Gambaran Kadar Trombosit, Besar Limpa dan Kadar Albumin Serum pada Pasien Sirosis Hati dengan Varises Esofagus

dokumen-dokumen yang mirip
Gambaran Jumlah Trombosit Berdasarkan Berat Ringannya Penyakit pada Pasien Sirosis Hati dengan Perdarahan di RSUP Dr. M.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. varises pada pasien dengan sirosis sekitar 60-80% dan risiko perdarahannya

BAB 1 PENDAHULUAN. pemeriksaan rutin kesehatan atau autopsi (Nurdjanah, 2014).

Gambaran Derajat Varises Esofagus Berdasarkan Beratnya Sirosis Hepatis

HUBUNGAN SKOR APRI DENGAN DERAJAT VARISES ESOFAGUS PASIEN SIROSIS HATI KARENA HEPATITIS B

PROFIL PASIEN SIROSIS HATI YANG DIRAWAT INAP DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE AGUSTUS 2012 AGUSTUS 2014

HUBUNGAN TROMBOSITOPENIA, HIPOALBUMINEMIA, DAN SPLENOMEGALI SEBAGAI PREDIKTOR VARISES ESOFAGUS PADA PASIEN SIROSIS HATI DI RSUD DR. SOEDARSO PONTIANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sirosis hati merupakan stadium akhir dari penyakit. kronis hati yang berkembang secara bertahap (Kuntz, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. arsitektur hepar dan pembentukan nodulus regenatif (Nurdjanah, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kesembilan di Amerika Serikat, sedangkan di seluruh dunia sirosis menempati urutan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. arsitektur hati dan pembentukan nodulus regeneratif (Sherlock dan Dooley,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit hati menahun dan sirosis merupakan penyebab kematian kesembilan di

Gambaran gangguan hemostasis pada penderita sirosis hati yang dirawat di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou periode Agustyus 2013 Agustus 2015

Pengukuran Hipertensi Portal dengan Metode Invasive (HVPG) dan Non Invasive (Fibroscan, Spleen size)

PROPORSI DAN KARAKTERISTIK PENYEBAB PERDARAHAN SALURAN CERNA BAHAGIAN ATAS BERDASARKAN HASIL PEMERIKSAAN ENDOSKOPI DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN

FAKTOR RISIKO TERKAIT PERDARAHAN VARISES ESOFAGUS BERULANG PADA PENDERITA SIROSIS HATI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO pada tahun 2002, memperkirakan pasien di dunia

GAMBARAN KLINIS PASIEN SIROSIS HATI: STUDI KASUS DI RSUP DR KARIADI SEMARANG PERIODE JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai bulan sesudah diagnosis (Kurnianda, 2009). kasus baru LMA di seluruh dunia (SEER, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Banyak pasien yang meninggal

Gambaran Esofagogastroduodenoskopi Pasien Hematemesis dan atau Melena di RSUP M Djamil Padang Periode Januari Desember 2013

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN SKOR APRI

GAMBARAN KLINIS PASIEN SIROSIS HATI: STUDI KASUS DI RSUP DR KARIADI SEMARANG PERIODE LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. hepatitis virus B dan C. Selain itu, faktor risiko lain yang dapat bersama-sama atau berdiri

Efektifitas Propranolol dibandingkan dengan Ligasi pada Pencegahan Primer Varises Esofagus Pasien Sirosis Hepatis

B A B I PENDAHULUAN. kesehatan global karena prevalensinya yang cukup tinggi, etiologinya yang

BAB I PENDAHULUAN. Sindrom klinik ini terjadi karena adanya respon tubuh terhadap infeksi, dimana

PERBEDAAN PENURUNAN TROMBOSIT PADA DEMAM BERDARAH DENGUE DERAJAT I DAN II DI RS BHAYANGKARA TRIJATA

BAB I PENDAHULUAN. kasus. Kematian yang paling banyak terdapat pada usia tahun yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit

ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH. FAKTOR RISIKO KEMATIAN PENDERITA SIROSIS HATI DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG TAHUN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

Berdasarkan data WHO (2004), sirosis hati merupakan penyebab kematian ke delapan belas di dunia, hal itu ditandai dengan semakin meningkatnya angka

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam mempertahankan hidup. Hati termasuk organ intestinal terbesar

BAB I PENDAHULUAN. macam, mulai dari virus, bakteri, jamur, parasit sampai dengan obat-obatan,

BAB I PENDAHULUAN. bentuk nodul-nodul yang abnormal. (Sulaiman, 2007) Penyakit hati kronik dan sirosis menyebabkan kematian 4% sampai 5% dari

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Bedah Digestif. rekam medik RSUP Dr. Kariadi Semarang.

