berpendapat bahwa rencana IPO yang akan dilakukan oleh Adaro tersebut masih mengandung permasalahan, terutama permasalahan dalam prospectus IPO Adaro yang dirasa pihak Beckett mengandung ketidakbenaran informasi. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian diatas, penulis perlu mengemukakan permasalahan terkait IPO yang dilakuakn oleh PT. Adaro dan gugatan yang diajukan oleh Beckett terkait masalah Prospektus IPO PT. Adaro, yaitu dengan mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah mekanisme IPO yang harus dilakukan emiten seharusnya? 2. Apa akibat hukum dari adanya misleading information (ketidakbenaran informasi) di dalam prospektus IPO? 3 www.mediaindonesia.co.id/artikel : Meskipun terjegal kasus Transfer Pricing, saham Adaro tetap Oversubscribed, diakses tanggal 3 September 2008, jam 10.17 4 www.mediaindonesia.co.id/artikel : IPO Adaro akhirnya direalisasi, diakses tanggal 3 September 2008, jam 10.19

C. PEMBAHASAN Terkait dengan wacana yang dikemukakan diberbagai media massa dan informasi mengenai IPO PT. Adaro, maka untuk selanjutnya penulis akan membahas mengenai mekanisme IPO yang seharusnya dilakukan/dilaksanakan oleh emiten. 1. Mekanisme IPO yang harus dilakukan oleh Pihak Emiten Keberhasilan penawaran umum (IPO) memerlukan suatu perencanaan yang matang. Idealnya perencanaan itu dilakukan sekitar 2-3 tahun sebelum dilakukannya IPO 5. Terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan guna menunjang penawaran umum (IPO) perusahaan, diantaranya 6 : a. Membangun citra perusahaan b. Melaksanakan tugas pembanahan administrasi perusahaan c. Meninjau kembali perjanjian pengawasan dari pemegang saham d. Menyusun daftar dan mereview perjanjian dan kontrak yang material e. Mreview status hukum perusahaan f. Melakukan upaya penyelesaian sengketa, litigasi dan kewajiban material lainnya g. Mensahkan saham baru/membuat klarifikasi saham preferemsi/preferred blank check h. Membuat rencana stock option/stock approciation right dan ESOP bagi pegawai perusahaan i. Menyusun kembali dewan direksi 5 Asril Sitompul, Pasar Modal : Penawaran Umum dan Permasalahannya, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000, hlm. 37 6 Ibid, hlm. 38-42

j. Membentuk system pengawasan dewan direksi yang baik k. Menjamin audit telah dilaksanakan dengan sempurna Selain hal diatas, masih terdapat hal-hal lainnya yang perlu dipertimbangkan ketika akan melakukan IPO, diantaranya meliputi biaya penawaran umum, biaya go public, dan adanya dukungan dari pihak konsultan. Pentingnya perencanaan dan persiapan IPO akan memberi hasil yang lebih baik. Diantara persiapan tersebut, perusahaan harus telah mempekerjakan akuntan dan konsultan hukum yang berpengalaman menangani IPO, dan telah menjalin hubungan dengan berbagai penjamin emisi (underwriter) 7. Adapun pihak-pihak lain yang terkait dalam persiapan IPO suatu perusahaan telah ditentukan dan diatur dalam Undang-undang Pasar Modal. Diantaranya adalah beberapa posisi yang telah disebutkan diatas, yaitu profesi penunjang pasar modal. Profesi tersebut antara lain adalah akuntan, konsultan hukum, notaris, dan penilai (appraisal), yang bertugas menilai aset 8. Sedangkan lembaga penunjang pasar modal adalah kustodian, biro administrasi efek, dan wali amanat 9. Pihak lain yang pasti ada didalam IPO itu sendiri selain emiten (dalam hal ini adalah PT. Adaro), penjamin emisi (underwriter), masih terdapat pihak lain yaitu BAPEPAM, Bursa Efek (BEI), Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP), Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) 10. 7 Ibid, hlm. 44-45 8 Nindyo pramono, Bahan Kuliah Hukum Pasar Modal, Magister Hukum Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta, 2004, hlm. 6 9 Ibid, hlm. 10 10 Asril Sitompul, op.cit, hlm. 55

