Disampaikan Pada Kegiatan Bimbingan Teknis Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non B September 2016

dokumen-dokumen yang mirip
IDENTIFIKASI & TEKNIK PENYIMPANAN LIMBAH B3

2014, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disin

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH B3

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

TATA CARA DAN PERSYARATAN TEKNIS PENYIMPANAN DAN PENGUMPULAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

PENYIMPANAN DAN PENGUMPULAN LIMBAH B3

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR : KEP-01/BAPEDAL/09/1995

Keputusan Kepala Bapedal No. 1 Tahun 1995 Tentang : Tata Cara Dan Persyaratan Teknis Penyimpanan Dan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

PENGELOLAAN LIMBAH B3. Disampaikan oleh: Deputi MENLH Bidang Pengeloaan B3, Limbah B3, dan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup

Persyaratan Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 Yulinah Trihadiningrum 11 Nopember 2009

KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN,

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DI PERKANTORAN

MERAH KUNING KUNING UNGU COKLAT

BAB V PEMBAHASAN. Beracun (B3) yang dihasilkan di PT Saptaindra Sejati site ADMO bahwa

BUPATI TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB II LANDASAN TEORI. Pemerintah No 18 tahun 1999).

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR : KEP- 01/BAPEDAL/09/1995 TENTANG

IMPLEMENTASI PERATURAN DAN KEBIJAKAN DI BIDANG PENGUMPULAN DAN PEMANFAATAN LIMBAH B3

PEMBINAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI PROVINSI DKI JAKARTA

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

BERITA DAERAH KOTA CIREBON

PEMBINAAN PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DI PROVINSI DKI JAKARTA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1994 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG IZIN PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA KOTA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2010

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 151 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG

PENGELOLAAN LIMBAH B3 PENIMBUNAN DAN DUMPING

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 299 TAHUN 2016 TENTANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Pengelolaan dan Pengendalian Limbah B3

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 245 TAHUN 2016 TENTANG

PEMANTAUAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN DAN SOP PENANGANAN LIMBAH BERBAHAYA, BUKTI PEMANTAUAN,

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 247 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 107 TAHUN 2016 TENTANG

Disampaikan oleh: Kasubdit Tanggap Darurat dan Non Institusi Jakarta, 23 November 2017

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Nomor 333, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5617); 3. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2015 tentang Kementerian Lin

ISBN : Oleh: Ir. Setiyono, MSi

PENGELOLAAN LIMBAH B3

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 300 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU UTARA NOMOR 48 TAHUN 2017 TENTANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Bahan Berbahaya dan Beracun) dan menghasilkan limbah B3 yang. berasal dari sumber spesifik dan sumber non spesifik.

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 76 TAHUN 2009 TENTANG PELAKSANAAN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Lembaran Negara Republik Indones

-14- TATA CARA PENYIMPANAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DARI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 28 Tahun : 2015

BUPATI KUDUS. PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR : 1 Tahun TENTANG IZIN PENYIMPANAN SEMENTARA DAN/ ATAU PENGUMPULAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASER NOMOR 12 TAHUN 2009

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DI PELABUHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 6 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

KISI-KISI PENGAWASAN PENGELOLAAN LIMBAH B3 TERHADAP PENGHASIL LIMBAH B3

PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP DALAM SISTEM RESI GUDANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

AUDIT LIMBAH B3 Bahan Berbahaya dan Beracun

TATA CARA PENGELOLAAN LIMBAH B3. Oleh : Iyan Suwargana Kabid Pemanfaatan Limbah B3 Pada Asdep Administrasi Pengendalian Limbah B3 3R LIMBAH B3

KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1453 K/29/MEM/2000 TANGGAL : 3 November 2000

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan L

Fasilitas penampungan limbah dan sampah dari kegiatan pelabuhan

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG

PERANCANGAN TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA (TPS) LIMBAH B3 (STUDI KASUS : BENGKEL MAINTENANCE PT. VARIA USAHA)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 06 TAHUN 2009 TENTANG PENGENDALIAN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANTUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 339 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG SIMBOL DAN LABEL LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Usaha dan/atau kegiatan pembangkit listrik tenaga termal adalah usaha dan/atau kegiatan

PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN 27/07/2010. Efek Limbah Batubara. Pencemaran Logam Berat (Pb, Cr, Ar) Pencemaran lindi limbah batubara

KRITERIA PENGELOLAAN LIMBAH B3

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN,

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI NOMOR 300.K/38/M.pe/1997 TENTANG KESELAMATAN KERJA PIPA PENYALUR MINYAK DAN GAS BUMI

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188/ 101 /KEP./ /2014 TENTANG IZIN LINGKUNGAN KAROSERI BAK TRUK

KEPUTUSAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI NOMOR: 300.K/38/M.PE/1997 TENTANG KESELAMATAN KERJA PIPA PENYALUR MINYAK DAN GAS BUMI,

WALIKOTA PROBOLINGGO

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 9. Cukup jelas. Pasal 2. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas.

KLASIFIKASI LIMBAH. Oleh: Tim pengampu mata kuliah Sanitasi dan Pengolahan Limbah

2016, No Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (

Transkripsi:

PENYAMPAIAN RANCANGAN PERATURAN MENLHK TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENYIMPANAN LIMBAH B3; DAN PENGEMASAN LIMBAH B3 DALAM RANGKA REVISI KEPUTUSAN KEPALA BAPEDAL NOMOR 01/BAPEDAL/09/1995 DAN PERATURAN MENLH NOMOR 30 TAHUN 2009 Disampaikan Pada Kegiatan Bimbingan Teknis Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non B3 21 22 September 2016 DIREKTORAT VERIFIKASI PENGELOLAAN LIMBAH B3 DAN LIMBAH NON B3 DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN B3 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2016

Tujuan Mendapatkan masukan dari stakeholders khususnya Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota tentang pengaturan tata cara Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah B3 Serta Pengemasan Limbah B3 berdasarkan implementasi selama ini. Mendapatkan masukan tentang kondisi eksisting penerapan dan pelaksanaan peraturan Penyimpanan, Pengumpulan Limbah B3 dan Pengemasan Limbah B3 yang dilakukan oleh Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3. Persyaratan teknis Penyimpanan, Pengumpulan dan Pengemasan Limbah B3.

Eksisting Peraturan Penyimpanan, Pengumpulan dan Pengmasan Limbah B3 1. Keputusan Kepala Bapedal Nomor 01/Bapedal/09/1995 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pennyimpanan dan Pengumpulan Limbah B3. 2. Keputusan Kepala Bapedal Nomor 255 Tahun 1996 tentang Tata Cara dan Persyaratan Penyimpanan dan Pengumpulan Minyak Pelumas Bekas. 3. Peraturan MENLH Nomor 03 Tahun 2007 tentang Fasilitas Pengumpulan dan Penyimpanan Limbah B3 di Pelabuhan. 4. Peraturan MENLH Nomor 30 Tahun 2009 tentang Tata Laksana Perizinan dan Pengawasan Pengelolaan Limbah B3serta Pengawasan Pemulihan Akibat Pencemaran Limbah B3 Oleh Pemerintah Daerah.

Pengelolaan Limbah B3 Undang undang Nomor 32 Tahun 2009, Pasal 1, Angka 23 Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014, Pasal 1 Angka 11 Pengelolaan Limbah B3 adalah kegiatan yang meliputi pengurangan, PENYIMPANAN, PENGUMPULAN, pengangkutan, Pemanfaatan, pengolahan dan/atau penimbunan.

Pelaku Pengelolaan Limbah B3 Setiap orang yang menghasilkan Limbah B3/Penghasil Limbah B3; Pengumpul Limbah B3; Pengangkut Limbah B3; Pemanfaat Limbah B3; Pengolah Limbah B3; Penimbun Limbah B3.