Evidence Based Case Report Manfaat Klonidin pada Pasien Sirosis Hepatis dengan Asites

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan dan perekonomian dunia. Selama empat dekade terakhir

Frekuensi Hepatitis B dan Hepatitis C Positif pada Darah Donor di Unit Transfusi Darah Cabang Padang pada Tahun 2012

ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR RET HE, FE, DAN TIBC PADA PENDERITA ANEMIA DEFISIENSI FE DENGAN ANEMIA KARENA PENYAKIT KRONIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi

RINGKASAN. Penyakit hati kronis merupakan masalah kesehatan masyarakat, tetapi sering tidak diketahui, karena tidak menunjukkan gejala untuk

BAB V PEMBAHASAN. yang telah memenuhi jumlah minimal sampel sebanyak Derajat klinis dibagi menjadi 4 kategori.

PERBEDAAN TITER TROMBOSIT DAN LEUKOSIT TERHADAP DERAJAT KLINIS PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) ANAK DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA CARCINOMA MAMMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2012-DESEMBER 2013

HUBUNGAN JUMLAH TROMBOSIT DAN JUMLAH LEUKOSIT PADA PASIEN ANAK DEMAM BERDARAH DENGUE

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

Bab 1 PENDAHULUAN. tetapi sering tidak diketahui, karena tidak menunjukkan gejala untuk waktu

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

HUBUNGAN ANTARA PEMERIKSAAN KOLONOSKOPI PADA PASIEN KELUHAN BERAK DARAH DENGAN KEJADIAN TUMOR KOLOREKTAL DI RSUP DR.

ABSTRAK KORELASI ANTARA TOTAL LYMPHOCYTE COUNT DAN JUMLAH CD4 PADA PASIEN HIV/AIDS

ABSTRAK PREVALENSI KASUS ITP DI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE TAHUN

Hubungan Jumlah Trombosit, Hematokrit dan Hemoglobin dengan Derajat Klinik Demam Berdarah Dengue pada Pasien Dewasa di RSUP. M.

ANALISIS KADAR ALBUMIN SERUM TERHADAP ASPARTATE TRANSAMINASE

HUBUNGAN JUMLAH TROMBOSIT DAN JUMLAH LEUKOSIT PADA PASIEN ANAK DEMAM BERDARAH DENGUE

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Sirosis hati (SH) menjadi problem kesehatan utama di

RSUD GU U G JATI CIREBO

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN PASIEN MULTIPEL MIELOMA PADA BERBAGAI TAHAP PEMBERIAN KEMOTERAPI ( Studi Observasional di RSUP Dr. Kariadi Semarang )

HUBUNGAN TINGKAT KEPARAHAN SIROSIS HATI (BERDASARKAN SKOR CHILD PUGH

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. KHS terjadi di negara berkembang. Karsinoma hepatoseluler merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mengandung badan inklusi di darah tepi menyebabkan anemia pada

AKIBAT PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PORTAL TERHADAP EPISODE KEJADIAN HEMATEMESIS-MELENA

PERBANDINGAN KADAR RET HE, FE, DAN TIBC PADA PENDERITA ANEMIA DEFISIENSI FE DENGAN ANEMIA KARENA PENYAKIT KRONIS

Perbedaan Kadar Hb Pra dan Post Hemodialisa pada Penderita Gagal Ginjal Kronis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

HUBUNGAN KOMPLIKASI, SKOR CHILD-TURCOTTE, DAN USIA LANJUT SEBAGAI FAKTOR RISIKO KEMATIAN PADA PASIEN SIROSIS HATI DI RSUD DR.SOEDARSO PONTIANAK TAHUN

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract PENDAHULUAN. Nitari Rahmi 1, Irvan Medison 2, Ifdelia Suryadi 3

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA HEPATITIS B DI RUMAH SAKIT SANTO YUSUP BANDUNG TAHUN 2014

portal, ascites, spontaneous bacterial peritonitis (SBP), varises esofagus, dan ensefalopati hepatik (EASL, 2010). Menurut Doubatty (2009)

BAB IV METODE PENELITIAN. Dalam, Sub Bagian Gastroenterohepatologi.

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract. Vivit Erdina Yunita, 1 Afdal, 2 Iskandar Syarif 3

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DENGUE HAEMORRAGIC FEVER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL TAHUN 2011

PERBEDAAN KADAR ALBUMIN PADA PASIEN KANKER NASOFARING DENGAN BERBAGAI STADIUM (Studi Observasional di RSUP Dr Kariadi Semarang)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PREVALENSI NEFROPATI PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II YANG DIRAWAT INAP DAN RAWAT JALAN DI SUB BAGIAN ENDOKRINOLOGI PENYAKIT DALAM, RSUP H

ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL YANG DIRAWAT-INAP DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JULI JUNI 2005

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengambilan sampel penelitian dilakukan pada bulan Juni-Juli 2016 di bagian

sex ratio antara laki-laki dan wanita penderita sirosis hati yaitu 1,9:1 (Ditjen, 2005). Sirosis hati merupakan masalah kesehatan yang masih sulit

