POLA DAN PROSES KONSUMSI AIR MASYARAKAT PERMUKIMAN SEPANJANG SUNGAI JAJAR DI KABUPATEN DEMAK (Kecamatan Demak Kecamatan Kebonagung) TUGAS AKHIR

dokumen-dokumen yang mirip
PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH BAGI MASYARAKAT DI PERUMNAS PUCANGGADING TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kelangsungan hidup

I. PENDAHULUAN. dengan tidak mengorbankan kelestarian sumberdaya alam itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air sangat dibutuhkan oleh semua mahkluk hidup tanpa terkecuali

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Yuliyanti,2013

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. wilayah yang merupakan daerah Non-CAT. Sehingga tidak terdapat air tanah

2016 TINGKAT PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment)

2015 PROYEKSI KEBUTUHAN AIR BERSIH PENDUDUK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU SAMPAI TAHUN

MENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011)

PENENTUAN DAERAH PRIORITAS PELAYANAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH DI KECAMATAN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT TUGAS AKHIR

STUDI DAERAH RAWAN AIR SEBAGAI PERTIMBANGAN PRIORITAS PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

1.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam siklus hidrologi, jatuhnya air hujan ke permukaan bumi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Muka bumi yang luasnya ± juta Km 2 ditutupi oleh daratan seluas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Muhammad Fauzi, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Bumi yang terbentuk dengan proporsi jumlah perairan yang lebih luas

POLA PIKIR YANG HARUS DI RUBAH. DJOKO SURYANTO Hp

Karakteristik Air. Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017

KAJIAN KEMAMPUAN DAN KEMAUAN MASYARAKAT KOTA LUBUK BASUNG DALAM MENDAPATKAN PELAYANAN AIR BERSIH

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.1. tetap

2014 KAJIAN KUALITAS AIR TANAH DI SEKITAR KAWASAN BUDIDAYA IKAN PADA KERAMBA JARING APUNG DI WADUK JATILUHUR KABUPATEN PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya

PEDOMAN TEKNIS PENENTUAN NILAI PEROLEHAN AIR DARI PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH DALAM PENGHITUNGAN PAJAK PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5%

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki 17,504 pulau dengan luas wilayah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Amilia Widya, 2013

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PDAM Tirtawening Kota Bandung Sumber :Pambdg.co.id (di akses pada tanggal 21 Agustus 2015)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan mahkluk hidup. Kebutuhan

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan air tersebut dapat diperoleh dari berbagai macam sumber,

BAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KAJIAN ALTERNATIF PENYEDIAAN AIR BAKU UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA PERIKANAN DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard km 3 : 97,5% adalah air


BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

kuantitas sungai sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan iklim komponen tersebut mengalami gangguan maka akan terjadi perubahan

BAB II TINJAUAN TEORI...

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Nomor : 1451 K/10/MEM/2000 Tanggal : 3 November 2000

BAB I PENDAHULUAN. air terbatas maka produksi pangan akan terhambat. Pada dasarnya permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang esensial bagi kebutuhan rumah tangga, pertanian,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DESAIN SISTEM JARINGAN DAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PEDESAAN (STUDI KASUS DESA WAREMBUNGAN)

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan pembangunan yang pesat di Kota Surabaya menyebabkan perubahan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB IV ANALISA TAPAK

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 5 KESIMPULAN TERHADAP EVALUASI KINERJA PENYEDIA AIR BERSIH PERPIPAAN DI KOTA KECIL (SOREANG DAN BANJARAN)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) D-157

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan ini manusia membutuhkan air baik untuk rumah tangga maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DI PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik

PENGARUH PENURUNAN KAPASITAS ALUR SUNGAI PEKALONGAN TERHADAP AREAL HUNIAN DI TEPI SUNGAI TUGAS AKHIR

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

BAB I PENDAHULUAN. Sumberdaya air bersifat dinamis dalam kualitas dan kuantitas, serta dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. letaknya ini, matahari dapat bersinar di wilayah Indonesia selama 12 jam per

V. EVALUASI KINERJA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dalam mengukur kinerja PDAM Kabupaten Sukabumi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan penduduk dan kebutuhan manusia seiring dengan

LAPORAN PENELITIAN KELOMPOK BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL TAHUN 2015 JUDUL:

