41 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Dalam bab ini, penulis akan menerangkan mengenai hasil penelitian yang akan dilakukan penulis terhadap data sekunder yaitu berupa komponen-komponen laporan keuangan yang diperoleh dari perusahaan-perusahaan Food and beverages tahun 2009, 2010, dan 2011 yang terdaftar di bursa Efek Indonesia (BEI). Penjelasan mengenai hasil penelitian ini didasarkan pada teori dan metode analisis yang telah dilakukan, mengenai hasil pengumpulan data, statistik deskriptif, data penelitian, uji data normalitas dengan menggunakan uji kolmogorovsmirnov, uji asumsi klasik, uji signifikan parameter individual (uji t statistik), uji statistik F (ANOVA) dan uji regresi linier berganda dan implikasi hasil. B. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Berikut hasil yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut :
42 Tabel 4.1 Descriptive Variabel Penelitian Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation CR 36.515 6.331 2.09192 1.321287 TATO 36.144 2.958 1.28636.698137 NPM 36.010.782.14197.180589 Perubahan_laba 36 -.799 7.527.65057 1.402981 Valid N (listwise) 36 Sumber : Hasil Penelitian, diolah dengan program SPSS 16.0 Berdasarkan tabel 4.1, dapat dilihat nilai minimum, maksimum, ratarata, dan variasi perubahannya untuk masing-masing variabel. a.) Variabel Current Ratio dalam tabel menunjukkan bahwa jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini dari tahun 2009-2011 sebanyak 36, dengan nilai minimumnya 0.515 dan nilai maksimumnya 6.331, nilai rata-rata sebesar 2.09192 dan nilai standar deviasi 1.321287, b.) Variabel Total Asset Turn Over dalam tabel menunjukkan bahwa jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini dari tahun 2009-2011 sebanyak 36, dengan nilai minimumnya 0.144 dan nilai maksimumnya 2.958, nilai rata rata sebesar 1.28636 dan nilai standar deviasi 0.689137.
43 c.) Variabel Net Profit Margin dalam tabel menunjukkan bahwa jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini dari tahun 2009-2011 sebanyak 36, dengan nilai minimumnya 0.010 dan nilai maksimumnya 0.782, nilai rata-rata sebesar 0.14197 dan niali standar deviasi 0.180589. d.) Variabel Perubahan Laba dalam tabel menunjukkan bahwa jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini dari tahun 2009-2011 sebanyak 36, dengan nilai minimumnya -0.799 dan nilai maksimumnya 7.527, nilai rata-rata sebesar 0.65057 dan nilai standar deviasi 1.402981. C. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Data Normalitas Untuk menguji apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak, dapat diketahui dengan menggunakan hipotesis sebagai berikut Ho : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal Dasar dalam pengambilan keputusan untuk menentukan data berdistribusi normal atau tidak sebagai berikut : a. Nilai Asymp. Sig (2-tailed) > 0,05 maka data berdistribusi normal b. Nilai Asymp. Sig (2-tailed) < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal
44 Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian yaitu data yang mempunyai distribusi normal. Dari pengujian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 36 Normal Parameters a Mean.0000000 Std. Deviation.49100728 Most Extreme Differences Absolute.121 Positive.121 Negative -.119 Kolmogorov-Smirnov Z.728 Asymp. Sig. (2-tailed).663 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data Sumber : Hasil Penelitian, diolah dengan program SPSS 16.0 Dari tabel 4.2 diatas terlihat bahwa nilai signifikansi (sig) dari unstandardized residual tersebut > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data penilaian ini berdistribusi secara normal. Hal ini menunjukkan Ha ditolak dan Ho diterima, yang berarti data berdistribusi normal.