Manado

ABSTRAK ASPEK KLINIK PEMERIKSAAN ANTIGEN NS-1 DENGUE DIBANDINGKAN DENGAN HITUNG TROMBOSIT SEBAGAI DETEKSI DINI INFEKSI DENGUE

GAMBARAN HEMATOLOGI RUTIN, TES FUNGSI HATI, DAN TES FUNGSI GINJAL PADA PASIEN PREEKLAMPSIA, EKLAMPSIA, DAN HIPERTENSI GESTASIONAL DI RS

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract. Riche Anggresti 1, Nuzulia Irawati 2, Roza Kurniati 3

ABSTRAK HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP ANGKA KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA RUMAH SAKIT SUMBER KASIH CIREBON PERIODE JANUARI 2015 SEPTEMBER 2016

Universitas Sumatera Utara-RSUP-HAM Medan

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA KANKER PARU DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2011

Indrawati Bahar (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT

A 50 YEARS OLD MAN WITH CIRRHOSIS HEPATIS DEKOMPENSATA : CASE REPORT

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

4.6 Instrumen Penelitian Cara Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data Etika Penelitian BAB V.

BAB 1 PENDAHULUAN. nefrologi dengan angka kejadian yang cukup tinggi, etiologi luas, dan sering diawali

ABSTRAK GAMBARAN PAP SMEAR ABNORMAL DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2015

Transkripsi:

680 Artikel Penelitian Gambaran Kadar Trombosit, Besar Limpa dan Kadar Albumin Serum pada Pasien Sirosis Hati dengan Varises Esofagus Vella Paraditha 1, Saptino Miro 2, Eti Yerizel 3 Abstrak Varises esofagus merupakan komplikasi sirosis hati yang didiagnosis dengan endoskopi. Pada keadaan tertentu, pemeriksaan endoskopi tidak dapat dilaksanakan, sehingga diperlukan cara lain sebagai alternatif untuk menilai varises esofagus. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran kadar trombosit, besar limpa dan kadar albumin serum pasien sirosis hati pada berbagai derajat varises esofagus. Penelitian ini berupa deskriptif retrospektif dengan instrumen data rekam medik pasien sirosis hati dengan varises esofagus yang telah menjalani pemeriksaan fisik, laboratorium dan endoskopi di RSUP dr. M. Djamil Padang dari Januari 2010 sampai Juli 2012. Sampel yang didapatkan berjumlah 33 pasien. Sebagian besar pasien mengalami trombositopenia. Penurunan kadar trombosit tidak berhubungan dengan peningkatan derajat varises esofagus. Besar limpa pada sebagian besar pasien dengan varises esofagus derajat 1, 2, maupun 3 adalah S1. Seluruh pasien mengalami hipoalbuminemia. Penurunan kadar albumin serum tidak berhubungan dengan peningkatan derajat varises esofagus. Penelitian ini menunjukkan bahwa penurunan kadar trombosit dan kadar albumin serum tidak berhubungan dengan peningkatan derajat varises esofagus. Tidak terdapat perbedaan besar limpa yang signifikan antara pasien dengan varises esofagus derajat 1, 2, maupun 3. Direkomendasikan agar menggunakan jumlah sampel yang lebih banyak pada penelitian selanjutnya dan data yang digunakan sebaiknya diperoleh dari pemeriksa yang sama. Kata kunci: kadar trombosit, besar limpa, kadar albumin, derajat varises esofagus Abstract Esophageal varices is a complication in liver cirrhosis which can be diagnosed by endoscopy. However, on certain conditions, endoscopy examination can not be performed. Another method is needed as an alternative to assess the esophageal varices. The objective of this study was to recognize platelet count, spleen size and serum albumin level of liver cirrhosis patient in each esophageal varices degree. This is a retrospective descriptive study. The instruments used in this study are the medical record data of liver cirrhosis patients that have esophageal varices, who have undergone physical, laboratory and endoscopy examinations in dr. M. Djamil Hospital Padang on January 2010- July 2012. Thirty-three patients were eligible for this study. The most of patients had thrombocytopenia. The decrease in platelet count was not related to the increase in esophageal varices degree. Spleen size in most of patients with first, second, and third degree esophageal varices was S1. All of patients had hypoalbuminemia. The decrease in albumin level was not related to the increase in esophageal varices degree. This study showed that the decrease in platelet count and albumin level were not related to the increase in esophageal varices degree. There was no significant difference in spleen size between patients with first, second, or third degree esophageal varices. Keywords: platelet count, spleen size, albumin level, esophageal varices degree Affiliasi penulis: 1. Prodi Profesi Dokter FK UNAND (Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang), 2. Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UNAND, 3. Bagian Biokimia FK UNAND. Korespondensi: Vella Paraditha, e-mail : vellaparaditha12@gmail.com. Telp : 082382131432.

