MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL III PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN

PRAKTIKUM 1: SISTEM PENTANAHAN /GROUNDING -PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LITRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LITRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

GROUNDING SYSTEM HASBULLAH, MT. Electrical engineering Dept. Oktober 2008

A. Kompetensi Mengukur beban R, L, C pada sumber tegangan DC dan AC

BAB 3 PENGUJIAN DAN HASIL PENGUKURAN. 3.1 Rangkaian dan Peralatan Pengujian

BAB III METODE PENELITIAN. pembebanan pada sistem tenaga listrik tiga fasa. Percobaan pembebanan ini

1.KONSEP SEGITIGA DAYA

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

LABORATORIUM TEGANGAN TINGGI DAN PENGUKURAN LISTRIK. Modul Praktikum. Pengukuran Besaran Listrik

MODUL 1 PRINSIP DASAR LISTRIK

Gambar 2.1 Alat Penghemat Daya Listrik

ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV

MODUL 8 RESISTOR & HUKUM OHM

PENGGUNAAN ALAT UKUR ANALOG

Bahan Ajar Ke 1 Mata Kuliah Analisa Sistem Tenaga Listrik. Diagram Satu Garis

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1].

BAB II LANDASAN TEORI

Prinsip Pengukuran Besaran Listrik

RANGKAIAN AC R-L PARALEL

BAB II LANDASAN TEORI

[Listrik Dinamis] Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA NAMA ANGGOTA :

INSTALASI CAHAYA. HASBULLAH, S.Pd. MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI

LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN DAYA, TEGANGAN, DAN ARUS PADA LAMPU TL DAN LAMPU PIJAR

BAB 4 ANALISIS HASIL PENGUKURAN

MODUL FISIKA. TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK.

KARTU SOAL BENTUK PILIHAN GANDA

Elektrodinamometer dalam Pengukuran Daya

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

BAB II LANDASAN TEORI Tinjauan Hukum Pemakaian Arus Listrik Ilegal. Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik adalah singkatan dari (P2TL), yang

RANCANG BANGUN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT

TRAINER FEEDBACK THYRISTOR AND MOTOR CONTROL

BAB II LANDASAN TEORI. melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan

KELOMPOK 4 JEMBATAN DC

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

COS PHI (COS φ) METER

TOPIK 5 PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK

BAB IV ARUS BOLAK BALIK. Vef = 2. Vrt = Vsb = tegangan sumber B = induksi magnet

Politeknik Negeri Sriwijaya

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS X TITIL MATA DIKLAT : MENGGUNAKAN HASIL PENGUKURAN (011/DK/02) JUMLAH SOAL : 25 SOAL PILIHAN GANDA

atau pengaman pada pelanggan.

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart

SOAL DAN PEMBAHASAN ARUS BOLAK BALIK

Arus Bolak Balik. Arus Bolak Balik. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

Menganalisis rangkaian listrik. Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

20 kv TRAFO DISTRIBUSI

TRAFO. Induksi Timbal Balik

PERANCANGAN COS PHI METER DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16

II. TINJAUAN PUSTAKA. banyaknya muatan yang mengalir pada sebuah penghantar dalam waktu satu detik. Dimana : I = Arus listrik dalam satuan ampere (A)

ANALISIS PERBANDINGAN PEMBACAAN KWH METER ANALOG DENGAN KWH METER DIGITAL PADA KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN SKRIPSI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.

BAB I PENDAHULUAN. Motor listrik dewasa ini telah memiliki peranan penting dalam bidang industri.

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

LABSHEET PRAKTIK MESIN LISTRIK MESIN ARUS BOLAK-BALIK (MESIN SEREMPAK)

PERBAIKAN FAKTOR DAYA MOTOR INDUKSI 3 FASE

DAYA PADA RANGKAIAN BOLAK-BALIK.