PENGELOLAAN SUMBER AIR BERSIH SECARA PARTISIPATIF DI GUNUNG MERBABU TUGAS AKHIR. Oleh: DAHNIAR YUDHA ERIYANTO L2D

2016 EVALUASI LAJU INFILTRASI DI KAWASAN DAS CIBEUREUM BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk dan pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. 31 km di atas area seluas 1145 km² di Sumatera Utara, Sumatera, Indonesia. Di

BAB I PENDAHULUAN. seluruh mahluk hidup yang ada di bumi ini. Dalam pemenuhan air tersebut

FENOMENA PENGELOLAAN PRASARANA DI KAWASAN PERBATASAN

OPINI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN SUNGAI DI DAERAH HILIR SUNGAI BERINGIN KOTA SEMARANG

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Tabel 1.1: Persentase Rumah Tangga dengan Sumber Air Minum Bukan Leding menurut Provinsi untuk Wilayah Pedesaan. Perdesaan

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari lapisan tanah yang relatif dekat dengan permukaan tanah, oleh karena

KESESUAIAN PEMANFAATAN LAHAN WILAYAH PESISIR KABUPATEN DEMAK TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia terletak di daerah tropis merupakan negara yang mempunyai ketersediaan air yang cukup.

Bab 4. Hasil Penelitian, Analisis, dan Pembahasan

I. PENDAHULUAN. manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemanfaatan tersebut apabila

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air bersih merupakan kebutuhan dasar bagi manusia sehingga menjadi hal

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 30 TAHUN 2014

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tradisi yang melekat dalam dinamika masyarakat. Air merupakan sumber daya yang

Transkripsi:

POLA DAN PROSES KONSUMSI AIR MASYARAKAT PERMUKIMAN SEPANJANG SUNGAI JAJAR DI KABUPATEN DEMAK (Kecamatan Demak Kecamatan Kebonagung) TUGAS AKHIR Oleh : MAYANG HAPSARI L2D 304 158 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2007