681 PENDAHULUAN Sirosis hati merupakan stadium akhir dari penyakit hati kronis yang menggambarkan fibrosis hepatik yang berlangsung progresif dan pembentukan nodulus regeneratif. 1,2 Berbagai komplikasi dapat timbul pada sirosis hati akibat kegagalan fungsi hati maupun akibat hipertensi portal. Komplikasi tersebut diantaranya adalah edema dan asites, peritonitis bakterial spontan, perdarahan saluran cerna, ensefalopati hepatik, sindroma hepatorenal, sindroma hepatopulmonar, hipersplenisme dan kanker hati. 3 Penyebab perdarahan saluran cerna yang paling sering pada sirosis adalah perdarahan dari varises esofagus. Di Indonesia, kebanyakan perdarahan saluran cerna bagian atas disebabkan oleh ruptur varises esofagus, sedangkan di negara barat, penyebab utama perdarahan tersebut adalah perdarahan ulkus peptikum dan gastritis erosiva. 4 Varises esofagus merupakan pelebaran pembuluh darah vena esofagus yang menonjol ke lumen esofagus. Varises tersebut terbentuk akibat hipertensi portal yang terjadi pada sirosis hati. 5 Varises esofagus dapat didiagnosis dengan menggunakan endoskopi, yang merupakan gold standard. 6 Berdasarkan pemeriksaan endoskopi tersebut, varises esofagus dapat diklasifikasikan atas beberapa derajat. 7 Akan tetapi, tidak semua pusat kesehatan yang memiliki endoskopi sehingga diperlukan cara lain sebagai alternatif untuk meramalkan serta menilai varises esofagus. Pada keadaan tertentu, pemeriksaan endoskopi tidak bisa dilaksanakan, seperti kondisi kesehatan pasien yang tidak memungkinkan dan menjadi kontraindikasi untuk pelaksanaan endoskopi, maupun jika pasien tidak bersedia. Menurut beberapa penelitian, terdapat beberapa prediktor non-endoskopi yang dapat digunakan untuk menilai varises esofagus, di antaranya adalah jumlah trombosit dan besar limpa. Pada tahun 2011, Cherian et al menyimpulkan bahwa jumlah trombosit yang rendah, Child-Pugh B dan C, serta diameter limpa dapat digunakan sebagai prediktor untuk diagnosis varises esofagus. 8 Pada tahun 2010, Sarangapani et al juga melakukan penelitian untuk menilai varises esofagus yang berukuran besar melalui beberapa parameter noninvasif. Penelitian tersebut memberikan hasil bahwa trombositopenia, ukuran limpa yang besar, ukuran vena portal dan rasio trombosit dengan diameter limpa merupakan prediktor kuat keberadaan varises esofagus. 9 Pada tahun 2007, Miro juga memperoleh hasil penelitian bahwa jumlah trombosit, diameter vena portal, besar limpa dan Klasifikasi Child-Pugh memiliki korelasi dengan derajat varises esofagus. 5 Pada tahun 2011, Budiyasa et al melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan kadar albumin serum dengan derajat varises esofagus. Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara derajat varises esofagus dengan kadar albumin serum. Kadar albumin serum juga dapat digunakan sebagai prediktor derajat varises esofagus. 10 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar trombosit, besar limpa dan kadar albumin serum pada pasien sirosis hati dengan varises esofagus. METODE Penelitian dilakukan di Instalasi Rekam Medik RSUP dr. M. Djamil Padang. Pengambilan data dilakukan pada Desember 2012 sampai Januari 2013. Sampel penelitian adalah 33 pasien yang secara klinis telah didiagnosis sebagai penderita sirosis hati dan telah menjalani pemeriksaan laboratorium, serta didiagnosis memiliki varises esofagus pada pemeriksaan endoskopi, yang tercatat di rekam medik RSUP. dr. M. Djamil Padang selama tahun 2010-2012. Kriteria eksklusi adalah data yang diperoleh tidak lengkap, penderita sirosis hati dengan penyakit lain yang memengaruhi jumlah trombosit, seperti keganasan, infeksi dan lain-lain; penderita sirosis hati dengan penyakit lain yang memengaruhi besar limpa, seperti malaria; serta penderita sirosis hati dengan penyakit lain yang memengaruhi kadar albumin. Instrumen penelitian adalah rekam medik pasien. Data rekam medik pasien sirosis hati yang telah menjalani pemeriksaan endoskopi dan pemeriksaan laboratorium pada tahun 2010-2012 dinilai satu persatu untuk memeriksa kejelasan dan kelengkapannya. Gambaran endoskopi pasien dikelompokkan berdasarkan derajat varises esofagus, yaitu derajat I, II dan III. Data besar limpa pasien dikelompokkan menjadi S1, S2 dan S3. Seluruh