45 2. Uji Multikolinearitas Menunjukkan bahwa antara variabel independen mempunyai hubungan langsung (korelasi) yang sangat kuat. Multikolinearitas terjadi jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih besar dari 10 atau nilai Tolerance lebih kecil dari 0,10. Hipotesa Multikolinearitas : Jika VIF > 10 atau TOL < 0,10 maka Ho ditolak, ada multikolinearitas Jika VIF < 10 atau TOL > 0,10 maka Ho diterima, tidak ada multikolinearitas Dari hasil pengolahan data statistic diperoleh tabel pengujian multikolinearitas sebagai berikut ; Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolonieritas Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics Model 1 (Constant) B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF 1.150 0.90 12.757.000 SQRT_CR -.154.063 -.115-2.459.020.928 1.078 TATO -.168.036 -.221-4.729.000.928 1.078 SQRT_NPM 1.000.049.927 20.538.000 1.000 1.000 a. Dependent Variable: SQRT_Perubahan Laba Sumber : Hasil Penelitian, dioalah dengan program SPSS 16.0 Berdasarkan data dari 4.3 diatas, angka yang di didapat dalam kolom Tolerance untuk variabel Current Ratio, Total Asset Turn Over dan Net Profit Margin berturut-turut adalah 0.928, 0.928, dan 1.000, dan VIF
46 untuk variabel Current Ratio, Total Asset Turn Over dan Net Profit Margin berturut-turut adalah 1.078, 1.078 dan 1.000. Dan dapat diketahui bahwa ketiga variabel independen mempunyai nilai VIF kurang dari batas maksimal 10 atau nilai Tolerance lebih dari 0.10. Sehingga Ho diterima, artinya seluruh variabel independen yang digunakan pada model persamaan regresi tidak menunjukkan gejala collinearitas (tidak ada hubungan yang sangat kuat antara variabel independen). Dengan demikian asumsi atas multikolinearitas pada model persamaan regresi terpenuhi. 3. Uji Autokorelasi Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1.967 a.935.929.14144 2.073 a. Predictors: (Constant), Unstandardized Residual, TATO, SQRT_CR b. Dependent Variable: SQRT_Perubahan_laba
47 Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan SPSS 16 pada tabel 4.4 nilai DW berada diantara 1,55 sampai dengan 2,46, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi pada persamaan regresi penelitian ini. 4. Uji Heteroskedastisitas Berikut adalah hasil pengujian heteroskedatisitas dengan scatterplot : Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas Dependen Variabel : Perubahan Laba Berdasarkan gambar scatterplot di atas dapat diketahui bahwa tidak terdapat permasalahan heteroskedatisitas karena tidak terdapat pola yang jelas pada gambar tersebut dan titik-titik menyebar secara acak baik diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi terbebas dari asumsi klasik heteroskedatisitas.
48 D. Analisis Regresi Linier Berganda Dengan menggunakan analisis regresi linier berganda pada program SPSS (Statistic Product & service Solution) diperoleh persamaan regresi untuk mengetahui perubahan laba dengan variabel independen current ratio, total asset turn over dan net profit margin yaitu sebagai berikut : Tabel 4.5 Hasil Uji Regresi Berganda Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1(Constant) 1.150.090 12.757.000 SQRT_CR -.154.063 -.115-2.459.020 TATO -.168.036 -.221-4.729.000 SQRT_NPM 1.000.049.927 20.538.000 a. Dependent variabel : SQRT_Y (PerubahanLaba) Sumber : Hasil Penelitian, dioalah dengan program SPSS 16.0 Dari tabel uji regresi berganda diatas maka diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut : Y = 1.150 0.154 SQRT_CR 0.168 TATO + 1.000 SQRT_NPM Dimana : Y = Perubahan Laba SQRT_CR TATO = Current ratio = Total Asset Turn Over SQRT_NPM = Net profit Margin Keterangan Koefisien Regresi :
49 1) Konstanta sebesar 1.150 menyatakan bahwa jika terdapat rasio Current Ratio, Total Asset Turn Over dan Net Profit margin pada suatu perusahaan, maka perubahan laba satu tahun kedepan diprediksi konstan sebesar 1.150 2) Koefisien regresi -0.154 menyatakan variabel CR memiliki pengaruh yang berlawanan terhadap perubahan laba yaitu setiap kenaikan current ratio satuan akan menurunkan perubahan laba sebesar 0.154 dengan asumsi variabel konstan. 3) Koefisien regresi -0.168 menyatakan variabel TATO memiliki pengaruh yang berlawanan terhadap perubahan laba yaitu setiap kenaikan Total Asset Turn Over satuan akan menurunkan perubahan laba sebesar 0.168 dengan asumsi variabel konstan. 4) Koefisien regresi 1.000 menyatakan bahwa setiap penambahan 1% Net Profit Margin (NPM) akan meningkatkan perubahan laba sebesar 1.000 %. 1. Uji Koefisien Determinasi (R²) Koefisien determinasi (R²) berguna untuk mengukur seberapa besar peranan variabel independen (CR,TATO dan NPM) secara bersamasama menjelaskan perubahan yang terjadi pada variabel dependen (Perubahan Laba). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini