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

ANALISIS RANGKAIAN RLC ARUS BOLAK-BALIK

LABORATORIUM TEGANGAN TINGGI DAN PENGUKURAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

BAB II SISTEM DAYA LISTRIK TIGA FASA

UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH. I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik yang

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK )

Listrik Dinamis FIS 1 A. PENDAHULUAN. ρ = ρ o (1 + αδt) B. HUKUM OHM C. NILAI TAHANAN RESISTOR LISTRIK DINAMIS. materi78.co.nr. c.

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

RESONANSI PADA RANGKAIAN RLC

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

Disusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri ( ) Ryan Rezkyandi Saputra ( ) Hardina Hasyim ( ) Jusmawati ( ) Aryo Arjasa

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2

JOB SHEET MESIN LISTRIK 2. Percobaan Paralel Trafo

REKAYASA CATU DAYA MULTIGUNA SEBAGAI PENDUKUNG KEGIATAN PRAKTIKUM DI LABORATORIUM. M. Rahmad

LISTRIK DINAMIS FIS 1 A. PENDAHULUAN B. HUKUM OHM. ρ = ρ o (1 + αδt) C. NILAI TAHANAN RESISTOR

Perancangan Alat Perbaikan Faktor Daya Beban Rumah Tangga dengan Menggunakan Switching Kapasitor dan Induktor Otomatis

BAB II KONTROL DAN PENGOPERASIAN PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK

² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri

PEMBAHASAN. R= ρ l A. Secara matematis :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pada suatu jaringan distribusi arus bolak-balik dengan tegangan (V), daya

Antiremed Kelas 12 Fisika

ADALAH PENGHANTAR YG DITANAM DALAM BUMI DAN MEMBUAT KONTAK LANGSUNG DGN BUMI

ϕ (1.4) MODUL I KARAKTERISTIK BEBAN LISTRIK = (1.2) P S pf = cos (1.3) = (1.5) 1.1 Pendahuluan Modul 1 - Karakteristik Beban Listrik 1

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Universitas Pertamina ( , 2 jam)

Transkripsi:

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK LABORATORIUM TEGANGAN TINGGI DAN PENGUKURAN LISTRIK DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS INDONESIA

MODUL I [ ] 2012 PENGUKURAN ARUS, TEGANGAN, DAN DAYA LISTRIK AC DAN DC I TUJUAN 1. Mengetahui perbedaan arus searah atau direct current (DC) dan arus bolak-balik atau alternating current (AC) 2. Mengetahui karakteristik berbagai jenis beban 3. Mengetahui konsep arus, tegangan, dan daya listrik AC dan DC 4. Mengetahui konsep faktor daya 5. Mengetahui prinsip kerja alat ukur ampermeter, voltmeter, dan wattmeter untuk listrik AC dan DC dan alat ukur cos phi meter II DASAR TEORI Listrik arus searah atau direct current (DC) adalah listrik yang kuat arus maupun tegangannya tetap sepanjang waktu apabila komponen rangkaian tidak berubah nilai. Persamaan kuat arus maupun beda potensial pada listrik DC adalah seperti berikut V = C I = C dengan V = tegangan [Volt] I = arus [Ampere] C = konstanta Listrik arus bolak-balik atau alternating current (AC) adalah istrik yang kuat arus maupun tegangannya merupakan fungsi periodik dari waktu, dalam artian besar arus maupun tegangan dari listrik ini berubah-ubah secara periodik. Adapun persamaan kuat arus maupun beda potensial pada listrik AC adalah seperti berikut I = I max sin (ωt) V = V max sin (ωt) dengan V = tegangan [Volt] I = arus [Ampere] ω = kecepatan sudut t = waktu 1