682 data yang telah diperoleh dimasukkan ke dalam program komputer. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis bivariat yang digunakan adalah chi-square untuk variabel limpa dan ANOVA untuk variabel kadar trombosit dan kadar albumin serum. HASIL Derajat Varises Esofagus Pada Tabel 1 diperoleh hasil bahwa nilai rerata kadar trombosit pada pasien sirosis hati dengan varises esofagus derajat 1 adalah 50.000/mm3 (SD 38.301), pada derajat 2 adalah 69.000/mm3 (SD 43.779), dan pada derajat 3 adalah 134.346/mm3 (SD 97.178). Terlihat bahwa sebagian besar pasien mengalami trombositopenia. Pasien dengan varises esofagus derajat 3 masih bisa memiliki kadar trombosit normal. Uji ANOVA yang telah dilakukan, diperoleh p=0,173 (p >0,05) yang artinya tidak terdapat perbedaan rerata kadar trombosit pada pasien sirosis hati dengan varises esofagus derajat 1, 2, maupun 3. Berarti tidak terdapat hubungan antara kadar trombosit dengan derajat varises esofagus Gambaran Besar Limpa Pasien Sirosis Hati pada Berbagai Derajat Varises Esofagus Tabel 2. Gambaran besar limpa pasien sirosis hati Gambar 1. Distribusi frekuensi subjek penelitian pada berbagai derajat varises esofagus berdasarkan derajat varises esofagus pada pasien Derajat Besar Limpa sirosis hati Varises S1 S2 S3 Total Esofagus n(%) n(%) n(%) Berdasarkan Gambar 1, dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi subjek penelitian berdasarkan derajat varises esofagus pada pasien sirosis hati adalah 3 orang dengan varises esofagus derajat 1 (9,1%), 4 orang dengan varises esofagus derajat 2 (12,12%) dan 26 orang dengan varises esofagus derajat 3 (78,78%). Gambaran Kadar Trombosit Pasien Sirosis Hati pada Berbagai Derajat Varises Esofagus Tabel 1. Gambaran rerata kadar trombosit pasien sirosis hati pada berbagai derajat varises esofagus Derajat Varises Esofagus n Mean ±SD 1 3 50.000 ±38.301 2 4 69.000 ±43.779 3 26 134.346 ±97.178 Total 33 Kadar Trombosit Min Max 17.000 92.000 39.000 134.000 22.000 373.000 p 0,173 1 3 (100) 0 (0) 0 (0) 3 (100) 2 2 (50) 2 (50) 0 (0) 4 (100) 3 17 (65,4) 7 (26,9) 2 (7,7) 26 (100) Total (%) 22 (66,7) 9 (27,3) 2 (6,1) 33 (100) Tabel 2 memperlihatkan beberapa sel yang bernilai 0 sehingga tabel tersebut tidak layak untuk diuji dengan chi square. Berdasarkan tabel tersebut, didapatkan hasil bahwa besar limpa pada pasien dengan varises esofagus derajat 1 adalah S1 3 orang (100%), dan tidak ada yang memiliki limpa berukuran S2 (0%), maupun S3 (0%). Besar limpa pada pasien dengan varises esofagus derajat 2 adalah S1 2 orang (50%), S2 2 orang (50%), dan tidak ada yang memiliki limpa berukuran S3 (0%). Pada pasien dengan varises esofagus derajat 3, besar limpa yang didapatkan adalah S1 17 orang (65,4%), S2 7 orang (26,9%), dan S3 2 orang (7,7%).

