Enkapsulasi Minyak Kopi Menggunakan Polisakarida Larut Air Kulit Buah Kopi Sebagai Flavoring

dokumen-dokumen yang mirip
Polisakarida Larut Air (PLA) Kulit Kopi sebagai Pensubstitusi Gum Arab Pada Enkapsulasi Minyak Kopi

KARAKTERISTIK FISIK, KIMIA, DAN FUNGSIONAL TEKNIS BUBUK POLISAKARIDA LARUT AIR KULIT KOPI TEREKSTRAKSI PADA VARIASI SUHU

Enkapsulasi Ekstrak Antioksidan Kulit Buah Kopi Dengan Menggunakan Kombinasi Gum Arab dan Tapioka Teroksidasi Sebagai Bahan Pengkapsul ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap flavor dan berperan terhadap pembentukan warna.

P FORTIFIKASI KEJU COTTAGE

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

TEKNOLOGI ENKAPSULASI FLAVOR REMPAH-REMPAH. Ir. Sutrisno Koswara, MSi

III. METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian,

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya)

EKSTRAKSI DAN KARAKTERISASI POLISAKARIDA LARUT AIR DARI KULIT KOPI VARIETAS ARABIKA (Coffea arabica) DAN ROBUSTA (Coffea canephora)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia disebut sebagai negara penghasil rempah-rempah, yang juga

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Prosedur Penelitian Persiapan Bahan Baku

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

Bab III Bahan dan Metode

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

A. Tahapan Proses Pembuatan Coklat

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas

HASIL DAN PEMBAHASAN. dicatat volume pemakaian larutan baku feroamonium sulfat. Pembuatan reagen dan perhitungan dapat dilihat pada lampiran 17.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang

III METODE PENELITIAN. akuades, reagen Folin Ciocalteu, larutan Na 2 CO 3 jenuh, akuades, dan etanol.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,

BROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan September Desember 2016 di

KARAKTERISTIK BUBUK EKSTRAK KULIT BUAH JERUK MANDARIN (Citrusreticulata)PADA PERLAKUAN LAMA MASERASI DAN KONSENTRASI MALTODEKSTRIN ABSTRACT

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

III. BAHAN DAN METODE

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia

I. PENDAHULUAN. membentuk lapisan kompleks yang menyelimuti inti. Bahan inti yang dilindungi

METODOLOGI PENELITIAN

PENGOLAHAN KOPI BUBUK. Beberapa jenis olahan kopi biji

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)

BAB III METODE PENELITIAN. Pembuatan ekstrak buah A. comosusdan pembuatan hand sanitizerdilakukan

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian,

EKSTRAKSI Ekstraksi padat-cair Ekstraksi cair-cair Ekstraksi yang berkesinambungan Ekstraksi bertahap Maserasi metode ekstraksi padat-cair bertahap

I. PENDAHULUAN. Di industri pangan, penerapan teknologi nanoenkapsulasi akan memberikan

I. PENDAHULUAN. poliaromatik hidrokarbon / PAH (Panagan dan Nirwan, 2009). Redestilat asap cair

MATERI DAN METODE. Materi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

PENGAMBILAN MINYAK ATSIRI DARI MELATI DENGAN METODE ENFLEURASI DAN EKSTRAKSI PELARUT MENGUAP

ABSTRAK

III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini menguraikan mengenai (1) Bahan dan Alat Penelitian, (2) Metode

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

III. METODELOGI. Penelitian dilaksanakan di laboratorium PT KH Roberts Indonesia dan

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah temu kunci (Boesenbergia pandurata)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai Juli 2012 di Laboratorium Kimia Fisika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

ROASTING KOPI CELUP Industri pengolahan kopi pada umumnya menggunakan bahan baku biji kopi Arabika dan Robusta dengan komposisi perbandingan

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian

TEKNOLOGI REMPAH-REMPAH DAN MINYAK ATSIRI

PENDAHULUAN. hemiselulosa dan lignin dan telah dikondensasi. Asap cair masih mengandung

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

PERBEDAAN METODE PENGERINGAN TERHADAP KUALITAS PRODUK KOPI INSTAN KARYA ILMIAH

I. PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Daun stevia merupakan daun yang berasal dari tanaman stevia (Stevia

EFISIENSI PROSES BASAH DAN KERING PADA PEMBUATAN MINYAK DAN TEPUNG KELAPA DARI BUAH KELAPA SEGAR

Lampiran 1a. Jumlah total populasi serangga (Nt) Sitophilus zeamais setelah penyimpanan.