PENYIMPANAN LIMBAH B3 PP No 101 Tahun 2014 Diatur dalam Pasal 12 s.d. Pasal 30 PP Nomor 101 Tahun 2015 Penyimpanan Limbah B3 WAJIB dilakukan oleh setiap orang yang menghasilkan Limbah B3 dan/atau Pengumpul dan/atau Pemanfaat dan/atau Pengolah dan/atau Penimbun Limbah B3. DILARANG melakukan pencampuran Limbah B3 yang disimpannya. Penyimpanan Limbah B3 WAJIB dilengkapi dengan IZIN Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Penyimpanan Limbah B3. Izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Penyimpanan Limbah B3 diterbitkan oleh bupati/walikota.

PERSYARATAN TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH B3 BERUPA BANGUNAN PP No 101 Tahun 2014 1. Desain dan konstruksi bangunan mampu melindungi Limbah B3 dari hujan dan sinar matahari; 2. Memiliki penerangan dan ventilasi; dan 3. Memiliki saluran drainase yang baik.

WAKTU PENYIMPANAN LIMBAH B3 LIMBAH B3 YANG DISIMPAN Limbah B3 yang dihasilkan 50 (lima puluh) kilogram per hari atau lebih; Limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50 (lima puluh) kilogram per hari untuk Limbah B3 kategori 1; Limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50 (lima puluh) kilogram per hari untuk Limbah B3 kategori 2 dari sumber tidak spesifik dan dari sumber spesifik umum; Limbah B3 kategori 2 dari sumber spesifik khusus. WAKTU PENYIMPANAN (MAKSIMUM) 90 (sembilan puluh) hari sejak Limbah B3 dihasilkan 180 (seratus delapan puluh) hari sejak Limbah B3 dihasilkan 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari sejak Limbah B3 dihasilkan 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari sejak Limbah B3 dihasilkan Catatan: Jumlah 50 (lima puluh) kilogram per hari merupakan jumlah kumulatif dari 1 (satu) atau lebih nama limbah B3 Jika melebihi jangka waktu penyimpanan, lakukan pemanfaatan dan/atau pengolahan dan/atau penimbunan dan/atau menyerahkan kepada pengumpul dan/atau pemanfaat dan/atau pengolah dan/atau penimbun limbah B3.

FASILITAS PENYIMPANAN LIMBAH B3 PP Nomor 101 Tahun 2014 NO. FASILITAS LIMBAH B3 YANG DAPAT DISIMPAN KATEGORI 1 SUMBER TIDAK SPESIFIK KATEGORI 2 SPESIFIK UMUM SPESIFIK KHUSUS 1 bangunan 2 tangki dan/atau kontainer 3 silo 4 penumpukan limbah (waste pile) 5 waste impoundment 6 bentuk lainnya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

PERMEN LH 30/2009 Tata Laksana Perizinan dan Pengawasan Pengelolaan Limbah B3 serta Pengawasan Pemulihan Akibat Pencemaran Limbah B3

CONTOH TATA RUANG GUDANG PENYIMPANAN LIMBAH B3

CONTOH POLA PENYIMPANAN KEMASAN DRUM DI ATAS PALET DENGAN JARAK MINIMUM ANTAR BLOK

PENYIMPANAN KEMASAN LIMBAH B3 DENGAN MENGGUNAKAN RAK Kemasan berisi limbah B3 yang tidak saling cocok harus disimpan secara terpisah, tidak dalam satu blok, dan tidak dalam bagian penyimpanan yang sama. Penempatan kemasan harus dengan syarat bahwa tidak ada kemungkinan bagi limbahlimbah tersebut jika terguling/tumpah akan tercampur/masuk ke dalam bak penampungan bagian penyimpanan lain.

PENGUMPULAN LIMBAH B3 Pengumpulan Limbah B3 wajib dilakukan oleh setiap orang yang menghasilkan limbah B3 bagian dari penyimpanan Limbah B3 dan tidak memerlukan Izin Pengumpulan Limbah B3. Dalam hal Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3 tidak mampu melakukan sendiri pengumpulan Limbah B3 yang dihasilkannya, Pengumpulan Limbah B3 diserahkan kepada Pengumpul Limbah B3. Penyerahan Limbah B3 kepada Pengumpul Limbah B3 disertai dengan bukti penyerahan Limbah B3. Pengumpul Limbah B3 wajib memiliki Izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Pengumpulan Limbah B3.