683 Gambar 2. Distribusi frekuensi besar limpa berdasarkan derajat varises esofagus pada pasien sirosis hati Berdasarkan Gambar 2, dapat dilihat bahwa besar limpa S1 dapat ditemukan pada pasien dengan varises esofagus derajat 1, 2, maupun 3. Besar limpa S2 ditemukan pada pasien dengan varises esofagus derajat 2 dan 3, sedangkan besar limpa S3 hanya ditemukan pada pasien dengan varises esofagus derajat 3. Gambaran Kadar Albumin Serum Pasien Sirosis Hati pada Berbagai Derajat Varises Esofagus Tabel 3. Gambaran kadar albumin serum pasien sirosis hati pada berbagai derajat varises esofagus Derajat Kadar Albumin Serum (g/dl) Varises n Mean ±SD Min Max p Esofagus 1 3 2,20±0,84 1,4 3,1 2 4 2,52±0,49 1,9 3,1 0,622 3 26 2,58±0,64 1,5 3,4 Total 33 Berdasarkan Tabel 3, dapat dilihat bahwa nilai rerata kadar albumin serum pada pasien sirosis hati dengan varises esofagus derajat 1 adalah 2,20 g/dl (SD 0,84), pada derajat 2 adalah 2,52 g/dl (SD 0,49), dan pada derajat 3 adalah 2,58 g/dl (SD 0,64). Terlihat bahwa seluruh pasien mengalami hipoalbuminemia. Berdasarkan uji ANOVA yang telah dilakukan, diperoleh nilai p= 0,622 (p > 0,05) yang artinya tidak terdapat perbedaan rerata kadar albumin serum pada pasien sirosis hati dengan varises esofagus derajat 1, 2, maupun 3. Berarti, tidak terdapat hubungan antara kadar albumin serum dengan derajat varises esofagus. PEMBAHASAN Pada penelitian ini, dapat terlihat bahwa banyak pasien sirosis hati yang datang ke RS setelah penyakitnya sudah lanjut dan varises esofagusnya sudah berukuran besar. Berdasarkan hasil yang ditemukan, dapat dilihat bahwa semakin tinggi derajat varises esofagus, maka kadar trombosit juga semakin tinggi. Peneliti mendapati beberapa pasien dengan varises esofagus derajat 3 masih memiliki kadar trombosit lebih dari 150.000/mm3. Hasil penelitian ini serupa dengan hasil yang diperoleh Qamar dan Grace pada tahun 2009. Berdasarkan penelitian prospektif tersebut, didapatkan 14% pasien dengan varises esofagus berukuran besar ataupun telah mengalami perdarahan memiliki kadar trombosit yang normal. 11 Pada pasien sirosis hati dapat ditemukan trombositopenia. Hal itu terjadi karena adanya peningkatan sekuestrasi trombosit di dalam limpa akibat spenomegali, maupun karena menurunnya produksi trombopoeitin di hati. 9,11 Hipertensi porta yang terjadi pada sirosis hati menimbulkan splenomegali kongestif sehingga sekuestrasi trombosit di dalam limpa meningkat sebanyak 50% hingga 90%. 12 Peningkatan destruksi trombosit pada limpa yang diperantarai oleh IgG. 9 Menurut penelitian Adinolfi et al tahun 2001, prevalensi trombositopenia lebih tinggi pada derajat fibrosis hati yang telah lanjut. Meskipun telah terjadi splenomegali, kadar trombosit masih bisa normal pada derajat fibrosis hati yang masih awal dan kadar trombopoietin yang masih normal. Pada fibrosis hati lanjut, yaitu derajat 3 dan 4, produksi trombopoietin tidak adekuat sehingga menyebabkan penurunan kadar trombosit. 13 Mekanisme lain yang juga berpengaruh dalam penurunan kadar trombosit adalah inhibisi pada sumsum tulang dan mekanisme autoimun. 14 Pada hipertensi portal dapat terjadi keadaan hipersplenismus, yaitu suatu sindrom klinik yang terdiri dari splenomegali dan sitopenia (anemia, leukopenia, trombositopenia). Meskipun splenomegali selalu ditemukan pada hipersplenismus, banyak pasien dengan splenomegali yang tidak mengalami hipersplenismus. 15 Oleh karena itu, tidak adanya trombositopenia pada beberapa sampel penelitian ini