BAB III METODE PENELITIAN

Ir. Khalid. ToT Budidaya Kopi Arabika Gayo Secara Berkelanjutan, Pondok Gajah, 06 s/d 08 Maret Page 1 PENDAHULUAN

KAJIAN PEMBUATAN KOPI JAHE CELUP (STUDY OF GINGER COFFEE BAG PREPARATION)

BAB III METODE PENELITIAN

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Pot III : Pot plastik tertutup tanpa diberi silika gel. Pot IV : Pot plastik tertutup dengan diberi silika gel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Peternakan Universiatas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

PENGARUH PERBANDINGAN BAHAN PELAPIS MALTODEKSTRIN DAN GUM ARAB DALAM MIKROKAPSUL BERBAHAN INTI SITRONELAL ABSTRAK ABSTRACT

1. PROSPEK TEH HIJAU SEBAGAI INDUSTRI HILIR TEH

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 2000, dimana dalam satu tanaman biasanya menghasilkan 1 Kg buah. Dalam satu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki berbagai jenis tanaman yang dapat tumbuh subur di

TEKNOLOGI PENGOLAHAN KOPI

4. PEMBAHASAN 4.1. Penelitian Pendahuluan Penentuan Konsentrasi Mikroenkapsulan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

Enkapsulasi Minyak Kopi Menggunakan Polisakarida Larut Air Kulit Buah Kopi Sebagai Flavoring Peneliti : Dr. Ir. Sih Yuwanti, MP 1 Mahasiswa Terlibat : - Sumber Dana : BOPTN Universitas Jember 1 Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jumlah padatan, jumlah minyak kopi dan jumlah PLA kulit buah kopi pada enkapsulasi minyak kopi. PLA dari kulit buah kopi diperoleh dengan ekstraksi menggunakan air pada suhu 90 0 C selama 3 jam, kemudian dipekatkan dan dikeringkan. Minyak kopi diekstrak dari biji kopi yang disangrai pada suhu 180 0 C dengan pelarut heksan menggunakan metode soxhlet, heksan diuapkan dengan ratavapor. Minyak kopi dienkapsulasi menggunakan campuran gum arab dan PLA kulit buah kopi dengan konsentrasi padatan (10 atau 15%), jumlah minyak kopi (15, 22,5 dan 30% terhadap padatan) dan rasio PLA: gum arab (0:100, 20:80, 40:60 dan 50:50). Minyak kopi terenkapsulasi yang diperoleh dianalisa efisiensi enkapsulasi, higroskopisitas, stabilitas oksidasi, kecerahan, dan uji sensoris terhadap warna dan aroma minyak kopi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak kopi terenkapsulasi dengan padatan 15% mempunyai efisiensi enkapsulasi, higroskopisitas, nilai TBA lebih tinggi dan aroma minyak kopi lebih kuat daripada minyak kopi terenkapsulasi dengan padatan 10%. Minyak kopi terenkapsulasi yang dibuat dengan konsentrasi minyak kopi lebih tinggi mempunyai efisiensi enkapsulasi dan higroskopisitas lebih rendah, nilai TBA lebih tinggi, warna sedikit lebih gelap dan aroma minyak kopi lebih kuat. Minyak kopi terenkapsulasi yang dibuat dengan konsentrasi PLA lebih tinggi mempunyai efisiensi enkapsulasi dan higroskopisitas lebih tinggi, nilai TBA lebih rendah, warna lebih gelap dan aroma minyak kopi lebih kuat. Kata kunci : enkapsulasi, minyak kopi, polisakarida larut air, flavoring, stabilitas oksidasi 1