PENGUMPULAN LIMBAH B3 Pengumpulan Limbah B3 dilakukan dengan: segregasi Limbah B3; Penyimpanan Limbah B3; dan tidak melakukan pencampuran Limbah B3 yang dihasilkannya. Segregasi Limbah B3 dilakukan sesuai dengan: nama Limbah B3 sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Pemerintah tentang Pengelolaan Limbah B3; dan karakteristik Limbah B3. Penyimpanan Limbah B3 dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Penyimpanan Limbah B3.

PRINSIP PRINSIP PENGUMPULAN LIMBAH B3 Pengumpul limbah B3 DILARANG melakukan pemanfaatan dan/atau pengolahan Limbah B3 yang dikumpulkannya sebagaian atau seluruhnya. Pengumpul limbah B3 DILARANG menyerahkan limbah B3 yang dikumpulkannya kepada pengumpul limbah B3 lainnya. Pengumpul DILARANG melakukan pre treatment (pengolahan awal) limbah B3 yang dikumpulkannya. Memiliki izin lingkungan.

PERSYARATAN PENGUMPULAN LIMBAH B3 PERSYARATAN LOKASI PENGUMPULAN: Lokasi harus sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW); Merupakan daerah bebas banjir 100 tahunan, atau daerah yang di upayakan melalui rekayasa teknologi sehingga aman dari kemungkinan terkena banjir dan longsor serta mempunyai sistem drainase yang baik; Mempertimbangkan faktor geologi (aktivitas seismik, gempa bumi, aktivitas vulkanik) dan karakteristik tanah (komposisi dan permeabilitas, potensi erosi) untuk mencegah sedini mungkin kerusakan terhadap fasilitas tempat penyimpanan limbah B3. Luas tanah termasuk untuk bangunan pengumpulan dan fasilitas lainnya wajib disesuaikan dengan jumlah dan/atau kapasitas limbah yang dikumpulkan;

PERSYARATAN PENGUMPULAN LIMBAH B3 Fasilitas tempat dan/atau bangunan pengumpulan merupakan fasilitas khusus yang harus dilengkapi dengan berbagai sarana penunjang dengan tata ruang yang tepat sehingga kegiatan pengumpulan dapat berlangsung dengan baik dan aman bagi lingkungan; Setiap bangunan pengumpulan limbah B3 di rancang khusus hanya untuk 1 (satu) karakteristik limbah, dan di lengkapi dengan bak penampung tumpahan/ceceran limbah yang dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam pengangkatannya; Fasilitas pada bangunan pengumpulan harus di lengkapi dengan: peralatan dan sistem pemadam kebakaran; pembangkit listrik cadangan; fasilitas pertolongan pertama; peralatan komunikasi; gudang tempat penyimpanan peralatan dan perlengkapan; pintu darurat dan alarm.

TATA RUANG FASILITAS PENYIMPANAN LIMBAH B3 Fasilitas tambahan yang wajib dimiliki dalam melakukan kegiatan pengumpulan limbah B3, meliputi: Laboratorium Fasilitas Pencucian Fasilitas Bongkar Muat Kolam Penampungan Darurat Peralatan Penanganan Tumpahan Sarana lain yang harus tersedia peralatan dan sistem pemadam kebakaran; pagar pengaman; pembangkit listrik cadangan; fasilitas pertolongan pertama; peralatan komunikasi; gudang tempat penyimpanan peralatan dan perlengkapan; pintu darurat; alarm.