Ada tiga jenis beban dengan karakteristik yang berbeda-beda, yaitu: 1. Beban resistif yaitu beban yang memiliki nilai resistansi yang besarnya dipengaruhi oleh faktorfaktor berikut, hambatan jenis panjang bahan luas penampang bahan suhu Beban ini dapat dialiri oleh listrik DC maupun AC. Pada saat dialiri arus AC, beban resistif murni memiliki fasa arus dan fasa tegangan yang sama. Beban resistif bersifat menyerap daya aktif. 2. Beban induktif yaitu beban yang memiliki fasa arus yang tertinggal dari fasa tegangan (lagging). Beban ini hanya dapat dialiri oleh listrik AC. Beban induktif murni bersifat menyerap daya reaktif. 3. Beban kapasitif yaitu beban yang memiliki fasa arus yang mendahului fasa tegangan (leading). Beban ini hanya dapat dialiri oleh listrik AC. Beban kapasitif murni bersifat menyuplai daya reaktif ke sumber. Suatu beban yang dicatu oleh suatu sumber tegangan AC, sehingga tegangan beban V dan arus yang mengalir pada beban I, maka daya yang terjadi pada beban Z adalah : S = V x I* = P + jq Di mana : S dalam VA, disebut daya semu P dalam Watt, disebut daya aktif Q dalam VAR, disebut daya reaktif 2

I Vac Z Gambar 1. Rangkaian arus bolak balik I dengan impedansi Z dan tegangan V Hubungan antara daya aktif, daya reaktif, dan daya semu dikenal dengan istilah segitiga daya. Berikut gambar segitiga daya Gambar 2. Segitiga daya Impedansi Z dalam hal ini dapat terdiri dari berbagai jenis beban resistif, induktif, kapasitif ataupun kombinasi dari ketiga jenis beban sehingga sebuah impedansi Z yang memiliki karakteristik gabungan dari karakteristik berbagai jenis beban yang menyusunnya. Pada pengukuran daya, ada juga yang dikenal dengan faktor daya, yaitu perbandingan antara daya aktif (Watt) dengan daya semu (VA), atau cosinus sudut antara daya aktif dan daya semu. Pada praktikum ini, untuk pengukuran nilai arus, tegangan, daya, serta faktor daya digunakan alat ukur analog, yang mana rangkaian di dalamnya terdiri dari kumparan tetap dan kumparan berputar. Penyimpangan atau pergerakan jarum penunjuk nilai hasil pengukuran merupakan akibat adanya torsi yang dibangkitkan oleh gaya Lorentz. Gaya Lorentz timbul karena adanya interaksi antara arus yang melalui alat 3

ukur dengan medan magnet yang terdapat di sekitar rangkaian di dalam alat ukur tersebut. III PERALATAN PRAKTIKUM - Ampermeter DC - Ampermeter AC - Voltmeter DC - Voltmeter AC - Wattmeter AC - Cos phi meter - Resistor - Induktor - Kapasitor - Sumber tegangan DC - Sumber tegangan AC 220 V - Kabel kabel penghubung IV RANGKAIAN PERCOBAAN 1. Percobaan pengukuran arus, tegangan, dan daya listrik DC + - Ampermeter sumber + DC + Voltmeter - - gambar 1 Resistor 2. Percobaan pengukuran arus, tegangan, dan daya listrik AC dengan berbagai jenis beban gambar 2 4

V PROSEDUR PERCOBAAN A. Mengukur arus, tegangan, dan daya listrik DC 1. Susunlah rangkaian percobaan seperti di gambar 1 2. Pasang beban resistor 3. Aktifkan sumber DC 4. Ukur dan catat besar V dan I B. Percobaan pengukuran arus, tegangan, daya, dan faktor daya listrik AC dengan berbagai jenis beban 1. Susunlah rangkaian percobaan seperti di gambar 2 2. Pasang kombinasi beban menggunakan set beban 3. Masukkan saklar ke sumber AC 4. Ukur dan catat besar V, I, P, dan cos phi 1