Enkapsulasi Minyak Kopi Menggunakan Polisakarida Larut Air Kulit Buah Kopi Sebagai Flavoring Peneliti : Dr. Ir. Sih Yuwanti, MP 1 Mahasiswa Terlibat : - Sumber Dana : BOPTN Universitas Jember Kontak email : s.sihyuwanti@yahoo.com Diseminasi : belum ada 1 Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember EXECUTIVE SUMMARY Latar Belakang dan Tujuan Penelitian Kopi mempunyai flavor yang khas dan cukup disukai masyarakat, sehingga banyak makanan yang diberi flavor kopi. Pemberian flavor kopi pada makanan dapat menggunakan minyak kopi. Minyak kopi bisa diekstrak dari biji kopi kering maupun biji kopi yang sudah disangrai. Normalnya minyak kopi diekstrak menggunakan pelarut. Di Brasil minyak kopi merupakan produk samping pengolahan kopi yang diperoleh dengan mengepres kopi yang telah disangrai sebelum proses ekstraksi untuk memperoleh soluble coffee. Penyangraian dapat membentuk beberapa senyawa volatil yang bertanggung jawab terhadap flavor kopi sangrai. Minyak kopi digunakan untuk memperbaiki aroma minuman yang berbahan dasar kopi (coffee beverages), selain itu minyak kopi juga digunakan sebagai flavoring pada makanan antara lain permen (candies), kue, dan puding. Minyak kopi mengandung asam lemak tidak jenuh sehingga mudah teroksidasi dan timbul bau dan rasa tidak enak yang akan mengganggu fungsi minyak kopi sebagai flavoring. Salah satu upaya untuk mencegah kerusakan tersebut adalah dengan cara enkapsulasi. Gum arab sering digunakan dalam enkapsulasi minyak dan flavor karena efisiensi enkapsulasi yang tinggi dan retensi senyawa volatil yang baik (Krishnan dkk., 2005; Fang dkk., 2005) Kulit buah kopi merupakan limbah pada pengolahan kopi. Selama ini kulit buah kopi dimanfaatkan sebagai kompos dan pakan ternak, namun tidak jarang hanya dibuang begitu saja. Jumlah kulit buah kopi cukup signifikan yaitu mencapai 2

40% dari buah kopi, dan kandungan pektin pada kulit kopi sebesar 6,5% (Gathuo dkk., 1991). PLA kulit buah kopi berpotensi digunakan sebagai bahan enkapsulan minyak kopi. Tujuan penelitian ini adalah : a. Mengetahui pengaruh jumlah padatan pada enkapsulasi minyak kopi b. Mengetahui pengaruh jumlah minyak kopi pada enkapsulasi minyak kopi c. Mengetahui pengaruh jumlah PLA kulit buah kopi pada enkapsulasi minyak kopi Metodologi Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit buah kopi robusta limbah pengolahan kopi secara kering diperoleh dari petani kopi atau perkebunan di daerah Jember, kopi arabika diperoleh dari koperasi petani kopi di daerah Bondowoso. Bahan lain yang digunakan adalah gum arab, akuades, etanol, heksan, kertas saring, dietil eter, NaCl, TBA, TCA, HCl dan isobutanol. Ekstraksi polisakarida larut air kulit buah kopi Kulit buah kopi robusta limbah dari pengolahan secara kering dihaluskan dan diayak menggunakan ayakan 70 mesh. Kulit buah kopi halus dicampur dengan aquades dengan perbandingan 1:5. Ekstraksi dilakukan dalam shaker waterbath selama 3 jam suhu 90 ºC kemudian disaring menggunakan kain saring. Filtrat yang diperoleh disentrifuse dengan kecepatan 4000 rpm selama 20 menit. Supernatan dievaporasi menggunakan rotary evaporator hingga mengental (tersisa ± 1/3-1/4 bagian), selanjutnya diendapkan menggunakan etanol 97% dengan rasio antara etanol dan supernatan (3:1). Pengendapan dilakukan pada suhu kulkas selama 1 hari kemudian hasil endapan disentrifuse kembali dengan kecepatan 4000 rpm selama 20 menit sehingga PLA terpisah dari etanol dan aquades. Setelah itu PLA basah dikeringkan menggunakan freeze dryer. Ekstraksi minyak kopi Kopi arabika disangrai 180 0 C selama 8 menit, kemudian digiling dan diayak 60 mesh. Kopi bubuk diekstrak menggunakan heksan dengan peralatan soxhlet. Heksan diuapkan dengan rotavapor. Minyak kopi yang diperoleh disimpan dalam botol gelap. 3