ABSTRAK Penyediaan fasilitas air bersih perkotaan di Kabupaten Demak masih minim sekali jumlahnya, dari 247 desa/kelurahan yang ada hanya 43 desa yang mampu dijangkau (Suara Merdeka, 24 Februari 2005). Fenomena tersebut ditemui juga pada wilayah studi, yaitu permukiman sepanjang Sungai Jajar, Kabupaten Demak (Kecamatan Demak Kecamatan Kebonagung). Pelayanan air PDAM baru dapat diterima oleh penduduk di sebelah barat sungai saja. Selebihnya masyarakat permukiman harus memenuhi kebutuhan air rumah tangga melalui sumber alternatif lain secara mandiri. Meskipun demikian, masyarakat yang wilayah tempat tinggalnya sudah dilalui jaringan pipa air PDAM, tidak semuanya sudah memanfaatkan fasilitas tersebut. Sebagian masyarakat masih ada yang lebih menyukai menggunakan sumber air selain PDAM untuk memenuhi kebutuhan air rumah tangga. Fenomena tersebut memunculkan satu pertanyaan yang menjadi dasar dari penelitian ini yaitu Bagaimana Pola dan Proses Konsumsi Air Masyarakat Permukiman Sepanjang Sungai Jajar di Kabupaten Demak?. Perlunya dilakukan pengkajian pola dan proses konsumsi air ini adalah untuk mendapatkan gambaran penyediaan dan pemenuhan kebutuhan air masyarakat, yang selanjutnya dapat menjadi masukan pemecahan masalah sarana prasarana air rumah tangga dan pengelolaan sumber daya air di wilayah studi. Pendekatan kualitatif dipilih karena peneliti ingin menilai kemungkinan adanya hal-hal tidak terukur seperti kepercayaan, cara pandang, persepsi maupun tradisi/kebiasaan masyarakat, yang mempengaruhi pola dan proses konsumsi air masyarakat. Area sampling dibagi ke dalam dua wilayah yaitu urban dan nonurban, karena diduga perbedaan status sosial akan berpengaruh dalam penentapan standar hidup, preferensi dan kebutuhan masyarakat memenuhi fasilitas lingkungan. Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah menganalisis pola dan proses konsumsi air masyarakat, melalui beberapa langkah sasaran yaitu identifikasi karakteristik sosial ekonomi masyarakat, identifikasi karakteristik konsumsi air masyarakat, analisis proses konsumsi air masyarakat serta analisis pola konsumsi air masyarakat. Hasil seluruh kegiatan selanjutnya menjadi dasar dalam penyusunan rekomendasi studi. Hasilnya diketahui bahwa secara keruangan pola dan proses konsumsi air masyarakat ditentukan oleh tersedia tidaknya jaringan PDAM serta jarak tempat tinggal terhadap sungai. Bagi masyarakat yang belum terjangkau PDAM dan bertempat tinggal jauh dari Sungai Jajar, perolehan air menjadi masalah karena yang tersedia hanyalah air tanah dalam, meski ketersediaannya tidak terpengaruh musim tetapi ratarata berasa asin. Segi pendekatan sosial yang ditinjau dari status sosial masyarakat dan tingkat pendidikan, menunjukkan kurang adanya pengaruh dalam membentuk pemahaman konsumsi air masyarakat. Hal ini ditunjukan dari preferensi, tingkat dan proses konsumsi air masyarakat yang rata-rata masih banyak kesamaan meskipun pada tingkat sosial berbeda. Pola dan proses konsumsi air masyarakat lebih banyak ditentukan karena ketidaktersediaan fasilitas air PDAM, kondisi pelayanan PDAM, kebiasaan masyarakat menggunakan air sungai yang telah berlangsung sejak lama dan kemampuan ekonomi keluarga. Animo cukup besar menggunakan air PDAM terjadi pada masyarakat berpendapatan tinggi, mereka berpendapat kualitas air PDAM lebih baik dibandingkan air dari sumber alternatif yang diolah secara mandiri. Resiko biaya pengeluaran air menjadi lebih besar jika menggunakan air PDAM bukan suatu masalah bagi masyarakat berpendapatan tinggi. Kemampuan mereka membayar besar biaya dari jumlah air yang dikonsumsi juga mendorong untuk bertindak boros memakai air. Hanya saja kondisi pelayanan PDAM yang belum optimal menyebabkan rendahnya respon positif terhadap air PDAM. Masyarakat ekonomi lemah mengatur kegiatan konsumsi air sedemikian rupa agar tidak memberatkan biaya pengeluaran rumah tangga. Pendekatan waktu ditandai dengan adanya perubahan iklim pada musim penghujan dan musim kemarau yang menyebabkan perubahan kondisi kualitas dan ketersediaan beberapa jenis sumber air, sehingga terjadi perbedaan intensitas serta proses konsumsi air masyarakat. Sehubungan dengan kecenderungan pola dan proses konsumsi air masyarakat di permukiman sepanjang Sungai Jajar yang banyak dipengaruhi oleh adat kebiasaan masyarakat mengkonsumsi sumber air alternatif, maka perlu di rekomendasikan pemberian pengetahuan kepada masyarakat mengenai proses konsumsi air secara sehat, mudah, murah tetapi tidak merugikan lingkungan; serta sosialisasi perilaku dan kebiasaan yang bersahabat dengan lingkungan. Meningkatkan respon positif dan dukungan masyarakat terhadap pelayanan PDAM dengan meningkatkan kinerja, kuantitas, kualitas dan kontinuitas produk air bersih. Penambahan instalasi sambungan rumah tangga PDAM terutama pada daerah yang jauh dari Sungai Jajar dan kualitas sumber air tanahnya kurang baik, serta kepada masyarakat berekonomi mampu. Kata kunci : Pola, Proses, Konsumsi, Air, Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Pemilihan Studi Pemenuhan kebutuhan air merupakan hak dasar bagi setiap mahluk hidup, karena di bumi semua mahluk menggantungkan hidupnya pada air tanpa kecuali. Dengan kata lain, air merupakan material yang membuat kehidupan terjadi di bumi (Kodoatie et al, 2002:39). Manusia sebagai salah satu mahluk hidup membutuhkan air sebagai salah satu sumber kehidupan. Manusia dapat saja bertahan beberapa waktu tanpa makanan, namun dalam jangka waktu yang sama tanpa adanya air manusia akan mati. Oleh karena itu air menjadi kebutuhan pokok dan berperan penting bagi kelangsungan kehidupan alam ini. Hampir 70% permukaan bumi ini terdiri atas air. Setiap harinya air itu akan selalu mengalami perubahan yang disebut siklus hidrologi. Adanya penyinaran matahari menyebabkan air yang ada di permukaan bumi akan mangalami proses penguapan dan membentuk uap air. Uap air di udara semakin lama akan terakumulasi dan membentuk awan. Hembusan angin akan membawa awan bergerak semakin tinggi dan temperatur udara akan semakin rendah. Uap air dalam bentuk awan tersebut akan mengalami sublimasi dan akhirnya jatuh sebagai titik hujan. Air hujan yang turun sebagian akan meresap ke dalam tanah mejadi air tanah dan sebagian lagi mengalir diatas permukaan tanah menjadi air permukaan. Jumlah air di muka bumi relatif konstan meskipun air mengalami pergerakan arus, tersirkulasi karena pengaruh cuaca dan mengalami perubahan bentuk fisis (Wardhana, 1995:134). Dari 100% jumlah air yang tersedia di bumi tidak seluruhnya dapat dimanfaatkan manusia. Sebagian besar air di bumi merupakan air laut dan hanya sekitar 3% saja yang berupa air yang dapat didayagunakan, itu pun tidak sampai 1% yang bisa dikonsumsi oleh makhluk hidup sedangkan sisanya merupakan air tanah yang dalam atau berupa es di daerah Kutub (Media Transparansi Indonesia, 1999). Jumlah yang terbatas ini mengharuskan kita untuk selalu bijak dalam memanfaatkannya agar keberlanjutannya dapat terjaga. Total air di bumi (100%) air tawar (3%) Sumber : Modifikasi Miller, 1992 air tawar yang tersedia (0,5%) air tawar yang memadai bagi konsumsi manusia (0,003%) Gambar 1. 1 Prosentase Ketersediaan Air Tawar Di Bumi Dengan Kualitas Yang Memadai Bagi Konsumsi Manusia