Salah satu hal yang perlu diperhatikan didalam persiapan IPO adalah memenuhi persyaratan keterbukaan (disclosure) yang dipersyaratkan dalam proses pendaftaran untuk penawaran umum 11. Langkah penting lainnya didalam IPO adalah penyiapan pernyataan pendaftaran (registration statement). Pernyataan pendaftaran ini memberikan detail mengenai penawaran umum perusahaan dan menyediakan informasi yang lengkap yang dibutuhkan oleh BAPEPAM, dan untuk meningkatkan minat investor 12. Untuk dapat melakukan proses pernyataan pendaftaran, maka emiten harus melampirkan draft prospectus (draft penawaran) 13. Perlu diingat bahwa prospectus mempunyai dua fungsi. Yang pertama adalah sebagai dokumen penawaran dan juga untuk memberikan gambaran kepada masyarakat tentang penjualan saham 14. Fungsi yang kedua adalah sebagai alat prasarana penyedia informasi yang lengkap bagi investor mengenal faktor resiko yang dihadapi perusahaan dan menyediakan informasi terbuka mengenai semua hal yang relevan untuk memberi perlindungan terhadap pertanggungjawaban manajemen apabila terjadi misleading information 15. Setelah emiten melakukan penunjukkan penjamin emisi (underwriter), profesi penunjang, lembaga penunjang; melakukan konfirmasi sebagai agen penjualan oleh underwriter, melakukan kontrak pendahuluan dengan bursa efek, penandatanganan perjanjian, dan mempersiapkan dokumen pernyataan pendaftaran, maka selanjutnya emiten melakukan penyampaian pendaftaran 11 Ibid, hlm. 56 12 Ibid 13 Ibid, hlm. 58 14 Ibid 15 Ibid

kepada BAPEPAM, guna diperiksa dan diputuskan pernyataan pendaftarannya tersebut dinyatakan efektif 16. Pernyataan pendaftaran menjadi efektif pada hari ke-45 sejak diterimanya pernyataan pendaftaran secara lengkap atau pada tanggal yang lebih awal jika dinyatakan efektif oleh BAPEPAM 17. Di Amerika Serikat, masa-masa menunggu sampai dengan pernyataan pendaftaran dinyatakan efektif maka pada masa ini menjadi masa tenang (quiet period) yang berlangsung selama 90 hari. Bapepam Amerika Serikat (SEC) dapat menyatakan keberatan atau penundaan penawaran umum yang diduga melakukan promosi yang tidak benar, yang lebih dikenal dengan istilah gun jumping 18. Sesudah pernyataan pendaftaran dinyataklan efektif, maka emiten melalui underwriter (sindikasi penjamin emisi dan agen penjual) melakukan penawaran umum di primary market, yang kemudian dilanjutkan dengan pencatatan efek (listing) di bursa efek 19. Penawaran umum atau IPO biasanya akan berakhir pada hari penutupan (closing date) yang biasanya berlangsung selama 7 hari setelah pernyataan pendaftaran dinyatakan efektif. untuk penutupan, penasehat hukum perusahaan akan membuat berita acara penutupan yang akan ditandatangani oelh emiten dan underwriter 20. 16 Nindyo Pramono, op.cit, hlm. 1 17 Lihat ketentuan Pasal 74 ayat (1), (2), (3), (4) UU Nomor 8 Tahun 1995 18 Asril Sitompul, op.cit, hlm. 98 19 Nindyo Pramono, loc.cit 20 Asril Sitompul, op.cit, hlm. 109

Hal lain yang juga perlu diperhatikan ketika suatu perusahaan menjadi perusahaan publik (go public), maka perusahaan tersebut mempunyai kewajiban pelaporan yaitu kewajiban pelaporan secara berkala berupa laporan penggunaan dana hasil emisi, laporan keuangan semester dan tahunan; serta laporan yang bersifat insidentil berupa hasil RUPS/RUPLB, maupun kejadian penting yang relevan 21. Terkait dengan kasus Adaro, tahapan-tahapan persiapan IPO telah dilaksanakan secara runtut dimana yang bertindak selaku penjamin emisi IPO Adaro adalah PT. Danatama Makmur, dan pernyataan pendaftaran dinyatakan efektif oleh BAPEPAM-LK pada tanggal 04 Juli 2008, dan realisasi IPO yang tertunda karena transfer pricing, berlangsung pada tanggal 08 Juli 2008. 2. Akibat hukum dari adanya misleading information didalam prospektus IPO Kasus yang menimpa Adaro terkait dengan proses IPO semakin marak dibicarakan karena adanya pernyataan dari Beckett Pte Ltd yang menyatakan bahwa masih terdapat sengketa saham antara PT. Adaro Energy Tbk dengan PT. Indonesia Bulk Terminal, sehingga yang tercantum didalam prospectus adalah tidak benar. Oleh karenanya pihak Beckett mengajukan permohonan pembatalan pernyataan efektif IPO Adaro. Hal lain yang menjadi sengketa antara Adaro dan Beckett adalah tudingan adanya konspirasi dalam pembelian saham dimana konspirasi tersebut menyebabkan pihak Beckett tidak diberitahu/diberikan informasi/rencana penjualan saham Adaro. 21 Nindyo Pramono, op.cit, hlm. 4