684 kemungkinan disebabkan karena tidak terjadinya keadaan hipersplenismus pada pasien tersebut. Pada penelitian ini, diperoleh p = 0,173 (p > 0,05) setelah dilakukan uji statistik ANOVA, yang berarti bahwa tidak terdapat perbedaan rerata kadar trombosit pada pasien dengan varises esofagus derajat 1, 2, maupun 3. Berdasarkan hasil penelitian ini, tidak diperoleh hasil yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara kadar trombosit dengan derajat varises esofagus. Hasil ini berbeda dengan beberapa penelitian lain. Berbagai penelitian telah dilakukan sehingga diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara kadar trombosit dengan derajat varises esofagus. Semakin tinggi derajat varises esofagus, maka kadar trombosit semakin rendah. Miro dalam penelitiannya pada tahun 2007, memperoleh hasil bahwa terdapat adanya korelasi kuat yang berpola negatif antara jumlah trombosit dengan derajat varises esofagus, dengan r = -0,74 pada analisis multivariat. Pada beberapa penelitian juga didapatkan kadar trombosit tertentu sebagai prediktor kemunculan varises esofagus. 5 Menurut Cherian et al, kadar trombosit <90,000 per μl dapat digunakan sebagai prediktor varises esofagus berukuran besar. 8 Kelemahan penelitian ini adalah jumlah sampel yang sedikit sehingga tidak diperoleh adanya hubungan antara variabel. Selain itu, terdapat perbedaan jumlah sampel yang cukup jauh antara varises esofagus derajat 1,2, dan 3. Jumlah data yang sedikit juga tidak memungkinkan untuk dilakukannya seleksi sampel dengan kriteria yang lebih ketat sehingga kemungkinan masih terdapat penyebab lain yang dapat memengaruhi kadar trombosit. Pada penelitian ini, dapat dilihat bahwa tidak ada perbedaan besar limpa yang signifikan antara pasien sirosis hati dengan derajat 1, 2, maupun 3 karena pada umumnya pasien tersebut memiliki besar limpa S1. Hasil penelitian ini tidak memenuhi syarat untuk dianalisis dengan uji chi-square karena terdapatnya sel dengan nilai 0. Namun, dengan membandingkan hasil besar limpa yang diperoleh pada setiap derajat varises esofagus, dapat dilihat bahwa hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa semakin besar derajat varises esofagus, maka ukuran limpa juga semakin besar. Hal ini terlihat pada pasien dengan varises esofagus derajat 3 yang kebanyakan masih memiliki besar limpa S1, yaitu 17 orang dari 26 sampel. Pada sirosis hati terjadi peningkatan tekanan di sistem portal. Hal ini menimbulkan peningkatan blokade aliran darah dari limpa sehingga limpa dapat membesar secara progresif dan terjadilah splenomegali. 3 Jadi, hipertensi portal tidak hanya mengakibatkan terbentuknya varises esofagus, tetapi juga pembesaran limpa (splenomegali). Berbagai penelitian memperoleh hasil, bahwa pada sirosis hati terdapat hubungan antara besar limpa dengan derajat varises esofagus. Pada tahun 2011, Cherian et al meneliti hubungan antara diameter bipolar limpa yang diukur dengan USG, dengan derajat varises esofagus. Penelitian tersebut menghasilkan p = 0,001 (p < 0,05). 8 Hong et al pada tahun 2009 meneliti hubungan antara besar limpa, yang dinilai dari lebar limpa dengan dengan keberadaan varises esofagus pada pasien sirosis hati akibat infeksi Hepatitis B. Lebar limpa juga diukur dengan menggunakan USG. Dari penelitian tersebut, diperoleh p<0,001 yang artinya terdapat hubungan antara lebar limpa dengan varises esofagus. 16 Miro meneliti hubungan antara besar limpa, baik yang diukur dengan menggunakan USG maupun secara palpasi, dengan derajat varises esofagus. Penelitian tersebut juga menghasilkan hubungan antara besar limpa dengan derajat varises esofagus. 5 Perbedaan hasil yang didapatkan ini, kemungkinan disebabkan karena jumlah sampel yang sedikit. Selain itu, pengukuran besar limpa dengan pemeriksaan fisik tidak dapat dipercaya karena pembesaran minor sering tidak terdeteksi secara palpasi. 17 Hasil pengukuran limpa yang didapatkan merupakan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh beberapa orang sehingga subjektivitasnya tinggi. Oleh karena itu, metode palpasi mungkin tidak terlalu mewakili ukuran limpa yang sebenarnya bila dibandingkan dengan pemeriksaan lain, seperti pemeriksaan USG, yang diterapkan pada penelitianpenelitian sebelumnya. Hasil penelitian ini menemukan kadar albumin pada pasien sirosis hati dengan varises esofagus,

685 dapat dilihat bahwa terjadi hipoalbuminemia pada setiap derajat varises esofagus, tetapi kadar albumin serum semakin tinggi pada varises esofagus dengan derajat yang lebih tinggi. Pada sirosis hati dapat terjadi hipoalbuminemia akibat gangguan sintesis albumin. Selain itu, hipoalbuminemia juga terjadi karena peningkatan pembersihan oleh sistem retikuloendotelial, peningkatan kehilangan albumin melalui sistem gastrointestinal, maupun akibat perubahan distribusi albumin yang lebih banyak ke kavum peritoneum. 10,18 Pada penelitian ini diperoleh dari uji ANOVA adalah p = 0,622, artinya tidak terdapat perbedaan rerata kadar albumin serum pada pasien dengan varises esofagus derajat 1, 2, maupun 3. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kadar albumin serum dengan derajat varises esofagus. Kesimpulan yang serupa juga didapatkan oleh Demirel et al melalui penelitiannya pada tahun 2003 mengenai hubungan kadar albumin serum dan kadar albumin cairan asites dengan derajat varises esofagus. Pada penelitian tersebut, diperoleh hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara derajat varises esofagus dengan kadar albumin serum (p = 0,7). 19 Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian oleh Budiyasa et al yang mendapatkan hasil bahwa terdapat korelasi negatif antara albumin serum dan derajat varises esofagus (p = 0,000) yang artinya, semakin tinggi derajat varises esofagus, maka kadar albumin serum semakin rendah. 10 Kelemahan penelitian ini adalah jumlah sampel yang sedikit dan perbedaan jumlah sampel yang jauh antara pasien dengan varises esofagus derajat 1, 2 dan 3. Selain itu, kriteria seleksi sampel hanya berdasarkan data yang terdapat pada rekam medik sehingga kemungkinan masih terdapat faktor lain yang memengaruhi kadar albumin, yang tidak tertulis di rekam medik. KESIMPULAN Derajat varises esofagus yang terbanyak adalah derajat 3, yaitu varises esofagus yang menempati > 1/3 lumen esofagus. Terdapat trombositopenia pada sebagian besar pasien sirosis hati dengan varises esofagus. Penurunan kadar trombosit tidak berhubungan dengan peningkatan derajat varises esofagus. Besar limpa S1 ditemukan pada pasien dengan varises esofagus derajat 1, 2, maupun 3. Besar limpa S2 ditemukan pada pasien dengan varises esofagus derajat 2 dan 3, sedangkan besar limpa S3 hanya ditemukan pada pasien dengan varises esofagus derajat 3. Terdapat hipoalbuminemia pada seluruh pasien sirosis hati dengan varises esofagus derajat 1, 2, maupun 3. Penurunan kadar albumin serum tidak berhubungan dengan peningkatan derajat varises esofagus. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kepada semua pihak yang telah membimbing dan membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak Instalasi Rekam Medik RSUP dr. M. Djamil Padang yang telah membantu penulis dalam rangka melaksanakan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA 1. Hadi S. Gastroenterologi. Edisi ke-7. Bandung: Alumni; 2002. 2. Nurdjanah S. Sirosis hati. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editor (penyunting). Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ke-5. Jilid 1. Jakarta: Interna Publishing; 2009. 3. Kusumobroto HO. Sirosis hati. Dalam: Sulaiman A, Akbar MN, Lesmana LA, Noer HMS editor. Buku ajar ilmu penyakit hati. Edisi ke-1. Jakarta: Jayabadi; 2007. 4. Mulyadi Y. Endoscopic feature of upper gastrointestinal bleeding patient in Soedarso General Hospital Pontianak. The Indonesian Journal of Gastroenterology, Hepatology, and Digestive Endoscopy. 2010;11(3) :132-4. 5. Miro S. Hubungan antara parameter non-invasif dengan derajat varises esofagus pada sirosis hati (tesis). Padang: Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK Universitas Andalas; 2007.