2 Indonesia memiliki potensi sumberdaya air yang luar biasa kaya, bahkan dua pertiga luas Indonesia berupa air yang terdiri dari lautan, sungai, danau. Pada kenyataannya dengan potensi sumber daya air yang melimpah, cakupan pelayanan air bersih perkotaan di Indonesia ternyata masih sangat rendah. Belum seluruh penduduk perkotaan dapat menikmati fasilitas jaringan air bersih dari PDAM. Pelanggan air minum perkotaan yang baru mampu dilayani adalah sebanyak 50% dari total kebutuhan air bersih penduduk Indonesia (Dirjen Cipta Karya, DPU, 1998). Misalnya saja Provinsi DKI Jakarta yang merupakan kota metropolitan, jumlah penduduk yang terlayani air bersih baru sekitar 54% atau 5.132.425 jiwa pada tahun 2002 (PDAM Jakarta). Selebihnya masyarakat Kota Jakarta memperoleh sumber air minum dari air tanah, air kemasan, atau dari penjual air keliling. Pengalaman yang kurang lebih sama dapat ditemui di Kabupaten Demak. Prasarana air bersih dari PDAM yang berperan sebagai pemasok air bersih utama perkotaan, belum sepenuhnya dapat diharapkan masyarakat. Hingga saat ini kebutuhan air rumah tangga yang dapat dijangkau oleh sambungan PDAM Kabupaten Demak baru 43 desa dari 247 desa/kelurahan yang ada (Suara Merdeka, 24 Februari 2005). Kondisi ini yang kemudian menjadi salah satu penyebab timbulnya keanekaragaman bentuk pemenuhan kebutuhan air rumah tangga di Kabupaten Demak. Pelayanan prasarana air bersih perkotaan yang belum merata menyebabkan masyarakat rumah tangga memenuhi kebutuhan air melalui sumber alternatif lainnya. Selain air PDAM, masyarakat Kabupaten Demak pada umumnya memenuhi kebutuhan air secara mandiri yang diperoleh dari air permukaan (sungai), air sumur gali (shallow well) dan air sumur dalam (deep well). Hal ini pulalah yang melatarbelakangi pemilihan studi, yaitu karena berbagai masalah kesulitan perolehan air bersih yang dihadapi masyarakat di Kabupaten Demak merupakan masalah endemik yang sudah lama terjadi. Perlunya melakukan pengkajian Pola dan Proses Konsumsi Air Masyarakat adalah untuk mendapatkan gambaran penyediaan dan pemenuhan kebutuhan konsumsi air masyarakat, yang diharapkan dapat menjadi masukan pemecahan masalah sarana prasarana air bersih di wilayah studi. Masyarakat menjadi fokus utama pengamatan dengan tujuan agar pemecahan masalah yang dirumuskan mempertimbangkan kebutuhan dan kondisi masyarakat sebagai sasaran utama pelayanan kota. 1. 2 Rumusan Masalah Penyediaan air bersih merupakan salah satu bentuk pelayanan kota, dimana di Indonesia wewenang tersebut dijalankan oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) sebagai pemasok air bersih utama di perkotaan. Akan tetapi kinerja dan pelayanan PDAM dalam meyediakan air bersih selama ini masih dinilai banyak kalangan belum optimal. Permasalahannya tidak hanya berkaitan dengan kuantitas atau banyaknya jumlah air yang disediakan PDAM, namun juga kualitas air