MODUL II PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN I. TUJUAN 1. Mengetahui besarnya tahanan pentanahan pada suatu tempat 2. Mengetahui dan memahami fungsi dan kegunaan dari pengukuran tahanan pentanahan dan aplikasinya sehari hari 3. Mengetahui syarat suatu sistem pentahanan 4. Mengetahui prinsip kerja ground earth tester II. DASAR TEORI Pentanahan merupakan bagian dari sistem proteksi. Pada kehidupan nyata, pentanahan digunakan sebagai proteksi terhadap petir. Petir adalah suatu fenomena alam, yang pembentukannya berasal dari terpisahnya muatan di dalam awan cumulonimbus. Sambaran petir pada tempat yang jauh + 1,5 km sudah dapat merusak sistem elektronika dan peralatan, seperti instalasi komputer, telekomunikasi kantor dan instrumentasi serta peralatan elektornik sensetif lainnya. Prinsip proteksi petir sendiri biasa disebut dengan six point plan. Tujuan dari Six Point Plan adalah menyiapkan sebuah perlindungan yang sangat efektif dan dapat diandalkan terhadap serangan petir. Komponen komponen Six Point Plan diantaranya : Menangkap Petir Dengan jalan menyediakan system penerimaan (air terminal) yang dapat dengan cepat menyambut luncuran arus petir Menyalurkan petir Luncuran petir yang telah ditangkap dilasurkan ke tanah/arde secara aman tanpa mengakibatkan terjadinya loncatan listrik (imbasan) ke bangunan atau manusia. Menampung Petir Dengan cara membuat system pertanahan sebaik mungkin (maximum tahanan tanah 5 ohm). Hal ini lebih di karenakan agar arus petir yang turun dapat sepenuhnya diserap oleh tanah dan menghindari terjadinya step potensial. Proteksi Grounding Mencegah terjadinya loncatan yang ditimbulkan adanya perbedaan potensial tegangan antara satu system pentanahan dengan yang lainnya 2

Proteksi Jalur Power Proteksi terhadap jalur dari power mutlak diperlukan untuk mencegah induksi ke peralatan melalui jalur power (yang umumnya bersumber dari jaringan listrik yang cukup jauh). Proteksi Jalur Data/ Komunikasi Memproteksi seluruh jalur data yang melalui peralatan telephone data dan signaling. Proteksi petir sendiri terbagi menjadi dua bagian, yaitu berdasarkan cara kerja dan berdasarkan tempat. Berdasarkan cara kerja diantaranya Charge Transfer System (CTS) dan Dissipation Array System (DAS). Berdasarkan tempat diantaranya eksternal dan internal. Pentanahan sendiri termasuk kedalam proteksi petir eksternal. Pentanahan atau pembumian adalah hubungan listrik yang sengaja dilakukan dari beberapa bagian instalasi listrik ke sistem pentanahan. Kawat pentanahan digunakan untuk menghubungkan bagian yang diketanahkan dari suatu instalasi dengan elektroda pentanahan Pada sistem pentahan terdapat bagian bagian yang harus ditanahkan, yaitu : bagian atas penangkap petir, down conductor, dan titik netral dari perangkat listrik. Suatu sistem pentahanan juga memiliki beberapa syarat agar sistem pentanahan dapat bekerja dengan baik, yaitu, tahanan pentahanan yang digunakan, sistem dapat digunakan untuk berbagai musim, biaya serendah mungkin, elektroda yang digunakan, dan lainnya. Elektroda pentanahan sendiri terbagi menjadi beberapa bentuk, yaitu : Bulat, Batang, Plat, dan Pita. 3

A [ ] 2012 X 2 B C Gambar rangkaian pengujian tahanan pentanahan Keterangan : A = Down Conductor B = Paku Pentanahan 1 C = Paku Pentanahan 2 III. PERALATAN PERCOBAAN - 1 buah Earth Tester Model 4102 Kyoritsu - 1 buah Measuring Tape Case 30M/100FT - Kabel-kabel penghubung - Paku pentanahan - Palu IV. RANGKAIAN PERCOBAAN Lihat pada petunjuk pemasangan alat di Earth Model 4102 Kyoritsu atau sesuai dengan petunjuk asisten V. PROSEDUR PERCOBAAN 1. Pasangkan koneksi Earth Tester ke down conductor, dan ke elektroda pentanahan. (P1 dan C1 ke A ; P2 ke B ; C2 ke C ) 2. Lakukan pengukuran tahanan pentanahan sesuai dengan jarak yang ditentukan asisten. 3. Catat hasil pengukuran yang didapat pada lembar data percobaan yang disediakan 4. Ulangi langkah 1 dan 2 untuk kawat pentanahan pada tempat yang berbeda 4