686 6. Garcia-Tsao G, Sanyal AJ, Grace ND, Carey WD. Prevention and management of gastroesophageal varices and variceal hemorrhage in cirrhosis. Hepatology. 2007;46(3):922-38. 7. Waspodo AS. Hipertensi portal. Dalam : Sulaiman A, Akbar MN, Lesmana LA, Noer HMS, editor (penyunting). Buku ajar ilmu penyakit hati. Edisi ke- 1. Jakarta: Jayabadi; 2007. 8. Cherian JV, Deepak N, Ponnusamy RP, Somasundaram A, Jayanthi V. Non-invasive predictors of esophageal varices. Saudi J Gastroenterol. 2011; 7(1) :64-8. 9. Sarangapani A, Shanmugam C, Kalyanasundaram M, Rangachari B, Thangavelu P, Subbarayan JK. Noninvasive prediction of large esophageal varices in chronic liver disease patients. Saudi J Gastroenterol. 2010;16(1):38-42. 10. Budiyasa DGA, Ariawan Y, Mariadi IK, Wibawa IDN, Purwadi N, Suryadarma IGA. Correlation between serum albumin level and degree of esophageal varices in patients with liver cirrhosis. The Indonesian Journal of Gastroenterology, Hepatology, and Digestive Endoscopy. 2011;12(1): 23-7. 11. Qamar AA, Grace ND. Abnormal hematological indices in cirrhosis. Can J Gastroenterol. 2009; 23(6):441-5. 12. Aster RH. Pooling of platelets in the spleen : role in the pathogenesis of hypersplenic thrombocytopenia. Journal of Clinical Investigation. 1966;45(5):645-57. 13. Adinolfi LE, Giordano MG, Andreana A, Tripodi MF, Utili R, Cesaro G. Hepatic fibrosis plays a central role in the pathogenesis of thrombocytopenia in patients with chronic viral hepatitis. British Journal of Haematology. 2001; 113(3):590-5. 14. Olariu M, Olariu C, Olteanu D. Thrombocytopenia in chronic hepatitis C. J Gastrointestin Liver Dis. 2010;19(4):381-5. 15. Hoffman R, et al. Hematology: Basic Principles and Practice. Philadelphia: Churchill Livingstone Elsevier; 2009. 16. Hong W, Zhu Q, Huang Z, Chen X, Jiang Z, Xu S. Predictors of esophageal varices in patients with HBV-related cirrhosis: a retrospective study. BMC Gastroenterology. 2009;9:11. 17. Moss PAH. The spleen. Dalam: Hoffbrand AV, et al, editor (penyunting). Postgraduate haematology. Edisi ke-6. Oxford: Blackwell Publishing Ltd; 2011. 18. Tietz NW. Textbook of clinical chemistry. Jilid 1. Philadelphia: WB Saunders Company; 1986. 19. Demirel U, Karincaoglu M, Harputluoglu M, Ates M, Seckin Y, Yildirim B. Two findings of portal hypertension: evaluation of correlation between serum-ascites albumin gradient and esophageal varices in non-alcoholic cirrhosis. Turk J Gastroenterol. 2003;14(4):219-22.