Dari paparan diatas, diketahui bahwa prinsip keterbukaan (disclosure) diharuskan/disyaratkan oleh BAPEPAM guna melindungi kepentingan pemodal atau investor untuk mengetahui secara detail segala sesuatu tentang bisnis perusahaan. Doktrin hukum tentang kewajiban disclosure suatu perusahaan mempunyai karakteristik yuridis sebagai berikut 22 : 1. prinsip ketinggian derajat akurasi informasi 2. prinsip ketinggian derajat kelengkapan informasi 3. prinsip equilibrium antara efek negatif kepada emiten dan efek positif kepada publik Beberapa hal yang seringkali dilarang dalam hal disclosure informasi adalah 23 : 1. memberikan informasi yang salah sama sekali 2. memberikan informasi yang setengah benar 3. memberikan informasi yang tidak lengkap 4. sama sekali diam terhadap informasi material Keempat model pelanggaran diatas dilarang karena menimbulkan misleading information bagi investor. Dalam kasus ini, hal ini pulalah yang dipermasalahkan oleh Beckett terhadap Adaro. 22 Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum), Citra Aditya Bakti, Bandung, 1996, hlm. 79 23 Ibid

Pengaturan mengenai larangan misleading information diatur dalam Pasal 80 dan Pasal 81 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 80 dan Pasal 81 dapat dijerat dengan Pasal 107 Undang-undang Pasar Modal dimana pihak-pihak yang terkait dengan misleading information diancam dengan pidana paling lama 3 tahun dan denda paling banyak Rp 5 miliar. Adapun akibat hukum yang dapat dikenakan secara adaministratif apabila terbukti benar telah terjdi misleading information adalah dibatalkannya pernyataan pendaftaran emiten dan transaksi yang ada pada saat IPO serta tanggung jawab terhadap ganti rugi ditanggung oleh pihak emiten dan pihak-pihak lain yang terkait dalam misleading information.

D. KESIMPULAN Berdasarkan uraian-uraian yang telah dijelaskan diatas, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Bahwa didalam pelaksanaan IPO, perencanaan harus dilakukan secara mtang sehingga mampu memberi hasil yang baik dan proses pelaksanaan IPO harus dilakukan sesuai dengan aturan perundang-undang yang ada yaitu Undangundang Pasar Modal, dan untuk melakukan harus terlebih dahulu memiliki putusan dari BAPEPAM yang menyatakan bahwa pernyataan pendaftaran emiten dinyatakan efektif. Dalam kasus Adaro, pelaksanaan IPO telah dilakukan sesuai dengan peraturan perundangan tersebut diatas. 2. Bahwa tidak dipenuhinya prinsip disclosure didalam IPO maka hal tersebut menyebabkan misleading information bagi pihak-pihak yang terlibat dalam IPO terutama untuk kepentingan pemodal/investor. Apabila terbukti melakukan pelanggaran terhadap prinsip disclosure ini, maka sanksi pidana dan administrative dapat dikenakan kepada emiten dan pihak terkait lainnya sebagaimana sanksi tersebut telah diatur dalam Undang-undang Pasar Modal.

DAFTAR PUSTAKA 1. Asril Sitompul, Pasar Modal : Penawaran Umum dan Permasalahannya, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000 2. Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum), Citra Aditya Bakti, Bandung. 1996 3. Nindyo Pramono, Bahan Kuliah Hukum Pasar Modal, Magister Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2004 4. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal 5. www. mediaindonesia.com 6. www.hukumonline.com