Rancangan PERMENLHK

Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah B3 Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 Amanat PP Nomor 101 Tahun 2014 terhadap kegiatan Penyimpanan, Pengumpulan dan Pengemasan Limbah B3 sebagaimana diatur dalam Pasal 18, Pasal 31 Ayat (3) huruf b dan Pasal 19 ayat (5) antara lain : 1. Diperlukan pengaturan lebih lanjut tentang Persyaratan Lokasi Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah B3. 2. Diperlukan pengaturan lebih lanjut tentang Persyaratan dan Tata Cara Teknis Fasilitas Tempat Penyimpanan Limbah B3. 3. Diperlukan pengaturan lebih lanjut tentang Persyaratan dan Tata Cara Teknis Pengemasan Limbah B3, kecuali untuk Limbah B3 kategori 2 dari sumber spesifik khusus. 4. Minimum peralatan penanggulangan keadaan darurat.

PENGEMASAN LIMBAH B3 Pengemasan Limbah B3 dilakukan dengan menggunakan kemasan yang: terbuat dari bahan yang dapat mengemas Limbah B3 sesuai dengan karakteristik Limbah B3 yang akan disimpan; mampu mengungkung Limbah B3 untuk tetap berada dalam kemasan; memiliki penutup yang kuat untuk mencegah terjadinya tumpahan saat dilakukan penyimpanan, pemindahan atau pengangkutan; dan berada dalam kondisi baik, tidak bocor, tidak berkarat, atau tidak rusak. Kemasan Limbah B3 wajib dilekati Label Limbah B3 dan Simbol Limbah B3. Label Limbah B3 paling sedikit meliputi keterangan mengenai: nama Limbah B3; identitas Penghasil Limbah B3; tanggal dihasilkannya Limbah B3; dan tanggal Pengemasan Limbah B3.

PEMETAAN PENGATURAN PENYIMPANAN DAN PENGUMPULAN LIMBAH B3 DALAM RANCANGAN PERATURAN MENTERI Setiap Orang Yang Menghasilkan Limbah B3 1 Pengaturan STO untuk melakukan pendataan dan inventarisasi Limbah B3 Yang Akan Disimpan Limbah B3 didata sesuai daftar Limbah B3 dan/atau hasil uji lab Kode limbah B3 dan/atau dokumen laboratorium Limbah B3 Disimpan? 2 3 4 Persyaratan lokasi Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah B3 Persyaratan teknis fasilitas tempat penyimpanan limbah B3 : Bangunan? Waste pile? Impoundmend? Drip pad? Silo? Tangki? Rekayasa teknologi Pengaturan Tata Cara Penyimpanan & Pengumpulan Limbah B3 Bebas banjir, tidak rawan bencana, rekayasa teknologi Persyaratan teknis bangunan? Persyaratan teknis tangki dan/atau kontainer? Persyaratan teknis silo? Persyaratanteknis waste pile? Persyaratan teknis waste impoundment? Persyaratan teknis drip pad? Dokumen apa yang diperlukan untuk pembuktian? Pengaturannya meliputi : Rancang bangun Tata Letak Penyimpanan Saluran air dan bak pengumpul lindi 5 Pelaporan Ketentuan Tata Cara Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah B3? Neraca Penyimpanan Limbah B3

Contoh Pengemasan Limbah B3

Penyimpanan Dalam SILO dan Tangki

Rancangan Fasilitas PENYIMPANAN WASTE PILE Limbah B3 Spesifik Khusus Tanggul penghalang Liner ganda Saluran air permukaan Saluran air lindi Lapisan (liner) K = 10-2 cm/detik Tanah setempat K = 10-2 cm/detik Penampang Melintang Fasilitas Penumpukan Limbah (waste pile) 26

Racangan FASILITAS PENYIMPANAN WASTE IMPOUNDMENT Sumur pantau air tanah Liner HDPE Saluran pengumpulan dan pengambilan lindi (leachate) Tanggul atau penghalang Lapisan tanah yang dipadatkan hinngga K = 10-5 cm/detik Penampang Melintang Impoundment di Permukaan 27

Masukkan Perbaikan Rancangan PERMENLHK disampaikan melalui : 1.Lembar Masukkan; 2. Surat Yang Disampaikan Kepada : Direktur Verifikasi Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non B3 Gd.A, Lantai 5, Jl. DI Panjaitan Kav. 24, Jakarta 13410 3. Email : pkpm.vplb3@gmail.com

Terima Kasih