Enkapsulasi minyak kopi (Frascareli dkk., 2011) Pelaksanaan enkapsulasi minyak kopi dilakukan menggunakan rancangan acak kelompok dengan 3 faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi padatan. Semula konsentrasi padatan direncanakan 10, 20 dan 30%, namun karena PLA kulit buah kopi membentuk larutan sangat kental sehingga tidak memungkinkan dilakukan spray drying, maka konsentrasi padatan dibuat 10 dan 15%. Faktor kedua adalah persen minyak kopi terhadap padatan total (15, 22,5 dan 30%). Faktor ketiga adalah rasio PLA:gum arab. Semula rasio PLA:gum arab direncanakan 0:100, 25:75, 50:50, 75:25 dan 100:0, namun karena PLA kulit buah kopi membentuk larutan sangat kental maka rasio PLA:gum arab yang dibuat adalah 0:100, 20:80, 40:60, dan 50:50. i. Pembuatan emulsi Bahan dinding (PLA dan gum arab dengan perbandingan tertentu dan konsentrasi tertentu) dilarutkan dengan akuades, pelarutan dibantu dengan pengaduk magnetik. Emulsi dibuat dengan mencampurkan minyak kopi dengan konsentrasi tertentu ke dalam larutan PLA dalam homogenizer. ii. Proses spray drying Emulsi dimasukkan ke spray dryer LabPlant SD-05 (Huddersfield, England) dengan pengumpan pompa peristaltik melalui nozzle kecepatan aliran bahan 0,3 L/jam, kecepatan udara 36 m 3 /jam, kecepatan udara bertekanan 2,4 m 3 /jam, suhu pengeringan 150 0 C. Minyak kopi terenkapsulasi diamati efesiensi enkapsulasi, higroskopisitas, stabilitas oksidasi, kecerahan dan sensoris terhadap warna dan aroma. Analisis yang dilakukan : a. Efesiensi enkapsulasi, b.higroskopisitas, c. Stabilitas oksidasi (nilai TBA), d. Kecerahan dan e. Uji sensoris Hasil dan Pembahasan Efesiensi enkapsulasi, higroskopisitas, stabilitas oksidasi (nilai TBA), kecerahan dan hasil uji sensoris dapat dilihat pada Tabel 1. Enkapsulasi menggunakan padatan 15 % menghasilkan efisiensi enkapsulasi yang lebih tinggi daripada padatan 10%. Hal tersebut karena padatan yang tersedia lebih mampu menyelimuti minyak kopi atau mampu memerangkap minyak kopi ke dalam emulsi. Semakin banyak minyak kopi yang digunakan efiensi enkapsulasinya menurun, karena jumlah bahan yang harus dilingkupi semakin banyak. Rasio PLA yang 4