3 bersih yang ada dan kontinuitas penyediaannya. Seringkali air mengalir hanya pada waktu-waktu tertentu, tidak lancar, masih berbau kaporit dan sebagainya. Manakala penyediaan air bersih perkotaan tidak mencapai target pelayanan yang diharapkan maka timbul berbagai permasalahan pemenuhan kebutuhan air masyarakat. Belum optimalnya pelayanan PDAM juga terjadi di kawasan permukiman sepanjang Sungai Jajar, Kabupaten Demak. Terdapat ketimpangan dalam penyediaan air bersih di kawasan tersebut karena jangkauan pipa PDAM yang belum mampu merata melayani seluruh warga masyarakat. Jaringan air PDAM saat ini baru dapat diterima oleh warga yang tinggal di Kecamatan Demak, dan sebagian kecil warga yang tinggal di Kecamatan Wonosalam bagian barat. Sementara bagi warga yang tinggal di Kecamatan Wonosalam bagian timur, Kecamatan Dempet dan Kecamatan Kebonagung sama sekali belum dapat terlayani jaringan air PDAM. Pemenuhan kebutuhan air rumah tangga yang berkembang dalam masyarakat kawasan permukiman sepanjang Sungai Jajar menjadi cukup beragam. Ada warga masyarakat yang sudah menggunakan air PAM, ada yang memperoleh ketersediaan air melalui pengambilan air tanah maupun menggunakan air dari Sungai Jajar. Namun ternyata fenomena di lapangan menunjukkan adanya fakta lain, bahwa masih banyak juga masyarakat yang menggunakan air sumur atau sungai sekalipun di wilayah tempat tinggalnya telah dilalui jaringan PDAM. Kecenderungan perilaku masyarakat inilah yang ingin dikaji lebih dalam pada penelitian. Mengapa masyarakat bertindak demikian, seperti apa variasi penyediaan dan pemenuhan kebutuhan air lainnya yang dilakukan masyarakat, permasalahanpermasalahan apa yang dihadapi masyarakat dalam kaitannya memenuhi kebutuhan air rumah tangga, dan sebagainya. Seluruh pertanyaan tersebut dirangkum dalam sebuah pertanyaan yang mendasari penelitian yaitu Bagaimana Pola dan Proses Konsumsi Air Masyarakat Permukiman Sepanjang Sungai Jajar (Kec.Demak- Kec.Kebonagung) di Kabupaten Demak? Air Sungai Jajar sendiri sangat penting artinya bagi masyarakat Kabupaten Demak, selain dimanfaatkan sebagai sumber air alternatif masyarakat secara mandiri, juga sebagai sumber pengairan sawah dan ladang dibawah pengawasan Dinas Kimpraswil serta sebagai sumber air baku utama yang dikelola PDAM Kabupaten Demak. Mengingat banyaknya pihak yang berkepentingan atas pemanfaatan air Sungai Jajar dan rawannya terjadi perembesan air laut di daerah pesisir, maka studi ini pun menjadi sangat penting artinya bagi keberlanjutan sumber daya air di Kabupaten Demak. Melalui studi ini diharapkan dapat lebih awal dirumuskan tindakan-tindakan perlindungan sumberdaya air. Dalam pemanfaatan sumberdaya alam perlu diperhatikan, terutama kaitannya dengan pemanfaatan sumber air alternatif sebagai pemecahan keterbatasan penyediaan air rumah tangga, masyarakat harus melakukan secara komprehensif dan berdasarkan prinsip keseimbangan antara kebutuhan, ketersediaan dan keberlanjutan (Mislan, 1999).