50 Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1.967 a.935.929.14144 a. Predictors: (Constant), SQRT_NPM) SQRT_X1 CR, TATO b. Dependent Variable: SQRT_Perubahan Laba Sumber : Hasil Penelitian, dioalah dengan program SPSS 16.0 Dari tabel diatas diketahui bahwa koefisien determinasi (R Square) sebesar 0.935 atau sebesar 93,5%. hal ini berarti 93,5% dari variabel perubahan laba dipengaruhi oleh variabel current ratio (CR), total asset turn over (TATO) dan net profit margin (NPM). Sedangkan sisanya sebesar 6,5% dipengaruhi oleh variabel-variabel (faktor-faktor atau rasio keuangan) yang lain atau diluar variabel yang diteliti. 2. Uji Serentak dengan F-Test Untuk menguji apakah pengaruh dari variabel independen signifikan atau tidak dapat dilakukan dengan uji signifikansi. Hasil pengolahan data dapat dilihat pada Tabel 4.7
51 Hasil Uji Simultan F-Test Tabel 4.7 ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 9.185 3 3.062 153.042.000 a Residual.640 32.020 Total 9.825 35 a. Predictors: (Constant) SQRT_NPM, TATO, SQRT_CR b. Dependent Variable: SQRT_Perubahan_laba Dari uji ANOVA atau uji F test menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar 153.042 sedangkan Ftable sebesar 2.90 dengan df pembilang = 3, df penyebut = 32 dan taraf signifikan α = 0.05 sehingga Fhitung > Ftable. Yaitu 153.042 > 2.90 Dengan demikian maka Ho ditolak dan H1 diterima. Artinya terdaftar pengaruh secara signifikan antara current ratio (CR), total asset turn over (TATO), dan net profit margin (NPM) secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap perubahan laba sebagai variabel dependen. Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa tingkat signifikansi sebesar 0.000 lebih kecil dari taraf yang ditentukan α = 0.05 mengindikasikan bahwa CR, TATO dan NPM secara bersama-sama berpengaruh signifikansi terhadap perubahan laba.
52 3. Uji Parsial dengan T-Test T-test bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh masing-masing variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Tabel 4.8 Hasil Uji Parsial T-Test Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1(Constant) 1.150.090 12.757.000 SQRT_X1 -.154.063 -.157-2.459.020 TATO -.168.036 -.221-4.729.000 SQRT_X3 1.000.049.927 20.538.000 a. Dependen Variabel : SQRT_Perubahan Laba Sumber : Hasil penelitian, dioalah dengan program SPSS 16.0 Dari tabel diatas diketahui bahwa Current Ratio (CR) memiliki thitung sebesar -2.459 sedangkan ttabel sebesar 2.036 sehingga thitung < ttabel dengan profitabilitas signifikansi untuk variabel CR sebesar 0.020 lebih kecil daripada taraf signifikansi 0.05. sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial CR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan laba. Dan menandakan Ho diterima Ha ditolak.
53 Nilai untuk total asset turn over (TATO) adalah sebesar -4.729 sedangkan ttabel sebesar 2.036 sehingga thitung > ttabel dengan profitabilitas signifikansi sebesar 0.000. sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial TATO berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan laba. Nilai untuk net profit margin (NPM) adalah sebesar 20.538 sedangkan ttabel sebesar 2.036 sehingga thitung > ttabel dengan profitabilitas signifikansi sebesar 0.000 sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial NPM bepengaruh secara signifikan terhadap perubahan laba. E. Pembahasan Dalam penelitian ini yaitu pengaruh perubahan laba dengan menggunakan current ratio (CR), total asset turn over (TATO) dan net profit margin (NPM) sebagai variabel bebas. Dari hasil pengujian statistik diperoleh hasil bahwa antara current ratio (CR), total asset turn over (TATO) dan net profit margin (NPM) sebagai variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Dengan nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0.935 yang berarti bahwa 93,5% perubahan laba dapat dijelaskan oleh ketiga variabel independen. Dari persentase yang tergolong rendah tersebut menunjukkan bahwa masih terdapat pengaruh dari faktor lain atau faktor diluar variabel yang diteliti.