digunakan untuk menggantikan gum arab hanya sampai 50% karena pada rasio lebih tinggi viskositasnya cukup kental sehingga tidak bisa dilakukan spray drying. Semakin banyak PLA yang digunakan efisiensi enkapsulasinya meningkat, hal ini karena PLA meningkatkan stabilitas campuran sehingga lebih mampu memerangkap dan mempertahankan minyak kopi. Tabel 1. Efesiensi enkapsulasi, higroskopisitas, stabilitas oksidasi (nilai TBA), kecerahan dan hasil uji sensoris minyak kopi terenkapsulasi Padatan Rasio PLA: Minyak Efisiensi Higros- Nilai Kecerahan Sensoris (%) Gum arab kopi (%) enkapsulasi kopisitas TBA Warna Aroma 10% 0:100 15 49.47±0.55 16.8±0.66 1.52±0.03 75.64±0.36 6.7 4.2 22.5 45.10±0.32 15.85±0.64 1.70±0.01 75.00±1.09 6.7 4.5 30 40.20±0.68 13.90±0.33 1.93±0.01 74.17±0.09 6.6 5.2 20:80 15 51.54±0.13 17.39±0.07 1.58±0.05 65.77±0.36 5.1 4.5 22.5 46.99±0.25 16.71±0.24 1.75±0.02 65.26±0.18 5.1 4.8 30 41.42±0.09 15.03±0.07 1.95±0.05 64.81±0.27 5 5.3 40:60 15 53.49±0.43 18.85±0.04 1.69±0.05 60.64±0.18 4.1 4.7 22.5 48.38±0.17 18.83±0.09 1.79±0.02 59.94±0.27 3.9 4.9 30 42.74±0.03 16.46±0.61 2.05±0.05 59.49±0.18 3.9 5.4 50:50 15 54.64±0.14 21.64±0.28 1.80±0.02 59.40±0.09 3.5 4.6 22,5 49.58±0.09 19.43±0.27 1.85±0.02 58.33±0.73 3.4 5.2 30 43.28±0.07 18.31±0.53 2.20±0.12 58.14±0.09 3 5.6 15% 0:100 15 54.09±0.07 16.97±0.09 1.57±0.03 75.38±0.18 6.6 4.4 22.5 50.04±0.37 16.07±0.47 1.81±0.01 75.26±0.18 6.5 5.1 30 44.98±0.14 14.46±0.57 1.98±0.01 75.13±0.26 6.5 5.3 20:80 15 56.20±0.02 20.20±0.06 1.70±0.02 65.13±0.18 5 4.7 22.5 52.42±0.55 18.32±0.44 1.92±0.05 64.94±0.09 5 4.9 30 47.13±0.11 15.44±0.33 2.06±0.02 64.68±0.09 4.9 5.4 40:60 15 59.41±0.01 22.54±0.08 1.76±0.04 60.19±0.82 4 5 22.5 54.55±0.13 19.65±0.61 2.00±0.08 60.06±1.18 3.7 5.1 30 49.27±0.38 17.29±0.08 2.14±0.06 60.51±1.27 3.6 5.4 50:50 15 60.58±0.19 24.50±0.42 2.03±0.07 59.0 ±0.09 2.4 4.9 22,5 55.11±0.15 21.87±0.18 2.16±0.07 58.08±1.09 2.3 5.1 30 50.27±0.39 18.91±0.54 2.35±0.01 58.01±0.27 2.2 5.6 Minyak kopi terenkapsulasi dengan padatan 15 % mempunyai higroskopisitas lebih tinggi daripada padatan 10%. Hal tersebut karena gum arab dan PLA kulit buah kopi mempunyai sifat lebih mudah menyerap air daripada minyak kopi. Semakin banyak minyak kopi yang digunakan menyebabkan penurunan higoskopisitas minyak kopi terenkapsulasi. Minyak bersifat hidrofobik sehingga sulit menyerap air. 5

Semakin banyak PLA yang digunakan menaikkan higriskopisitas minyak kopi terenkapsulasi karena PLA banyak mengandung gula, sementara gula bersifat mudah menyerap air. Minyak kopi terenkapsulasi dengan padatan 15 % mempunyai nilai TBA lebih tinggi daripada padatan 10%. Hal tersebut karena pada minyak kopi terenkapsulasi dengan padatan 15% lebih higrokopis daripada padatan 10% sehingga minyak lebih mudah mengalami oksidasi. Semakin banyak minyak kopi yang digunakan juga menyebabkan nilai TBA yang lebih tinggi karena minyak kopi mengandung asam lemak tidak jenuh yang mudah teroksidasi. Semakin banyak PLA yang digunakan untuk menggantikan gum arab nilai TBAnya juga semakin tinggi, karena PLA banyak mengandung gula yang bersifat higroskopis sehingga minyak kopi menjadi lebih mudah teroksidasi. Kecerahan minyak kopi terenkapsulasi dengan padatan 10 % dan 15 % relatif tidak berbeda. Semakin banyak PLA kulit buah kopi dan minyak kopi yang digunakan kecerahan minyak kopi terenkapsulasi semakin rendah, hal ini karena PLA kulit buah kopi dan minyak kopi mempunyai warna lebih gelap daripada gum arab. Warna minyak kopi terenkapsulasi yang dienkapsulasi hanya menggunakan gum arab mengarah pada warna putih kekuningan. Penambahan minyak kopi relatif tidak merubah warna minyak kopi terenkapsulasi. Warna minyak kopi terenkapsulasi yang dienkapsulasi menggunakan campuran gum arab dan PLA kulit buah kopi menjadi lebih coklat. Semakin banyak PLA kulit buah kopi yang digunakan untuk enkapsulasi warnanya menjadi lebih coklat. Hal ini karena PLA kulit buah kopi berwarna coklat kehitaman. Aroma kopi pada minyak kopi terenkapsulasi yang dienkapsulasi dengan konsentrasi padatan 15% umumnya sedikit lebih tinggi daripada yang dienkapsulasi dengan konsentrasi padatan 10%. Konsentrasi padatan 15% membentuk matrik yang lebih kuat daripada konsentrasi padatan 10% sehingga lebih mampu mempertahankan flavor kopi selama proses enkapsulasi. Semakin tinggi rasio PLA yang digunakan untuk enkapsulasi minyak kopi cenderung menghasilkan aroma kopi yang lebih kuat. Hal ini diduga karena PLA mempunyai membentuk viskositas yang relatif tinggi sehingga dapat lebih menstabilkan emulsi yang terbentuk. 6

Kesimpulan Minyak kopi terenkapsulasi dengan padatan 15% mempunyai efisiensi enkapsulasi, higroskopisitas, nilai TBA lebih tinggi dan aroma minyak kopi lebih kuat daripada minyak kopi terenkapsulasi dengan padatan 10%. Minyak kopi terenkapsulasi yang dibuat dengan konsentrasi minyak kopi lebih tinggi mempunyai efisiensi enkapsulasi dan higroskopisitas lebih rendah, nilai TBA lebih tinggi, warna sedikit lebih gelap dan aroma minyak kopi lebih kuat. Minyak kopi terenkapsulasi yang dibuat dengan konsentrasi PLA lebih tinggi mempunyai efisiensi enkapsulasi dan higroskopisitas lebih tinggi, nilai TBA lebih rendah, warna lebih gelap dan aroma minyak kopi lebih kuat. Kata kunci : enkapsulasi, minyak kopi, polisakarida larut air, flavoring, stabilitas oksidasi Referensi Fang, X., Shima, M., and Adachi, S., 2005. Effects of drying conditions on the oxidation of linoleic acid encapsulated with gum Arabic by spray-drying. Food Sci. Technol. Res. 11 (4), 380 384. Frascareli, E.C., Silva, V.M., Tonona,, R.V., and Hubinger, M.D. 2011. Pshysicochemical Properties of Coffee Oil Microcapsiles Produces by Spray Drying. Agro Bio Envases. 27-28 Desember 2011, Campinas Brasil. Krishnan, S., Bhosale, R., Singhal, R.S., 2005. Microencapsulation of cardamom oleoresin: evaluation of blends of gum Arabic, maltodextrin and a modified starch as wall materials. Carbohydr. Polym. 61 (1), 95 102. 7