54 Secara simultan dengan uji F menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar 153.042 sedangkan Ftable sebesar 2.91 dengan taraf signifikan α = 0.05 sehingga Fhitung > Ftable. Dengan demikian ma Ho ditolak dan H1 diterima. Artinya terdapat pengaruh secara signifikan antara current ratio (CR), total asset turn over (TATO) dan net profit margin (NPM) secara simultan atau bersama-sama terhadap perubahan laba. Terlihat pula tingkat signifikansi sebesar 0.000 lebih kecil dari taraf yang ditentukan α =0.05 mengindikasikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara CR, TATO dan NPM secara bersama-sama terhadap perubahan laba. Secara parsial dengan uji t variabel current ratio (CR) terhadap perubahan laba diperoleh suatu gambaran bahwa CR memiliki thitung sebesar -2.459 sedangkan ttabel sebesar 2.036 dengan tingkat signifikansi 0.020 lebih kecil daripada taraf signifikansi 0.05. Dengan kata lain current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh meriewaty dan Setyani (2005) yang menyatakan CR berpengaruh signifikan dan positif terhadap perubahan laba. Ketidaksesuaian hasil ini dipengaruhi oleh faktor antara lain seperti adanya persediaan bahan baku dan barang dalam proses yang tidak siap utuk dijual yang terdapat dalam current asset, sehingga besarnya komponen ini akan meningkatkan CR tetapi tidak menghasilkan laba karena perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk memproses persediaan tersebut menjadi barang jadi yang siap untuk dijual. Hal yang lainnya adalah hasil penjualan, laba dan perubahan-perubahan kondisi
55 operasi perusahaan tidak dipertimbangkan sehingga kurang mencerminkan laba yang direalisasikan di masa yang akan datang. Pengaruh current ratio (CR) adalah negative. Dimana CR tinggi cenderung mengalami penurunan perubahan laba dan CR rendah cenderung mengalami peningkatan perubahan laba. Secara parsial dengan uji t variabel total asset turn over (TATO) terhadap perubahan laba menunjukkan bahwa total asset turn over memiliki thitung sebesar -4.729 sedangkan ttabel sebesar 2.036 dengan tingkat signifikansi 0.000 lebih kecil daripada taraf signifikansi 0.05 dengan kata lain total asset turn over berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Syamsudin dan Ceky Primayuta (2009) yang menyatakan bahwa total asset turn over mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. dari data penelitian dapat dilihat bahwa penyebab total asset turn over berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba adalah efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva tetapnya. Secara parsial dengan uji t variabel net profit margin (NPM) terhadap perubahan laba menunjukkan bahwa net profit margin memiliki thitung sebesar 20.538 sedangkan ttabel sebesar 2.036 dengan tingkat signifikansi 0.000 yang artinya lebih kecil dari taraf signifikansi 0.05. Dengan kata lain net profit margin berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Net Profit Margin menunjukkan sejauh mana perusahaan
56 dapat menghasilkan / meningkatkan pada tingkat penjualan tertentu. Maka jika perusahaan dapat menjual barang / jasa lebih tinggi maka laba ynag dihasilkan perusahaan juga semakin besar. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikatakan oleh Agnes Sawir menyatakan bahwa pendapatan yang dihasilkan oleh penjualan selain dapat menutup biaya-biaya operasional perusahaan, juga dapat membayar biaya bunga serta angsuran dari hutang jangka panjang yang ditanggung perusahaan sehingga perusahaan dapat menghasilkan laba lebih optimal. Hal ini dapat membuktikan bahwa NPM mempunyai hubungan positif yang signifikan secara statistic terhadap perubahan laba, yang berarti kenaikan NPM akan menaikkan perubahan laba secara signifikan.